Segala puji bagi Allah SWT, sang Pengatur Alam Semesta, yang telah melimpahkan kasih-Nya
sehingga kami berhasil menyusun Makalah ‘Sayyid Ahmad Khan, sebagai salah satu
pengetahuan kita terhadap beliau
Meskipun kami sangat berharap agar makalah ini tidak memiliki kekurangan, tetapi kami
menyadari bahwa pengetahuan kami sangatlah terbatas, sehingga kami tetap mengharapkan
masukan serta kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk makalah ini demi
terlaksananya tugas dengan baik.
BAB I
PENDAHULUAN
Sayyid Ahmad Khan adalah seorang reformer abad ke-19 dalam pendidikan khususnya
pendidikan islam yang berasal dari India. Pada waktu itu kondisi pendidikan umat Islam di India
sangat terpuruk dan terbelakang. Karena penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Inggris dan
penguasaan yang dlakukan oleh umat hindhu India. Melalui ide – ide Sayyid Ahmad Khan yang
sangat cemerlang, dia mampu mengubah kondisi pendidikan umat islam di India menjadi lebih
baik. Melalui Universitas yang didirikan Ahmad Khan, mampu menghasilkan penerus – penerus
Islam yang memiliki intelegensi yang bermutu, dan berpikiran maju sehingga tidak tertinggal
dengan perkembangan zaman dan mampu bersaing dengan Negara – Negara barat.
Pemikiran – pemikiran Sayyid Ahmad Khan ini tidak hanya terkungkung di India saja akan
tetapi tersebar luas di saentero jagat. Namanya dan pemikiran-pemikirannya masih terkenang dan
dipakai oleh para pakar pendidikan, mahasiswa dan orang – orang yang peduli pada pendidikan
khususnya,pendididkan,Islam.
Apa yang dilakukan oleh Ahmad Khan menunjukkan bahwa ia adalah seorang intelektual
muslim sejati. Ini dapat terlihat dari sikapnya yang terbuka terhadap hal dari luar, ia bersedia
mendengarkan segala hal diluar komunitasnya (islam), ia tidak cepat apriori terhadap pengaruh
tersebut sebagaimana para ahli agama waktu itu, namun ia pikirkan pengaruh itu dan ia
mengambil kesimpulan bahwa yang diajarkan inggris mengenai ilmu pengetahuan dan tehnologi
harus dipelajari dan dikuasai oleh umat Islam. Karakteristik yang penting adalah kejujuran dan
kesetiaan pada cita-citanya untuk membangun India setarap dengan bangsa-bangsa lain di Dunia
dengan mendirikan lembaga pendidikan Aligarth College sebagai basis kaderisasi anak bangsa
dimasa mendatang.
Di India pendidikan modern yang dibawa oleh Inggris pada awal abad ke-19 telah
menimbulkan dualisme sikap masyarakat muslim. Yaitu sikap antagonis (menolak) dan sikap
akomodatif (menerima). Ahmad Khan berpandangan bahwa ilmu pengetahuan yang berkembang
dengan pesat dibarat perlu dikuasai oleh umat Islam. Sebab ilmu pengetahuanlah yang akan
mampu menghidupkan kembali orientasi keduniaan umat yang telah hilang sejak zaman
pertengahan. Untuk mengusai pengetahuan dari barat tiada lain jalan yang ditempuh adalah
dengan mengakomodasi pikiran-pikiran modern termasuk pendidikan yang dibawa oleh inggris.
sayyid Ahmad Khan memiliki ide-ide yang cemerlang untuk membangkitkan umat Islam
India dari keterpurukan. Diantara ide-ide yang cemerlang itu adalah sebagai berikut:
1. Sayyid Ahmad Khan berpendapat bahwa peningkatan kedudukan umat Islam India, dapat
diwujudkan dengan bekerjasama dengan Inggris. Inggris merupakan penguasa terkuat di India,
dan menentang kekuasaan itu tidak membawa kebaikan bagi umat Islam India. Hal ini akan
membuat mereka tetap mundur dan akhirnya akan jauh ketinggalan dari masyarakat Hindu India.
Disamping itu dasar ketinggian dan kekuatan barat, termasuk didalamnya Inggris, ialah ilmu
pengetahuan dan teknologi modern. Untuk dapat maju, umat Islam harus menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi modern itu. Jalan yang harus ditempuh ummat Islam untuk
memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang diperlukan itu bukanlah kerjasama
dengan Hindu dalam menentang Inggris tetapi memperbaiki dan memperkuat hubungan baik
dengan Inggris. Ia berusaha meyakinkan pihak Inggris bahwa dalam pemberontakan 1857, umat
Islam tidak memainkan peranan utama. Atas usaha-usahanya dan atas sikap setia yang ia
tunjukkan terhadap Inggris Sayyid Ahmad Khan akhirnya berhasil dalam merubah pandangan
Inggris terhadap umat Islam India. Dan sementara itu kepada umat Islam ia anjurkan supaya
jangan mengambil sikap melawan, tetapi sikap berteman dan bersahabat dengan Inggris. Cita -
citanya untuk menjalani hubungan baik antara Inggris dan umat islam, agar umat islam dapat di
tolong dari kemunduranya , dapat di wujudkan di masa hidupnya.
