TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
cairan tubuh dapat dilakukan dengan penimbangan berat badan yang rutin,
penilaian status volume cairan tubuh, pembatasan asupan air dan natrium, dan
pemberian diuretic.
atau disfungsi jantung yang merusak kemampuan ventrikel kiri (LV) untuk
mengisi atau memompa darah, terutama saat aktifitas fisik (NHFA , 2011).
2. Patofisiologi
7
8
karena tekanan meningkat. Hal ini menyebabkan hambatan vena pulmonari yang
(V.Ka) sehingga mengakibatkan gagal jantung kanan. Gagal jantung kanan dan
kiri ini disebut dengan CHF. Ketika jantung mulai gagal, tubuh mengaktifkan
Cardiac output dan oksigenasi organ vital. Hal ini termasuk peningkatan simpatik,
9
aktivasi Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS), natrium dan retensi air
ventrikular, hipertrofi jantung dan perubahan bentuk lumen ventrikel kiri (Dipiro,
2015).
CHF/ Gagal jantung bukanlah suatu keadaan klinis yang hanya melibatkan
satu sistem tubuh melainkan suatu sindroma klinik akibat kelainan jantung
tubuh. Gagal jantung ditandai dengan satu respon hemodinamik, ginjal, syaraf dan
hormonal yang nyata serta suatu keadaan patologik berupa penurunan fungsi
jantung. Salah satu respon hemodinamik yang tidak normal adalah peningkatan
tekanan pengisian (filling pressure) dari jantung atau preload. Respon terhadap
perifer dan hipertropi otot jantung. Kondisi ini juga menyebabkan aktivasi dari
mekanisme kompensasi tubuh yang akut berupa penimbunan air dan garam oleh
pompa tanpa terdapat depresi pada otot jantung intrinsik. Sebaliknya dapat pula
terjadi depresi otot jantung intrinsik tetapi secara klinis tidak tampak tanda-tanda
gagal jantung karena beban jantung yang ringan. Pada awal gagal jantung akibat
CO yang rendah, di dalam tubuh terjadi peningkatan aktivitas saraf simpatis dan
curah jantung yang selanjutnya terjadi penurunan tekanan darah dan penurunan
volume darah arteri yang efektif. Hal ini akan merangsang mekanisme
dilatasi jantung akan lebih menambah beban jantung sehingga terjadi gagal
ventrikel (dilatasi). Jantung yang berdilatasi tidak efisien secara mekanis (hukum
kongestif terjadi stagnasi aliran darah, embolisasi sistemik dari trombus mural,
sebagai salah satu etiologi CHF akan menurunkan aliran darah ke miokard yang
seperti emboli sistemik (emboli pulmo, jantung) dan keadaan yang telah
disebutkan diatas.
kontraktilitas jantung, yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari curah
jantung normal. Konsep curah jantung Cardiac output paling baik dijelaskan
mempertahankan curah jantung. Tapi pada gagal jantung dengan masalah utama
kerusakan dan kekakuan serabut otot jantung, volume sekuncup berkurang dan
1) Preload: setara dengan isi diastolik akhir yaitu jumlah darah yang mengisi
panjangnya
tingkat sel dan berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dan
kadar kalsium.
arteriole.
3. Etiologi
2) Aterosklerosis koroner
kontraktilitas menu
6) Faktor sistemik
kontraktilitas jantung.
terdiri atas :
kekurangan gizi, deplesi kalsium dan kalium, induksi obat, idiopatik. Juga
ventrikel kiri.
14
4. Faktor Resiko
aktifitas, diabetes melitus dan stress merupakan faktor resiko utama CHF/
faktor
5. Klasifikasi
informasi tentang klasifikasi atau tingkatan dari gagal jantung. ACCF / AHA
gejala
C Gagal jantung yang III Terdapat batasan aktifitas bermakna.
atau sesak
D Gagal jantung refrakter IV Tidak dapat melakukan aktifitas fisik
melakukan aktifitas
penampilan jantung.
16
dyspnea.
3) Gejala susunan saraf pusat berupa insomnia, sakit kepala, mimpi buruk
sampai delirium.
atau deep venous thrombosis dan emboli paru atau EP) dan emboli sistemik
warfarin.
dosis ditinggikan.
dengan
a. Sesak nafas saat beraktifitas muncul pada sebagian besar pasien, awalnya sesak
dengan aktifitas berat, tetapi kemudian berkembang pada tingkat berjalan dan
Hal ini menunjukkan bahwa gejala lebih cenderung disebabkan oleh CHF/
cenderung disebabkan oleh CHF/ gagal jangtung, tetapi sebagian besar pasien
diinduksi ACEi.
c. Kelelahan dan kelemahan mungkin jelas terlihat, tetapi umum pada kondisi
yang lain.
