Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH DASAR-DASAR PENILAIAN PENDIDIKAN

“JENIS-JENIS PENILAIAN”

OLEH :

Marice Karubaba (20150111054002)

Margareta Rumbiak (20150111054021)

Yonathan Kawer (20160111054006)

Dosen pengampu :

Drs. Alex A. Lepa, M.Si

Catur F. Djarwo, S.Pd.,M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS CENDERAWASIH

JAYAPURA

2017
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunia serta petunjuk-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Makalah
ini disusun bertujuan agar kita mengetahui lebih dalam mengenai jenis-jenis penilaian dalam
pembelajaran.

Tidak lupa juga kami mengucapkan “terima kasih”, kepada Dosen pengajar mata kuliah
dasar-dasar penilaian pendidikan Bapak Alex A. Lepa, M.Si, dan Ibu Catur F. Djarwo,
S.Pd.,M.Pd yang dengan kerelaannya menyempatkan dan meluangkan waktu untuk mengajar
dan membimbing kami mahasiswa/i pendidikan kimia.

Demikian makalah ini, harapan kami semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua,
kritik dan saran yang membangun selalu kami nantikan demi perbaikan dalam makalah kami.

Jayapura, september 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………… !

Daftar Isi ……………………………………………………………………. !!

Bab 1 Pendahuluan

A. Latar Belakang ……………………………………………………. 1


B. Rumusan Masalah ………………………………………………….. 1
C. Tujuan Penulisan …………………..……………………………….. 1
D. Metode Penulisan …………………………………………………... 1

Bab 2 Pembahasan
A. Jenis jenis penilaian ………………………………………………… 2-11

Bab 3 Penutup
A. Kesimpulan ………………………………………………………… 12
B. Saran ………………………………………………………………. 12

Daftar Pustaka …………………………………………………………….. 13


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran sedemikian rupa supaya peserta didik dapat mengembangkan potensi
dirinya secara aktif supaya memiliki pengendalian diri, kecerdasan, keterampilan masyarakat,
kekuatan spritual keagamaan, kepribadian serta akhlak mulia.
Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi,
ketrampilan, dan sikap. Belajar dapat pula dikatakan sebagai kebiasaan dan pengetahuan yang
berkembang sebagai hasil dari pengalaman individu saat memasuki dan menyesuaikan diri dalam
lingkungan tertentu. Jadi belajar telah di mulai sejak individu lahir sampai akhir
hayatnya.Sedangkan menurut ahli pendidikan belajar hanya diartikan sebagai perubahan tingkah
laku yang sesuai dengan tujuan positif yang ingin dicapai.
Sebagai calon guru atau pendidik kita harus mempunyai pengetahuan, kreatifitas juga
wawasan yang luas untuk memahami peserta didiknya.Selain itu kita harus mengerti psikokologi
anak, kemampuan anak, kelemahan anak dalam kesulitan belajar dan keinginan anak yang
mempunyai bakat tertentu. Untuk itu kita harus mengetahui tingkat kemampuan dan
perkembangan peserta didik. Untuk menghargai atau menentukan kemampuan siswa, salah
satunya dapat dilakukan penilaian penilaian adalah memberi nilai tentang kualitas tertentu.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah apa saja jenis-jenis penilaian
C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini adalah untuk:
Mengetahui jenis-jenis tes

D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah metode pustaka dan media
elektronik (internet), yaitu penulis mengumpulkan berbagai sumber referensi yang relevan
dengan materi yang disajikan dan kemudian dilakukan pengkajian terhadap materi tersebut.
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Jenis jenis penilaian

Jenis-jenis penilaian terdiri dari dua jenis yaitu: penilaian hasil dan penilai proses.

