“ Gangguan Aritmia “
DOSEN PENGAMPU
KELOMPOK 4 :
FIDYA RAMADANI
FAJAR FAJRYANTO
FAHIRA SYARIF
HERIANTI
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan, yang atas rahmat-Nya maka kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Aritmia”
Adapun penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah”KEPERAWATAN
KRITIS”
Dalam Penulisan makalah kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
diharapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini dan selanjutnya.
.
Aritmia i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI.............................................................................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................................................3
A. Latar Belakang..............................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................3
C. Tujuan............................................................................................................................3
BAB II
TINJAUAN TEORI.................................................................................................................5
A. Pengertian Aritmia........................................................................................................5
B. Etiologi Aritmia...........................................................................................................10
C. Patofisiologi Aritmia...................................................................................................12
D. Phatway Aritma..........................................................................................................14
F. Klasifikasi Aritmia......................................................................................................15
H. Pemeriksaan Diagnostik.............................................................................................19
I. Pemeriksaan Penunjang.............................................................................................19
BAB III
BAB IV
PENUTUP...............................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................23
Aritmia ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aritmia merupakan kelainan sekunder akibat penyakit jantung atau ektra
kardiak, tetapi dapat juga merupakan kelainan primer. Kesemuanya mempunyai
mekanisme yang sama dan penatalaksanaan yang sama juga. Kelainan irama jantung
ini dapat terjadi pada pasien usia muda atau usia lanjut.
Aritmia dapat dibagi menjadi kelompok aritmia supraventrikular dan aritmia
ventrikular berdasarkan letak lokasi yaitu apakah di atrial termasuk AV Node dan
berkas His atau kah di ventrikel mulai dari invra his bundl. Selain itu aritmia juga
dibagi menurut denyut jantung yaitu : Bradikardi ataupun Takikardi, dengan nilai
normal berkisar antara 60-100x/menit. Tergantung dari letak fokus, selain
menyebabkan Vetricular Extra Systol(VES), dapat terjadi Supra Ventriculare Extra
Systol (SVES) atau Supra Ventriculare Tachycardy (SVT) didalam fokusnya berasal
dari berkas his diatas. Oleh karena itu, penulis memilih judul “Asuhan Keperawatan
pada Pasien dengan Aritmia”
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Aritmia?
2. Bagaimana etiologi Aritmia?
3. Bagaimana patofisiologi Aritmia?
4. Bagaimana phatway Aritmia?
5. Bagaimana manisfestasi klinis Aritmia?
6. Bagaimana komplikasi Aritmia?
7. Bagaimana penatalaksanaan pada Aritmia ?
8. Bagaimana pemeriksaan penunjang Aritmia?
9. Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada pasien dengan Aritmia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana pengertian Aritmia.
2. Untuk mengetahui bagaimana etiologi Aritmia?
3. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi Aritmia?
4. Untuk mengetahui bagaimana manisfestasi klinis Aritmia?
5. Untuk mengetahui bagaimana komplikasi Aritmia?
6. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan pada Aritmia ?
7. Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan penunjang Aritmia
8. Untuk mengetahui bagaimana Asuhan Keperawatan Pada pasien dengan Aritmia?
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Aritmia
Gangguan irama jantung atau aritmia merupakan komplikasi yang sering
terjadi pada infark miokardium.Aritmia atau disritmia adalah perubahan pada
frekuensi dan irama jantung yang disebabkan oleh konduksi elektrolit abnormal atau
otomatis (Doenges, 1999). Aritmia timbul akibat perubahan elektrofisiologi sel-sel
miokardium.Perubahan elektrofisiologi ini bermanifestasi sebagai perubahan bentuk
potensial aksi yaitu rekaman grafik aktivitas listrik sel Gangguan irama jantung tidak
hanya terbatas pada iregularitas denyut jantung tapi juga termasuk gangguan
kecepatan denyut dan konduksi.
Akut Miokard Infrak adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh karena
sumbatan pada arteri koroner. Sumbatan akut terjadi oleh karena adanya
aterosklerotik pada dinding arteri koroner sehingga menyumbat aliran darah ke
jaringan otot jantung.
