A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
B. LANDASAN TEORI
1
intertnasional. Selain itu standar tersebut haruslah praktis dan mudah
diproduksi ulang di manapun di dunia ini. Sistem standar nasional ini sudah
ada, dan sekarang dikenal dengan sistem internasional (SI) ( Purnomo, 2008:
15).
Di antara sekian banyak alat ukur yang dikenal terdapat dua alat ukur
panjang dengan ketelitian yang cukup yang paling umum dikenal yaitu jangka
sorong dan mikroimeter sekrup. Jangka sorong umumnya digunakan untuk
mengukur diameter benda. Jangka sorong terdiri atas 2 bagian: rahang tetap
dabn rahang geser dan memiliki skala utama dan skala nonius. Skala terkecil
jangka sorong adalah 0,1 mm dengan nilai ketelitian 0,05mm yaitu nilai dari
setengah dari skala terkecilnya. Jangka sorong banyak digunakan oleh manusia
untuk mengukur diameter kelereng, atau tebal keping logam, namun jangka
sorong masih kurang akurat jika digunakan untuk mengukur tebal pelat seng
atau tebal selembar kertas, untuk itu digunakan alat yang lebih akurat yaitu alat
ukur mikrometer sekrup . mikrometer sekrup memiliki skala nonius dan skala
utama sama seperti pada jangka sorong, tetapi bentuknya berbeda. Pada
mikrometer sekrup skala utama ada di selubung yang bergeser, sedangkan
sekala nonius ada pada selubung luar. Ketelitian dari jangka sorong adalah
0,005mm dengan skala terkecil 0,01mm. Bagian- bagian jangka sorong dan
mikrometer sekrup dapat diliihat pada gambar di bawah ini:
2
Keterangan:
Perbedaan utama dari kedua alat ukur ini yaitu pada mikrometer sekrup skala
nonius digeser dengan cara diputar sedangkan pada jangka sorong dengan cara
ditarik .
Kesalahan atau error adalah penyimpangan nilai yang diukur dari nilai
benar x0. Ada tiga macam kesalahan yang umum ditemukan: kesalahan umum
(keteledoran), kesalahan acak, dan kesalahan sistematis. Keteledoran
umumnya disebabkan oleh pengamat yang kurang terampil menggunakan alat
ukur, kesalahan acak disebabkna adanya fluktuasi-fluktuasi yang sangat halus
pada pengukuran yang menghasilkan simpangan yang tidak dapat diprediksi
nilai benar xo. Kesalahan sistematis adalah kumpulan acak bacaan hasil ukur
3
yang distribusi secara konsisten di sekitar nilai rata-rata yang cukup berbeda
dengan nilai sebenarnya. Kesalahan sitematis dapat diprediksi dan dihilangkan.
Penyebab kesalahan dalam pengukuran biasanya terjadi karena kesalahan arah
pandang membaca nilai skala, kesalahan titik nol, Kesalahan kalibrasi, serta
kesalahan komponen-komponen lain seperti melemahnya pegas yang di
gunakan atau terjadinya gesekan-gesekan antara jarum dengan skala ( Jewett,
2009: 3).
D. CARA KERJA
1. Jangka sorong
a. membuka rahang jangka sorong dengan menggeser rahang geser sekira-
kira logam perak dapat di ukur diameternya;
b. mengambil logam perak dan menjepitnya di bagian rahang yang
terbuka;
c. meneken rahang geser sampai logam perak diam pada rahang atau tidak
terbuka;
d. mengunci rahang geser jangka sorong agar rahang tidak bergeser;
4
e. membaca skala yang terlihat pada jangka sorong baik skala noniusnya
maupun skala utamanya;
f. mengulangi langkah-langkah di atas sebanyak 5 kali percobaan;
g. mengulangi semua langkah - langkah di atas dengan mengganti bahannya
yakni logam kuningan, kelereng, dan gelas plastik.
2. Mikrometer sekrup
a. menggeser rahang geser sekira- kira setebal logam perak yang akan
diukur;
b. menjepit logam perak pada rahang yang terbuka;
c. menguatkan jepitan rahang geser sampai logam perak diam pada rahang
atau tidak bergerak;
d. mengunci rahang agar tidak bergeser;
e. membaca skala yang terbaca;
f. mengulangi semua langkah di atas sampai lima kali prcobaan;
g. mengulangi langkah di atas dengan mengganti bahan dengan logam
kuningan serta kelereng;
h. mencatat dalam tabel hasil pengamatan tersebut.
