Anda di halaman 1dari 14

Suswanto, Efisiensi Pengembangan Model Tempat Uji Kompetensi (TUK) Uji Sertifikasi Berbasis

Komputer On-Line Pada Sekolah Menengah Kejuruan

EFISIENSI PENGEMBANGAN MODEL TEMPAT UJI KOMPETENSI (TUK)


UJI SERTIFIKASI BERBASIS KOMPUTER ON-LINE
PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Hary Suswanto

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menemukan model Tempat Uji Kompetensi (TUK)
uji sertifikasi berbasis komputer on-line dengan mengintegrasikan uji kompetensi kognitif
dan uji kompetensi psikomotorik, proses pengembangan, tingkat validitas, dan efisiensi
kelayakan model pada mata pelajaran jaringan komputer terhadap kemampuan kognitif dan
minat siswa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (Research and
Development/R&D). Penelitian pengembangan ini menggunakan model pengembangan
prosedural dan mengacu pada pengembangan Borg and Gall. Subyek uji coba lapangan
dalam penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 1 Purwosari Kab. Pasuruan pada siswa kelas
XII Teknik Komputer Jaringan berjumlah 66 siswa. Pada tahap pengujian pengembangan
model, menggunakan penelitian quasi eksperimental yang menguji dampak pengembangan
model TUK uji sertifikasi berbasis komputer on-line terhadap kemampuan kognitif dan
minat siswa dengan desain penelitian non equivalent control group desain. Sampel pada
tahap implementasi diambil dengan teknik acak. Jumlah sampel terbagi dalam dua kelas,
yaitu 20 siswa sebagai kelas eksperimen dan 20 siswa sebagai kelas kontrol. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan PreTest dan PostTest
dan angket dengan empat skala Likert. Uji validitas intrumen kemampuan kognitif dan
minat siswa menggunakan Expert Judgement dan Pearson Correlation. Reliabilitas
instrument kemampuan kognitif dan minat siswa diuji dengan menggunakan Alpha
Cronbach. Analisis data yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian adalah
statistik deskriptif, dan uji t (t-Test). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan, bahwa
pengujian efisiensi pengembangan model TUK uji sertifikasi berbasis komputer on-line
diperoleh perbedaan kemampuan kognitif dan minat siswa antara kelas eksperimen dengan
kelas kontrol. Hasil penelitian diperoleh nilai test secara on-line sesudah perlakuan lebih
tinggi dibanding dengan nilai test secara off-line. Kesimpulan ini bisa dilihat dari hasil t-
Test, dimana harga thitung lebih besar dari ttabel (5%), yaitu: Modul 1 (4,506 1,729), Modul 3
(7,667 1,729), dan Modul 7 (7,562 1,729) untuk PostTest secara off line, dan Modul 1
(5,408 1,729), Modul 3 (17,465 1,729), dan Modul 7 (8,728 1,729) untuk PostTest secara
on line.

Kata-kata kunci: Tempat Uji Kompetensi, Uji Sertifikasi, Research and Development

Salah satu pokok pikiran yang tertuang mutu keahlian, sikap dan pengetahuan
dalam pengembangan pendidikan kejuru- tenaga kerja, Direktorat Pembinaan Seko-
an menjelang tahun 2020, adalah adanya lah Menengah Kejuruan telah lama merin-
tuntutan sistem pendidikan kejuruan yang tis upaya pemenuhan tenaga kerja yang
dipacu oleh dunia usaha/dunia industri kompeten bagi lulusan SMK melalui ke-
(Du/Di). Konsekuensi tuntutan tersebut bijakan keterampilan menjelang 2020 un-
adalah bahwa SMK harus mampu menyi- tuk era global. Implikasinya kurikulum
apkan lulusannya yang memiliki kompe- yang digunakan mengacu kepada kuriku-
tensi sesuai dengan standar industri baik lum berbasis kompetensi dengan bahan
secara nasional maupun internasional (Pe- pembelajaran dan pengujian yang terkait
raturan Pemerintah No. 23 Tahun 2004). dengan keterampilan produktif disusun
Untuk menjawab tantangan dunia in- berdasarkan standar keahlian yang meli-
dustri yang senantiasa mengedepankan batkan secara aktif dunia industri. Siswa

