Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SAYYID AHMAD KHAN 1817-1898

NAMA:LALU ZAMHARIR TRIADI


KELAS :XI MIPA 5
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, sang Pengatur Alam Semesta, yang telah melimpahkan kasih-Nya
sehingga kami berhasil menyusun Makalah ‘Sayyid Ahmad Khan, sebagai salah satu
pengetahuan kita terhadap beliau
Meskipun kami sangat berharap agar makalah ini tidak memiliki kekurangan, tetapi kami
menyadari bahwa pengetahuan kami sangatlah terbatas, sehingga kami tetap mengharapkan
masukan serta kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk makalah ini demi
terlaksananya tugas dengan baik.
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Sayyid Ahmad Khan adalah seorang reformer abad ke-19 dalam pendidikan khususnya
pendidikan islam yang berasal dari India. Pada waktu itu kondisi pendidikan umat Islam di India
sangat terpuruk dan terbelakang. Karena penjajahan yang dilakukan oleh bangsa Inggris dan
penguasaan yang dlakukan oleh umat hindhu India. Melalui ide – ide Sayyid Ahmad Khan yang
sangat cemerlang, dia mampu mengubah kondisi pendidikan umat islam di India menjadi lebih
baik. Melalui Universitas yang didirikan Ahmad Khan, mampu menghasilkan penerus – penerus
Islam yang memiliki intelegensi yang bermutu, dan berpikiran maju sehingga tidak tertinggal
dengan perkembangan zaman dan mampu bersaing dengan Negara – Negara barat.
Pemikiran – pemikiran Sayyid Ahmad Khan ini tidak hanya terkungkung di India saja akan
tetapi tersebar luas di saentero jagat. Namanya dan pemikiran-pemikirannya masih terkenang dan
dipakai oleh para pakar pendidikan, mahasiswa dan orang – orang yang peduli pada pendidikan
khususnya,pendididkan,Islam.
Apa yang dilakukan oleh Ahmad Khan menunjukkan bahwa ia adalah seorang intelektual
muslim sejati. Ini dapat terlihat dari sikapnya yang terbuka terhadap hal dari luar, ia bersedia
mendengarkan segala hal diluar komunitasnya (islam), ia tidak cepat apriori terhadap pengaruh
tersebut sebagaimana para ahli agama waktu itu, namun ia pikirkan pengaruh itu dan ia
mengambil kesimpulan bahwa yang diajarkan inggris mengenai ilmu pengetahuan dan tehnologi
harus dipelajari dan dikuasai oleh umat Islam. Karakteristik yang penting adalah kejujuran dan
kesetiaan pada cita-citanya untuk membangun India setarap dengan bangsa-bangsa lain di Dunia
dengan mendirikan lembaga pendidikan Aligarth College sebagai basis kaderisasi anak bangsa
dimasa mendatang.

B.     Rumusan Masalah


a.       Siapakah Sir Sayyid Ahmad Khan ?
b.      Bagaimanakah kondisi pendidikan Islam India ?
c.       Apa sajakah pokok-pokok pikiran Sayyid Ahmad Khan mengenai pembaharuan dalam Islam ?
d.      Usaha-usaha apa sajakah yang telah dicapai oleh Sayyid Ahmad Khan ?
e.       Apa itu Aligarth College ?
f.       Apa itu gerakan Aligarth ?
g.      Apa itu konteks pembaharuan pendidikan di Indonesia ?
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Biografi Sir Sayyid Ahmad Khan


