DI SUSUN :
NIM : PO7120420033
ISTIRAHAT TIDUR
Tidur adalah suatu keadaan relative tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa
menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Tarwoto, 2006).
istirahatnya yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau mengganggu gaya hidup
gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal (NANDA
NIC-NOC,2013:603).
menghambat fungsi. Deprivasi tidur adalah periode panjang tanpa tidur (“tidur
tidur adalah pola “tidur ayam” yang periodic dan alami, yang memberi istirahat
adekuat, mempertahankan gaya hidup yang diinginkan dan dapat ditingkatkan
(NANDA, 2012).
2. Anatomi
serta proyeksi kolinergik yang berasal dari basis frontalis (nukleus basalis,
beberapa sirkuit neural yang saling berhubungan satu sama lain, serta
3. Fisiologi
1. Fisiologi Tidur
Tidur terjadi dalam siklus yang diselingi periode terjaga. Siklus
tidur/terjaga umumnya mengikuti irama circadian atau 24 jam dalam
siklus siang/malam. Selain siklus tidur/terjaga, tidur terjadi dalam
tahapan yang berlangsung dalam suatu kondisi siklis. Ada lima tahapan
tidur. Tahap 1 hingga tahap 4 mengacu pada tidur dengan gerakan mata
tidak cepat (NREM- Non Rapid Eye Movement) dan berkisar dari
kedaan tidur sangat ringan di tahap 1 hingga keadaan tidur nyenyak di
tahap 3 dan 4. Selama tidur NREM, seseorang biasanya mengalami
penurunan suhu, denyut, tekanan darah, pernapasan, dan ketegangan
otot. Penurunan tuntutan fungsi tubuh dianggap melakukan tindakan
responsif, baik secara fisiologi maupun psikologi. Tahap 5 disebut tidur
dengan gerak mata cepat (REM- Rapid Eye Movement). Tahap tidur
REM dikarakterisasikan dengan meningkatnya level aktivitas
dibandingkan pada tahap NREM. Manfaat tidur REM berkaitan dengan
perbaikan dalam proses mental dan kesehatan emosi.
1) Tahap I
Merupakan tahap transisi dari keadaan sadarmenjadi tidur.
Berlangsung beberapa menit saja, dan gelombang otak menjadi lambat.
Tahap I ini ditandai dengan :
a) Mata menjadi kabur dan rileks.
b) Seluruh otot menjadi lemas.
c) Kedua bola mata bergerakkekiri dan kekanan.
d) Tanda-tanda vital dan metabolisme menurun.
e) EEG: penurunan Voltasi gelombang-gelombang Alfa.
f) Dapat terbangun dengan mudah.
g) Bila terbangun terasa sedang bermimpi.
2) Tahap II
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun.
Berlangsung 10-20 menit, semakin rileks, mudah terjaga, dan
gelombang otak menjadi lebih lambat. Tahap II ini ditandai dengan :
a) Kedua Bola mata berhenti bergerak.
b) Suhu tubuh menurun.
c) Tonus otot perlahan-lahan berkurang.
d) Tanda-tanda vital turun dengan jelas.
e) EEG: Timbul gelombang beta Frekuensi 15-18 siklus / detik yang
disebut gelombang tidur.
3) Tahap III
Merupakan awaltahap tidur nyenyak. Tahap ini berlangsung 15-
30menit.Tahap III ini ditandai dengan:
a) Relaksasi otot menyeluruh.
b) Tanda-tanda vital menurun tetapi tetap teratur.
c) EEG: perubahan gelombang Beta menjadi 1-2 siklus / detik.
d) Sulit dibangunkan dan digerakkan.
4) Tahap IV
Tahap Tidur Nyenyak, berlangsung sekitar 15-30 menit. Tahap ini
ditandai dengan :
a) Jarang bergerak dan sangat sulit dibangunkan.
b) Tanda-tanda vital secara signifikan lebih rendah dari pada jam
bangun pagi.
c) Tonus Otot menurun (relaksasi total).
d) Denyut jantung dan pernapasan menurun sekitar 20-30 %.
e) EEG: hanya terlihat gelombang delta yang lambat dengan frekwensi
1-2 siklus/detik.
f) Gerak bola mata mulai meningkat.
g) Terjadi mimpi dan terkadang tidur sambil berjalan serta enuresis
(mengompol).
Tahap tidur yang sangat nyenyak. Pada orang dewasa REM terjadi 20-
25 % dari tidurnya.
1) Tahap REM ditandai dengan:
a) Bola mata bergerak dengan kecepatan lebih tinggi dari tahap-
tahap sebelumnya.
b) Mimpi yang berwarna dan nyata muncul.
c) Tahap ini biasanya dimulai sekitar 90 menit setelah tidur
dimulai.
d) Terjadi kejang otot kecil, otot besar imobilisasi.
e) Ditandai oleh respons otonom yaitu denyut jantung dan
pernapasan yang berfluktuasi, serta peningkatan tekanan darah
yang berfluktuasi.
f) Metabolisme meningkat.
g) Lebih sulit dibangunkan.
h) Sekresi ambung meningkat.
i) Durasi tidur REM meningkat dengan setiap siklus dan rata-rata
20 menit.
2) Karakteristik tidur REM
a) Mata : Cepat tertutup dan terbuka.
b) Otot-otot : Kejang otot kecil, otot besar immobilisasi.
c) Pernapasan : tidur teratur, kadang dengan apnea.
d) Nadi : Cepat dan ireguler.
e) Tekanan darah : Meningkat atau fluktuasi.
f) Sekresi gaster : Meningkat.
g) Metabolisme : Meningkat, temperatur tubuh naik.
h) Gelombang otak : EEG aktif.