Hary Suswanto adalah Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Malang

1
2 TEKNO, Vol : 18 September 2012, ISSN : 1693-8739

yang telah menyelesaikan studinya meng- dap kemampuan kognitif dan minat siswa
ikuti uji kompetensi yang dilakukan di pada Sekolah Menengah Kejuruan.
suatu sekolah oleh Lembaga Sertifikasi Tujuan akhir dari penelitian pengem-
Profesi (LSP) independen dibawah pem- bangan model TUK uji sertifikasi berbasis
binaan langsung dari Badan Nasional Ser- komputer on-line ini adalah untuk mene-
tifikasi Profesi (BNSP). mukan model TUK uji sertifikasi berbasis
Berdasarkan uraian tersebut diatas da- komputer on-line dengan mengintegrasi-
pat dikemukakan bahwa SMK sebagai kan uji kompetensi kognitif dan uji kom-
penghasil lulusan harus mampu menjadi- petensi psikomotorik mata pelajaran ja-
kan setiap individu siswa memiliki ke- ringan komputer terhadap kemampuan
mampuan, keterampilan, dan keahlian kognitif dan minat siswa pada Sekolah
yang relevan dengan tuntutan dan kebu- Menengah Kejuruan.
tuhan dunia kerja. Dengan demikian, pen- Model konseptual TUK uji sertifikasi
didikan kejuruan tidak dapat dilepaskan berbasis komputer on-line yang akan
dari perkembangan dunia kerja yang ada. dikembangkan adalah modifikasi dalam
Pengembangan tenaga kerja yang market- proses standardisasi dan sertifikasi kom-
able harus dilakukan oleh pendidikan ke- petensi, yaitu dengan mengintegrasikan
juruan berdasarkan kebutuhan pasar (de- uji kompetensi kognitif dan uji kompe-
mand driven) melalui peningkatan kom- tensi psikomotorik pada proses standar-
petensi lulusan. disasi dan sertifikasi kompetensi, khusus-
Uji kompetensi dan sertifikasi jaringan nya uji kompetensi dan sertifikasi jaring-
komputer siswa menurut perspektif pe- an komputer siswa, sebagaimana terlihat
nyelenggaraan pendidikan di SMK memi- pada Gambar 1.
liki dua sisi kepentingan, yaitu sebagai
alat ukur ketercapaian kompetensi tamat-
an, dan sekaligus sebagai pemenuhan atas
amanat pasal 61 Undang-undang Sisdik-
nas. Untuk mengukur kompetensi tamatan
SMK, sekolah melaksanakan uji kompe-
tensi lulusan melalui ujian kompetensi
keahlian baik teori dan praktik. Teori
kompetensi keahlian dilaksanakan secara
nasional sedangkan ujian praktik praktik
kejuruan dilaksanakan sebelum pelaksa-
naan Ujian Nasional (UN) dan teknis
pelaksanaannya diatur dalam ketentuan
tersendiri (Kep. BSNP No. 0024, 2009).
Berdasarkan dari latar belakang diatas,
Gambar 1. Model Konseptual Tempat Uji
dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Kompetensi (TUK) Berbasis Komputer
model Tempat Uji Kompetensi (TUK) On-Line
yang sekarang sedang dilaksanakan, ma-
sih perlu untuk dikembangkan. Fokus pe- Keberhasilan TUK uji sertifikasi ber-
ngembangan model TUK dalam peneliti- basis komputer on-line SMK Program
an ini adalah pengembangan model TUK Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan
uji sertifikasi berbasis komputer on-line ditentukan oleh kualitas pembelajaran de-
dengan mengintegrasikan uji kompetensi ngan menerapkan pendekatan competen-
kognitif dan uji kompetensi psikomotorik cy-based training, kualitas praktek indus-
mata pelajaran jaringan komputer terha- tri menerapkan work-based learning dan
Suswanto, Efisiensi Pengembangan Model Tempat Uji Kompetensi (TUK) Uji Sertifikasi Berbasis 3
Komputer On-Line Pada Sekolah Menengah Kejuruan

kualitas implementasi kegiatan Unit Pro- tar komponen. Sedangkan model prose-
duksi dan Jasa, yaitu kompentensi keahli- dural adalah model yang bersifat deskrip-
an produktif dimiliki oleh siswa yang da- tif, yaitu menggariskan langkah-langkah
pat diakui oleh Dunia Usaha dan Dunia yang harus diikuti untuk menghasilkan
Industri (Du/Di) dan dapat terlaksana de- produk (MPKI-UM, 2000).
ngan biaya murah sesuai dengan tujuan Secara konseptual dan prosedural, mo-
penyelenggaraan sekolah kejuruan. Ha- del pengembangan yang digunakan seba-
rapannya model TUK uji sertifikasi ber- gai kajian pada penelitian dan pengem-
basis komputer on-line ini, akan dikem- bangan ini merujuk pada Educational
bangkan mengarah pada pengembangan Research and Development (R & D) yang
kerangka berfikir kompentensi keahlian dikembangkan oleh Borg dan Gall (1983:
produktif. 775) dengan menetapkan sepuluh langkah
utama yang harus dilakukan pada metode
R & D, sebagaimana ditunjukkan pada
METODE gambar 2, yaitu: (1) tahap penelitian dan
pengumpulan informasi (Research and
Metode penelitian ini secara berturut-turut
information collecting); (2) tahap peren-
menguraikan, tentang: (1) model pengem-
canaan (Planing); (3) tahap membangun
bangan, (2) prosedur pengembangan, dan
pra-rencana produk (Develop preliminary
(3) uji coba produk.
form of product); (4) tahap melakukan uji
pendahuluan di lapangan (Preliminary
Model Pengembangan
field testing); (5) tahap melakukan revisi
Model pengembangan merupakan se- produk (Main product revision); (6) tahap
perangkat prosedur yang berurutan untuk melakukan uji produk di lapangan (Main
melaksanakan perancangan pembelajaran field testing); (7) tahap revisi produk ope-
yang diwujudkan dengan grafis atau di- rasional (Operational product revision);
agram atau naratif dengan menunjukkan (8) tahap melakukan uji operasional di
unsur-unsur utama serta strukturnya. Pe- lapangan (Operational field testing); (9)
nelitian ini merupakan penelitian pengem- tahap revisi produk akhir (Final product
bangan (developmental research) dengan revision); dan (10) tahap penyebaran dan
mengacu kepada beberapa kajian teoretik pelaksanaan (Dissemination and imple-
tentang prosedur pengembangan yang su- mentation).
dah baku dan hasil identifikasi serta
analisis kebutuhan.
Model pengembangan yang akan digu-
nakan sebagai landasan untuk mengem-
bangkan model TUK uji sertifikasi berba-
sis komputer on-line dengan menginte-
grasikan uji kompetensi kognitif dan uji
kompetensi psikomotorik mata pelajaran
jaringan komputer terhadap kemampuan
kognitif dan minat siswa pada Sekolah Gambar 2. Desain Educational Research and
Menengah Kejuruan yang efektif dan Development (R & D)
efisien adalah dengan menggunakan mo- (Sumber: Borg dan Gall, 1983)
del konseptual dan prosedural.
Model konseptual dimaksud adalah Prosedur Pengembangan
model yang bersifat analitis yang membe- Prosedur yang diterapkan dalam pene-
rikan komponen-komponen produk yang litian dan pengembangan ini mengguna-
akan dikembangkan serta keterkaitan an-
4 TEKNO, Vol : 18 September 2012, ISSN : 1693-8739