Sir Sayyid Ahmad Khan dikenal sebagai tokoh pembaharu di kalangan umat Islam India
abad ke-19. Dia dilahirkan di India pada 6 Dzulhijjah 1232 Hijriyah atau 17 Oktober 1817
Masehi di kota Delhi. Nenek moyangnya berasal dari Semenanjung Arab yang kemudian hijrah
ke Herat, Persia (Iran), karena tekanan politik pada zaman dinasti Bani Umayyah. Dari Herat
mereka hijrah ke Hindustan (India) dan menetap di sana. Ayahnya bernama al-Muttaqi, seorang
ulama yang saleh. Ahmad Khan memiliki pertalian darah dengan Nabi Muhammad SAW
melalui cucu beliau dari keturunan Fatimah az-Zahra dan Ali bin Abi Talib. Karena itulah dia
bergelar sayyid. lbunya seorang wanita cerdas dan pandai mendidik anak-anaknya. Ahmad Khan
memulai pendidikannya dalam pengetahuan agama secara tradisional. Di samping itu beliau juga
mempelajari bahasa Persia dan bahasa Arab, matematika, mekanika, sejarah dan berbagai ilmu
pengetahuan lainnya. Ayahnya meninggal tahun 1838, pada saat itu Ahmad Khan mulai bekerja
pada Serikat India Timur, kemudian ia pindah bekerja sebagai hakim di Fatehpur (1841).
Selanjutnya ia dipindahkan ke Bignaur. Dan pada tahun 1846 ia kembali lagi ke Delhi. Masa
delapan tahun di Delhi merupakan masa yang paling berharga dalam hidupnya karena ia dapat
melanjutkan pelajarannya. Ketika terjadi pemberontakan umat Hindu dan umat Islam terhadap
penguasa Inggris pada tanggal 10 Mei 1857, Ahmad Khan berada di Bignaur sebagai salah
seorang pegawai peradilan. Ia membantu melepaskan orang-orang Inggris yang teraniaya di
Bignaur. Atas jasa-jasanya, pemerintah Inggris menganugerahkan gelar Sir dan memberikan
berbagai hadiah kepadanya. Ahmad Khan menerima gelar tersebut, tetapi ia menolak hadiah-
hadiah itu, kecuali kesempatan untuk berkunjung ke Inggris pada tahun 1869. Kesempatan
tersebut dimanfaatkan olehnya untuk meneliti lebih jauh sistem pendidikan serta menyaksikan
perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di Inggris. Ahmad Khan pun
menjelaskan kepada pemerintah Inggris bahwa dalam pemberontakan di tahun 1857, umat Islam
tidaklah memainkan peran utama. Hal itu dijelaskan lewat buku yang berisikan catatan
kronologis pemberotakan tersebut (Tarikhi Sarkhasi Bijnaur/1858). Buku lainnya, berjudul
Asbab Baghawat-i Hind (1858) yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris, The Causes of the
Indian Revolt (Sebab-sebab Revolusi India), juga menceritakan hal yang sama. Ahmad Khan
berhasil mendamaikan umat Islam dengan pemerintah Inggris. Bukunya antara lain Risalah
tentang Orang-orang Saleh (Risalat Khair Khawahan Musulman) dan Hukum Memakan
makanan Ahli Kitab (Ahkam Ta'am Ahl al-Kitab). Setelah berhasil mendamaikan umat Islam
dan pemerintah Inggris, Ahmad Khan mulai memunculkan ide-idenya dalam rangka memajukan
umat Islam.
Menurut Ahmad Khan, umat Islam terbelakang, bodoh, dan miskin, karena mereka tidak
memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi modern sebagaimana yang dimiliki oleh negara Eropa
lainnya. la berpendapat bahwa ilmu pengetahuan modern dan teknologi adalah hasil
pendayagunaan akal yang maksimal. Sejalan dengan itu, Al-Qur’an sangat mendorong umat
Islam untuk mempergunakan akal dalam bidang-bidang yang sangat luas, walaupun jangkauan
akal tersebut terbatas.
Cita cita Ahmad Khan untuk mendirikan perguruan tinggi akhirnya terwujud dengan
diletakkannya batu pertama pembangunan gedung perguruan tinggi tersebut oleh Gubernur
Jendral Lord Lotion pada tanggal 8 Januari 1877 di kota Aligarth. Perguruan tinggi tersebut
diberi nama Muhammadan Anglo Oriental College, yang lebih dikenal dengan Aligarth College
Masa-masa akhir hayatnya digunakan untuk mewujudkan Aligarth College yang didirikannya
itu. Sayyid Ahmad Khan meninggal pada usia 81 tahun. Seluruh India berkabung, dan umat
Islam kehilangan seorang tokoh besar yang selama hidupnya digunakan untuk memajukan
bangsanya. Ahmad Khan telah tiada, namun sampai kini gagasan-gagasannya masih banyak
diualas oleh akademisi dan para ilmuan.

