Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh kelompok IV :
1. Devi maharani Randata Anwar
2. Yayuk Yesika
3. Anjela Anestia
4. Febi Tan
5. Handy Uppa
6. Pascal
7. Silvia
PRODI S1 AKUNTANSI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS TADULAKO
Daftar Isi
Pembuka………………………………………………………………………………………..i
Kata Pengantar………………………………………………………………………...ii
Isi………………………………………………………………………………………………..iii
Biosfer dan mahkluk hidup……………………………………………………………....1
Ciri-ciri mahkluk hidup………………………………………………………………......2
Asal mula kehidupan di Bumi………………………………………………………….…3
Keanekaragaman Mahkluk Hidup…………………………………………….……….….4
Penyebab Terjadinya Keanekaragaman Mahkluk hidup…………………………………5
Tingkat keanekaragaman hayati……………………………………………………….....6
Penutup……………………………………………………………………………………………iv
Kesimpulan……………………………………………………………………………….7
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada
waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas
dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang
lebih baik lagi.
A. BIOSFER DAN MAKHLUK HIDUP
Secara entimologi, biosfer berasal dari dua kata, yaitu bio yang berarti hidup dan sphere yang
berarti lapisan. Dengan demikian dapat diartikan biosfer adalah lapisan tempat tinggal mahluk hidup.
Biosfer adalah bagian luar dari planet Bumi, mencakup udara, daratan, dan air, yang
memungkinkan kehidupan dan proses biotik berlangsung. Dalam pengertian luas menurut geofisiologi,
biosfer adalah sistem ekologis global yang menyatukan seluruh makhluk hidup dan hubungan
antarmereka, termasuk interaksinya dengan unsur litosfer (batuan), hidrosfer (air), dan atmosfer (udara)
Bumi. Bumi hingga sekarang adalah satu-satunya tempat yang diketahui yang mendukung kehidupan.
Biosfer dianggap telah berlangsung selama sekitar 3,5 miliar tahun dari 4,5 miliar tahun usia Bumi.
Seluruh ekosistem di dunia disebut biosfer. Dalam biosfer, setiap makhluk hidup menempati
lingkungan yang cocok untuk hidupnya. Lingkungan atau tempat yang cocok untuk kehidupannya
disebut habitat.
Sebelum makhluk hidup muncul dipermukaan Bumi, yang ada hanya bakal biosfer, yaitu
lingkungan fisis saja. Oleh karena itu, timbullah pertanyaan darimana dan bagaaimana makhluk hidup itu
menghuni dibumi? Untuk menjawab pertanyaan itu terdapat berbagai teori, yaitu antara lain :
1. Teori Cosmozoa, yang menyatakan bahwa makhluk hidup datang dibumi dari bagian luar lain
alam semesta ini. Diprediksi bahwa suatu benda berat telah menyebarkan benda hidup itu
merupakan suatu partikel-partikel kecil.
2. Teori Pfluger, yang menyatakan bahwa Bumi berasal dari suatu materi yang sangat panas,
kemudian dari bahan itu mengandung karbon dan nitrogen terbentuk senyawa Cyanogen (CN).
3. Teori Moore, yang menyatakan bahwa hidup dapat muncul dari kondisi yang cocok dari bahan
anorganik pada saat Bumi mengalami pendinginan melalui suatu proses yang kompleks dalam
larutan yang labil.
4. Teori Allen, yang menyatakam bahwa pada saat keadaan Bumi seperti keadaan sekarang,
beberapa reaksi terjadi yaitu energi yang datang dari sinar Matahari diserap oleh zat besi yang
lembab dan menimbulkan pengaturan atom dari materi-materi.
5. Teori Transendemental, atau arti ciptaan yang merupakan jawaban secara religi bahwa benda
hidup itu diciptakan oleh Super Nature atau Tuhan Yang Mahakuasa diluar jangkauan Sains.
6. Konsep atau Teori Modern, beberapa ahli Ilmu Alamiah dari Aristoteles samapai beberapa
abad kemudian berpendapat bahwa berdasarkan pengalamannya, benda-benda hidup itu
mungkin dapat timbul dari benda-benda tak hidup. Pada abad ke-17 Fransisco Redi
menyatakan bahwa daging yang dibebaskan dari pencemaran lalat tidak menghasilkan
ulat. Terdapat banyak bukti bahwa 2000 juta tahun lalu keadaan permukaan bumi sangat
berbeda dengan keadaam bumi sekarang. Pada saat sebelum ada tumbuhan dan hewan, udara
(atmosfer) terutama terdiri dari gas metan, amonia, uap air, dan gas hidrogen serta unsur
oksigen, nitrogen yang sangat reaktif, yang bersenyawa sebagai oksidasi nutrida.
