Anda di halaman 1dari 31

PERCOBAAN 1

DASAR PENGUKURAN DAN KETIDAKPASTIAN

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

1. Tujuan : - Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan


menggunakan ala alat ukur dasar yaitu mikrometer
sekrup dan jangka sorong.
- Mampu menetukan ketidakpastian pada pengukuran
tunggal dan berulang.
-Dapat mengaplikasikan konsep ketidakpastian dan
angka berarti dalam pengolahan hasil pengukuran
- Mampu melaporakan hasil pengukuran dari percobaan
Mengukur
dengan alat ukur mikrometer sukrup dan jangka sorong.
2. Hari, tanggal : Jumat, 11 Desember 2011
3. Tempat : Laboratorium Fisika FKIP, Universitas Mataram

B. LANDASAN TEORI

Mengukur adalah membandingkan antara dua hal, biasanya salah


satunya adalah suatu standar yang menjadi alat ukur. Ketika kita mengukur
jarak antara dua titik, kita membandingkan jarak dua titik tersebut dengan jarak
suatu standar panjang, misalnya panjang tongkat meteran. Ketika kita
mengukur berat suatu benda, kita membandingkan berat tadi dengan berat
standar. Jadi dalam mengukur kita membandingkan standar sebagai
pembanding besar sesuatu yang diukur. standar tadi kemudian biasanya
dinyatakan memiliki nilai satu dan dijadikan sebagi acuan standar tertentu.
Walau kita dapat sekehendak kita menentukan standar ukur, tetapi tidak ada
artinya bila tidak sama di seluruh dunia, karena itu perlu diadakn standar

1
intertnasional. Selain itu standar tersebut haruslah praktis dan mudah
diproduksi ulang di manapun di dunia ini. Sistem standar nasional ini sudah
ada, dan sekarang dikenal dengan sistem internasional (SI) ( Purnomo, 2008:
15).

Di antara sekian banyak alat ukur yang dikenal terdapat dua alat ukur
panjang dengan ketelitian yang cukup yang paling umum dikenal yaitu jangka
sorong dan mikroimeter sekrup. Jangka sorong umumnya digunakan untuk
mengukur diameter benda. Jangka sorong terdiri atas 2 bagian: rahang tetap
dabn rahang geser dan memiliki skala utama dan skala nonius. Skala terkecil
jangka sorong adalah 0,1 mm dengan nilai ketelitian 0,05mm yaitu nilai dari
setengah dari skala terkecilnya. Jangka sorong banyak digunakan oleh manusia
untuk mengukur diameter kelereng, atau tebal keping logam, namun jangka
sorong masih kurang akurat jika digunakan untuk mengukur tebal pelat seng
atau tebal selembar kertas, untuk itu digunakan alat yang lebih akurat yaitu alat
ukur mikrometer sekrup . mikrometer sekrup memiliki skala nonius dan skala
utama sama seperti pada jangka sorong, tetapi bentuknya berbeda. Pada
mikrometer sekrup skala utama ada di selubung yang bergeser, sedangkan
sekala nonius ada pada selubung luar. Ketelitian dari jangka sorong adalah
0,005mm dengan skala terkecil 0,01mm. Bagian- bagian jangka sorong dan
mikrometer sekrup dapat diliihat pada gambar di bawah ini:

2
Keterangan:

JANGKA SORONG MIKROMETER SEKRUP


1. Skala utama 1. Anvil
2. Skala nonius 2. Spindle
3. Rahang tetap 3. Skala nonius
4. Rahang geser 4. Thimble
5. Rahang atas 5. Lock
6. Rahang bawah 6. Sleeve
7. Pengunci 7. Vernier
8. Pengukur kedalaman 8. Ratcket knob

Perbedaan utama dari kedua alat ukur ini yaitu pada mikrometer sekrup skala
nonius digeser dengan cara diputar sedangkan pada jangka sorong dengan cara
ditarik .

Setiap pengukuran selalu memiliki ketidakpastian. Jika kita mengukur


ketebalan sampul sebuah buku dengan menggunakan mistar biasa, hasil
pengukuran hanya dapat diandalkan kebenarannya sampai pada milimeter
terdekat. Pengukran dengan menggunakan mikrometer sekrup memiliki
ketidakpastian yang lebih kecil dari mistar, ini menghasilkan suatu pengukuran
yang lebih akurat. Ketidakpastian juga disebut galat, karena hal itu juga
menindikasikan selisih maksimum yang memungkinkan terjadi antara nilai
terukur dan nilai sebenarnya. Ketidakpastian atau galat dari sebuah nilai ukur
bergantung pada teknik pengukuran yang dilakukan ( Akbar, 2010: 21).