B.     Kondisi Pendidikan Islam Di India Abad XIX

Di India pendidikan modern yang dibawa oleh Inggris pada awal abad ke-19 telah
menimbulkan  dualisme sikap masyarakat muslim. Yaitu sikap antagonis (menolak) dan sikap
akomodatif (menerima). Ahmad Khan berpandangan bahwa ilmu pengetahuan yang berkembang
dengan pesat dibarat perlu dikuasai oleh umat Islam. Sebab ilmu pengetahuanlah yang akan
mampu menghidupkan kembali orientasi keduniaan umat yang telah hilang sejak zaman
pertengahan. Untuk mengusai pengetahuan dari barat tiada lain jalan yang ditempuh adalah
dengan mengakomodasi pikiran-pikiran modern termasuk pendidikan yang dibawa oleh inggris.

C.    Pokok-pokok pikiran Sayyid Ahmad Khan

            sayyid Ahmad Khan memiliki ide-ide yang cemerlang untuk membangkitkan umat Islam
India dari keterpurukan. Diantara ide-ide yang cemerlang itu adalah sebagai berikut: 
1.      Sayyid Ahmad Khan berpendapat bahwa peningkatan kedudukan umat Islam India, dapat
diwujudkan dengan bekerjasama dengan Inggris. Inggris merupakan penguasa terkuat di India,
dan menentang kekuasaan itu tidak membawa kebaikan bagi umat Islam India. Hal ini akan
membuat mereka tetap mundur dan akhirnya akan jauh ketinggalan dari masyarakat Hindu India.
Disamping itu dasar ketinggian dan kekuatan barat, termasuk didalamnya Inggris, ialah ilmu
pengetahuan dan teknologi modern. Untuk dapat maju, umat Islam harus menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi modern itu. Jalan yang harus ditempuh ummat Islam untuk
memperoleh ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang diperlukan itu bukanlah  kerjasama
dengan Hindu dalam  menentang Inggris tetapi memperbaiki dan memperkuat hubungan baik
dengan Inggris. Ia berusaha meyakinkan pihak Inggris bahwa dalam pemberontakan 1857, umat
Islam tidak memainkan peranan utama. Atas usaha-usahanya dan atas sikap setia yang  ia
tunjukkan  terhadap Inggris Sayyid Ahmad Khan akhirnya berhasil dalam merubah pandangan
Inggris terhadap umat Islam India. Dan sementara itu kepada umat Islam  ia anjurkan supaya
jangan mengambil sikap melawan, tetapi sikap berteman dan bersahabat dengan Inggris. Cita -
citanya untuk menjalani hubungan baik antara Inggris dan umat islam, agar umat islam dapat di
tolong dari kemunduranya , dapat di wujudkan di masa hidupnya.
2.      Sayyid Ahmad Khan melihat bahwa ummat Islam India mundur karena mereka tidak mengikuti
perkembangan zaman. Peradaban Islam klasik telah hilang dan telah timbul peradaban baru di
barat. Dasar peradaban baru ini ialah ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan dan
teknologi modern adalah hasil pemikiran manusia. Oleh karena itu akal mendapat penghargaan
tinggi bagi Sayyid Ahmad Khan. Tetapi sebagai orang Islam yang percaya kapada wahyu, ia
berpendapat bahwa kekuatan dan kebebasan akal mempunyai batas, ia percaya pada kebebasan
dan kemerdekaan manusia dalam menentukan kehendak dan melakukan perbuatan. Alam,
berjalan dan beredar sesuai dengan hukum alam yang telah ditentukan Tuhan. Segalanya dalam