Makhluk Hidup
Definisi makhluk hidup dalam biologi dan ekologi organisme (bahasa Yunani: organon yang
berarti alat) adalah kumpulan molekul-molekul yang saling memengaruhi sedemikian sehingga berfungsi
secara stabil dan memiliki sifat hidup.
Istilah organisme kompleks mengacu pada organisme yang memiliki lebih dari satu sel. Nama
lainnya yang sering disebut selain organisme adalah makhluk hidup. Organisme terdiri dari
manusia, tumbuhan, hewan, serta mikro organisme.
Makhluk hidup yang ada dipermukaan bumi beraneka ragam, tetapi secara garis besar Darwin
mengemukakan hukum seleksi alam sebagai penyebab evolusi yaitu :
1. Semua makhluk berjuang untuk hidup
2. Yang lestari ialah yang paling kuat.
Ciri-Ciri Makhluk Hidup
1. Bernapas
Ciri utama makhluk dikatakan hidup yaitu bernapas. Ketika bernapas makhluk hidup menghirup
oksigen (O²) dan menghembuskan karbon dioksida (CO²). Oksigen diperlukan untuk proses oksidasi zat
makanan yang menghasilkan energi dan karbon dioksida. Energi berguna untuk menjalankan kegiatan
hidup. Reaksi oksidasinya sebagai berikut :
2. Bergerak
Ada dua macam gerak yaitu gerak aktif dan gerak pasif. Gerak aktif adalah gerak berpindah
tempat misalnya dengan kaki, sayap dan sirip. Gerak pasif misalnya ditunjukkan oleh tumbuhan.
Tumbuhan tidak dapat berpindah tempat, tetapi menggerakkan sebagaian tubuhnya.
Makhluk hidup peka terhadap perubahan yang terjadi disekitarnya. Alat pengenal lingkungan
pada manusia dan hewan berupa indra. Indra peka terhadap rangsang. Rangsang dapat berupa cahaya,
bunyi, bau, rasa atau sentuhan. Dengan adanya indra yang peka terhadap rangsang-rangsang tersebut,
manusia dan hewan mempunyai kemampuan melihat, mendengar, mencium, mengecap rasa dan
menyentuh/meraba.
Tumbuhan tidak mempunyai alat indra, tetapi peka terhadap rangsangan. Misalnya tumbuhan
putri malu menguncupkan daunnya jika disentuh dan pertumbuhan batang kearah cahaya matahari.
4. Makan
Makanan diperlukan oleh makhluk hidup sebagai sumber energi, untuk pertumbuhan dan
mengganti sel-sel yang rusak. Tumbuhan hijau memperoleh makanan dengan memproduksi sendiri.
Tumbuhan hijau sebagai produsen mengolah zat-zat anorganik menjadi
zat organic melalui proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses pembuatan makanan oleh tumbuhan
hijau dengan bantuan cahaya.
Dalam proses penyerapan makanan, terbentuklah zat sisa yang merupakan zat yang tidak terserap
oleh tubuh. Zat-zat itu disebut zat sisa oksidasi biologis, misalnya air dan karbon dioksida. Berdasarkan
aktivitas tubuh dan hasilnya, pengeluaran zat-zat sisa dibedakan atas :
a. Ekskresi
Ekskresi Merupakan pengeluaran zat-zat sisa yang dilakukan oleh kulit dan ginjal. Kulit akan
mengeluarkan zat sisa yang dinamakan keringat karena adanya kelenjar keringat di bawah kulit. Ginjal
akan menyaring darah dan mengeluarkan zat sisa yang disebut urine
b. Respirasi
Respirasi merupakan pengeluaran CO² sebagai zat sisa proses respirasi yang dikeluarkan melalui hidung.
c. Defekasi
Defekasi merupakan pengeluaran zat sisa pencernaan makanan yang berupa tinja (feses) melalui anus.
