Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Salawat beserta salam tidak lupa pula penulis ucapkan kepada nabi
Muhammad SAW, yang telah membawa kita kembali ke jalan Allah SWT.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keselamatan Pasien dan Keselamatan Kesehatan Kerja dalam Keperawatan
yang diberikan oleh dosen yang bersangkutan. Dimana dalam makalah ini penulis
akan membahas mengenai :
1. Penyakit akibat kerja pada perawat: penyakit menular dan tidak menular.
2. Penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja pada perawat.
3. Upaya pencegahan penyakit akibat kerja pada perawat.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya
sehingga dapat menambah pengetahuan kita semua.
Akhir kata penulis mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam makalah ini,
karena penulis masih dalam proses pembelajaran. Untuk itu penulis menerima saran
dan kritikan dari pembaca sebagai batu loncatan bagi penulis untuk pembuatan
makalah kedepannya.

Bantaeng, Januari 2019

Penulis

1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Menurut Undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, yang
dimaksud dengan kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial
dan ekonomis. Sebuah ungkapan mengatakan “Health is created in everyday live”,
bahwa kesehatan itu dibentuk atau dihasilkan dari kehidupan manusia sehari-hari.
Kehidupan manusia adalah berada dalam lingkungan dimana manusia hidup
sehari-hari, mulai dari lahir sampai meninggal dunia. Pada usia bayi sampai balita
hampir dikatakan manusia hidup dilingkungan keluarga atau rumah tangga saja.
Tetapi pada usia sekolah sampai mahasiswa, sebagian besar waktu manusia
dihabiskan di lingkungan keluarga dan sekolah atau kampus. Sedangkan pada usia
dewasa, lepas dari pendidikan manusia cenderung menghabiskan waktunya di dalam
keluarga dan di tempat kerja. Oleh sebab itu lingkungan kerja mempunyai peranan
yang penting juga dalam membentuk atau mempengaruhi kesehatan seseorang.
Lingkungan mempunyai risiko yang besar terhadap terjadinya penyakit dan
kecelakaan akibat kerja seperti di pertambangan, pabrik-pabrik yang menghasilkan
limbah yang berisiko mengganggu kesehatan manusia, dan seterusnya. Mengingat
pentingnya faktor lingkungan kerja sebagai faktor risiko bagi kesehatan masyarakat,
utamanya bagi pekerja, maka dari itulah perlu dipelajari dan dipahami tentang upaya
kesehatan kerja.

B.Perumusan Masalah
Adapun perumasan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan Penyakit akibat kerja pada perawat:
penyakit menular dan tidak menular ?
2. Penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja pada perawat?
3. Upaya pencegahan penyakit akibat kerja pada perawat ?

2
C.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui Penyakit akibat kerja pada perawat: penyakit menular
dan tidak menular .
2. Untuk mengetahui Penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja pada
perawat.
3. .Untuk mengetahui Upaya pencegahan penyakit akibat kerja pada perawat.

D.Manfaat Penulisan
1. Meningkatkan pengetahuan penulis dan pembaca mengenai Penyakit akibat
kerja pada perawat: penyakit menular dan tidak menular .
2. Meningkat pengetahuan penulis dan pembaca tentang, Penyakit atau cedera
akibat kecelakaan kerja pada perawat.
3. Meningkatkan pengetahuan penulis dan pembaca tentang Upaya pencegahan
penyakit akibat kerja pada perawat.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Penyakit akibat kerja


Adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan yang dilakukan setiap
hari atau suatu penyakit yang memiliki asosiasi ubungan cukup kuat dengan
linkungan kerja. Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja.
Dengan demikian Penyakit Akibat Kerja merupakan penyakit yang artifisial
atau man made disease. Dalam melakukan pekerjaan apapun, sebenarnya kita
berisiko untuk mendapatkan gangguan Kesehatan atau penyakit yang ditimbulkan
oleh penyakit tersebut.Oleh karena itu , penyakit akibat kerja adalah penyakit
yang disebabkan oleh  pekerjaan,alat kerja , bahan , proses maupun lingkungan
kerja.
Pada simposium internasional mengenai penyakit akibat hubungan pekerjaan
yang diselenggarakan oleh ILO (International Labour Organization) di Linz,
Austria, dihasilkan definisi menyangkut PAK sebagai berikut:
a. Penyakit Akibat Kerja – Occupational Disease adalah penyakit yang
mempunyai penyebab yang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan,
yang pada umumnya terdiri dari satu agen penyebab yang sudah diakui.
b. Penyakit yang Berhubungan dengan Pekerjaan – Work Related
Diseaseadalah penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab, dimana
faktor pekerjaan memegang peranan bersama dengan faktor risiko lainnya
dalam berkembangnya penyakit yang mempunyai etiologi kompleks.
c. Penyakit yang Mengenai Populasi Kerja – Disease of Fecting Working
Populations adalah penyakit yang terjadi pada populasi pekerja tanpa adanya
agen penyebab ditempat kerja, namun dapat diperberat oleh kondisi pekerjaan
yang buruk bagi kesehatan.

