Anda di halaman 1dari 7

Percobaan 08

OSILOSKOP

I. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat melakukan kalibrasi internal osiloskop
2. Mahasiswa dapat membandingkan hasil pengukuran tegangan osiloskop
dengan tegangan multimeter
3. Mahasiswa dapat membandingkan hasil pengukuran frekuensi osiloskop
dengan frekuensi multimeter
4. Mahasiswa dapat menyimpulkan hasil praktkum

II. DASAR TEORI


CRO merupakan singkatan dari Cathode Ray Osciloscope, yaitu suatu alat
instrument atau alatukur yang menggunakan prinsip dasar bintik-bintik
electron yang mengeluarkan cahaya sehingga dapat dilihat pada layar.
Ketelitian alat ini sangat bisa diandalkan.
Kegunaan dari CRO dapat dikatakan multiguna. Alat inidapat digunakan
untuk melihat bentuk gejala-gejala, mengukur tegangan puncak ke puncak
(Vpp), menghitung atau melihat beda fase, mengukur frekuensi gejala dan
lain-lain yang sangat diperklukan baik dalam pengetean maupun servis
pesawat radio maupun TV dan pesawat elektronik lainnya.
Keistimewaan dari CRO ini adalah bahwa ia mempunyai sumber yang
memancarkan electron-elektron ke suatu tabir yang berpendar kalau dikenai
electron. Arah gerak electron ini dipengaruhi oleh suatu medan magnet yang
berubah-ubah secara periodic seperti gigi gergaji yang sering dinamakan
tegangan gigi gergaji (TGG). TGG ini dibentuk oleh suatu multivibrator yang
berada pada CRO.
Gambar 1 Osciloscope

Bagian-bagian CRO terdiridari :


1. Intensity : Merupakan tombol pengatur ketajaman gambar pada layar
2. Focus : Merupakan pengatur kecerahan dari suatu bintik gejala
3. Position Horizontal : Untuk mengatur kedudukan/posisi gambar menurut
arah mendatar
4. Vertical Gain : Mengatur amplitude gejala
5. Sweep Var : Mengatur lebar periode dari suatu gejala yang
diukur dan menstabilkannya
6. Position Vertical : Mengukur position vertical
7. Sweep Frequency : Merupakan saklar untuk mengatur daerah frekuensi
8. AC – DC : Saklaruntuk input vertical. Padakedudukan AC Berarti
komponen DC darigejala yang diukur
sedang diblokir
9. Vin : Sebagai terminal input vertical
10. Ground : Sebagai ground terminal
11. Hin : Sebagai terminal input horizontal
12. Pilot Lamp : Merupakanlampu indicator jika CRO menyala
13. Power Switch : Merupakan tombol On-Off dari CRO
14. Screen : Untuk menampilkan suatu gejala yang diukur
15. Vert. Input : Merupakan control kalibrasiatas input vertical
(yang dimasukkan melalui Vin) dengan tiga
daerah kalibrasi: x100, x10, x1, pada kedudukan
ground berarti input
amplifiernya di Ground-kan atau tidak ada
gejala input
16. Inten Mod. Z : Pengambung pada sumber modulasi
17. Direct : Suatu terminal penyambung untuk memperagakan
Gejala yang lebih besardari 450 MHz pada flat
defleksi vertical
18. Direct Amp : Merupakan saklar untuk defleksi CRT. Direct untuk
hubungan langsung pada falat vertical (yang ada
dalam tabung CRT). Amp digunakan bila inputnya
lewatVin
19. AC Cord : Kabel penghubung kesumber AC
20. Plat papan nama
21. AC Cord Hooks

III. ALAT DAN BAHAN


1. CRO (Osciloscope)

2. PSA (Power Supply)

3. Multimeter

IV. KESELAMATAN KERJA


1. Gunakan pengaman alas kaki (sepatu) pada saat melakukan praktikum.
2. Gunakan tegangan maksimum power supplay 8 volt.
3. periksakan rangkaian terlebih dahulu kepada instuktur sebelum diberi sumber
tegangan.

V. LANGKAH KERJA
1. Pemeriksaan bentuk gelombang
a. Aturlah knop focus, intensitas, vertical position, horizontal, vertical
gain, horizontal gain kira-kirasetengahputaran.
b. Aturlah/tekanlah knop AC bilaada
c. Aturlah knop trigger padakedudukan auto
d. Aturlah knop time/cm atau sweep frequency padakedudukanext
e. Hubungkan kabel dengan sumber daya CRO ke stop kontak
(periksalah tegangan CRO)
f. Atur saklar power padaposisi ON
g. Tunggu beberapa detik sampai terlihat titik terang pada layar CRO
h. Aturlah saklar time/cm atau sweep frequency pada sembarang
kedudukan sehingga titik tersebut berubah menjadi garis datar yang
diam
i. Aturlah saklar bentuk gelombang dari LFG pada bentuk sinus
j. Aturlah saklar frequency pada kedudukan 1x
k. Aturlah knop fine pada setengah putaran
l. Aturlah knop att pada posisi 1x
m. Hubungkan output AFG pada vertical input CRO
n. Hubungkan kabel power AFG ke stop kontak dan aturlah saklar power
pada posisi ON
o. Pada layar CRO akan terlihat bentuk gelombang sinus. Aturlah
knopknop pada CRO dan AFC catat perubahan-perubahan yang
terjadi

