Anda di halaman 1dari 8

Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014

PEMBINAAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL (OSN) FISIKA SMP


DI KECAMATAN MENGWI

Dewi Oktofa Rachmawati

Universitas Pendidikan Ganesha


dewioktofa@yahoo.com

Abstrak: Tujuan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan kompetensi guru pembina O l i m p i a d e
S a i n s N a s i o n a l ( O S N ) dalam menyelesaikan soal-soal olimpiade fisika dengan strategi
pemecahan masalah dan mendeskripsikan respon guru pendamping pembina OSN peserta pelatihan
terhadap pelaksanaan pendampingan pembinaan Olimpiade Sains Nasional (OSN) fisika SMP. Metode
kegiatan ini menggunakan sistem pendampingan secara berkala. Sasaran pengabdian adalah guru-guru
IPA (Fisika) SMP Negeri di Kecamatan Mengwi. Data yang telah dikumpulkan melalui teknik tes,
pemberian angket kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil pelaksanaan program menunjukkan 1)
kompetensi guru pembina O l i m p i a d e S a i n s N a s i o n a l ( O S N ) dalam menyelesaikan soal-soal
olimpiade fisika dengan strategi pemecahan masalah meningkat dari kualifikasi baik (M = 61,54; SD =
6,78) menjadi sangat baik (M = 93,46; SD = 6,91), 2) respon guru pendamping Pembina OSN peserta
pelatihan terhadap pelaksanaan pendampingan pembinaan Olimpiade Sains Nasional (OSN) fisika SMP
sangat positif (M = 36,85; SD = 1,21). Hal posistif yang dapat diperoleh setelah kegiatan pendampingan
ini adalah 1) para guru peserta pelatihan memperoleh pendalaman materi fisika dalam tataran OSN; 2) para
guru peserta pelatihan mengetahui strategi pemecahan masalah dalam memecahkan soal-soal fisika
berorientasi OSN.

Kata-kata kunci: strategi pemecahan masalah

PENDAHULUAN perhatian dan dicarikan solusinya


sehingga ketergantungan Indonesia di
Pemerintah telah melakukan
bidang IPTEK pada negara-negara maju
perbaikan tiga tiang infrastruktur
dapat berkurang secara bertahap.
IPTEK secara bertahap dalam r a n g k a
meningkatkan kualitas SDM yaitu 1) Salah satu langkah nyata yang
telah ditempuh Pemerintah melalui
pendidikan dan pelatihan IPTEK, 2)
Depdiknas untuk dapat menghasilkan
penelitian, pengembangan dan rekayasa
SDM unggul, cerdas dan kompetitif
IPTEK, dan 3) pelayanan informasi
serta bermartabat adalah melalui
IPTEK, dengan indikator
kegiatan olimpiade di berbagai bidang
keberhasilannya dinilai dari tiga
studi, seperti Fisika, Kimia, Biologi,
keluaran, yaitu 1) meningkatnya
Matematika, Komputer, Astronomi,
kemampuan SDM, 2) meningkatnya
Ekonomi, dan bidang studi lainnya.
proses transformasi teknologi, dan 3)
Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini
meningkatnya proses nilai tambah. Dari
secara bertahap secara nasional mulai
sini terlihat bahwa industri padat
nampak menggembirakan, meskipun di
teknologi baru memenuhi indikator
Asia Indonesia masih berada di
pertama dan kedua, sebaliknya industri
bawah Cina dan Singapura.
kecil dan menengah telah menghasilkan
Pada pelaksanaan OSN Fisika
devisa, tetapi kemampuan SDM dan
tahun 2011 dalam bidang fisika wakil
penguasaan teknologinya masih lemah
Bali belum banyak bisa berkiprah,
((Hidayat dan Soetrisno, 2000;
terbuktinya dengan wakil Bali baru
Depdiknas, 2002). Kesenjangan
bisa mengantongi mendali perak dan
semacam inilah yang perlu mendapat