1. Penilaian proses

Penilaian proses belajar adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan belajar-mengajar
yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Dalam penilaian
ini dilihat sejauh mana keefektifan dan efisiennya dalam mencapai tujuan pengajaran atau
perubahan tingkah laku siswa. Penilaian proses dilakukan pada saat proses pembelajaran
berlangsung. Penilaian proses belajar-mengajar menyangkut :penilaian terhadap kegiatan guru,
kegiatan siswa, pola interaksi guru dan siswa, keterlaksanaan proses belajar mengajar

Penilaian proses belajar berkaitan dengan paradigma bahwa dalam kegiatan yang utama
terletak pada siswa. Siswa yang secara dominan berkegiatan belajar mandiri dan guru hanya
melakukan pembimbingan. Dalam konteks ini guru harus memantau kesukaran siswa dalam
proses belajar tersebut setiap pertemuan. Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar
mengajar yang optimal cenderung menunjukkan hasil yang berciri sebagai berikut :

a. Kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik


pada diri siswa.
b. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya.
c. Hasil belajar yang dicapainya bermakna bagi dirinya.
d. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara komprehensif
e. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan dirinya
terutama dalam menilai hasil yang dicapainya maupun menilai dan mengendalikan
proses dan usaha belajarnya
 Tujuan penilaian proses belajar-mengajar

Penilaian terhadap proses belajar-mengajar bertujuan agak berbeda dengan tujuan


penilaian hasil belajar. Apabila penilaian hasil belajar lebih ditekankan pada derajat penguasaan
tujuan pengajaran (instruksional) oleh para siswa, maka tujuan penilaian proses belajar-mengajar
lebih ditekankan pada perbaikan dan pengoptimalkan kegiatan belajar-mengajar itu sendiri,
terutama efisiensi keefektifan produktivitasnya. Beberapa diantaranya adalah :

a. Efisiensi dan keefektifan pencapaian tujuan instruksional.


b. Keefektifan dan relevansi bahan pengajaran.
c. Produktivitas kegiatan belajar-mengajar.
d. Keefektifan sumber dan sarana pengajaran.
e. Keefektifan penilaian hasil dan proses belajar.
 Kriteria dalam menilai proses belajar mengajar

Beberapa kriteria yang bisa digunakan dalam menilai proses belajar-mengajar antara lain
sebagai berikut :

a. Konsisten kegiatan belajar-mengajar dengan kurikulum


Kurikulum adalah program belajar mengajar yang telah ditentukan sebagai acuan apa
yang seharusnya dilaksanakan. Keberhasilan proses belajar mengajar dilihat sejauh
mana acuan tersebut dilaksanakan secara nyata dalam bentuk dan aspek-aspek :
 Tujuan-tujuan pengajaran
 Bahan pengajaran yang diberikan
 Jenis kegiatan yang dilaksanakan
 Cara melaksanakan setiap jenis kegiatan
 Peralatan yang digunakan untuk masing-masing kegiatan
 Penilaian yang digunakan untuk setiap tujuan.
b. Keterlaksanaannya oleh guru
Dalam hal ini adalah sejauh mana kegiatan dan program yang telah direncanakan
dapat dilaksanakan oleh guru tanpa mengalami hambatan dan kesulitan yang berarti.
Dengan demikian, apa yang direncanakan dapat diwujudkan sebagaimana harusnya.
Keterlaksanaan ini dapat dilihat dalam hal :
 Mengkondisikan kegiatan belajar siswa
 Menyiapkan alat, sumber, dan perlengkapan belajar
 Waktu yang disediakan untuk kegiatan belajar mengajar
 Memberikan bantuan dan bimbingan belajar kepada siswa
 Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar siswa
 Menggeneralisasikan hasil belajar-mengajar saat itu dan tindak lanjut untuk
kegiatan belajar mengajar berikutnya.
c. Keterlaksanaannya oleh siswa
Dalam hal ini dinilai sejauh mana siswa melakukan kegiatan belajar sesuai dengan
program yang telah ditentukan guru tanpa mengalami hambatan dan kesulitan yang
berarti. Keterlaksanaan oleh siswa dapat dilihat dalam hal :
 Memahami dan mengikuti petunjuk yang diberikan guru
 Semua siswa turut serta dalam kegiatan belajar
 Tugas-tugas belajar dapat diselesaikan sebagaimana mestinya
 Memanfaatkan semua sumber belajar yang disediakan oleh guru
 Menguasai tujuan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan guru

d. Motivasi belajar siswa


Keberhasilan proses belajar-mengajar dapat dilihat dalam motivasi belajar yang
ditujukan para siswa pada saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar dalam hal :
 Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran,
 Semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya,
 Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya,
 Reaksi yang ditunjukan siswa terhadap perintah yang diberikan guru, dan
 Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan.

