Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KONSEP DASAR HUKUM

OLEH :

EQAWATI MINARNI
FADLIAN
FITRHRIYAH
INGGIT
ISMAYANTI
MEGA SELVIA NINGSI
SURIATI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GRAHA EDUKASI


MAKASSAR
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di Zaman modern ini, masalah etika di indonesia mulai mengalami penurunan, sebagian
besar masyarakat mulai mengabaikan persoalan etikanya, terutama etika dalam
pergaulan, hal ini terjaddi diakibatkan masuknya ajaran-ajaran barat yang akhirnya
mengikis ada budaya masyrakat indonesian secara perlahan-perlahan.
Di Lingkungan masyarakat banyak sekali orang yang mempermasalahkan tentang
masalah etika dan moral seseorang. Bahkan etika dan moral itu adalah hal yang sering
dikait-kaitkanoleh masyarakat, seringkali masyarakat salah mengartikannya dan
menggapnya sama. Akan tetapi sesungguhnya mereka berbeda, karena hal itulah penulis
ingin membuat makalah ini supaya pembaca menjadi tahu perbedaan antara etika dan
moral,amoral dan imoral, etika dan etiket,etika sebagai cabang filsafat,Peran etika dalam
dunia modern, moral dan agama, serta moral hukum.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian etika dan moral ?
2. Apa perbedaan Amoral dan imoral ?
3. Apa perbedaan etika dan etiket ?
4. Bagaimana etika sebagai cabang filsafat ?
5. Bagaimana peran etika dalam dunia modern ?
6. Bagaimana hubungan moral dan agama ?
7. Bagaimana hubungan moral dan hukum ?
1.3 Tujuan
1. Memberikan informasi tentang pengertian etika dan moral,amoral dan imoral,etika
dan etiket dan etika sebagai cabang filsafat.
2. Memberikan informasi tentang bagaimana peran etika dalam dunia modern,
bagaimana hubungan moral, agama, dan hukum.
1.4 Manfaat
1. Untuk mengetahui tentang konsep dasar etika umum
2. Untuk mengetahui perbedaan amoral dan imoral, etika dan etiket dan etika sebagai
cabang filsafat.
3. Untuk mengetahui berbedaan dan persamaan etika dan etiket, hukum dengan moral
dan agama.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Etika dan Moral
Etika dan moral adalah hal yang sering dikait-kaitkan oleh masyarakat.
Seringkali masyarakat salah mngartikannya dan menganggapnya sama, akan tetapi
sesungguhnya mereka berbeda.
Etika dapat diartikan sebagai nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Etika/ethics berasal dari bahasa yunani, etos berarti adat/budaya, kebiasaan, perilaku
atau karakter dalam bentuk jamak (ta etha) artinya adat kebiasaan, Etika juga berarti
peraturan/norma yang dapat di gunakan sebagai acuan bagi perilaku seseorang yang
berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk dilakukan oleh seseorang dan
merupakan suatu kewajiban dan tanggung jawab moral (Ciputat Pustala Irvan: 2008)
Etika terdiri atas berbagai macam diantaranya :
1. Etika Deskriptif
Memberikan gambaran dan ilustrasi tentang tingkah laku manusia ditinjau dari nilai-
nilai baik dan juga buruk serta hal-hal yang mana yang boleh dilakukan sesuai dengan
norma etis, yang di anut oleh masyarakat.
2. Etika Normative
Membahas dan mengkaji ukuran baik, buruknya tindakan manusia yang biasanya
dikelompokkan menjadi sebagai berikut ;
 Etika Umum
Membahas berbagai macam berhubungan dengan kondisi manusia untuk bertindak
etis dalam mengambil berbagai macam kebijakan berdasarkan teori-teori dan juga
prinsip-prinsip moral.
 Etika Khusus
Etika yang terdiri dari etika social, etika individu dan etika terapan, berikut
pengertiannya :
 Etika Sosial adalah yang menekankan tanggung jawab social dan hubungan
antar sesama manusia dalam aktivitas yang dilakukannya.
 Etika Inividu adalah lebih menekankan kepada kewajiban manusia sebagai
pribadi.
 Etika Terapan adalah etika-etika yang diterapkan pada sebuah profesi.