231
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014

mendali perunggu dengan masing- persoalan. Reif (1995) dan Leonard, et al


masing perolehan satu mendali baik (1996) lebih memandang pemecahan
pada tingkat SMP maupun SMA, masalah sebagai tujuan pengajaran.
padahal pihak Disdikpora propinsi Bali Mereka menyatakan bahwa tujuan utama
telah memberikan pembekalan maksimal pengajaran fisika adalah membantu
kepada peserta OSN di BPKB Propinsi siswa mempelajari konsep-konsep dan
Bali dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan prinsip-prinsip utama dan bagaimana
masing-masing selama 8 hari (Suastra, menerapkannya untuk memecahkan
2011). Masih rendahnya perolehan masalah. Dengan demikian pemecahan
mendali yang diperoleh wakil Bali masalah merupakan bagian integral dari
menunjukkan bahwa kualitas pengajaran dan pembelajaran fisika
pengusaan materi fisika siswa masih (Tao, 2001).
rendah. Akar permasalahan yang Pada prinsipnya strategi yang
ditengarai sebagai salah satu diusulkan oleh para ahli terdiri dari
penyebabnya adalah kurangnya empat tahapan yaitu analisis masalah,
pembinaan materi fisika pada tingkat merencanakan solusi, menyelesaikan
lebih lanjut dan kurangnya penerapan rencana solusi, dan mencek dan
strategi dalam pemecahan masalah yang mengevaluasi solusi. Pemecahan
diberikan oleh guru-guru fisika masalah mengembangkan kemampuan
(Suardana, 2010). Indikasi dikuatkan siswa untuk mengambil keputusan.
oleh fakta yang diperoleh menujukkan Pada saat alternatif pemecahan masalah
b a h w a kemampuan siswa dalam ditemukan, siswa harus memilih
menerapkan strategi pemecahan alternatif terbaik. Pemecahan masalah
masalah masih relatif kurang. Lebih diharapkan dapat memperdalam dan
dari 75% peserta olimpiade fisika yang memperluas pemahaman siswa terhadap
di karantina di BPKB Bali menyatakan konsep-konsep dan prinsip-prinsip
di sekolah mereka belum pernah utama yang mereka pelajari (Heller, et
diberikan strategi pemecahan masalah al, 1992). Strategi pemecahan masalah
dalam menyelesaikan soal-soal ini harus diberikan siswa sejak dini.
olimpiade fisika yang mempunyai bobot Hasil belajar merupakan
lebih tinggi. Hasil wawancara dengan perwujudan output dari suatu proses,
beberapa guru pendamping p e m b i n a yang mana dalam proses tersebut
OSN menunjukan masih terlibat berbagai komponen yang
kurangnya kemampuan guru dalam mempengaruhi proses tersebut.
membantu siswa dalam memecahkan Berkaitan dengan proses pembelajaran
soal-soal olimpiade fisika. Pentingnya fisika di SMP di kabupaten Mengwi,
d i t e r a p k a n s t r a t e g i pemecahan khususnya dalam pembinaan olimpiade
masalah adalah agar siswa dapat fisika terdapat ber-bagai permasalahan
mengembangkan daya pikir secara yang berhasil diidentifikasi dan perlu
kreatif untuk mengenal m a s a l a h dan dicermati, yaitu sebagai berikut.
mencari alternatif pemecahannya. 1. Karakteristik soal OSN berbeda
Pemecahan masalah merupakan dengan soal ujian sekolah, a)
salah satu alat utama dalam pengajaran memiliki tingkat kesukaran yang
fisika (Heller, et al, 1992). Sebagai relatif lebih tinggi, setara dengan
suatu alat, pemecahan masalah soal-soal ujian SMA, bahkan PT, b)
digunakan untuk memperdalam berubah dari tahun ke tahun, c)
pemahaman konsep-konsep dan prinsip- soalnya lebih banyak bersifat
prinsip utama dan membantu pebelajar terbuka (open- ended) menekankan
untuk menerapkan konsep-konsep dan pemecahan masalah dan menuntut
prinsip-prinsip itu pada berbagai kemampuan berpikir tingkat

