Anda di halaman 1dari 14

1

Materi pertemuan pertama

BAB I
KONSEP DASAR MUTU PELAYANAN KESEHATAN

A. KompetensiDasar
1. Mampu menjelaskan pengertian mutu pelayanan kesehatan dan mutu pelayanan
kebidanan.
2. Mampu menjelaskan tentang persepsi mutu pelayanan kesehatan dan pelayanan
kebidanan.
3. Mampu mendeskripsikan dimensi mutu pelayanan kesehatan dankebidanan.
4. Mampu menguraikan manfaat program jaminan mutu pelayanan kesehatan dan
kebidanan.

B. Uraian Materi
1.1 Mutu PelayananKesehatan
Mutu pelayanan kesehatan sangat melekat dengan faktor- faktor subjektivitas
individu yang berkepentingan dalam pelayanan kesehatan, seperti pasien,
masyarakat dan organisasi masyarakat, profesi layanan kesehatan, dinas kesehatan,
dan pemerintah daerah sehingga akan membentuk pendangan yang bereda dalam
definisi mutu pelayanankesehatan.
1.1.1 Pengertian Mutu PelayananKesehatan
Definisi mutu menurut pakar utama dalam manajemen mutu terpadu (total
quality management) adalah sebagai berikut:
1. Menurut Juran (V. Daniel Hunt, 1993:32), mutu produk adalah kecocokan
penggunaan produk (fitneess for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan
pelanggan.
2. Crosby (1979:58) menyatakan mutu adalah conformance to requirement, yaitu
sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan.
3. Menurut Deming (1986:7), mutu adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau
konsumen.
1
2

4. Mutu adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk,


manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan ataukonsumen.
5. Mutu adalah gambaran total sifat dari suatu produk atau jasa pelayanan yang
berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan kebutuhan kepuasan
pelanggan (ASQC dalamWijoyo,1999)
6. Mutu adalah totalitas dari wujud serta ciri dari suatu barang atau jasa yang
dihasilkan, didalamnya terkandung sekaligus pengertian akan adanya rasa aman
dan terpenuhinya kebutuhan para pengguna barang atau jasa yang dihasilkan
tersebut (Din ISO 8402,1986).
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa mutu pelayanan
kesehatan adalah kesesuaian pelayanan kesehatan dengan kebutuhan
klien/konsumen/pasar atau melebihiharapan.
Meskipun tidak ada definisi mutu yang diterima secara universal, namun dari
definisi di atas dapat diambil beberapa elemen sebagai berikut:
a. Mutu mencakup usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan dalam
pelayanankesehatan.
b. Mutu mencakup produk, jasa manusia, proses danlingkungan.
c. Mutu merupakan kondisi yang selaluberubah
Yoseph M. Juran terkenal dengan konsep "Trilogy" mutu dan
mengidentifikasikannya dalam tiga kegiatan:
1. Perencanaan mutu meliputi: siapa pelanggan, apa kebutuhannya, meningkatkan
produk sesuai kebutuhan, dan merencanakan proses untuk suatuproduksi
2. Pengendalian mutu: mengevaluasi kinerja untuk mengidentifikasi perbedaan
antara kinerja aktual dantujuan.
3. Peningkatan mutu: membentuk infrastruktur dan team untuk melaksanakan
peningkatan mutu. Setiap kegiatan dijabarkan dalam langkah-Iangkah yang
semuanya mengacu pada upaya peningkatanmutu
Dari beberapa pengertian diatas, segeralah mudah dipahami bahwa mutu
pelayanan hanya dapat diketahui apabila sebelumnya telah terlebih dahulu

2
3

dilakukan penilaian, baik terhadap tingkat kesempurnaan, sifat, totalitas dari wujud
serta ciri dan kepatuhan para penyelenggara pelayanan terhadap standar yang telah
ditetapkan. Dalam kenyataan sehari-hari melakukan penilaian ini tidaklah mudah,
penyebab utamanya ialah karena mutu pelayanan tersebut bersifat multi-
dimensional. Tiap orang, tergantung dari latar belakang dan kepentingan masing-
masing dapat saja melakukan penilaian dari dimensi yang berbeda. Misalnya
penilaian dari pemakai jasa pelayanan kesehatan, dimensi mutu yang dianut
ternyata sangat berbeda dengan penyelenggara pelayanan kesehatan ataupun dengan
penyandang dana pelayanankesehatan.

