Anda di halaman 1dari 7

PELAPORAN TERINTEGRASI

A. PELAPORAN KEBERLANJUTAN (SUSTAINABILITY REPORTING)


1. Pendahuluan
Perkembangan akuntansi pada awalnya bermula dari laporan keuangan (financial statement),
namun financial statement hanya menyajikan informasi item-item keuangan dan indikator-
indikator keuangan, sedangkan informasi lain seperti sosial, lingkungan, tata kelola, keberlanjutan
bisnis dan lain sebagainya diabaikan dalam pelaporan.
Perkembangan selanjutnya, terjadi perubahan paradigma dari sudut pandang dunia bisnis bahwa
tujuan akhir organisasi berubah bukan hanya berorientasi pada keuntungan belaka menyadarkan
sektor bisnis akan pentingnya tanggung jawab terhadap sosial maupun lingkungan sekitar. Dengan
menerapkan program tanggung jawab sosial terhadap lingkungan, hal ini dapat membawa
perubahan dalam bentuk rencana strategis bagi perusahaan guna mempertahankan kelangsungan
bisnisnya sampai dimasa yang akan datang. Selanjutnya, program tanggung jawab sosial terhadap
sosial maupun lingkungan ini diungkapkan dalam sebuah penyusunan laporan keberlanjutan atau
suistainability report sebagai bukti bahwa telah adanya komitmen dari pihak perusahaan terhadap
lingkungan sosialnya yang dapat dinilai hasilnya oleh para pihak yang membutuhkan informasi
tersebut.
2. Definisi Pelaporan Keberlanjutan
Perusahaan yang telah go public memiliki kewajiban membuat laporan keberlanjutan (sustainability
report) sesuai dengan amanat Pasal 66 Ayat 2 Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas.
Pelaporan keberlanjutan (sustainability reporting) adalah pelaporan yang dilakukan oleh
perusahaan untuk mengukur, mengungkapkan (disclose), serta upaya perusahaan untuk menjadi
perusahaan yang akuntabel bagi seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) untuk tujuan
kinerja perusahaan menuju pembangunan keberlanjutan, dimana di dalam pelaporan ini terdapat
prinsip dan standar pengungkapan yang mampu mencerminkan tingkat aktivitas perusahaan terkait
dengan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial.
Pelaporan keberlanjutan membantu organisasi untuk menetapkan tujuan, mengukur kinerja dan
mengelola perubahan dalam rangka membuat operasi mereka lebih keberlanjutan. Sebuah laporan
keberlanjutan menyampaikan pengungkapan tentang dampak organisasi, baik itu positif ataupun
negatif terhadap lingkungan, masyarakat, dan ekonomi. Dalam uapaya mewujudkannya, pelaporan
keberlanjutan membuat yang abstrak menjadi nyata dan konkret, sehingga membantu dalam
pemahaman dan pengelolaan dampak dari pengembangan keberlanjutan terhadap kegiatan dan
strategi organisasi.
3. Prinsip-prinsip untuk Menentukan Konten Laporan
a. Pelibatan Pemangku Kepentingan
Dalam prinsip ini, organisasi harus mengidentifikasi para pemangku kepentingannya, dan
menjelaskan bagaimana organisasi telah menggapai harapan dan kepentingan wajar dari
mereka. Pemangku kepentingan dapat mencakup mereka yang berinvestasi di organisasi serta
mereka yang memiliki hubungan dalam bentuk lain dengan organisasi. Harapan dan kepentingan
wajar dari pemangku kepentingan merupakan acuan utama dalam banyak pengambilan
keputusan dalam menyiapkan laporan.