5
E. HASIL PENGAMATAN
a. Tabel Bagian dan fungsi jangka sorong dan mikrometer sekrup
6
Mikrometer sekrup Fungsi
1. Anvil 1. sbagai landasan
penahan beban ketika
ditekan oleh sepindel
2. Spindle 2. menekan benda yang
diukur sehingga benda
tepat berada di antara
anvil dan spindle
3. Skala nonius 3. untuk meningkatkan
Thimble ketelitian hasil
pembacaan alat ukur
4. Lock 4. sebagai pengunci
spindle agar tidak
beergerak ketika
mengukur
5. Sleeve 5. tempat skala utama
6. Ratcket knob 6. memajukan dan
memundurkan spindle
1. Jangka sorong
7
No Diameter dalam Diameter luar gelas(cm)
gelas((cm)
1 6.21 5.76
2 6.24 5.81
3 6.26 5.76
4 6.27 5.76
5 6.27 5.76
2. Mikromoter sekrup
No Diameter kelereng(mm)
1 16.12
2 16.11
3 16.10
4 16.10
5 16.11
8
F. ANALISIS DATA
1. Jangka sorong
a. Diameter uang logam perak
No X ( cm ) ( x- x́ ) ( x- x́ )2
1 2,81 0,036 0,0013
2 2,81 0,036 0,0013
3 2,72 -0,054 0,0029
4 2,72 -0,054 0,0029
5 2,81 0,036 0,0013
9
SD = √ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿
0,0097
=
√ 5−1
= 0,049
Jadi nilai standar deviasinya adalah 0,049
Menghitung rentang nilai pengukuran (NP)
Diketahui :
x́ = 2,774 cm
SD = 0,049
Ditanya :
NP = . . . ?
Jawab :
NP = x́ ± SD
NP1 = 2,774 – 0,049 = 2,725
NP2 = 2,774 + 0,049 = 2,823
Jadi nilai rentang pengukurannya adalah 2,725 sampai dengan 2,823
Menghitung persentase kesalahan relatif ( % KR )
Diketahui :
SD = 0,049
x́ = 2,774 cm
Ditanya :
% KR = . . . ?
Jawab :
SD
% KR = X 100 %
x́
0,049
= X100 %
2,774
= 1,77 %
Jadi nilai presentase kesalahan relatifnya adalah 1,77 %
10
Diketahui :
% KR = 1,77 %
Ditanya :
%KP = . . . ?
Jawab :
%KP = 100 % - % KR
= 100 % - 1,77%
=98,23%
Jadi nilai keberhasilan praktikumnya adalah 98,23%
b. Diameter uang logam kuningan
No X ( cm ) ( x- x́ ) ( x- x́ )2
1 2,42 0,04 0,0016
2 2,42 0,04 0,0016
3 2,32 -0,06 0,0036
4 2,42 0,04 0,0016
5 2,32 -0,06 0,0036
0,012
11
Menghitung standar deviasi ( SD )
Dikrtahui :
2
∑ ¿¿ = 0,12 cm
n=5
Ditanya :
SD = . . . ?
Jawab :
SD = √ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿
0,012
=
√ 5−1
= 0,055
Menghitung nilai rentang pengukuran ( NP )
Diketahui :
x́ = 2,38 cm
SD = 0,055
Ditanya :
NP = . . . ?
Jawab :
NP = x́ ± SD
NP1 = 2,38 – 0,055 = 2,325
NP2 = 2,38 + 0,055 = 2,435
Jadi nilai rentang pengukurannya adalah 2,325 sampai dengan 2,435
Menghitung nilai kesalahan relatif ( % KR )
Diketahui :
SD = 0,055
x́ = 2,38 cm
Ditanya :
% KR = . . .?
Jawab :
SD
% KR = X 100 %
x́
12
0,055
= X100 %
2,38
= 2,31 %
Jadi nilai presentase kesalahan relatifnya adalah 2,31 %
Menghitung nilai keberhasilan praktikum ( % KP )
Dikrtahui :
% KR = 2,31 %
Ditanya :
%KP = . . .?
Jawab :
%KP = 100 % - % KR
= 100 % - 2,31%
= 97,69%
Jadi nilai presentase keberhasilannya adalah 97,69%
No X ( cm ) ( x- ´x́ ) ( x- x́ )2
1 6,12 -0,11 0,0121
2 6,24 0,01 0,0001
3 6,26 0,03 0,0009
4 6,27 0,04 0,0016
5 6,27 0,04 0,0016
0,0163
13
X2 = 6,24 cm
X3 = 6,26 cm
X4 = 6,27 cm
X5 = 6,27 cm
n=5
Ditanya :
x́ = . . . ?