6. Tumbuh
7. BerkembangBiak
Perubahan secara bertahap dari semua makhluk hidup itu, terjadi perlahan dan terus – menerus dan
disebut dengan evolusi. Evolusi yang terjadi di bumi ini tidak berlangsung secara cepat tapi bertahun –
tahun dan sampai sekarang kehidupan dibumi berlangsung Dibawah ini adalah beberapa Zaman asal mula
kehidupan dibumi bumi :
Pada era arkean bumi terbentuk melalui proses evolusi biokimiawi yang selanjutnya proses tersebut
menghasilkan sel pertama dan menghasilkann organisme pertama.
Pada zaman ini muncul hewan hewan bertulang belakang seperti arthropoda, vertebrata. contoh :
ikan, reptil dan fungi
Pada zaman ini muncul hewan – hewan dinosaurus kecil lalu besar dan lama kelaman pada zaman ini
semua hewan dinosaurus punah
Pada zaman ini mulai muncul mamalia kecil dan tak lama muncul mamalia besar . dan pada eara ini
muncul hewan primata seperti monyet ,karena monyet merupakan nenek moyang manusia yg disebut
manusia purba lalu muncul manusia pertama dan muncul manusia modern.
3. Keanekaragaman Ekosistem
Keanekaragaman ekosistem dapat dilihat dari komponen-komponen penyusunnya. Tentu jenis
tumbuhan dan hewan di laut berbeda dengan jenis hewan dan tumbuhan di hutan. Untuk mengetahui lebih
jauh mengenai ekosistem simak materi sebelumnya tentang Pengertian Ekosistem, Komponen, dan
Macam-macam Ekosistem Lengkap.
Ketiga tingkat keanekaragaman makhluk hidup di atas tentunya saling berkaitan dan tidak bisa
dipisahkan antara yang satu dengan yang lain. Karena ketiganya merupakan komponen terpenting yang
membangun keanekaragaman hayati/makhluk hidup.
Studi tentang penyebaran spesies menunjukkan, spesies-spesies berasal dari suatu tempat, namun
selanjutnya menyebar ke berbagai daerah. Organisme tersebut kemudian mengadakan diferensiasi
menjadi subspesies baru dan spesies yang cocok terhadap daerah yang ditempatinya. Akibat dari hal
tersebut di atas maka di permukaan bumi ini terbentuk kelompok-kelompok hewan dan tumbuhan yang
menempati daerah yang berbeda-beda. Luas daerah yang dapat ditempati tumbuhan maupun hewan
berkaitan dengan kesempatan dan kemampuan mengadakan penyebaran.
Penyebaran hewan berdasarkan luas cakupannya dapat dibedakan menjadi cakupan geografis,
cakupan geologis, dan cakupan ekologis. Cakupan geografis yaitu daerah penyebarannya meliputi daratan
dan sistem perairan. Cakupan geologis, yaitu keadaan daratan dan lautan di masa lampau. Cakupan
ekologis adalah daerah penyebarannya dengan kondisi lingkungan yang sesuai.
Lingkungan
Dua faktor lingkungan utama yang berpengaruh terhadap persebaran makhluk hidup adalah faktor
fisik (abiotik) adalah iklim (suhu, kelembaban udara, angin), air, tanah, dan ketinggian permukaan bumi,
dan yang termasuk faktor non fisik (biotik) adalah manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
a) Faktor Abiotik
Iklim
Faktor iklim termasuk di dalamnya keadaan suhu, kelembaban udara dan angin sangat besar
pengaruhnya terhadap kehidupan setiap makhluk di dunia. Faktor suhu udara berpengaruh terhadap
berlangsungnya proses pertumbuhan fisik tumbuhan. Sinar matahari sangat diperlukan bagi tumbuhan
hijau untuk proses fotosintesis. Kelembaban udara berpengaruh pula terhadap pertumbuhan fisik
tumbuhan. Sedangkan angin berguna untuk proses penyerbukan. iklim yang berbeda-beda pada suatu
wilayah menyebabkan jenis tumbuhan maupun hewannya juga berbeda.