232
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014

tinggi, dan d) sistem evaluasi lebih lanjut siswa akan dikarantina


menggunakan passing grade. pada suatu tempat tertentu, jauh dari
2. Masih kurangnya kemampuan orang tua.
siswa, baik secara akademik Dari uraian di atas,
maupun dalam menerapkan strategi pembinaan lebih dini dan intensif
pemecahan masalah dalam sangat urgen dilakukan dalam upaya
kegiatan olimpiade sains-fisika meningkatkan perolehan mendali OSN
menjelang pelaksanaan OSN, khususnya pada mata pelajaran Fisika,
akibatnya kurangnya pengalaman sehingga provinsi Bali dapat
siswa dalam menerapkan strategi mensejajarkan diri dalam menempatkan
pemecahan masalah wakil-wakilnya ke tingkat yang lebih
3. Pihak sekolah belum dapat tinggi melalui OSN. Pembinaan dapat
menyediakan materi ajar, latihan dilakukan secara bertahap mulai dari
soal-soal dan pemecahannnya yang tingkat sekolah, kecamatan, kabupaten
relevan dengan tuntutan dan provinsi dengan melibatkan tim dari
olimpiade. Siswa masih perguruan tinggi.
mengandalkan buku-buku yang telah Kecamatan Mengwi,
digunakannya. Di lain pihak merupakan salah satu kecamatan di
penyajian materi dalam pembinaan kabupaten Badung terletak kurang lebih
olimpiade sains kurang mengkaji 70 km di Selatan kota Singaraja
lebih mendalam terhadap materi mempunyai empat SMPN yang sangat
teori maupun praktek yang harus potensial yaitu SMPN 1 Mengwi,
diberikan untuk menghadapi SMPN 2 Mengwi, SMPN 3 Mengwi,
olimpiade baik tingkat kecamatan, dan SMPN 4 Mengwi. Di keempat
kabupaten, provinsi dan nasional. SMPN ini karateristik siswa sebagai
4. Pola pembinaan secara input yang menjalani proses
berkesinambungan belum optimal pembelajaran relatif sama baik dari
dapat dilakukan sehingga pemantauan kemampuan akademik dan status
minat dan bakat terhadap sains, dan sosialnya. Sumber daya manusia
perkembangan hasil belajar siswa (SDM) di keempat sekolah tersebut
tidak optimal. juga tidak terlalu jauh beda, ditinjau
5. Siswa belum terbiasa memperoleh dari jumlah guru dan pegawai, tingkat
pengetahuan (produk sains) melalui pendidikannya, serta sarana dan
metode ilmiah (proses sains: prasarana yang mendukung proses
identifikasi masalah-berhipotesis- pembelajaran.
merencanakan eksperimen- Dari segi kualitas input siswa
pengambilan data-analisis dan pada tahun ajaran 2011/2012 rerata skor
interprestasi data-menyimpulkan- IQ adalah 117 di SMPN 3 Mengwi dan
mengkomunikasikan/menulis 114 di SMPN 2 Mengwi (Laporan BP,
laporan), karena beberapa alasan 2011). Berdasarkan hasil observasi
klasik kurangnya alat yang dalam proses pembelajaran sains di
menunjang, padatnya kurikulum. kelas dan hasil wawacara guru dan
6. Kurangnya bekal matematika beberapa siswa, terungkap bahwa minat
dasar siswa sebagai alat bantu siswa dikedua sekolah ini terhadap
dalam menyelesaikan masalah. sains sangat signifikan. Jumlah guru
7. Secara non akademik, perlu yang mendukung proses pembelajaran
diperhatikan ketahanan mental dan sains di kedua sekolah ini sangat
fisik siswa, sikap, nilai, hubungan memadai, 3 guru berpendidikan sarjana
sosial, dan prilaku siswa karena pendidikan fisika dari 6 guru sains di
dalam pola pembinaan pada tingkat SMPN 2 Mengwi; dan 3 orang guru