e. Keaktifan para siswa dalam kegiatan belajar


Penilaian proses belajar mengajar terutama adalah melihat sejauh mana keaktifan
siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar , keaktifan siswa dapat dilihat dalam
hal :
 Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya,
 Terlibat dalam pemecahan masalah,
 Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan
yang dihadapi,
 Berusaha tahu mencari informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah,
 Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru,
 Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya,
 Melatih diri dalam memecahkan masalah atau soal yang sejenis, dan
 Kesempatan mengunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam
menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.
f. Interaksi guru dan siswa
Interaksi guru siswa berkenaan dengan komunikasi atau hubugan timbal balik atau
hubungan dua arah antara siswa dan guru dan atau siswa dengan siswa dalam
melakukan kegiatan belajar mengajar, hal ini dapat dilihat :
 Tanya jawab atau dialog antara guru dengan siswa atau antara siswa dengan
siswa,
 Bantuan guru terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar, baik secara
individual maupun secara kelompok,
 Dapatnya guru dan siswa tertentu dijadikan sumber belajar
 Senantiasa beradanya guru dalam situasi belajar mengajar sebagai fasilitator
belajar,
 Tampilnya guru sebagai pemberi jalan keluar manakala siswa menghadapi jalan
buntu dalam tugas belajarnya, dan
 Adanya kesempatan mendapat umpan balik secara berkesinambungan dari hasil
belajar yang diperoleh siswa.

g. Kemampuan atau keterampilan guru mengajar


Kemampuan atau keterampilan guru mengajar merupakan puncak keahlian guru yang
profesional sebab merupakan penerapan semua kemampuan yang telah dimilikinya
dalam hal bahan pengajaran, komunikasi dengan siswa, metode mengajar, dll.
Beberapa indikator dalam menilai kemampuan ini antara lain :
o Menguasai bahan pelajaran yang diajarkan kepada siswa
o Terampil berkomunikasi dengan siswa
o Menguasai kelas sehingga dapat mengendalikan kegiatan kelas
o Terampil mengunakan berbagai alat dan sumber belajar
o Terampil mengajukan pertanyaan, baik lisan maupun tulisan

h. Kualitas hasil belajar yang diperoleh siswa


Salah satu keberhasilan proses belajar-mengajar dilihat dari hasil belajar yang dicapai
oleh siswa. Dalam hal ini aspek yang dilihat antara lain :
o Perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku siswa setelah menyelesaikan
pengalaman belajarnya.
o Kualitas dan kuantitas penguasaan tujuan instruksional oleh para siswa.
o Jumlah siswa yang dapat mencapai tujuan instruksional minimal 75 dari
jumlah intrusional yang harus dicapai.
o Hasil belajar tahan lama diingat dan dapat digunakan sebagai dasar dalam
mempelajari bahan berikutnya.

2. Penilaian Hasil
Sudjana (2005) mengatakan bahwa penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai
terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hasil belajar siswa pada
hakikatnya merupakan perubahan tingkah laku setelah melalui proses belajar. Tingkah laku
sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Penilaian dan pengukuran hasil belajar dilakukan dengan menggunakan tes hasil belajar.
Secara umum penilaian terhadap hasil belajar dapat dilakukan dengan:
a. Tes tertulis
b. Tes lisan maupun tes perbuatan
c. Pemberian tugas
d. Penilaian kinerja atau proyek
e. Penilaian sikap, dan
f. Penilaian berbasis portofolio.

Data hasil penilaian sangat bermanfaat bagi guru maupun bagi siswa.Oleh karena itu, perlu
dicatat secara teratur dalam catatan khusus mengenai kemajuan siswa.
Menurut Suharsimi (2008 : 6-8) guru maupun pendidik lainnya perlu mengadakan penilaian
terhadap hasil belajar siswa karena dalam dunia pendidikan, khususnya dunia persekolahan
penilaian hasil belajar mempunyai makna yang penting baik bagi siswa, guru maupun sekolah.