Keadaan tanah
Perbedaaan jenis tanah, seperti pasir, aluvial, dan kapur serta jumlah zat mineral yang terkandung
dalam humus mempengaruhi jenis tanaman yang tumbuh. Keadaan tekstur tanah berpengaruh pada daya
serap tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar serta kondisi air di dalam
tanah. Di daerah tropis akan hidup berbagai jenis tumbuhan, sedangkan di daerah gurun atau bersalju
hanya akan hidup tumbuhan tertentu. Tumbuhan kaktus salah satu tumbuhan yang mampu beradaptasi
dengan kondisi iklim dan keadaan tanah di gurun pasir. Perbedaan jenis tanah menyebabkan perbedaan
jenis dan keanekaragaman tumbuhan yang dapat hidup di suatu wilayah.
Air
Air mempunyai peranan yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan karena dapat melarutkan dan
membawa makanan yang diperlukan bagi tumbuhan dari dalam tanah. Adanya air tergantung dari curah
hujan dan curah hujan sangat tergantung dari iklim di daerah yang bersangkutan. Keadaan tekstur tanah
berpengaruh pada daya serap tanah terhadap air. Suhu tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan akar
serta kondisi air di dalam tanah. Jenis flora di suatu wilayah sangat berpengaruh pada banyaknya curah
hujan di wilayah tersebut. Flora di daerah yang kurang curah hujannya keanekaragaman tumbuhannya
kurang dibandingkan dengan flora di daerah yang banyak curah hujannya.
Permukaan bumi terdiri dari berbagai macam relief, seperti pegunungan, dataran rendah,
perbukitan dan daerah pantai. Perbedaan tinggi-rendah permukaan bumi mengakibatkan variasi suhu
udara. Variasi suhu udara mempengaruhi keanekaragaman tumbuhan. Hutan yang terdapat di daerah
pegunungan banyak dipengaruhi oleh ketinggian tempat. Faktor ketinggian permukaan bumi umumnya
dilihat dari ketinggiannya dari permukaan laut . Semakin tinggi suatu daerah semakin dingin suhu di
daerah tersebut. Demikian juga sebaliknya bila lebih rendah berarti suhu udara di daerah tersebut lebih
panas. Oleh sebab itu ketinggian permukaan bumi besar pengaruhnya terhadap jenis dan persebaran
tumbuhan. Daerah yang suhu udaranya lembab, basah di daerah tropis, tanamannya lebih subur dari pada
daerah yang suhunya panas dan kering.
Makhluk hidup seperti manusia, hewan dan tumbuhan memiliki pengaruh yang cukup besar
dalam persebaran tumbuhan. Terutama manusia dengan ilmu dan teknologi yang dimilikinya dapat
melakukan persebaran tumbuhan dengan cepat dan mudah. Hutan kota merupakan jenis hutan yang lebih
banyak dipengaruhi oleh faktor biotik, terutama manusia. Manusia juga mampu mempengaruhi kehidupan
fauna di suatu tempat dengan melakukan perlindungan atau perburuan binatang. Hal ini menunjukan
bahwa faktor manusia berpengaruh terhadap kehidupan flora dan fauna di dunia ini.
Sejarah geologi
Kira-kira 200 juta tahun yang lalu, yaitu pada periode jurasik awal, benua-benua utama bersatu
dalam superbenua (supercontinent) yang disebutPangaea. Hipotesis ini disampaikan seorang ilmuwan
Jerman. Alfred Weneger pada tahun 1915. hipotesis ini disampaikan lewat bukunya yang berjudul Asal-
usul Benua-benua dan Lautan.
Pada awal tahun 1960-an, bukti-bukti mengenai pergerakan/pergeseran benua (continental drift)
berhasil ditemukan. Benua-benua yang tergabung dalam Pangea mulai memisah secara bertahap.
Terbukanya laut Atlantik Selatan dimulai kira-kira 125-130 juta tahun lalu, sehingga Afrika dan Amerika
Selatan bersatu secara langsung. Namun, Amerika Selatan juga telah bergerak perlahan ke Amerika Barat
dan keduanya dihubungkan tanah genting Panama. Ini terjadi kira-kira 3,6 juta tahun yang lalu. Saat
“jembatan” Panama terbentuk secara sempurna, beberapa hewan dan tumbuhan dari Amerika Selatan
termasuk Oposum dan Armadillo bermigrasi ke Amerika Barat. Pada saat yang bersamaan beberapa
hewn dan tumbuhan dari Amerika Barat seperti oak, hewan rusa, dan beruang bermigrasi ke Amerika
Selatan. Jadi perubahan posisi baik dalam skala besar maupun kecil berpengaruh besar dalam pola
distribusi organisme, seperti yang kita saksikan saat ini. Contoh lain adalah burung-burung yang tidak
dapat terbang, misalnya ostriks, rhea, emu, kasuari dan kiwi terlihat memiliki divergensi percabangan
sangat awal dalam perjalanan evolusi dari semua kelompok burung lainnya. Akibatnya terjadilah
subspesies tadi.