b. Konteks berkelanjutan
Dalam prinsip ini, laporan harus menyajikan kinerja organisasi dalam konteks keberlanjutan yang
lebih luas. Informasi mengenai kinerja harus disertakan sesuai konteks. Pertanyaan yang
mendasari pelaporan keberlanjutan adalah bagaiamana sebuah organisasi berkontribusi, atau
bertujuan untuk memberikan kontribusi di masa mendatang, terhadap peningkatan atau
penurunan kondisi, pengembangan, dan tren ekonomi, lingkungan, serta sosial di tingkat lokal,
regional, atau global. Hanya melaporkan tentang kecenderungan dalam kinerja individual (atau
efisiensi organisasi) tidak dapat menjawab pertanyaan mendasar ini. Oleh karena itu, laporan
harus berupaya untuk menyajikan kinerja dalam kaitannya dengan konsep keberlanjuyan yang
lebih luas. Hal ini termasuk mengenai pembahasan kinerja organisasi dalam konteks
keterbatasan-keterbatasan dan permintaan yang terletak pada sumber daya lingkungan atau
sosial di tingkat sektor lokal, regional, maupun global.
c. Materialitas
Dalam prinsip ini, sebuah laporan harus mencakup dua aspek. Aspek yang pertama adalah
sebuah laporan harus mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan dan sosial yang signifikan
dari organisasi, sedangkan aspek yang kedua adalah laporan harus secara substansial
memengaruhi asesmen dan keputusan pemangku kepentingan.
d. Kelengkapan
Dalam prinsip ini, laporan harus berisi cakupan aspek material dan boundary, kupu untuk
mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signifikan, serta untuk
memungkinkan pemangku kepentingan dapat menilai kinerja organisasi dalam periode
pelaporan. Kelengkapan terutama mencakup dimensi cakupan, batasan, dan waktu. Konsep
kelengkapan juga dapat digunakan untuk merujuk pada praktik pengumpulan informasi dan
apakah penyajian informasi tersebut wajar dan sesuai.
4. Prinsip-Prinsip untuk Menentukan Kualitas Laporan
Kualitas informasi adalah hal yang penting untuk memungkinkan para pemangku kepentingan
dapat membuat penilaian kinerja yang logis dan masuk akal, serta mengambil tindakan yang tepat.
Berikut ini merupakan prinsip-prinsip untuk menentukan kualitas laporan.
a. Keseimbangan
Dalam prinsip ini, laporan harus mencerminkan aspek-aspek positif dan negatif dari kinerja
organisasi untuk memungkinkan dilakukannya penilaian yang beralasan atas kinerja organisasi
secara keseluruhan. Keseluruhan penyajian konten laporan harus memberikan gambaran yang
objektif tentang kinerja organisasi. Lapran harus menghindari format, pemilihan, penghilangan,
atau penyajian yang terlalu berlebihan atau tidak tepat dalam mempengaruhi keputusan atau
penilaian dari pembaca laporan.
b. Komparabilitas
Dalam prinsip ini, organisasi harus memilih, mengumpulkan, dan melaporkan informasi secara
konsisten. Informasi yang dilaporkan harus disajikan dengan cara memungkinkan para
pemangku kepentingan menganalisis perubahan kinerja organisasi dari waktu ke waktu, dan
yang dapat mendukung analisis relatif terhadap organisasi lain. Komparabilitas diperlukan untuk
mengevaluasi kinerja. Pemangku kepentingan yang menggunakan laporan harus dapat
membandingkan informasi yang dilaporkan mengenai kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial
terhadpa kinerja organisasi di masa lalu, terhadap tujuab organisasi, dan pada tingkat yang
memungkinkan, terhadap kinerja organisasi lain.
c. Akurasi
Dalam prinsip ini, informasi yang dilaporkan harus cukup akurat dan terperinci bagi para
pemangku kepentingan untuk dapat menilai kinerja organisasi.

d. Ketepatan Waktu
Dalam prinsip ini, organisasi harus membuat laporan dengan jadwal yang teratur sehingga
informasi tersedia tepat waktu bagi para pemangku kepentingan untuk membuat keputusan
yang tepat.
e. Kejelasan
Dalam prinsip ini, organisasi harus membuat informasi tersedia dengan cara yang dapat
dimengerti dan dapat diakses oleh pemangku kepentingan yang menggunakan laporan tersebut.
informasi harus disajikan dengan cara yang dapat dipahami oleh para pemanhku kepentingan
yang memiliki pemahaman yang wajar mengenai organisasi dan sekitarnya.
f. Keandalan
Dalam prinsip ini, organisasi harus mengumpulkan, mencatat, meyusun, menganalisis, dan
mengungkapkan informasi serta proses yang digunakan untuk menyiapkan laporan agar dapat
diuji, dan hal itu akan menentukan kualitas serta materialitas informasi. Para pemangku
kepentingan harus memiliki keyakinan bahwa laporan dapat diuji untuk dapat menetapkan
kebenaran isinya dan sejauh mana prinsip-prinsip pelaporan telah diterapkan dengan benar.