1.1.2 Persepsi Mutu PelayananKesehatan


Setiap mereka yang terlibat dalam layanan kesehatan seperti pasien,
masyarakat dan organisasi masyarakat, profesi layanan kesehatan, dinas kesehatan,
dan pemerintah daerah, pasti mempunyai persepsi yang berbeda tentang unsur
penting dalam menentukan mutu layanan kesehatan. Perbedaan ini antara lain
disebabkan oleh terdapatnya perbedaan latar belakang, pendidikan, pengetahuan,
pekerjaan, pengalaman, lingkungan dan kepentingan.
1. Bagi pemakai jasa pelayanan kesehatan/masyarakat
Pasien/masyarakat (konsumen) melihat layanan kesehatan yang bermutu
sebagai suatu layanan kesehatan yang dapat memenuhi kebutuhan dan
diselenggarakan dengan cara yang sopan dan santun, tepat waktu, tanggap dan
mampu menyembuhkan keluhannya serta mencegah berkembangnya atau
meluaspenyakitnya.
Pandangan pasien ini sangat penting karena pasien yang merasa puas akan
mematuhi pengobatan dan mau datang berobat kembali. Pemberi layanan harus
memahami status kesehatan dan kebutuhan layanan kesehatan masyarakat yang
dilayaninya dan mendidik masyarakat tentang layanan kesehatan dasar dan
melibatkan masyarakat dalam menentukan bagaimana cara yang paling efektif
menyelenggarakan layanan kesehatan, sehingga diperlukan suatu hubungan yang
saling percaya antara pemberi layanan kesehatan atau provider dengan
pasien/masyarakat.
3
4

2. Bagi pemberi layanankesehatan


Pemberi layanan kesehatan (provider) mengaitkan layanan kesehatan yang
bermutu dengan ketersediaan peralatan, prosedur kerja atau protokol, kebebasan
profesi dalam melakukan setiap layanan kesehatan sesuai dengan teknologi
kesehatan mutakhir, dan bagaimana keluaran (outcome) atau hasil layanan
kesehatan tersebut.
Komitmen dan motivasi pemberi layanan kesehatan bergantung pada
kemampuannya dalam melaksanakan tugas dengan cara yang optimal. Profesi
layanan kesehatan membutuhkan dan mengaharapkan adanya dukungan teknis,
administratif, dan layanan pendukung lainnya yang efektif serta efisien dalam
menyelenggarakan layanan kesehatan yang bermutu tinggi.
3. Bagi penyandang dana pelayanankesehatan
Penyandang dana atau asuransi kesehatan menganggap bahwa layanan kesehatan
yang bermutu sebagai suatu layanan kesehatan yang efektif dan efisien. Pasien
diharapkan dapat disembuhkan dalam waktu yang sesingkat mungkin sehingga
biaya pengobatan dapat menjadi efisien. Kemudian upaya promosi kesehatan
dan pencegahan penyakit akan ditingkatkan agar layanan kesehatan
penyembuhan semakinberkurang.
4. Bagi pemilik sarana layanankesehatan
Pemilik sarana layanan kesehatan berpandangan bahwa layanan kesehatan yang
bermutu merupakan layanan kesehatan yang menghasilkan pendapatan yang
mampu menutupi biaya operasional dan pemeliharaan, tetapi dengan tarif yang
masih terjangkau oleh pasien/masyarakat, yaitu pada tingkat biaya yang tidak
mendapat keluhan dari pasien dan masyarakat.
5. Bagi administrator layanankesehatan
Administrator walau tidak langsung memberikan layanan kesehatan pada
masyarakat, ikut bertanggung jawab dalam masalah mutu layanan kesehatan.
Administrator dapat menyusun prioritas dalam menyediakan apa yang menjadi
kebutuhan dan harapan pasien serta pemberi layanan kesehatan.