2. Sayyid Ahmad Khan melihat bahwa ummat Islam India mundur karena mereka tidak mengikuti
perkembangan zaman. Peradaban Islam klasik telah hilang dan telah timbul peradaban baru di
barat. Dasar peradaban baru ini ialah ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan
teknologi modern adalah hasil pemikiran manusia. Oleh karena itu akal mendapat penghargaan
tinggi bagi Sayyid Ahmad Khan. Tetapi sebagai orang Islam yang percaya kapada wahyu, ia
berpendapat bahwa kekuatan dan kebebasan akal mempunyai batas, ia percaya pada kebebasan
dan kemerdekaan manusia dalam menentukan kehendak dan melakukan perbuatan. Alam,
berjalan dan beredar sesuai dengan hukum alam yang telah ditentukan Tuhan. Segalanya dalam
alam terjadi menurut hukum sebab akibat. Tetapi wujud semuanya tergantung pada sebab
pertama yaitu Allah SWT. Kalau ada sesuatu yang putus hubungannya dengan sebab pertama,
maka wujud sesuatu itu akan lenyap.
3. Sayyid Ahmad Khan menolak faham Taklid bahkan tidak segan-segan menyerang faham ini.
Sumber ajaran Islam menurut pendapatnya hanyalah Al Qur’an dan Al Hadist. Pendapat ulama’
di masa lampau tidak mengikat bagi ummat Islam dan diantara pendapat mereka ada yang tidak
sesuai lagi dengan zaman modern. Pendapat serupa itu dapat ditinggalkan. Masyarakat manusia
senantiasa mengalami perubahan dan oleh karena itu perlu diadakan ijtihad baru untuk
menyesuaikan pelaksanaan ajaran-ajaran Islam dengan suasana masyarakat yang berubah itu.
Dalam mengadakan ijtihad, ijma’ dan qiyas baginya tidak merupakan sumber ajaran Islam yang
bersifat absolute. Hadits juga tidak semuanya diterimanya karena ada hadits buat-buatan. Hadits
dapat ia terima sebagai sumber hanya setelah diadakan penelitian yang seksama tentang
keasliannya.
4. Yang menjadi dasar bagi sistem perkawinan dalam Islam, menurut pendapatnya, adalah sistem
monogamy, dan bukan sistem poligami sebagaimana telah dijelaskan oleh ulama’-ulama’
dizaman itu. Poligami tidak dianjurkan tetapi dibolehkan dalam kasus-kasus tertentu. Hukum
pemotongan tangan bagi pencuri bukan suatu hukum yang wajib dilaksanakan, tetapi hanya
merupakan hukum maksimal yang dijatuhkan dalam keadaan tertentu. Disamping hukum potong
tangan terdapat hukum penjara bagi pencuri. Perbudakan yang disebut dalam Al Qur’an
hanyalah terbatas pada hari-hari pertama dari perjuangan Islam. Sesudah jatuh dan menyerahnya
kota Makkah, perbudakan tidak dibolehkan lagi dalam Islam. Tujuan sebenarnya dari do’a ialah
merasakan kehadiran Tuhan, dengan lain kata do’a diperlukan untuk urusan spiritual dan
ketenteraman jiwa. Faham bahwa tujuan do’a adalah meminta sesuatu dari Tuhan dan bahwa
Tuhan mengabulkan permintaan itu, ia tolak. Kebanyakan do’a yang demikian, ia menjelaskan
tidak pernah dikabulkan Tuhan.
5. Dalam ide politik, Sayyid Ahmad Khan, berpendapat bahwa ummat Islam merupakan satu
ummat yang tidak dapat membentuk suatu Negara dengan ummat Hindu. Ummat Islam harus
mempunyai Negara tersendiri,. Bersatu dengan ummat Hindu dalam satu Negara akan membuat
minoritas Islam yang rendah kemajuannya, akan lenyap dalam mayoritas ummat Hindu yang
lebih tinggi kemajuannya.
Inilah pokok-pokok pemikiran Sayyid Ahmad Khan mengenai pembaharuan dalam Islam.
