TUGAS KELOMPOK
PARADIGM SHIFT
Oleh :
Ni Wayan Ari Pertiwi (1909482010022)
Ni Kadek Ratna Nadi (1909482010023)
Ni Putu Sri Devi Chynta Cahyanti (1909482010024)
A.A Ng Dwi Kosalawa (1909482010025)
Ni Putu Alfira Rilansia (1909482010025)
4A
SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2021
PARADIGM SHIFT
1. Physician Centered Practice To Patient Centered Practice :
Physician Centered Practice
Paradigma yang berpusat kepada dokter lebih berfokus kepada pengambilan
keputusan mengenai penanganan pasien, dimana dokter berperan utama
dalam penyembuhan penyakit maupun pada pelayanan kesehatan lainnya.
Contoh :
a. Memutuskan kebijakan mengenai langkah penanganan pasien
dilakukan oleh dokter serta tenaga kesehatan lain tanpa adanya
pemberitahuan atau berdiskusi lebih lanjut dengan pasien.
b. Pihak dokter serta tenaga kesehatan lain tidak berkolaborasi dengan
pasien maupun keluarga pasien dalam membuat kebijaksanaan,
perencanaan dan pengembangan program serta evaluasi program
yang akan didapatkan oleh pasien dalam proses perawatan.
c. Dalam penentuan pilihan pengobatan pasien, misalnya jika
dihadapkan kepada 2 pilihan, dimana keputusan terkait hal tersebut
mutlak diputuskan oleh dokter tanpa pemberitahuan serta tanpa
memfasilitasi pasien terkait dalam hal pengambilan keputusan
tersebut.
Patient Centered Practice
Paradigma yang berpusat kepada pasien merupakan suatu pendekatan
dalam perencanaan, pemberian dan evaluasi pelayanan kesehatan yang
bertujuan untuk saling memberikan manfaat antara penyedia pelayanan
serta pasien maupun keluarga. Dimana hal tersebut dikaitkan kepada
keikutsertaan pasien maupun keluarga pasien dalam pengambilan
keputusan terkait dalam hal perawatan maupun pengobatan.
Contoh :
a. Pemberian informasi secara lengkap mengenai kondisi pasien,
maupun program perawatan yang nantinya akan diberikan kepada
pasien yang bersangkutan. Dalam hal tersebut pemberian informasi
secara lengkap dapat membantu dalam hal perawatan pasien, selain
itu hal tersebut juga mampu meningkatkan pengetahuan pasien serta
membantu pasien dalam membuat keputusan.
b. Jika dihadapkan pada berbagai macam keputusan, baik pasien
maupun keluarga pasien dibantu dalam hal pemahaman terkait
pengobatan yang terbaik sehingga taraf kesembuhan dapat
ditingkatkan.
c. Tenaga kesehatan mengajak pasien maupun keluarga dari pasien
dalam membuat kebijaksanaan, perencanaan dan pengembangan
program, implementasi serta evaluasi program yang akan
didapatkan oleh pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulkadir, W. S. (2017). Collaboration of Physician, Pharmacist and Director
Model toward the Improvement of Teamwork Effectiveness in Hospital.
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy, 6(3), 210–219.
https://doi.org/10.15416/ijcp.2017.6.3.210
https://m.mediaindonesia.com/humaniora/102522/promosi-kesehatan-jadi-
fokus-utama
https://www.google.co.id/amp/s/amp.kompas.com/health/read/2014/08/13/173
944023/Penanganan.Penyakit.Terlalu.Fokus.pada.Pengobatan
https://www.google.co.id/amp/s/theconversation.com/amp/technology-can-
help-cure-but-healing-is-about-more-than-just-focusing-on-disease-33430
https://www.utmedicalcenter.org/preventive-medicine-prevention-vs-
treatment/
Konsep dasar perawatan komunitas. https://slideplayer.info/slide/12831919/
Munthe, A. pebrina rizki fani. (2019). Hubungan antara sikap dan perilaku
kolaborasi dan praktik kolaborasi interprofesional di ruang rawat inap rumah sakit.
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah, 1(1). https://doi.org/10.31227/osf.io/y3vth
Povlsen, L. and Borup, I. (2015) ‘Health Promotion: A developing focus area
over the years’, Scandinavian Journal of Public Health, 43(December 2014), pp.
46–50. doi: 10.1177/1403494814568595.
Santoso, L. O. (2013). Persepsi Dokter Terhadap Peran Apoteker Dalam
Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2(2), 1–13.