Anda di halaman 1dari 2

Nama : Chrusty Nuril Fitriana

NPM : 2006538144

1. Proses pengelolaan pajak dan resiko suatu perusahaan bergantung pada filosofis pajak
yang ditentukan oleh BOD. BOD mempunyai peran yang besar dalam mentapkan standar
umum dalam pengelolaan pajak perusahaan, penetapan standar ini berasal dari
manajemen strategis perusahaan secara keseluruhan;
2. Terdapat beberapa resiko yang harus dikelola oleh BOD, antara lain :
• Compliance Risk : berhubungan dengan resiko tax returns yang diisi oleh WP;
• Transactional Risk : berhubungan dengan resiko pajak pada transaksi stategis dan
irreguler;
• Operational Risk : berhubungan dengan transaksi rutin operasional perusahaan,
untuk mengelola resiko ini prosedur yang jelas dan rigid sangat diperlukan;
• Accounting and Financial Risk : berhubungan dengan dampak penerapan
perhitungan pajak pada akuntansi finansial.
Pengelolaan resiko dan implementasi di bidang perpajakan ini lebih lanjut akan
mempengaruhi Tax underpayment risk, company reputation, dan tax overpayment risk.
3. Tax function structure dibagi menjadi 2 model, dan masing-masing meiliki keuntungan
dan kerugian. Rincian keuntungan dan kerugian masing-masing model adalah sebagai
berikut :
Head Office Model
• Keuntungan :
- Biaya yang terkait dengan pajak perusahaan lebih terkontrol;
- Lebih memudahkan proses penyelarasan dengan strategi organisasi;
- Koordinasi yang lebih baik;
- Keahlian pajak yang lebih terpusat.
• Kerugian :
- Jauh dari unit bisnis pusat;
- Dapat dianggap sebagai “head office overhead”.
Business Unit Model
• Keuntungan :
- Dekat dengan pada setiap unit atau subsidiary;
- Cenderung lebih memiliki skill perpajakan terkait penerapan perpajakan pada
unit atau subsidiary;
- Mengurangi ketergantungan pada konsultan external.
• Kerugian :
- Proses kontrol dalam pengelolaan pajak lebih sulit;
- Fokus pada strategis organisasi berkurang;
- Dapat menimbulkan inkonsistensi dengan aparat perpajakan;
- Penentuan sumber daya yang optimal menjadi lebih sulit;

4. Dalam pelaksanaan tax function structure harus terdapat tax strategic plan. Dalam tax
strategic plan ini seharusnya terdapat pembagian tugas yang jelas untuk masing-masing
tax function resources. Seorang pemimpin pada devisi pengelola pajak harus memiliki :
- Influence
- Strategies
- Relation
5. General control pada bagian tax function perusahaan :
- Rekonsiliasi : Kontrol terkait dengan pembuatan dan proses penyiapa Periodic and
Annual Tax Return
- Tax and process review : Kontrol terkait penerapan pajak pada setiap devisi, anak
perusahaan atau cabang. Proses review ini harus dilakukan secara rutin dan periodik.
- Monthly Report : Pelaporan rutin terkait dengan penerapan pajak pada setiap cabang
atau anak persahaan
- KPI : Kontrol terkait dengan tugas dan tanggungjawab setiap pihak yang terlibat pada
proses pengelolaan pajak perusahaan.
6. Proses kerja tax function control dimulai dengan melakukan analisis challenges atau
tantangan yang ada pada organisasi, sselanjutnya menentukan metodologi yang
digunakan untuk mengelola tantangan dan permasalahan untuk tercapainya tujuan utama
(main goals) dari pengelolaan fungsi pajak perusahaan.
7. Manajemen data bertujuan untuk menentukan standard pengelolaan data, sehingga data
yang digunakan untuk pengelolaan pajak sehingga menghasilkan pengelolaan yang
akurat, relevan dan sesuai dengan ketentuan yang belaku. Pada kondisi saat ini
manajemen data telah dilakukan secara digital dan proses sharing data atau berbagi data
secara real time dan terstruktur melalui portal khusus yang terjamin akurasi dan
keamanan data tersebut.
8. Di dalam konteks tax management, aspek yang paling penting adalah bagaimana kita
mengkomunikasikan data untuk pengelolaan pajak. Ketika kita terlambat
mengkomunikasikan suatu data, hal ini akan mempengaruhi pemenuhan deadline yang
ada.

Anda mungkin juga menyukai