BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Limbah merupakan buangan yang di hasilkan dari
suatu proses baik produksi maupun domestik (rumah tangga), limbah sering kali di
kaitkan dengan suatu hal yang tidak terpakai atau sesuatu yang tidak memiliki nilai baik
harga maupun kegunaanya. PT. Industri Nabati Lestari merupakan perusahaan
pengolahan minyak kelapa sawit yang terintegrasi dengan pengolahan Crude Palm Oil
(CPO) menjadi produk-produk yang dapat dipasarkan, adapun produk yang dihasilkan
dari pengolahan CPO ini adalah Minyak Goreng/RBDOL (Refined Bleached Deodorized
Olein) atau disebut juga olein sebagai produk utama dan RBDST (Refined Bleached
Deodorized Stearin) atau disebut juga dengan stearin serta PFAD (Palm Fatty Acid
Destilate) sebagai produk sampingan.
Spenth Bleaching Earth (SBE) merupakan limbah padat yang di peroleh dari proses
pemucatan pada pengolahan minyak goreng pada proses produksi suatu industri,
karena tingkat produksi setiap tahunnya bertambah maka makin meningkat juga limbah
SBE yang di hasilkan dari suatu industri, hal ini menjadi problem bagi lingkungan, karena
limbah yang di hasilkan dari proses akhir dari pengolahan menjadi bahan yang bisa
berbahaya bagi lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Untuk itu perlu dicarikan jalan
keluarnya atau solusi upaya pemnfaatan limbah yang berbahaya teraebut bisa di daur
ulang atau di olah menjadi bahan yang bisa dimanfaatkan serta memiliki nilai tambah
baik dari sisi harga maupun kegunanya.
Dalam suatu kontruksi penggunaan bata biasanya menggunakan bata yang terbuat dari
bahan campuran pasir, semakin meningkatnya limbah SBE yang di hasilkan dari suatu
industri, dengan demikian timbul pemikiran untuk memanfaatkan SBE ini sebagai
penambah agregat halus pada pembuatan bata beton. Terhadap permasalahan yang
terjadi di atas untuk mengatasinya maka penulis mengangkat judul “Pengaruh Persen
Volume Spenth Bleaching Earth (SBE) Sebagai Penambah Campuran Agregat Halus
Terhadap Kompressi dan Daya Serap Air Bata Beton dengan Menggunakan Metode
ANAVA.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pengaruh persentase Spenth Bleaching earth
sebagai campuran agregat halus pada pembuatan bata beton dalam uji kompressi dan
daya serap air dalam perbandingann dengan menggunakan metode ANAVA? Tujuan
Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan
dari penelitian adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui pengaruh persentase Spenth
Bleaching earth sebagai campuran agregat halus pada pembuatan bata beton dalam uji
kompressi dan daya serap air dalam perbandingann dengan menggunakan metode
ANAVA. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian,
antara lain: 1.
Bagi Mahasiswa Dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu yang telah diperoleh
selama di bangku perkuliahan dengan cara membandingkan teori-teori ilmiah yang ada
Universitas Malikussaleh dengan permasalahan yang ada di perusahaan khususnya
mengenai konsep jasa, kualitas, metode serta aplikasinya di lapangan. 2. Bagi Jurusan
Teknik Industri Universitas Malikussaleh a. Mempererat hubungan antara pihak
universitas dengan pihak perusahaan tempat dilakukannya penelitian. b.
Memperkenalkan Jurusan Teknik Industri Universitas Malikussaleh sebagai forum disiplin
ilmu terapan yang sangat bermanfaat bagi perusahaan. 3.
Bagi Perusahaan Memberikan informasi kepada perusahaan bahwa limbah SBE dapat di
olah menjadi sebuah produk inovasi yang memili nilai tambah sehingga pihak
perusahaan dapat lebih mempertimbanngkan harga jual limbah SBE dari harga
sebelumnya, guna meproleh keuntungan yang lebih besar. 1.5 Batasan Masalah dan
Asumsi Batasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah untuk mencapai tujuan
dan memberikan ruang lingkup penelitian. Batasan masalah yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: Bahan baku yang di gunakan pada penelitian ini
hanyalah limbah Spenth Bleaching Earth (SBE) yang di peroleh dari hasil produksi
pemucatan minyak goreng dari suatu industri.
Studi penerapan pemanfaatan limbah Spenth Bleaching Earth (SBE) menjadi produk
Bata Beton dalam penelitian ini hanya membahas kuat tekan dan daya serap air yang di
peroleh dari Bata Beton yang di hasilkan. Uji kuat tekan yang dilakukan adalah uji kuat
tekan bata beton (SNI 03-0349-1989). Uji daya serap yang di lakukan adalah uji daya
serap air bata beton SNI 03-0349-1989). Pada pengujian kuat tekan dan daya serap
asumsi percepatan gravitasi yang digunakan adalah 10 m/s2 Bata beton dengan
memanfaatkan spenth bleaching earth sebagai subtitusi agregat halus dengan
perbandingan variasi 5%, 10% dan 15% dari agregat halus beton.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahwa kondisi operator
dalam keadaan sehat baik jasmani dan rohani, dan peralatan dalam keadaan normal
selama penelitian di berlasung. BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bleaching Earth (BE) Bleaching earth
adalah hasil dari mineral lempung, attapulgite dan spiolite yang dioleh untuk kebutuhan
pemurnian minyak nabati dan lemak hewani agar dapat dikonsumsi oleh manusia.
Kegunaan bleaching earth dapat mengurai kotoran dan bahan yang tidak diinginkan
biasanya pada minyak sawit, seperti zat pewarna (karotenoid), sabun dan lainnya, yang
dapat ditemukan dalam minyak dan lemak.
Pada pembuatan minyak kelapa sawit, warna minyak merupakan salah satu faktor
penting. Warna minyak akan sangat mempengaruhi kualitas dari minyak yang
dihasilkan. Untuk memenuhi keinginan konsumen makan diperlukan pemucatan yang
memenuhi standar. Penggunaan bahan pemucat atau Bleaching Earth (BE) yang sering
disebut sebagai adsorben menjadi pilihan utama untuk melakukan proses tersebut.
Sesuai dengan standar mutu warna BPO (Bleaching Palm Oil atau minyak yang
dihasilkan dari pemucatan), pemakaian bleaching earth ini haruslah optimum.
Maka, yang perlu diperhatikan adalah mutu BPO karena jika menggunakan jenis
bleaching earth yang berbeda akan menghasilkan mutu yang berbeda pula. Adapun
komposisi kima bleching earth dapat di lihat pada tabel 2.1 berikut: Tabel 2.1 Komposisi
Kimia Bleaching Earth / Sumber: Zhangsheng et al. (2006) 2.1.2 Spenth Bleaching Earth
(SBE) Spenth bleaching earth (SBE) merupakan Limbah padat yang di hasilkan dari
industri pemurnian minyak goreng, perlakuan pendahuluan permurnian minyak kasar
terdiri dari proses penghilangan gum dan pemucatan yang menghasilkan Spenth Earth
dalam jumlah banyak. Dalam tanah pemucat bekas terkandung zat warna beta-karoten
dan sejumlah minyak yang terserap. Menurut Taylor et al. (1999), kandungan minyak
dalam SBE berkisar antara 20% - 40%.
Tanah pemucat bekas terdiri dari campuran tanah pemucat alami (fresh bleaching earth)
dan hidrokarbon dari CPO. Komponen hidrokarbon dalam tanah pemucat bekas
umumnya merupakan senyawa biodegradable. Apabila tanah pemucat bekas
berinteraksi dengan air, senyawa tersebut akan mudah terurai, sehingga menimbulkan
bau busuk yang mengganggu lingkungan (Wahyudi 2000). Pada Gambar 2.1
ditunjukkan gambaran perbedaan antara fresh belaching earth dan spent bleaching
earth. / Gambar 2.1 Fresh bleaching earth (kiri) dan spent bleaching earth (kanan) 2.1.3
Beton Beton adalah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan agregat halus,
agregat kasar, semen dan air. Pembuatan beton pada saat ini telah banyak mengalami
modifikasi seperti pembuatan beton dengan campuran bahan pembantu dimana
mengalami peningkatan kuat tekan terhadap beton normal. Membuat beton
sebenarnya tidaklah mudah perlu melewati bebrapa proses untuk menghasilkan sebuah
beton yang memiliki standart mutu terbaik, seperti pemilihan bahan yang akan di
gunakan dimna bahan yang di gunakan harus memiliki standatr mutu yang sesuai,
proses pembuatan meliputi pemilihan bahan, pengayakan, pencampuran serta proses
pengeringan yang menjadi tahap akhir dari proses finishing pembuatan beton.