kan sepuluh langkah-langkah utama dari dengan pakar/ahli uji kompetensi dan
R & D Borg dan Gall. Dalam penelitian sertifikasi jaringan komputer siswa telah
ini, kesepuluh langkah-langkah yang akan dilakukan. Hasil akhir dari tahap ke tiga
dioperasionalkan ke dalam kegiatan pene- ini adalah prototipe produk pengem-
litian dan pengembangan, adalah sebagai bangan yang si-ap untuk dilakukan uji
berikut: coba pendahuluan.
a. Tahap penelitian dan pengumpulan
informasi; d. Tahap melakukan uji pendahuluan di
Pada langkah ini, peneliti telah mela- lapangan;
kukan review pustaka, yakni mengkaji Pada langkah yang keempat ini, dimak-
berbagai literatur tentang teori kompe- sudkan untuk memperoleh informasi awal
tensi dan sertifikasi yang dipaparkan oleh evaluasi kualitatif dari produk pengem-
pakar kompetensi dan sertifikasi, baik se- bangan TUK uji sertifikasi berbasis kom-
cara personal maupun institusional. Mela- puter on-line. Pada tahap uji coba penda-
kukan observasi dan wawancara dengan huluan ini, ditetapkan pada 1 sekolah,
kepala sekolah, guru TIK dan siswa. Di- yaitu SMK Telkom Sandhy Putra Kota
samping itu juga peneliti melihat lang- Malang pada kelompok bidang studi ke-
sung pelaksanaan uji kompetensi dan ser- ahlian teknologi informasi dan komuni-
tifikasi jaringan komputer siswa. kasi, program studi keahlian teknik kom-
puter dan informatika, dengan kompetensi
b. Tahap perencanaan; keahlian teknik komputer dan jaringan de-
Aspek penting dari tahapan di sini ngan menggunakan 41 subyek coba. Su-
adalah menetapkan tujuan yang spesifik byek coba yang dipilih untuk uji coba
tentang apa yang ingin dihasilkan oleh pendahuluan adalah 1 orang guru TIK ke-
produk pengembangan model TUK uji las XII dan 40 siswa kelas XII.
sertifikasi berbasis komputer on-line.
Tujuan spesifik dari perencanaan produk e. Tahap melakukan revisi produk;
pengembangan model TUK uji sertifikasi Pada langkah kelima dikatakan sebagai
berbasis komputer on-line adalah dihasil- revisi produk utama, dimana prototipe
kannya draf dari komponen-komponen uji produk pengembangan TUK uji sertifikasi
sertifikasi jaringan komputer siswa di berbasis komputer on-line diperbaiki ber-
SMK pada kelompok bidang studi keah- dasarkan masukan-masukan dari uji coba
lian teknologi informasi dan komunikasi, pendahuluan. Hasil revisi pada langkah
program studi keahlian teknik komputer ini digunakan sebagai bahan untuk uji co-
dan informatika, dengan kompetensi ba kedua, yakni uji coba lapangan utama
keahlian teknik komputer dan jaringan. pada langkah keenam.

c. Tahap membangun pra-rencana produk; f. Tahap melakukan uji produk di lapang-


Setelah tahap perencanaan selesai dila- an;
kukan, langkah utama selanjutnya dalam Tahap uji coba yang kedua diterapkan
R & D adalah membuat bentuk pendahu- pada 41 subyek coba. Pada tahap ini, pro-
luan dari produk pengembangan yang da- totipe produk pengembangan diharapkan
pat diuji cobakan dilapangan. Pada lang- sudah lebih baik dan siap diujicobakan
kah ini, diharapkan draf model TUK uji pada SMK Negeri 4 Kota Malang. Pada
sertifikasi berbasis komputer on-line yang tahap uji coba kedua, diterapkan pada 41
telah dikaji oleh para ahli melalui focus subyek coba terdiri dari 1 orang guru TIK
group discussion (FGD) dengan kelas XII dan 40 siswa kelas XII pada ke-
pengguna produk (guru dan siswa), dan lompok bidang studi keahlian teknologi
Suswanto, Efisiensi Pengembangan Model Tempat Uji Kompetensi (TUK) Uji Sertifikasi Berbasis 5
Komputer On-Line Pada Sekolah Menengah Kejuruan

informasi dan komunikasi, program studi dari hasil uji coba ketiga. Hasil revisi
keahlian teknik komputer dan informati- pada langkah ini digunakan sebagai bahan
ka, dengan kompetensi keahlian teknik untuk penyebaran dan pelaksanaan model,
komputer dan jaringan. yakni sosialisasi dan diseminasi pengem-
bangan model TUK uji sertifikasi berbasis
g. Tahap revisi produk operasional; komputer on-line pada langkah kesepu-
Pada langkah ketujuh ini dikatakan se- luh.
bagai revisi produk kedua, di mana pro-
totipe produk pengembangan TUK uji j. Tahap penyebaran dan pelaksanaan;
sertifikasi berbasis komputer on-line di- Pada tahap kesepuluh ini atau tahap
perbaiki berdasarkan masukan-masukan penyebaran dan pelaksanaan, hasil produk
dari hasil uji coba kedua. Hasil revisi pa- pengembangan sudah bisa disosialisasi-
da langkah ini digunakan sebagai bahan kan dan di-diseminasi-kan melalui forum-
untuk uji coba ketiga, yakni uji coba forum ilmiah ataupun melalui media
operasional pada langkah kedelapan. massa.

