Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan konsep penilaian pendidikan yang ada pada saat ini
menunjukkan arah yang lebih luas. Penilaian program pendidikan atau penilaian
kurikulum menyangkut penilaian terhadap tujuan pendidikan, isi program,
strategi pelaksanaan program dan sarana pendidikan. Penilaian proses belajar-
mengajar menyangkut penilaian terhadap kegiatan guru, kegiatan siswa, pola
interaksi guru-siswa dan keterlaksanaan program belajar-mengajar. Sedangkan
penilaian hasil hasil belajar menyangkut hasil belajar jangka pendek dan hasil
belajar jangka panjang.
Dengan demikian, inti penilaian adalah proses memberikan atau
menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu.
Proses pemberian nilai tersebut berlangsung, baik dalam bentuk validitas
maupun reliabilitas. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah
hasil belajar siswa. Keberhasilan mengungkapkan hasil dan proses belajar siswa
sebagaimana adanya (objektivitas hasil penilaian) sangat tergantung pada
kualitas alat penilaiannya di samping pada cara pelaksanaannya.
Suatu alat penilaian dikatakan mempunyai kualitas yang baik apabila alat
tersebut memiliki atau memenuhi dua hal, yaitu validitas (ketepatan) dan
reliabilitas (ketetapan atau keajegan) alat tes terjamin kualitasnya. Alat tes yang
bagaimana dan seperti apa yang dikatakan memiliki validitas dan reliabilias ini,
selanjutnya akan kita bahas dalam makalah ini berjudul “Reliabilitas dan
Validitas Tes” ini.

B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini, yaitu sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan validitas tes ?
2. Apakah yang dimaksud dengan reliabilitas tes ?
3. Apa saja jenis-jenis dari validitas tes ?
4. Apa saja jenis-jenis dari reliabilitas tes ?

1
C. Tujuan
Adapun tujuan yang didapat dari rumusan masalah yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa itu validitas tes.
2. Untuk mengetahui apa itu reliabilitas tes.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis dari validitas tes
4. Untuk mengetahui jenis-jenis dari reliabilitas tes.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Validitas Tes
Menurut Azwar (1986) Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai
arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan
fungsi ukurnya.
Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas
yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau
memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran
tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data
yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran.
Validitas merupakan derajat kemampuan suatu tes yang mengukur apa yang
hendak diukur. Secara tidak langsung itu meliputi tes dan skala yang terdiri atas
sejumlah tugas yang dipilih untuk berfungsi sebagai indikator hasil belajar.
Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang
dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang yang seharusnya dinilai. Sebagai
contoh menilai kemampuan siswa dalam matematika. Misalnya diberikan soal
dengan kalimat yang panjang dan berbelit-belit sehingga sukar ditangkap
maknanya. Akhirnya siswa tidak dapat menjawab karena tidak memahami
pertanyaannya. Validitas tidak berlaku universal sebab bergantung pada situasi
dan tujuan penilaian. Alat penilaian yang telah valid untuk suatu tujuan tertentu
belum otomatis akan valid untuk tujuan yang lain.
Ada dua unsur penting dalam validitas ini. Pertama, validitas menunjukkan
suatu derajat, ada yang sempurna, ada yang sedang, dan ada pula yang rendah.
Kedua, validitas selalu dihubungkan dengan suatu putusan atau tujuan yang
spesifik. Gronlund (1985) mengemukakan ada tiga faktor yang mempengaruhi
validitas hasil tes, yaitu “faktor instrument evaluasi, faktor administrasi evaluasi
dan penskoran, dan faktor dari jawaban peserta didik”.