Jawab :
x́ =
∑ x = 6,12+ 6,24+6,26+ 6,27+6,27 = 6,23 cm
n 5
Jadi nilai rata-ratanya adalah 6,23 cm
Menghitung standar deviasi ( SD )
Diketahui :
2
∑ ¿¿ 0,0163 cm
n=5
Ditanya :
SD = . . .?
Jawab :
SD = √ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿
0,0163
=
√ 5−1
= 0,063
Jadi nilai standar deviasinya adalah 0,063
Menghitung nilai rentang pengukuran ( NP )
Diketahui :
SD = 0,063
x́ = 6,23
Ditanya :
NP = . . .?
Jawab :
NP = x́ ± SD
14
NP1 = 6,23 – 0,063 = 6,167
NP2 = 6,23 + 0,063 = 6,293
Jadi nilai rentang pengukurannya adalah 6,167 sampai dengan 6,293
Menghitung nilai kesalahan relatif ( % KR )
Diketahui :
SD = 0,063
x́ = 6,23 cm
Ditanya :
% KR = . . .?
Jawab :
SD
% KR = ´ X 100 %
x́
0,063
= X100 %
6,23
= 1,01 %
Jadi nilai standar deviasinya adalah 1,01 %
No X ( cm ) ( x- ´x́ ) ( x- x́ )2
1 5,76 -0,01 0,0001
15
2 5,81 0,04 0,0016
3 5,76 -0,01 0,0001
4 5,76 -0,01 0,0001
5 5,76 -0,01 0,0001
0,002
0,002
=
√ 5−1
= 0,022
16
Jadi nilai standar deviasinya adalah 0,022
17
%KP = 100 % - % KR
= 100 % - 0,38%
= 99,62%
e. Diameter kelereng
No X ( cm ) ( x- x́ ) ( x- x́ )2
1 1,61 -0,003 0,000009
2 1,61 -0,003 0,000009
3 1,625 0,012 0,000144
4 1,61 -0,003 0,000009
5 1,61 -0,003 0,000009
0,00018
18
2
∑ ¿¿ = 0,00018 cn
n=5
Ditanya :
SD = . . .?
Jawab :
SD = √ ∑ ¿ ¿ ¿ ¿
0,00018
=
√ 5−1
= 0,0067
19
Ditanya :
% KR = . . . ?
Jawab :
SD
% KR = X 100 %
x́
0,0067
= X100 %
1,613
= 0,42 %
Jadi nilai presentase kesalahan praktikum adalah 0,42 %
Menghitung nilai keberhasilan praktikum ( % KP )
Diketahui :
% KR = 0,42 %
Ditanya :
%KP = . . . ?
Jawab :
%KP = 100 % - % KR
= 100 % - 0,42%
= 99,58%
Jadi nilai presentase keberhasilannya adalah 99,58%
f. Kedalaman gelas
( x-
No X ( cm ) x̅ ) ( x- ´x́ )2
1 7,74 0,021 0,000441
2 7,74 0,021 0,000441
3 7,74 0,021 0,000441
4 7,635 -0,105 0,011
5 7,74 0,021 0,000441
0,013
20
X2 = 7,74 cm
X3 = 7,74 cm
X4 = 7,635 cm
X5 = 7,74 cm
n=5
Ditanya :
´x́ = . . . ?
Jawab :
0,043
=
√ 5−1
= 0,057
Jadi nilai standar deviasinya adalah 0,057
Menghitung nilai rentang pengukuran ( NP )
Diketahui :
´x́ = 7,719 cm
SD = 0,057
Ditanya :
NP = . . .?
Jawab :
NP = ´x́ ± SD
NP1 = 7,719 – 0,057 = 7,662
NP2 = 7,719+ 0,057 = 7,776
21
Jadi nilai rentang pengukurannya adalah 7,662 sampai dengan 7,776
Menghitung nilai kesalahan relatif ( % KR )
Diketahui :
SD = 0,057
´x́ = 7,719 cm
Ditanya :
Jawab :
SD
% KR = ´ X 100 %
x́
0,057
= X100 %
7,719
= 0,74 %
Jadi nilai kesalahannya adalah 0,74 %
Menghitung nilai keberhasilan praktikum ( % KP )
Diketahui :
% KR = 0,74 %
Ditanya :
%KP = . . .?
Jawab :
%KP = 100 % - % KR
= 100 % - 0,74%
= 99,26%
2. Mikrometer sekrup
a. Tebal logam perak
No X ( mm ) ( x- ´x́ ) ( x- x́ )2
1 2,49 0,024 0,000576
2 2,41 -0,056 0,003136
3 2,48 0,014 0,000196
4 2,47 0,004 0,000016
5 2,48 0,014 0,000196
0,00412
22
Menghitung rata - rata ( ´x́)
Diketahui :
X1 = 2,49 mm
X2 = 2,41mm
X3 = 2,48 mm
X4 = 2,47 mm
X5 = 2,48 mm
n=5
Ditanya :
´x́ = . . .?