h. Tahap melakukan uji operasional di la- Uji Coba Produk


pangan; Uji coba produk yang dilakukan da-
Tahap uji coba yang ketiga diterapkan lam penelitian dan pengembangan ini,
pada 69 subyek coba. Pada tahap ini pro- dapat dijelaskan sebagai berikut:
totipe produk pengembangan diharapkan
sudah lebih baik dari uji coba kedua dan a. Desain uji coba;
siap diujicobakan pada skala 1 sekolah Terdapat tiga desain uji coba terhadap
kelas natural, yaitu di SMK Negeri 1 Pur- pengembangan model dan perangkat (ins-
wosari. Pada tahap uji coba ketiga ini, trumen) TUK uji sertifikasi berbasis kom-
diterapkan pada 69 subyek coba, masing- puter on-line di SMK pada kelompok
masing terdiri dari 3 orang guru TIK kelas bidang studi keahlian teknologi informasi
XII dan 66 siswa kelas XII pada kelom- dan komunikasi, program studi keahlian
pok bidang studi keahlian teknologi infor- teknik komputer dan informatika, dengan
masi dan komunikasi, program studi ke- kompetensi keahlian teknik komputer dan
ahlian teknik komputer dan informatika, jaringan pada penelitian ini, yaitu: (1) Uji
dengan kompetensi keahlian teknik kom- Pendahuluan; dimaksudkan untuk mem-
puter dan jaringan. peroleh informasi awal evaluasi kualitatif
Sampel pada tahap implementasi diam- dari produk pengembangan, (2) Uji Pro-
bil dengan teknik acak. Jumlah sampel duk; dimaksudkan untuk memperoleh
terbagi dalam dua kelas, yaitu 20 siswa informasi dari prototipe produk pengem-
sebagai kelas eksperimen dan 20 siswa bangan, dan (3) Uji Operasional; dimak-
sebagai kelas kontrol. sudkan untuk memperoleh informasi dari
Pada tahap kedelapan, penelitian ini ju- prototipe produk akhir pengembangan.
ga bertujuan untuk mengetahui efisiensi
model yang dikembangkan. b. Subyek uji coba;
Tahap pertama; Subyek pada uji coba
i. Tahap revisi produk akhir; pendahuluan atau tahap pertama dilaku-
Pada langkah kesembilan ini dikatakan kan pada 1 sekolah dengan menggunakan
sebagai revisi produk akhir, dimana pro- 41 subyek coba, yaitu 1 orang guru TIK
totipe produk pengembangan TUK uji kelas XII dan 40 siswa kelas XII di SMK
sertifikasi berbasis komputer on-line di- Telkom Sandhy Putra Kota Malang.
perbaiki berdasarkan masukan-masukan
6 TEKNO, Vol : 18 September 2012, ISSN : 1693-8739

Tahap kedua; Pada tahap kedua ini, Modul 1: Personal Computers and Appli-
subyek uji coba produk dilakukan pada cations, (2) Modul 3: Connecting to the
SMK Negeri 4 Kota Malang dengan Network, dan (3) Modul 7: Wireless Tech-
menggunakan 41 subyek coba, terdiri dari nologies.
1 orang guru TIK kelas XII dan 40 siswa
kelas XII. e. Teknik analisis data;
Tahap ketiga sebagai uji implementasi; Teknik analisis data yang digunakan,
Pada tahap uji operasional atau tahap adalah: (1) Analisis Data Kuantitatif; Uji
implementasi ini, bertujuan untuk menge- validitas intrumen kemampuan kognitif
tahui efisiensi model yang dikembangkan dan minat siswa menggunakan Expert
dengan menggunakan 69 subyek coba, Judgement dan Pearson Correlation. Re-
masing-masing terdiri dari 3 orang guru liabilitas instrument kemampuan kognitif
TIK kelas XII dan 66 siswa kelas XII di dan minat siswa diuji dengan mengguna-
SMK Negeri 1 Purwosari. kan Alpha Cronbach. Analisis data yang
Sampel pada tahap implementasi diam- digunakan untuk menganalisis data hasil
bil dengan teknik acak. Jumlah sampel penelitian adalah statistik uji t (t-Test);
terbagi dalam dua kelas, yaitu 20 siswa dan (2) Analisis Deskriptif Kualitatif; Pa-
sebagai kelas eksperimen dan 20 siswa da tahap studi pendahuluan, diskripsi pen-
sebagai kelas kontrol. dahluan dianalisis secara interaktif (inter-
active models of analysis), yaitu lima
c. Jenis data; komponen analisis, meliputi: reduksi data,
Jenis data yang diperoleh adalah beru- triagulasi, sajian data, verifikasi dan pena-
pa nilai efisiensi antara model yang tidak rikan kesimpulan, dilakukan secara simul-
dikembangkan dengan model TUK uji tan dan saling berinteraksi sejak proses
sertifikasi berbasis komputer on-line hasil pengumpulan data.
pengembangan.

d. Instrumen pengumpulan data; HASIL


Instrumen yang digunakan dalam uji
Gambar 3 memperlihatkan tahapan
pendahuluan, uji produk, dan uji operasi-
prosedur pelaksanaan uji lapangan, yaitu:
onal/implementasi produk menggunakan
proses pengambilan data diawali dari pe-
penilaian prestasi sebelum dan sesudah uji
laksanaan ujian PreTest; hasil dari ujian
dilakukan.
PreTest dilanjutkan dengan uji normali-
Bentuk instrumen penilaian uji berupa
tas, sebagai syarat tahap implementasi ke-
Job Sheet dengan berpedoman kepada
las eksperimen dan kelas kontrol; uji t-
materi substansi uji kompetensi dan serti-
Test untuk menentukan kesamaan kondisi
fikasi jaringan komputer siswa, yaitu: (1)
kognitif kelas eksperimen dan kelas kon-
Modul 1: Personal Computers and Appli-
trol; ujian PostTest; dan uji t-Test untuk
cations, (2) Modul 2: Operating Systems,
menentukan efisiensi pengembangan
(3) Modul 3: Connecting to the Network,
model TUK uji sertifikasi berbasis kom-
(4) Modul 4: Connecting to the Internet
puter on-line.
Through an ISP, (5) Modul 5: Network
Tahap uji validitas pengembangan mo-
Addressing, (6) Modul 6: Network Servi-
del dan efektivitas pengembangan model
ces, (7) Modul 7: Wireless Technologies,
dibahas pada proses uji lapangan yang
(8) Modul 8: Basic Security, dan (9)
lain. Fokus pembahasan untuk menentu-
Modul 9: Troubleshooting Your Network.
kan efisiensi pengembangan model TUK
Sampel instrumen penilaian uji yang
uji sertifikasi berbasis komputer on-line
digunakan, meliputi 3 Job Sheets, yaitu:
adalah dengan membandingkan nilai kog-
Suswanto, Efisiensi Pengembangan Model Tempat Uji Kompetensi (TUK) Uji Sertifikasi Berbasis 7
Komputer On-Line Pada Sekolah Menengah Kejuruan