5. Pengungkapan Standar
Terdapat dua jenis pengungkapan standar yang berbeda, yaitu pengungkapan dtandar umum dan
pengungkapan standar khusus.

Pengungkapan Standar Umum


Pengungkapan Standar Umum berlaku untuk semua organisasi yang menyiapkan laporan
keberlanjutan. Pengungkapan Standar Umum dibagi menjadi tujuh bagian, antara lain:
1. Strategi dan Analisis
Pengungkapan standar ini memberikan gambaran umum tentang keberlanjutan organisasi, untuk
memberikan konteks pada bagian laporan selanjutnya yang lebih detail dibandingkan bagian-
bagian dalam pedoman. Strategi dan analisis dapat diambil dari informasi yang ada pada bagian
lain dalam laporan, namun sebenarnya dimaksudkan untuk memberikan wawasan tentang topik
strategis bukan sekedar ringkasan konten laporan.
2. Profil organisasi
Pengungkapan standar ini merupakan gambaran keseluruhan mengenai karakteristik organisasi,
untuk memberikan konteks bagi rincian-rincian dalam laporan dibandingkan dengan bagian-
bagian yang ada dalam pedoman. Pada hal ini dilaporkan mengenai nama organisasi,
merek/produk/ layanan utama , lokasi kantor pusat organisasi, skala organisasi (total karyawan,
kuantitas produk atau jasa yang diberikan) dan lain sebagainya.
3. Aspek Material dan Boundary teridentifikasi
Pengungkapan standar ini memberikan gambaran keseluruhan tentang proses yang telah diikuti
oleh organisasi untuk menentukan konten laporan, aspek material dan boundary teridentifikasi,
serta penyertaan ulang. Pada pengungkapan ini, berisi daftar semua entitas yang disertakan
dalam laporan keuangan konsolidasi atau dokumen yang setara ataupun penjelasan terkait
bagaimana organisasi tersebut telah menerapkan prinsip-prinsip pelaporan untuk menentukan
konten laporan, melaporkan setiap aspek material dan aspek boundary dalam organisasi, dan lain
sebagainya.
4. Hubungan dengan pemangku kepentingan
Pengungkapan standar ini merupakan gambaran keseluruhan tentang hubungna dengan
pemangku kepentingan organisasi selama periode pelaporan. Pengungkapan ini berisi daftar siapa
saja pemangku kepentingan dalam organisasi dan lain sebagainya yang berhubungan dengan
pemangku kepentingan dalam organsiasi.

5. Profil laporan
Pengungkapan standar ini menyajikan gambaran keseluruhan tentang informasi dasar mengenai
laporan ataupun pendekatan untuk memperoleh assurance eksternal, misalnya peride pelaporan
(tahun fiskal atau tahun kalender), siklus pelaporannya (tahunan, atau kuartal) dan lain
sebagainya.
6. Tata Kelola
Pengungkapan standar ini memberikan gambaran keseluruhan tentang:
- Struktur tata kelola dan komposisinya
- Peran badan tata kelola tertinggi dalam menetapkan tujuan, nilai, dan strategi organisasi
- Kompetensi dan evaluasi kinerja badan tata kelola tertinggi
- Peran badan tata kelola tertinggi dalam manajemen risiko
- Peran badan tata kelola tertinggi dalam pelaporan keberlanjutan
- Peran badan tata kelola tertinggi dalam mengevaluasi kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial.