Ide-ide yang dimajukannya banyak persamaannya dengan pemikiran Muhammad Abduh di
Mesir. Kedua pemuka pembaharuan ini sama-sama memberi penghargaan tinggi kepada akal
manusia, sama-sama menganut faham Qadariyah, sama-sama percaya kepada hukum alam
ciptaan Tuhan, sama-sama menentang taklid, dan sama-sama membuka pintu ijtihad yang
dianggap tertutup oleh ummat Islam pada umumnya diwaktu itu.
D. Usaha-usaha yang dicapai oleh Sir Sayyid Ahmad Khan
Sebagian telah tersebut diatas, jalan bagi ummat Islam India untuk melepaskan diri dari
kemunduran dan selanjutnya mencapai kemajuan, ialah memperoleh ilmu pengetahuan dan
teknologi modern Barat. Agar dicapai sikap mental ummat yang kurang percaya kepada
kekuatan akal, kurang percaya pada kebebasan manusia dan kurang percaya pada adanya hukum
alam, berubah terlebih. Perubahan sikap mental itu ia usahakan melalui tulisan-tulisan dalam
bentuk buku dan artikel-artikel dalam bentuk majalah Tahzib Al Akhlaq. Usaha melalui
pendidikan juga ia tidak lupakan, bahkan pada akhirnya kedalam lapangan inilah ia curahkan
perhatian dan pusatkan usahanya. Sir Ahmad Khan kemudian mendirikan lembaga pendidikan
pertama yaitu Sekolah Inggris di Mudarabad pada tahun 1861. Untuk menunjang lembaga
pendidikan tersebut, Sir Ahmad Khan pada tahun 1864 mendirikan The Scientific Society
(Translation Society) sebagai lembaga penerjemahan ilmu pengetahuan modern ke dalam bahasa
Urdu. Di tahun 1879 ia mendirikan sekolah Muhammedan Anglo Oriental College (MAOC) di
Aligarth yang merupakan karyanya yang bersejarah dan berpengaruh dalam cita-citanya untuk
memajukan ummat Islam India. Sekolah itu terbuka bukan hanya bagi orang Islam, tetapi juga
bagi orang Hindu, Parsi dan Kristen.
Sir Ahmad Khan banyak disebut sebagai seorang reformer (pembaharu) di India,
terutama pembaharuan pendidikan (educational reformer). Statemen ini tepat untuk
menggambarkan perjuangan Akhmad Khan. Ia menghabiskan seluruh tenaga dan hampir separuh
umurnya guna mengembangkan dunia pendidikan di India. Apa yang dilakukannya dalam
memperjuangkan kemajuan umat Islam melalui pendidikan mengisyaratkan perilaku seorang
pembaharu. Keseriusannya dalam mengembangkan pendidikan di India nampak dari
pengorbanannya yang besar, pada usai yang hampir senja (52 tahun), Ahmad Khan masih
menyempatkan diri pergi ke Inggris untuk mempelajari sistem pendidikan modern. Bahkan untuk
biaya studi itu ia telah menggadaikan rumahnya dan menjual gedung perpustakaan pribadi
beserta seluruh isinya. Namun perjuangannya itu tidak sia-sia, pengorbanannya telah
menghasilkan sebuah perguran tinggi Islam di India dengan sistem pendidikan modern, Aligarth
College.
Aligharth College adalah karya besar Akhmad Khan dalam bidang pendidikan. Aligarth
merupakan lembaga pendidikan Islam modern yang dikembangkan olehnya dari hasil studi
panjangnya di Inggris. Sistem pendidikannya berbeda dengan sistem pendidikan Islam yang ada
pada waktu itu. Perbedaan tersebut nampak dalam hal materi dan tujuan pendidikan.
Dari segi materi Aligarth memasukkan pengetahuan umum (ilmu pengetahuan umum dan
tehnologi) dalam pembelajarannya. Dengan memberikan pelajaran umum ini Ahmad Khan
menginginkan hilangnya dikotomi ilmu yang ada pada benak dan pikiran masyarakat Islam
India. Terlihat dari penyusunan cabang ilmu pegetahuan yang diajarkan di Aligarth. Dalam
susunan itu ilmu-ilmu agama dijadikan sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan, bukan
menjadi cabang tersendiri yang terpisah dari ilmu pengetahuan yang lain. Akhmad Khan tidak
menginginkan adanya keterpisahan ilmu pengetahuan dalam pandangan umat Islam India.
Dari sudut tujuan, Aligarth College memiliki tujuan yang bebeda dengan lembaga
pendidikan Islam mainstrem. Ia memiliki tujuan membentuk ulama intelek, yaitu orang yang
memiliki keahlian dalam bidang pengetahuan agama dan juga mahir dalam ilmu pengetahuan
umum. Dengan demikian diharapkan lulusan Aligarth College memiliki intelegensi yang tinggi
dan adaptif dengan perkembangan zaman dan peradaban modern dengan kepribadian muslim.
Perbedaan dengan lembaga pendidikan Islam mainstrem terlihat dari penambahan ilmu
pengetahuan umum yang pada era ini sama sekali tidak tersentuh oleh lembaga pendidikan Islam
yang lain.
Kiprah perguruan tinggi inilah yang membuatnya dijuluki sebagai bapak pendidikan
modern India. Sejumlah tokoh penting pernah mempunyai sangkutan sejarah dengan perguruan
tinggi ini, Sebut misalnya tokoh pergerakan nomor satu India mahatma Gandhi dan Ishwari
Prasad. Mantan presiden India, Zakir Hussain dan presiden Maldives, Abdul Ghayoom juga
pernah tercatat sebagai siswa perguruan tinggi ini. Perguruan tinggi ini memiliki 12 fakultas
yang semuanya diunggulkan,yaitu seni budaya, ilmu sosial, sains, Life Sciences, bisnis, teknik
dan teknologi, kedokteran, pengobatan tradisional, hukum, pertanian, manajemen, dan teologi.
Saat ini, mahasiswa di Aligarh datang dari seluruh dunia, terutama Asia Barat, Asia Tenggara,
dan Afrika.
Ide-ide pembaharuan yang dicetuskan Sir Sayyid Ahmad Khan dianut dan disebarkan
selanjutnya oleh murid serta pengikut dan timbullah apa yang dikenal dengan gerakan Aligarh.
Pusatnya adalah sekolah MAOC yang didirikan pemimpin pembaharuan Islam India itu di
Aligarh. Setelah ditingkatkan menjadi universitas, dengan nama Universitas Islam Aligarh
ditahun 1920, perguruan tinggi ini meneruskan tradisi sebagai pusat gerakan pembaharuan Islam
India. Gerakan Aligarh inilah yang menjadi penggerak utama bagi terwujudnya pembaharuan
dikalangan ummat Islam India. Gerakan inilah yang meningkatkan ummat Islam India dari
masyarakat yang bangkit menuju kemajuan. Diantara para pemuka yang besar pengaruhnya
dalam menyebarluaskan ide-ide pembaharuan Sayyid Ahmad Khan adalah: Altaf Husain Hali
(1837-1914), Chiragh Ali, Salah Al Din Khuda Bakhs, Maulvi Nazir Ahmad, Muhammad Sibli
Nu’mani (1857-1914). Sayyid Mahdi Ali, yang dikenal dengan nama Nawab Muhsin Al Mulk
(1837-1907), Viqar Al Mulk (1841-1917).
A. Kesimpulan
Sayyid Ahmad Khan adalah seorang reformer abad ke-19 dalam pendidikan khususnya
pendidikan islam yang berasal dari India. Di India pendidikan modern yang dibawa oleh Inggris
pada awal abad ke-19 telah menimbulkan dualisme sikap masyarakat muslim. Yaitu sikap
antagonis (menolak) dan sikap akomodatif (menerima). Ahmad Khan berpandangan bahwa ilmu
pengetahuan yang berkembang dengan pesat dibarat perlu dikuasai oleh umat Islam. Sebab ilmu
pengetahuanlah yang akan mampu menghidupkan kembali orientasi keduniaan umat yang telah
hilang sejak zaman pertengahan. Untuk mengusai pengetahuan dari barat tiada lain jalan yang
ditempuh adalah dengan mengakomodasi pikiran-pikiran modern termasuk pendidikan yang
dibawa oleh inggris. Menurut Sayyid Ahmad Khan jalan bagi ummat Islam India untuk
melepaskan diri dari kemunduran dan selanjutnya mencapai kemajuan, ialah memperoleh ilmu
pengetahuan dan teknologi modern Barat.
Sayyid Ahmad Khan sebagai tokoh pembaharuan Islam India memberi penghargaan
tinggi pada akal manusia, ia menganut faham Qodariyah, percaya kepada hukum alam ciptaan
Tuhan, menentang taqlid, dan membuka pintu ijtihad yang dianggap tertutup oleh ummat Islam
pada umumnya di waktu itu. Ide-ide pembaharuan yang dicetuskan Sir Sayyid Ahmad Khan
dianut dan disebarkan selanjutnya oleh murid serta pengikut dan timbullah apa yang dikenal
dengan gerakan Aligarh. Pusatnya adalah sekolah MAOC yang didirikan pemimpin
pembaharuan Islam India itu di Aligarh. Setelah ditingkatkan menjadi universitas, dengan nama
Universitas Islam Aligarh ditahun 1920, perguruan tinggi ini meneruskan tradisi sebagai pusat
gerakan pembaharuan Islam India.
Karena usaha – usaha yang dilakukan oleh Sayyid Ahmad Khan pendidikan Islam di India
maupun Negara –nagara Islam yang lain menjadi lebih maju dan tidak terbelakang.