Moral berasal dari bahasa latin yakni mores kata jamak dari mos yang berarti adat
kebiasaan. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, moral diartikan sebagai susila. Moral
adalah hal-hal yang sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan
manusia, mana yang baik dan mana yang wajar.
Etika lebih condong kearah ilmu tentang baik dan buruk. Selain itu etika lebih
sering dikenal sebagai kode etik. Etika berasal dari kata Yunani bagi sifat pribadi dan
moral berasal dari kata bagi adat-istiadat sosial. 
Ada dua kaidah dasar moral :
a. Kaidah sikap baik.
Pada dasarnya kita mesti berbuat baik terhadap apa saja. Bagaimana sikap baik itu
harus dinyatakan dalam bentuk yang konkret, tergantung dari apa yang baik dalam
situasi kongkret itu.
b. Kaidah keadilan.
Prinsip keadilan adalah kesamaan yang masih tetap mempertimbangkan
kebutuhan orang lain. Kesamaan beban yang terpakai harus dipikulkan, harus
sama, yang tentu saja disesuaikan dengan kadar anggota masing-masing. 
 
B. Amoral dan Imoral
Amoral adalah sebuah tindakan tidak bermoral yang dilakukan oleh seseorang
karena kurangnya pengetahuan, memiliki kealinan atau belum cukup umur.
Sedangkan immoral adalah tindakan tidak bermoral yang dilakukan oleh seseorang
walaupun orang tersebut sudah tahu bahwa hal tersebut memang salah dan tetap
melakukannya (Apprilins : 2009).
Moral etika adalah nilai-nilai dan norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Istilah amoral dapat diartikan sebagai berikut:
 Tidak mempunyai relevansi etis (Bertens, 2002:8),
 tidak berkaitan dengan masalah moral;
 bebas moral.
Istilah Immoral juga dapat berarti:
 tidak etis,
 jahat,
 tidak bermoral;
 tidak berakhlak.
Contoh ammoral yaitu menonton tivi, cara berbicara, berjalan, dan lain-lain. Contoh
immoral yaitu merokok, memukul, menampar anak, minum-minuman berakhohol,
membunuh, dan lain-lain.

Contoh Immoral.