alam terjadi menurut hukum sebab akibat. Tetapi wujud semuanya tergantung pada sebab
pertama yaitu Allah SWT. Kalau ada sesuatu yang putus hubungannya dengan sebab pertama,
maka wujud sesuatu itu akan lenyap. 
3.      Sayyid Ahmad Khan menolak faham Taklid bahkan tidak segan-segan menyerang faham ini.
Sumber ajaran Islam menurut pendapatnya hanyalah Al Qur’an dan Al Hadist. Pendapat ulama’
di masa lampau tidak mengikat bagi ummat Islam dan diantara pendapat mereka ada yang tidak
sesuai lagi dengan zaman modern. Pendapat serupa itu dapat ditinggalkan. Masyarakat manusia
senantiasa mengalami perubahan dan oleh karena itu perlu diadakan ijtihad baru untuk
menyesuaikan pelaksanaan ajaran-ajaran Islam dengan suasana masyarakat yang berubah itu.
Dalam mengadakan ijtihad, ijma’ dan qiyas baginya tidak merupakan sumber ajaran Islam yang
bersifat absolute. Hadits juga tidak semuanya diterimanya karena ada hadits buat-buatan. Hadits
dapat ia terima sebagai sumber hanya setelah diadakan penelitian yang seksama tentang
keasliannya.
4.      Yang menjadi dasar bagi sistem perkawinan dalam Islam, menurut pendapatnya, adalah sistem
monogamy, dan bukan sistem poligami sebagaimana telah dijelaskan oleh ulama’-ulama’
dizaman itu. Poligami tidak dianjurkan tetapi dibolehkan dalam kasus-kasus tertentu. Hukum
pemotongan tangan bagi pencuri bukan suatu hukum yang wajib dilaksanakan, tetapi hanya
merupakan hukum maksimal yang dijatuhkan dalam keadaan tertentu. Disamping hukum potong
tangan terdapat hukum penjara bagi pencuri. Perbudakan yang disebut dalam Al Qur’an
hanyalah terbatas pada hari-hari pertama dari perjuangan Islam. Sesudah jatuh dan menyerahnya
kota Makkah, perbudakan tidak dibolehkan lagi dalam Islam. Tujuan sebenarnya dari do’a ialah
merasakan kehadiran Tuhan, dengan lain kata do’a diperlukan untuk urusan spiritual dan
ketenteraman jiwa. Faham bahwa tujuan do’a adalah meminta sesuatu dari Tuhan dan bahwa
Tuhan mengabulkan permintaan itu, ia tolak. Kebanyakan do’a yang demikian, ia menjelaskan
tidak pernah dikabulkan Tuhan.
5.      Dalam ide politik, Sayyid Ahmad Khan, berpendapat bahwa ummat Islam merupakan satu
ummat yang tidak dapat membentuk suatu Negara dengan ummat Hindu. Ummat Islam harus
mempunyai Negara tersendiri,. Bersatu dengan ummat Hindu dalam satu Negara akan membuat
minoritas Islam yang rendah kemajuannya, akan lenyap dalam mayoritas ummat Hindu yang
lebih tinggi kemajuannya. 

Inilah pokok-pokok pemikiran Sayyid Ahmad Khan mengenai pembaharuan dalam Islam.
Ide-ide yang dimajukannya banyak persamaannya dengan pemikiran Muhammad Abduh di
Mesir. Kedua pemuka pembaharuan ini sama-sama memberi penghargaan tinggi kepada akal
manusia, sama-sama menganut faham Qadariyah, sama-sama percaya kepada hukum alam
ciptaan Tuhan, sama-sama menentang taklid, dan sama-sama membuka pintu ijtihad yang
dianggap tertutup oleh ummat Islam pada umumnya diwaktu itu.
D.    Usaha-usaha yang dicapai oleh Sir Sayyid Ahmad Khan 