Untuk mendapatkan beton kedap air yang sempurna maka perlu di lakukan proses
pembuatan yang sangat teliti. Bata Beton Bata beton adalah suatu jenis unsur bangunan
berbentuk bata yang di buat dari bahan utama semen portland,air dan agregat yang di
pergunakan untuk pasangan dinding (SNI 03-0349-1989). Seiring perkembangan zaman
maka kebutuhan bata beton semakin bervariasi, seperti kebutuhan bata beton ringan
yang mulai menggantikan bata beton konvensional. 2.1.5
Semen Semen Portland adalah bahan pengikat hidrolis berupa bubuk halus yang
dihasilkan dengan menghaluskan klinker (bahan ini terutama terdiri dari silikat-silikat
kalsium yang bersifat hidrolis), dengan batu gibs sebagai bahan tambahan. Fungsi
semen portland adalah sebagai perekat butir-butir agregat sehingga terjadi suatu massa
yang padat. Jika semen portland dicampur dengan air, dalam beberapa waktu dapat
menjadi keras. Campuran antara air dengan semen portland tersebut dinamakan pasta
semen.
Semen portland dibuat dengan memanaskan suatu campuran yang terdiri dari
bahanbahan yang mengandung kapur, silika, alumina, oksida, besi, dan oksida- oksida
lain secara baik dan merata (Utomo, 2010). Sifat-sifat semen portland dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu sifat fisika dan sifat kimia (Tri Mulyono : 2004). Sifat fisik semen
portland meliputi: Kehalusan butir Reaksi antara semen dan air dimulai dari permukaan
butir-butir semen, sehingga makin luas permukaan butir-butir semen (dari berat semen
yang sama) makin cepat proses hidrasinya.
Hal ini berarti kehalusan butir semen mempengaruhi proses hidrasi semen, semakin
halus butiran semen maka proses hidrasi akan semakin cepat, sehingga kekuatan awal
tinggi dan kekuatan akhir akan berkurang. Kehalusan semen yang tinggi dapat
mengurangi terjadinya bleeding atau naiknya air ke permukaan. Waktu ikatan Waktu
yang diperlukan semen terhitung dari mulai bereaksi dengan air dan menjadi pasta
semen hingga pasta semen cukup kaku untuk menahan tekanan yang disebut waktu
ikatan.
Waktu ikat semen dibagi dua yaitu waktu ikat awal (initial time) dan waktu ikatan akhir
(final setting time). Panas hidrasi Silikat dan aluminat pada semen bereaksi dengan air
menjadi media perekat yang memadat lalu membentuk massa yang keras. Reaksi
membentuk media perekat ini disebut hidrasi. Panas hidrasi didefinisikan sebagai
kuantitas panas dalam kalori/gram pada semen yang terhidrasi. Hidrasi semen bersifat
eksotermis dengan panas yang dikeluarkan kira-kira 120 kalori/gram. Dalam
pelaksanaan, perkembangan panas ini dapat mengakibatkan masalah yakni timbulnya
retakan pada saat pendinginan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pendinginan melalui
perawatan (curing) pada saat pelaksanaan.
Berat jenis Berat jenis semen berkisar antara 3,15 mg/m3. Berat jenis digunakan dalam
hitungan perbandingan campuran saja. Sifat kimia semen portland meliputi: Susunan
Kimia Karena bahan dasarnya terdiri dari bahan-bahan yang terutama mengandung
kapur, silika, alumina dan oksida besi. Sebagai hasil perubahan susunan kimia yang
terjadi diperoleh susunan kimia yang komplek, namun pada semen biasa dapat dilihat
pada Tabel 2.2.
Komposisi C3S dan C2S adalah 70% - 80% dari berat semen dan merupakan bagian
yang paling dominan memberikan sifat semen. Semen dan air saling bereaksi,
persenyawaan ini dinamakan proses hidrasi, dan hasilnya dinamakan hidrasi semen.
Kesegaran semen Pengujian kehilangan berat akibat pembakaran (loss of ignition)
dilakukan pada semen untuk menentukan kehilangan berat jika semen dibakar sampai
sekitar 900-1000oC. kehilangan berat ini terjadi karena adanya kelembapan dan adanya
karbon dioksida dalam bentuk kapur bebas atau magnesium yang menguap. Kehilangan
berat dari semen ini merupakan ukuran dari kesegaran semen.
Sisa yang tak terlarut Sisa bahan yang tidak habis bereaksi adalah bagian yang tidak
aktif dari semen. Semakin sedikit sisa bahan ini semakin naik kualitas semen. Jumlah
maksimum sisa yang tak larut yang dipersyaratkan adalah 1.,5%. Standar Nasional
Indonesia (SNI 15-2049-2004) membagi semen portland menjadi 5 jenis yaitu: Jenis I,
yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan
persyaratan-persyaratan khusus. Jenis II, yaitu semen portland yang penggunaannya
memerlukan ketahanan terhadap sulfat atau kalor hidrasi sedang. Jenis III, yaitu semen
portland yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan tinggi pada tahap
permulaan setelah pengikatan terjadi.
Jenis IV, yaitu semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan kalor hidrasi
rendah. Jenis V, yaitu semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan
ketahanan tinggi terhadap sulfat. 2.1.6 Agregat Halus Pasir Agregat halus pasir yang
digunakan dalam campuran beton jika dilihat dari sumbernya dapat berasal dari sungai
atau dari galian tambang (quarry). Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal, artinya
tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan
hujan. (Peraturan Beton Bertulang Indonesia, 1971).
Pasir adalah pasir alam sebagai hasil disintegrasi ‘alami’ batuan atau pasir yang
dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 4,75 mm
(SNI 03-6820-2002). Pasir yang digunakan harus memenuhi persyaratan kadar lumpur,
kadar zat organik, dan gradasi butiran. Adapun syarat mutu agregat halus dapat di lihat
pada Tabel. 2.3 berikut: Tabel 2.3. Syarat Mutu Agregat Halus SNI 03-6820-2002 Ukuran
Lubang Ayakan (mm) _Lolos Komulatif (%) _ _9.5 _100 _ _4.75 _95-100 _ _2.36 _70-100 _
_1.18 _40-75 _ _0.6 _20-50 _ _0.3 _10-25 _ _0.15 _0-10 _ _(Sumber : SNI 03-6820-2002)
2.1.7
Agregat Kasar Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi
alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.
Batu krikil merupakan salah satu bahan yang di butuhkan dalam proses pembuatan
beton. 2.1.8 Air Air adalah senyawa kimia yang merupakan hasil ikatan dari unsur
hidrogen (H2) yang bersenyawa dengan unsur oksigen (O), dalam hal ini air merupakan
bahan dasar yang sangat penting dalam pembuatan batako. Air diperlukan sebagai
bahan pereaksi/penyatu antara pasir dan semen agar mudah dipadatkan dan dibentuk.
Air yang dipakai tidak boleh air yang berbahaya, seperti air yang sudah tercemar, air
buangan, dan tidak boleh mengandung bahan kimia.
ANAVA Analisis varians (ANAVA) merupakan suatu teknik staistik yang memungkinkan
untuk mengetahui apakah dua atau lebih rata-rata populasi bernilai sama dengan
menggunakan data dari sampel msing-masing populasi. Analisis varians juga memiliki
keunggulan dalam hal kemampuan untuk membandingkan antar variabel antar
pengulangan dan juga adanya interaksi antar variabel ( Fatimah, 2014 ). Pengetahuan
tentang varians yang di perguinakan sebagai ukuran variansi dari suatu kumpulan nilai
hasil observasi.
Untuk analisis data yang di peroleh berdasarkan desain eksperimen, khususnya desaian
acak sempurna yang akan ditinjau desain dengan sebuah observasi setiap unit
eksperimen. Kemudian di hitung besaran-besaran yang di perlukan yaitu ( Nurul A, 2015
): Jumlah nilai pengamatan untuk setiap perlakuan. Jumlah seluruh nilai pengamatan.
Rata-rata pengamatan untuk setiap perlakuan. Jumlah kuadrat semua nilai pengamatan
(S ?? 2 ). Jumlah kuadrat antar perlakuan (JKP). Jumlah kuadrat kekeliruan eksperimen
(JKG). Setelah jumlah nilai tersebut di peroleh, maka di susunlah sebuah daftar analisis
varians yang di singkat dengan NAVA.
Dalam daftar analisis varians ada dua sumber variasi yaitu perlakuan dan kekeliruan
eksperimen ( Nurul A, 2015 ). Mengingat uji Anova ini banyak digunakan dalam
penelitian eksperimen, maka uji anova dapat dibagi berdasarkan desainnya. Anova satu
arah, digunakan untuk menguji perbedaan diantara dua atau lebih kelompok dimana
hanya terdapat satu faktor yang dipertimbangkan. sebagai contoh membandingkan efek
dosis obat yang berbeda terhadap kesembuhan pasien. Anova faktorial, merupakan
pengembangan dari anova satu arah dimana ada lebih dari satu faktor dan interaksinya
yang dipertimbangkan. Misalnya bukan hanya faktor dosis obat tetapi juga frekuensi
pemberian obat.
pada anova faktorial, interaksi atau kombinasi diantara faktor juga dipertimbangkan.