9. Diagnosis
Pertimbangkan diagnosis HF pada pasien dengan tanda dan gejala yang khas.
Sebuah riwayat dan pemeriksaan fisik dengan pengujian laboratorium yang sesuai
lengkap, elektrolit serum (termasuk kalsium dan magnesium), ginjal, hati, dan tes
fungsi tiroid, urinalisis, profil lipid, dan A1C. B-type natriuretic peptide (BNP)
miokardium, atau katup jantung dan mengukuran fraksi ejeksi ventrikel kiri
farmakologis.
dan istirahat
19
resiko (stage A), mengobati struktural penyakit jantung (stage B), dan
gejala gagal jantung, namun beresiko tinggi mengalami gagal jantng. Pasien yang
faktor resiko tersebut, perlu mengontrol tekanan darah, mengontrol kadar gula
namun belum menunjukkan gejala penyakit gagal jantung. Pada stage ini terapi
tekanan darah.
Sesak nafas dan kelelahan akan terjadi saat beraktifitas. Pada stage ini, diet
rendah natrium, menghentikan rokok dan alkohol merupakan bagian dari terapi.
muncul saat istirahat dan sulit disembuhkan meskipun dengan terapi maksimal.
1. Aktifitas fisik
Aktivitas fisik secara teratur sekarang sangat disarankan untuk pasien dengan
CHF. Aktifitas fisik harus disesuaikan dengan kapasitas individu seperti berjalan,
bersepeda, angkat besi ringan dan latihan peregagan. Pasien dapat berjalan dirumah
2. Nutrisi
Pasien yang kelebihan berat badan meningkatkan kerja jantung baik selama
aktifitas fisik dan kehidupan sehari-hari. Penurunan berat badan dapat meningkatkan
toleransi aktifitas fisik dan kualitas hidup, dianjurkan pada pasien yang melebihi
Asupan lemak jenuh harus dibatasi pada semua pasien, terutama yang menderita
jantung koroner. Diet tinggi serat dianjurkan untuk menghindari mengejan yang dapat
garam sampai 3 gram perhari untuk mengontrol volume cairan ekstraseluler. Pasien
dengan gejala sedang sampai berat dianjurkan membatasi asupan garam 2 gram
perhari. Pasien yang menderita gagal jantung akibat alkohol harus menghindari
ventrikel kiri (LV). Asupan alkohol tidak melebihi 10-20 gram sehari. Pasien dengan
C. Terapi Farmakologi
fungsi sistolik. Efek samping utama ACE inhibitor adalah batuk (hingga
2. Diuretik
(paru dan edema perifer) atau dilatasi jantung (Alldredge et al., 2013). Diuretik
merupakan satu-satunya obat yang digunakan pada terapi gagal jantung yang dapat
mengatasi retensi cairan gagal jantung. Penggunaan diuretik yang tepat merupakan
kunci keberhasilan obat lain yang digunakan pada gagal jantung. Penggunaan
diuretik dosis rendah yang tidak tepat mengakibatkan retensi cairan dan
hemat kalium bekerja pada tubulus distal. Loop diuretik paling banyak digunakan
tidak terkait efek samping batuk kering yang muncul pada ACE inhibitor.
dan mortalitas pada pasien gagal jantung yang menerima ACE inhibitor, namun
tidak dapat digunakan pada gagal jantung setelah infark miokard akut.
4. Angiotensin Aldosteron
harus dihindari pada pasien dengan gangguan ginjal, memburuknya fungsi ginjal,
pada kalium tinggi hingga normal atau riwayat hiperkalemia berat. Spironolakton
5. Beta Bloker
secara signifikan terbukti bermanfaat dalam jangka panjang pada gagal jantung
perkembangan CHF pada pasien dengan gangguan fungsi ventrikel jika diberikan
mengurangi angka kematian pada pasien gagal jantung sistolik (Dipiro, 2015).
6. Digoksin
pasien gagal jantung, mungkin dengan mengurangi aliran simpatis pusat dan
digunakan untuk konsep yang sama, seperti kesalahan pengobatan. Kesalahan merujuk
pada proses yang dapat menyebabkan masalah. DRP dapat berasal ketika meresepkan,
D. Intervensi keperawatan :
samping.
ringan sampai berat dengan diikuti fase istirahat. Pasien sebaiknya melakukan
dengan tanda dan gejala gagal jantung. Hal ini dikarenakan memberi
dengan keadaan fungsional jantungnya. Pada gagal jantung yang berat (kelas
fungsional I), kegiatan fisiknya harus sangat dibatasi bahkan dilarang sama
b. Manajemen stress
mengurangi dan mencegah cemas dengan teknik relaksasi, dan istirahat yang
adekuat sehingga mereka cenderung sesak nafas dan gelisah.Pada pasien gagal
jantung kongestif, cemas dan perilaku koping yang kurang baik akan dapat
cepat dan tidak patuh dalam pengobatan sehingga penyakitnya tidak kunjung
terjadi halusinasi
sebagai akibat dari tingkat sirkulasi oksigen yang tidak adekuat dan stagnasi
darah di jaringan perifer. Lakukan latihan harian ringan sesuai yang dapat
perifer. Oksigenasi yang adekuat dan diuresis yang sesuai juga dapat
28
Myers et. al (2009), dengan judul ’pengaruh latihan terhadap pemulihan laju
menghasilkan pemulihan laju jantung (heart rate recovery) yang lebih cepat
termasuk dalam meningkatkan kerja berbagai fungsi organ tubuh, dan jantung
Manfaat olahraga atau latihan fisik saat ini bisa didapat melalui
terapi yang wajib dijalani para pasien yang telah menjalani operasi jantung
adalah olahraga. Hal itu bisa dilihat dari aktivitas yang dilakukan pasien di
pernah dinyatakan oleh dokter menderita gagal jantung kronik jangan ragu
telah terjadi.
d. Manajemen cairan
ringan sampai sedang tidak terlalu dipikirkan. Pada gagal jantung berat,
mengeluarkan air dari dalam tubuh. Hiponatremia yang berat pada suatu
e. Manajemen nutrisi
jantung hanya membatasi garam pada makanannya berkisar 3 gram sehari atau
1000 – 2000 miligram natrium. Garam itu tidak 100% mengandung natrium,
tetapi setiap 1 gram garam mengandung 393 mg natrium. Nutrisi pada gagal
dengan gagal jantung agar dapat belajar dan mengerti sehingga dapat mengatur
aktivitas dan istirahat sesuai respons individual. Tujuan penyuluhan pada pasien
30
gagal jantung adalah agar pasien dapat mengerti dan memahami bagaimana
jantung. Jelaskan pada pasien untuk taat dengan diet rendah garam dan
aktivitas dan latihan secara bertahap serta perlunya istirahat secara adekuat.
Hal-hal lain yang perlu disampaikan kepada klien adalah minum obat secara
teratur dan sesuai resep dokter, melaporkan dengan segera apabila ada gejala
dan tanda kekambuhan gagal jantung dan kontrol kepada dokter secara teratur.
1. Defenisi kekambuhan
(Andri, 2009). Keadaan sekitar atau lingkungan yang penuh stres dapat memicu
pada orang-orang yang mudah terkena depresi, dimana dapat ditemukan bahwa
kekambuhan 50% pada tahun pertama, dan 70% pada tahun kedua (yosep,
kelelahan, dan setiap aktivitas yang dapat menimbulkan gejala harus dihindari
kekambuhan gagal jantung dan dirawat kembali di rumah sakit terjadi karena
tindak lanjut medis, melakukan aktivitas fisik yang berlebihan, dan tidak dapat
retensi cairan dalam tubuh. Jagalah agar tekanan darah selalu terkontrol.
Tekanan darah tinggi memberikan beban berlebihan pada jantung dan lama
32
terdapat hubungan yang bermakna antara ketaatan berobat klien gagal jantung
kongestif dengan rawat inap ulang, yaitu sebanyak 5,88% responden tidak taat
berobat tidak taat berobat dan mengalami rawat inap ulang. Sedangkan
terdapat hubungan yang bermakna antara faktor ketaatan diet, ketaatan berobat
1.Riwayat sebelum masuk rumah sakit dan lama dirawat di rumah sakit.
2. Hipertensi,
relatif gagal jantung pada pasien dengan hipertensi adalah 1,4 dibandingkan
pada pasien dengan gagal jantung kongestif (Kaplan dan Rose, 2009).
terjadinya infark miokard, serta memudahkan untuk terjadinya aritmia baik itu
3. Usia : semakin tua usia p asien CHF, maka diprediksi semakin tinggi
terhadap rawat ulangdi rumah sakit. Gagal jantung merupakan penyebab paling
meski tekanan darah relatif normal. Begitupun fibrosis dan kalsifikasi katup
jantung terutama pada anulus mitral dan katup aorta. Selain itu terdapat
pengurangan jumlah sel pada nodus sinoatrial (SA Node) yang menyebabkan
hantaran listrik jantung mengalami gangguan. Hanya sekitar 10% sel yang
tahun lalu. Sementara itu, pada pembuluh darah terjadi kekakuan arteri sentral
dan perifer akibat proliferasi kolagen, hipertrofi otot polos, kalsifikasi, serta
aliran akibat peningkatan situs deposisi lipid pada endotel. Lebih jauh, terdapat
pula perubahan arteri koroner difus yang pada awalnya terjadi di arteri koroner
34
kiri ketika muda, kemudian berlanjut pada arteri koroner kanan dan posterior di
usia adalah perubahan pada fungsi sistolik ventrikel. Sebagai pemompa utama
keadaan umum pasien. Parameter utama yang terlihat ialah detak jantung,
menjadi bertambah dan menyebabkan kerja jantung yang terlalu berat dan
lemah jantung. Awalnya, efek ini diduga terjadi akibat efek blokade reseptor β-
efek. Di lain sisi, terjadi perubahan kerja diastolik terutama pada pengisian
Secara otomatis, akibat kurangnya kerja otot atrium untuk melakukan pengisian
diastolik awal, akan terjadi pula fibrilasi atrium, sebagaimana sangat sering
akan terjadi edema paru dan kongesti sistemik vena yang sering menjadi gejala
35
klinis utama pasien lansia. Secara umum, yang sering terjadi dan memberikan
efek nyata secara klinis ialah gangguan fungsi diastolik. Adapun perubahan
degeneratif dan atrofi. Perubahan ini dapat mengenai semua lapisan jantung
lipofuksin di dalam sel-sel otot jantung sehingga otot berwarna coklat dan
disebut brown atrophy. Begitu juga terjadi degenerasi amiloid alias amiloidosis,
biasa disebut senile cardiac amiloidosis. Perubahan demikian yang cukup luas
dan akan dapat mengganggu faal pompa jantung. Terdapat pula kalsifikasi pada
tempat- tempat tertentu, terutama mengenai lapisan dalam jantung dan aorta.
Kalsifikasi ini secara umum mengakibatkan gangguan aliran darah sentral dan
darah besar dan degenerasi mukoid terutama mengenai daun katup jantung,
4. Jenis Kelamin,
penyebab utama gagal jantung pada wanita. Pada pria penyebab mendasarnya
cenderung memiliki kualitias hidup lebih rendah daripada pria, dalam hal ini
dikaitkan dengan aktivitas fisik. Begitu juga bila dilihat saat diagnosis dimana
nilai "normal" natriuretic peptide otak pada wanita lebih besar dibanding pria.
Dan nilai abnormal dengan BNP > 500 pg/ml bisa menjadi sebuah prediktor
kematian yang lebih kuat pada wanita gagal jantung dibanding pria. Natriuretic
terjadinya rawat ulang pada pasien dengan gagal jantung kongestif. Faktor-
faktor sosial juga telah terbukti penting sebagai prediktor morbiditas dan
37
sosial telah dikonfirmasi oleh sebuah studi baru-baru ini bahwa tidak adanya
pada pengalaman sebelumnya dan mengajak orang lain berfokus pada aspek-
aspek yang lebih positif. Selain mendapat dukungan dari keluarga, pasien gagal
giver), kurangnya perencanaan tindak lanjut saat pasien pulang dari rumah
sakit.
adalah derajat dimana pasien mengikuti anjuran klinis dari dokter yang
mengobatinya. Pada umumnya, sekitar sepertiga dari semua pasien patuh pada
dan Jacob (2012), tentang kepatuhan terhadap terapi medis pada pasien gagal
jantung, terdapat 71% patuh dengan terapi medis, dan 19% kurang patuh
medis terdapat 5-10% pasien tidak patuh dengan terapi medis, 50-60% patuh
adalah tanggung jawab pasien sendiri untuk mengikuti program terapi medis.
kesehatan dan sosial ekonomi. Dari faktor-faktor tersebut, faktor pasien adalah
dikendalikan (dikontrol) jika pasien mematuhi tindakan atau terapi yang telah
dan mempengaruhi perilaku perawatan diri pada pasien gagal jantung kongestif
1. Faktor demografi seperti usia, jenis kelamin, suku bangsa, status sosio
1. Pengetahuan,
40
akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.
2. Tingkat ekonomi,
3. Sikap,
dari seseorang terhadap stimulus atau objek. Sikap itu merupakan kesiapan atau
4. Usia,
masa depan dan pengambilan keputusan. Penderita yang dalam usia produktif
merasa terpacu untuk sembuh mengingat dia masih muda mempunyai harapan
5. Dukungan keluarga,
sendiri, dia butuh orang yang selalu mendampingi selama pelaksanaan program
terapi. Dalam hal pengaturan diet, pembatasan cairan, obat- obatan, dan
kesehatan tentu saja akan lebih sulit dan memerlukan biaya lebih besar untuk
mencapai lokasi.
pandang yang negatif, tidak memiliki keyakinan untuk hidup lebih baik