C. Etika dan Etiket


Etika berasal dari kata Yunani Ethos berarti adat istiadat atau kebiasaan. Dalam
pengertian ini etika berkaitan dengan kebiasaan-kebiasaan hidup yang baik, yaitu baik
pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat. Secara harfiah, etika berarti
sistem nilai tentang bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia sosial
dalam sebuah adat kebiasaan yang kemudian terwujud dalam pola perilaku yang baik
dan terulang dalam kurun waktu yang lama (Keraf, 1998 : 8).
Menurut Kasmir (2005 : 79) Etiket sering disebut dengan etika yang artinya tata
cara berhubungan dengan manusia lainnya (sopan santun). Etiket berasal dan bahasa
Perancis "etiquette " yang artinya suatu undangan yang biasa dipakar raja bila
mengadakan pesta resepsi yang mengundang tamu tertentu dan kalangan orang-orang
tertentu.
Perbedaan antara Etiket dengan Etika:
Menurut Bertens (1993 : 9-10), selain memiliki persamann, etika dan etiket
memiliki perbedaan yaitu sebagai berikut:
1. Etiket hanya berlaku jika ada orang lain yang hadir. Jika tidak ada orang etiket itu
tidak berlaku. Etika berlaku tidak tergantung pada ada atau tidaknya orang lain
yang hadir.
2. Etiket menetapkan cara untuk melalcukan perbuatan benar sesuai dengan yang
diharapkan. Etika adalah niat, apakah perbuatan itu boleh dilakukan atau tidak,
sesuar dengan pertimbangan niat baik atau buruk sebagai akibatnya.
3. Etiket bersifat relatif. Dianggap tidak sopan dalam satu kebudayaan, brsa saja
dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Contoh makan dengan tangan atau
tersendawa waktu makan. Etika jauh lebih absolut'langan mencuri" merupakan
prinsip etika yane tidak bisa ditawar-tawar.
4. Etiket adalah formalitas (lahiriah), tampak dari sikap luarnya penuh dengan sopan
santun dan kebaikan. Etika adalah nurani (batiniah), bagaimana harus bersikap
etis dan bark yang sesungguhnya timbul dari kesadaran dirinya.
Prinsip Etiket
1. Respect (Rasa hormat)
dalam etiket kita harus mempunyai sikap respect yaitu rasa hormat, menghargai,
peduli, dan dapat memahami orang lain. Jadi sikap respect sangat penting
sehingga apabila kita bersikap respect kepada orang lain, maka orang lain pun
akan respect kepada kita.
2. Empati
adalah pondasi dari semua interaksi hubungan antar manusia. Mampu merasakan
kondisi emosional orang lain. Empati dapat mengontrol sikap, perilaku, dan
perkataan kita. Empati membuat kita dapat turut merasa senang dengan
kesenangan orang lain, juga turut berduka dengan kesusahan orang lain. Dengan
bersikap empati kita bisa menjadi lebih bijaksana bersikap dan beretiket dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Jujur
Kunci sukses dalam menjalin sebuah hubungan yang baik adalah bdengan
bersikap jujur. Dengan berkata jujur, kita akan menjadi pribadi yang apa adanya
tanpa perlu ada yang ditutup-tutupi.

D. Etika Sebagai Cabang Filsafat


Etika merupakan cabang filsafat yang mengenakan refleksi serta metode pada tugas
manusia dalam upaya menggali nilai-nilai moral atau menerjemahkan berbagai nilai
itu kedalam norma-norma dan menerapkannya pada situasi kehidupan konkrit, sebagai
ilmu etika mencari kebenaran dan sebagai filsafat, mencari keterangan ( benar) yang
sedalam-dalamnya, sebagai tugas tertentu bagi etika mencari ukuran baik buruk bagi
tingkah laku manusia.

Sebagai ilmu dan falsafat etika menghendaki ukuran yang umum, tidak berlaku untuk
sebagian dari manusia, tetapi untuk semua manusia.