233
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014

berpendidikan sarjana pendidikan fisika METODE


dari 7 guru sains di SMPN 3 Mengwi. Untuk mengatasi permasalahan
Hasil analisis situasi dan yang dialami para guru Pembina OSN
permasalahan yang dialami guru sains- fisika dan para siswa di SMPN
fisika dan siswa di SMPN di Kecamatan Mengwi maka kerangka
Kecamatan Mengwi, terdapat pemecahan masalah yang ditawarkan
permasalahan pokok yang berkaitan adalah sebagai berikut.
dengan pembinaan OSN Fisika, yaitu a. Memberikan pelatihan dan
kemampuan sebagian besar guru pendampingan dalam bentuk
pendamping pembina OSN dalam workshop kepada para guru
menerapkan strategi pemecahan pembina OSN tentang penerapan
masalah dalam pembinaan olimpiade strategi pemecahan masalah dalam
fisika masih kurang. menyelesaikan soal-soal OSN
Berdasarkan uraian diatas tujuan fisika SMP.
pengabdian ini adalah untuk b. Pendalamaan materi fisika SMP
meningkatkan kompetensi guru dalam tataran OSN sehingga
pembina Olimpiade Sains dapat meningkatkan kemampuan
Nasional (OSN) dalam akademiknya dalam membina
menyelesaikan soal-soal olimpiade kegiatan OSN fisika di sekolahnya
fisika dengan strategi pemecahan yang nantinya diharapkan mampu
masalah dan mendeskripsikan respon meningkatkan perolehan tiket bagi
guru pendamping pembina OSN peserta siswanya ke jenjang lebih tinggi.
pelatihan terhadap pelaksanaan
pendampingan pembinaan Olimpiade Secara ringkas kerangka pemecahan
Sains Nasional (OSN) fisika SMP. masalah pada kegiatan P2M
digambarkan dalam Gambar 1.

ANALISIS PELATIHAN IMPLEMENTA EVALUASI


KEBUTUHAN SI PROGRAM
Mengidentifika Pendalaman Latihan soal-soal Evaluasi akhir
si tipe-tipe soal materi OSN baik secara teori program untuk
OSN fisika fisika maupun praktek mengetahui
Mengidentifika Pemilihan dengan strategi tingkat
si bentuk- strategi pemecahan keberhasilan
bentuk strategi pemecahan masalah program secara
pemecahan masalah Mengajarkan keseluruhan
masalahnya Penyusunan pada guru
Mengkaji soal-soal dan bagaimana cara
silabus OSN solusi menerapkan
(indikator Perencanaan SPM dalam
capaian dan jadwal menyelesaiakan
ruang lingkup pembinaan soal-soal saat
materi) pembinaan
Perencanaan
pembinaan di
sekolah

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemecahan Masalah Kegiatan P2M