7. Etika dan Integritas
Pengungkapan standar ini merupakan gambaran keseluruhan tentang :
- Nilai, prinsip, dan norma di organisasi
- Mekanisme internal dan eksternal untuk memperoleh masukan mengenai perilaku etis dan
taat hukum
- Mekanisme internal dan eksternal untuk melaporkan permasalahan tentang perilaku yang
tidak etis atau melanggar hukum dan masalah integritas.
Pengungkapan Standar Khusus
Laporan keberlanjutan organisasi menyajikan informasi terkait dengan aspek material, yaitu aspek
yang dampaknya diidentifikasi sebagai penting bagi organisasi. Aspek material adalah aspek yang
mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial organisasi yang signifikan; atau yang
secara nyata memengaruhi penilaian dan pengambilan keputusan para pemangku kepentingan.
Pengungkapan standar khusus ini meliputi pengungkapan pendekatan manajemen dan indikator.
Pengungkapan pendekatan manajemen / Disclosure on Management Approach (DMA)
dimaksudkan untuk memberikan kesempatan bagi organsasi untuk menerangkan bagaimana
pengelolaan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang berkaitan dengan aspek material. DMA
merupakan informasi naratif tentang bagaimana organisasi mengidentifikasi, menganalisis, dan
merespon dampak aktual maupun potensial dari ekonomi, lingkungan dan sosial.
Panduan untuk DMA dibagi menjadi dua jenis, yaitu panduan generik dan spesifik aspek. Panduan
generik dirancang untuk digunakan dengan aspek manapun, sedangkan panduan DMA spesifik-
aspek dirancang untuk memberikan rincian tambahan tentang informasi yang akan dilaporkan
untuk aspek tersebut. saat melaporkan pendekatan manajemen, organisasi memulai dengan
membahas panduan DMA generik.
a. Pada pengungkapan DMA generik, DMA harus berisi informasi yang memadai untuk
menjelaskan tanggapan organisasi terhadap aspek material. DMA generik meliputi
pengungkapan standar berikut: alasan mengapa aspek yang telah disebutkan dalam pelaporan
tersebut bersifat material serta apa dampaknya, bagaimana cara organisasi mengatur aspek
material dan dampak dari aspek tersebut, dan lain sebagainya.
b. Pada panduan spesifik –aspek tersedia, organisasi akan menggunakannya untuk melaporkan
pendektana manajemen mereka untuk aspek-aspek tersebut secara lebih rinci. Setiap aspek
dalam panduan ini, meliputi beberapa indikator. Indikator memberikan informasi tentang
kinerja atau dampak di bidang ekonomi, lingkungan, dan sosial dari suatu organisasi terkait
dengan asek materialnya.
B. PELAPORAN TERINTEGRASI / TERPADU / INTEGRATED REPORTING
1. Pendahuluan
Pada pembahasan sebelumnya, dapat diketahui bahwa Sustainbability reporting merupakan
sebuah laporan yang membahas tentang aktivitas perusahaan terkait dengan ekonomi,
lingkungan, dan sosialnya yang penyajiannya terpisah dengan annual report. Laporan yang
terpisah ini tentunya akan membingungkan para pengguna laporan tersebut. kemudian
International Integrated Reporting Council (“IIRC”) ”), sebuah koalisi global regulator, investor,
perusahaan, pembuat standar, profesi akuntansi, dan lembaga swadaya masyarakat, merilis
kerangka (framework) Pelaporan Terpadu atau Integrated Reporting (“IR”), dimana integrated
reporting menyajikannya secara terpadu/teringtegrasi sehingga mempermudah stakeholder
mendapatkan informasi.
Kerangka Integrated Reporting diperkenalkan oleh The International Integrated Reporting
Council (IIRC) pada pertemuan G20 di bulan juni 2011. Mereka ditugaskan untuk membuat
Pelaporan Kerangka baru 2014 Kerangka harus berkomunikasi singkat bagaimana sebuah
perusahaan menciptakan nilai. Kerangka ini diselesaikan dan dipublikasikan pada Desember
2013.