Siklus tidur : Sulit dibangunkan.
4. Perubahan Fungsi
Perubahan fungsi tidur atau Ganguan tidur adalah suatu kondisi yang
salah satu dari tiga masalah insomnia yaitu : gerakan abnormal atau sensasi
saat tidur atau ketika terbangun di malam hari, atau kantuk yang berlebihan di
a. Insomnia
kesulitan tidur kronis, sering terbangun dari tidur, dan atau tidur pendek atau
Penyebabnya bisa karena gangguan fisik atau karena faktor mental seperti
perasaan gundah dan gelisah. Ada tiga jenis insomnia yaitu Initial insomnia
b. Parasomnia
seseorang tidur, dan bisanya terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa.
c. Hipersomnia
d. Narkolepsi
bergerak, atau berbicara sesaat sebelum bagun atau tidur adalah gejala lainnya
melalui hidung dan mulut untuk periode 10 detik atau lebih pada saat tidur.
Ada tiga jenis tidur apnea yaitu : apnea sentral, obstruktif, dan campuran.
Bentuk yang paling umum adalah apnea obstruktif atau Obstruktif Sleep
terjadi ketika otot atau struktur dari rongga mulut atau tenggorakan
mencoba untuk bernapas karena dada dan perut terus bergerak, sehingga
mendengkur..
f. Mengigau
Hampir semua orang pernah mengigau, hal itu terjadi sebelum tidur REM.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Kaji penampilan wajah klien , adakah lingkaran hitam disekitar mata, mata
sayu, konjungtiva merah, kelopak mata bengkak, wajah terlihat kusut dan
lelah.
b. Kaji perilaku klien : cepat marah, gelisah, perhatian menurun, bicara
6. Pemeriksaan Diagnostik
terhadap :
d. Riwayat medis
e. Aktivitas fisik.
alat ini kita dapat mengkaji aktivitas klien selama tidur. Aktivitas yang klien
lakukan tanpa sadar tersebut bisa jadi merupakan penyebab seringnya klien
informasi yang objektif tentang kantuk dan aspek-aspek tertentu dari struktur
tidur dan mengukur gerakan mata menggunakan EOG, perubahan tonus otot
7. Tindakan Penanganan
a. Tindakan Penanganan
a. Terapi relaksasi
d. Terapi psikologi/psikiatri
Terapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress berat
2. Terapi Farmakologi
1. Pengkajian Umum
dengan format nama, umur, jenis kelamin, status, agama, pekerjaan, suku
2. Riwayat Kesehatan
klien.
Kaji kondisi yang pernah dialami oleh klien diluar gangguan yang
keturunan.
a. Bernapas
b. Nutrisi
c. Eliminasi
d. Aktivitas
e. Istirahat tidur
f. Berpakaian
h. Personal Hygiene
j. Komunikasi
k. Spiritual
l. Rekreasi
m. Bekerja
warna kulit.
b. Gejala Kardial
c. Keadaan fisik
dilakukan pasien baik selama perawatan ataupun baru masuk rumah sakit.
6. Pengkajian Psikososial
E. Diagnosa Keperawatan
1. Insomnia
2. Deprivasi tidur
00095 diharapkan pasien tidak mengalami insomnia dengan Intervensi Keperawatan Yang Disarankan Untuk
1) Jumlah jam tidur (sedikitnya 5 jam per 24 jam untuk - Bantu kelurga dalam mencari dan menyediakan
- Peningkatan koping
- Peningkatan latihan
- Perawatan kanguru
- Pemijatan
- Fasilitasi meditasi
- Terapi musik
- Manajemen nutrisi
- Pengaturan posisi
Tidur diharapkan pasien tidak mengalami deprivasi tidur Intervensi Keperawatan Yang Disarankan Untuk
dukungan
1) Jumlah jam tidur (sedikitnya 5 jam per 24 jam
Pilihan intervensi tambahan :
untuk orang dewasa. (000401)
- Pengurangan kecemasan
1) Pola, kualitas dan rutinitas tidur (000403)
- Perawatan kanguru
- Pemijatan
- Fasilitasi meditasi
- Terapi musik
- Manajemen nutrisi
- Pengaturan posisi
Pola Tidur diharapkan px tidak terganggu saat tidur dengan kriteria Intervensi Keperawatan Yang Disarankan Untuk
00198 hasil : Menyelesaikan Masalah :
5. Tidak ada keluhan - dorong klien untuk mengambil posisi yang nyamana
1) Jumlah jam tidur (sedikitnya 5 jam per 24 jam untuk - minta klien untuk rileks dan merasakan sensasiyang
- Pengurangan kecemasan
- Latihan autogenik
- Manajemen energi
- Peningkatan latihan
- Pemijatan
- Fasilitasi meditasi
- Terapi musik
- Manajemen nutrisi
- Manajemen nyeri
Meningkat diharapkan pasien dapat meningkatkan tidur dengan Intervensi Keperawatan Yang Disarankan Untuk
3. Kualitas istirahat energi pulih setelah istirahat - Tentukan efek dari obat yang dikonsumsi pasien
4. Energi pulih setelah istirahat (000309) - Monitor / cata pola tidur pasien dan jumlah jam tidur
meningkatkan tidur
tidur
sesuai
- Bantu untuk menghilangkan situasi stres sebelum
tidur
Remelda, (2008). Insomnia dan gangguan tidur lainnya. Jakarta : Elex media
komputindo