MAKALAH
MAKALAH
Untuk memenuhi salah satu Persyaratan Tugas pada Mata Kuliah Konsep Dasar
Bahasa Indonesia Sekolah Dasar
Oleh:
IZATHUN ALCHARIMAH ANA SAFITRI
20070855027
1. Dr. Titik Indarti, M.Pd. selaku Dosen Pengampuh Mata Kuliah Konsep
Bahasa Indonesia Sekolah Dasar;
2. Kedua orang tua Penulis Sukirin Robbybi Aktifan dan Lilik Parida Aktifan
yang telah memberikan dorongan semangat, do’a bimbingan dan dukungan
baik secara riil maupun moril yang tiada henti. Mohon maaf dalam segala
khilaf yang mengecewakan;
3. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini
yang tidak bisa Penulis sebutkan semuanya.
Penulis,
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Pada saat sekarang, menjadi seorang pendidik tidak hanya berdiri didepan
kelas berceramah tentang materi yang ada di buku panduan. Namun lebih dari
itu, pendidik harus memiliki beragam kompetensi untuk menunjang
profesionalitas tugas dan perannya. Salah satu pembuktian dari kompetensi
seorang pendidik ialah bagaimana ia mampu memandu dan menciptakan
proses pembelajaran agar dapat mencapai target kompetensi yang hendak
dicapai.
Pertama yang harus diperhatikan oleh pendidik adalah efektivitas. Ini
karena tatap muka pertemuan antara pendidik dan peserta didik terbatas dengan
padatnya materi yang harus disampaikan. Maka dari itu, tidak bisa tidak,
pembelajaran mesti diselenggarakan secara efektif dengan memaksimalkan jam
pelajaran yang disediakan. Kedua, efektifitas tidak hanya berkaitan dengan
persoalan materi yang telah rampung disampaikan, tetapi bagaimana peserta
didik mampu memahaminya dan yang paling penting tujuan dari pembelajaran
dapat tercapai.
Untuk dapat melakukannya, pendidik semestinya tahu pendekatan,
strategi, dan model pembelajaran yang cocok diterapkan selama
penyelenggaraan proses belajar mengajar. Sebenarnya, ada sekian banyak
pendekatan, strategi hingga model pembelajaran yang bisa diterapkan. Seperti
halnya pada saat ini Penulis akan sedikit menjelaskan terkait Pendekatan
berbasis Lingkungan Sekolah dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di
Sekolah Dasar.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa arti dari kata
“pendekatan” yaitu, proses, cara, atau perbuatan mendekati. Istilah pendekatan
tersebut diterapkan dalam ruang lingkupbkegiatan belajar mengajar sebagai
pandangan proses pembelajaran yang bersifat umum. Dengan demikian hal ini
dinamakan sebagai pendekatan pembelajaran.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan yang menjadi identitas
bangsa Indonesia. Untuk menjaga kelestarian dan kemurnian bahasa Indonesia
maka diperlukan berbagai upaya. Contoh upaya untuk menjaga kemurnian
bahasa Indonesia adalah dengan menuliskan kaidah-kaidah ejaan dan tulisan
bahasa Indonesia dalam sebuah buku yang disebut dengan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD). EYD dapat digunakan sebagai pedoman dalam
kegiatan berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan benar, baik
komunikasi secara langsung maupun tidak langsung.
Penanaman bahasa Indonesia sejak dini adalah memberikan pelatihan dan
pendidikan tentang bahasa Indonesia sejak anak masih kecil. Pelaksanaan
pendidikan bahasa Indonesia pada anak dapat dilakukan melalui pendidikan
informal, pendidikan formal, maupun pendidikan nonformal. Pendidikan
informal dilakukan oleh keluarga di rumah. Pendidikan ini dilakukan saat anak
berada di rumah bersama dengan keluarganya. Sedangkan pendidikan formal
dilaksanakan di dalam lembaga pendidikan resmi mulai dari SD sampai dengan
perpendidikan tinggi. Dalam pendidikan formal ini pendidiklah yang berperan
penting dalam menanamkan pengetahuan akan bahasa Indonesia. Sedangkan
pendidikan nonformal dilaksanakan di luar rumah dan sekolah, dapat melalui
kursus, pelatihan-pelatihan, pondok pesantren dan lain sebagainya.