Kesalahan atau error adalah penyimpangan nilai yang diukur dari nilai
benar x0. Ada tiga macam kesalahan yang umum ditemukan: kesalahan umum
(keteledoran), kesalahan acak, dan kesalahan sistematis. Keteledoran
umumnya disebabkan oleh pengamat yang kurang terampil menggunakan alat
ukur, kesalahan acak disebabkna adanya fluktuasi-fluktuasi yang sangat halus
pada pengukuran yang menghasilkan simpangan yang tidak dapat diprediksi
nilai benar xo. Kesalahan sistematis adalah kumpulan acak bacaan hasil ukur

3
yang distribusi secara konsisten di sekitar nilai rata-rata yang cukup berbeda
dengan nilai sebenarnya. Kesalahan sitematis dapat diprediksi dan dihilangkan.
Penyebab kesalahan dalam pengukuran biasanya terjadi karena kesalahan arah
pandang membaca nilai skala, kesalahan titik nol, Kesalahan kalibrasi, serta
kesalahan komponen-komponen lain seperti melemahnya pegas yang di
gunakan atau terjadinya gesekan-gesekan antara jarum dengan skala ( Jewett,
2009: 3).

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Mikrometer sekrup
b. Jangka sorong
2. Bahan
a. Uang logam perak dan kuningan
b. Kelereng
c. Gelas minum plastik

D. CARA KERJA

Sebelum kami memulai praktikum, kami menyiapkan alat dan bahan


seperti di atas, kemudian melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Jangka sorong
a. membuka rahang jangka sorong dengan menggeser rahang geser sekira-
kira logam perak dapat di ukur diameternya;
b. mengambil logam perak dan menjepitnya di bagian rahang yang
terbuka;
c. meneken rahang geser sampai logam perak diam pada rahang atau tidak
terbuka;
d. mengunci rahang geser jangka sorong agar rahang tidak bergeser;

4
e. membaca skala yang terlihat pada jangka sorong baik skala noniusnya
maupun skala utamanya;
f. mengulangi langkah-langkah di atas sebanyak 5 kali percobaan;
g. mengulangi semua langkah - langkah di atas dengan mengganti bahannya
yakni logam kuningan, kelereng, dan gelas plastik.
2. Mikrometer sekrup
a. menggeser rahang geser sekira- kira setebal logam perak yang akan
diukur;
b. menjepit logam perak pada rahang yang terbuka;
c. menguatkan jepitan rahang geser sampai logam perak diam pada rahang
atau tidak bergerak;
d. mengunci rahang agar tidak bergeser;
e. membaca skala yang terbaca;
f. mengulangi semua langkah di atas sampai lima kali prcobaan;
g. mengulangi langkah di atas dengan mengganti bahan dengan logam
kuningan serta kelereng;
h. mencatat dalam tabel hasil pengamatan tersebut.

5
E. HASIL PENGAMATAN
a. Tabel Bagian dan fungsi jangka sorong dan mikrometer sekrup

JANGKA SORONG FUNGSI


1. Skala utama 1. Memberikan hasil bacaan.
2. Skala nonius 2. Meningkatkan ketelitian hasil
pembacaan alat ukur
3. Rahang tetap 3. Sebagai penyangga ketika mengukur
mengukur
4. Rahang geser 4. Menyesuaikan bentuk rahang untuk
mempermudah pada saat mengukur
5. Rahang atas 5. Untuk mengukur diameter dalam
6. Rahang bawah 6. Untuk mengukur diameter luar
7. Pengunci 7. Untuk mengunci rahang geser agar
tidak begerak ketika mengukur
8. Pengukur 8. Untuk mengukur kedalaman suatu
kedalaman benda