Sudjana (2005) mengutarakan tujuan penilaian hasil belajar sebagai berikut:


1. Mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan
kekurangannya dalam berbagai mata pelajaran yang ditempuhnya.
2.      Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa
efektifannya mampu mengubah tingkah laku siswa ke arah tujuan pendidikan.
3.      Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan
dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta sistem pelaksanaannya.
4.      Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.

 Penilaian Formatif
Tes formatif adalah tes yang diberikan kepada murid-murid pada setiap akhir program
satuan pelajaran. Fungsinya untuk mengetahui sampai di mana pencapaian hasil belajar murid
dalam penguasaan bahan atau materi pelajaran yang telah diberikan sesuai dengan tujuan
instruksional khusus yang telah dirumuskan di dalam satuan pelajaran.
Dalam penilaian formatif ini, jika tujuan-tujuan instruksional khusus telah dirumuskan
dengan tepat, distribusi tingkat kesukaran soal-soal (item tes) dan daya pembeda masing-masing
soal (discriminating power of a test item) tidak begitu penting. Yang penting adalah bahwa setiap
soal betul-betul mengukur tujuan instruksional yang hendak dicapai yang telah dirumuskan di
dalam program satuan pelajaran.
Penilaian formatif adalah penilaian hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah
sejauh manakah peserta didik “telah terbentuk” (sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah
ditentukan) setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Perlu
diketahui bahwa istilah “formatif” itu berasal dari kata “form” yang berarti “bentuk”. (Sudijono,
2005 : 71)
Penilaian formatif ini biasa dilaksanakan di tengah-tengah perjalanan program pengajaran,
yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan pelajaran atau subpokok bahasan berakhir atau dapat
diselesaikan. Di sekolah-sekolah penilaian formatif ini biasa dikenal dengan istilah “ulangan
harian”. Materi dari penilaian formatif ini pada umumnya ditekankan pada bahan-bahan
pelajaran yang telah diajarkan. Butir-butir soalnya terdiri atas butir-butir soal, baik yang
termasuk kategori mudah maupun yang termasuk kategori sukar (Sudijono, 2005 : 71). Penilaian
Formatif juga berguna dalam menganalisis materi pembelajaran, dan prestasi belajar siswa, dan
efektifitas guru Wally Guyot (1978)
Dari berbagai pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwasannya penilaian formatif adalah
penilaian yang dilakukan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar atau setiap akhir
pembahasan suatu pokok bahasan/ topik agar siswa dan guru memperoleh informasi (feedback)
mengenai kemajuan yang telah dicapai.
• Tujuan, Fungsi dan Manfaat Tes Formatif
(a)    Tujuan Penilaian Formatif
1. Penilaian formatif adalah mengetahui sejauh mana program yang dirancang dapat
berlangsung, sekaligus mengidentifikasi hambatan. Dengan diketahui hambatan dan hal-hal yang
menyebabkan program tidak lancar, pengambilan keputusan secara dini dapat mengadakan
perbaikan yang mendukung kelancaran pencapaian tujuan program.
2.  Untuk memastikan tujuan yang diharapkan dapat tercapai dan untuk melakukan perbaikan
suatu produk atau program.
(b)    Fungsi Penilaian Formatif
1.  Fungsi utama dari penilaian formatif adalah untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan
proses belajar mengajar, dengan demikian dapat dipakai untuk memperbaiki dan
menyempurnakannya.
2.  Untuk mengetahui masalah dan hambatan kegiatan belajar mengajar termasuk metode belajar
dan pembelajaran yang digunakan guru, kelemahan dan kelebihan seorang siswa.
3.  Untuk memperbaiki proses pembelajaran kearah yang lebih baik dan efisien atau
memperbaiki satuan atau rencana pembelajaran.
(c)     Manfaat Penilaian Formatif
1.       Bagi Siswa
a. Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai bahan program secara
menyeluruh.
b. Merupakan penguatan bagi siswa. Dengan mengetahui bahwa penilaian yang dikerjakan sudah
menghasilkan skor yang tinggi sesuai dengan yang diharapkan, maka siswa merasa mendapat
“anggukan kepala” dari guru, dan ini merupakan suatu tanda bahwa apa yang sudah dimiliki
merupakan pengetahuan yang benar. Dengan demikian maka pengetahuan itu akan bertambah
membekas diingatan. Disamping itu tanda keberhasilan suatu pelajaran akan memperbesar
motivasi siswa untuk belajar lebih giat, agar dapat mempertahankan nilai yang sudah baik itu
atau memperoleh lebih baik itu.
c)      Usaha perbaikan. Dengan umpan balik (feed back) yang diperoleh setelah melakukan tes
siswa mengetahui kelemahan-kelemahannya. Sehingga siswa mengetahui bab mana yang dirasa
belum dikuasainya. Dengan demikian ada motivasi untuk meningkatkan penguasaan.
d)     Sebagai diagnosa. Bahwa pelajaran yang sedang dipelajari oleh siswa merupakan
serangkaian pengetahuan dan ketrampilan. Dengan mengetahui hasil penilaian formatif, siswa
dengan jelas dapat mengetahui bagian mana dari bahan pelajaran yang masih dirasakan sulit.

