Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PRAKTIKUM

AVERTEBRATA AIR
“ARTRHOPODA, CEPHALOPODA DAN BIVALVIA”

OLEH:
MUHAMMAD FADHLILLAH
C1K 212 049
KELOMPOK 1

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


UNIVERSITAS MATARAM
2013
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan prakti kum avertebrata air telah diselesaikan oleh:

NAMA : MUHAMMAD FADHLILLAH


NIM : C1K212049

MENGETAHUI

(Asisten) (Praktikan)

(FITRI NURHANDANI) (MUHAMMAD FADHLILLAH)


NIM: C1K 009 010 NIM: C1K 212 049

Tanggal Pengesahan :
BAB. I. PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Pada praktikum kali ini, akan diuraikan ciri-ciri dan klasifikasi dari phylum
arthropoda. Arthropoda merupakan hewan yang memiliki lebih banyak spesies
dari pada spesies dari phylum lain. Hewan-hewan yang tercakup dalam phylum
ini memiliki anggota badan atau extrimitas yang bersendi-sendi, seperti Panulirus
sp. Dan Panilirus Homarus.
Oleh karena itu, perlu dilakukan kegiatan praktikum ini untuk mengetahui
struktur morfologi dan anatomi organisme yang tergolong dalam phylum
arthropoda. Berdasarkan pengamatan pada praktikum dapat dilihat ciri dan bagian
pada spesies.
Selain phylum arthropoda, ada juga spesies dari phylum mollusca. Mollusca
merupakan hewan yang bertubuh lunak. Hewan ini mempunyai kelas-kelas yang
dipraktikan, seperti kelas Pelecypoda (bivalvia) dan Cephalopoda. Sehingga
dapat mengetahui ciri dan bagian tertentu dari spesies tersebut, melalui
pengamatan yang dilakukan pada praktikum.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari kegiatan praktikum ini antara lain adalah sebagai berikut :

1. Melakukan identifikasi hewan Avertebrata Air


2. Mengetahui ciri-ciri hewan avertebrata air
3. Mengetahui struktur, fungsi dan kehidupan hewan avertebrata
BAB. II. TINJAUAN PUSTAKA

Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan
podos yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas.
Organisme yang tergolong filum arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku.
Hewan ini memiliki jumlah spesies yang saat ini telah diketahui sekitar 900.000
spesies. Hewan yang tergolong arthropoda hidup di darat sampai ketinggian 6.000 m,
sedangkan yang hidup di air dapat ditemukan sampai kedalaman 10.000 meter
(Karmana,2007).

Crustacea adalah hewan akuatik (air) yang terdapat di air laut dan air tawar.
Ciri-ciri crustacea yaitu pada bagian kepala terdapat beberapa alat mulut, yaitu: 2
pasang antena, 1 pasang mandibula, untuk menggigit mangsanya, 1 pasang maksilla,
dan memilik 1 pasang maksilliped (Anonim, 2011).

Tubuh udang terdiri atas sefalotoraks dan abdomen. Sefalotoraks (kepala


dada) merupakan pennyatuan bagian kepala dan badan. Udang memiliki rangka luar
dari kitin yang keras. Rangka luar yang keras ini karena mengandung zat kapur.
Dibagian kepala terdapat sepasang mandibula dan dua pasang maksila. Pada setiap
segmen abdomen terdapat kaki renang. Pada ujung abdomen terdapat kaki daun
(uropod). (Anonim, 2010).

Bivalvia adalah Mollusca yang memiliki sepasang cangkang yang dapat


membuka dan menutup. Bivalvia mempunyai bentuk simetri bilateral, namun hal ini
tidak berkaitan dengan lokomosi yang cepat serta pipih secara lateral. Kaki biasanya
berbentuk seperti baji (Yunani; peleky, baji) sehingga dikenal pula sebagai
Pelecypoda (Kimball, 1999).

Cepalophoda Yang termasuk kelas ini adalah gurita, cumi-cumi, dan nautilus.
Hewan ini mempunyai kepala yang besar dan bermata sangat tajam. Pada kepala
terdapat tangan-tangan (delapan pada gurita dan sepuluh pada cumi-cumi) yang
berguna untuk pergerakan dan mencari mangsa. Mata cephalophoda dapat melihat
dan berfungsi seperti vertebrata. Hanya Nautilus lah yang bercangkang. Cangkang
cumi-cumi kecil berupa lempengan yang melekat pada mantel sedangkan gurita tidak
bercangkang (Masduqi, 1992).