Pada contoh ini, interaksi antara dosis obat dan frekuensi pemberian obat dapat
dihitung pengaruhnya terhadap kesembuhan pasien. Anova dua arah (two way anova)
termasuk dalam Anova faktorial. Anova reapeted measures, digunakan ketika dalam
desain eksperimen mengijinkan subjek penelitian diikutsertakan pada perlakuan yang
berbeda. terkait contoh di atas, misalnya pasien yang sama diberikan obat dengan dosis
yang berbeda. Multivariat Anova, berbeda dengan uji Anova yang hanya mengukur satu
respon, Manova mengukur lebih dari satu respon dalam satu kali eksperimen.
misalnya kita meneliti dampak obat pada beberapa dosis. Respon yang diteliti lebih dari
satu misalnya kadar Trigleserida , LDL dan HDL pada pasien Prinsip Dasar dalam
Eksperimen Jika suatu penelitian mempunyai tujuan untuk menunjukkan atau
membuktikan adanya hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih dengan
sebuah variabel respon, maka desain eksperimen akan memegang peranan yang sangat
penting. Untuk memahami desain eksperimen yang akan diuraikan, maka perlulah
dimengerti prinsip-prinsip dasar yang lazim digunakan dan dikenal.
Sebelum memberikan penjelasanan ketiga prinsip dasar tersebut terlebih dahulu kita
jelaskan pengertian tentan perlakuan, kekeliruan eksperimen, dan unit eksperimen
(Gregory, 2002). Perlakuan Perlakuan diartikan sebagai sekumpulan kondisi eksperimen
dalam ruang lingkup desain eksperimen yang dipilih, perlakuan ini bisa berbentuk
tunggal atau terjadi dalam bentuk kombinasi. Unit Eksperimen Yang dimaksud dengan
unit eksperimen adalah unit yang dikenai perlakuan tunggal (mungkin menggunakan
gabungan beberapa faktor) dalam sebuah replikasi eksperimen dasar.
Prosedur Uji Analisis Varians Untuk menguji hipotesa di dalam analisis varians (anava)
dipergunakan peralatan uji F (F- tes). Adapun prosedur pengujian dilakukan dengan
mengikuti langkah langkah berikut (Alfatta, 2010): Pernyataan Hipotesis Hipotesis pada
uji anava sama seperti pada uji hipotesis lain yaitu H0 dan H1. Yang dimana H0 dan H1
adalah: H0 = µ1 = µ 2 = µ3 = . . . . µK H1 = Tidak seluruh mean populasi sama Dimana: k
= jumlah populasi Pemilihan tingkat kepentingan Biasa digunakan 0,01 atau 0,05 untuk
tingkat kepentingan.
Jika tidak demikian maka terima H0. Perhitungan rasio uji Rumus yang digunakan untuk
menghitung rasio uji adalah: _ (2.5) Adapun perhitungan untuk pembilang dan
penyebutnya adalah: Pembilang _ (2.6) _ (2.7) Penyebut _ (2.8) Dimana: _Jumlah dari
simpangan kuadrat (_ Pengambilan keputusan Jika nilai rasio uji berada di daerah
penerimaan maka hipotesis nol diterima. Jika berada di daerah penolakan maka
hipoetesis nol di tolak dan hipotesis alternatif diterima. Adapun format umum Tabel
ANAVA seperti tampak pada Tabel 2.4 berikut: Tabel 2.4 Format Umum Tabel Anava
Sumber Variasi _Derajat Kebebasan _Rataan Kuadrat _F Hitung _ _Antar Dalam _K – 1 T –
k __
_ __ _ _Total _T – 1 _ _ _ _Sumber: Hidayati, Nurul A.
2015. Laporan Statistik Elementer Uji Analisis Varians 2.2.4 Analisis Varians Satu Arah
Analisis varians satu arah merupakan pengujian terhadap rata-rata dari K populasi
dengan memperhatikan hanya satu sumber variasi yaitu perlakuan percobaan. Analisis
varians satu arah dapat dipakai untuk menghadapi kasus variabel bebas lebih dari satu.
Hanya saja analisis yang dilakukan pada analisis varians satu arah adalah satu per satu
(Alfatta, 2010). Di dalam model analisis varians satu arah (one way anava model) perlu
diperhatikan hal-hal berikut ini (Alfatta, 2010): Data yang ada diklasifikasikan menurut
klasifkasi satu arah.
Hanya terdapat satu variable di dalam analisis tersebut Dalam menentukan pengujian
hipotesis untuk satu arah digunakan rumusan sebagai berikut (Alfatta, 2010): Ho : ?? 1 =
?? 2 = ?? 3 = ?? ?? ?? 1 : Paling sedikit ada satu yang tidak sama Untuk menolak atau
menerima Ho dalam hal ini akan dilakukan uji F. Dari tiap populasi secara independen
kita ambil sebuah sampel acak berukuran ?? 1 dari populasi kesatu, ?? 2 dari populasi
kedua dan seterusnya sampai berukuran ?? ?? dari populasi ke k. Data pengamatan
dinyatakan dengan dengan Yij, dimana nilai dari (i = 1, 2, ........k), dan nilai (j = 1, 2, ........,
n). Yij berarti data ke-J dalam sampel dari populasi dalam hal ini adalah perlakuan ke i
(Alfatta, 2010).
Adapun data yang diperoleh dari hasil pengamatan untuk anava satu arah adalah
seperti tampak pada Tabel 2.5 berikut: Tabel 2.5 Data Cuplikan Menurut Baris Untuk
Anava Satu Arah Cuplikan, cuplikan Ke-1 (i = 1,2, ..., r) _Pengamatan di masing-masing
cuplikan pengamatan ke-j ( j – 1,2, ....., c ) _Cuplikan (baris) Total ?Xi _Cuplikan (baris)
Rata-rata Xi _ _ _1 _2 _.... _C _ _ _ _1 2 . . R _X1 X2 . . Xr _X1 X2 . . Xr _.... .... . . .... _X1 X2 . . Xr
_?X1 ?X2 . . ?Xr _Xi X2 . . Xr _ _Sumber : Hidayati, Nurul A. 2015. Laporan Statistik
Elementer Uji Analisis Varians Sedangkan rumus atau perhitungan yang digunakan pada
anava satu arah dapat diringkas dalam sebuah tabel seperti yang tampak pada Tabel 2.6
berikut Tabel 2.6 Analisis Varians Satu Arah Sumber Variasi _Derajat Kebebasan _Jumlah
Kuadrat _Rataan Kuadrat _F Hitung _ _Perlakuan Galat _K – 1 K ( n -1 ) _JKA JKG _ ?? 1 2
= ?????? ??-1 ?? 2 = ?????? ??(??-1) _= ?? 1 2 ?? 2 _ _Total _Nk – 1 _JKT _ _ _ _Sumber :
Hidayati, Nurul A. 2015. Laporan Statistik Elementer Uji Analisis Varians Untuk mengisi
tabel anava, persamaan yang digunakan adalah (Nurul, 2015): Jumlah kuadrat total (JKT)
JKT = i=1 k j=1 n Yi j 2 - J 2 nk .......(2.9) Jumlah kuadrat perlakuan (JKP) JKP = i=1 k J i 2
n- J 2 nk ......(2.10) Jumlah kuadrat galat (JKG) JKG = JKA - JKP ......(2.11) Penduga untuk
perlakuan berdasarkan derajat bebas pada (k-1) S 1 2 = JKP (k-1) ......(2.12) Penduga
untuk galat berdasarkan derajat bebas pada k(n-1) S 2 2 = JKG k(n-1) ......(2.13)
Menghitung nilai F hitung F 0 = S 1 2 S 2 2 ......(2.14) Pengujian Benda Uji Uji Tekan Uji
tekan merupakan uji yang di lakukan dengan perlakuan memberikan tekanan atau
kompressi pada suatu objek, guna untuk mengetahui ketahan atau mutu dari suatu
struktur objek penelitian.
Semakin tinggi kekuatan struktur dikehendaki, semakin tinggi pula mutu yang
dihasilkan. Adapunn tahapan pengujian kuat tekan adalah sebagai berikut (SNI No.
03-0349-1989): Meratakan/ menerap bidang tekan Sebelum pengujian kuat tekan,
bidang tekan bata beton diratakan/diterap terlebih dahulu. Bidang tekan benda uji (2
bagian) diterap dengan adukan semen dan pasir halus yang lolos saringan 0,3 mm,
dengan perbandingan 1 pc : 2 ps, dibuat sedemikian rupa sehingga terdapat bidang
yang sejajar dan rata satu dengan yang lainnya.