4
5

1.1.3 Dimensi Mutu PelayananKesehatan


Menurut Robert dan Prevost (1987) perbedaan dimensi tersebut adalah:
1. Bagi pemakai jasa pelayanankesehatan
Mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada dimensi ketanggapan petugas
dalam memenuhi kebutuhan pasien, kelancaran komunikasi antara petugas
dengan pasien, keprihatinan serta keramah-tamahan petugas dalam melayani
pasien, atau kesembuhan penyakit yang sedang diderita oleh pasien.
2. Bagi penyelenggara pelayanankesehatan
Mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada dimensi kesesuaian pelayanan
yang diselenggarakan dengan ilmu dan teknologi kesehatan, standar dan etika
profesi, dan adanya otonomi profesi pada waktu menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhanpasien.
3. Bagi penyandang dana pelayanankesehatan
Mutu pelayanan kesehatan lebih terkait pada dimensi efesiensi pemakaian
sumber dana, kewajaran pembiayaan, atau kemampuan dari pelayanan
kesehatan mengurangi kerugian
Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal, banyak syarat yang
harus dipenuhi, syarat yang dimaksud mencakup delapan hal pokok yakni:
tersedia (available), wajar (appropriate), berkesinambungan (continue), dapat
diterima (acceptable), dapat dicapai (accesible), dapat dijangkau (affordable),
efisien (efficient) serta bermutu (quality).
Menurut Parasuraman dkk (1985) ada lima dimensi untuk menilai mutu
pelayanan kesehatan yaitu :
1. Kehandalan(Reliability)
Yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai yang
dijanjikan secara akurat dan terpercaya, kinerja harus sesuai dengan harapan
pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua
pelanggan tanpa kesalahan, sikap sempati dan dengan akurasi yang tinggi,
memberikan informasi yang akurat, sehingga ketrampilan, kemampuan dan
penampilan dalam menyelesaikan pekerjaan yang diberikan sesuai dengan

5
6

apa yang ditetapkan sehingga menimbulkan rasa percaya pasien terhadap


pelayanan yang diberikan.
2. Empati(Emphaty)
Meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik,
perhatian pribadi dan memahami kebutuhan para pasien. Disamping itu
empati dapat diartikan sebagai harapan pasien yang dinilai berdasarkan
kemampuan petugas dalam memahami dan menempatkan diri pada keadaan
yang dihadapi atau dialamipasien.
Empati diyakini berpengaruh terhadap hasil komunikasi dalam berbagai
tipe dari hubungan-hubungan sosial kita sehari-hari, tanpa empati komunikasi
diantara petugas kesehatan dengan pasien akan mengurangi kualitas
pelayanankesehatan.
Empati yakni peduli, memberi perhatian pribadi dengan pasien atau
dengan kata lain kemampuan untuk merasakan dengan tepat perasaan orang
lain dan untuk mengkomunikasikan pengertian ini kapada orang trsebut.
Sikap petugas yang sabar dan telaten dalam menghadapi pasien cukup
memberikan harapan yang baik kepada pasien, disamping itu petugas
memiliki rasa hormat, bersahabat, memahami keadaan yang dialami pasien
dengan baik merupakan harapan para pasien.
3. Berwujud(Tangibles)
Kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan aksistensinya kepada
pihak ekseternal, dimana penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana
fisik perusahaan dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata
pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa yaitu meliputi fasilitas fisik
(gedung), perlengkapan dan peralatan yang digunakan (teknologi), dn
penampilan pegawai serta media komunikasi.
4. Ketanggapan(Responsiveness)
Yaitu suatu kemampuan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang
tepat pada pasien, dengan menyampaikan informasi yang jelas, jangan