6
Mikrometer sekrup Fungsi
1. Anvil 1. sbagai landasan
penahan beban ketika
ditekan oleh sepindel
2. Spindle 2. menekan benda yang
diukur sehingga benda
tepat berada di antara
anvil dan spindle
3. Skala nonius 3. untuk meningkatkan
Thimble ketelitian hasil
pembacaan alat ukur
4. Lock 4. sebagai pengunci
spindle agar tidak
beergerak ketika
mengukur
5. Sleeve 5. tempat skala utama
6. Ratcket knob 6. memajukan dan
memundurkan spindle

b. Tabel hasil pengamatan jangka sorng dan mikrometer sekrup

1. Jangka sorong

No Diameter logam Diameter logam


perak((cm) kuningan(cm)
1 2.81 2.42
2 2.81 2.42
3 2.72 2.32
4 2.72 2.42
5 2.81 2.32

7
No Diameter dalam Diameter luar gelas(cm)
gelas((cm)
1 6.21 5.76
2 6.24 5.81
3 6.26 5.76
4 6.27 5.76
5 6.27 5.76

No Diameter kelereng(cm) Kedalaman gelas(cm)


1 1.61 7.74
2 1.61 7.74
3 1.625 7.74
4 1.61 7.635
5 1.61 7.74

2. Mikromoter sekrup

No tebal logam perak(mm) tebal logam kuningan(mm)


1 2.49 2.47
2 2.41 2.49
3 2.48 2.47
4 2.47 2.49
5 2.48 2.48

No Diameter kelereng(mm)
1 16.12
2 16.11
3 16.10
4 16.10
5 16.11

8
F. ANALISIS DATA
1. Jangka sorong
a. Diameter uang logam perak

No X ( cm ) ( x- x́ ) ( x- x́ )2
1 2,81 0,036 0,0013
2 2,81 0,036 0,0013
3 2,72 -0,054 0,0029
4 2,72 -0,054 0,0029
5 2,81 0,036 0,0013

 Menghitung rata – rata ( x́ )


Diketahui :
X1 = 2,81 cm
X2 = 2,81 cm
X3 = 2,72 cm
X4 = 2,72 cm
X5 = 2,81 cm
N=5
Ditanya :
x́ = . . . ?
Jawab :
xi 2,81+ 2,81+ 2,72+ 2,72+ 2,81
x́ = ∑ = = 2,774 cm
n 5
Jadi nilai rata-ratanya adalah 2,774 cm
 Menghitung standar deviasi ( SD)
Diketahui :
2
∑ ¿¿ = 0,0097 cm
n= 5
Ditanya :
SD = . . . ?
Jawab :

9
SD = √ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿

0,0097
=
√ 5−1
= 0,049
Jadi nilai standar deviasinya adalah 0,049
 Menghitung rentang nilai pengukuran (NP)
Diketahui :
x́ = 2,774 cm
SD = 0,049
Ditanya :
NP = . . . ?
Jawab :
NP = x́ ± SD
NP1 = 2,774 – 0,049 = 2,725
NP2 = 2,774 + 0,049 = 2,823
Jadi nilai rentang pengukurannya adalah 2,725 sampai dengan 2,823
 Menghitung persentase kesalahan relatif ( % KR )
Diketahui :
SD = 0,049
x́ = 2,774 cm
Ditanya :
% KR = . . . ?
Jawab :
SD
% KR = X 100 %

0,049
= X100 %
2,774
= 1,77 %
Jadi nilai presentase kesalahan relatifnya adalah 1,77 %

 Menghitung nilai keberhasilan praktikum ( % KP )

10
Diketahui :
% KR = 1,77 %
Ditanya :
%KP = . . . ?
Jawab :
%KP = 100 % - % KR
= 100 % - 1,77%
=98,23%
Jadi nilai keberhasilan praktikumnya adalah 98,23%
b. Diameter uang logam kuningan

No X ( cm ) ( x- x́ ) ( x- x́ )2
1 2,42 0,04 0,0016
2 2,42 0,04 0,0016
3 2,32 -0,06 0,0036
4 2,42 0,04 0,0016
5 2,32 -0,06 0,0036
0,012

 Menghitung rata – rata ( x́ )


Diketahui :
X1 = 2,42 cm
X2 = 2,42 cm
X3 = 2,32 cm
X4 = 2,42 cm
X5 = 2,32 cm
n=5
Ditanya :
x́ = . . . ?
Jawab :
xi 2,42+ 2,42+ 2,32+ 2,42+ 2,32
x́ = ∑ = =2,38 cm
n 5
Jadi nilai rata-ratanya adalah 2,38 cm

11
 Menghitung standar deviasi ( SD )
Dikrtahui :
2
∑ ¿¿ = 0,12 cm
n=5
Ditanya :
SD = . . . ?
Jawab :
SD = √ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿

0,012
=
√ 5−1
= 0,055
 Menghitung nilai rentang pengukuran ( NP )
Diketahui :
x́ = 2,38 cm
SD = 0,055
Ditanya :
NP = . . . ?
Jawab :
NP = x́ ± SD
NP1 = 2,38 – 0,055 = 2,325
NP2 = 2,38 + 0,055 = 2,435
Jadi nilai rentang pengukurannya adalah 2,325 sampai dengan 2,435
 Menghitung nilai kesalahan relatif ( % KR )
Diketahui :
SD = 0,055
x́ = 2,38 cm
Ditanya :
% KR = . . .?
Jawab :
SD
% KR = X 100 %

12
0,055
= X100 %
2,38
= 2,31 %
Jadi nilai presentase kesalahan relatifnya adalah 2,31 %
 Menghitung nilai keberhasilan praktikum ( % KP )
Dikrtahui :
% KR = 2,31 %
Ditanya :
%KP = . . .?
Jawab :
%KP = 100 % - % KR
= 100 % - 2,31%
= 97,69%
Jadi nilai presentase keberhasilannya adalah 97,69%

c. Diameter dalam gelas

No X ( cm ) ( x- ´x́ ) ( x- x́ )2
1 6,12 -0,11 0,0121
2 6,24 0,01 0,0001
3 6,26 0,03 0,0009
4 6,27 0,04 0,0016
5 6,27 0,04 0,0016
0,0163

 Menghitung rata - rata ( x́ )


Diketahui :
X1 = 6,12 cm

13
X2 = 6,24 cm
X3 = 6,26 cm
X4 = 6,27 cm
X5 = 6,27 cm
n=5
Ditanya :
x́ = . . . ?
Jawab :

x́ =
∑ x = 6,12+ 6,24+6,26+ 6,27+6,27 = 6,23 cm
n 5
Jadi nilai rata-ratanya adalah 6,23 cm
 Menghitung standar deviasi ( SD )
Diketahui :
2
∑ ¿¿ 0,0163 cm
n=5
Ditanya :
SD = . . .?
Jawab :
SD = √ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿

0,0163
=
√ 5−1
= 0,063
Jadi nilai standar deviasinya adalah 0,063
 Menghitung nilai rentang pengukuran ( NP )
Diketahui :
SD = 0,063
x́ = 6,23
Ditanya :
NP = . . .?
Jawab :
NP = x́ ± SD

14
NP1 = 6,23 – 0,063 = 6,167
NP2 = 6,23 + 0,063 = 6,293
Jadi nilai rentang pengukurannya adalah 6,167 sampai dengan 6,293
 Menghitung nilai kesalahan relatif ( % KR )
Diketahui :
SD = 0,063
x́ = 6,23 cm
Ditanya :
% KR = . . .?
Jawab :
SD
% KR = ´ X 100 %

0,063
= X100 %
6,23
= 1,01 %
Jadi nilai standar deviasinya adalah 1,01 %

 Menghitung nilai keberhasilan praktikum ( % KP )


Dikrtahui :
% KR = 1,01 %
Ditanya :
% KP = . . .?
Jawab :
%KP = 100 % - % KR
= 100 % - 1,01%
= 98,99%
Jadi nilai presentase keberhasilan praktikum adalah 98,99%
d. Diameter luar gelas

No X ( cm ) ( x- ´x́ ) ( x- x́ )2
1 5,76 -0,01 0,0001

15
2 5,81 0,04 0,0016
3 5,76 -0,01 0,0001
4 5,76 -0,01 0,0001
5 5,76 -0,01 0,0001
0,002

 Menghitung rata – rata ( x́ )


Diketahui :
X1 = 5,76 cm
X2 = 5,81 cm
X3 = 5,76 cm
X4 = 5,76 cm
X5 = 5,76 cm
n=5
Ditanya :
x́ = . . .?
Jawab :
xi 5,76+5,81+5,76+5,76+5,76
x́ = ∑ = = 5,77 cm
n 5
Jadi nilai rata-ratanya adalah 5,77 cm
 Menghitung standar deviasi ( SD )
Diketahui :
∑ ¿¿ = 0,002 cm
n=5
Ditanya :
SD = . . .?
Jawab :
SD = √ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿

0,002
=
√ 5−1
= 0,022

16
Jadi nilai standar deviasinya adalah 0,022

 Menghitung nilai rentang pengukuran ( NP )