nitif kelas eksperimen sebelum dan sesu- Dari hasil tersebut terlihat bahwa rasio
dah diberikan perlakukan. Skewness dan Kurtosis berada pada
kisaran -2 sampai +2, sehingga bisa di-
simpulkan bahwa distribusi kurva Nilai
PreTest Modul 1 di SMK Negeri 1
Purwosari adalah normal.
b. Nilai rata-rata PretTest Modul 1 di
SMK Negeri 1 Purwosari adalah
48,382, dengan median adalah 47,730,
standar deviasi-nya adalah 12,189, se-
dangkan variannya adalah 148,570,
Gambar 3. Tahapan Prosedur dan jumlah total nilai PreTest Modul 1
Pelaksanaan Uji Lapangan di SMK Negeri 1 Purwosari adalah
sebesar 3193,200. Untuk nilai rata-rata
PreTest Modul 3 dan Modul 7 secara
PEMBAHASAN lengkap dapat di lihat pada Tabel 1.
1. Uji Normalitas
2. Nilai Validitas (Independent Sample
Uji Normalitas, pada sampel 66 siswa
kelas XII TKJ 1 dan kelas XII TKJ 2 t-Test)
secara statistik dapat disampaikan sebagai Uji Validitas, pada sampel 20 siswa
berikut: kelas XII TKJ eksperimen dan 20 siswa
kelas XII TKJ kontrol secara statistik
Tabel 1. Analisa Statistik Uji Normalitas dapat disampaikan sebagai berikut

Tabel 2. Analisa Statistik Uji Validitas

Analisis
Dari output SPSS hasil uji validitas
Analisis
dapat disimpulkan, bahwa:
Dari output SPSS hasil uji normalitas
a. Pada bagian output pertama (Group
dapat disimpulkan, bahwa:
Statistics) ini terlihat ringkasan statis-
a. Skewness kurva PreTest Modul 1 ada-
tik dari kedua sampel, yaitu jumlah
lah 0,331 dengan Standard Error sebe-
siswa kelas XII TKJ eksperimen seba-
sar 0,295. Kurtosis kurva adalah 0,137
nyak 20 siswa dan jumlah siswa kelas
dengan Standard Error sebesar 0,582.
XII TKJ kontrol sebanyak 20 siswa.
Dari data tersebut kita bisa memper-
Hasil PreTest pada kelas XII TKJ eks-
oleh rasio Skewness dan rasio Kurtosis
perimen memiliki nilai rata-rata
dengan membagi nilai Skewness dan
PreTest yang berbeda bila dibanding-
Kurtosis dengan Standard Error-nya.
kan dengan nilai rata-rata PreTest ke-
0,331
Rasio Skewness sebesar: 1,122 las XII TKJ kontrol.
0,295 b. Dari data Group Statistics tersebut di
0,137 atas, apakah ada perbedaan yang signi-
Rasio Kurtosis sebesar: 0,235
0,582 fikan (jelas dan nyata) antara nilai rata-
8 TEKNO, Vol : 18 September 2012, ISSN : 1693-8739

rata kelas XII TKJ eksperimen dengan Pengambilan Keputusan:


nilai rata-rata kelas XII TKJ kontrol, Dasar pengambilan keputusan (uji
baik pada PreTest Modul 1, Modul 3, varian menggunakan uji satu sisi),
maupun pada PreTest Modul 7. Untuk berupa;
itu analisis dilanjutkan pada bagian ke- - Jika probabilitas 0,05, maka H0 diterima
dua output. - Jika probabilitas 0,05, maka H0 ditolak
(Sumber: Budiono, 2010, hal. 35; Teguh
Wahyono, 2012, hal. 102)
Tabel 3. Analisa Statistik Uji Validitas

Keputusan:
Terlihat bahwa F hitung untuk PreTest
Modul 1 dengan Equal variances as-
sumed (diasumsikan kedua varian sama
atau menggunakan pooled variance t-
Test) adalah 0,018 dengan probabilitas
Analisis 0,895. Karena probabilitas F hitung lebih
Uji t dua sampel dilakukan dalan dua besar dari 0,05 atau dengan kata lain
tahapan. Tahapan pertama adalah
0,895 0,05, maka H0 diterima atau dapat
menguji apakah varian dari dua popu-
dikatakan kedua varian identik sama.
lasi bisa dianggap sama?. Setelah itu
Karena kesamaan yang nyata dari ke-
baru dilakukan pengujian untuk meli-
dua varian tersebut, maka penggunaan
hat ada tidaknya perbedaan rata-rata
varian untuk membandingkan rata-rata
populasi. Pada dasarnya, uji t mensya-
populasi dengan t-Test sebaiknya meng-
ratkan adanya kesamaan varian dari
gunakan dasar Equal variances assumed
dua populasi yang diuji, untuk itu
(diasumsikan kedua varian sama).
pengujian tahap pertama dapat dilaku-
Setelah uji asumsi kesamaan varian
kan pengujian kepada PreTest Modul
selesai, selanjutnya dilakukan analisis de-
1, PreTest Modul 3, dan PreTest
ngan memakai t-Test untuk mengetahui
Modul 7, sebagai berikut:
apakah rata-rata PreTest Modul 1 kelas
XII TKJ eksperimen dan kelas XII TKJ
PreTest Modul 1;
kontrol adalah berbeda secara signifikan?.
Pertama dilakukan pengujian apakah
ada kesamaan varian pada data kelas
Hipotesis:
XII TKJ eksperimen dan kelas XII
H0: Kedua rata-rata populasi adalah
TKJ kontrol. Pengujian asumsi kesa-
identik (rata-rata populasi kelas XII
maan varian dilakukan melalui uji F.
TKJ eksperimen = rata-rata populasi
kelas XII TKJ kontrol)
Hipotesis:
H1:Kedua rata-rata populasi tidak identik
H0 : Kedua varian populasi adalah identik
(rata-rata populasi kelas XII TKJ eks-
(varian populasi kelas XII TKJ
perimen rata-rata populasi kelas XII
eksperimen = varian populasi kelas XII
TKJ kontrol)
TKJ kontrol)
H1: Kedua varian populasi tidak identik
Note.
(varian populasi kelas XII TKJ
- Berbeda dengan asumsi sebelumnya
eksperimen varian populasi kelas XII yang menggunakan varian, sekarang di-
TKJ kontrol) pakai mean atau rata-rata hitung.
(Sumber: Budiono, 2010, hal. 33; Tony Wija-
- Oleh karena tidak ada kalimat “lebih”
ya, 2009, hal. 62)
atau “kurang”, maka dilakukan uji dua
sisi.
Suswanto, Efisiensi Pengembangan Model Tempat Uji Kompetensi (TUK) Uji Sertifikasi Berbasis 9
Komputer On-Line Pada Sekolah Menengah Kejuruan