6
7

membiarkan pasien menunggu tanpa adanya suatu alasan yang jelas


menyebabkan persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan.
5. Jaminan Kepastian(Assurance)
Yaitu mencakup pengetahuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang
dimiliki petugas kesehatan, bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan.
Asuransi diartikan sebagai salah satu kegiatan menjaga kepastian atau menjamin
keadaan dari apa yang dijamin atau suatu indikasi menimbulkan rasa kepercayan
Selain itu dimensi mutu pelayanan kesehatanmeliputi:
1. Kompetensi Teknis (TechnicalCompetence)
Keterampilan, kemampuan dan penampilan petugas, manajer dan staf
pendukung dalam memberikan pelayanan kepada pasien sehingga
menimbulkan kepuasan pasien. Kompetensi teknis berhubungan dengan
bagaimana cara petugas mengikuti standar pelayanan yang telahditetapkan
2. Akses terhadap pelayanan(Accessibility)
Akses atau jalan dalam memberikan pelayanan kepada pasien tidak terhalang
oleh keadaan geografis, sosial ekonomi, budaya, organisasi maupun hambatan
yang terjadi karena perbedaan bahasa.
a. Geografis
Dalam hal ini keadaan geografis merupakan keadaan daerah yang akan
mendapat pelayanan, dapat diukur dengan jenis tansportasi yang digunakan
untuk menuju tempat pasien, jarak / jauh dan tidaknya tempat yang dituju,
waktu perjalanan.
b. Aksesekonomi
Berkaitan dengan kemampuan memberikan pelayanan kesehatan yang
pembiayaannya terjangkau pasien. Pelayanan yang diberikan
memperhatikan keadaan ekonomi pasien, apabila pasien kurang mampu
bukan berarti tidak diberikan pelayanan yang maksimal. Dalam hal ini yang
dimaksud memberikan pelayanan kesehatan yang pembiayaan terjangkau
yaitu pasien diberi jalan lain untuk tetap mendapat pelayanankesehatan

7
8

melalui bantuan misalnya dari pemerintah dengan menggunakan


ASKESKIN
c. Akses sosial ataubudaya
Berkaitan dengan diterimanya pelayana yang dikaitkan dengan nilai budaya,
kepercayaan dan perilaku dari masyarakat setempat.
d. Aksesorganisasi
Berkaitan dengan sejauh mana pelayanan diatur untuk kenyamanan pasien,
jam kerja klinik, waktu tunggu.
e. Aksesbahasa
Pelayanan diberikan dalam bahasa atau dialek setempat yang dipahami
pasien.
3. Efektifitas(Effectiveness)
Kualitas pelayanan kesehatan tergantung dari efektifitas yang menyangkut
norma pelayanan kesehatan dan petunjuk klinis sesuai dengan standar yang
ada.
4. Hubungan Antar Manusia (InterpersonalRelation)
Berkaitan dg interaksi antara petugas kesehatan dengan pasien, manajer dan
petugas, dan antara tim kesehatan dengan masyarakat.
5. Efisiensi(Efficiency)
Pelayanan yang efisien akan memberikan perhatian yang optimal daripada
memaksimalkan pelayanan kepada pasien dan masyarakat. Petugas akan
memberikan pelayanan yang terbaik dengan sumber daya yang dimiliki
6. Kelangsungan pelayanan(Continuity)
Pasien akan menerima pelayanan yang lengkap yang dibutuhkan termasuk
rujukan tanpa interupsi, berhenti atau mengulangi prosedur, diagnosa dan terapi
yang tidakperlu.
7. Keamanan(Safety)
Berarti mengurangi risiko cedera, infeksi, efek samping, atau bahaya lain yang
berkaitan dengan pelayanan.

8
9

8. Kenyamanan(Amnieties)
Berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang tidak berhubungan langsung
dengan efektifitas klinis, tetapi dapat mempengaruhi kepuasan pasien dan
bersedianya untuk kembali ke fasilitas kesehatan untuk memperoleh pelayanan
berikutnya (L.D. Brown et al, op.cit., hlm 2-6).