Tebal lapisan perata/penerap kurang lebih 3 mm, kemudian keringkan. Penentuan kuat
tekan Kuat tekan dilakukan apabila pengerasan lapisan penerap sedikitnya telah
berumur 3 hari. Benda uji yang telah siap, diletakkan pada mesin tekan yang dapat
diatur kecepatan penekanannya. Pastikan jarum pembaca nilai kuat tekan pada posisi
nol, kemudian benda uji ditekan hingga jarum berwarna merah berhenti. Lalu hasil
beban tekan tadi di catat masing masing untuk setiap benda uji dan juga nilai rata-rata
dari 5 (lima) benda uji. Kuat tekan benda uji di hitung dengan membagi beban, dengan
luas bidang tekan, dinyatakan dalam kg/cm_. Rumus Kuat tekan : /
.......................................................(2.15) Keterangan : / = Kuat tekan (kg/cm2) P = Beban tekan
maksimum (kg) A = Luas penampang (cm2) Uji Daya Serap Air Uji daya serap air adalah
uji yang di lakukan dengan memberikan perlakuan randaman terhadap objek penelitian
guna untuk melihat ketahanan mutu suatu objek dalam menahan serap air dalam
jangka waktu yang di tentukan. Dalam pengujian penyerapan air, dipakai 3 (tiga) buah
bata beton untuk tiap proporsinya.
Bata beton yang telah melewati tahap perawatan, ditiriskan dalam waktu 1 (satu) menit,
lalu permukaan batako diseka dengan kain lembab, agar air yang masih melekat di
bidang permukaan batako terserap kain lembab itu. Bata beton kemudian ditimbang
(A). Setelah itu bata dikeringkan dalam oven dengan suhu 1050 C selama 1 (satu) hari,
kemudian ditimbang kembali (B) (SNI No. 03-0349-1989). Penyerapan air : ??-?? ?? ??
100.............................................................................(2.16) Keterangan : A : Berat batako dalam
keadaan basah (kg) B : Berat batako dalam keadaan kering oven (kg) Nilai daya serap
setiap batako yang diuji kemudian dihitung nilai rata-rata nya. 3.4 Syarat Mutu Batako
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) No.
03-0349-1989 tentang bata beton untuk pasangan dinding ada tiga syarat mutu batako,
yaitu : Pandangan Luar (sifat tampak) Bidang permukaannya harus tidak cacat.
Rusuk-rusuknya siku satu terhadap yang lain, dan sudut rusuknya tidak mudah
dirapihkan dengan kekuatan jari tangan. Ukuran dan Toleransi Ukuran batako dan
toleransinya dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.9 Ukuran Batako Jenis _Ukuran (mm) _
_ _ _ _ _Panjang _Lebar _Tebal _ _ Pejal _390 + 3 - 5 _190 ± 2 _100 ± 2 _ _(Sumber : SNI
03-0349-1989, Badan Standardisasi Nasional) Syarat Mekanis (kuat tekan dan
penyerapan air) Batako harus memenuhi syarat-syarat mekanis sesuai dengan Tabel 2.4.
Tabel 2.10 Syarat-Syarat Mekanis Batako SNI 03-0349-1989 Syarat fisis _Satuan _Tingkat
mutu batako pejal _ _ _ _I _II _III _IV _ _Kuat tekan bruto * rata- rata minimum _kg/cm2
_100 _70 _40 _25 _ _ _ _ _ _ _ _ _Kuat tekan bruto masing-masing benda uji _kg/cm2 _90
_65 _35 _21 _ _ _ _ _ _ _ _ _Penyerapan air rata-rata, maksimum _% _25 _35 _- _- _ _ _ _ _ _
_ _ _(Sumber : SNI 03-0349-1989, Badan Standardisasi Nasional) Keterangan : _Kuat
tekan bruto adalah beban tekan keseluruhan pada waktu benda coba pecah, dibagi
dengan luas ukuran nyata dari bata beton.
Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang telah mendukuing peneliti dalam
membuat laporan ini sebagi penelitian yang relevan sebagai berikut: Moch Luqman
Ashari, Denny Dermawan, Dalam penelitiannya yang berjudul ”Studi Pemanfaatan
Limbah Padat Industri Pengolahan Minyak Kelapa Sawit Spent Bleaching Earth sebagai
Pengganti Agregat pada Campuran Beton". Industri pengolahan minyak kelapa sawit
menghasilkan limbah padat berupa Spent Bleaching Earth (SBE) SBE mengandung
senyawa kimia yaitu Si02 mencapai 83,059%.
Si02 atau debu silica dapat mengakibatkan silicosis jika tersebar ke udara dan sering
terhirup oleh pekerja. Di sisi lain SiO2 adalah salah satu material penyusun semen
portland, sehingga perlu untuk diadakan riset tentang pengolahan dan pemanfaaatan
limbah SBE sebagai bahan campuran pembuatan beton. Limbah SBE dimanfaatkan
untuk menggantikan agregat halus dengan komposisi 0%, 10%, 20%, 30%, dari 40% dari
jumlah total agregat halus.
Pengujian yang dilakukan adalah uji kuat tekan, setting time, dan Toxicity Characteristic
Leaching Procedur (TCLP), Metode mix design menggunakan SNI 03-2834-2000 debgan
fe 28,5 MPa dan slump 12 2 cm. Hasil dari penelitian ini menunjukkan jika beton dengan
campuran limbah SBE yang mencapai kuat tekan perencanaan adalah 10% SBE sebesar
34, 16 MPa dan 209% SBE sebesar 29,06 MPa Berdasarkan hasil uji TCLP, konsentrasi
logam berat dalam beton dengan campuran 10% SBE berada dibawah baku mutu TCLP.
Hasil ini membuktikan secara ilmiah jika beton dengan campuran 10% SBE layak secara
teknis dan lingkungan. Muhammad Gala Garcya, Zulfikar Djauhari, Alex Kurniawandy.
Tetapi waktu pengaturan pada SBE lebih lambat dari 0% Substitusi SBE dan
membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengeras dari beton biasa dimantaatkan
scbagai bahan baku dari batu bata. Dengan demikiaan timbul pemikiran untuk
memanfaatkan SBE ini meniadi bahan baku untuk pembuatan batu bata. Proses
pembuatan bata ramah lingkunyan, limbah ini dapat digunakan dengan pencampuran
semen dan pasir di aduk dengan air menjadi mortar dengan perbandingan 1:4.
Variasi komposisi limbah SBE ini dijadikan sebagai pencampur sebagai pengganti pasir
yaitu 5%, 15%, 25%, 359%,45%,55º%,65% dan 95°%. Dalam penelitian menggunakan
metode Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Beton. Kuat tekan terhadap benda uji
dilakukan pada umur 7 hari, dari hasil pengujian nilai yang memenuhi untuk kuat tekan
dengan komposisi maksimum penggunaan SBE sebesar 15%. BAB III METODOLOGI
PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di labroratorium
Jurusan Teknnik Sipil Universiras Malkussaleh. Adapun bahan baku limbah Spenth
Bleaching Earth di peroleh dari PT.Industri Nabati Lestari yang terletak di Kawasan
Eonomi Kusus Seimangkei, kecamatan Bosarmaligas, Kabupaten Simalungun.
Waktu penelitian secara langsung di lakukan terhitung mulai bulan januari yang diawali
dengan proses penyusunan proposal penelitian sampai penulisan laporan penelitian
sampai dengan selesai. Pada penelitian kali ini adapun obyek penelitiannya adalah
Spenth Bleaching Earth yang merupakan limbah padat yang di hasilkan dari pemurnian
minyak goreng dari suatu industri. 3.2 Jenis dan Sumber Data Agar dalam pelaksanaan
penelitian dapat berjalan dengan mudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka
perlu dilakukan langkah pemecahan masalah yang baik.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Data primer yaitu data
yang diperoleh secara langsung dari penelitian. Data primer yang dibutuhkan dalam
penelitian ini yaitu data perhitungan modulus kehalusan, data perhitungan berat jenis
agregat, data perhitungan kadar semen, dan data perhitungan kadar agregat gabungan.
Data sekunder yaitu data yang didapatkan dengan mempelajari literature yang
berhubungan dengan penelitian dan dokumen-dokumen perusahaan.
Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data semua bhan yang
mendukung penyelesaian laporan ini.
Teknik Pengumpulan Data Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah benda uji bata
beton yang menggunakan bahan Spenth Bleaching Earth sebagai pengganti sebagian
agregat halus sebesar 5%, 10%, dan 15% dengan ukuran benda uji 5 x 5 x 5cm. Sampel
Sampel yang akan diuji dalam penelitian ini sebanyak 6 buah bata beton dari
masing-masing persentase. Tabel 3.1
Jumlah Benda Uji Macam Pengujian _Ukuran Benda Uji (cm) _Persentase Spenth
Blesching Earth _Jumlah Benda Uji _ _Kuat tekan _5 x 5 x 5 _5% _5 _ _ _ _10% _5 _ _ _
_15% _5 _ _Daya serap, tampak, & ukuran _5 x 5 x 5 _5% _3 _ _ _ _10% _3 _ _ _ _15% _3 _
_Total benda uji _24 _ _Sumber: Data pengamatan Dalam penelitian ini saya
menambahkan pembuatan benda uji sebanyak 2 buah untuk masing-masing
proporsinya, hal ini dilakukan sebagai upaya preventif apabila ada benda uji yang
memiliki cacat. Rancangan Penelitian Langkah-langkah penelitian ekperimen sebagai
berikut: Melakukan kajian terhadap permasalahan yang hendak dipecahkan.
Pasir Adapun pasir yang di gunakan pada penelitian ini adalah pasir yang dihasilkan
oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 4,75 mm (SNI
03-6820-2002). Pasir yang digunakan harus memenuhi persyaratan kadar lumpur, kadar
zat organik, dan gradasi butiran Semen Semen yang digunakan pada penelitian ini
adalah semen PCC (Semen Portland Komposit) yang kondisinya masih baik dan cocok
untuk pembuatan bata beton. Air Air yang digunakan pada penelitian ini adalah air PAM
yang digunakan di pabrik pembuatan bata beton. 3.5 Proses pembuatan batako
Pembuatan bata beton di lakukan di Labratorium Teknik Sipil Universitas Malikussaleh.
dengan menggunakan mesin press.
Langkah ini dilakukan agar pencampuran antar bahan-bahan tersebut dapat lebih
komposit sehingga diharapkan hasil yang diperoleh maksimal. Tambahkan air sesuai
f.a.s. hingga adukan homogen. Masukan adonan bata beton ke dalam mesin pres
hingga cetakan terisi penuh kemudian ratakan permukaan cetakan. Getarkan cetakan
hingga adonan batako padat. Setelah padat adukan tersebut ditekan atau dipres.
Kemudian cetakan dilepas dan benda uji diletakkan ditempat yang sejuk dan terlindung
dari sinar matahari langsung. 3.6
Pengujian benda uji Adapun yang menjadi tolak ukur pengujian pada penelitian ini
adalah sebagai berikut: Pengujian Kuat Tekan Adapunn rahapan pengujian kuat tekan
adalah sebagai berikut: Meratakan/ menerap bidang tekan Sebelum pengujian kuat
tekan, bidang tekan bata beton diratakan/diterap terlebih dahulu. Bidang tekan benda
uji (2 bagian) diterap dengan adukan semen dan pasir halus yang lolos saringan 0,3 mm,
dengan perbandingan 1 pc : 2 ps, dibuat sedemikian rupa sehingga terdapat bidang
yang sejajar dan rata satu dengan yang lainnya.
Tebal lapisan perata/penerap kurang lebih 3 mm, kemudian keringkan. Penentuan kuat
tekan Kuat tekan dilakukan apabila pengerasan lapisan penerap sedikitnya telah
berumur 7 hari. Benda uji yang telah siap, diletakkan pada mesin tekan yang dapat
diatur kecepatan penekanannya. Pastikan jarum pembaca nilai kuat tekan pada posisi
nol, kemudian benda uji ditekan hingga jarum berwarna merah berhenti. Lalu hasil
beban tekan tadi di catat masing masing untuk setiap benda uji dan juga nilai rata-rata
dari 5 (lima) benda uji. Kuat tekan benda uji di hitung dengan membagi beban, dengan
luas bidang tekan, dinyatakan dalam kg/cm_.
Rumus Kuat tekan : / Keterangan : / = Kuat tekan (kg/cm2) P = Beban tekan maksimum
(kg) A = Luas penampang (cm2) Pengujian Daya Serap Dalam pengujian penyerapan air,
dipakai 3 (tiga) buah bata beton untuk tiap proporsinya. Bata beton yang telah melewati
tahap perawatan, ditiriskan dalam waktu 1 (satu) menit, lalu permukaan batako diseka
dengan kain lembab, agar air yang masih melekat di bidang permukaan batako terserap
kain lembab itu. Bata beton kemudian ditimbang (A). Setelah itu bata dikeringkan dalam
oven dengan suhu 1050 C selama 1 (satu) hari, kemudian ditimbang kembali (B).
/ Keterangan : A : Berat batako dalam keadaan basah (kg) B : Berat batako dalam
keadaan kering oven (kg) Nilai daya serap setiap batako yang diuji kemudian dihitung
nilai rata-rata nya. Diagram Alir Penelitian Adapun diagram alir penelitian ini dapat
dilihat pada Gambar 3.1 berikut: Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 3.7 Metodologi
Analisis Untuk melihat pengaruh Spenth Bleaching Earth pada pembuatan bata beton
dalam penelitian ini dengan menggunakan metode ANOVA, adapun tahapan
penyelesainnya adalah: Pernyataan Hipotesis Hipotesis pada uji anava sama seperti pada
uji hipotesis lain yaitu H0 dan H1. Yang dimana H0 dan H1 adalah: H0 = µ1 = µ 2 = µ3 =
. . . . µK H1 = Tidak seluruh mean populasi sama Dimana: k = jumlah populasi Pemilihan
tingkat kepentingan Biasa digunakan 0,01 atau 0,05 untuk tingkat kepentingan.
Jika tidak demikian maka terima H0. Perhitungan rasio uji Rumus yang digunakan untuk
menghitung rasio uji adalah: _ Adapun perhitungan untuk pembilang dan penyebutnya
adalah: Pembilang _ _ Penyebut _ Dimana: _Jumlah dari simpangan kuadrat (_
Pengambilan keputusan Jika nilai rasio uji berada di daerah penerimaan maka hipotesis
nol diterima. Jika berada di daerah penolakan maka hipoetesis nol di tolak dan hipotesis
alternatif diterima. BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil penelitian 4.1.1
Data Kuat Tekan Bata Beton Adapun data kuat tekan bata beton yang di proleh dari
hasil uji kompressi dapat di lihat pada Tabel 4.1 berikut: Tabel 4.2 Data kuat tekan Bata
Beton No _Uji tekan Bata Beton (KN) _ _ _Normal _SBE 5% _SBE 10% _SBE 15% _ _1 _68
_60 _74 _50 _ _2 _63 _60 _70 _53 _ _3 _68 _59 _69 _51 _ _Sumber:Data uji lab 2020 4.1.2
Data Daya Serap Air Bata Beton Badapun data daya serap bata betonyang di peroleh
dari hasil uji dapat di lihat pada tabel 4.2 berikut: Tabel 4.2
Daya Serap Bata Beton Benda Uji _Daya serap Air Bata Beton(gr) _ _ _No _A (basah) _B
(Kering Oven _ _Normal _1 _296.7 _273.3 _ _ _2 _296.1 _273.0 _ _ _3 _294.7 _272.0 _ _SBE
5% _1 _285.5 _270.1 _ _ _2 _291.8 _276.4 _ _ _3 _286.4 _271.2 _ _SBE 10% _1 _287.2 _275.5
_ _ _2 _286.4 _270.6 _ _ _3 _285.3 _269.8 _ _SBE 15% _1 _280.3 _264.3 _ _ _2 _283.9 _267.6
_ _ _3 _279.3 _263.4 _ _Sumber:Data Uji Lab 2020 4.2 Pengolahan Data 4.2.1 Analisis
Gradasi Analisis gradasi dilakukan untuk mengetahui distribusi ukuran butir material SBE
dan juga sebagai dasar perhitungan modulus kehalusan.
Pengujian gradasi agregat halus dan penentuan batas minimum dan maksimum yang
ideal berdasarkan pada standar ASTM C33 “Standard Specification for Concrete
Aggregates”. Diiketahui: Berat tertahan (Bt) = 34.5 gr Maka: %T = Bt x 100 = 34.5 x 100
= 3.45 %K = 3.45 + 20.05 = 23.5 %L = 100 – 3.45 = 96.44 Rekapitulasi hasil pengujian
gradasi material SBE dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut di bawah ini: Tabel 4.3 Hasil
Pengujian Gradasi SBE (Spent Bleaching Earth) Ukuran ayakan (mm) _Berat tertahan (g)
_% Tertahan _% Kumulatif tertahan _% Lolos _ _4.75 _34.5 _3.45 _3.45 _96.55 _ _2.38
_200.5 _20.05 _23.5 _76.5 _ _1.19 _137.6 _13.76 _37.26 _62.74 _ _0.60 _94.3
_9.43 _46.69 _53.31 _ _0.30 _48.9 _4.89 _51.58 _48.42 _ _0.15 _363.5 _36.35 _87.93 _12.07 _
_0.075 _117.0 _11.7 _99.63 _0.37 _ _Pan _3.7 _0.37 _100 _ _ _Jumlah _1000 _ _ _ _ _Sumber:
Hasil Uji Lab 2020 Adapun grafik analisis gradasi SBE dapat di lihat pada gambar 4.1
berikut ini: / Gambar 4.1 Grafik analisis gradasi SBE Grafik hasil analisis gradasi SBE di
atas menunjukkan bahwa pola distribusi ukuran butir SBE secara umum berada pada
rentang batas maksimum dan minimum yang ideal menurut standar ASTM C33
“Standard Specification for Concrete Aggregates”. Akan tetapi pada ayakan dengan
ukuran 0,3 mm persentase lolos SBE mencapai 48,42% yang menunjukkan bahwa SBE
memiliki ukuran butir yang sangat halus. 4.2.2
Perhitungan Modulus Kehalusan Pada tabel 1 jumlah persen (%) komulatif yang
tertahan adalah sebagai berikut: (9 3.45 + 23.5 + 37.26 + 46.69 + 51.58 + 87.93 + 99.63
= 250.41) FM = ?? 100 = 250.41 100 = 2.5041 4.2.3 Perhitungan Berat Jenis Agregat
Perhitungan berat jenis agregat di gunakan sebagai dasar perhitungan proporsi
campuran pada saat Mix Design. Diketahui: W=34.5gr ?? 2 - ?? 1 =20.9 ml X ?? ?? 2 - ??