Diketahui :
x́ = 5,77 cm
SD = 0,022
Ditanya :
NP = . . .?
Jawab :
NP = x́ ± SD
NP1 = 5,77 – 0,022 = 5,748
NP2 = 5,77 + 0,022 = 5,792
Jadi nilai rentang pengukurannya adalah 5,748 sampai dengan 5,792
 Menghitung nilai kesalahan relatif ( % KR )
Diketahui :
SD = 0,022
x́ = 5,77 cm
Ditanya :
% KR = . . . ?
Jawab :
SD
% KR = X 100 %

0,022
= X100 %
5,77
= 0,38 %
Jadi nilai ptesentase kesalahannya adalah 0,38 %
 Menghitung nilai keberhasilan praktikum ( % KP )
Diketahui :
% KR = 0,38 %
Ditanya :
%KP = . . .?
Jawab :

17
%KP = 100 % - % KR
= 100 % - 0,38%
= 99,62%

Jadi nilai presentase keberhasilannya adalah 99,62%

e. Diameter kelereng

No X ( cm ) ( x- x́ ) ( x- x́ )2
1 1,61 -0,003 0,000009
2 1,61 -0,003 0,000009
3 1,625 0,012 0,000144
4 1,61 -0,003 0,000009
5 1,61 -0,003 0,000009
0,00018

 Menghitung rata- rata ( x́ )


Diketahui :
X1 = 1,61 cm
X2 = 1,61 cm
X3 = 1,625 cm
X4 = 1,61 cm
X5 = 1,61 cm
n=5
Ditanya :
x́ = . . .?
Jawab :
xi 1,61+1,61+1,625+1,61+1,61
x́ = ∑ = = 1,613 cm
n 5
Jadi nilai rata-ratanya adalah 1,613 cm
 Menghitung standar deviasi ( SD )
Diketahui :

18
2
∑ ¿¿ = 0,00018 cn
n=5
Ditanya :
SD = . . .?
Jawab :
SD = √ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿

0,00018
=
√ 5−1
= 0,0067

Jadi nilai standar deviasinya adalah 0,0067

 Menghitung nilai rentang pengukuran ( NP )


Diketahui :
x́ = 1,613 cm
SD = 0,0067
Ditanya :
NP = . . .?
Jawab :
NP = x́ ± SD
NP1 = 1,613 – 0,0067 = 1,6
NP2 = 1,613+ 0,0067 = 1,62
Jadi nilai rentang pengukurannya adalah 1,6 sampai dengan 1,62
 Menghitung nilai kesalahan relatif ( % KR )
Diketahui :
x́ = 1,613 cm
SD = 0,0067

19
Ditanya :
% KR = . . . ?
Jawab :
SD
% KR = X 100 %

0,0067
= X100 %
1,613
= 0,42 %
Jadi nilai presentase kesalahan praktikum adalah 0,42 %
 Menghitung nilai keberhasilan praktikum ( % KP )
Diketahui :
% KR = 0,42 %
Ditanya :
%KP = . . . ?
Jawab :
%KP = 100 % - % KR
= 100 % - 0,42%
= 99,58%
Jadi nilai presentase keberhasilannya adalah 99,58%
f. Kedalaman gelas

( x-
No X ( cm ) x̅ ) ( x- ´x́ )2
1 7,74 0,021 0,000441
2 7,74 0,021 0,000441
3 7,74 0,021 0,000441
4 7,635 -0,105 0,011
5 7,74 0,021 0,000441
0,013

 Menghitung rata - rata ( ´x́)


Diketahui :
X1 = 7,74 cm

20
X2 = 7,74 cm
X3 = 7,74 cm
X4 = 7,635 cm
X5 = 7,74 cm
n=5
Ditanya :
´x́ = . . . ?

Jawab :

´x́ = ∑ x = 7,74+7,74+ 7,74+7,635+7,74 = 7,719 cm


n 5
Jadi nilai rata-ratanya adalah 7,719 cm
 Menghitung standar deviasi ( SD )
Diketahui :
( x- ´x́ )2 = 0,043 cm2
Ditanya :
Jawab :
SD = √ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿

0,043
=
√ 5−1
= 0,057
Jadi nilai standar deviasinya adalah 0,057
 Menghitung nilai rentang pengukuran ( NP )
Diketahui :
´x́ = 7,719 cm
SD = 0,057
Ditanya :
NP = . . .?
Jawab :
NP = ´x́ ± SD
NP1 = 7,719 – 0,057 = 7,662
NP2 = 7,719+ 0,057 = 7,776