E. Peran Etika Dalam Dunia Modern


Adapun beberapa alasan penting mengapa etika pada zaman kita semakin perlu:
1) Adanya pluralisme moral
Adalah suatu kenyataan sekarang ini bahwa kita hidup dalam zaman yang
semakin pluralisme, tidak terkecuali dalam hal moralitas. Setiap hari kita bertemu
dengan orang-orang suku, daerah, lapisan social dan agama yang berbeda.
2) Timbulnya masalah-masalah etis baru
Disebabkan perkembangan pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi,
khusushya ilmu-ilmu biomedis. Telah terjadi manipulasi genetic yakni campur
tangan manusia atas perkembangbiakan gen-gen manusia.
3) Munculnya kepedulian etis yang semakin universal
Adalah adanya suatu kepedulian etis yang semakin universal. Diberbagai tempat
atau wilayah di dunia kita menyaksikan gerakan perjuangan moral untuk maslah-
masalah bersama umat manusia.
4) Hantaman gelombang modernisasi
Yang dimaksud disini bukan hanya menyangkut barang atau peralatan yang
diproduksi semakin canggih, melainkan juga dalam hal cara berpikir yang telah
berubah secara radikal. Ada banyak cara berpikir yang berkembang seperti
Rasionalisme, Individualisme, Nasionalisme, Sukularisme, Materialisme,
Konsumerisme, Pluralisme, religious serta cara berpikir dan pendidikan modern
yang telah banyak mengubah lingkungan budaya, social, dan rohani masyarakat.
5) Tawaran berbagi ideology
Ada banyak orang yang terombang ambing mengikuti tawaran masing-masing
memiliki daya tariknya sendiri. Disini etika dapat membantu orang yang sanggup
mnghadapi secara kritis dan objektif berbagai ideology yang muncul. Pemikiran
kritis dapat membantu untuk membuat penilaian yang rasional dan objektif, tidak
mudah terpancing oleh berbagai alasan yang tidak mendasar.
6) Tantangan bagi Agamawan
Etika diperlukan oleh para agamawan untuk tidak menutup diri terhadap
persoalan-persoalan praktis kehidupan umat manusia, Namun diharapkan juga
mau berpartisipasi tanpa takut-takut dan menutup diri dalam semua dimensi
kehidupan masyarakat yang sedang mengalami perubahan hampir dari segala
bidang. Walau etika tidak dapat menggantikan agama, namun etika tidaklah
bertentangan dengan agama dan bahwa agama memerlukan etika.
F. Moral dan Agama
Moral sebagai kumpulan aturan tingkah laku memiliki hubungan erat dengan agama.
Dalam perilaku sehari-hari motivasi yang terpenting dan terkuat bagi perilaku moral
adalah agama (Bertens, 2002:35).
Moral memang tidak hanya bersumber pada agama, tetapi keanekaragaman adat
kebiasaan kelompok timbul dari keanekaragaman konsepsi kelompok agama tentang
Yang Sakral.
Menurut Bertens (2002:30) bahwa agama merupakan sumber nilai dan norma moral
yang paling penting.Agama dalam kaitannya dengan praktik sosial dapat dipandang
sebagai kepercayaan dan pola tingkah laku yang diusahakan oleh masyarakat. Agama
digunakan untuk menangani masalah-masalah yang tidak dapat dipecahkan dengan
teknologi ataupun teknik organisasi yang diketahui (Haviland dalam Kahmad,
2000:119).
Agama sebagai sistem keyakinan dapat menjadi inti dari sistem nilai dalam suatu
kebudayaan. Dalam hal ini, agama dapat menjadi pendorong dan pengontrol tindakan
anggota masyarakat agar tetap sesuai dengan nilai-nilai kebudayaan dan ajaran agama
yang dipeluknya (Kahmad, 2000: 63--64).

G. Moral dan Hukum


Secara etimologis Kata hukum berasal dari bahasa arab yaitu “hukmun” dan
merupakan bentuk tunggal atau mufrod. Yang artinya sesuatu yang bersifat memaksa.
Kata "ius" (latin) berarti hukum, berasal dari bahasa latin "iubere" artinya mengatur
atau memerintah.
Prof. Dr. Hazairin dalam buku Demokrasi Pancasila menyatakan bahwa hukum tanpa
moral adalah kezaliman. Moral tanpa hukum adalah anarki. Lebih lanjut Dr.
Muslehuddin menerangkan bahwa hukum tanpa keadilan dan moralitas bukanlah
hukum dan tidak bisa bertahan lama. Hukum membutuhkan moral. Kualitas hukum
juga diukur dari mutu moralnya. Sebaliknya, moral juga membutuhkan hukum, agar
“semakin terwujud secara lebih pasti dalam perilak konkret” Tujuan hukum mengatur
kehidupan manusia dalam kehidupan bernegara, sedangkan moral mengatur
kehidupan manusia sebagai manusia. Manusia mungkin dapat menetapkan
moralitasnya sendiri tanpa agama, tetapi dengan mudah ia akan menggunakannya
untuk kepentingannya sendiri sehingga ukuran moral dapat berubah-ubah.

Anda mungkin juga menyukai