Sotong sering kali disalahtafsirkan sebagai cumi-cumi. Keduanya berbeda


karena sotong bertubuh pipih, sementara cumi-cumi lebih berbentuk silinder. Selain
itu, cangkang dalam sotong tersusun dari kapur yang keras, sedangkan pada cumi-
cumi lunak (Supriharyono, 2000).
BAB. III. METODE PRAKTIKUM

1.1 Tempat dan Waktu Praktikum


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Selasa, 09 April 2013, pukul
15:00 sampai selesai dan bertempat di Laboraturim Program Studi Budidaya
Perairan Universitas Mataram.

3.2 Alat dan Bahan Praktikum


Adapun alat dan bahan praktikum yang digunakan antara lain:
No. Alat dan Bahan Fungsi
1 Kaca pembesar (lup) Untuk melihat benda kecil dan bagian dari
spesies
2 Bak praparat Untuk menyimpan bahan
3 Alat tulis Untuk mencatat hasil pengamatan pada
spesies
4 Pinctada Maxima Sebagai objek yang diamati
5 Anadora Granosa Sebagai objek yang diamati
6 Anadora Antiquarta Sebagai objek yang diamati
7 Sephia sp. Sebagai objek yang diamati
8 Loligo sp. Sebagai objek yang diamati
9 Peneus Monodon Sebagai objek yang diamati
10 Panulirus Honarus Sebagai objek yang diamati

3.3 Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja dari praktikum kali ini adalah:
1. Didengarkan apa yang disampaikan oleh Co.ass, tentang bagian-bagian
spesies yang akan diamati
2. Digambar tujuh spesies yang telah disediakan sebagai laporan sementara
3. Dicatat apa yang telah disampaikan oleh co.ass mengenai acara praktikum
4. Diamati spesies dan dicatat bagian-bagiannya

BAB. IV.HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 HasilPraktikum
LEMBAR KERJA
GAMBAR DORSAL KLASIFIKASI
Phylum : Mollusca
Class : Pelecypoda
Subclass : Lamellibranchia
Ordo : Ani somyaria
Family : Pteriae
Genus : Pinctada
Spesies : Pinctada maxima
Local name : tiram mutiara
GAMBAR VENTRAL KETERANGAN GAMBAR
1. Nacre
2. Radial line
3. Sirculate line
4. Umbo
5. Hinge ligament.
GAMBAR LITERATUR Ciri – Ciri :
1. Memiliki garis pertumbuhan.
2. Memiliki hinge ligament
3. Memiliki bibir kapur dan bibir
mas
4. Terdapat garis transisi
5. Memiliki nacre

Sumber : Anonim, 2010

Pinctada maxima adalah genus dari tiram mutiara. Tiram mutiara adalah
kerang air laut. Tiram mutiara memiliki organ tubuh antara lain; kristal kapur, batas
transisi, bibir emas, nacre, pangkat engsel, dan otot. Tiram mutiara termasuk dalam;
phylum Mollusca, kelas Pelecypoda, sub kelas Lamellibranchia, ordo Anisomyaria,
famili peteriidae, genus pinctada, dan spesies pinctada maxima.

Kerang mutiara atau tiram mutiara memiliki sepasang cangkang, bentuknya


pipih berwarna kuning kecoklatan. Kedua cangkang tersebut tidak memiliki cangkang
sama bentuknya (ineguivalven), cangkang agak pipih sedangkan cangkang kiri
cembung. Dibagian tengah dorsal sepasang cangkang dihubungkan oleh ligamen
yang elastis serta adanya gigi engsel. Kedua cangkang memiliki otot yang liat dan
kuat yang berfungsi untuk membuka dan menutup. Cangkang bagian dalam berwarna
putih mengkilat atau disebut lapisan nacre (mother of pearly) pada bagian sentral.
Lapisan nacrenya berwarna kuning emas (gold up). Di luar batas garis nacre (non
nacreusbordes) berwarna coklat kehitaman.

Mutiara merupakan salah satu perhiasan yang sering digunakan, khususnya


oleh wanita. Mutiara itu sendiri merupakan jenis batu permata yang dapat dihasilkan
oleh mahluk hidup yaitu kerang, Secara alami mutiara dapat terbentuk oleh proses
biomineralisasi diawali dengan masuknya suatu zat asing seperti sebutir pasir diantara
mantel dan kulit, benda asing ini akan bertindak sebagai perangsang sekresi getah
nakreas. Getah nakreas ini akan membentuk lapisan nakreas yang akan membungkus
butiran pasir. Butiran pasir ini akan tergulung oleh jaringan mantel dan berbentuk
bulat. Setelah beberapa lama terbentuk butiran pasir yang terbungkus lapisan nakreas
yang dinamakan mutiara, banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari tiram
mutiara ini, kini tak jarang kita mendengar banyak penduduk Indonesia bahkan dunia
yang melakukan budidaya tiram mutiara. Banyak pula masyarakat NTB yang
melakukan budidaya tersebut contohnya saja di pulau Sumbawa, karna dirasakan
keuntungan dan manfaat yang besar.
LEMBAR KERJA
GAMBAR DORSAL KLASIFIKASI
Phylum : Mollusca
Class : Bivalvia
Subclass :-
Ordo : Aroida
Family : Anadae
Genus : Anadora
Spesies : Anadara granosa
Nama lokal: Kerang Dara