Jawab :
0,00412
=
√ 5−1
= 0,032
23
Ditanya :
NP = . . .?
Jawab :
NP = ´x́ ± SD
NP1 = 2,466 – 0,032 = 2,434
NP2 = 2,466+ 0,032 = 2,498
Jadi nilai rentang pengukurannya adalah 2,434 sampai dengan 2,498
Menghitung nilai kesalahan relatif ( % KR )
Diketahui :
SD = 0,032
´x́ = 2,466 mm
Ditanya :
% KR = . . .?
Jawab :
sd
% KR = ´ X 100 %
x́
0,032
= X100 %
2,466
= 0,013 %
Menghitung nilai keberhasilan praktikum ( % KP )
Diketahui
% KR : 0,013
Ditanya :
%KP:.............?
Jawab:
%KP = 100 % - % KR
= 100 % - 0,013%
= 99, 987%
b. Tebal logam kuningan
No X ( mm ) ( x- ´x́ ) ( x- x́ )2
1 2,47 -0,01 0,0001
24
2 2,49 0,01 0,0001
3 2,47 -0,01 0,0001
4 2,49 0,01 0,0001
5 2,48 0 0
0,0004
Jawab:
SD =
√ ∑
(x−x́ )2
n−1
0,0004
=
√ 5−1
= 0,01
Menghitung nilai rentang pengukuran ( NP )
25
Diketahui :
´x́ = 2,48 mm
SD = 0,01
Ditanya :
NP = . . .?
Jawab :
NP = ´x́ ± SD
NP1 = 2,48 – 0,01 = 2,47
NP2 = 2,48+ 0,01 = 2,49
Menghitung nilai kesalahan relatif ( % KR )
Diketahui :
SD = 0,01
´x́ = 2,48 mm
Ditanya :
% KR = . . .?
Jawab :
SD
% KR = ´ X 100 %
´x́
0,01
= X100 %
12,48
= 0,4 %
Menghitung nilai keberhasilan praktikum ( % KP )
Diketahui
% KR : 0,4%
Ditanya :
%KP:.............?
Jawab:
%KP = 100 % - % KR
= 100 % - 0,4%
= 99,6%
c. Diameter kelereng
26
No X ( mm ) ( x- ´x́ ) ( x- x́ )2
1 16,12 0,012 0,000144
2 16,11 0,002 0,000004
3 16,10 -0,008 0,000064
4 16,10 -0.008 0,000064
5 16,11 0,002 0,000004
0,00028
Jawab:
x 16,12+16,11 +116,10+16,10+16,11
x́= ∑ = = 16,108 mm
n 5
SD =
√ ∑
(x−x́ )2
n−1
0,00028
=
√ 5−1
27
= 0,0084
Menghitung nilai rentang pengukuran ( NP )
Diketahui :
´x́ = 16,108 mm
SD = 0,0084
Ditanya :
NP = . . .?
Jawab :
NP = ´x́ ± SD
NP1 = 16,108 – 0,0084 = 16,09
NP2 = 16,108+ 0,0084 = 16, 12
Menghitung nilai kesalahan relatif ( % KR )
Diketahui :
SD = 0,0084
´x́ = 16,108 mm
Ditanya :
% KR = . . .?
Jawab :
SD
% KR = ´ X 100 %
´x́
0,0084
= X100 %
16,108
= 0,052 %
Menghitung nilai keberhasilan praktikum ( % KP )
Diketahui :
% KR = 0,052%
Ditanya :
%KP =.............?
Jawab:
%KP = 100 % - % KR
= 100 % - 0,052%
28
= 99,95%
G. PEMBAHASAN
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan sesuatu yang diukur
menggunakan alat ukur dengan suatu satuan. Sebagai contoh untuk
mengukur jarak antara dua titik, perlui dibandingkan jarak itu dengan satuan
setandar misalnya meter. Sebagai contoh jika dalam suatu pengukuran suatu
jarak tetentu adalah 35 meter artinya jaraknya adalah 35 kali panjang meter
satuan, dan meter standar sesuai dengan jarak itu sebanyak 35 kali.
Berdasarkan praktikum yang kami lakukan mengenai alat ukur di
mana pada percoibaan tersebut diharapkan mampu memahami bagian
bagian, fungsi, serta cara menghitung skala yang ditunjukkan ternyata
terdapat perbedaan penting antara alat ukur jangka sorong dengan
mikrometer sekrup. Pada alat ukur jangka sorong skala nonius digeser
dengan cara digerakan / ditarik sedangkan pada mikrometer sekrup diputar
selubung luarnya. Terdapat dua rahang pada alat ukur yaitu rahang tetap
atau rahang geser. Pada jangka sorong rahang tetapnya tertera skala utama
di mana 10 skala utama panjangnya 1 cm, dan rahang gesernya tertera 10
skala nonius panjangnya 0,9cm. Sehingga pada beda panjang skala utama
dengan skala nonius 0,01cm. Sehingga dapat kami simpulkan bahwa skala
terkecil pada jangka sorong adalah 0,1 mm. Ketelitian dari jangka dapat
dihitung dari skala terkecilnya, yaitu setengah dikali dengan skala
terkecilnya yaitu 0,05 mm. Kami menggunakan jangka sorong untuk
mengukur diameter logam perak, diametrer logam kuningnan, diameter luar
gelas, diameter kelereng, dan kedalaman gelas.
Pada percobaan mengukur menggunakan mikrometer terdapat
perbedaan hasil jika dibandingkan dengan menggunakan jangka sorong nilai
nilai yang dihasilkan pada mikrometer sekrup lebih teliti dengan munculnya
angka angka yang lebih sampai batas ketelitian 0,005mm. Nilai ini jauh
lebih kecil jika dibandingkan dengan jangka sorong. Ketika kami memutar
selubung luar mikrometer sekrup lengkap satu kali, terlihat rahang geser
29
dan selubung luarnya maju atau mundur 0,5 mm karena selubung luarnya
memiliki 50 skala maka satu skala pada selubung luarnya kami samakan
dengan jarak maju atau mundur rahang geser sejauh 0,5 mm per 50 yaitu
0,01mm. Jadi kami simpulkan bahwa skala terkecil mikrometer sekrup 0,01
mm. Sedangkan ketelitian setengah dikali dengan skala terkecilnya yaitu
0,005 mm.
Setiap melakukan pengukuran selalu ada kesalahan baik itu berupa
kesalahan mengukur maupun alat ukur. Dengan kata lain tidak mungkin
kami memperoleh nilai benar x0 untuk setiap percoban melainkan selalu
tedapat ketidakpastian. Sebagai contoh diameter logam perak yang kami
ukur dengan jangka sorong adalah 2,81 cm, 2,81 cm, 2,72cm, 2,72cm,
2,81cm. Dari kelima percoban terjadi perbadaan nilai pengukuran.
Terjadinya vaiasi nilai pengukuran ini diakibatkan karena alat ukur atau
kami yang membaca alat ukur tidak teliti. Tidak menutup kemungkinan
ketika kami mungukur diameter logam rahang geser bergerak sekalipun
pengunci ditekan. Pergeseran rahang dari jangka sorong akan
mempengaruhi nilai pengukuran walwupun pergeserannya sangat kecil ,
selain itu ketika kami membaca alat ukur bisa jadi terjadi kesalahan arah
pandang ketikamembaca skala nonius dan utama pada jangka sorong
sehingga dapat juga mempengaruhi hasil pengukuran.
Pada pengukuran menggunakan mikrometer sekrup terdapat juga
kesalahan kesalahan enguikuran yang menghasilkan nilai nilai yang
bervariasi sama seperti pada janmgka sorong. Kesalahan ini bisa dilihat dari
hasil pengukuran tebal logam dan diameter kelereng. Nilai nilainya
bervariasi misalnya pada pengukuran tebal logam perak nilainya adalah
2,49; 2,48; 2,41; 2,48; 2,47; 2,48. Nilainya berbeda karena permukaan
logam yang tidak rata atau selubung luar dari mikrometer agak longgar,
sehingga selubung masih bisa diputar sekalipun sudah diputar dengan kuat.
Kesalahan kesalahan yang terjadi pada jangka sorong dan mikrometer
sekrup tersebut mengakibatkan keberhasilan praktikum di bawah 100%.
Namun semua hasil praktikum kami mendekati nilai 100%, artinya pada
30
pengukuran ini sedikit presentase kesalahan praktikum kami. Pada
percobaan menggunakan jangka sorong, keberhasilkan praktuikum untuk
diameter logam perak 98.32%, untuk diameter logam kuningan 97,69%,
untuk diameter dalam gelas 98,99%, dan kedalaman gelas 99,26%.
Sedangkan pada mikrometer keberhasilan praktikum untuk tebal logam
perak 99,987%, tebal logam kuningan 99,6 %, dan diameter kelereng
99,95%.
31