Pendidikan bahasa Indonesia di lembaga formal dimulai dari SD. Jumlah
jam pelajaran bahasa Indonesia di SD kelas I, II dan III sebanyak 6 jam
pelajaran. Sedangkan kelas IV, V dan VI sebanyak 5 jam pelajaran. Banyaknya
jumlah jam pelajaran Bahasa Indonesia dimaksudkan agar peserta didik
mempunyai kemampuan berbahasa Indonesia yang baik serta mempunyai
kemampuan berpikir dan bernalar yang baik yang dapat disampaikan melalui
bahasa yang baik pula.
Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi penting yang diajarkan di
SD, karena bahasa Indonesia mempunyai kedudukan dan fungsi yang sangat
penting bagi kehidupan sehari-hari. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia
sebagai-mana dinyatakan oleh Aris Shoi’min (2014: 56) adalah agar peserta
didik ”memiliki kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar serta
dapat menghayati bahasa dan sastra Indonesia sesuai dengan situasi dan tujuan
berbahasa serta tingkat pengalaman peserta didik sekolah dasar”. Dari
penjelasan tersebut maka tujuan pembelajaran bahasa Indonesia dapat
dirumuskan menjadi empat bagian. Antara lain :
a. Lulusan SD diharapkan mampu menggunakan bahasa Indonesia secara
baik dan benar;
b. Lulusan SD diharapkan dapat menghayati bahasa dan sastra Indonesia;
c. Penggunaan bahasa harus sesuai dengan situasi dan tujuan berbahasa;
d. Pengajaran disesuaikan dengan tingkat pengalaman peserta didik SD.
Butir (a) dan (b) menunjukkan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia SD
yang mencakup tujuan pada ranah kognitif dan afektif. Butir (c) menyiratkan
pen-dekatan komunikatif yang digunakan. Sedangkan butir (d) menyiratkan
sampai di mana tingkat kesulitan materi pelajaran Bahasa Indonesia yang
diajarkan.
Dari tujuan tersebut jelas tergambar bahwa fungsi pengajaran bahasa
Indonesia di SD adalah sebagai wadah untuk mengembangakan kemampuan
peserta didik dalam menggunakan bahasa sesuai dengan fungsi bahasa itu,
terutama sebagai alat komunikasi. Pembelajaran bahasa Indonesia di SD dapat
memberikan kemampuan dasar berbahasa yang diperlukan untuk melanjutkan
pendidikan di sekolah menengah maupun untuk menyerap ilmu yang dipelajari
lewat bahasa itu. Selain itu pembelajaran bahasa Indonesia juga dapat
membentuk sikap berbahasa yang positif serta memberikan dasar untuk
menikmati dan menghargai sastra Indonesia. Dalam pembelajaran bahasa
Indonesia perlu diperhatikan pelestarian dan pengembangan nilai-nilai luhur
bangsa, serta pembinaan rasa persatuan nasional.
Sehubungan dengan hal tersebut, dapat digaris besari bahwa pembelajaran
Bahasa Indonesia sangatlah penting dan wajib dipahami oleh warga negara
Indonesia terutama pada proses belajar mengajar di sekolah. Penulis berinisiatif
melakukan pengembangan terkait pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah
dasar dilakukan dengan pendekatan berbasis lingkungan sekolah dengan
menguatkan pendidikan kritis transformative dan pendidikan karakter anak.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian pendekatan pembelajaran ?
2. Jelaskan macam-macam pendekatan pembelajaran ?
3. Apa yang dimaksud dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia ?
4. Bagaimana yang dimaksud dengan pendekatan berbasis lingkungan sekolah
dasar dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia ?
C. Tujuan
1. Untuk mendeskripsikan pengertian pendekatan pembelajaran di sekolah
dasar.
2. Untuk mendeskripsikan macam-macam pendekatan pembelajaran.
3. Untuk mendeskripsikan maksud Pembelajaran Bahasa Indonesia.
4. Untuk mendeskripsikan maksud pendekatan berbasis lingkungan sekolah
dasar dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendekatan Pembelajaran
Amalia, Isrok’atun (2018: 34) berpendapat bahwa pendekatan merupakan
suatu perbuatan untuk mendekati sesuatu dengan sasaran dan tujuan tertentu.
Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa arti dari kata “pendekatan”
yaitu, proses, cara, atau perbuatan mendekati. Istilah pendekatan tersebut
diterapkan dalam ruang lingkupbkegiatan belajar mengajar sebagai pandangan
proses pembelajaran yang bersifat umum. Dengan demikian hal ini dinamakan
sebagai pendekatan pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran terkait dengan bagaimana suatu proses
pembelajaran dapat menjadi jembatan memeperoleh materi atau ilmu
pengetahuan. Indrawati dalam Amalia (2018: 35) mengemukakan bahwa
pendekatan pembelajaran dapat dimaknai sebagai titik tolak atau sudut
pandang tentang terjadinya suatu proses pembelajaran yang sifatnya masih
sangat umum. Pernyataan tersebut didukung oleh Nana Sudjana (2000: 150)
bahwa pendekatan pembelajaran adalah cara yang ditempuh pendidik dalam
pelaksanaan pembelajaran agar konsep yang disajikan dapat beradaptasi
dengan peserta didik. Sedangkan ruffendi dalam Amalia (2018: 35)
mengumakakan bahwa pendekatan adalah suatu jalan, cara, atau kebijaksanaan
yang ditempuh oleh pendidik atau peserta didik dalam mencapai tujuan
pengajaran itu dikelola.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa
pendekatan pembelajaran adalah sudut pandang terhadap suatu proses atau cara
yang digunakan oleh tenaga pendidik, dalam memilih kegiatan pembelajaran
supaya konsep yang dipilih dapat beradaptasi dengan peserta didik dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran. Penyajian suatu materi ajar disesuaikan
dengan karakteristik peserta didik sehingga dapat dipahami dengan baik.
Dalam penerapan pendekatan pembelajaran juga dapat dilengkapi dengan
bermacam-macam strategi dan metode yang sekiranya mendukung proses
pembelajaran dan pada dasarnya memiliki komponen-komponen pembelajaran
yang saling keterhubungan antara pendekatan, strategi, metode, model, teknik
dan taktik pembelajaran.
Keterhubungan komponen proses pembelajaran dapat dilihat pada Gambar
2.1.
Model Pembeleajaran
Pendekatan
Strategi
Metode
Model Pembeleajaran
Bagan 2.1
Hubungan Proses Pembelajaran
(Sumber: Indrawati dalam Amalia, 2018:34)
Gambar 2.1
Pendekatan Ekspositeri (teacher centered)
(https://www.google.com/search?q=pendekatan+ekspositeri&tbm)
2. Pendekatan Inquiry/Discovery
Pendekatan ini bertolak dari pandangan bahwa peserta didik
sebagai subjek dan objek dalam belajar, mempunyai kemampuan dasar
untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya, proses pembelajaran harus dipandang sebagai stimulus yang
dapat menantang peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar. Peranan
pendidik lebih banyak menempatkan diri sebagai pembimbing atau
pemimpin belajar dan fasilitator belajar. Dengan demikian, peserta didik
lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok
memecahkan permasalahan dengan bimbingan pendidik.
Nana Sudjana (2000: 154) Pendekatan inquiry merupakan
pendekatan mengajar yang berusaha meletakan dasar dan mengembangkan
cara berpikir ilmiah. Pendekatan ini menempatkan peserta didik lebih
banyak belajar sendiri, mengembangkan kekretaifan dalam pemecahan
masalah. Peserta didik betul-betul ditempatkan sebagai subjek yang
belajar. Peranan pendidik dalam pendekatan inquiry adalah pembimbing
delajar dan fasilitator belajar. Tugas utama pendidik adalah memilih
masalah yang perlu dilontarkan kepada kelas untuk dipecahkan oleh
peserta didik sendiri. Tugas berikutnya dari pendidik adalah menyediakan
sumber belajar bagi peserta didik dalam rangka pemecahan masalah.
Sudah barang tentu bimbingan dan pengawasan dari pendidik masih tetap
diberlakukan, namun campur tangan atau intervensi terhadap kegiatan
peserta didik dalam pemecahan masalah, harus dikurangi.
Pendekatan inquiry dalam mengajar termasuk pendekatan modern,
yang sangat didambakan untuk dilaksanakan disetiap sekolah. Adanya
tuduhan bahwa sekolah menciptakan kultur bisu, tidak akan terjadi apabila
pendekatan ini digunakan. Pendekatan inquiry dapat dilaksanakan apabila
dipenuhi syarat sebagai berikut: a) pendidik harus terampil memilih
persoalan yang relevan untuk diajukan kepada kelas (persoalan bersumber
dari bahan pelajaran yang menantang peserta didik/problematic) dan
sesuai dengan daya nalar peserta didik, b) pendidik harus terampil
menumbuhkan motivasi belajar pesertta didik dan menciptakan situasi
belajar yang menyenangkan, c) adanya fasilitas dan sumber belajar yang
cukup, d) adanya kebebasan peserta didik untuk berpendapat, berkarya,
berdiksusi, e) partisipasi setiap peserta didik dalam setiap kegiatan belajar,
f) pendidik tidak banyak campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan
peserta didik.