Australia adalah contoh yang sesuai untuk mengetahui bagaimana gerakan benua-benua
memengaruhi sifat dan distribusi organisme. Sampai kira-kira 53 juta tahun lalu, Australia dihubungkan
dengan Antartika. Hewan khas Australi, yaitu mamalia berkantung (marsupialia), yang ada pula meski
sedikit di Amerika Selatan, secara nyata terlihat sudah bergerak di antara kedua benua ini lewat Antartika.
3) Penghambat Fisik
Faktor penghambat fisik disebut juga penghalang geografi atau barrier (isolasi geografi) seperti
daratan (land barrier), perairan (water barrier), dan penggentingan daratan (isthmus). Contohnya adalah:
gunung yang tinggi, padang pasir, sungai atau lautan membatasi penyebaran dan kompetisi dari suatu
spesies.
Penyebaran hewan dari protozoa sampai mamalia sebagian terjadi secara dinamis. Penyebaran
secara dinamis artinya hewan melakukan penyebaran oleh dirinya sendiri. Faktor luar yang
mempengaruhi penyebaran hewan maupun tumbuhan dan biasanya menghambat
dinamakan “barier” atau “sawar”. Sawar ini dapat dibedakan menjadi sawar fisik, sawar iklim, dan
sawar biologis.
Pada persebaran hewan lebih ditentukan oleh letak/wilayah geografis (zoogeografis). Di bumi,
daerah persebaran hewan (zoogeografi) dibedakan menjadi enam lokasi berdasarkan persamaan fauna,
yaitu:
1) Palearktik (palearctic) yang meliputi Asia sebelah utara Himalaya, Eropa dan Afrika, dan Gurun
Sahara sebelah Utara,
2) Nearktik (nearctic) yaitu Amerika Utara
3) Neotropis (neotropical) yaitu Amerika Selatan bagian tengah
4) Oriental meliputi Asia dan Himalaya bagian Selatan
5) Etiopia (ethiopian) yaitu Afrika
6) Australia (australian) meliputi Australia dan pulau-pulau sekitarnya.
Berbagai penelitian memperkirakan makhluk hidup pertama yang pernah hidup adalah dari
makhluk-makhluk kecil jenis mikroorganisme. Makhluk kecil bersel satu, seperti protozoa, diyakini
sebagai awal dari kehidupan yang ada seperti sekarang ini. Perkembangan bumi telah mengalami
berbagai babak. Para ahli membaginya menjadi empat babak perkembangan yaitu: Zaman Azoikum,
Paleozoikum, Mesozoikum, dan Neozoikum.
Zaman ini berlangsung kurang lebih 2500 juta tahun. Bumi masih merupakan bola gas sangat panas
yang berputar pada porosnya.
Zaman ini berlangsung kurang lebih 340 juta tahun. Keadaan bumi belum stabil, iklim masih
berubah-ubah dan curah hujan sangat besar. Pada zaman ini mulai ada tanda-tanda kehidupan, seperti
makhluk bersel satu(mikro-organisme), hewan-hewan kecil yang tidak bertulang punggung, jenis ikan
dan jenis ganggang atau rumput-rumputan. Adanya hewan dan tumbuhan di bumi pada zaman ini
diketahui dari sisa-sisanya yang telah membantu yang disebut fosil. Zaman ini disebut juga zaman primer
(zaman pertama).