234
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014

Realisasi dari kerangka sebagai kriteria tingkat keberhasilan


pemecahahan masalah yang dalam pelaksanaan program ini. Data
dilaksanakan pada kegiatan pengabdian respon diambil menggunakan teknik
kepada masyarakat ini adalah dalam angket. Angket ini digunakan untuk
bentuk seminar dan lokakarya mengungkap aspek positif dan negatif
(workshop) yang dilaksanakan dari pelaksanaan kegiatan ini.
dalam bentuk pelatihan dan Data kompetensi guru
pendampingan penerapan strategi pembina Olimpiade Sains
pemecahan masalah dan pendalam N a s i o n a l dalam menyelesaikan soal-
materi fisika berorientasi OSN bagi soal olimpiade fisika dengan
guru-guru sains SMP di kecamatan menggunakan strategi pemecahan
Mengwi. masalah, dianalisis secara deskriptif
Metode dan strategi yang dengan jenjang kualifikasi yang yang
digunakan dalam pelaksanaan kegiatan dikategorikan berdasarkan rerata skor
ini adalah 1) informasi, tanya jawab, (M), mean ideal (MI) dan standar
dan diskusi, 2) latihan dan praktek, dan deviasi ideal (SDI) dengan lima
3) pendampingan. kategori : Sangat Baik, Baik, Cukup
Prosedur dan alat evaluasi Baik, Kurang Baik dan Sangat
untuk menilai keberhasilan kegiatan, Kurang Baik (Nurkancana & Sunartana,
sebagai berikut 1) tes. Pemberian 1992).
tes kepada peserta pelatihan Kompetensi guru diukur
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh melalui pemberian pre-tes dan pos-tes
mana tingkat keberhasilan kegiatan P2M soal OSN Fisika dalam bentuk pilihan
ini. Data dikumpulkan dengan tes ganda diperluas sebanyak 20 butir soal.
kemampuan pemecahan masalah pada Soal pre-tes dan pos-tes yang diberikan
awal kegiatan (pre-tes) dan akhir adalah sama. Kriteria penskoran tes
kegiatan (post-tes). 2) Angket. Data pemecahan masalah OSN fisika
respon peserta pelatihan terhadap mengacu pada Tabel 1.
pelaksanaan pelatihan, juga dijadikan

Tabel 1. Kriteria Penskoran Tes Pemecahan Masalah OSN Fisika


No. Kriteria Jawaban Skor
1. Jawaban benar dan menunjukkan 4 langkah pemecahan 5
masalah (analisis masalah, merencanakan solusi,
menyelesaikan rencana solusi, dan mencek dan
mengevaluasi solusi)
2. Jawaban benar dan menunjukkan 3 langkah pemecahan 4
masalah yang benar
3. Jawaban benar dan menunjukkan 2 langkah pemecahan 3
masalah yang benar
4. Jawaban benar dan menunjukkan 1 langkah pemecahan 2
masalah yang benar
5. Jawaban benar tanpa menunjukkan langkah pemecahan 1
masalah yang benar
6. Jawaban dan langkah pemecahan masalah nya salah 0

Sebagai tolak ukur keberhasilan menyelesaikan soal-soal olimpiade


program digunakan indikator fisika dengan strategi pemecahan
keberhasilan sebagai berikut. masalah, minimal berkategori Cukup
1. Kompetensi guru pembina dalam Baik (CB) sebesar 70%.