Gambar 2.2
Pendekatan Inquiry (student centered)
(https://www.google.com/search?q=pendekatan+student+centered&tbm=i)
3. Pendekatan Interaksi Social
Pendekatan interaksi social hampir memiliki persamaan dengan
pendekatan inquiry tertutama social inquiry. Pendekatan ini menekankan
terbentuknya hubungan peserta didik yang satu dengan peserta didik
lainnya sehingga dalam konteks yang lebih luas terjadi hubungan social
individu dengan masyarakat. Oleh sebab itu proses belajar-mengajar
hendaknya mengembangkan kemampuan dan kesanggupan peserta didik
untuk mengadakan hubungan dengan orang lain/peserta didik lain,
mengembangkan sikap dan perilaku yang demokratis, serta menumbuhkan
produktivitas kegiatan belajar peserta didik. Metode-metode yang paling
utama dilakukan dalam pendekatan ini antara lain, diskusi, problem
sloving, metode simulasi, bekerja kelompok, dan metode lain yang
menunjang berkembangnya hubungan social peserta didik. Pendekatan
interaksi social pada hakikatnya bertolak dari pemikiran pentingnya
hubungan pribadi (interpersonal relationship) dan hubungan social atau
hubungan individu dengan lingkungan sosialnya. Proses belajar pada
hakikatnya adalah mengadakan hubungan social dalam pengertian peserta
didik berinteraksi dengan lingkungannya, berinteraksi dengan peserta
didik yang lain, dan berinteraksi dengan kelompoknya. Sosiodrama atau
role playing merupakan contoh pendekatan ini. Keterlibatan peserta didik
melakukan kegiatan belajar cukup tinggi terutama dalam bentuk partisipasi
dalam kelompoknya. Oleh sebab itu pendekatan ini boleh dikatakan
berorientasi kepada peserta didik.
Gambar 2.3
Pentingnya Pelajaran Bahasa Indonesia
(https://www.kompasiana.com/ikkenuraidah/5c24e42bbde5756817348bf2/penting
nya-pelajaran-bahasa-indonesia-di-perguruan-tinggi)
A. Kesimpulan
Ada beberapa pendapat terkait pendekatan belajar-mengajar oleh para
ahli. Penulis menyimpulkan ada 2 (dua) pendekatan yang bisa menjadi dasar
dalam melakukan pengembangan pengajaran terutama pada seorang pendidik
yaitu pendekatan berbasis teacher centered dan student centered. Pendekatan
manapun yang dipilih untuk diadopsi dan di padukan dengan sumber belajar
apapun, yang pasti harus menyesuaikan dengan kebutuhan pada saat
pelaksanaan pembelajaran terutama pada pembelajaran Bahasa Indonesia
yang memiliki standar kompetensi yaitu membaca, menulis, mendengar, dan
berbicara. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dapat menggunakan
pendekatan lingkungan sekolah yang dilakukan secara outdoor sebagai
sumber belajar dengan memperhatikan pihak-pihak masyarakat mana saja
yang akan dilibatkan dalam pembelajaran, mengamati sumber belajar (tertulis
maupun tidak tertulis) dengan tujuan dan program sekolah, menyesuaikan
sumber belajar yang akan dilakukan dengan kurikulum yang telah ditetapkan.
Dari kesimpulan diatas, Penulis memberikan contoh penerapan pendekatan
lingkungan sekolah (outdoor) dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai
berikut:
1. Mengajak peserta didik belajar di luar kelas dengan mengamati lingkungan
sekolah dan menuangkan dalam tulisan dan menjelaskan secara lisan;
2. Melakukan kerjasama dengan mitra sekolah (waralaba/Alfamart) untuk
peserta didik melakukan kegiatan ekonomi sehingga pembelajaran lebih
bermakna;
3. Aktif melibatkan peserta didik dalam kegiatan organisasi sekolah untuk
melatih kepemimpinan, belajar cara mengoordinir diri sendiri dan orang
lain, misalnya : pinjam pakai buku diperpustakaan, dilaboratorium, dll;
4. Menyajikan media audio visual/role playing dari naskah cerita rakyat yang
melibatkan alat indera dan keterampilan peserta didik sebagai pemacu
respon stimulus yang telah diberikan.
DAFTAR PUSTAKA