Sebagian telah tersebut diatas, jalan bagi ummat Islam India untuk melepaskan diri dari
kemunduran dan selanjutnya mencapai kemajuan, ialah memperoleh ilmu pengetahuan dan
teknologi modern Barat. Agar dicapai sikap mental ummat yang kurang percaya kepada
kekuatan akal, kurang percaya pada kebebasan manusia dan kurang percaya pada adanya hukum
alam, berubah terlebih. Perubahan sikap mental itu ia usahakan melalui tulisan-tulisan dalam
bentuk buku dan artikel-artikel dalam bentuk majalah Tahzib Al Akhlaq. Usaha melalui
pendidikan juga ia tidak lupakan, bahkan pada akhirnya kedalam lapangan inilah ia curahkan
perhatian dan pusatkan usahanya. Sir Ahmad Khan kemudian mendirikan lembaga pendidikan
pertama yaitu Sekolah Inggris di Mudarabad pada tahun 1861. Untuk menunjang lembaga
pendidikan tersebut, Sir Ahmad Khan pada tahun 1864 mendirikan The Scientific Society
(Translation Society) sebagai lembaga penerjemahan ilmu pengetahuan modern ke dalam bahasa
Urdu. Di tahun 1879 ia mendirikan sekolah Muhammedan Anglo Oriental College (MAOC) di
Aligarth yang merupakan karyanya yang bersejarah dan berpengaruh dalam cita-citanya untuk
memajukan ummat Islam India. Sekolah itu terbuka bukan hanya bagi orang Islam, tetapi juga
bagi orang Hindu, Parsi dan Kristen.

E.     Aligarth College

Sir Ahmad Khan banyak disebut sebagai seorang reformer (pembaharu) di India,
terutama pembaharuan pendidikan (educational reformer). Statemen ini tepat untuk
menggambarkan perjuangan Akhmad Khan. Ia menghabiskan seluruh tenaga dan hampir separuh
umurnya guna mengembangkan dunia pendidikan di India. Apa yang dilakukannya dalam
memperjuangkan kemajuan umat Islam melalui pendidikan mengisyaratkan perilaku seorang
pembaharu. Keseriusannya dalam mengembangkan pendidikan di India nampak dari
pengorbanannya yang besar, pada usai yang hampir senja (52 tahun), Ahmad Khan masih
menyempatkan diri pergi ke Inggris untuk mempelajari sistem pendidikan modern. Bahkan untuk
biaya studi itu ia telah menggadaikan rumahnya dan menjual gedung perpustakaan pribadi
beserta seluruh isinya. Namun perjuangannya itu tidak sia-sia, pengorbanannya telah
menghasilkan sebuah perguran tinggi Islam di India dengan sistem pendidikan modern, Aligarth
College.
Aligharth College adalah karya besar Akhmad Khan dalam bidang pendidikan. Aligarth
merupakan lembaga pendidikan Islam modern yang dikembangkan olehnya dari hasil studi
panjangnya di Inggris. Sistem pendidikannya berbeda dengan sistem pendidikan Islam yang ada
pada waktu itu. Perbedaan tersebut nampak dalam hal materi dan tujuan pendidikan.
Dari segi materi Aligarth memasukkan pengetahuan umum (ilmu pengetahuan umum dan
tehnologi) dalam pembelajarannya. Dengan memberikan pelajaran umum ini Ahmad Khan
menginginkan hilangnya dikotomi ilmu yang ada pada benak dan pikiran masyarakat Islam
India. Terlihat dari penyusunan cabang ilmu pegetahuan yang diajarkan di Aligarth. Dalam
susunan itu ilmu-ilmu agama dijadikan sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan, bukan
menjadi cabang tersendiri yang terpisah dari ilmu pengetahuan yang lain. Akhmad Khan tidak
menginginkan adanya keterpisahan ilmu pengetahuan dalam pandangan umat Islam India. 
Dari sudut tujuan, Aligarth College memiliki tujuan yang bebeda dengan lembaga
pendidikan Islam mainstrem. Ia memiliki tujuan membentuk ulama intelek, yaitu orang yang
memiliki keahlian dalam bidang pengetahuan agama dan juga mahir dalam ilmu pengetahuan
umum. Dengan demikian diharapkan lulusan Aligarth College memiliki intelegensi yang tinggi
dan adaptif dengan perkembangan zaman dan peradaban modern dengan kepribadian muslim.
Perbedaan dengan lembaga pendidikan Islam mainstrem terlihat dari penambahan ilmu
pengetahuan umum yang pada era ini sama sekali tidak tersentuh oleh lembaga pendidikan Islam
yang lain. 
Kiprah perguruan tinggi inilah yang membuatnya dijuluki sebagai bapak pendidikan
modern India. Sejumlah tokoh penting pernah mempunyai sangkutan sejarah dengan perguruan
tinggi ini, Sebut misalnya tokoh pergerakan nomor satu India mahatma Gandhi dan Ishwari
Prasad. Mantan presiden India, Zakir Hussain dan presiden Maldives, Abdul Ghayoom juga
pernah tercatat sebagai siswa perguruan tinggi ini. Perguruan tinggi ini memiliki 12 fakultas
yang semuanya diunggulkan,yaitu seni budaya, ilmu sosial, sains, Life Sciences, bisnis, teknik
dan teknologi, kedokteran, pengobatan tradisional, hukum, pertanian, manajemen, dan teologi.
Saat ini, mahasiswa di Aligarh datang dari seluruh dunia, terutama Asia Barat, Asia Tenggara,
dan Afrika.

F.     Munculnya Gerakan Aligarth

Ide-ide pembaharuan yang dicetuskan Sir Sayyid Ahmad Khan dianut dan disebarkan
selanjutnya oleh murid serta pengikut dan timbullah apa yang dikenal dengan gerakan Aligarh.
Pusatnya adalah sekolah MAOC yang didirikan pemimpin pembaharuan Islam India itu di
Aligarh. Setelah ditingkatkan menjadi universitas, dengan nama Universitas Islam Aligarh
ditahun 1920, perguruan tinggi ini meneruskan tradisi sebagai pusat gerakan pembaharuan Islam
India. Gerakan Aligarh inilah yang menjadi penggerak utama bagi terwujudnya pembaharuan
dikalangan ummat Islam India. Gerakan inilah yang meningkatkan ummat Islam India dari
masyarakat yang bangkit menuju kemajuan. Diantara para pemuka yang besar pengaruhnya
dalam menyebarluaskan ide-ide pembaharuan Sayyid Ahmad Khan adalah: Altaf Husain Hali
(1837-1914), Chiragh Ali, Salah Al Din Khuda Bakhs, Maulvi Nazir Ahmad, Muhammad Sibli
Nu’mani (1857-1914). Sayyid Mahdi Ali, yang dikenal dengan nama Nawab Muhsin Al Mulk
(1837-1907), Viqar Al Mulk (1841-1917).