Pengambilan Keputusan: Tabel 4 Analisa Statistik Uji Efisiensi


Terlihat bahwa t hitung untuk PreTest
Modul 1 dengan Equal variances assum-
ed (diasumsikan kedua populasi sama),
adalah 1,985 dengan probabilitas 0,054.
Pada SPSS, p atau probabilitas ditunjuk-
kan pada kolom Sig. Perhatikan bahwa
jika hipotesisnya satu ekor atau uji dua
sisi, maka p atau probabilitasnya menjadi
Analisis
0,054/2 = 0,027.
Dari output SPSS hasil uji efisiensi
Jika menggunakan paket program sta-
dapat disimpulkan, bahwa:
tistik, untuk memutuskan apakah H0 di-
a. Pada bagian output pertama (Paired
tolak atau diterima (tidak ditolak), peneliti
Samples Statistics) terlihat ringkasan
tinggal membandingkan nilai p dengan ni-
statistik dari kedua sampel. Untuk Mo-
lai . Jika p , maka H0 ditolak, se- dul 1 sebelum perlakuan, sampel siswa
dangkan jika p , maka H0 diterima mempunyai nilai rata-rata sebesar
(tidak ditolak). 57,6145, sedangkan setelah perlakuan,
Berdasarkan Tabel 3, diperoleh p lebih sampel siswa mempunyai nilai rata-
besar dari , atau dengan kata lain rata sebesar 77,3865.
0,054 0,05, maka H0 diterima (tidak Pada Modul 3 sebelum perlakuan,
ditolak) atau dapat dikatakan bahwa rata- sampel siswa mempunyai nilai rata-
rata populasi kelas XII TKJ eksperimen rata sebesar 34,1655, sedangkan sete-
identik sama dengan rata-rata populasi ke- lah perlakuan, sampel siswa mempu-
las XII TKJ kontrol. nyai nilai rata-rata sebesar 76,0735.
Sedangkan Modul 7 sebelum perlaku-
Note. an, sampel siswa mempunyai nilai ra-
Perubahan dari penggunaan Equal ta-rata sebesar 45,6815, sedangkan se-
variances assumed ke Equal variances telah perlakuan, sampel siswa mem-
not assumed mengakibatkan menurunnya punyai nilai rata-rata sebesar 80,1135.
derajat kebebasan (df=degree of b. Bagian output kedua (Paired Samples
freedom), yaitu kegagalan mengasumsi- Correlations) adalah hasil korelasi an-
kan kesamaan varian, berakibat keefektif- tara kedua variabel. Pada Modul 1 ko-
an ukuran sampel menjadi berkurang relasi menghasilkan angka sebesar
beberapa persen. 0,153 dengan nilai probabilitas diatas
0,05 (lihat nilai signifikansi output se-
Nilai Efisiensi (Paired Sampe t-Test) besar 0,519). Hal ini menyatakan bah-
Uji ini dilakukan terhadap dua sampel wa ada korelasi sebelum dan sesudah
yang berpasangan (paired). Sampel yang perlakuan, meskipun tidak begitu sig-
berpasangan diartikan sebagai sebuah nifikan.
sampel dengan subyek yang sama, namun Pada Modul 3, nilai korelasi yang di-
mengalami dua perlakuan atau pengukur- peroleh sebesar 0,195 dengan nilai
an yang berbeda, seperti subyek sampel probabilitas sebesar 0,409. Sehingga
20 siswa kelas XII TKJ eksperimen men- disimpulkan bahwa ada korelasi sebe-
dapat perlakuan. lum dan sesudah perlakuan, meskipun
Perlakuan kepada sampel 20 siswa ke- tidak begitu signifikan.
las XII TKJ eksperimen secara statistik Sedangkan Modul 7, nilai korelasi
dapat disampaikan sebagai berikut: yang diperoleh sebesar 0,454 dengan
nilai probabilitas sebesar 0,045. Se-
10 TEKNO, Vol : 18 September 2012, ISSN : 1693-8739

hingga disimpulkan bahwa ada korela- - Jika Statistik Hitung (angka t out-put)
si sebelum dan sesudah perlakuan, Statistik Tabel (tabel t), maka H0
meskipun tidak begitu signifikan. diterima.
thitung dari output Modul 1 adalah -4,506.
Tabel 5 Analisa Statistik Uji Efisiensi
Untuk statistik tabel bisa dicari pada ttabel,
dengan cara;
- Tingkat signifikansi ( ) adalah 10%
untuk uji dua sisi, sehingga masing-
masing sisi menjadi 5%.
- df (degree of freedom) atau derajat
kebebasan dicari dengan rumus
Jumlah data - 1 atau 20 - 1 = 19 .
c. Pada bagian output ketiga (Paired - Uji dilakukan dua sisi karena akan
Samples Test) akan dijelaskan bagai- diketahui apakah rata-rata SEBELUM
mana langkah-langkah hipotesis dan sama dengan SESUDAH ataukah ti-
pengambilan keputusan terhadap uji dak. Jadi, bisa lebih besar atau lebih
efisiensi terhadap siswa kelas XII TKJ kecil, karenanya dipakai uji dua sisi.
eksperimen. Besarnya nilai efisiensi, Perlunya uji dua sisi bisa diketahui
sebagimana ditunjukkan pada Tabel 6. pula dari output SPSS yang menyebut
adanya two tailed test.
Tabel 6. Analisa Statistik Uji Efisiensi Dari ttabel, didapat t(0,025;19) adalah 1,729
ditunjukkan pada Gambar 4.