2. Definisi Integrated Reporting


Menurut The International Integrated Reporting Committe (IIRC), Integrated Reporting (IR)
adalah suatu proses komunikasi informasi suatu organisasi kepada stakeholder tentang
penciptaan nilai dari waktu ke waktu dan juga berperan sebagai komunikasi yang ringkas dan
terintegrasi tentang bagaimana strategi, tata kelola, kinerja dan prosepek suatu organisasi
menghasilkan penciptaan nilai dalam jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Konsep inti
dari integrated reporting adalah menyediakan satu laporan yang sepenuhnya mengintegrasikan
informasi keuangan perusahaan dan non keuangan seperti masalah environmental, governance,
social issues.
Implementasi integrated reporting pada suatu perusahaan bukanlah sekedar technical exercise
(White, 2010). Maka dari itu, Integrated reporting menyajikan dua aspek yang sama pentingnya,
yaitu informasi keuangan dan informasi yang sifatnya berkelanjutan. White (2010)
mengungkapkan bahwa Integrated reporting tercipta atas capital stewardship yang berarti
pemeliharaan terhadap semua yang berbentuk modal.
Capital stewardship dioperasionalkan dengan mengurai konsep menjadi lima komponen yang
disingkat "INFOS” (intellectual, natural, financial, organizational and social capital). International
Integrated Reporting Council membagi modal atau capital menjadi enam kategori (IIRC, 2011).
Modal tersebut adalah sebagai berikut :
a. Modal intelektual, yaitu intangible yang memberikan manfaat kompetitif, di antaranya
adalah paten, copyright, software, dan sistem organisasi
b. Modal alam yaitu input terhadap produksi barang atau ketentuan mengenai suatu jasa.
c. Modal keuangan yaitu modal yang tersedia bagi organisasi untuk memproduksi barang dan
jasa serta diperoleh melalui pembiayaan, seperti utang, ekuitas, hibah, atau yang dihasilkan
melalui operasi dan investasi.
d. Modal pabrik yaitu modal yang berbeda dengan modal alam yang digunakan dalam
memproduksi barang dan jasa, contohnya adalah gedung, peralatan dan infrastruktur.
e. Modal manusia yaitu kemampuan seseorang dan motivasinya untuk berinovasi seperti
kemampuan untuk memahami dan menerapkan startegi organisasi.
f. Modal sosial yaitu lembaga dan hubungan yang dibangun di dalam dan diantara kelompok
dan stakeholder untuk meningkatkan kesejahteraan bersama.
3. Prinsip-Prinsip Panduan tentang Integrated Report
International Integrated Reporting Council (IIRC) memiliki prinsip-prinsip panduan tentang
integrated reporting. Berikut adalah prinsip-prinsip tersebut:
a. Fokus strategi. Integrated report menghubungkan tujuan dan sumber daya organisasi
dengan kemampuan untuk menciptakan dan mempertahankan nilai organisasi. Integrated
Report mengkomunikasikan apa yang penting bagi organisasi dari perspektif strategis. Hal
tersebut berarti menjelaskan mengenai (1) tujuan strategis organisasi; (2) yang telah digunakan
beserta rencana implementasi; (3) hubungan keduanya dengan komponen lainnya dari model
bisnis.
b. Konektivitas informasi. Integrated report menunjukkan hubungan komponen yang berbeda
di dalam organisasi bisnis diantaranya adalah faktor eksternal yang mempengaruhi organisasi.
Konektivitas adalah pusat untuk memastikan bahwa integrated report dapat menjelaskan
tentang perubahan di dalam pengambilan keputusan bisnis serta hubungannya dengan
pemikiran bisnis dan aktivitas bisnis. Contoh konektivitas termasuk:
I. Informasi tentang pengaruh dampak perubahan di lingkungan pasar terhadap strategi
organisasi.