G.    Konteks Pembaharuan Pendidikan di Indonesia

Kemunduran umat Islam sebagian besar dikarenakan tertinggalnya ia dalam ilmu


pengetahuan dan tehnologi, Menurut para pakar terdapat suatu korelasi pengusaan ilmu
pengetahuan dan tehnologi dengan kekuatan poltik dan ekonomi. Masyarakat Islam selalu kalah
dalam politik dan ekonomi diantaranya karena umat Islam tidak dapat mengusai dan melakukan
peneyebaran ilmu pengetahuan dan tehnoogi. Lebih lanjut, didalam kehidupan politik dan
ekonomi kita lihat adanya fase-fase perkembangan sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tehnologi. Fase-fase tersebut ialah fase perbudakan, feodaisme, industrialisasi,
dan masa depan ialah era ilmu pengetahuan. Era ilmu pengetahuan berarti semakin luas
penyebaran dan kontrol ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia. Hal ini berarti suatu
masyarakat atau bangsa yang tidak menguasai dan mengontrol ilmu pengetahuan berarti akan
kehilangan kekuatan politik dan ekonominya. Masyarakat masa depan adalah masyrakat yang
berkembang atas dasar penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan.
Apabila ilmu pengetahuan merupakan faktor yang sangat menentukan didalam kehidupan
umat manusia masa depan, maka ini artinya lembaga-lembaga pendidikan haruslah
menyesuaikan diri dengan tuntutan masa depan tersebut. Visi dan misi lembaga pendidikan
(islam) harus berubah sebagai tempat untuk mempersiapkan sumberdaya manusia masa depan
yang menguasai ilmu pengetahuan dan mengembangkannya, serta memanfaatkannya untuk
meningkatkan taraf hidup manusia.
Kesadaran sebagaimana diatas dalam kontek India telah melahirkan pembaharuan
pendidikan yang dipelopori oleh Ahmad Khan pada paruh akhir abad ke 19 dengan Aligarth
Collegenya. Ide pembaharuan pendidikan tersebut tersebar luas seantero dunia muslim, termasuk
Indonesia.
Maka bermunculanlah moderenisasi pendidikan Islam di Indonesia dengan berbagai
bentuknya. Kemunculannya tersebut berkaitan erat dengan pertumbuhan gagasan moderenisme
Islam dikawasan Asia. Gagasan moderenisme Islam yang menemukan momentumnya sejak awal
abad 20, pada lapangan pendidikan direalisasikan dengan pembentukan lembaga-lembaga
pendidikan modern yang diadopsi dari sistem pendidikan kolonial Belanda. Pemrakarsa pertama
dalam hal ini adalah organisasi-organisasi “Moderenis” Islam seperti Jami’at Al-Khoir, al-Irsyad,
Muhammadiyah dan lain-lain.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Sayyid Ahmad Khan adalah seorang reformer abad ke-19 dalam pendidikan khususnya
pendidikan islam yang berasal dari India. Di India pendidikan modern yang dibawa oleh Inggris
pada awal abad ke-19 telah menimbulkan  dualisme sikap masyarakat muslim. Yaitu sikap
antagonis (menolak) dan sikap akomodatif (menerima). Ahmad Khan berpandangan bahwa ilmu
pengetahuan yang berkembang dengan pesat dibarat perlu dikuasai oleh umat Islam. Sebab ilmu
pengetahuanlah yang akan mampu menghidupkan kembali orientasi keduniaan umat yang telah
hilang sejak zaman pertengahan. Untuk mengusai pengetahuan dari barat tiada lain jalan yang
ditempuh adalah dengan mengakomodasi pikiran-pikiran modern termasuk pendidikan yang
dibawa oleh inggris. Menurut Sayyid Ahmad Khan jalan bagi ummat Islam India untuk
melepaskan diri dari kemunduran dan selanjutnya mencapai kemajuan, ialah memperoleh ilmu
pengetahuan dan teknologi modern Barat.
 Sayyid Ahmad Khan sebagai tokoh pembaharuan Islam India memberi penghargaan
tinggi pada akal manusia, ia menganut faham Qodariyah, percaya kepada hukum alam ciptaan
Tuhan, menentang taqlid, dan membuka pintu ijtihad yang dianggap tertutup oleh ummat Islam
pada umumnya di waktu itu. Ide-ide pembaharuan yang dicetuskan Sir Sayyid Ahmad Khan
dianut dan disebarkan selanjutnya oleh murid serta pengikut dan timbullah apa yang dikenal
dengan gerakan Aligarh. Pusatnya adalah sekolah MAOC yang didirikan pemimpin
pembaharuan Islam India itu di Aligarh. Setelah ditingkatkan menjadi universitas, dengan nama
Universitas Islam Aligarh ditahun 1920, perguruan tinggi ini meneruskan tradisi sebagai pusat
gerakan pembaharuan Islam India.
Karena usaha – usaha yang dilakukan oleh Sayyid Ahmad Khan pendidikan Islam di India
maupun Negara –nagara Islam yang lain menjadi lebih maju dan tidak terbelakang.

Anda mungkin juga menyukai