Zaman ini terjadi sekitar 65 sampai 200 juta tahun yang lalu. Saat itu mulai muncul pohon-pohon
besar dan hewan yang hidup di darat. Iklim semakin membaik, curah hujan mulai berkurang. Sungai-
sungai besar dan danau banyak yang kering dan berlumpur. Ikan banyak yang mati, tapi beberapa jenis
dapat bertahan hidup. Ikan yang dapat bertahan hidup mengalami perubahan hingga mereka dapat hidup
di darat dan di air. Beberapa hewan amphibi tumbuh menjadi besar sekali, bahkan besarnya ada yang
melebihi seekor buaya. Bentuknya berubah, sisiknya menjadi besar-besar. Telurnya berkulit keras seperti
telur ayam. Mereka tidak lagi bertelur di air, tetapi di darat. Itulah hewan reptil yang pertama. Beberapa
jenis reptil pada zaman prasejarah mirip hewan reptil sekarang. Reptil yang terbesar di antaranya
Dinosaurus, Brontosaurus, dan Tyrannosaurus. Dan Peteranodon, reptil terbang yang mempunyai sayap
lebih besar dari sayap burung dan mampu melayang berjam-jam di udara mencari makanan. Di akhir
zaman Mesozoikum hewan mamalia(hewan menyusui) sudah mulai ada. Zaman ini dinamakan juga
zaman sekunder (zaman kedua).
4. Zaman Neozoikum
Zaman ini berlangsung sekitar 65 juta tahun yang lalu. Zaman Neozoikum dibagi atas dua zaman yaitu:
Zaman Tersier dan Zaman Kwarter.
1) Zaman Tersier (Zaman Ketiga). Zaman ini dibagi menjadi beberapa masa, yaitu Paleosen, Eosen,
Oligosen, Miosen dan Pliosen. Makhluk primata (binatang menyusui seperti kera) mulai nampak
sejak zaman Paleosin. Orangutan mulai muncul pada masa Miosen. Di akhir masa Miosen terjadi
perubahan besar pada kulit bumi dan lingkungan alamnya. Benua Afrika lepas dari benua Asia
sehingga muncul Laut Merah. Daerah hutan di Afrika Timur berubah menjadi sabana. Pada
zaman Pliosen, yaitu sekitar 10 juta tahun yang lalu, hidup hewan yang lebih besar dari pada
gorilla yang disebut Giganthropus (kera manusia raksasa). Giganthropus hidup berkelompok,
hingga dapat berkembang biak dari Afrika ke Asia Selatan dan Asia Tenggara. Selain
Giganthropus, pada masa yang sama hidup makhluk lain yang disebut Australopithecus (manusia
kera dari selatan). Di Kalimantan Barat dari kala Eosen Akhir ditemukan fosil hewan vertebrata
yaitu Anthrcotherium dan Choeromous (sejenis babi purba) yang juga ditemukan di Asia Daratan.
Penemuan ini membuktikan bahwa pada kala Eosen akhir, Kalimantan Barat bergabung dengan
daratan Asia
2) Zaman Kwarter (Zaman Keempat). Zaman ini dimulai sekitar 600.000 tahun yang lalu. Zaman ini
dibagi menjadi dua kala, yaitu kala Pleistosen (Dilluvium) dan kala Hollosen (Alluvium). Kala
Pleistosen (Dilluvium). Pada masa ini mulai muncul manusia purba. Keadaan alam pada masa ini
masih liar dan labil karena silih bergantinya dua zaman, yaitu Zaman Glasial dan Zaman
Interglasial. Sedangkan daerah yang jauh dari kutub terjadi hujan lebat selama bertahun-tahun.
Permukaan air laut turun disertai dengan naiknya permukaan bumi di berbagai tempat. Zaman
Interglasial adalah zaman di antara dua zaman es. Temperatur naik hingga lapisan es di Kutub
Utara mencair, akibatnya permukaan air laut naik dan terjadi banjir besar di berbagai tempat yang
menyebabkan banyak daratan terpisah oleh laut dan selat. Pada kala Pleistosen ini hanya hewan
berbulu tebal saja yang mampu bertahan hidup. Salah satunya Mammouth (gajah berbulu tebal).
Sedangkan hewan yang berbulu tipis pindah ke daerah tropis. Garis Wallace adalah garis antara
selat Makassar dan Lombok yang merupakan batas antara dua jalan penyeberangan binatang
tersebut. Selain itu juga terjadi perpindahan manusia purba dari Asia ke Indonesia. Hal ini
dibuktikan dengan ditemukannya fosil Sinantrophus pekinensis di Peking (China) yang sejenis
dengan Pitecantrophus erectus dari Trinil, Ngawi (Jawa Timur)Kala Holosen (Alluvium) Pada
awal masa ini sebagian besar es di Kutub Utara sudah lenyap, sehingga permukaan air laut naik
lagi. Manusia purba lenyap, kemudian muncul manusia cerdas (Homo Sapiens) seperti manusia
sekarang.