3
1. Faktor Instrumen Evaluasi
Jika instrument evaluasi kuarang baik, maka dapat berakibat hasil evaluasi
menajdi kurang baik. Untuk itu, dalam mengembangkan instrument
evalusai, seorang evaluator harus memperhatikan hal-hal yang
mempengaruhi validitas instrument dan berkaitan dengan prosedur
penyusunan instrument, seperti silabus, kisi-kisi soal, petunjuk mengerjakan
soal, kunci jawaban, penggunaan kalimat efektif, bentuk alternative
jawaban, tingkat kesukaran, daya pembeda, dan sebagainya.
2. Faktor Administrasi Evaluasi dan penskoran
Dalam administrasi evalusi dan penskoran, banyak sekali terjadi
penyimpangan atau kekeliruan, seperti alokasi waktu untuk pengerjaa soal
yang tidak proporsional, memberikan bantuan keapda peserta didik dengan
berbagai cara, peserta didik salling menyontek ketika ujian, kesalahan
penskoran, termasuk kondisi fisik dan psikis peserta didik yang kurang
menguntungkan.
3. Faktor Dari Jawaban Peserta Didik
Faktor jawaban peserta didik justru lebih banyak berpengaruh dari pada dua
faktor sebelumnya. Faktor ini meliputi kecendrungan peserta didik untuk
menajwab secara cepat, tetapi tidak tepat, keinginan melakukan coba-coba,
dan penggunaan gaya bahasa tertentu dalam menajwab soal bentuk uraian.

Kerlinger (1986) mengemukakan, “validitas instrument tidak cukup


ditentukan oleh derajat ketepatan instrument untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur, tetapi perlu juga dilihat dari tiag criteria yang lain, yaitu
appropriatness, meaningfulness, dan usefulness”. Appropriatness menunjukkan
kelayakan dari tes sebagai suatu isntrumen, yaitu seberapa jauh instrument dapat
menjangkau keragaman aspek prilaku peserta didik. Meaningfulness
menunjukkan kemampuan instrument dalam memberikan keseimbangan soal-
soal pengukurannya berdasarkan tingkat kepentungan dari setiap fenomena.
Usefulness to inferences menunjukkan sensitif tidaknya instrument dalam
menangkap fenomena prilaku dan tingkat ketelitian yang ditunjukkan dalam
membuat kesimpulan.

4
B. Jenis-Jenis Validitas Tes
Dalam literature modern tentang evaluasi, banyak dikemukakan tentang
jenis-jenis validitas, antara lain, validitas isi (content validity), validitas empiris
(empirical validity), dan validitas konstruk (construk validity).
1. Validitas isi (content validity)
Validitas ini sering digunakan dalam penelitian hsil belajar. Tujuan
utamanya adalah untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai
materi pelajaran yang telah disampaikan, dan perubahan-perubahan
psiklogis apa yang timbul pada diri peserta didik tersebut setalah mengalami
proses pembelajaran tertentu. jika dilihat dari segi kegunaannya dalam
penialaian hasil belajar, validitas isi ini sering disebut juga validitas
kurikuler dan validitas perumusan.
Validitas kurikuler berkenaan dengan pertanyaan apakah materi tes
relevan dengan kurikulum yang sudah ditentukan. Sedangkan validitas
perumusan berkenaan dengan pertanyaan apakah aspek-aspek dalam soal-
soal itu betul-betul tercakup dalam perumusan tentang apa yang hendak
diukur. Disamping itu, validitas isi dapat juga disebut validitas rasional atau
validitas logis.
2. Validitas Empiris (Empirical Validity)
Validitas ini biasanya menggunakan teknik statistik, yaitu analisis
korelasi. Hal ini disebabkan validitas empiris mencari hubungan antara skor
tes dengan suatu kriteria tertentu yang merupakan suatu tolak ukur diliar tes
yang bersangkutan namun, kriteria itu harus relevan dengan apa yang akan
diukur. Validitas empiris disebut juga validitas yang dihubungkan dengan
kriteria (criterion-related validity) atau validitas statistic (statistical
validity). Ada tiga macam validitas empiris yaitu :
a) Validitas prediktif (predictive validity)
Validitas prediktif (predictive validity) adalah jika criteria standar yang
digunakan untuk meramalkan prestasi belajar murid masa yang akan
datang. Validitas prediktif bermaksud melihat hingga mana suatu tes
dapat memperkirakan prilaku peserta didik pada masa yang akan
datang.