GAMBAR VENTRAL KETERANGAN GAMBAR


1. Umbo
2. Radial line
3. Sircular line
4. Ligament
5. Nacre

GAMBAR LITERATUR Ciri – Ciri :


1. Cangkang memiliki belahan yang
sama melekat satu sama lain pada
Batas cangkang.
2. Rusuk pada kedua belahan
cangkangnya sangat kentara.
3. Cangkang berukuran sedikit lebih
Sumber:A
nonim, 2012 panjang dibanding tingginya
tonjolan (umbone) yang sangat
kentara.
4. Setiap belahan Cangkang
memiliki 19-23 rusuk.
Kerang dara (Anadara granosa).Kerang dara biasa disebut juga dengan
granosa, nodifera, inflata, rhombea, dan indica (kerang mencos). Kerang ini termasuk
dalam; phylum Mollusca, kelas Bivalvia, ordo Aroida, sub ordo Anadae, family
Anadara, genus Tridaena, dan spesies Anadara granosa.

Kerang dara memakan plankton dengan cara menyaring. Kerang darah


mempunyai dua buah cangkang yang dapat membuka dan menutup dengan
menggunakan otot aduktor dalam tubuhnya. Cangkang pada bagian dorsal tebal dan
bagian ventral tipis. Cangkang ini terdiri atas 3 lapisan, yaitu (1) periostrakum adalah
lapisan terluar dari chitin yang berfungsi sebagai pelindung (2) lapisan prismatic
tersusun dari kristal-kristal kapur yang berbentuk prisma, (3) lapisan nakreas atau
sering disebut lapisan induk mutiara, tersusun dari lapisan kalsit (karbonat) yang tipis
dan paralel.

Puncak cangkang disebut umbo dan merupakan bagian cangkang yang paling
tua. Garis-garis melingkar sekitar umbo menunjukan pertumbuhan cangkang. Mantel
pada pelecypoda berbentuk jaringan yang tipis dan lebar, menutup seluruh tubuh dan
terletak di bawah cangkang. Beberapa kerang ada yang memiliki banyak mata pada
tepi mantelnya. Banyak diantaranya mempunyai banyak insang. Umumnya memiliki
kelamin yang terpisah, tetapi diantaranya ada yang hermaprodit dan dapat berubah
kelamin. Kerang ini rata-rata mempunyai warna kemeraham. Pada bagian dorsalnya
terdapat garis yang dinamakan sircular line, radial line, ligamen dan pada bagian
bawah ventralnya dinamakan umbo.

Kakinya berbentuk seperti kapak pipih yang dapat dijulurkan keluar. Kaki
kerang berfungsi untuk merayap dan menggali lumpur atau pasir. Kerang bernapas
dengan dua buah insang dan bagian mantel. Insang ini berbentuk lembaran-lembaran
(lamela) yang banyak mengandung batang insang. Antara tubuh dan mantel terdapat
rongga mantel yang merupakan jalan keluar masuknya air.
LEMBAR KERJA
GAMBAR DORSAL Klasifikasi

Phylum : Mollusca
Kelas : Bivalvia
Ordo : Aroida
Family : Anadae
Genus : Anadara
Spesies : Anadara antiquate
Local Name : Kerang bulu
GAMBAR VENTRAL Keterangan Gambar
1. Umbo
2. Gigi
3. Periostrakum
4. Hinge ligament
5. Radial line
6. Circulal line
GAMBAR LITERATUR Ciri-ciri
1. Memiliki dua kutub (umbo),
2. Respirasi dengan dua buah insang dan
mantel,
3. Insang berbentuk lembaran – lembaran
(lamela),
4. Hidup di pantai, laut pada substrat
( lumpur berpasir), dan
Sumber: Anonim, 2012 5. Memiliki gigi pada hinge ligament banyak
dan sama.

Anadara antiquata biasa disebut dengan kerang bulu, karena pada bagian
dorsalnya terdapat bulu. Pada praktikum ini yang diamati dari kerang bulu adalah
bagaimana morfologinya serta fungsi organdan habitat dari kerang bulu itu sendiri.
Karang ini termasuk dalam; phylum Mollusca, kelas bivalvia, ordo Aroida, family
Anadae, genus Anadara, dan spesies Anadara antiquata. Kerang bulu memiliki organ
tubuh antara lain; pada bagian dorsalnya Radial line, dan Sircular line sedangkan
pada bagian ventralnya Gigi ligamen, dan Umbo.