1.1.4 Manfaat Program Jaminan Mutu PelayananKesehatan


Program menjaga mutu adalah suatu upaya yang dilakukan secara
berkesinambungan, sistematis, objektif dan terpadu dalam menetapkan masalah
dan penyebab masalah mutu pelayanan kesehatan berdasarkan standar yang telah
ditetapkan, menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai
dengan kemampuan yang tersedia, serta menilai hasil yang dicapai dan menyusun
saran-saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan.
Program menjaga mutu dapat dilaksanakan, sehingga banyak manfaat
yang akan diperoleh. Secara umum beberapa manfaat yang dimaksudkanadalah:
a) Dapat lebih meningkatkan efektifitas pelayanankesehatan.
Peningkatan efektifitas yang dimaksud di sini erat hubungannya dengan dapat
diselesaikannya masalah yang tepat dengan cara penyelesaian masalah yang
benar. Karena dengan diselenggarakannya program menjaga mutu dapat
diharapkan pemilihan masalah telah dilakukan secara tepat serta pemilihan dan
pelaksanaan cara penyelesaian masalah telah dilakukan secarabenar.
b) Dapat lebih meningkatkan efesiensi pelayanankesehatan.
Peningkatan efesiensi yang dimaksudkan disini erat hubungannya dengan dapat
dicegahnya penyelenggaraan pelayanan yang berlebihan atau yang dibawah
standar. Biaya tambahan karena pelayanan yang berlebihan atau karena harus
mengatasi berbagai efek samping karena pelayanan yang dibawah standar akan
dapat dicegah.
c) Dapat lebih meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan.

9
10

Peningkatan penerimaan ini erat hubungannya dengan telah sesuainya


pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dengan kebutuhan dan tuntutan
masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan.
Apabila peningkatan penerimaan ini dapat diwujudkan, pada gilirannya
pasti akan berperan besar dalam turut meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat secara keseluruhan. Dapat melindungi pelaksana pelayanan
kesehatan dari kemungkinan munculnya gugatan hukum.

1.2 Mutu PelayananKebidanan


1.1.1 Pengertian Mutu PelayananKebidanan
Pelayanan kebidanan merupakan tugas yang menjadi tanggung jawab
praktek profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan
meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan
keluarga dan masyarakat sesuai dengan standar pelayanan kebidanan. Terdapat
beberapa definisi mutu yang dapat diterapkan dalam pelayanan kebidanan yaitu:
1. Pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta
penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah
ditetapkan (AzrulAzwar)
2. Memenuhi dan melebihi kebutuhan dan harapan pelanggan melalui
peningkatan yang berkelanjutan atas seluruh proses (Mary Z.Zimmerman).
3. Tingkatan di mana layanan kesehatan untuk individu atau penduduk mampu
meningkatkan hasil kesehatan yang diingin- kan dan konsisten dengan
pengetahuan profesional saat ini (Institute of Medicine,USA).
4. Tingkatan dimana layanan yang diberikan sesuai dengan persyaratan bagi
layanan yang baik (Avedis Donabedian).
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan mutu pelayanan
kebidanan adalah bentuk pelayanan kebidanan terbaik yang memenuhi atau
melebihi kebutuhan dan harapan pelanggan/pasien sesuai denganstandar dan

10
11

kode etik profesi yang telah ditetapkan melalui peningkatan yang berkelanjutan
atas semua proses.