II. Hubungan antara strategi dengan key performance indicators (KPIs), key risk indicators
(KRIs) dan remunerasi.
c. Orientasi Masa Depan. Integrated report menyajikan informasi harapan manajemen
tentang masa depan. Informasi tersebut bermanfaat membantu pengguna laporan untuk
memahami dan menilai prospek organisasi beserta risiko yang dihadapi. Orientasi ke masa
depan meliputi: (1) keseimbangan kepentingan organisasi pada jangka pendek dan jangka
panjang; (2) harapan organisasi kedepan; (3) rencana masa depan suatu organisasi; (4)
kemungkinan tantangan dan hambatan.
d. Tanggapan terhadap stakeholder. Integrated report memberikan pengetahuan mengenai
relasi antara organisasi dengan stakeholder. Integrated report juga memberi pandangan tentang
bagaimana serta sejauh mana organisasi memahami, memperhitungkan dan menanggapi
kebutuhan para stakeholder. Hal ini membantu organisasi untuk: (1) mengidentifikasi isu-isu
material; (2) mengembangkan dan mengevaluasi strategi organisasi; (3) mengelola kegiatan
termasuk tanggapan dan strategi terhadap masalah yang material.
e. Keringkasan, keandalan, dan materialitas. Sebuah integrated report menyediakan
informasi material ringkas yang dapat dipercaya untuk menilai kemampuan organisasi dalam
menciptakan dan mempertahankan nilai jangka pendek, menengah dan panjang. Dengan begitu
informasi menjadi relevan, reliable, dan material.
4. Elemen-elemen Integrated Reporting
Mengenai pengungkapan elemen-elemen integrated reporting sesuai standar IIRC:
a. Ikhtisar organisasi dan model bisnis: Elemen ini menjelaskan mengenai segala sesuatu
yang dilakukan perusahaan dan menjelaskan bagaimana cara perusahaan menciptakan dan
mempertahankan nilai
b. Konten operasi termasuk risiko dan peluang: Elemen ini menjelaskan mengenai lingkungan
operasi perusahaan kaitannya dengan risiko serta peluang yang ada
c. Strategi untuk mencapai tujuan: Elemen ini menjelaskan strategi dipilih perusahaan agar
mencapai tujuan yang diinginkan
d. Tata kelola dan remunerasi: Elemen ini ingin menjelaskan beberapa hal diantaranya
tentang kepemimpinan organisasi dan proses pembuatan keputusan strategis
e. Kinerja: Elemen kinerja ingin menjelaskan mengenai hal-hal terkait kinerja organisasi,
dampak organisasi terhadap sumber daya dan korelasi antara keduanya
f. Tampilan masa depan: Elemen ini menjelaskan berbagai ketidakpastian, peluang dan
tantangan yang akan dihadapi perusahaan di masa mendatang serta tindakan yang diambil
perusahaan untuk menghadapi semua hal tersebut
Integrated reporting hadir dengan tampilan sempurna. Semua unsur-unsur yang tidak terasji
dalam sustainability reporting tersaji dalam integrated reporting sesuai dengan prinsip-prinsip
panduan model pelaporan ini. Di atas telah dipaparkan secara detail konsep dariintegrated
reporting. Evolusi model pelaporan sangat menentukan masa depan perusahaan karena Investor
cenderung melirik entitas yang mengikuti tren pasar global. pernyataan dibawah ini sebagai
gambaran mengapa Integrated reporting penting untuk diterapkan.
“The development of IR was given impetus by the global financial crisis (GFC) and driven by a
perceived need for an improved method of reporting that incorporates a range of financial and
non-financial information necessary for effective decision-making and risk management in the
current business and financial environment (see, for example, Abeysekera, 2012). Also, there is a
growing awareness on the part of both corporates and investors of the interconnectedness
between financial stability and environmental and social sustainability, and the need for greater
integration between financial and non-financial information, and present and future-oriented
data, in reporting to stakeholders”(Hanks and Gardiner, 2013)
Dapat disimpulkan dari pernyataan diatas bahwa informasi keuangan dan non keuangan sangat
urgen adanya untuk mendukung keefektifan pengambilan keputusan dan juga menjaga stabilitas
keuangan, lingkungan, dan sosial serta menjadikan laporan terintegrasi sebagai media
komunikasi yang sempurna kepada stakeholders utamanya investor.

Anda mungkin juga menyukai