Kerang tidak memiliki kepala (juga otak) dan hanya memiliki mata. Organ
yang dimiliki adalah ginjal, jantung, mulut, dan anus. Kerang dapat bergerak dengan
"kaki" berupa semacam organ pipih yang dikeluarkan dari cangkang sewaktu-waktu
atau dengan membuka-tutup cangkang secara mengejut. Makanan kerang adalah
plankton, dengan cara menyaring. Kerang sendiri merupakan mangsa bagi cumi-cumi
dan hiu. Semua kerang bulu adalah jantan ketika muda, beberapa akan menjadi betina
seiring dengan kedewasaan.

Anadara antiquata dapat tumbuh dengan baik pada zona perairan litoral dan
sublitoral dengan tipe perairan yang tenang, terutama di teluk berpasir dan berlumpur
sampai pada kedalaman 30 m tetapi yang biasa dijadikan tempat hidup adalah daerah
litoral dimana daerah tersebut masih terkena pasang surut (Poutiers, 1998). Mudjiono
dan Kastoro (1997) menambahkan dari penelitian mengenai kepadatan A. pilula di
Teluk Miskam Panimbang Banten, Jawa Barat, jenis kerang tersebut banyak terdapat
daerah pasang surut rendah yang bersubstrat lumpur berpasir dengan kisaran
kedalaman 0,75–3 m. Sedangkan pada penelitan mengenai struktur komunitas
makrozoobenthos pada kawasan budidaya tambak di pesisir Malakosa Parigi
Moutong, Sulawesi Tengah beberapa spesies Anadara antiquata ditemukan pada
wilayah pantai dan mangrove (Masak dan Pirzan, 2006). Pada habitat kerang
Anadara antiquata dibutuhkan kondisi alami dengan air yang tenang dengan sirkulasi
air dan salinitas yang cukup mendukung. Beberapa faktor seperti iklim, kedalaman
perairan, salinitas, dan jenis substrat merupakan beberapa variabel lingkungan yang
dapat mendukung kehidupan moluska dengan habitat yang ditempati, dimana hal ini
akan terkait dengan suplai makanan bagi moluska (Dance, 1977). Pada dasarnya tepi
mantel hanya melekat pada bagian dorsal saja, sedangkan tepi lainnya bebas. Namun
dalam evolusinya terjadi penyatuan di beberapa tepi yang lain untuk efisiensi aliran
air melalui insang, hingga berbentuk sifon air masuk dan sifon air keluar. Sifon
kerang Anadara pendek, sehingga hanya dapat masuk ke dalam lumpur tidak terlalu
dalam.
LEMBAR KERJA
GAMBAR DORSAL KLASIFIKASI
Kerajaan : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Cephalopoda
Upakelas : Coleoidea
Superordo : Decapodiformes
Ordo : Sephia sp.

GAMBAR VENTRAL Keterangan Gambar


1.Cangkang 6. Mantel
2.Lengan 7. Mata
3.Sirip Lateral 8. Shipon
4.Sucker Cup 9. Tentakel
5. Mulut
GAMBAR LITERATUR Ciri-Ciri

1. Tubuhnya memanjang & agak


pipih.
2. Memiliki8 lengan & 2 tentakel
pantakel
3. Memiliki sepasang sirip dari
bagian leher hingga ujung ekornya.
Sumber : Anonim, 2012
4. Bergerak dengan cara
berenang.
5. Makan dengan cara mencabik
& menelan potongan daging
mangsanya.

Sotong (sephia sp.) sering kali disalahtafsirkan sebagai cumi-cumi. Keduanya


berbeda karena sotong bertubuh pipih, sementara cumi-cumi lebih berbentuk silinder.
Selain itu, cangkang dalam sotong tersusun dari kapur yang keras, sedangkan pada
cumi-cumi lunak. Sotong dan cumi berada dalam satu kelas yaitu cephalopoda
phylum mollusca.
Sotong (sephia sp.) mempunyai ciri-ciri atau morfologi seperti tubuhnya
memanjang & agak pipih, Memiliki 8 lengan & 2 tentakel panjang, Memiliki
sepasang sirip dari bagian leher hingga ujung ekornya, bergerak dengan cara
berenang, makan dengan cara mencabik & menelan potongan daging mangsanya,
bisa mengubah warna & tekstur kulitnya, memiliki cangkang dalam berbentuk pipih
seperti perisai,memiliki tentakel yang lebih panjang dibandingkan dengan cumi-cumi
dan pada sotong terdapat kartilago.
Sotong juga bersifat kosmopolit sama seperti cumi-cumi, hidup berkelompok
di perairan bagian atas. Hewan ini aktif berburu mangsa yang berupa ikan-ikan kecil
dan crustacea pada malam hari. Bila merasa terancam mereka akan berenang mundur
dengan cepat atau menyemburkan tinta berwarna hitam kecoklat-coklatan. Hewan ini
banyak diperjualbelikan, selain rasanya enak sotong dan cumi-cumi merupakan
sumber protein hewani yang kaya akan protein serta kartilago yang mengandung
banyak kalsium untuk membantu pertumbuhan tulang dan gigi.
Sotong merupakanhewan yang kaya akan kalsium dan protein tetapi rendah
energi. Makanan yang bahan utamanya sotong merupakan sumber kolesterol.
Cangkang dalam sotong biasa digunakan sebagai sumber kalsium bagi burung
peliharaan.
Sotong hewan yang hidup di perairan, khususnya sungai maupun laut atau
danau. Hewan ini dapat ditemukan di hampir semua perairan yang berukuran besar
baik air tawar, air payau, maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat
permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan. Sotong juga merupakan
makanan sejenis seafood.