1.1.2 Persepsi Mutu PelayananKebidanan


Setiap orang akan menilai mutu pelayanan kebidanan berdasarkan standar
atau karakteristik yang berbeda-beda, hal ini karena dipengaruhi oleh subjektivitas
orang- orang yang berkepentingan dalam pelayanan kebidanan.
a. Bagi pemakai jasa pelayanankebidanan
Klien/masyarakat (konsumen) melihat pelayanan kebidanan yang bermutu
sebagai suatu pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan dan diselenggarakan
dengan cara yang sopan dan santun, tepat waktu, tanggap dan mampu
mengatasi permasalahannya. Persepsi klien/masyarakat yang merasa puas akan
berpengaruh dalam kepatuhan dan kunjungan ulang dalam pelayanan
kebidanan. Provider harus memahami status dan kebutuhan pelayanan
kebidanan klien, mendidik dan melibatkan masyarakat dalam menentukan cara
efektif penyelenggaraan pelayanan kebidanan, sehingga diperlukan suatu
hubungan yang saling percaya antara provider dengan klien/masyarakat.
b. Bagi pemberi pelayanankebidanan
Pemberi layanan kebidanan (provider) mengaitkan pelayanan kebidanan yang
bermutu dengan ketersediaan peralatan, prosedur kerja atau protokol,
kebebasan profesi dalam melakukan setiap pelayanan kebidanan sesuai dengan
teknologi kesehatan mutakhir, dan bagaimana keluaran (outcome) atau hasil
pelayanan kebidanan tersebut. Komitmen dan motivasi provider bergantung
pada kemampuannya dalam melaksanakan tugas dengan cara yangoptimal.
c. Bagi penyandang dana pelayanankebidanan
Penyandang dana atau asuransi kesehatan menganggap bahwa layanan
kebidanan yang bermutu sebagai suatu layanan kesehatan yang efektif dan
efisien. Klien diharapkan dapat pulih dalam waktu yang sesingkat mungkin
sehingga biaya pengobatan dapat menjadi efisien. Upaya promosi dan preventif
lebih ditingkatkan agar layanan kesehatan penyembuhan semakin berkurang.

11
12

d. Bagi pemilik sarana pelayanankebidanan


Pelayanan kebidanan yang bermutu merupakan pelayanan yang menghasilkan
pendapatan yang mampu menutupi biaya operasional dan pemeliharaan, tetapi
dengan tarif yang masih terjangkau oleh klien/masyarakat, yaitu pada tingkat
biaya yang tidak mendapat keluhan dari pasien dan masyarakat.
e. Bagi administrator pelayanankebidanan
Administrator dapat menyusun prioritas dalam menyediakan apa yang menjadi
kebutuhan dan harapan klien/masyaraat serta pemberi layanan kebidanan.

1.1.3 Dimensi Mutu Pelayanan Kebidanan diIndonesia


Mutu pelayanan kebidanan adalah mutu jasa yang bersifat multidimensi.
Dimensi mutu pelayanan kebidanan berdasarkan L.D. Brown meliputi:
a. Dimensi kompetensiteknis
Kompetensi teknis pelayanan kebidanan meliputi ketrampilan, kemampuan dan
penampilan atau kinerja provider. Dimensi ini menitiberatkan pada kepatuhan
provider dalam melaksanakan kinerja berdasarkan standar pelayanan
kebidanan yang telah ditentukan profesi. Tidak terpenuhinya dimensi ini akan
berakibat terhadap mutu pelayanan kebidanan.
b. Dimensi keterjangkauan atauakses
Dimensi ini mempunyai arti bahwa pelayanan kebidanan harus dapat
terjangkau oleh semua lapisan masyarakat tanpa terhambat faktor geografi,
ekonomi dan sosial. Pelayanan kebidanan saat ini sudah mencapai tempat
terdekat dengan masyarakat, yaitu dengan penempatan bidan di desa semenjak
tahun 1998 dan adanya program pemerintah dalam jaminan kehamilan,
persalinan dan keluarga berencana(KB).
c. Dimensiefektifitas
Pelayanan kebidanan harus efektif, artinya asuha kebidaan yang diberikan
harus mampu menangani kasus fisiologis kebidanan dan mampu mendeteksi
gealapatologiskebidanandengantepat.Efektifitaspelayanankebidananini