Arterosklerotik adalah suatu penyakit pada arter-arteri besar dan sedang dimana
lesi lemak yang disebut plak ateromatosa timbul pada permukaan dalam dinding areteri
sehingga mempersempit bahkan menyumbat suplai aliran darah ke arteri bagian distal.(
Menurut Buku Aplikasi Asuhan Keperawatan Bedasarkan NANDA )
Infark Miocard (IM) adalah kematian sel-sel miokardium yang terjadi akibat
kekurangan oksigen berkepanjangan. Hal ini adalah respon letal terakhir terhadap
iskemia miokardium yang tidak teratasi. Sel-sel miokardium mulai mati setelah sekitar
20 menit mengalami kekurangan oksigen. Setelah periode ini,kemampuan sel untuk
menghasilkan ATP secara aerobis lenyap, dan sel tidak dapat memenuhi kebutuhan
energinya. (Elizabeth J Corwin : 2000)
Infark miokard juga disebut sebagai serangan jantung, yang mengacu pada
kerusakan bagian jaringan miokard saat suplai darah tiba-tiba terganggu baik oleh
penyempitan arteri koroner kronis dari aterossklerosis atau adanya obstruksi dari
embolus atau thrombus. (Barbara Engram : 1998)
Infark miokard (IM) adalah penurunan aliran darah melalui satu atau lebih
arteri koroner, mengakibatkan iskemia miokard dan nekrosis. (Doenges Marilyn E :
1999)
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa infark miokard adalah kematian
sel-sel miokardium akibat iskemia.
Aritmia Dapat digolongkan menjadi :
1. Gangguan pembentukan impuls
Keterangan :
B. Etiologi Aritmia
Etiologi aritmia jantung dalam garis besarnya dapat disebabkan oleh :
1. Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard (miokarditis
karena infeksi)
2. Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner),
misalnya iskemia miokard, infark miokard.
3. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin dan obat-obat anti
aritmia lainnya
4. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia)
5. Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja dan
irama jantung
6. Ganggguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.
7. Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)
8. Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme)
9. Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau tumor jantung
10. Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis sistem konduksi
jantung)
Faktor-faktor tertentu dapat meningkatkan resiko terkena aritmia jantung atau
kelainan irama jantung. Beberapa faktor tersebut diantaranya adalah:
a) Penyakit Arteri Koroner
Penyempitan arteri jantung, serangan jantung, katup jantung abnormal,
kardiomiopati, dan kerusakan jantung lainnya adalah faktor resiko untuk hampir
semua jenis aritmia jantung.
b) Tekanan Darah Tinggi
Tekanan darah tinggi dapat meningkatkan resiko terkena penyakit arteri
koroner.Hal ini juga menyebabkan dinding ventrikel kiri menjadi kaku dan tebal,
yang dapat mengubah jalur impuls elektrik di jantung.
c) Penyakit Jantung Bawaan
Terlahir dengan kelainan jantung dapat memengaruhi irama jantung.
d) Masalah pada Tiroid
Metabolisme tubuh dipercepat ketika kelenjar tiroid melepaskan hormon
tiroid terlalu banyak.Hal ini dapat menyebabkan denyut jantung menjadi cepat dan
tidak teratur sehingga menyebabkan fibrilasi atrium (atrial fibrillation).
Sebaliknya, metabolisme melambat ketika kelenjar tiroid tidak cukup
melepaskan hormon tiroid, yang dapat menyebabkan bradikardi (bradycardia).
e) Obat dan Suplemen
Obat batuk dan flu serta obat lain yang mengandung pseudoephedrine
dapat berkontribusi pada terjadinya aritmia.
f) Obesitas
Selain menjadi faktor resiko untuk penyakit jantung koroner, obesitas
dapat meningkatkan resiko terkena aritmia jantung.
g) Diabetes
Resiko terkena penyakit jantung koroner dan tekanan darah tinggi akan
meningkat akibat diabetes yang tidak terkontrol. Selain itu, gula darah rendah
(hypoglycemia) juga dapat memicu terjadinya aritmia.
h) Obstructive Sleep Apnea
Obstructive sleep apnea disebut juga gangguan pernapasan saat
tidur.Napas yang terganggu, misalnya mengalami henti napas saat tidur dapat
memicu aritmia jantung dan fibrilasi atrium.
i) Ketidakseimbangan Elektrolit
Zat dalam darah seperti kalium, natrium, dan magnesium (disebut
elektrolit), membantu memicu dan mengatur impuls elektrik pada jantung.