5
b) Validitas kongkuren (concurrent validity)
Validitas kongkuren (concurrent validity) adalah jika kriteria
standarnya berlainan. Misalnya skor tes dalam mata pelajaran bahasa
indonesia di korelasikan dengan skor tes bahasa inggris.
c) Validitas sejenis (congruen validity)
Validitas sejenis (congruen validity) adalah jika criteria standarnya
sejenis. Misalnya bahasa indonesia dengan bahasa indonesia

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menginterpretasikan


koefisien validitas. Anastasi dalam Conny Semiawan Stamboel (1986),
mengemukakan ada delapan kriteria sebagai bahan bandingan untuk
merumuskan apa yang hendak diselidiki oleh suatu tes, yaitu
a) Diferensiasi umur
b) Kemajuan akademis
c) Kriteria dalam pelaksanaan latihan khusus
d) Kriteria dalam pelaksanaan kerja
e) Penilaian
f) Kelompok yang dipertentangkan
g) Korelasi dengan tes lain
h) Konsistensi internal

3. Validitas Konstruk (Construk Validity)


Konstruk adalah konsep yang dapat diobserasi (observable)dan dapat
diukur (measurable). Validitas konstruk sering juga disebut validitas logis
(logical validity). Validitas konstruk berkenaan dengan pertanyaan hingga
mana suatu tes betul-betul dapat mengobservasi dan mengukur fungsi
psikologis yang merupakan deskripsi perilaku peserta didik yang akan
diukur oleh tes tersebut. Validitas konstruk banyak dikenal dan digunakan
dalam tes-tes psikologis untuk mengukur gejala perilaku yang abstrak,
seperti kesetiakawanan, kematangan emosi, sikap, motivasi, minat, dan
sebagainya.

6
Untuk menguji validitas konstruk dapat dilakukan dengan berbagai
sumber, antara lain validitas isi validitas prediktif, dan validitas konkuren.
Analisis statistika yang digunakan dalam validitas konstruk antara lain
dengan analisis faktor (factor analysis), sehingga dapat diketahui :
a. Aspek-aspek apa saja yang diukur oleh setiap butir soal.
b. Berapa besar suatu butir soal berisi faktor-faktor tertentu.
c. Faktor-faktor apa yang diukur oleh suatu butir soal.

Produk analisis faktor ini dapat menganalisis dan mempertimbangkan


apakah suatu tes betul-betul dapat mengukur fungsi psikologis yang
merupakan deskripsi perilaku peserta didik yang hendak diukur oleh tes
yang bersangkutan.

C. Uji Validitas Tes


Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut valid,
valid artinya ketepatan mengukur atau alat ukur tersebut tepat untuk mengukur
sebuah variable yang akan diukur. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada suatu kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang
akan diukur oleh kuesioner tersebut.
1. Uji Validitas dengan Korelasi Product-Moment

r =N ∑ XY −¿ ¿

Uji validitas dilakukan pada setiap butir pertanyaan, dan hasilnya dapat
dilihat melalui hasil r-hitung yang dibandingkan dengan r- tabel, dimana r-tabel dapat
diperoleh melalui :

df (degree of freedom) = n-2 (signifikan 5%, n = jumlah sampel).


Jika r-tabel < r-hitung maka valid.
Jika r-tabel > r-hitung maka tidak valid.

Contoh :

7
hasil tes matematika tingkat SLTA dari 8 siswa diperoleh data tentang butir
soal yang dapat dijawab dan tidak oleh siswa serta skor total msing-masing
siswa. Jenis soal pilihan ganda. Perhatikan tabel berikut :

Tabel 1.1. Hasil tes matematika siswa tingkat SLTA


Skor
Butir Soal / Item (X)
No Nama total (Y)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Alan 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 5
2 Vadrul 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 4
3 Cecep 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
4 Dadang 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 8
5 Elan 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8
6 Farida 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 5
7 Gayus 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8
8 Hanafi 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 6
9 Ita 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 5
10 Joni 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 4

Ditanya : validitas soal nomor 1 dan 2 ?


Jawab :
Pada soal-soal yang berbentuk objekif tes seperti pilihan ganda maka
ada bagian item yang dijawab benar dengan nilai 1 dan item yang
dijawab salah dengan nilai 0.