LEMBAR KERJA
GAMBAR DORSAL KLASIFIKASI
Phylum : Mollusca
Class : Cephalopoda
Sub Class : -
Ordo : Teuthoidea
Family : Loliginidae
Genus : Loligo
Species : Loligo sp.
Local name : Cumi-cumi
GAMBAR VENTRAL KETERANGAN GAMBAR
1. Cangkang 6. Lengan 10. Tentakel
2. Sirip lateral 7. Sucker cup
3. Mantel 8. Siphon
4. Mata 9. Mulut

GAMBAR LITERATUR Ciri-Ciri;

1. Tubuhnya panjang & meruncing.


2. Memiliki 8 lengan & 2 tentakel
panjang.
3. Memiliki sepasang sirip di bagian
dekat ujung ekornya.
4. Bergerak dengan cara berenang.
5. Makan dengan cara mencabik &
menelan potongan daging mangsanya.
6. Hanya bisa mengubah warna kulitnya.
Sumber : Anonim, 2012 7. Memiliki cangkang dalam berbentuk
tangkai..

Secara morfologi, tubuh cumi-cumi (loligo sp.) relatif panjang, langsing dan
bagian belakang meruncing (rhomboidal). Tubuh cumi-cumi dibedakan atas kepala,
leher dan badan. Kepala terletak di bagaian ventral serta memiliki dua mata yang
besar dan tidak berkelopak, leher pendek dan badan berbentuk tabung dengan sirip
lateral berbentuk segitiga di setiap sisinya. Pada kepala terdapat mulut yang
dikelilingi oleh empat pasang tangan dan sepasang tentakel (8 tangan dan 2 tentakel
panjang). Pada permukaan dalam tangan dan tentakel terdapat batil isap yang
berbentuk mangkok terletak pada ujung tentakel. Gigi khitin atau kait terletak pada
tepi batil isap untuk memperkuat melekatnya mangsa yang diperolehnya. Di posterior
kepala terdapat sifon atau corong berotot, Sedangkan pada anterior badan terdapat
eksoskeleton. Sistem skeletal terdiri atas eksoskeleton yang berbentuk bulu dan
beberapa tulang rawan. Beberapa tulang rawan tersebut membentuk artikulasi untuk
sifon dan mantel, yang lain melindungi ganglia dan menyokong mata. Eksoskeleton
yang berbentuk pen tersebut homolog dengan cangkang pada Mollusca lain. Pada
Loligo eksoskeleton tersebut (cangkang) terletak di dalam rongga mantel berwarna
putih transparan, tipis dan terbuat dari bahan chitin. Mantel berwarna putih dengan
bintik-bintik merah ungu sampai kehitaman dan diselubungi selaput tipis berlendir.

Kepala terletak di bagaian ventral serta memiliki dua mata yang besar dan
tidak berkelopak berfungsi sebagai alat untuk melihat. Di posterior kepala terdapat
sifon atau corong berotot yang berfungsi sebagai kemudi. Jika ia ingin bergerak ke
belakang, sifon akan menyemburkan air ke arah depan, sehingga tubuhnya bertolak
ke belakang. Sedangkan gerakan maju ke depan menggunakan sirip dan tentakelnya.
sifon akan ditemukan cairan tinta berwarna hitam yang mengandung pigmen melanin.
Fungsinya untuk melindungi diri. Jika dalam keadaan bahaya cumi-cumi
menyemprotkan tinta hitam ke luar sehingga air menjadi keruh. Pada saat itu cumi-
cumi dapat meloloskan diri dari lawan.

Cumi-cumi bersifat kosmopolit, hidup berkelompok di perairan bagian atas.