12
13

tergantung dari penggunaan standar pelayanan kebidanan dengan tepat,


konsisten dan sesuai dengan situasi setempat.
d. Dimensiefisiensi
Pelayanan kebidanan yang efisien dapat melayani lebih banyak klien.
Pelayanan kebidanan yang memenuhi standar peayanan umumnya tidak mahal,
nyaman bagi klien, waktu efektif dan menimbulkan risiko minimal bagi klien.
e. Dimensikesinambungan
Kesinambungan pelayanan kebidanan artinya klien dapat dilayani sesuai
kebutuhannya, termasuk kebutuhan rujukan jika diperlukan. Klien mempunyai
akses ke pelayanan lanjutan jika diperlukan, termasuk riwayat pelayanan
kebidanan sebagai rujukan untuk pelayanan lanjutan.
f. Dimensikeamanan
Dimensi keamanan artinya pelayanan kebidanan harus aman, baik bagi
provider maupun klien maupun masyarakat sekitarnya. Pelayanan kebidanan
yang bermutu harus aman dari risiko cedera, infeksi, efek samping, atau bahaya
lain. Misalnya asuhan persalinan, pasien maupun provider harus aman dari
asuhan yang dilaksanakan. Bagi klien harus aman ketika melahirkan baik ibu
maupun bayinya, sedangkan provider juga harus aman dari risiko yang
diakibatkan oleh karena pelayanan kebidanan.
g. Dimensikenyamanan
Dimensi ini berhubungan dengan kepuasan klien sehingga mendorong klien
datang kembali ke tempat pelayanan kebidanan tersebut. Kenyamanan atau
kenikmatan dapat menimbulkan kepercayaan klien. Kenyamanan juga terkait
dengan penampilan fisik pelayanan kebidanan, provider, peralatan medis dan
nonmedis. Misalnya, tersedianya tempat tertutup pada saat pemeriksaan, AC,
kebersihan daat menimbulkan kenyamanan bagi kien.
h. Dimensiinformasi
Pelayanan kebidanan yang bermutu harus dapat memberikan informasi yang
jelas tentang apa, siapa, kapan, dimana, dan bagaimana pelayanan kebidanan
itu akan/telahdilaksanakan.

13
i. Dimensi ketepatanwaktu
Pelayanan kebidanan yang bermutu harus memperhatikan ketepatan waktu dalam
pelayanan serta efiektif danefisien.
j. Dimensi hubungan antarmanusia
Hubungan antar manusia yang baik akan menimbulkan kepercayaan atau
kredibilitas dengan cara saling menghargai, menjaga rahasia, saling menghormati,
responsif, memberi perhatian dan lain-lain. Hubungan antar manusia ini merupakan
interaksi yang positif antara provider dan klien.
Dimensi pelayanan kebidanan merupakan suatu kerangka pikir yang dapat
digunakan dalam menganalisis masalah mutu pelayanan kebidanan yang sedang
dihadapi dan kemudian mencari solusi yang diperlukan untuk dapat mengatasinya.
Jika terdapat ketidakpuasan klien, maka analisis dilakukan pada setiap dimensi
pelayanan kebidanan. Peran utama sistem pelayanan kebidanan adalah selalu
menjamin mutu pelayanan dan selalu menngkatkan mutu pelayanan yang diberikan.
Semakin meningkatnya perhatian terhadap peningkatan mutu pelayanan kebidanan,
pemahaman pendekatan jaminan mutu pelayanan menjadi semakinpenting.

C. Rangkuman Materi
Mutu pelayanan kesehatan/kebidanan adalah kesesuaian pelayanan kesehatan
/kebidanan dengan kebutuhan klien/konsumen/pasar atau melebihi harapan. Mutu
pelayanan kesehatan/ kebidanan memiliki banyak persepsi berdasarkan pengguna
pelayanan, pemberi pelayanan, penyandang dana layanan, penyelenggara layanan dan
administrator layanankesehatan/kebidanan.
Program menjaga mutu dapat dilaksanakan, sehingga banyak manfaat yang akan
diperoleh. Secara umum beberapa manfaat yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:
dapat lebih meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan, dapat lebih meningkatkan
efesiensi pelayanan kesehatan, dan dapat lebih meningkatkan penerimaan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai