Disiplin Kerja
Disiplin Kerja
DISIPLIN KERJA
Dalam menjalankan setiap aktivitas atau kegiatan sehari-hari, masalah disiplin sering
didefinisikan dengan kata tepat, baik waktu maupun tempat. Apapun bentuk kegiatan itu, jika
dilaksanakan dengan tepat waktu tidak pernah terlambat, maka itu pula dikatakan tepat waktu.
Demikian pula dengan ketepatan tempat, jika dilaksanakan dengan konsekuen, maka “predikat”
disiplin tersebut telah merasuk kedalam jiwa seseorang.
Disiplin karyawan adalah perilaku seseorang yang sesuai dengan peraturan, prosedur kerja yang
ada atau disiplin adalah sikap, tingkah laku, dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan dari
organisasi, baik tertulis maupun tidak tertulis.
1
Sehingga seorang karyawan dikatakan memiliki disiplin kerja yang tinggi jika yang
bersangkutan konsekuen, konsisten, taat asas, bertanggung jawab atas tugas yang diamanahkan
kepadanya.
2
(4) Melakukan protes terhadap keputusan yang berat sebelah pihak terhadap kasus
disiplin.
Veithzal Rivai (2013), menjelaskan tiga pendekatan yang dapat dilakukan dalam
pelaksanaan tindakan disipliner, yaitu :
1) Aturan tungku panas (hot stove rule). Pendekatan tungku panas ini terfokus pada perilaku
masa lalu. Konsekuensi yang analog dengan menyentuh sebuah tungku panas :
(1) Membakar dengan segera
(2) Memberi peringatan
3
(3) Memberikan hukuman yang konsisten
(4) Membakar tanpa membeda-bedakan.
4
2) Tingkat absensi yang tinggi
3) Adanya kelalaian dalam penyelesaian tugas
4) Tingkat kecerobohan atau kecelakaan yang tinggi
5) Seringnya pencurian bahan-bahan pekerjaan
6) Sering konflik antar karyawan
Anwar Prabu (2009), pelaksanaan sanksi terhadap pelanggar disiplin dengan memberikan
peringatan, harus segera, konsisten, dan impersonal.
1) Pemberian Peringatan
5
Pegawai yang melanggar disiplin kerja perlu diberikan surat peringatan pertama, kedua, dan
ketiga. Tujuan agar pegawai yang bersangkutan menyadari pelanggaran yang telah
dilakukannya.
2) Pemberian Sanksi Harus Segera
Pegawai yang melanggar disiplin harus segera diberikan sanksi yang sesuai dengan
peraturan organisasi yang berlaku. Tujuannya, agar pegawai yang bersangkutan memahami
sanksi pelanggran yang berlaku di perusahaan.
3) Pemberian Sanksi Harus Konsisten
Pemberian sanksi kepada pegawai yang tidak disiplin harus konsisten. Hal ini bertujuan agar
pegawai sadar dan menghargai peraturan-peraturan yang berlaku pada perusahaan.
4) Pemberian Sanksi Harus Impersonal
Pemberian sanksi pelanggaran disiplin harus tidak membeda-bedakan pegawai, tua muda,
pria-wanita tetap diberlakukan sama sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuannya agar
pegawai menyadari bahwa disiplin kerja berlaku untuk semua pegawai dengan sanksi
pelanggaran yang sesuai dengan peraturan yang berlaku di perusahaan.
6
Disiplin diri membedakan manajer yang dewasa dan efektif dengan manajer yang
belum dewasa dan masih harus berjuang. Disiplin diri adalah usaha seseorang untuk
mengendalikan reaksi mereka terhadap keadaan yang tidak mereka senangi, dan usaha
seseorang untuk mengatasi ketidaksenangan itu. Contoh dari disiplin manajerial adalah
belajar menerima orang yang tidak anda sukai dan mengerjakan pekerjaan yang tidak
anda senangi.
4) Teknik Disiplin Inventori Penyelia
Inventori penyeliaan terhadap disiplin memberikan pengetahuan pada seorang manajer
tentang kesadaran dan pemahaman tentang bidang-bidang kritis dalam disiplin, seperti
sebab-sebab terjadinya masalah dalam kedisiplinan, komunikasi, prinsip dan konsepsi
tentang disiplin, proses penegakan hukum, pembuatan kaidah, dan pengambilan
keputusan tindakan kedisiplinan.
5) Teknik Disiplin Menegur Pegawai “Primadona”
Teknik ini mengajar kepada manajer untuk mengetahui cara menegur bawahan yang
menunjukkan perilaku kerja primadona. Karyawan yang bertingkah primadona
tersebut karena ia merasa mempunyai seorang pelindung dalam perusahaan tersebut.
Bila tidak mampu menegur karyawan primadona tersebut maka seorang manajer bisa
kehilangan sebagian atau seluruh pengendalian terhadap kelompoknya. Jangan sekali-
kali takut kehilangan seorang karyawan yang cantik, rajin, cerdas, jika ia merupakan
faktor perusak keadaan yang sulit diperbaiki.
6) Teknik Disiplin Menimbulkan Kesadaran Diri
Suatu teguran lunak dapat diberikan secara halus melalui pertanyaan tertentu pada
bawahan yang jawabannya merupakan teguran otomatis bagi dirinya sendiri.
Keberhasilan teknik ini bergantung pada bentuk pertanyaan anda selaku manajer.
7) Teknik “Sandwich”
Pada dasarnya teknik ini terdiri dari teguran lisan secara langsung, diikuti oleh ucapan
syukur, dan diakhiri dengan peringatan yang lunak. Sebenarnya manajer itu
menyelipkan (seperti sandwich) ucapan syukur dan persetujuannya di antara dua
teguran yang semuanya dilakukan pada saat itu juga.
7
8