1 ?L =0.8 ? = ?? ?? 2 - ?? 1 xSG = 34.5 20.9 x 0.8 =1.320 gr/ml 4.2.4 Mix Design Proporsi
campuran mix design ini di perhitungkan untuk pembuatan 10 sampel uji dengan
ukuran 5x5x5 cm. Adapun proporsi campuran dapat di lihat pada Tabel 4.4 sebagai
berikut: Tabel 4.4
Mix Dsign Mortar Material _Komposisi (gr/mm3) _ _ _Normal _SBE 5% _SBE10% _SBE15%
_ _Air _419.27 _419.27 _419.27 _419.27 _ _Pasir _2868.74 _2775.31 _2581.87 _2438.43 _
_Semen _866.25 _866.25 _866.25 _866.25 _ _SBE _0 _0.10 _0.19 _0.29 _ _Sumber:Data
Pengolahan 4.2.5 Analisis Uji Kuat Tekan Bata Beton (Mortar) Pengujian kuat tekan
mortar di lakuakan setelah perawatan (penegeringan) dilaksanakan selama 7 hari di
ruangan terbuka. Uji kuat tekan bertujuan untuk mengetahui apakah proporsi campuran
pada masing-masing komposisi telah memenuhi mutu yang direncanakan (SNI 03 –
0349 – 1989) Mencari Nilai kuat Tekan Bata Beton Diketahui : 1 KN = 101.97 kg A = 25
cm2 P = 68 KN x 101.97 = 6933.96 kg Maka, F’c1 = P/A = 6933.96 25 = 277.358 kg/cm2
F’c2 = P/A = 6424.11 25 = 256.964 kg/cm2 F’c3 = P/A = 6933.96 25 = 277.358 kg/cm2
Mencari Nilai Kuat Tekan Bata Beton Rata-rata F’cr = F ' c1 + F ' c2+ F ' c3 n = 277.358
+256.964 +277.358 3 = 85.6548 kg/cm2 Adapun rekapitulasi data kuat tekan bata beton
dapat di lihat pada tabel 4.5 sebagai berikut: Tabel 4.5 Kuat Tekan Bata Beton Komposisi
_Kode _P (KN) _kg _Luas (cm2) _P (kg/cm2) _F’ci (kg/cm2) _Rata-rata _ _Normal _1 _68
_101.97 _25 _6933.96 _277.358 _85.6548 _ _ _2 _63 _101.97 _25 _6424.11 _256.964 _ _ _ _3
_68 _101.97 _25 _6933.96 _277.358 _ _ _SBE 5% _1 _60 _101.97 _25 _6118.2 _244.728
_81.576 _ _ _2 _60 _101.97 _25 _6118.2 _244.728 _ _ _ _3 _59 _101.97 _25 _6016.23
_240.649 _ _ _SBE10% _1 _74 _101.97 _25 _7545.78 _301.831 _95.172 _ _ _2 _70 _101.97
_25 _7137.9 _285.516 _ _ _ _3 _69 _101.97 _25 _7035.93 _281.437 _ _ _SBE 15% _1 _50
_101.97 _25 _5098.5 _203.94 _72.0588 _ _ _2 _53 _101.97 _25 _5404.41 _216.176 _ _ _ _3
_51 _101.97 _25 _5200.47 _208.019 _ _ _Sumber : Data Pengamatan Berdasarkan analisis
perhitungan di atas kuat tekan yang di hasilkan memenuhi tingkat mutu batako II (SNI
03 – 0349 – 1989) 4.2.6
Analisis Uji Daya Serap Bata Untuk pengujian penyerapan air, dipakai 3 (tiga) buah
sampel uji dengan ukuran 5x5x5cm untuk tiap proporsinya. Bata beton yang telah
melewati tahap perawatan ditiriskan dalam waktu 1 (satu) menit, lalu permukaan bata
beton diseka dengan kain lembab, agar air yang berkelebihan Syang masih melekat di
bidang permukaan bata brton terserap kain lembab itu. Bata beton kemudian ditimbang
(A). Setelah itu batako dikeringkan dalam oven dengan suhu 1050 C selama 1 (satu) hari,
kemudian ditimbang kembali (B). Nilai daya serap setiap bata beton yang diuji
kemudian dihitung nilai rata-rata nya.
Berikut merupakan data hasil pengujian daya serap air bata Beton: Nilai daya serap air
Serap Air 1 = A - B B x 100 = 296.7- 273.3 273.3 x 100 = 8.56 Serap Air = A - B B x 100 =
296.1- 273.0 273.0 x 100 = 8.46 Serap Air 1 = A - B B x 100 = 294.7- 272.0 272.0 x 100 =
8.35 Nilai rata-rata daya serap air Rata-rata daya serap air = 8.56+8.46+8.35 3 =8.46
Adapun rekapitulasi data daya serap air bata beton dapat di lihat pada Tabel 4.6 berikut
: Tabel 4.6 Data daya serap air bata beton Benda Uji _Daya serap Air Bata Beton(gr)
_Nilai Daya serap Air _Nilai Rata-rata Daya Serap Air _ _ _No _A (basah) _B (Kering Oven)
_ _ _ _Normal _1 _296.7 _273.3 _8.56 _8.46 _ _ _2 _296.1 _273.0 _8.46 _ _ _ _3 _294.7 _272.0
_8.35 _ _ _SBE 5% _1 _285.5 _270.1 _5.70 _5.62 _ _ _2 _291.8 _276.4 _5.57 _ _ _ _3 _286.4
_271.2 _5.60 _ _ _SBE 10% _1 _287.2 _275.5 _4.25 _5.28 _ _ _2 _286.4 _270.6 _5.84 _ _ _ _3
_285.3 _269.8 _5.74 _ _ _SBE 15% _1 _280.3 _264.3 _6.05 _6.06 _ _ _2 _283.9 _267.6 _6.09 _
_ _ _3 _279.3 _263.4 _6.03 _ _ _Sumber: Pengamatan Data Berdasarkan tabel 4.6 di atas
dapat kita lihat Secara keseluruhan perubahan nilai daya serap dari berbagai variasi
jumlah penggunaan limbah Spenth Bleaching Earth mempunyai perbedaan. Untuk daya
serap, semakin banyak variasi persen campuran SBE yang di gunakan akan
mengakibatkan semakin menurunnya nilai daya serap dari bata beton.
Nilai daya serap yang didapat masih dibawah rata-rata nilai daya serap maksimum yang
diperbolehkan SNI 03-0349-1989. Hasil pengujian nilai daya serap tertinggi terdapat
pada variasi normal dan terendah pada variasi 10%. 4.2.7 ANAVA Analisis ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh persentase Spenth Bleaching Earth sebagai penambah
campuran agregat halus pada pembuatan bata betol dalam uji kompressi (kuat tekan)
dan permeability (daya serap air). Adapun perhitungan yang di lakukan adalah sebagai
berikut: Kuat tekan (kompressi) Ry = (3038 ) 2 12 = 769477 Py = 811.68 2 3 + 730.105 2
3 + 868.784 2 3 + 628.135 2 3 = 10928.8 SY2 = 277.3582 + 256.9642 + 277.3582 +
244.7282 + 244.7282 + 240.6492 + 301,8312 + 285.5162 + 281.4372 + 203.942 +
216.1762 + 208.0192 = 781005 Ey = 781005 – 769477 – 10928.8 = 5.76 Tabel 4.7 Data
Analissi Varian Kuat tekan Pengujian _Campuran SBE _Jumlah _ _ _0% _5% _10% _15% _ _
_Daya Tekan _277.358 _244.728 _301.831 _203.94 _ _ _ _256.964 _244.728 _285.516
_216.176 _ _ _ _277.358 _240.649 _281.437 _208.019 _ _ _Jumlah _811.68 _730.105
_868.784 _628.135 _3038.7 _ _X^2 _658824 _533053 _754786 _394554 _ _ _Banyak
Pengamatan _3 _3 _3 _3 _12 _ _Rata-rata _448.67 _405.16 _478.58 _350.78 _1.00 _
_Sumber: Data Pengamatan Adapun rekapitulasi perhitungan untuk menetukan nilai F
hitung kuat tekan dapat di lihat pada Tabel 4.10 berikut: F = 3642.94 / 74.8639 = 48.66
Tabel 4.8
Nilai F hitungl Kuat Tekan Sumber Variasi _dk _JK _RJK _ERJK _F _ _Rata-rata _1 _769477
_769477 _ _ _ _C. SBE _3 _10928.8 _3642.94 _ _48.66 _ _Galat _8 _598.911 _74.8639
_ _ _ _Jumlah _12 _781005 _773195 _ _ _ _ Sumber: Data Pengolahan Jika untuk ini di
ambil taraf signifikan a = 1% dan 5% ntuk distribusi F denagan ?1 = 3 dan ?2 = 8 di
dapat F1% = 7.59 dan F5% = 4.07. karena F hitung > F tabel makah hipoteisi di terima.