21
Jadi nilai rentang pengukurannya adalah 7,662 sampai dengan 7,776
 Menghitung nilai kesalahan relatif ( % KR )
Diketahui :
SD = 0,057
´x́ = 7,719 cm

Ditanya :
Jawab :
SD
% KR = ´ X 100 %

0,057
= X100 %
7,719
= 0,74 %
Jadi nilai kesalahannya adalah 0,74 %
 Menghitung nilai keberhasilan praktikum ( % KP )
Diketahui :
% KR = 0,74 %
Ditanya :
%KP = . . .?
Jawab :
%KP = 100 % - % KR
= 100 % - 0,74%
= 99,26%

2. Mikrometer sekrup
a. Tebal logam perak

No X ( mm ) ( x- ´x́ ) ( x- x́ )2
1 2,49 0,024 0,000576
2 2,41 -0,056 0,003136
3 2,48 0,014 0,000196
4 2,47 0,004 0,000016
5 2,48 0,014 0,000196
0,00412

22
 Menghitung rata - rata ( ´x́)
Diketahui :
X1 = 2,49 mm
X2 = 2,41mm
X3 = 2,48 mm
X4 = 2,47 mm
X5 = 2,48 mm
n=5
Ditanya :
´x́ = . . .?

Jawab :

´x́ = ∑ x = 2,49+2,41+2,48+2,47+2,48 = 2,466 mm


n 5
Jadi nilai rata-ratanya adalah 2,466 mm
 Menghitung standar deviasi ( SD )
Diketahui :
( x- ´x́ )2 = 0,00412 mm
n=5
Ditanya :
SD = . . .?
Jawab :
SD = √ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿

0,00412
=
√ 5−1
= 0,032

Jadi nilai standar deviasinya adalah 0,032

 Menghitung nilai rentang pengukuran ( NP )


Diketahui :
´x́ = 2,466 mm
SD = 0,032

23
Ditanya :
NP = . . .?
Jawab :
NP = ´x́ ± SD
NP1 = 2,466 – 0,032 = 2,434
NP2 = 2,466+ 0,032 = 2,498
Jadi nilai rentang pengukurannya adalah 2,434 sampai dengan 2,498
 Menghitung nilai kesalahan relatif ( % KR )
Diketahui :
SD = 0,032
´x́ = 2,466 mm

Ditanya :
% KR = . . .?
Jawab :
sd
% KR = ´ X 100 %

0,032
= X100 %
2,466
= 0,013 %
 Menghitung nilai keberhasilan praktikum ( % KP )
Diketahui
% KR : 0,013
Ditanya :
%KP:.............?
Jawab:
%KP = 100 % - % KR
= 100 % - 0,013%
= 99, 987%
b. Tebal logam kuningan

No X ( mm ) ( x- ´x́ ) ( x- x́ )2
1 2,47 -0,01 0,0001

24
2 2,49 0,01 0,0001
3 2,47 -0,01 0,0001
4 2,49 0,01 0,0001
5 2,48 0 0
0,0004

 Menghitung rata - rata ( ´x́)


Diketahui:
X1= 2,47 mm
X2= 2,39 mm
X3= 2,47 mm
X4= 2,49 mm
X5= 2,48 mm
n=5
Ditanya:
´x́ = . . .?

Jawab:

´x́ = ∑ x = 2,47+2,49+2,47+2,49+ 2,48 = 2,48 mm


n 5

 Menghitung standar deviasi ( SD )


Diketahui :
( x- ´x́ )2 = 0,0004
n=5
Ditanya :
SD = . . .?
Jawab :

SD =
√ ∑
(x−x́ )2
n−1
0,0004
=
√ 5−1
= 0,01
 Menghitung nilai rentang pengukuran ( NP )

25
Diketahui :
´x́ = 2,48 mm
SD = 0,01
Ditanya :
NP = . . .?
Jawab :
NP = ´x́ ± SD
NP1 = 2,48 – 0,01 = 2,47
NP2 = 2,48+ 0,01 = 2,49
 Menghitung nilai kesalahan relatif ( % KR )
Diketahui :
SD = 0,01
´x́ = 2,48 mm