Hewan ini aktif berburu mangsa yang berupa ikan-ikan kecil dan crustacea pada
malam hari. Bila merasa terancam mereka akan berenang mundur dengan cepat atau
menyemburkan tinta berwarna hitam kecoklat-coklatan. Hewan ini banyak
diperjualbelikan, selain rasanya enak cumi-cumi merupakan sumber protein hewani
yang kaya akan protein.
Cumi-cumi yang biasa dikonsumsi oleh manusia adalah jenis Loligo Pealei
dan tersebar di perairan Laut Tengah, Asia Timur, serta sepanjang pantai timur
Amerika Utara. Ada yang hidup di dekat dengan permukaan air, ada pula yang hidup
di tempat yang dalam sekali atau palung laut. Cumi-cumi jenis kecil tidak
mengganggu manusia, namun jenis yang besar dapat menjadi ancaman yang
berbahaya untuk manusia ketika menyelam.

Menurut data dari Food and Agricultural Organization atau FAO, jumlah
moluska yang ditangkap untuk kepentingan komoditas komersial, pada tahun 2002
adalah 3.173.272 ton dan 75,8% dari jumlah tersebut adalah cumi-cumi yang
dimakan. Bahkan cumi-cumi poligo atau jenis yang biasa kita makan, menurut data
US Commercial Fisheri, di tahun 2008 sudah tercatat sekitar 8 juta ekor cumi-cumi
ini telah ditangkap di pesisir pantai California. Hal ini dikarenakan kandungan gizi
dalam cumi-cumi yang baik untuk manusia, yaitu selenium, riboflavin, dan vitamin B
12.
LEMBAR KERJA
GAMBAR DORSAL KLASIFIKASI
Phylum : Arthropoda
Class : Crustacea
Subclass : Malacostraca
Ordo : Anadae
Sub ordo : Natautia
Family : Metatitia
Genus : pennaeus
Spesies : Pennaeus monodon
Nama lokal: Udang windu
GAMBAR VENTRAL Keterangan Gambar
1. Antena 9. Mata
2. Antenula 10.Uropod
3. Rostrum 11.Abdomen
4. Chephalothoraks
5. Telson
6. Kaki Renang
7. Kaki Jalan
8. Spine
GAMBAR LITERATUR Ciri-Ciri
1. Ujung depan rostrum lengkung
mengarah ke atas dengan gigi atas
rostrum 7-8 buah dan gigi
bawahnya 3buah.
2. Terdapat sebuah duri pada buku
kedua pasangan pertama dan kedua
dari kaki jalannya.
Sumber : Anonim, 2012
Pada praktikum ini phylum arthropoda hanya melakukan pembahasan pada
kelas crustasea yaitu biota udang windu ( pennaeus monodon). Morfologi udang
windu terbagi atas dua yaitu bagian kepala dan bagian badan. Bagian kepala menyatu
dengan bagian dada disebut cephalothorax yang terdiri dari 13 ruas, yaitu 5 ruas di
bagian kepala dan 8 ruas di bagian dada. Bagian badan dan abdomen terdiri dari 6
ruas, tiap-tiap ruas (segmen) mempunyai sepasang anggota badan (kaki renang) yang
beruas-ruas pula. Pada ujung ruas keenam terdapat ekor kipas 4 lembar dan satu
telson yang berbentuk runcing.

Bagian kepala dilindungi oleh cangkang kepala atau Carapace. Bagian depan
meruncing dan melengkung membentuk huruf S yang disebut cucuk kepala atau
rostrum. Pada bagian atas rostrum terdapat 7 gerigi dan bagian bawahnya 3 gerigi
untuk Pennaeus monodon. Pada bagian kepala lainnya adalah Sepasang mata
majemuk (mata facet) bertangkai dan dapat digerakkan, mulut terletak pada bagian
bawah kepala dengan rahang (mandibula) yang kuat, sepasang sungut besar atau
antenna, dua pasang sungut kecil atau antennula, sepasang sirip kepala (Scophocerit),
sepasang alat pembantu rahang (Maxilliped), lima pasang kaki jalan (pereopoda),
kaki jalan pertama, kedua dan ketiga bercapit yang dinamakan chela.