Ini berarti terdapat perbedaan hasil dari pengujin daya tekan terhadap setiap persentase
campuran SBE. Daya Serap Ry = (76.24 ) 2 12 = 484.38 Py = 25.37 2 3 + 16.87 2 3 +
15.83 2 3 + 18.17 2 3 = 18.61 SY2 = 8.562 + 8.462 + 8.352 + 5.702 + 5.572 + 5.602 +
4.252 + 5.842 + 5.742 + 6.052 + 6.092 + 6.032 = 504.61 Ey = 504.61 – 484.38 – 18.61 =
1.62 Adapun rekapitulasi data ANAVA daya serap dapat di lihat pada Tabel 4.9 sebagai
berikut: Tabel 4.9
Data Analisis Varian Daya Serap Pengujian _Campuran SBE _Jumlah _ _ _0% _5% _10%
_15% _ _ _Daya Serap _8.56 _5.7 _4.25 _6.05 _ _ _ _8.46 _5.57 _5.84 _6.09 _ _ _ _8.35 _5.6
_5.74 _6.03 _ _ _Jumlah _25.37 _16.87 _15.83 _18.17 _76.24 _ _X^2 _643.64 _284.60
_250.59 _330.15 _12 _ _Banyak Pengamatan _3 _3 _3 _3 _12 _ _Rata-rata _ _14.06 _9.35
_9.14 _10.10 _1.00 _ _Sumber: Data Pengolahan Adapun rekapitulasi perhitungan untuk
menetukan nilai F hitung daya serap air dapat di lihat pada Tabel 4.10 berikut: F = 6.20 /
0.20241 = 30.65 Tabel 4.10 Nilai F HitungDaya Serap Air SV _Dk _JK _RJK _ERJK _F _
_Rata _1 _484.3781 _484.378 _ _ _ _C. SBE _3 _18.6124 _6.20 _ _30.65 _ _Galat _8
_1.619267 _0.20241 _ _ _ _Jumlah _12 _504.6098 _490.785 _ _ _ _Sumber: Data
Pengolahan Jika untuk ini di ambil taraf signifikan a = 1% dan 5% ntuk distribusi F
denagan ?1 = 3 dan ?2 = 8 di dapat F1% = 7.59 dan F5% = 4.07. karena F hitung > F
tabel makah hipoteisi di terima.
Ini berarti terdapat perbedaan hasil dari pengujin daya serap air terhadap setiap
persentase campuran SBE. 4.3 Pembahasan Berdasarkan analisis perhitungan di atas
kuat tekan yang di hasilkan memenuhi tingkat mutu batako II (SNI 03 – 0349 – 1989)
yang mana setiap persen campuran memiliki variasi nilai yang berbeda. Hal ini
menyatakan bahwa dengn penambahan variasi campuran pada pembuatan bata beton
dengan SBE dapat memberikan pengaruh terhadap uji kuat tekan yang di hasilkan.
Adapun kuat tekan optimum terdapat pada variasi persen campuran SBE 10% = 95.172
kg/cm2 Berdasarkan analisis perhitungn di atas dapat kita lihat Secara keseluruhan
perubahan nilai daya serap dari berbagai variasi jumlah penggunaan limbah Spenth
Bleaching Earth mempunyai perbedaan.
Untuk daya serap, semakin banyak variasi persen campuran SBE yang di gunakan akan
mengakibatkan semakin meningkatnya nilai daya serap dari bata beton. Nilai daya serap
yang didapat masih dibawah rata-rata nilai daya serap maksimum yang diperbolehkan
berdasarkan SNI 03-0349-1989. Hasil pengujian nilai daya serap tertinggi terdapat pada
variasi normal = 8.46 dan terendah pada variasi 10% = 5.28. Berdasarkan hasil anlisis
kuat tekan dengan menggunakan metode ANAVA untuk ini di ambil taraf signifikan a =
1% dan 5% ntuk distribusi F denagan ?1 = 3 dan ?2 = 8 di dapat F1% = 7.59 dan F5% =
4.07. karena F hitung > F tabel maka hipoteisi di terima.
Ini berarti terdapat perbedaan hasil dari pengujin daya tekan terhadap persentase
campuran SBE. Berdasarkan hasil anlisis daya serap air dengan menggunakan metode
ANAVA untuk ini di ambil taraf signifikan a = 1% dan 5% ntuk distribusi F denagan ?1 =
3 dan ?2 = 8 di dapat F1% = 7.59 dan F5% = 4.07. karena F hitung > F tabel maka
hipoteisis di terima. Ini berarti terdapat perbedaan hasil dari pengujin daya serap air
terhadap persentase campuran SBE. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pada
pengolahan yang telah peneliti selesaikan.
Adapun kesimpulan yang di ambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Adapun
pengaruh persentase Spenth Bleaching Earth Sebagai variasi persen campuran pada
pembuatan bata beton terhadap kuat tekan (kompressi) dan daya serap air yaitu,
Berdasarkan hasil anlisis kuat tekan dengan menggunakan metode ANAVA untuk ini di
ambil taraf signifikan a = 1% dan 5% ntuk distribusi F denagan ?1 = 3 dan ?2 = 8 di
dapat F1% = 7.59 dan F5% = 4.07. karena F hitung > F tabel makah hipoteisi di terima.
Ini berarti terdapat perbedaan hasil dari pengujin daya tekan terhadap persentase
campuran SBE. dimana setiap variasi persen campuran SBE memiliki hasi kuat tekan
yang berbeda yaitu Normal = 85.6548, SBE 5% = 81.576, SBE 10% =95.172, dan SBE 15%
= 72.0588.
hal ini menunjukkan bahwa hasil kuat tekan yang di peroleh memenuhi standart mutu II
bata beton (SNI 03–0349-1989). Berdasarkan hasil anlisis daya serap air dengan
menggunakan metode ANAVA untuk ini di ambil taraf signifikan a = 1% dan 5% ntuk
distribusi F denagan ?1 = 3 dan ?2 = 8 di dapat F1% = 7.59 dan F5% = 4.07. karena F
hitung > F tabel makah hipoteisi di terima. Ini berarti terdapat perbedaan hasil dari
pengujin daya serap air terhadap persentase campuran SBE. Dimana setiap variasi
campuran SBE memilik halil daya serap air yang berbeda yaitu Normal = 8.46, SBE 5% =
5.62, SBE 10% = 5.28, dan SBE 15% = 6.06.
hal ini menunjukkan bahwa hasil yang di peroleh berada di bawah angka maksimum
pada standart mutu I (SNI 03-0349-1989). 5.2 Saran Adapun saran yang dapat peneliti
berikan kepada peneliti selanjutnya: Perlu ditinjau kembali keadaan dan kualitas bahan
dan material pembentukan bata beton, karena bahan yang digunakan akan sangat
mempengaruhi kualitas batako yang dihasilkan. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya
melakukan penelitian dengan variasi persen campuran yang lebih bervariasi.
INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
<1% - https://fpmadani26.wordpress.com/author/fpmadani26/
<1% -
https://id.scribd.com/doc/238376833/Laporan-Kerja-Praktek-PT-Sinar-Mas-Agro-Resour
ces-and-Technology-SMART-Tbk-Tarjun
<1% -
https://id.123dok.com/document/4zpnk00y-rancangan-perbaikan-letak-gudang-produk
-metode-shared-storage.html
<1% -
https://ahmadmuhsinupn.blogspot.com/2015/10/materi-4-pengolahan-limbah-padat.ht
ml
<1% -
https://www.coursehero.com/file/p3gte6p/B-Rumusan-Masalah-Berdasarkan-latar-belak
ang-di-atas-maka-dapat-diambil-suatu/
<1% -
https://ikhsanfahrielectrical.blogspot.com/2016/05/laporan-kerja-praktek-tugas-khusus.
html
<1% - https://jurnalskripsitesis.wordpress.com/category/jurnal/
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/40143/Chapter%20I.pdf;sequen
ce=5
<1% - https://matahari18.blogspot.com/2013/09/makalah-rasio-keuangan.html
<1% - https://jurnal.uns.ac.id/ijcee/article/download/27772/19142
2% - https://anugrahmineralindustri.com/apat-itu-bleaching-earth/
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/dy4de80y-proses-esterifikasi-transesterifikasi-in-s
itu-minyak-sawit-dalam-tanah-pemucat-bekas-untuk-proses-produksi-biodiesel.html
<1% - https://sipilmyjob.blogspot.com/2014/03/beton.html
1% -
https://www.researchgate.net/profile/Denny_Dermawan/publication/319064082_STUDI_
PEMANFAATAN_LIMBAH_B3_KARBIT_DAN_FLY_ASH_SEBAGAI_BAHAN_CAMPURAN_BET
ON_SIAP_PAKAI_BSP_STUDI_KASUS_PT_VARIA_USAHA_BETON/links/5a2ea7a70f7e9bee
69189d84/STUDI-PEMANFAATAN-LIMBAH-B3-KARBIT-DAN-FLY-ASH-SEBAGAI-BAHAN
-CAMPURAN-BETON-SIAP-PAKAI-BSP-STUDI-KASUS-PT-VARIA-USAHA-BETON.pdf
<1% -
https://id.123dok.com/document/nzwvok0q-perilaku-balok-komposit-bambu-betung-b
eton-dengan-eksperimen.html
<1% - http://penelitian.uisu.ac.id/wp-content/uploads/2017/05/25.-Heri-Sujatmiko.pdf
1% - http://repository.ump.ac.id/626/3/GADRI%20ARMENDARIZ%20BAB%20II.pdf
<1% - https://www.scribd.com/document/360921494/11107-25370-1-SM
<1% -
http://repository.ump.ac.id/7893/3/BAB%20II_SYAMSUL%20BACHRI_TS%2718.pdf
4% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/30765/Chapter%20II.pdf;sequen
ce=4
<1% -
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/63903/Chapter%20II.pdf;sequen
ce=4
1% - http://eprints.umm.ac.id/45753/3/BAB%202.pdf
1% -
https://id.123dok.com/document/6qm757q8-analisis-penggunaan-berbagai-portland-p
embuatan-menggunakan-agregat-binjai.html
<1% -
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/15645/05.3%20bab%203.pdf?sequ
ence=7&isAllowed=y
<1% -
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/14025/05.3%20bab%203.pdf?sequ
ence=7&isAllowed=y
<1% - http://repository.ump.ac.id/7171/3/FAJAR%20YUSUP%20-%20BAB%20II.pdf
<1% - http://teras.unimal.ac.id/index.php/teras/article/download/22/21
<1% -
http://repository.ump.ac.id/4284/3/BAB%20II_M.KHASAN%20AL%20HAKIM_TS%2717.p
df
<1% - https://dwikusumadpu.files.wordpress.com/2013/03/sni-1969-2008.pdf
<1% - https://edoc.pub/contoh-surat-penawaran-pdf-free.html
<1% - https://klmpk2umb.blogspot.com/feeds/posts/default
<1% - https://www.slideshare.net/FaktaWiguna1/inovasi-teknologi-beton
<1% -
https://www.scribd.com/document/340686937/Modul-Ajar-Teknologi-Bahan-1-D-4
<1% -
https://ziazannititah-pawana.blogspot.com/2012/06/makalah-statistika-uji-hipotesis.htm
l
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/323691993_Ringkasan_dan_Ulasan_Buku_Anal
isis_Data_Penelitian_Kualitatif_Prof_Burhan_Bungin
1% - https://www.scribd.com/document/354174718/Uji-Anova
<1% - https://www.scribd.com/document/365436469/ANOVA-docx
<1% - https://www.scribd.com/document/339661701/Anova
<1% - https://www.globalstatistik.com/category/metode-analisis-statistik/
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/lq5m6947y-tujuan-desain-eksperimen-prinsip-da
sar-dalam-desain-eksperimen.html
<1% - https://yayan-industri.blogspot.com/2010/03/perancangan-eksperimen_03.html
<1% -
https://agusardiantoumby.blogspot.com/2016/03/laporan-praktikum-acara-1-simulasi.h
tml
<1% - https://rnhpefis13.blogspot.com/2014/11/populasi-sampel-dan-pengujian.html
<1% - https://dhaya09.blogspot.com/2011/10/statistik-inferensia.html
<1% - https://www.scribd.com/document/396195554/laporan-3-kelompok-7-doc
<1% - https://yayan-industri.blogspot.com/2010/05/
<1% -
https://statistikdasarrini.blogspot.com/2014/11/review-statistik-yang-digunakan-pada_2
0.html
<1% -
https://id.scribd.com/doc/227385370/Kumpulan-Makalah-Pkmp-Pimnas-Xix-2006-Umm
-Malang
<1% -
http://eprints.undip.ac.id/36587/1/BAB_2_MEMBANDINGKAN_DUA_PERLAKUAN_budiyo
no.pdf
<1% - https://www.slideshare.net/brianpamukti/2-analisis-regresi-linier-sederhana
<1% - https://jurnal.uns.ac.id/jrrs/article/download/40955/pdf
<1% - https://id.scribd.com/doc/265214525/3-Spesifikasi-Teknik
<1% - https://edoc.pub/24941sni-03-0349-1989-pdf-free.html
<1% - http://healthsuppl4men.eu/id-id/
<1% - https://www.scribd.com/document/249626597/Proposal-Penelitian
<1% - https://syahriartato.wordpress.com/page/16/
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/oz175edz-analisis-sifat-fisis-dan-mekanis-bata-b
eton-pejal-dalam-meningkatkan-kekuatan-dinding-di-yogyakarta.html
<1% -
https://id.scribd.com/doc/266477069/Makalah-PL-Kelompok-3-3-TPJJ-Batako-Styrofoa
m
<1% - https://sipilengenering.wordpress.com/category/sipil/page/2/
1% -
https://yogoz.files.wordpress.com/2013/12/sni03-0349-1989-batabetonuntukpasangand
inding.pdf
<1% -
https://fundusze-luksemburg.pl/Jan-2015/saw-debu-sebagai-agregat-halus-dalam-beto
n/
1% - https://ejournal.undip.ac.id/index.php/presipitasi/article/download/16426/pdf
<1% -
https://id.123dok.com/document/9ynjenlz-pengaruh-penggunaan-serat-buah-bintaro-c
erbera-manghas-terhadap-sifat-mekanik-beton.html
1% -
https://www.researchgate.net/publication/279647511_Skala_Ekonomis_dalam_Perusahaa
n_dan_Industri_Semen_di_Indonesia
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/326135956_KONSISTENSI_DAN_KUAT_TEKAN
_MORTAR_YANG_MENGGUNAKAN_AIR_LAUT_SEBAGAI_MIXING_WATER
<1% -
https://text-id.123dok.com/document/dzx5erwq-analisa-perbandingan-berat-jenis-dan-
kuat-tekan-antara-beton-ringan-dan-beton-normal-dengan-mutu-beton-k-200.html
<1% - http://repository.unpas.ac.id/30689/5/BAB%20III.pdf
<1% - http://repository.unpas.ac.id/30421/6/BAB%20III.pdf
<1% - http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/opsi/article/download/2827/2293
<1% - https://www.scribd.com/document/390530740/Perencanaan-Teknis
<1% - http://repository.upi.edu/20749/6/S_TS_1002532_Chapter3.pdf
<1% -
https://www.perpusku.com/2016/06/pengertian-karakteristik-jenis-metode-penelitian-e
ksperimental.html
<1% - https://islamiceducation001.blogspot.com/2019/02/experimental-research.html
<1% -
https://navelmangelep.wordpress.com/2012/02/27/metode-penelitan-eksperimen/
<1% -
https://www.researchgate.net/publication/284230415_PENGARUH_PENAMBAHAN_SERA
T_TANDAN_SAWIT_TERHADAP_KUAT_TEKAN_DAN_KUAT_LENTUR_BETON
<1% - https://id.scribd.com/doc/310335536/6600-pdf
<1% - https://pt.scribd.com/document/208721825/Templat-Tugas-Akhir-S2
<1% - https://mbahragilblog.blogspot.com/2012/02/tanaman-obat-tradisional_21.html
<1% -
https://pt.scribd.com/doc/27819477/Pengaruh-Penambahan-Serbuk-Gergaji-Kayu-Jati-T
ectona
<1% - https://fhitryani.blogspot.com/2015/06/skripsi-i-wayan-sunarta-analisis.html
<1% - https://www.slideshare.net/andirosita/paving-block-42783172
<1% -
http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/125052-R040870-Analisis%20sifat-Metodologi
.pdf
<1% - https://id.scribd.com/doc/308811545/Statistika-1
<1% - https://engkoskosasih.wordpress.com/2010/05/19/46/
<1% - https://edoycupido.blogspot.com/
<1% - https://konsultasiskripsi.com/tag/konsultasi-skripsi/page/11/