Ditanya :
% KR = . . .?
Jawab :
SD
% KR = ´ X 100 %
´x́
0,01
= X100 %
12,48
= 0,4 %
 Menghitung nilai keberhasilan praktikum ( % KP )
Diketahui
% KR : 0,4%
Ditanya :
%KP:.............?
Jawab:
%KP = 100 % - % KR
= 100 % - 0,4%
= 99,6%
c. Diameter kelereng

26
No X ( mm ) ( x- ´x́ ) ( x- x́ )2
1 16,12 0,012 0,000144
2 16,11 0,002 0,000004
3 16,10 -0,008 0,000064
4 16,10 -0.008 0,000064
5 16,11 0,002 0,000004
0,00028

 Menghitung rata - rata ( x́ )


Diketahui:
X1= 16,12
X2= 16,11
X3= 16,10
X4= 16,10
X5= 16,11
n=5
Ditanya:
´x́ = . . .?

Jawab:
x 16,12+16,11 +116,10+16,10+16,11
x́= ∑ = = 16,108 mm
n 5

 Menghitung standar deviasi ( SD )


Diketahui :
( x- ´x́ )2 = 0,00412 mm2
n=5
Ditanya :
SD = . . .?
Jawab :

SD =
√ ∑
(x−x́ )2
n−1
0,00028
=
√ 5−1

27
= 0,0084
 Menghitung nilai rentang pengukuran ( NP )
Diketahui :
´x́ = 16,108 mm
SD = 0,0084
Ditanya :
NP = . . .?
Jawab :
NP = ´x́ ± SD
NP1 = 16,108 – 0,0084 = 16,09
NP2 = 16,108+ 0,0084 = 16, 12
 Menghitung nilai kesalahan relatif ( % KR )
Diketahui :
SD = 0,0084
´x́ = 16,108 mm

Ditanya :
% KR = . . .?
Jawab :
SD
% KR = ´ X 100 %
´x́
0,0084
= X100 %
16,108
= 0,052 %
 Menghitung nilai keberhasilan praktikum ( % KP )
Diketahui :
% KR = 0,052%
Ditanya :
%KP =.............?
Jawab:
%KP = 100 % - % KR
= 100 % - 0,052%

28
= 99,95%

G. PEMBAHASAN
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu yang diukur
menggunakan alat ukur dengan suatu satuan. Sebagai contoh untuk
mengukur jarak antara dua titik, perlui dibandingkan jarak itu dengan satuan
setandar misalnya meter. Sebagai contoh jika dalam suatu pengukuran suatu
jarak tetentu adalah 35 meter artinya jaraknya adalah 35 kali panjang meter
satuan, dan meter standar sesuai dengan jarak itu sebanyak 35 kali.
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan mengenai alat ukur di
mana pada percoibaan tersebut diharapkan mampu memahami bagian
bagian, fungsi, serta cara menghitung skala yang ditunjukkan ternyata
terdapat perbedaan penting antara alat ukur jangka sorong dengan
mikrometer sekrup. Pada alat ukur jangka sorong skala nonius digeser
dengan cara digerakan / ditarik sedangkan pada mikrometer sekrup diputar
selubung luarnya. Terdapat dua rahang pada alat ukur yaitu rahang tetap
atau rahang geser. Pada jangka sorong rahang tetapnya tertera skala utama
di mana 10 skala utama panjangnya 1 cm, dan rahang gesernya tertera 10
skala nonius panjangnya 0,9cm. Sehingga pada beda panjang skala utama
dengan skala nonius 0,01cm. Sehingga dapat kami simpulkan bahwa skala
terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm. Ketelitian dari jangka dapat
dihitung dari skala terkecilnya, yaitu setengah dikali dengan skala
terkecilnya yaitu 0,05 mm. Kami menggunakan jangka sorong untuk
mengukur diameter logam perak, diametrer logam kuningnan, diameter luar
gelas, diameter kelereng, dan kedalaman gelas.
Pada percobaan mengukur menggunakan mikrometer terdapat
perbedaan hasil jika dibandingkan dengan menggunakan jangka sorong nilai
nilai yang dihasilkan pada mikrometer sekrup lebih teliti dengan munculnya
angka angka yang lebih sampai batas ketelitian 0,005mm. Nilai ini jauh
lebih kecil jika dibandingkan dengan jangka sorong. Ketika kami memutar
selubung luar mikrometer sekrup lengkap satu kali, terlihat rahang geser

29
dan selubung luarnya maju atau mundur 0,5 mm karena selubung luarnya
memiliki 50 skala maka satu skala pada selubung luarnya kami samakan
dengan jarak maju atau mundur rahang geser sejauh 0,5 mm per 50 yaitu
0,01mm. Jadi kami simpulkan bahwa skala terkecil mikrometer sekrup 0,01
mm. Sedangkan ketelitian setengah dikali dengan skala terkecilnya yaitu
0,005 mm.
Setiap melakukan pengukuran selalu ada kesalahan baik itu berupa
kesalahan mengukur maupun alat ukur. Dengan kata lain tidak mungkin
kami memperoleh nilai benar x0 untuk setiap percoban melainkan selalu
tedapat ketidakpastian. Sebagai contoh diameter logam perak yang kami
ukur dengan jangka sorong adalah 2,81 cm, 2,81 cm, 2,72cm, 2,72cm,
2,81cm. Dari kelima percoban terjadi perbadaan nilai pengukuran.
Terjadinya vaiasi nilai pengukuran ini diakibatkan karena alat ukur atau
kami yang membaca alat ukur tidak teliti. Tidak menutup kemungkinan
ketika kami mungukur diameter logam rahang geser bergerak sekalipun
pengunci ditekan. Pergeseran rahang dari jangka sorong akan
mempengaruhi nilai pengukuran walwupun pergeserannya sangat kecil ,
selain itu ketika kami membaca alat ukur bisa jadi terjadi kesalahan arah
pandang ketikamembaca skala nonius dan utama pada jangka sorong
sehingga dapat juga mempengaruhi hasil pengukuran.
Pada pengukuran menggunakan mikrometer sekrup terdapat juga
kesalahan kesalahan enguikuran yang menghasilkan nilai nilai yang
bervariasi sama seperti pada janmgka sorong. Kesalahan ini bisa dilihat dari
hasil pengukuran tebal logam dan diameter kelereng. Nilai nilainya
bervariasi misalnya pada pengukuran tebal logam perak nilainya adalah
2,49; 2,48; 2,41; 2,48; 2,47; 2,48. Nilainya berbeda karena permukaan
logam yang tidak rata atau selubung luar dari mikrometer agak longgar,
sehingga selubung masih bisa diputar sekalipun sudah diputar dengan kuat.
Kesalahan kesalahan yang terjadi pada jangka sorong dan mikrometer
sekrup tersebut mengakibatkan keberhasilan praktikum di bawah 100%.
Namun semua hasil praktikum kami mendekati nilai 100%, artinya pada

30
pengukuran ini sedikit presentase kesalahan praktikum kami. Pada
percobaan menggunakan jangka sorong, keberhasilkan praktuikum untuk
diameter logam perak 98.32%, untuk diameter logam kuningan 97,69%,
untuk diameter dalam gelas 98,99%, dan kedalaman gelas 99,26%.
Sedangkan pada mikrometer keberhasilan praktikum untuk tebal logam
perak 99,987%, tebal logam kuningan 99,6 %, dan diameter kelereng
99,95%.

H. KESIMPULAN DAN SARAN


a. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan praktikum, hasil pengamatan, dan analisis data
dapat disimpulkan beberapa hal sbb:
1. setiap alat ukur selalu memiliki ketidakpastian;
2. skala terkecil untuk alat ukur mikrometer sekrup lebih kecil dari alat
ukur jangka sorong;
3. ketelitian alat ukur mikrometer sekrup lebih tinggi dari pada alat ukur
jangka sorong;
4. faktor faktor yang mengakibatkan terjadinya kesalahan di antaranya
kesdalahan kalibrasi, kesalahan titik nol, kesalahan paralaks, faktor
lingkungan, dan keterampilan pengamat;
5. keberhasilan praktikum kami untuk jangka sorong 98,23 untuk
diameter logam perak, 97,6% untuk logam kuningan, 98,99% untuk
diameter dalam gelas, 99,62% untuk diameter dalam gelas, 98,58%
untuk diameter klereng, dan 99,26% untuk kedalaman gelas.
6. keberhasilan praktikum kami untuk mikrometer sekrup 99,987% ,
untuk tebal logam perak ,99,6 % untuk logam kuningan , 9995% untuk
diameter kelereng.
b. Saran
Sebaiknya respon awal yang diberikan setara dengan waktu yang
disediakan untuk menjawab soal.

31

Anda mungkin juga menyukai