Paired Samples Test Modul 1;


Hipotesis:
H0:Kedua rata-rata populasi adalah iden-
tik (rata-rata populasi kelas XII TKJ Gambar 4. Distribusi Paired Sampe t-Test
eksperimen sebelum dan sesudah per-
lakuan adalah sama) Karena t hitung terletak pada daerah H0
H1:Kedua rata-rata populasi tidak identik ditolak, maka bisa disimpulkan perlakuan
(rata-rata populasi kelas XII TKJ eks- tersebut sangat efisien dalam upaya
perimen sebelum dan sesudah perlaku- meningkatkan nilai test.
an tidak sama)
b. Berdasarkan nilai probabilitas;
Pengambilan Keputusan: - Jika probabilitas 0,05, maka H0
Dasar pengambilan keputusan, diterima
a. Berdasarkan perbandingan thitung de- - Jika probabilitas 0,05, maka H0
ngan ttabel; ditolak
- Jika Statistik Hitung (angka t out- Untuk uji dua sisi, setiap sisi dibagi 2,
put) Statistik Tabel (tabel t), maka sehingga menjadi:
H0 ditolak. - Angka probabilitas/2 0,025, H0
diterima
Suswanto, Efisiensi Pengembangan Model Tempat Uji Kompetensi (TUK) Uji Sertifikasi Berbasis 11
Komputer On-Line Pada Sekolah Menengah Kejuruan

- Angka probabilitas/2 0,025, H0 dan analisis output 1, output 2 dan output


ditolak 3.

Keputusan: a. Hasil dan Analisis Output 1 Paired


Terlihat bahwa t hitung adalah -4,506 de- Samples Statistics
ngan probabilitas 0,000. Untuk uji dua
sisi, angka probabilitas adalah 0,000/2 = Tabel 7. Analisa Statistik Ujian On-Line
Uji Efisiensi
0,000. Karena 0,000 0,025, maka H0 di-
tolak. Dapat disimpulkan bahwa bahwa
nilai test sebelum dan sesudah perlakuan
adalah berbeda (tidak sama).

Nilai Efisiensi (Paired Sampe t-Test)


Secara Test On-Line
Uji lapangan PostTest pada sampel 20
siswa kelas XII TKJ eksperimen setelah Analisis Modul 1
diberikan perlakuan, disamping diberikan - Mean Test sebelum perlakuan adalah
ujian PostTest dalam bentuk off-line, uji- 57,6145.
an PostTest juga diberikan kepada siswa - Mean Test sesudah perlakuan adalah
tersebut secara on-line dengan waktu ber- 76,2550.
selang beberapa hari. Pemberlakuan dua
bentuk ujian ini, bertujuan untuk menja- Analisis Modul 3
jaki sampai sejauh mana kemampuan psi- - Mean Test sebelum perlakuan adalah
komotorik siswa terhadap perangkat pe- 34,1655.
ngembangan model TUK uji sertifikasi - Mean Test sesudah perlakuan adalah
berbasis komputer on-line. 86,1750.
Dari hasil Tabel 7, Tabel 8 dan Tabel 9
dapat disimpulkan, bahwa nilai test secara Analisis Modul 7:
on-line sebelum dan sesudah perlakuan, - Mean Test sebelum perlakuan adalah
menghasilkan nilai yang berbeda (tidak 45,6815.
sama/lebih baik setelah diberikan perlaku- - Mean Test sesudah perlakuan adalah
an), dan nilai test secara on-line tersebut 81,4850.
memiliki nilai lebih besar bila dibanding-
kan dengan nilai test yang dilakukan seca- b. Hasil dan Analisis Output 2 Paired
ra off-line. Samples Correlations
Sehingga dapat disimpulkan bahwa
perlakuan psikomotorik siswa terhadap Tabel 8. Analisa Statistik Ujian On-Line
perangkat pengembangan model TUK uji Uji Efisiensi
sertifikasi berbasis komputer on-line un-
tuk test secara on-line, sangat efisien da-
lam upaya meningkatkan kemampuan ni-
lai kognitif siswa.
Pembahasan masing-masing Modul 1,
Modul 3 dan Modul 7 pada bagian output
Paired Samples Statistics, Paired Samples
Correlations dan Paired Samples Test di Analisis Modul 1
Tabel 7, Tabel 8 dan Tabel 9, secara sing- - Hasil Paired Samples Correlations
kat dapat dijabarkan dalam bentuk hasil menunjukkan korelasi antara nilai test
12 TEKNO, Vol : 18 September 2012, ISSN : 1693-8739

sebelum perlakuan dan nilai test se- (rata-rata populasi kelas XII TKJ eks-
sudah perlakuan. perimen sebelum dan sesudah perlakuan
- Koefisien korelasi 0,509 dengan nilai tidak sama)
signifikan 0,022, artinya terdapat hu-
bungan antara sebelum dan sesudah Hasil Analisis Modul 1
perlakuan, meskipun tidak begitu sig- - Hasil thitung menunjukkan -5,408 de-
nifikan. ngan p (0,000 0,05), artinya nilai
rata-rata test sebelum perlakuan tidak
Analisis Modul 3 identik (tidak sama) dengan nilai rata-
- Hasil Paired Samples Correlations rata sesudah perlakuan.
menunjukkan korelasi antara nilai test - Nilai negatif pada thitung menunjukkan
sebelum perlakuan dan nilai test sesu- nilai awal lebih rendah dari nilai beri-
dah perlakuan. kutnya. Sewaktu input data, yang diin-
- Koefisien korelasi 0,057 dengan nilai put terlebih dahulu adalah nilai rata-
signifikan 0,812, artinya terdapat hu- rata test sebelum perlakuan. Sehingga
bungan antara sebelum dan sesudah dapat disimpulkan bahwa nilai rata-ra-
perlakuan, meskipun tidak begitu sig- ta sebelum perlakuan lebih rendah di-
nifikan. bandingkan dengan nilai rata-rata
sesudah perlakuan.
Analisis Modul 7
- Hasil Paired Samples Correlations Hasil Analisis Modul 3
menunjukkan korelasi antara nilai test - Hasil thitung menunjukkan -17,465 de-
sebelum perlakuan dan nilai test sesu- ngan p (0,000 0,05), artinya nilai
dah perlakuan. rata-rata test sebelum perlakuan tidak
- Koefisien korelasi 0,427 dengan nilai identik (tidak sama) dengan nilai rata-
signifikan 0,061, artinya terdapat hu- rata sesudah perlakuan.
bungan antara sebelum dan sesudah - Nilai negatif pada thitung menunjukkan
perlakuan, meskipun tidak begitu si- nilai awal lebih rendah dari nilai beri-
gnifikan. kutnya. Sewaktu input data, yang diin-
put terlebih dahulu adalah nilai rata-
c. Hasil dan Analisis Output 3 Paired rata test sebelum perlakuan. Sehingga
Samples Test dapat disimpulkan bahwa nilai rata-
rata sebelum perlakuan lebih rendah
Tabel 9. Analisa Statistik Ujian On-Line dibandingkan dengan nilai rata-rata se-
Uji Efisiensi
sudah perlakuan.

Hasil Analisis Modul 7


- Hasil thitung menunjukkan -8,728 de-
ngan p (0,000 0,05), artinya nilai
rata-rata test sebelum perlakuan tidak
identik (tidak sama) dengan nilai rata-
rata sesudah perlakuan.
Analisis
- Nilai negatif pada thitung menunjukkan
Hipotesis
nilai awal lebih rendah dari nilai be-
H0: Kedua rata-rata populasi adalah iden-
rikutnya. Sewaktu input data, yang di-
tik (rata-rata populasi kelas XII TKJ eks-
input terlebih dahulu adalah nilai rata-
perimen sebelum dan sesudah perlakuan
rata test sebelum perlakuan. Sehingga
adalah sama)
dapat disimpulkan bahwa nilai rata-
H1: Kedua rata-rata populasi tidak identik
Suswanto, Efisiensi Pengembangan Model Tempat Uji Kompetensi (TUK) Uji Sertifikasi Berbasis 13
Komputer On-Line Pada Sekolah Menengah Kejuruan

rata sebelum perlakuan lebih rendah Depdikbud. (1997). Keputusan Menteri


dibandingkan dengan nilai rata-rata Pendidikan dan Kebudayaan Republik
sesudah perlakuan. Indonesia Nomor 0490/1992, tentang
Sekolah Menengah Kejuruan.

KESIMPULAN Depdikbud. (1997). Ketrampilan menje-


lang 2020 untuk era global.
Berdasarkan analisis hasil di atas maka
dapat disimpulkan bahwa : Depdiknas. (2003). Undang-undang RI
1. Terdapat perbedaan kemampuan kog- Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem
nitif dan minat siswa antara kelas eks- Pendidikan Nasional.
perimen dengan kelas kontrol pada
pengujian efisiensi pengembangan mo- Depdiknas. (2004). Direktori lembaga
del TUK uji sertifikasi berbasis kom- sertifikasi profesi dan tempat uji
puter on-line kompetensi. Jakarta: Ditektorat Jendral
2. Nilai test secara on-line sesudah per- Pendidikan Dasar dan Menengah.
lakuan lebih tinggi dibanding dengan
nilai test secara off-line. Depdiknas. (2005). Sistem standardisasi
3. Hasil t-Test, dimana harga thitung lebih kompetensi dan sertifikasi. Jakarta: Di-
besar dari ttabel (5%), yaitu: Modul 1 rektorat Jenderal Manajemen Pendi-
(4,506 1,729), Modul 3 (7,667 dikan Dasar dan Menengah, Direktorat
1,729), dan Modul 7 (7,562 1,729) Pembinaan SMK.
untuk PostTest secara off line, dan
Modul 1 (5,408 1,729), Modul 3 Gonczi, A. (1998). Developing a compe-
(17,465 1,729), dan Modul 7 (8,728 tent workforce: Adult training strate-
1,729) untuk PostTest secara on line. gies for vocational educators and trai-
ners. Leadbrook SA: National Centre
for Vocational Education Research
Ltd.
DAFTAR RUJUKAN
Anggoro. (2007). Jaringan komputer data Samsudi, dkk. (2007). Uji kompetensi
link, network dan issue. Bandung: Ex- siswa SMK dalam rangka ujian nasio-
press Media. nal. Jakarta: Direktorat Pembinaan
SMK.
Billett, S., Developing Vocational Exper-
tise: Guiding vocational learning. Al- Sawchuk Peter and Taylor Alisan. (2010).
len & Unwin: Crows Nest Australia. Challenging transitions in learning
and work. Netherland: Sense Publish-
Borg, W.R & Gall, M.D. (1989). Edu- ers.
cational research: An introduction
fourth edition. New York: Longman. Spencer, Lyle M., and Spencer, Singe M.
(1993). Competence at work: Models
Dedering, H. (2008). Vocational guidan- for superior performance. New York:
ce and work orientation, handbook of John Wiley & Sons, Inc.
technical and vocational education
and training research. Germany: Stevan M.Chan. (1979). Education and
Springer Science+Business Media the democratic idea. Chicago: Public
B.V. Affair Press Nelson-Hall. [Penyadur:
14 TEKNO, Vol : 18 September 2012, ISSN : 1693-8739

Abdul Munir Mulkan dan Umi Yaw- Winch, C. (2000). Education, work and
isah]. social capital: Towards a new con-
ception of vocational education. Lon-
Stoof, Angela; Marten, Rob, L; Van don: Vocational Education and Voca-
Merrienboer, Jeroen J.G. (1999). What tional Training.
is competence?: A constructivist ap-
proach as a way out of confusion.
Netherland: Open University.

Anda mungkin juga menyukai