235
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014

2. Respon guru pendamping peserta dicapai dari kegiatan workshop melalui


pelatihan yang memiliki respon seminar dan lokakarya ini dapat
minimal berkategori positif (P) diungkap sebagai berikut. Rerata skor
terhadap pelaksanaan kegiatan pre-tes 61,54 berkualifikasi baik dengan
sebesar 70%. standar deviasi 6,78. Setelah dilakukan
Respon guru diukur melalui pendampingan , rerata skor post-tes
pemberian angket respon guru terhadap 93,46 berkualifikasi sangat baik dengan
workshop dalam bentuk pelatihan standar deviasi 6,91. Kualifikasi
pemecahan masalah fisika. Ada 8 butir kompetensi guru sebelum pendampingan
angket yang disebarkan dengan bervariasi dari cukup baik sampai
penskoran 5= sangat positif, 4 = positif, dengan baik yaitu 100 % berarti syarat
3 = cukup positif, 2 = kurang positif, dan minimal kompetensi guru sudah
1 = sangat kurang positif. Data i n i terpenuhi. Meskipun demikian, tetap
dianalisis secara deskriptif dengan harus mendapat pendampingan agar
jenjang kualifikasi berdasarkan rerata maksimal. Setelah dilaksanakan
skor (M), mean ideal (MI) dan pendampingan melalui workshop, terjadi
standar deviasi ideal (SDI) dengan lima peningkatan kompetensi guru yaitu
kategori: Sangat Positif, Positif, Cukup 100% berkualifikasi sangat baik. Ini
Positif, Kurang Positif dan Sangat berarti pendampingan yang
Kurang Positif (Nurkancana & dilaksanakan kepada guru-guru IPA
Sunartana, 1992). (fisika) melalui pelatihan strategi
pemecahan masalah berhasil dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN sangat baik.
Respon guru pendamping
Hasil
peserta pelatihan bervariasi dari
Materi yang disajikan pada positif sampai dengan sangat positif,
kegiatan workshop lebih menekankan dengan rerata M= 36,85; SD = 1,21.
pada aspek-aspek yang harus berkategori sangat positif. Hasil ini
diperhatikan dalam pemecahan masalah menunjukkan respon guru sudah
dan tahapan-tahapan dalam pemecahan melebihi 70% berkategori positif, paling
masalah OSN Fisika. Setelah penyajian rendah respon guru adalah positif dan
materi, dilanjutkan dengan diskusi dan paling tinggi sangat positif.
tanya jawab, yang langsung dibimbing
oleh narasumber. Pendampingan Pembahasan
penerapan strategi pemecahan masalah
Berdasarkan proses
mencakup soal kinematika dan
pelaksanaan, kegiatan ini secara
dinamika gerak.
umum menunjukan kemampuan guru
Selama pendampingan guru
dalam menerapkan startegi
berusaha untuk menyelesaikan soal-soal
pemecahan masalah mengalami
yang disajikan. Berbagai strategi
peningkatan yang sangat berarti jika
pemecahan masalah terungkap saat
dibandingkan sebelum mendapat
menyelesaikan soal-soal OSN.
pendampingan. Guru belum
Pendalaman konsep diberikan kembali
menggunakan langkah-langkah
ketika guru mengalami kesulitan dalam
strategi pemecahan masalah dalam
menganalisis masalah. Guru dibekali
pembinaan olimpiade fisika di
konsep dasar kalkulus untuk dapat
sekolah, sehingga hasil yang dicapai
menyelesaikan rencana solusi.
siswa secara umum masih tampak
Setelah proses kegiatan selesai,
kurang optimal. Siswa mengalami
dilakukan evaluasi keberhasilan
kesulitan dalam memecahkan soal-
kegiatan. Secara umum hasil yang
soal olimpiade dengan tingkat