2. Kalibrasi Tegangan
Sebelum Osciloscope dipergunakan untuk mengukur maka terlebih
dahulu harus dikalibrasikan. Seperti telah kita ketahui bahwa besaran
yang ditunjukkan oleh CRO adalah tegangan peak to peak yang artinya
tegangan dari puncak positif ke puncak negative, sedangkan besaran
praktis dalam satuan efektif/ rms.
1 Vp-p = 2 x 1,414 Veff
1 Vp = 1,414 Veff (1 Veff = 0,707 Vp)
Kalibrasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu kalibrasi eksternal dan
kalibrasi internal. Pada praktek kali ini yang kita lakukan adalah kalibrasi
eksternal, untuk itu diperlukan AFG.
a. Aturlah saklar gelombang AFG pada posisi sinus.
b. Aturlah frek output 50 Hz bila nantinya CRO digunakan untuk
mengukur tegangan yang bersumber dari PLN, atau 1000 Hz bila
nantinya CRO akan digunakan untuk mengukur amplitude pada
frekuensi tinggi
c. Aturlah amplitude fine sehingga tegangan output
Veff
(gunakanmultimeter)
d. Aturlah saklar Volt/div atau sweep freq untuk CRO tipe lbo 520 pada
kedudukan angka 1. Untuk CRO lainnya tempatkan pada kedudukan
10.
e. Aturlah saklar time/cm atau sweep freq pada posisi Ext.
f. Hubungkan output AFG ke vertical input CRO, pada layar CRO akan
tampak garis tegak.
g. Atur variable/ vertical gain sehingga tinggi tegak 2 x 1,414 = 2,828 cm.
aturlah garis tersebut supaya terletak di tengah simetris. Apabila
sudah tercapai, knop variable/ vertical gain jangan sekali-sekali
diubah sebab CRO telah terkalibrasi.

3. PengukuranTegangan
a. Aturlah saklar fine/ amplitude AFG pada berbagai kedudukan. Garis
tegak pada CRP akan berubah, misalkan, tinggi amplitude Y cm,
saklar volt/div pada kedudukan angka a, maka besar efektif adalah
(axVpp)/2
b. Apabila pengukuran tegangan dengan cRO sudah dilakukan, cobalah
dicekapakah hasilnya tepat. Pemeriksaan dengan mengukur
tegangan output AFG menggunakan multimeter, apabila terjadi
perbedaan supaya dicatat. Pemeriksaan dengan multimeter sekedar
untuk pengecekan saja.
4. Kalibrasi Frekuensi
Seperti halnya kalibrasi tegangan, kalibrasi frequency dapat dilakukan
secara ekstren dan intern.Pada praktek ini akan dilakukan kalibrasi
ekstern.
a. Aturlah pengatur frequensi pada posisi10x.
b. Atur pengatur frekuensi pada angka 100 Hz.
c. Atur fine/ amplitude kira-kira ½ putaran.
d. Atur saklar gelombang pada bentuk sinus.
e. Atur saklar time/cm untuk LBO 520 padaangka 1 ms, untuk CRO tipe
lain pada kedudukan 1 K.
f. Hubungkan output AFG pada vertical input CRO sehingga pada CRO
akan tergambar bentuk sinus.
g. Aturlah variable horizontal (LBO 520) atau horizontal gain sehingga
lebar 1 periodea dalah 1 cm atau 1 kotak. Apabila sudah tercapai
maka jangan sekali-sekali variable/ horizontal gain diubah-ubah
karena CRO telah terkalibrasi.
5. Pengukuran Frekuensi
a. Aturlahpengaturfrekuensi AFG padasembarangkedudukan
(anggaplah AFG sebagaifrekuensi yang belumdiketahuibesarnya)
b. Padalayar CRO akantergambargelombangbentuk sinus. Untuk LBO
520 misalkanlebartiapperiode X cm dansaklar time/cm
padakedudukan Y detik, makaperiode (T) = XxYdetik.
Sehinggafrekuensinya (f)=1/(XxY)Hz

VI. DATA PENGUKURAN


Pengukuran tegangan AC
OSILOSKOP
AVO Veff Simpangan
No Volt/div Divp-p Vp-p Vp
(Volt) (Vp.0,707 (volt)
(a) (b) (a x b) (Vp-p/2)
)
1 155 50 9 450 225 159,09 4,09

2 268 45 17 765 382,5 270,4 2,4


3 106 43,17 7 302,19 151,095 106,82 0,82
Pengukuran Frekuensi
OSILOSKOP
F Simpangan
No T/div Div T T F
referensi(Hz) (Hz)
(a) (b) (a x b) (sekon) (1/T)

1 100 0,0025 4 0,01 0,01 100 0

I. Pertanyaan
1. Apakah keuntungan dan kerugian pemakaian CRO sebagai alat ukur jika
dibanding dengan pemakaian alat ukur elektronik lainnya?
2. Apakemungkinan-kemungkinan penyebab terjadinya selisih antara hasil
pengukuran dengan hasil perhitungan?
3. Berapa rata-rata kesalahan pengukuran CRO dengan pengukuran
menggunakan multimeter.

Anda mungkin juga menyukai