4
Penyakit akibat kerja pada perawat: penyakit menular dan tidak menular:
1. Penyakit Menular Akibat Kerja Pada Perawat
Penyakit menular terbagi :
a. Penyakit yang disebabkan kontak udara disekitar pasien seperti : TBC,
Influenza, Flu burung, SARS.
b. Penyakit yang disebabkan kontak fisik dengan pasien seperti : Kudis
Kurap, Herpes.
c. Penyakit yang disebabkan kontak dengan cairan pasien seperti : AIDS,
Hepatitis B.

Beberapa cara perawat untuk mengantisipasi tertularnya penyakit menular:


1) TBC:
a. Mengurangi kontak langsung dengan penderita TBC
b. Memakai masker
c. Menjaga standard hidup yang baik, dengan makanan bergizi,
lingkungan yang sehat, dan berolahraga.
d. Pemberian vaksin BCG (untuk mencegah kasus TBC yang lebih berat)
2) Influenza:
a. Mengurangi kontak langsung dengan penderita Influenza
b. Memakai masker
c. Vaksinasi influenza
3) Flu Burung :
a. Mengurangi kontak langsung dengan penderita Influenza
b. Mengonsumsi obat antivirus
c. Memakai masker
d. Mengonsumsi makanan sehat
4) SARS :
a. Mengurangi berkunjung langsung ke wilayah yang terserang SARS

5
b. Gunakan masker penutup hidung dan mulutserta sarung tangan untuk
mengurangi penularan melalui cairan dan udara (debu)
c. Jaga kebersihan tuuh, misalnya segera mencuci tangan setelah berada
ditempat umum
5) AIDS :
a. Hindari tertusuknya jarum suntik bekas pasien
b. Hindari tercemarnya darah pasien dengan anggota tubuh yang sedang
luka
c. Hindari tercemarnya barang habis pakai milik penderita

2. Penyakit Tidak Menular Akibat Kerja Pada Perawat


Penyakit tidak menular terbagi :
a. Penyakit yang disebabkan oleh kekurangan gizi yang tidak sempurna,
seperti : penyakit rabun mata, beri-beri, scorbut, dll.
b. Penyakit yang disebabkan karena tekanan darah tinggi (hypertension)
dan tekanan darah rendah (hypotension).
c. Penyakit alergi, seperti : astma gidu / kaligata.
d. Penyakit yang disebabkan karena keracunan, seperti : keracunan
makanan atau minuman.
e. Penyakit yang disebabkan karena kecelakaan, seperti keseleo, patah
tulang, luka tersayat, geger otak, dll.

B. Penyakit atau cedera akibat kecelakaan kerja pada perawat


Beberapa faktor yang merupakan salah satu penyebab penyakit atau cedera
pada perawat di tempat kerjanya sebagai berikut:
1. Akibat kelalaian perawat seperti tertusuk jarum atau tergores jarum, jika
perawat terkena tusukan atau goresan jarum dari pasien yang menderita HIV
dan Hepatitis B maka risiko perawat akan tertular penyakitnya.
2. Perawat berisiko terkena infeksi jika tidak cuci tangan atau menggunakan
sarung tangan serta masker jika berada pada ruang paru.

6
3. Perawat sering kontak langsung dengan bahan kimia seperti obat – obatan
kontak kerja tersebut yang pada umumnya dapat menyebabkan iritasi
(amoniak, dioksan) dan hanya sedikit saja oleh karena alergi (keton). Bahan
toksik (trichloroethane, tetrachloromethane) jika tertelan, terhirup atau
terserap melalui kulit dapat menyebabkan penyakit akut atau kronik, bahkan
kematian.
Pada perawat bekerja secara fisik misalnya memobilisasi pasien,
memindahkan pasien, memandikan pasien dan lain sebagainya yang
berhubungan dengan fisik dapat mengakibatkan risiko seperti keluhan yang
paling sering adalah nyeri pinggang kerja (low back pain).

4. Pada perawat berhubungan langsung dengan radiasi karena pada pemeriksaan


– pemeriksaan tertentu memerlukan radiasi jika perawat terkena radiasi dapat
membahayakan tenaga kesehatan yang menangangani seperti gangguan
reproduksi dan jika terpapar terlalu sering dapat mengakibatkan kanker.

Penyakit atau cedera akibat kerja di Tempat Kerja Kesehatan umumnya


berkaitan dengan : faktor biologis (kuman patogen yang berasal umumnya dari
pasien), faktor kimia (pemaparan dalam dosis kecil namun terus menerus seperti
antiseptik pada kulit, zat kimia/solvent yang menyebabkan kerusakan hati;, faktor
ergonomi (cara duduk salah, cara mengangkat pasien salah), faktor fisik dalam
dosis kecil yang terus menerus (panas pada kulit, tegangan tinggi, radiasi dll.);
faktor psikologis (ketegangan di kamar penerimaan pasien, gawat darurat,
karantina dll.)
1. Faktor Biologis
Lingkungan kerja pada Pelayanan Kesehatan favorable bagi
berkembang biaknya strain kuman yang resisten, terutama kuman-kuman
pyogenic, colli, bacilli dan staphylococci, yang bersumber dari pasien,
benda-benda yang terkontaminasi dan udara. Virus yang menyebar melalui
kontak dengan darah dan sekreta (misalnya HIV dan Hep. B) dapat

7
menginfeksi pekerja hanya akibat kecelakaan kecil dipekerjaan, misalnya
karena tergores atau tertusuk jarum yang terkontaminasi virus.
Pencegahan :
a. Seluruh pekerja harus mendapat pelatihan dasar tentang kebersihan,
epidemilogi dan desinfeksi.
b. Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan
dalam keadaan sehat badan, punya cukup kekebalan alami untuk bekerja
dengan bahan infeksius, dan dilakukan imunisasi.
c. Menggunakan desinfektan yang sesuai dan cara penggunaan yang benar.
d. Sterilisasi dan desinfeksi terhadap tempat, peralatan, sisa bahan
infeksius dan spesimen secara benar
e. Pengelolaan limbah infeksius dengan benar
f. Menggunakan kabinet keamanan biologis yang sesuai.

g. Kebersihan diri dari petugas.

2. Faktor Kimia
Petugas di tempat kerja kesehatan yang sering kali kontak dengan bahan kimia
dan obat-obatan seperti antibiotika, demikian pula dengan solvent yang
banyak digunakan dalam komponen antiseptik, desinfektan dikenal sebagai
zat yang paling karsinogen. Semua bahan cepat atau lambat ini dapat memberi
dampak negatif terhadap kesehatan mereka. Gangguan kesehatan yang paling
sering adalah dermatosis kontak akibat kerja yang pada umumnya disebabkan
oleh iritasi (amoniak, dioksan) dan hanya sedikit saja oleh karena alergi
(keton). Bahan toksik (trichloroethane, tetrachloromethane) jika tertelan,
terhirup atau terserap melalui kulit dapat menyebabkan penyakit akut atau
kronik, bahkan kematian. Bahan korosif (asam dan basa) akan mengakibatkan
kerusakan jaringan yang irreversible pada daerah yang terpapar.
Pencegahan :

8
a. ”Material safety data sheet” (MSDS) dari seluruh bahan kimia yang ada
untuk diketahui oleh seluruh petugas untuk petugas atau tenaga kesehatan
laboratorium.
b. Menggunakan karet isap (rubber bulb) atau alat vakum untuk mencegah
tertelannya bahan kimia dan terhirupnya aerosol untuk petugas / tenaga
kesehatan laboratorium.
c. Menggunakan alat pelindung diri (pelindung mata, sarung tangan,
celemek, jas laboratorium) dengan benar.
d. Hindari penggunaan lensa kontak, karena dapat melekat antara mata dan
lensa.

e. Menggunakan alat pelindung pernafasan dengan benar.

3. Faktor Ergonomi
Ergonomi sebagai ilmu, teknologi dan seni berupaya menyerasikan alat,
cara, proses dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan dan
batasan manusia untuk terwujudnya kondisi dan lingkungan kerja yang sehat,
aman, nyaman dan tercapai efisiensi yang setinggi-tingginya. 

Sebagian besar pekerja di perkantoran atau Pelayanan Kesehatan


pemerintah, bekerja dalam posisi yang kurang ergonomis, misalnya tenaga
operator peralatan, Posisi kerja yang salah dan dipaksakan dapat
menyebabkan mudah lelah sehingga kerja menjadi kurang efisien dan dalam
jangka panjang dapat menyebakan gangguan fisik dan psikologis (stress)
dengan keluhan yang paling sering adalah nyeri pinggang kerja (low back
pain).

4. Faktor Fisik
Faktor fisik di laboratorium kesehatan yang dapat menimbulkan masalah
kesehatan kerja meliputi:
a. Kebisingan, getaran akibat alat / media elektronik dapat menyebabkan
stress dan ketulian

9
b. Pencahayaan yang kurang di ruang kerja, laboratorium, ruang perawatan
dan kantor administrasi dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan
kecelakaan kerja.
c. Suhu dan kelembaban yang tinggi di tempat kerja
d. Terimbas kecelakaan/kebakaran akibat lingkungan sekitar.Terkena radiasi
e. Khusus untuk radiasi, dengan berkembangnya teknologi pemeriksaan,
penggunaannya meningkat sangat tajam dan jika tidak dikontrol dapat
membahayakan petugas yang menangani.
Pencegahan :
a. Pengendalian cahaya di ruang kerja khususnya ruang laboratorium.
b. Pengaturan ventilasi dan penyediaan air minum yang cukup memadai.
c. Menurunkan getaran dengan bantalan anti vibrasi
d. Pengaturan jadwal kerja yang sesuai.
e. Pelindung mata untuk sinar laser

f. Filter untuk mikroskop untuk pemeriksa demam berdarah 

5. Faktor Psikososial
Beberapa contoh faktor psikososial di laboratorium kesehatan yang
dapat menyebabkan stress :
a. Pelayanan kesehatan sering kali bersifat emergency dan menyangkut
hidup mati seseorang. Untuk itu pekerja di tempat kerja kesehatan di
tuntut untuk memberikan pelayanan yang tepat dan cepat disertai dengan
kewibawaan dan keramahan-tamahan
b. Pekerjaan pada unit-unit tertentu yang sangat monoton.Hubungan kerja
yang kurang serasi antara pimpinan dan bawahan atau sesama teman
kerja.Beban mental karena menjadi panutan bagi mitra kerja di sektor
formal ataupun informal.

10
C. Upaya pencegahan penyakit akibat kerja pada perawat
1. Pemeriksaan Kesehatan Pekerja, dilakukan:
a. Pemeriksaan Kesehatan Pra Kerja = saat seleksi calon pekerja
Jenis pemeriksaan Kesehatan Pra Kerja yang dilakukan:
1) Anamnesa
a) Riwayat Penyakit Umum: TB, DM, Jantung, Asthma, Kulit, Perut
b) Riwayat Penyakit di RS: pernah/ belum dirawat di RS, alasan
dirawat
c) Riwayat Kecelakaan Kerja di tempat kerja yang lama
d) Riwayat Operasi: pernah/belum di operasi?, operasi di RS mana,
berapa lama perawatan
e) Riwayat Pekerjaan: apakah sebelumnya pernah bekerja, di
perusahaan apa, bekerja di bagian apa
2) Pemeriksaan Mental
3) Pemeriksaan Fisik
4) Pemeriksaan Kesegaran Jasmani
5) Pemeriksaan Radiologi
Radiasi adalah risiko berbahaya yang dikenal baik di lingkungan
rumah sakit dan usaha penanggulangannya sudah dilakukan. Rumah
sakit sebaiknya mempunyai petugas yang bertanggung jawab (safety
officer) atas keamanan daerah sekitar radiasi dan perlindungan bagi
petugasnya. Petugas hamil sebaiknya dilarang bekerja, walau hal ini
masih diperdebatkan.
6) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksa di laboratorium akan terpajan bakteri, antara lain TB dan
virus Hepatitis B. Petugas harus menjaga kesehatan dan kebersihan
pribadi untuk mencegah tertular penyakit, serta selalu memakai sarung
tangan karet pada saat bekerja. Mencuci tangan setiap akan memulai

11
dan setelah bekerja, mengenakan jas laboratorium, yang harus selalu
ditinggal di dalam laboratorium.
7) Pemeriksaan lainnya
2. Perbaikan Gizi Kerja (Penyiapan Makanan)

Petugas penyiapan makanan dapat terpajan salmonela, botulism dari


bahan mentah ikan, daging dan sayuran. Pencegahan terpenting di bagian ini
adalah tangan bersih dan menggunakan alat bersih. Kulkas penyimpanan
bahan makanan mentah yang sudah dibersihkan diatur suhunya dan
kebersihannya agar bakteri atau jamur tidak sempat berkembang biak.
Memasak yang benar-benar matang akan membunuh salmonela. Petugas yang
sedang menderita gangguan gastrointestinal diliburkan dan diobati sampai
sembuh.
3. Melakukan JSA proses kerja dan lingkungan kerja
4. Membuat SOP dan Instruksi Kerja
5. Promosi Kesehatan (Edukasi, sosialisasi, poster, leaflet, pemasangan rambu-2
K3): seperti memberi penyuluhan kesehatan
6. Menyediakan waktu dan sarpras untuk plahraga bekerja
7. Vaksinasi penyakit menular (Hepatitis)
8. Penggunaan APD
Alat Pelindung Diri (APD) adalah salah satu upaya pencegahan oleh perawat
agar tidak terluar oleh penyakit yang ada di rumah sakit. Macam-macam APD
yang dapat digunakan oleh perawat adalah :
1) Sarung Tangan Steril 8) Mencuci Tangan
2) Gaun (Celemek) Pelindung
3) Masker
4) Alat pelindung mata
5) Topi
6) Pelindung kaki
7) Kepatuhan pada aturan RS

12
13

Anda mungkin juga menyukai