236
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014

kesukaran cukup tinggi secara Hasil pelaksanaan kegiatan ini


sistematis. diharapkan memberikan imbas positif
terhadap pelaksanaan pembinaan
Keadaan ini sangat relevan
olimpiade fisika di sekolah mereka
dengan hasil perolehan data kemampuan
masing-masing sehingga diharapkan
guru dalam menggunakan startegi
wakil Bali dalam bidang fisika makin
pemecahan masalah. Sebelum
banyak dari segi kuantitas dan
dilaksanakan pendampingan rerata
kualitasnya pun semakin meningkat,
kompetensi guru dalam menyelesaikan
mampu berperan baik di tingkat nasional
soal-soal OSN hanya mencapai 61,54,
dan internasional.
meskipun sudah berkualifikasi baik.
Setelah dilaksanakan pendampingan
melalui pelatihan penerapan strategi SIMPULAN
pemecahan masalah terjadi peningkatan Hasil analisis data dan
kompetensi guru yaitu 100% pelaksanaan kegiatan P2M dapat
berkualifikasi sangat baik. Ini berarti disimpulkan sebagai berikut : 1)
tercapainya keberhasilan yang sangat kompetensi guru pembina O l i m p i a d e
baik dalam pendampingan yang S a i n s N a s i o n a l ( O S N ) dalam
dilaksanakan melalui pelatihan menyelesaikan soal-soal olimpiade
penerapan strategi pemecahan masalah fisika dengan strategi pemecahan
OSN kepada guru-guru IPA (fisika). masalah meningkat dari kualifikasi baik
Pemecahan masalah merupakan (M = 61,54; SD = 6,78) menjadi sangat
bagian integral dari belajar dan mengajar baik (M = 93,46; SD = 6,91); 2) respon
fisika yang bertujuan membantu siswa guru pendamping pembina OSN peserta
mempelajari konsep-konsep dan prinsip- pelatihan terhadap pelaksanaan
prinsip utama dan menerapkannya untuk pendampingan pembinaan Olimpiade
memecahkan masalah. Oleh karena Sains Nasional (OSN) fisika SMP sangat
itulah, pembelajaran fisika di sekolah positif (M = 36,85; SD = 1,21).
selalu disertai dengan latihan-latihan Beberapa saran diajukan berdasarkan
pemecahan masalah dan diakhiri dengan hasil kegiatan P2M ini, yaitu : (1) guru
ujian-ujian yang meminta siswa untuk pendamping pembina olimpiade IPA
memecahkan masalah. (Fisika) hendaknya lebih memantapkan
Temuan lain yang diperoleh pemahamannya tentang pemahaman
selama pelaksanaan pendampingan materi fisika berorientasi strategi
penerapan strategi pemecahan masalah pemecahan masalah, (2) melihat
dalam fisika terungkap kesulitan dalam keantusiasan guru-guru pembina
menerapkan strategi pemecahan masalah olimpiade dalam mengikuti kegiatan
akibat beberapa faktor antara lain: 1) workshop ini, perlu diupayakan langkah
siswa tidak terbiasa menyelesaikan konkrit terutama oleh Dinas Pendidikan
masalah dengan langkah-langkah Kabupaten Badung dengan bekerjasama
pemecahan masalah, 2) waktu dengan Jurusan Pendidikan Fisika
pembinaan tidak kontinu disebabkan FMIPA Undiksha untuk melaksanakan
guru pendamping olimpiade terbentur pembinaan kepada guru-guru secara
dengan tugas administrasi guru, 3) terprogram dalam upaya meningkatkan
secara umum minat siswa terhadap kualitas siswa-siswa SMP meraih tiket
pelajaran fisika masih sangat kurang, sebagai peserta olimpiade tingkat
dan 4) sulitnya mempredeksi soal-soal nasional dan internasional.
olimpiade

237
Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV Tahun 2014

DAFTAR RUJUKAN
Depdiknas, 2002. Simposium Fisika Surabaya: Usaha Nasional.
Nasional XIX. Buku Acara dan Reif, F. (1995). Milikan Lecture
Kumpulan Abstrak. Jakarta. 1994: Understanding and
HFI Teaching Important Scientific
Hidayat. B. dan Soetrisno. 2000. Thought Processes. American
Pengetahuan Alam dan Journal of Physics. Vol 63,
Pengemabngannya. Jakarta: No.1, January, 1995.
Dirjen Dikti Depdiknas. Suastra. 2010. Laporan Pelaksanaan
Heller,Patricia; Keith Ronald, and Pembinaan Olimpiade
Anderson Scott. (1992). Matematika, Sains dan
Teaching Problem Solving Komputer Propinsi Bali.
Through Cooperative Denpsara. Diknas Propinsi Bali.
Grouping. Part 1: Group Tao. Ping-Kee. (2001). Confronting
versus Individual Problem Student Wiyh Multiple
Solving, dalam American Solutions to Qualitative
Journal of Physics Vol 60. No Physics Problem. Physics
7, July 1992. Education Vol 37, No.2, March.
Nurkancana, W. dan Sunartana, 2001
1992. Evaluasi Hasil Belajar.

238

Anda mungkin juga menyukai