Bagian badan tertutup oleh 6 ruas, yang satu sama lainnya dihubungkan oleh
selaput tipis. Ada lima pasang kaki renang (pleopoda) yang melekat pada ruas
pertama sampai dengan ruas kelima, sedangkan pada ruas keenam, kaki renang
mengalami perubahan bentuk menjadi ekor kipas (uropoda). Di antara ekor kipas
terdapat ekor yang meruncing pada bagian ujungnya yang disebut telson. Organ
dalam yang bisa diamati adalah usus (intestine) yang bermuara pada anus yang
terletak pada ujung ruas keenam. Udang menjadi dewasa dan bertelur hanya di habitat
air laut. Betina mampu menelurkan 50.000 hingga 1 juta telur, yang akan menetas
setelah 24 jam menjadi larva (nauplius). Nauplius kemudian bermetamorfosis
memasuki fase ke dua yaitu zoea (jamak zoeae). Zoea memakan ganggang liar.
Setelah beberapa hari bermetamorfosis lagi menjadi mysis (jamak myses). Mysis
memakan ganggang dan zooplankton. Setelah tiga sampai empat hari kemudian
mereka bermetamorfosis terakhir kali memasuki tahap pascalarva: udang muda yang
sudah memiliki ciri-ciri hewan dewasa. Seluruh proses memakan waktu sekitar 12
hari dari pertama kali menetas. Pada tahap ini, udang budidaya siap untuk
diperdagangkan, dan disebut sebagai benur. Di alam liar, postlarvae kemudian
bermigrasi ke estuari, yang sangat kaya akan nutrisi dan bersalinitas rendah. Di sana
mereka tumbuh dan kadang-kadang bermigrasi lagi ke perairan terbuka di mana
mereka menjadi dewasa. Udang dewasa merupakan hewan bentik yang utamanya
tinggal di dasar laut.

Sama seperti makanan laut lainnya, udang kaya akan kalsium dan protein
tetapi rendah energi. Makanan yang bahan utamanya udang merupakan sumber
kolesterol. Banyak resep menggunakan udang dari berbagai kebudayaan: contoh
jambalaya, okonomiyaki, poon choi, bagoong, dan scampi.
LEMBAR KERJA
GAMBAR DORSAL KLASIFIKASI
PHYLUM : Arthropoda
KELAS : Crustacea
SUB KELAS : Malacostraca
ORDO : Decapoda
FAMILY : Palinuridae
GENUS : Panulirus
SPECIES : Lycidice lomarus
NAMA LOKAL: Lobster

GAMBAR VENTRAL Keterangan Gambar


1. Antena
2. Antenula
3. Rostrum
4. Karapas
5. Kaki jalan
6. Kaki renang
7. Segmen
8. Ekor kipas
9. Telson mereduksi

GAMBAR LITERATUR Ciri – Ciri


1. Memiliki appendages yang
beruas-ruas
2. Memiliki telson yang mereduksi
3. Terdapat karapas pada bagian
dorsal

Sumber : Anonim, 2012


Arthropoda merupakan phylum terbesar dari animal kingdom, contohnya
yaitu udang windu dan lobster. Keduanya hampir sama karena memiliki organ tubuh
yang sama seperti berbentuk tubuh, adanya kaki jalan, kaki renang dan kaki yang
digunakan untuk makan, namun perbedaannya hanya pada bentuk ekor dan tubuh,
dimana ekor lobster membentuk kipas sementara ekor udang windu biasa dan
bentuknya telson, untuk tubuhnya lobster lebih keras sedangkan udang windu agak
lunak. Hewan ini termasuk kedalam kelas Crustasea (cangkang keras),tubuh udang
tebagi atas dua bagian besar, yaitu cephalotorax (kepala + dada) yang dilanjutkan
dengan abdomen (perut) dimana mempunyai eksoskeleton yang mengandung chitine
dan pada bagian tertentu terdapat bagian tipis dan lembut sehingga memudahkan
dalam pergerakan. Seluruh tubuh beruas-ruas yang masing-masing dilengkapi oleh
sepasang appendage.Ruas-ruas pada cephalothorax ditutupi oleh sebuah cangkang
bersambung yang menutupi sisi lateral dan dorsal yang disebut karapas antara kepala
dan dada dibatasi oleh sebuah lekukan yang disebut cervical groove. Dibagian kepala
terdapat rostrum yang merupakan pencuatan caravace,dan tepat dibawahnya terdapat
sepasang mata majemuk bertangkai. Pada bagian ventral terdapat mulut dan terdapat
pula organ mulut tambahan, dan diantara telson dan abdomen terdapat anus pada
bagian ventral dan insang yang terletak diantara carapace dan bagian dada.

Cara budidaya lobster sendiri tidaklah sulit. Walaupun lobster belum dapat
dilakukan pembenihan namun ketersedian benih di alam cukup melimpah sehingga
benih dapat diperoleh dengan mudah. Benih lobster dapat diperoleh dari nelayan.
Harga benih lobster berkisar antara Rp. 30.000 – 45.000 per ekornya. Proses
pembudidayaan lobster dilakukan dengan menggunakan satu unit karamba jaring
apung berukuran 3x3x3 m3 dengan 4 petak karamba jaring apung. Satu petak
karamba jaring apung diisi dengan benih berukuran 50 gram/ekor dengan kepadatan
tebar 250 – 300 ekor per petak. Jaring sebaiknya dibuat rangkap dua untuk mencegah
predator. Jarak antara kedua jaring sekitar 25 – 30 cm. Di dalam jaring perlu
digantungkan shelter dari bahan potongan kayu berlubang, potongan pipa pvc,
potongan waring dan karung beras, serta rumput laut. Pakan diberikan sebanyak 3
kali sehari dengan prosentase 15 – 20 persen berat biomassa berupa ikan rucah atau
kerang hijau. Pemberian makan perlu di kontrol jangan sampai pakan banyak tersisa
karena akan menjadi racun dan mengotori lingkungan perairan.Pemeliharaan lobster
dilakukan selama 6 – 10 bulan. Berdasarkan pengalaman para pembudidaya tingkat
kehidupan lobster setelah dipelihara sampai ukuran konsumsi mencapai SR 75 – 80
persen.

