Anda di halaman 1dari 6

Tugas Keperawatan Bencana

RANGKUMAN
MATERI KEPERAWATAN BENCANA

DI SUSUN OLEH :

TRESIA ELIA LAMBI


C. 18.05.010

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


STIKES PANRITA HUSADA BULUKUMBA
2018/2019
DISASTER MANAGEMENT

A. DEFINISI
Disaster management (Penanggulangan Bencana) adalah Ancaman (hazard)
Suatu kondisi, secara alamiah maupun karena ulah manusia, yang berpotensi
menimbulkan kerusakan atau kerugian dan kehilangan jiwa manusia.
Bencana adalah suatu kondisi atau peristiwa yang mengancam dan
mengganggu kehidupan manusia yang disebabkan oleh faktor alam dan non alam
sehingga dapat mengakibatkan korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta
benda.
Bencana terdiri dari 5 fase :
1. Fase bencana
2. Fase respon
3. Fase pemulihan dan rehabilitasi
4. Fase rekonstruksi dan reduksi resiko
5. Fase kesiapan
Bencana memiliki 2 jenis utama:
1. Bencana alam, seperti gempa bumi, banjir, tanah longsor, dan lain-lain.
2. Bencana karena manusia, seperti perang, ledakan bom, kebocoran kimia,
bangunan roboh, dll.

JENIS DAN EFEK BENCANA DI INDONESIA

Bencana karena faktor alam :

 Stunami
 Gempa bumi
 Letusan gunung berapi
 Banjir

Bencana karena faktor manusia :

 Ledakan bom
 Kecelakaan pesawat
 Gangguan sipil ( terorisme)

PERENCANAAN UNTUK BENCANA

Dalam suatu perencanaan bencana terdiri dari beberapa tahapan dasar yang melibatkan pihak
dan kelompok yang berkaitan dengan penanggulangan bencana. Di antaranya :
1. Identifikasi kelompok perencanaan bencana komunitas dasar
2. Kelompok perencanaan perlu mengidentifikasi ancaman-ancaman potensial
3. Kelompok perencanaan kemudian perlu membuat skenario-skenario perencanaan.
4. Setiap badan terkait kemudian membuat rencana mereka sendiri untuk mendukung
skenario yang direncanakan.
5. Ketika rencana operasi telah disajikan kepada semua badan lain.
6. periode yang terjadi ketika ada banyak pembahasan tentang kemampuan setiap badan
perespon dan bagaimana mereka bisa mendukung rencana operasi awal.
7. Rencana-rencana yang sudah ada kemudian diuji di lapangan melalui berbagai
simulasi, awalnya secara konseptual
8. Meskipun rencana terbaik sudah dibuat, situasi bencana bisa terus berkembang.
Kemungkinan akan diperlukan pengambilan keputusan secara reguler

PENGATURAN TEMPAT BENCANA

Tempat bencana adalah suatu tempat atau wilayah yang baru saja mengalami dampak dari
gangguan bencana baik dari alam maupun non alam.
Tempat bencana bisa diatur dalam beberapa barisan dan zona sebagai berikut:
1. Zona Bahaya
2. Barisan Dalam
3. 3 Zona Keamanan
4. Barisan Luar
5. Zona Luar

DUKUNGAN MEDIS UNTUK BENCANA

Dukungan medis untuk bencana


Dukungan medis untuk bencana memfasilitasi dan menyediakan asuhan keperawatan
pada tempat bencana, baik tim medis layanan ambulans, tim forensik dan tim dukungan
psikologis dari fasilitas-fasilitas asuhan-keperawatan yan akan perlu berfungsi di sana.

Dukungan Medis berbasis Rumah Sakit:

Aliran korban dari tempat bencana ke rumah sakit perlu dikontrol. Rumah sakit
penerima perlu memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk menyediakan perawatan yang
memadai kepada para korban. Juga diperlukan untuk meminimalisir transport sekunder para
korban dari satu rumah sakit ke rumah sakit lainnya.

Koordinasi dan Dukungan Medis Tingkat Komunitas:


Tempat bencana, rumah sakit dalam komunitas yang menangani korban bencana dan
fasilitas asuhan keperawatan berbasis komunitas lainnya akan memerlukan berbagai bentuk
dukungan pada saat terjadi stres seperti bencana.
PENGATURAN LAYANAN MEDIS DITEMPAT BENCANA

Layanan medis ditempat bencana di antaranya :


1. Posko kesehatan
2. Pos kesehatan
3. Kordinator pos kesehatan
4. Petugas evakuasi
5. Petugas logistik
6. Petugas care
7. Kordinator posko kesehatan

PENGATURAN DAN KOMPONEN TIM MEDIS POS BANTUAN PERTAMA YANG


TERLIBAT DALAM BENCANA

Jenis-jenis tim asuhan keperawatan berikut biasanya diperlukan di Tempat Bencana :


1. Tim pertolongan pertama
2. Tim medis militer
3. Pertolongan pertama
Tim-tim medis yang dikerahkan di tempat bencana biasanya diorganisir di Pos Pertolongan
Pertama (FAP). Setiap tempat bencana bisa memiliki satu atau lebih pos pertolongan pertama,
tergantung pada besaran dan layout tempat bencana. Para anggota tim medis bisa dikerahkan
dengan satu atau lebih peran di FAP. Beberapa peran ini mencakup:
1. Tim Triase
2. Tim untuk merawat korban Prioritas 1 (cidera parah)
3. Tim untuk merawat korban Prioritas 2 (cidera sedang)
4. Tim untuk merawat korban Prioritas 3 (cidera ringan)
5. Tim keliling yang bisa dikirim ke dalam zona bahaya untuk misi dukungan medis tertentu
6. Tim yang akan menangani evakuasi korban dari FAP
Tim komando FAP yang akan bertugas di FAP dan mengontrol berbagai aktivitas di pos
tersebut

PENGATURAN DAN KOMPONEN TIM MEDIS


POSKO BANTUAN PERTAMA YANG TERLIBAT DALAM BENCANA

Jenis-jenis tim asuhan keperawatan berikut biasanya diperlukan di Tempat Bencana :


 Tim pertolongan pertama
 Tim medis militer
 Penolong pertama
Komponen-Komponen Pos Pertolongan Pertama :

1. Mabes Firts Aid Post (FAP) atau Pos Pertolongan Pertama


2. Pos Pertolongan Pertama
3. Area Terapi Prioritas 1
4. Wilayah Perawatan Prioritas 2
5. Wilayah Perawatan Prioritas 3
6. 6. Titik Ambulans

AKTIVASI LAYANAN MEDIS SELAMA BENCANA


Keterlibatan layanan medis dalam manajemen bencana sebuah komunitas biasanya dimulai
dengan aktivasi layanan-layanan ini. Selama sebuah bencana, badan bencana yang
mengkoordinir, yang mana untuk Indonesia adalah BPBD. Ada banyak jenis pesan aktivasi.
Berikut adalah beberapa jenis yang umum digunakan di berbagai komunitas:

1. Siaga: Ini digunakan ketika sebuah peristiwa mungkin telah terjadi. akan tetapi, badan
pengaktivasi mungkin belum mengetahui besarnya bencana untuk menentukan apakah
unit-unit perlu diinformasikan untuk melapor ke tempat bencana atau hanya bersiap
untuk bergerak.
2. Darurat Penuh: Ini berarti sebuah peristiwa telah terjadi dan perwakilan yang teraktivasi
akan merespon sebagai ditetapkan dalam prosedur operasi standar.

TRIASE DALAM BENCANA

Triase adalah memprioritaskan perawatan pasien (atau korban selama bencana)


berdasarkan tingkat keparahan penyakit/cidera, prognosis, dan ketersedidaan sumberdaya.
Tujuan triase adalah untuk mengidentifikasi pasien-pasien yang memerlukan resusitasi cepat;
untuk memilah pasien-pasien ke tempat perawatan pasien yang telah ditetapkan, sehingga
memprioritas perawatan mereka; dan menginisiasi tindakan diagnostik/terapeutik sesuai
keperluan.

Kategori Kode Warna Yang


Keparahan Deskripsi
Prioritas Diberikan

1 Merah Serius Ancaman langsung bagi nyawa atau tungkai

Cidera signifikan. Bisa bertahan dengan


2 Kuning Sedang
perawatan

3 Hijau Ringan Korban luka yang bisa berjalan

4 Hitam Meninggal Tidak dapat diselamatkan


Dalam setiap bencana yang terjadi komunikasi adalah hal yang paling dibutuhjan dalm
menangani kasus bencana. Jenis perlengkapan komunikasi yang akan diperlukan pada setiap
dari jejaring ini akan banyak dan prinsip-prinsip di atas harus berlaku. Para anggota setiap
organisasi harus menyediakan ini sehingga komunikasi dapat dilakukan dengan jelas dan
mudah.

Sebagai bagian dari sistem aktivasi, rumah sakit yang mengkoordinir juga akan
mengaktivasi satu atau lebih rumah sakit untuk tidak hanya mengirim tim medis ke tempat
bencana tetapi juga bersiap untuk menerima korban.

KOORDINASI LAYANAN MEDIS BENCANA DALAM SEBUAH KOMUNITAS

Perwakilan medis pengkoordinasi bencana di sebuah kebupaten bisa berupa Dinas


Kesehatan Kabupaten atau salah satu dari rumah sakit besar di kabupaten/kota tersebut. Jika
sudah ditentukan, semua pusat kesehatan lainnya dan perwakilan terkait kesehatan perlu
bekerja sama dengan perwakilan tersebut dan mendukung upaya-upaya untuk koordinasi
tingkat kabupaten.

Koordinasi pekerjaan yang terkait bencana dimulai pada fase persiapan. Respon yang
efektif selama bencana tergantung pada aktivitas persiapan seperti ini. Sangat penting agar
berbagai institusi asuhan keperawatan dan perwakilan-perwakilan terkait kesehatan dalam
komunitas bekerja bersama secara reguler untuk menghasilkan tatanan bagi bantuan yang
akan datang selama bencana sipil dan darurat.

Kebutuhan tenaga, perlengkapan dan bantuan staf untuk sebuah pusat koordinasi
kesehatan komunitas adalah sebagai berikut:

 Perlengkapan
 Bantuan staf
 Tenaga
 Umpan balik laporan
 Manajemen penyakit

Bekerja sama dengan Media dan Pusat Penyebaran Informasi Publik

Selama terjadinya krisis, penting agar organisasi bekerja sama dengan media untuk
menjangkau publik agar memberikan informasi yang relevan secara sering dan proaktif. Jika
layanan-layanan kesehatan menghindari media, maka media akan mencari cara sendiri untuk
mendapatkan informasi terkait kesehatan, dan seringkali informasi diperoleh dari sumber yang
tidak terpercaya yang mungkin tidak akurat dan berpotensi merusak layanan kesehatan.

Satu peran lain yang dipegang oleh media adalah dalam menyebarkan informasi
tentang bagaimana publik bisa melindungi diri mereka dari efek-efek berbahaya bencana.
Pusat Koordinasi Kesehatan Komunitas bisa mempersiapkan penasehat untuk publik tentang
kemungkinan efek bencana dan bagaimana publik harus merespon maksimal dan meminta
media untuk menyiarkan ini ke masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai