Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perbandingan Pendidikan
dengan Dosen Pengampu Nur Hikmah, M.Pd.
Disusun oleh:
Ilham Widitya (1911101346)
Alhamdullilah puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan taufiq, hidayah serta inayahnya sehingga kami dapat menggerakkan
tangan untuk memenuhi salah satu mata kuliah “Perbandingan Pendidikan” yang
berupa sebuah tulisan makalah yang membahas tentang “Pendidikan di Era
Industri 4.0”.
Sholawat dan salam kami panjatkan kepada jujungan kita Syaidil Imam Nabi
besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari jaman jahiliah ke jaman
islamiah yang penuh pengetahuan dan dari alam kegelapan kealam yang terang
benderag. Da saya berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembacanya
umunya dan penulis khususnya.
Kemudian dengan hati yang lapang kami menerima kritik atau pun saran jika
ada kesalahan dan kekeliruan dalam makalah ini guna untuk melengkapi dan
membenarkan kekliruan tersebut.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah2
C. Tujuan Penulisan 2
A. Kesimpulan 16
B. Saran 17
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini, dunia sudah memasuki era revolusi industri 4.0, hal ini di tandai
dengan semakin maju nya perkembangan teknologi. Dampak dari kemajuan
teknologi ini di antaranya mencakup bidang komunikasi, informasi, perdagangan
hingga bidang pendidikan. Kita tidak bisa menghindar dari kemajuan era ini,
melainkan kita harus menghadapinya dengan meningkatkan sumber daya manusia
(SDM) agar mampu dan siap bersaing di era revolusi industri 4.0 ini.
Berangkat dari hal tersebut , perlu kiranya kita meneliti atau mempelajari
kembali tentang pendidikan di era industri 4.0 ini. Oleh karena itu dalam makalah ini
akan di bahas tentang maksud dari revolusi industri 4.0, karakteristik dan tujuan,
tantangan pendidikan di era industri 4.0, sistem pendidikan di era industri 4.0 serta
Apa yang harus dilakukan terhadap revolusi industri 4.0.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Revolusi industri adalah perubahan cara hidup dan proses kerja manusia
secara fundamental, dimana dengan kemajuan teknologi informasi dapat menyatukan
dalam dunia kehidupan dengan digital yang dapat memberikan dampak bagi seluruh
disiplin ilmu. Dengan perkembangan teknologi informasi yang berkembang secara
cepat mengalami terobosan diantaranya dibidang artificiall intelligent (kecerdasan
buatan), dimana teknologi komputer suatu disiplin ilmu yang mengadopsi keahlian
seseorang kedalam suatu aplikasi yang berbasis teknologi dan melahirkan teknolologi
informasi dan proses produksi yang dikendalikan secara otomatis. Dengan lahirnya
teknologi digital saat ini pada revolusi industri 4.0 berdampak terhadap kehidupan
manusia diseluruh dunia. Revolusi industri 4.0 semua proses dilakukan secara sistem
otomatisasi didalam semua proses aktivitasi, dimana perkembangan teknologi internet
semakin berkembang tidak hanya menghubungkan manusia seluruh dunia namun
juga menjadi suatu basis bagi proses transaksi perdagangan dan transportasi secara
online.1
Jadi dapat disimpulkan bahwa Revolusi Industri 4.0 yaitu perubahan yang
berlangsung cepat dengan memanfaatkan teknologi dan big data, dalam pelaksanaan
1
Hamdan, “Industri 4.0: Pengaruh Revousi Industri Pada Kewirausahaan Demi Kemandirian
Ekonomi” dalam Jurnal Nusamba edisi No. 2, Vol. 3, 2018.
2
Hendra Suwardana, “Revolusi Industri 4.0 Berbasis Revolusi Mental” dalam Jurnal Unik, vol.1, no.
2, 2017.
3
proses produksi yang dulunya dilakukan oleh manusia sekarang digantikan oleh
mesin atau menggunakan teknologi baru.
4
2. Teknologi Informasi dan komunikasi (information and communication
technology).
5
melakukan desentralisasi dan pengaturan mandiri dari pengoperasian sistem siber-
fisik (cyber-physical systems).
Big Data and Cloud Computing. Dengan penggunaan big data dan komputasi
awan (cloud computing), informasi yang diambil melalui jaringan ini dapat
digunakan untuk memodelkan, memvirtualisasi dan mensimulasi produk dan
proses manufakturnya. Model ini disebut sebagai kembar digital (digital twins),
atau peralatan bayangan (device shadows). Digital twins adalah pendamping
komputerisasi (computerized companion) dari asset fisik yang mampu melakukan
monitoring, diagnosis, dan prognosis asset secara langsung (real time).
6
(smart building), rumah pintar (smart home), logistik pintar (smart logistic),
mobilitas dan jaringan, serta konektifitas terhadap bisnis dan web sosial
(Kagermann, 2013; Schlaepfer, 2014). Hal ini sangat penting bahwa area-area
kunci ini dipertimbangkan ketika mengimplementasikan industri 4.0. karenanya,
dapat dikatakan, bahwa efek dari industri 4.0 tidak terbatas pada manufacturing
namun juga berpengaruh kepada berbagai aspek kehidupan manusia.
Pemodelan, virtualisasi serta simulasi ini masuk kepada Big Data and Cloud
Computing Dengan penggunaan big data dan komputasi awan (cloud computing),
informasi yang diambil melalui jaringan ini dapat digunakan untuk memodelkan,
memvirtualisasi dan mensimulasi produk dan proses manufakturnya.3
Jadi, dapat disimpulkan Karakteristik model dari Industri 4.0 adalah kombinasi
dari beberapa perkembangan teknologi terbaru seperti sistem siber fisik, teknologi
informasi dan komunikasi, jaringan komunikasi, big data dan cloud computing,
pemodelan, virtualisasi, simulasi serta peralatan yang telah dikembangkan untuk
kemudahan interaksi manusia dengan komputer.
Menghadapi tantangan yang besar era revolusi industri 4.0 ini, maka
pendidikan dituntut untuk berubah juga karena kita hanya disungguhkan dua pilihan
3
Rahman fauzan, “Karakteristik Model dan Analisa Peluang Industri 4.0” dalam Jurnal PHASTI,
vol.04, No. 1, 2018.
7
yaitu berubah atau mati. Termasuk pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah. Era pendidikan yang dipengaruhi oleh revolusi industri 4.0 disebut
Pendidikan 4.0. dengan memanfaatkan teknologi digital dalam proses pembelajaran.
Agar mewujudkan itu semua, inovasi pembelajaran adalah jawaban alternative yang
dapat menjadikan guru mampu menguasai perkembangan teknologi.4
4
Abdul Muis Joenaidy, Konsep dan Strategi Pembelajaran Di Era Revolusi Industri 4.0, (Yogyakarta :
Laksana, 2019), H. 12 – 13.
8
2) Communication and collaborative skill ( keterampilan komunikasi dan
kolaborasi). kemampuan berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang
harus diterapkan guru dalam pembelajaran guna mengkonstruksi kompetensi
komunikasi dan kolaborasi.
3) Creativity and innovative skill ( keterampilan berpikir kreatif dan inovasi).
Revolusi mengkehendaki peserta didik untuk selalu berpikir kreatif dan
inovatif, ini perlu agar mampu bersaing dan menciptakan lapangan kerja
berbasisi revolusi industry 4.0. Tentu seorang guru harus terlebih dahulu dapat
kreatif dan inovasi agar bisa menularkan kepada peserta didiknya
4) Information and communication technology literacy ( Literasi teknologi
informasi dan kominikasi ). Literasi teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) menjadi kewajiban guru 4.0, ini harus dilakukan agar tidak ketinggalan
dengan peserta didik. Literasi Teknologi infomasi dan komunikasi merupakan
dasar yang harus dikuasai agar mampu menghasilkan peserta didik yang siap
bersaing dalam menghadapi revolusi industry 4.0.
5) Contextual learning skill. Pembelajaran ini yang sangat sesuai diterapkan guru
4.0 ketika sudah menguasai TIK, maka pembelajaran kontekstual lebih mudah
diterapkan. Saat ini TIK salah satu konsep kontekstual yang harus diketahui
oleh guru, materi pembelajaran berbasis TIK sehingga guru sangat tidak siap
jika tidak memiliki literasi TIK. Materi yang bersifat abstrak mampu disajikan
lebih riil dan kontekstual menggunakan TIK.
6) Information and media literacy (literasi informasi dan media). Banyak media
informasi bersifat sosial yang digeluti peserta didik. Media sosial seolah
menjadi media komunikasi yang ampuh digunakan peserta didik dan salah
satu media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan guru 4.0. Kehadiran kelas
digital bersifat media sosial dapat dimanfaatkan guru, agar pembelajaran
berlangsung tanpa batas ruang dan tanpa waktu.
9
Revolusi industri 4.0 telah menyusup pada berbagai bidang termasuk bidang
Pendidikan lawan kita sekarang adalah tidak hanya pada pemerataan pendidikan akan
tetapi mutu lulusan ikut di dalamnya, maka perlu upaya untuk beradaptasi dengan
matang yaitu guru diharapkan dapat menerapkan pembelajaran berbasis Teknologi
informasi dan komunikasi sebab kalau tidak siap maka akan semakin ketinggalan,
peningkatan kualitas pendidik menjadi prioritas agar mampu beradaptasi,
menghasilkan peserta didik sesuai tuntutan zaman dan posisi guru tidak tergantikan
kepada siswa. Salah satu cara menghadapi tantangan era digital ini adalah
peningkatan kualitas guru menjadi guru 4.0 melalui pendidikan dan pelatihan (diklat)
cara pemanfaatan dan penerapan TIK dalam pembelajaran, diklat tentang kompetensi
guru menuju guru 4.0. Dalam hal menghadapi tantangan era digital ini maka sangat
diharapkan dukungan segala pihak. Pemerintah bersama dengan seluruh stakeholder
seharusnya memikirkan kembali secara serius mengenai berbagai hal terkait dengan
penguatan sistem pendidikan dalam menghadapi gangguan Revolusi Industri 4.0.
Karena perubahan merupakan sebuah keharusan dan tidak menunggu kesiapan kita.
Tantangan era Revolusi Industri 4.0 kompleks sekali. Belum lagi di dunia
pendidikan, semua sudah berkonversi di dunia digital. Jika dulu cukup sistem
manual, kuno, primitif, saat ini semua harus serba siber. Contohkan e-library
(perpustakaan digital), e-learning (pembelajaran digital), e-book (buku online), dan
lainnya.
Peralihan gaya mengajar bergeser dari teacher center ke student center yang
tentu dapat meningkatkan minat belajar siswa. Pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pembelajaran menjadi inovasi pembelajaran berdampak positif.
Tidak hanya dari segi minat belajar namun juga dari hasil belajar. Penggunaan
berbagai aplikasi digital, CD pembelajaran interaktif, ebook, website, dan gaya
belajar digital lainnya merupakan alternatif paperless. Guru tidak perlu mencetak
10
berlembar-lembar soal tes bagi siswanya. Siswa dapat menempuh evaluasi dengan
berbagai aplikasi online seperti edmodoo dan kahoot.5
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa tantangan era Revolusi
Industri 4.0 sangat komplek. Pertama, keamanan teknologi informasi yang menyasar
ke dunia pendidikan. Kedua, keandalan dan stabilitas mesin produksi. Ketiga,
kurangnya keterampilan yang memadai. Keempat, keengganan untuk berubah para
pemangku kepentingan. Kelima, hilangnya banyak pekerjaan karena otomatisasi.
Keenam, stagnasi pemanfaatan teknologi, informasi, dan komunikasi. Ketujuh, belum
meratanya perubahan kurikulum, model, strategi, pendekatan dan guru dalam
pembelajaran yang menguatkan literasi baru. Perkembangan era Revolusi Industri 4.0
yang ditandai dengan masifnya perkembangan digital technology, artificial
intelligence, big data, robotic, dan lainnya menjadi proyek bersama semua lembaga
pendidikan untuk menjawabnya. Meskipun tidak bisa pada semua aspek, minimal
lembaga pendidikan tingkat dasar fokus pada penguatan literasi baru.
Menurut pemakalah berdasarkan penjelasan di atas tantangan revolusi industri
4.0 ini memang harus di taklukkan. Tetapi masih ada kendala bagi orang yang
tinggal di pedalaman yang sulit untuk di akses teknologi. Belum lagi masalah tenaga
pendidik yang masih gagap terhadap teknologi sehingga tidak bisa memaksimalkan.
Di atas ditulis untuk mengatasi nya, tenaga pendidik harus mengikuti diklat pelatihan.
Memang sudah selayaknya pelatihan-pelatihan seperti itu di galakkan di Indonesia.
5
Hamisullah Ibda, “Penguatan Literasi Baru Era Revolusi Industri 4.0” dalam Jurnal RTIE, vol. 1, No.
1, 2018.
11
D. Perubahan Sistem Pendidikan di Era Industri 4.0
Perkembangan teknologi digital di era Industri 4.0 saat ini telah membawa
perubahan dan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk di
bidang pendidikan.
Hoyles & Lagrange (2010) menegaskan bahwa teknologi digital adalah hal
yang paling mempengaruhi sistem pendidikan di dunia saat ini. Hal ini disebebkan
karena aspek efektivitas, efisiensi dan daya tarik yang ditawarkan oleh pembelajaran
berbasis teknologi digital. Jika pada tahun 1980an, benda-benda kongkrit artifisial
mendominasi penggunaannya sebagai alat visualisasi konsep-konsep abstrak, kini
visualisasi berbasis teknologi digital marak digunakan sebagai alat bantu yang lebih
efektif, efisien, interaktif, dan attraktif. Jika pada tahun 1990an, penggunaan alat
hitung berbasis digitial, seperti kalkulator, dihindari penggunaannya di sekolah
dikarenakan asumsi bahwa alat tersebut dapat merusak mental matematika siswa, kini
kalkulator dipandang memiliki nilai edukasi untuk meningkatkan kemampuan siswa
kepekaan bilangan siswa dan membantu dalam pemecahan masalah matematika.
12
Reeuwijk, 2010; Ellington, 2003; Heid, 1988; Dunham and Dick 1994; Sheets 1993;
Boersvan Oosterum 1990; Rojano 1996; Groves 1994).
Jadi dapat disimpulkan bahwa era industry 4.0 membawa perubahan serta
dapat mempengaruhi system pendidikan karena aspek efektivitas, efisiensi dan daya
tarik yang ditawarkan oleh pembelajaran berbasis teknologi digital. Yang dulunya
menggunakan alat hitung berbasis digital dihindari karena alat tersebut dapat merusak
mental siswa, sekarang alat hitung digital yang sering disebut kalkulator kini
digunakan dan dipandang untuk meningkatkan kemampuan siswa.
6
Susilahudin Putrawangsa & Uswatun Hasanah, “Integrasi Teknologi Digital Dalam Pembelajaran di
Era 4.0” dalam Jurnal Tatsqif, vol. 16, No. 1, 2018.
13
Menurut pemakalah berdasarkan penjelasan di atas, perubahan sistem
pendidikan yang sangat menonjol adalah masuknya Digitalisasi ke dalam pendidikan.
Seperti hal nya dulu guru menjelaskan hanya menggunakan papan tulis, namun
sekarang guru bisa menggunakan proyektor dengan didukung animasi yang menarik
sehingga siswa lebih tertarik untuk belajar. Dan semua teknologi akan berdampak
positif jika tepat guna dalam menggunakannya.
14
aktifitas pembelajaran yang mendukung industri 4.0 merupakan keharusan dengan
model resource sharing dengan siapapun dan dimanapun, pembelajaran kelas dan lab
dengan augmented dengan bahan virtual, bersifat interaktif, menantang, serta
pembelajaran yang kaya isi bukan sekedar lengkap. Melalui kesadaran terhadap
tantangan yang sudah ada di dunia kerja melalui revolusi industri 4.0, dan kesiapan
untuk berubah akan mendekatkan pendidikan vokasi pada kondisi ketenagakerjaan
sekarang dan masa depan.7
BAB III
7
Moch Bruri Triyono, “Tantangan Revolusi 4.0 Bagi Pendidikan Vokasi” dalam Jurnal
seminasvoktek, 2017.
15
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Revolusi Industri 4.0 yaitu perubahan yang berlangsung cepat dengan
memanfaatkan teknologi dan big data, dalam pelaksanaan proses produksi yang
dulunya dilakukan oleh manusia sekarang digantikan oleh mesin atau
menggunakan teknologi baru.
2. Karakteristik model dari Industri 4.0 adalah kombinasi dari beberapa
perkembangan teknologi terbaru seperti sistem siber fisik, teknologi informasi
dan komunikasi, jaringan komunikasi, big data dan cloud computing, pemodelan,
virtualisasi, simulasi serta peralatan yang telah dikembangkan untuk kemudahan
interaksi manusia dengan komputer.
3. Tantangan era Revolusi Industri 4.0 sangat komplek. Pertama, keamanan
teknologi informasi yang menyasar ke dunia pendidikan. Kedua, keandalan dan
stabilitas mesin produksi. Ketiga, kurangnya keterampilan yang memadai.
Keempat, keengganan untuk berubah para pemangku kepentingan. Kelima,
hilangnya banyak pekerjaan karena otomatisasi. Keenam, stagnasi pemanfaatan
teknologi, informasi, dan komunikasi. Ketujuh, belum meratanya perubahan
kurikulum, model, strategi, pendekatan dan guru dalam pembelajaran yang
menguatkan literasi baru.
4. Era industry 4.0 membawa perubahan serta dapat mempengaruhi system
pendidikan karena aspek efektivitas, efisiensi dan daya tarik yang ditawarkan oleh
pembelajaran berbasis teknologi digital. Yang dulunya menggunakan alat hitung
berbasis digital dihindari karena alat tersebut dapat merusak mental siswa,
sekarang alat hitung digital yang sering disebut kalkulator kini digunakan dan
dipandang untuk meningkatkan kemampuan siswa.
5. Yang harus dilakukan dalam menghadapi revolusi industry 4.0 ini. Pendidik harus
mampu menanggapi perubahan ini, karena operan penyampai pengetahuan akan
segera berubah menjadi peran peran pendamping untuk menemukan dan
16
menciptakan melalui belajar mandiri. Maka dari itu pendidik vokasi harus belajar
cepat berubah bekerjasama dengan industry dan mengenali kompetensi baru
seperti apa yang dibutuhkan oleh industry 4.0 melalui pemanfaatan berbagai data.
Pendidik juga harus mengembangkan keahliannya sendiri termasuk juga
bagaimana mengelola data peserta didik, bimbingan karir melalui big data, serta
peserta didik dapat segera beradaptasi dengan perubahan.
B. Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Suwardana, Hendra. “Revolusi Industri 4.0 Berbasis Revolusi Mental” dalam Jurnal
Unik, vol.1, no. 2, 2017.
Fauzan, Rahman. “Karakteristik Model dan Analisa Peluang Industri 4.0” dalam
Jurnal PHASTI, vol.04, No. 1, 2018.
Joenaidy, Abdul Muis. Konsep dan Strategi Pembelajaran Di Era Revolusi Industri
4.0. Yogyakarta : Laksana, 2019.
Ibda, Hamisullah. “Penguatan Literasi Baru Era Revolusi Industri 4.0” dalam Jurnal
RTIE, vol. 1, No. 1, 2018.
Triyono, Moch Bruri. “Tantangan Revolusi 4.0 Bagi Pendidikan Vokasi” dalam
Jurnal seminasvoktek, 2017.