2.       Manfaat bagi guru


a)      Mengetahui sampai sejauh mana bahan yang diajarkan sudah dapat diterima oleh siswa.
Hal ini akan menentukan pula apakah guru itu harus menggantikan cara menerangkan
(strategi mengajar) atau tetap dapat menggunakan cara (strategi) yang lama.
b)      Mengetahui bagian-bagian mana dari bahan pelajaran yang belum menjadi milik siswa.
Apabila bagian yang belum dikuasai kebetulan merupakan bahan prasyarat bagi bagian
pelajaran yang lain, maka bagian itu harus diterangkan lagi, dan barangkali memerlukan cara
atau media lain untuk memperjelas. Apabila bahan ini tidak diulangi, maka akan mengganggu
kelancaran pemberian bahan pelajaran selanjutnya, dan siswa akan semakin tidak dapat
menguasainya
c)      Dapat meramalkan sukses dan tidaknya seluruh program yang akan diberikan.
d)     Memperbaiki program pengajaran atau satuan pelajaran di masa mendatang, terutama
dalam merumuskan tujuan intruksional, organisasi bahan. Kegiatan belajar-mengajar dan
pertanyaan penilaian.
e)      Meninjau kembali dan memperbaiki tindakan mengajarnya dalam memilih dan
menggunakan metode mengajar
f)       Mengulang kembali bahan pengajaran yang belum di kuasai para siswa sebelum
melanjutkan dengan bahan baru atau memberi penugasan kepada siswa untuk memperdalam
bahan yang belum di kuasainya.
3.       Teknik yang digunakan sebagai penilaian formatif
Teknik-teknik tersebut dapat dibagi ke dalam tipe tertulis dan tidak tertulis sebagai berikut.
Tertulis :
a.       Ujian
b.      Esai
c.  Portofolio
d.  Penilaian Mandiri
Tidak Tertulis:
a. Pertanyaan
b.  Observasi
c.  Wawancara/konferensi
d.  Presentasi

5)       Contoh Penilaian Formatif


Misalnya, ketika guru sedang mengajar, guru tersebut mengajukan beberapa pertanyaan-
pertanyaan kepada siswa untuk mengecek atau mendapatkan informasi apakah siswa telah
memahami apa yang telah diterangkan guru. Jika ternyata masih banyak siswa yang belum
mengerti, maka tindakan guru selanjutnya ialah menambah atau memperbaiki cara mengajarnya
sehingga benar-benar dapat diserap oleh siswa.
Dari contoh tersebut, jelas bahwa penilaian formatif tidak hanya berbentuk tes tertulis dan
hanya pada akhir pelajaran, tetapi dapat pula berbentuk pertanyaan-pertanyaan lisan atau tugas-
tugas yang diberikan selama pelajaran berlangsung ataupun sesudah pelajaran selesai. Dalam
hubungan ini maka proses dan post-tes yang bisaa dilakukan dalam sistem pelajaran termasuk
dalam penilaian formatif.
Penilaian formatif atau tes formatif diberikan pada akhir setiap program. Tes ini
merupakan post-test atau tes akhir proses.
Pre-test (tes awal) program post-test (tes akhir)