Dalam proses pembudidayaan lobster perlu dilakukan pemeliharaan terhadap


jaring setiap sebulan sekali agar terjaga kebersihannya. Lakukan pula pemantauan
kesehatan, hama dan penyakit yang mungkin hinggap pada lobster. Oleh karena
lobster termasuk hewan kanibal maka perlu dilakukan seleksi dan grading untuk
mengurangi tingkat kanibalisme. Seleksi dan grading dapat dilakukan bersamaan
dengan penggantian jaring. Sementara berat jenis air laut di ukur 2-3 minggu.

Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara lobster berkelamin jantan


dengan lobster berkelamin betina. Pada lobster janta mempunyai tanda merah pada
kedua capitnya, alat kelaminnya terletak di antara kaki jalan kelima, bentuknya lancip
dan menonjol keluar. Pada usia yang sama, lobster berkelamin jantan cenderung
mempunyai ukuran yang lebih besar dari lobster berkelamin betina. Sedangkan tidak
mempunyai tanda merah pada kedua capitnya, alat kelamin lobster betina terletak di
antara kaki jalan ketiga, bentuknya menyerupai lubang dan menjorok ke dalam. Pada
usia yang sama, lobster berkelamin betina cenderung mempunyai ukuran yang lebih
kecil dari lobster berkelamin jantan.

Habitat hidupnya pada kedalaman berkisar antara 1 sampai 4 m, daerah


berbatu. Terdapat di air yang jernih, tidak dipengaruhi oleh sungai, di pantai yang
berombak. Oleh karena itu sering dijumpai di dekat pantai dan pulau-pulau kecil.
Spesies ini hidup menyendiri (tidak bergerombol) dan aktif di malam hari,
bersembunyi di siang hari di celah-celah batu dan karang.
BAB. V.PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Adapun beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan di atas


adalah sebagai berikut :

1. Yang termasuk dalam phylum Mollusca adalah kerang bulu (anadara


antiquate),kerang dara (anadara granosa)dan tiram mutiara (pinactada
maxima) yaitu pada kelas pelecypoda (bivalvia) serta pada kelas cephalopoda
yaitu cumi-cumi (loligo sp.),dan sotong (sephia sp.) sedangkan pada phylum
arthropoda kelas khusus membahas udang windu (pennaeus monodon). dan
Lobster (panulirus homarus).
2. Terdapat perbedaan ciri fisik maupun ciri-ciri khusus pada setiap biota,
misalnya pada kerang dara dan kerang bulu, walau pun kedua biota ini
terdapat dalam satu kelas namun terdapat pula perbedaan cirinya yaitu pada
kerang bulu mempunyai bulu serta gigi radula yang tak dimiliki oleh kerang
dara, selain itu pula terdapat perbedaan ciri antara sotong dan cumi-cumi yaitu
sotong memiliki dua tentakel dan lebih panjang dari cumi-cumi.
3. Setiap biota memeliki struktur tubuh yang berbeda namun ada pula bagian-
bagian yang sama seperti pada sotong dan cumi, kerang dara dan kerang bulu,
mempunyai fungsi pada organ-organ tertentu contohnya cangkang pada kelas
pelecypoda, tinta dan batil hisap pada sotong dan cumi-cumi.serta tidak luput
pula pada pola hidup dan kebiasaan biotapun berbeda.

5.1 Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan pada praktikum antar lain:

1. Diharapkan pada co.as, pada saat menjelaskan jangan terlalu bercanda.


2. Kalau boleh acnya dipasang biar tidak panas.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2011. Arthropoda. http://wikipedia.org/html. Diakses 27 Maret 2012.

Anonim, 2011. Mollusca.http://wikipedia.com. Diakses. 27 Maret 2012.

Green, J. 2000. A biology of Crustacea. Witherby. London.

Masduqi, 1992.Struktur Anatomi Avertebrata Air.Fakultas perikanan-IPB. Bandung.

Maryati, sri. 2004. Dunia Bawah Laut. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Sugiarti S, 2005. Averteebrata Air Jilid 1. Penebar Swadaya. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai