Peran eknomi Islam dalam industri kreatif itu sendiri dapat kita lihat melalui cara pelaku
usaha dalam mendapatkan modal dalam membangun usahanya, bagi industri kreatif, kemudahan
pembiayaan bagi pelaku usaha adalah hal yang penting. Modal merupakan masalah utama dalam
industri kreatif. Bank diharapkan dapat memberikan suntikan modal melalui pembiayaan yang
bersyarat mudah. Dilain hal peran ekonomi Islam juga dapat dilihat bagaimana produk dalam
usaha tersebut mengandung kemaslahatan bagi konsumen apakh berdampak postif atau negatif.
Industri kreatif mempunyai peluang dan prospek yang cukup menjanjikan, mengingat komposisi
jumlah penduduk usia muda di Indonesia mencapai 43% atau sekitar 103 juta orang, yang dapat
mendorong perkembangan industri kreatif. Di Indonesia, industri kreatif rata-rata mampu
menyerap tenaga kerja sekitar 5,4 juta jiwa per tahun atau setara dengan 5,8% dari seluruh
tenaga kerja. Berdasarkan survei yang dilakukan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) dan Badan
Pusat Statistik (BPS), terjadi peningkatan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) Ekonomi
Kreatif di tahun 2014 sebesar Rp 784, 82 Triliun menjadi Rp 852, 24 Triliun dengan kontribusi
sebesar 7,38% terhadap PDB nasional di tahun 2015. Angka pertumbuhan tersebut diperkirakan
akan terus meningkat hingga mencapai 12% di tahun 2019. Disisi lain, sektor digital juga
menunjukkan perubahan signifikan dimana pengguna internet telah mencapai 51,8% dari total
penduduk Indonesia.
Perkembangan teknologi yang semakin pesat menjadi terobosan bagi disiplin ilmu
lainnya, seperti dibidang artificiall intellegent, nano technology, bioteknologi, dan berbagai
teknologi berbasis internet lainnya yang berdampak pada kehidupan manusia. Tentunya hal
tersebut menjadi fasilitas untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Meningkatnya
pertumbuhan ekonomi pada era Revolusi Industri 4.0 dapat dilihat pada banyaknya pelaku bisnis
dan wirausahawan yang memanfaatkan perkembangan teknologi dan informasi. Adanya
Revolusi Industri 4.0 mampu membuka peluang baru di sektor kewirausahaan dan Usaha Mikro,
Keci dan Menengah (UMKM), sehingga memberikan dampak yang dapat berpengaruh pada
kemandirian ekonomi masyarakat.
Contoh Industri kreatif yang mampu memanfaatkan perkembangan teknologi adalah Go-
Jek, Uber dan Grab yang bergerak di bidang transportasi online. Pemanfaat teknologi menjadi
industri kreatif tersebut menunjukan integrasi aktivitas manusia terhadap pesatnya
perkembangan teknologi dan informasi. Dengan demikian, dapat membantu pertumbuhan
ekonomi agar semakin meningkat. Contoh lain dalam bidang kuliner seperti usaha keripik buah,
pisang lapis coklat, rendang dalam kemasan dan usaha di bidang kuliner lain, yang mampu
memanfaatkan teknologi baik dalam proses pembuatannya mau pun pada saat mempromosikan
usaha tersebut.
Melalui tema acara seminar nasional 2019 “Peran Ekonomi Islam dalam Membangun
Industri Kreatif Berbasis Teknologi”, yang diselenggaran oleh Forum Kajian Ekonomi Islam
(FKEI) Universitas Islam Indonesia. Mahasiswa sebagai sumber daya manusia yang diharapkan
mampu menjadi sosok tangguh sebagai generasi penerus bangsa, dan ujung tombak roda
kemajuan. Hal ini dikarenakan mahasiswa selalu menggunakan akal pikirannya yang jernih dan
komprehensif dalam menentukan langkahnya. Dalam hal ini, kita selaku mahasiswa ekonomi
islam harus mampu mengambil peran dalam upaya pengembangan perekonomian bangsa. Upaya
yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan bidang keilmuan agar dapat menghasilkan
gagasan dan ide keilmuan Ekonomi Islam, khususnya dalam bidang industri kreatif berbasis
teknologi. Sehingga nantinya dapat turut berkontribusi dalam pengembangan eksistensi Ekonomi
Islam secara global.