 Penilaian Sub Sumatif


Penilaian sub-sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan setelah sejumlah satuan pelajaran
tertentu diselesaikan dan dilakukan pada perempat atau setengah catur wulan, setengah semester.
Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya serap peserta didik untuk meningkatkan tingkat
prestasi belajar. Hasil tes sub sumatif ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar dan
diperhitungkan dalam menentukan nilai raport atau prestasi.
 Penilaian Sumatif
Tes sumatif biasanya diadakan tiap caturwulan sekali atau setiap semester. Fungsi tes
sumatif ialah untuk menilai prestasi siswa, sampai di mana penguasaan siswa terhadap bahan
pelajaran yang telah diajarkan selama jangka waktu tertentu. Kegunaannya antara lain untuk
pengisian rapor, penentuan kenaikan kelas, dan penentuan lulus-tidaknya siswa pada ujian ahir
akhir sekolah. Oleh karena itu, pada umumnya jumlah item atau soal-soal tes sumatif lebih
banyak daripada item tes formatif, dan bentuk soalnya pun dapat terdiri atas campuran beberapa
item tes.
Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan pada setiap akhir satu satuan waktu yang
didalamnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh
mana peserta didik telah dapat berpindah dari suatu unit ke unit berikutnya.
 Fungsi dan tujuan penilaian sumatif
Fungsi dari penilain sumatif yaitu Untuk mengetahui angka atau nilai murid setelah
mengikuti program belajar dalam satu semester.  
Tujuan penilaian sumatif yaitu Untuk mengetahui taraf hasil belajar yang dicapai oleh
peserta didik setelah melakukan program pembeljaran dalam satu semester, akhirtauhn atau akhir
program pembelajaran pada suatu unit pendidikan tertentu.
 Manfaat evaluasi/penilaian sumatif :
Ada beberapa manfaat tes sumatif, dan 3 diantaranya yang terpenting adalah :
a.       Untuk nenentukan nilai.
b.      Untuk menentukan seorang anak dapat atau tidaknya mengikuti kelompok dalam menerima
program berikutnya. Dalam kepentingan seperti ini maka tes sumatif  berfungsi sebagai tes
prediksi.
c.       Untuk mengisi catatan kemajuan belajar siswa yang akan berguna bagi orang tua siswa,
pihak bimbingan dan penyuluhan di sekolah serta pihak-pihak lain apabila siswa tersebut
akan pindah ke sekolah lain, akan melanjutkan belajar atau akan memasuki lapangan kerja.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat disimpulkan :
 Jenis-jenis penilaian terbagi manjadi dua yaitu penilaian proses dan penilaian
hasil.
 Penilaian proses belajar adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan belajar-
mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan-tujuan
pengajaran.
 Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar
yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu.
 Penilaian hasil terdiri dari penialaian formatif, sub-sumatif dan sumatif
B. Saran
Diharapkan sebagai calon guru memperhatikan komponen-komponen dalam penilaian
proses dan hasil pembelajaran. Diharapkan dalam hal ini penilai dapat menyusun standar
yang baik dalam menentukan kriteria untuk penilaian hasil dan proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto. 2015. dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta : bumi aksara
http://melindach.blogspot.co.id/2016/10/penilaian-proses-belajar-mengajar.html

http://ukatsukatma.blogspot.co.id/2008/12/evaluasi-hasil-belajar.html

http://ezyzurriyati.blogspot.co.id/2015/02/jenis-jenis-penilaian-dalam-assesment.html

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/196009261985031-
UYU_WAHYUDIN/Macam-macam_penilaian.pdf

https://ilammaolani.wordpress.com/tag/pembelajaran/

Anda mungkin juga menyukai