Tabel 1.2. Data soal no.1 seperti pada tabel dibawah ini .
No. Nama X Y X2 Y2 XY
1 Alan 1 5 1 25 5
2 Vadrul 1 4 1 16 4
3 Cecep 1 9 1 81 9
4 Dadang 0 8 0 64 0
5 Elan 1 8 1 64 8
6 Farida 0 5 0 25 0
7 Gayus 1 8 1 64 8
8 Hanafi 0 6 0 36 0
9 Ita 1 5 1 25 5
10 Joni 0 4 0 16 0
 6 62 6 416 39

8
r hitung=N ∑ XY −¿ ¿

( 10 )( 39 ) −(6)(62)
=
√ {10 ( 6 )−36 } {10( 416)−3844 }
390−372
=
√( 24 ) (316)
18
=
√ 7584
18
=
87,08

= 0,207

Df = N – 2
= 10 – 2 = 8

Dengan Df = 8, diperoleh rtabel pada taraf signifikan 5% = 0,632 dan


pada taraf signifikan 1% = 0,765. Dengan demikiran rhitung = 0,207 < rtabel
baik pada taraf 5% maupun 1%. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa
soal nomor 1 adalah Invalid.

Tabel 1.3. Data soal no.2 seperti pada tabel dibawah ini .
No. Nama X Y X2 Y2 XY
1 Alan 0 5 0 25 0
2 Vadrul 0 4 0 16 0
3 Cecep 1 9 1 81 9
4 Dadang 1 8 1 64 8
5 Elan 1 8 1 64 8
6 Farida 0 5 0 25 0
7 Gayus 1 8 1 64 8
8 Hanafi 0 6 0 36 0
9 Ita 0 5 0 25 0
10 Joni 0 4 0 16 0
 4 62 4 416 33

9
r hitung=N ∑ XY −¿ ¿

(10 )( 33 ) −( 4)(62)
=
√ {10 ( 4 ) −16 } {10(416)−3844 }
330−248
=
√( 24 ) (316)
82
=
√ 7584
82
=
87,1

= 0,94

Df = N – 2
= 10 – 2 = 8

Dengan Df = 8, diperoleh rtabel pada taraf signifikan 5% = 0,632 dan


pada taraf signifikan 1% = 0,765. Dengan demikiran r hitung = 0,94  rtabel
baik pada taraf 5% maupun 1%. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa
soal nomor 2 adalah Valid.

Dengan cara yang sama dapat dihitung dan ditetapkan validitas


item yang lainnya, sehingga diperoleh :
Tabel 1.4 Hasil validitas tes
No Rtabel Rhitung Keterangan
Soal 5%
3 0,632 -0,08 Tidak Valid
4 0,632 0,55 Tidak Valid
5 0,632 0,68 Valid
6 0,632 0,78 Valid
7 0,632 0,07 Tidak Valid
8 0,632 0,56 Tidak Valid
9 0,632 0 Tidak Valid
10 0,632 -0,08 Tidak Valid

2. Uji Validitas Menggunakan Software SPSS


a. Open aplikasi SPSS

10
b. Pilih variable view

c. Ketik pada kolom nama p1 sampai p10

d. Ubah semua pada kolom decimal menjadi 0 pada semua baris p

e. Pada kolom measure, ubah menjadi scale

f. Masuk ke semua data yang diambil dari rekapan responden kuisioner


tertutup di view

11
g. Pilih tansform pada menu toolbar diatas, lalu klik computer variable

h. Kemudian pada kolom target variable, isi dengan Ytotal.

i. Pada kolom numeric expression, ketik ytotal laluklik p1+ sampai p10

j. Maka akan mucul

12
k. Klik analyze – Correlate – Bivariate

l. Masukkan seluruh item ke variables

m. Ceklis Pearson ; Two Tailed : Flag – Klik Ok

n. Maka muncul hasil

13
D. Reliabilitas Tes
Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrument.
Reliabilitas tes berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu tes teliti dan dapat
dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Suatu tes dapat dikatakan
reliable jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok
yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda.
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat
dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes, berhubungan
dengan masalah ketetapan hasil tes. Atau seandainya hasilnya berubah-ubah,
perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.
Kerlinger (1986) mengemukakan, “reliabilitas dapat diukur dari tiga
Kriteria, yaitu stability, dependability, dan predictability.” Stability
menunjukkan keajegan suatu tes dalam mengukur gejala yang sama pada waktu
yang berbeda. Dependability menunjukkan kemantapan suatu tes atau seberapa
jauh tes dapat diandalkan. Predictability menunjukkan kemampuan tes untuk
meramalkan hasil pada pengukuran gejala selanjutnya.
Gronlund (1985) mengemukakan ada empat faktor yang dapat memengaruhi
reliabilitas, yaitu “panjang tes, sebaran skor, tingkat kesukaran, dan
objektivitas”.

14
1. Panjang tes (length of test). Panjang tes berarti banyaknya soal tes. Semakin
panjang suatu tes akan lebih tinggi tingkat reliabilitas suatu tes, karena
semakin banyak soal, maka akan semakin banyak sampel yang diukur dan
proporsi jawaban yang benar semakin banyak, sehingga faktor tebakan
(guessing) akan semakin rendah.
2. Sebaran skor (speread of scores). Besarnya sebaran skor akan membuat
tingkat reliabilitas menjadi lebih tinggi, karena koefisien reliabilitas yang
lebih besar diperoleh ketika peserta didik tetap pada posisi yang relative
sama dalam satu kelompok pengujian ke pengujian berikutnya.
3. Tingkat kesukaran (difficulty indeks). Dalam penilaian yang menggunakan
pendekatan penilaian acuan norma, baik untuk soal yang mudah maupun
sukar, cenderung menghasilkan tingkat reliabilitas yang rendah. Hal ini
disebabkan antara hasil tes yang mudah dengan hasil tes yang sukar
keduanya dalam satu sebaran skor yang terbatas.
4. Objektivitas (obyektivity). Objektivitas disini menunjukkan skor tes
kemampuan yang sama antara peserta didik yang satu dengan peserta didik
lainnya. Jika peserta didik memiliki tingkat kemampuan yang sama, maka
akan memperoleh hasil tes yang sama pada saat mengerjakan tes yang sama.

E. Jenis-Jenis Realibilitas Tes


Menurut perhitungan Product-moment dari person, ada tiga macam
reliabilitas, yaitu koefisien stabilitas, koefisien ekuivalen, dan koefisien
konsistensi internal.
1. Koefisien Stabilitas
Koefisien stabilitas(coefficient of stability) adalah jenis reliabilitas yang
menggunakan teknik test and retest, yaitu memberikan tes kepada
sekelompok individu, kemudian diadakan pengulangan tes pada kelompok
yang sama dengan waktu yang berbeda. Cara memperoleh koefisien
stabilitas adalah dengan mengorelasikan hasil tes pertama dengan hasil tes
kedua dari kelompok yang sama, tes yang sama, pada waktu yang berbeda.
2. Koefisien Ekuivalen

15
Koefisien ekuivalen (coefficient of equivalence) adalah jika
mengorelasikan dua buah tes yang parallel pada kelompok dan waktu yang
sama. Metode yang digunakan untuk memperoleh koefisien ekuivalen
adalah metode dengan menggunakan dua buah bentuk tes yang parallel
(equivalen) atau equivalence forms method atau disebut juga paralel or
alternate-forms method. Syarat-syarat yang harus dipatuhi kedua tes parallel
adalah criteria yang dipakai pada kedua tes sama, masing-masing tes
dikonstruksikan tersendiri, jumlah item, isi, dan corak sama, tingkat
kesukaran sama, petunjuk waktu yang disediakan untuk mengerjakan tes,
dan contoh-contoh juga sama.
3. Koefisien Konsistensi Internal
Koefisien konsistensi internal (coefficient of internal consistency)
adalah reliabilitas yang didapat dengan jalan mengorelasikan dua buah tes
dari kelompok yang sama, tetapi diambil dari butir-butir yang bernomor
genap untuk tes yang pertama dan butir-butir bernomor ganjil untuk tes
yang kedua. Teknik ini sering juga disebut split-half method. Split berarti
membelah dan half berarti setengah atau separuh. Jadi, split-half adalah tes
yang dibagi menjadi dua bagian yang sama, kemudian mengorelasikan butir
soal yang bernomor ganjil dalam belahan pertama(X) dan yang bernomor
genap dalam belahan kedua(X).

F . Uji Reliabilitas tes


Suatu kuisioner dikatakan reliabel (andal) jika jawaban seseorang terhadap
pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Analisis dimulai
dengan menguji validitas terlebih dahulu, baru diikuti oleh uji reliabilitas. Jadi
jika sebuah butir tidak valid, baru otomatis ia dibuang. Butir-butir yang sudah
valid baru kemudian secara bersama diukur reliabilitasnya. Pengukuran
reliabilitas pada dasarnya bisa dilakukan dengan cara:
1. Repeated Measure atau ukur ulang. Disini seseorang akan disodori
pertanyaan yang sama pada waktu berbeda, dan kemudian dilihat apakah dia
tetap konsisten dengan jawabannya.

16
2. One short atau sekali saja. Di sini pengukuran hanya sekali dan kemudian
hasilnya dibandingkan dengan hasil pertanyaan lain.

Rumus yang sering digunakan untuk uji reliabilitas adalah Alpha Cronbach,
Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir
pertanyaan.
Jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 maka reliable
Jika nilai Cronbach’s Alpha < 0,60 maka tidak reliabel

1. Uji Reliabilitas dengan Alpha Cronbach

2
R ∑σ
σ=
R−1 (
1− 2 i
σx )
Keterangan :
R = Jumlah butir soal
σ i2 = varian butir soal
σ 2x = varian skor total

Tabel 1.5 Rekapitulasi Nilai untuk Uji Reliabilitas

Nomor
Soal
∑ X ∑ X2 ∑ Y ∑ Y2
1 6 6 62 416
2 4 4 62 416
3 8 8 62 416
4 6 6 62 416
5 7 7 62 416
6 6 6 62 416
7 7 7 62 416
8 5 5 62 416
9 5 5 62 416
10 8 8 62 416

Dari data sebelumnya, diketahui bahwa nomor yang valid adalah nomor 2,5
dan 6. Adapun Perhitungan uji realibilitas adalah sebagai berikut:

17
∑ ( X ¿¿ 2)2 4−
16
n 10
σ 22=∑ X 22− = =0,24 ¿
n 10

∑ ( X ¿¿ 5)2 7−
49
n 10
σ 52=∑ X 25 − = =0,21 ¿
n 10

∑ ( X ¿¿ 6)2 6−
36
n 10
σ 26=∑ X 26 − = =0,24 ¿
n 10

Jumlah varian butir soal :


∑ σ 2i =0,24 +0,21+0,24
¿ 0,69

Mencari nilai varian skor total :

σ 2x =∑ Y 2 −¿ ¿ ¿¿

Masukkan kerumus Alpha :


2
R ∑σ
σ=
R−1 σx(
1− 2 i
)
10 0,69
¿
10−1
1− (
3,16 )
10
¿ (1−0,218)
9

10
¿ ( 0,782)
9

= 0,869

Karena nilai Cronbach’s Alpha > 0,70 yaitu 0,869  0,70 maka berapa kali
pun ditanyakan soal nomor 2,5 dan 6 tersebut akan menghasilkan jawaban yang
sama.

18
2. Uji Reliabilitas Menggunakan Software SPSS
a. Pilih analyse pada menu toolbar lalu pilih scale dan pilih reliability
analysis

b. Klik p1 lalu pindah kan ke kolom disebelah nya dengan menekan


tombol panah, sampai pada p10

c. Pilih statitik, kemudian pilih scale if item deleted, kemudian continiue,


polih Ok

d. Setelah itu, akan muncul hasil dari statistik dai uji reabilitas tersebut

19
20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Validitas merupakan derajat kemampuan suatu tes yang mengukur apa yang
hendak diukur.Ada dua unsur penting dalam validitas ini. Pertama, validitas
menunjukkan suatu derajat, ada yang sempurna, ada yang sedang, dan ada pula
yang rendah. Kedua, validitas selalu dihubungkan dengan suatu putusan atau
tujuan yang spesifik.
Dalam literature modern tentang evaluasi, banyak dikemukakan tentang
jenis-jenis validitas, antara lain validitas isi (content validity), validitas empiris
(empirical validity), dan validitas konstruk (construk validity).
Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrument.
Reliabilitas tes berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu tes teliti dan dapat
dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Suatu tes dapat dikatakan
reliable jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok
yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda.
Menurut perhitungan Product-moment dari person, ada tiga macam
reliabilitas, yaitu koefisien stabilitas, koefisien ekuivalen, dan koefisien
konsistensi internal.

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, semoga apa yang telah disajikan akan
memberikan ilmu dan informasi. Selanjutnya demi kesempurnaan makalah ini
kami memohon saran dan kritik guna memperbaiki dikemudian hari.

21

Anda mungkin juga menyukai