Tingkat elektrolit yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat
memengaruhi impuls elektrik pada jantung dan memberikan kontribusi terhadap
terjadinya aritmia jantung.
j) Terlalu Banyak Minum Alkohol
Terlalu banyak minum alkohol dapat memengaruhi impuls elektrik di
dalam jantung serta dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya fibrilasi atrium
(atrial fibrillation).
Penyalahgunaan alkohol kronis dapat menyebabkan jantung berdetak
kurang efektif dan dapat menyebabkan cardiomyopathy (kematian otot jantung).
k) Konsumsi Kafein atau Nikotin
Kafein, nikotin, dan stimulan lain dapat menyebabkan jantung berdetak
lebih cepat dan dapat berkontribusi terhadap resiko aritmia jantung yang lebih
serius.
Obat-obatan ilegal, seperti amfetamin dan kokain dapat memengaruhi
jantung dan mengakibatkan beberapa jenis aritmia atau kematian mendadak akibat
fibrilasi ventrikel (ventricular fibrillation).
C. Patofisiologi Aritmia
Segera setelah terjadi Infark Miokard daerah miokard setempat akan
memperlihatkan penonjolan sitolik (diskinesia) dengan akibat menurunnya ejeksi
fraction, isi sekuncup, dan peningkatan volume akhir sistolik dan akhir diastolik
ventrikel kiri. Tekanan akhir diastolik ventrikel kiri naik dengan akibat tekanan atrium
kiri juga naik. Peningkatan tekanan atrium kiri diatas 25 mmHg yang lama akan
menyebabkan transudat cairan ke jaringan interstitium paru (gagal jantung).
Pemburukan hemodinamik ini bukan saja disebabkan karena daerah infark, tetapi juga
daerah iskemik disekitarnya. Miokard yang masih relatif baik akan mengdakan
kompensasi, khususnya dengan bantuan rangsang adrenergik untuk mempertahankan
curah jantung tetapi dengan peningkatan kebutuhan oksigen miokard. Kompensasi ini
jelas tidak memadai jika daerah yang bersangkutan juga mengalami iskemia atau
bahkan sudah fibrotik. Bila infark kecil dan miokard yang kompensasi masih normal
maka pemburukan hemodinamik akan minimal. Sebaliknya jika infark luas dan
miokard yang harus berkompensasi juga buruk akibat iskemia atau infark lama,
tekanan akhir diastolik akan naik dan gagal jantung terjadi.
Perubahan-perubahan hemodinamik Infark Miokard ini tidak statis. Bila Infark
Miokard makin tenang fungsi jantung membaik walaupun tidak diobati. Hal ini
disebabkan daerah-daerah yang tadi iskemik mengalami perbaikan. Perubahan
hemodinamik akan terjadi bila iskemik berkepanjangan atau infark meluas.
Terjadinya mekanis penyulit seperti rupture septum ventrikel, regurgitasi
mitral akut dan aneurisma ventrikel akan memperburuk faal hemodinamik jantung.
Aritmia merupakan penyulit Infark Miokard yang tersering dan terjadi pada
saat pertama serangan. Hal ini disebabkan karena perubahan masa refrakter, daya
hantar rangsang dan kepekaan terhadap rangsangan. Sistem saraf otonom juga
berperan terhadap terjadinya aritmia. Penderita Infark Miokard umumnya mengalami
peningkatan tonus parasimpatis dengan akibat kecenderungan bradiaritmia meningkat.
Sedangkan peningkatan tonus simpatis pada Infark Miokard anterior akan
mempertinggi kecenderungan fibrilasi ventrikel dan perluasan infark.
D. Phatway Aritma
Faktor resiko, obesitas, perokok, ras , umur > 40 , jenis kelamin (laki-laki)
Asam Laktat ↑
Aritmia Kontraktilitas ↓
Nyeri dada
Kegagalan
pompa jantung
Nyeri Akut
Kebelakang Kedepan
Ketidakseimbang Suplai
Penurunan COP
Sesak napas & Kebutuhan O2
Terapeutik :
Edukasi :
Kolaborasi :