Tugas 2 - Compounding and Dispensing - Kel 9
Tugas 2 - Compounding and Dispensing - Kel 9
Sediaan Salep
Dosen Pengampu : Apt. Ofa Suzanti Betha, M.Si
Nama Kelompok 9:
Februari / 2021
Tugas Compounding Apt08
Tanggal: 19 Februari 2021
Buat uraian dan penjelasan mengenai hal berikut: (buat dalam bentuk word dan ppt/1 per
kelompok)
a. Proses peracikan
b. Tahapan-tahapan penting dalam proses peracikan yang merupakan penentu
kualitas sediaan
c. Mutu sediaan racikan
d. Metode menentukan mutu sediaan racikan
e. Cara mempertahankan stabilitas sediaan racikan
Definisi Salep
Salep adalah sediaan semisolid yang ditujukan untuk diaplikasikan secara eksternal
pada kulit atau membran mukosa. Salep melunak atau meleleh pada temperatur tubuh. Salep
harus dapat disebarkan dengan mudah dan tidak boleh terasa berpasir.
Penggunaan
Salep (basis berminyak) biasanya digunakan pada lesi kering dan bersisik karena sifat
melembutkannya akan membantu untuk menghidrasi kembali kulit. Salep juga dapat bertahan
pada kulit lebih lama. Salep diformulasikan dalam bentuk sediaan topikal, rektal, dan mata.
Dua cara mengelompokkan basis salep topikal berdasarkan derajat penetrasi kulit dan
berdasarkan hubungan air terhadap komposisi basis.
Stabilitas
Salep relatif stabil, terutama jika salep mengandung basis berminyak, absorpsi
anhidrat atau basis anhidrat, larut-air. Jika terdapat air, seperti dalam basis emulsi produk
sering sekali kurang stabil. Baik stabilitas fisik (tampilan, rasa, bau, dan warna) maupun
stabilitas kimia (bahan aktif dan bahan basis) harus diperhatikan karena bahan-bahan basis
relatif stabil, stabilitas bahan aktif merupakan penentu utama stabilitas keseluruhan produk.
Dalam menentukan kedaluwarsa produk atau 6 bulan. tanggal batas penggunaan, apoteker
biasanya dapat melihat produk komersial yang mengandung bahan aktif tersebut untuk
memperoleh perkiraan yang mendekati. Penetapan tanggal batas penggunaan selalu paling
baik dilakukan secara konservatif untuk sediaan peracikan-segera, terutama jika terdapat air,
karena air mendukung pertumbuhan mikroba. Biasanya, jika sediaan mengandung air dan
tidak mengandung pengawet, sediaan yang diberikan hanya untuk 30 hari.
Jika memungkinkan, salep paling baik dikemas dalam tube atau spuit. Kemasan
semacam ini membentuk ruang udara yang minimal sehingga produk dapat tetap bersih
selama pemberian. Pot salep, meskipun sangat banyak digunakan. Tetapi dapat memaparkan
sediaan terhadap udara saat dibuka dan dapat terkontaminasi mikroba, terutama saat salep
diambil dengan jari. Satu cara untuk mengurangi kontaminasi, yaitu dengan menggunakan
alat bantu yang mirip dengan depresor lidah untuk mengambil sejumlah salep yang
dibutuhkan dari pot untuk pengaplikasian. Apotek yang membuat salep dalam jumlah besar
sering kali menggunakan tube plastik dan penyegelan tube.
Untuk menentukan stabilitas salep, apoteker harus mengamati sifat-sifat fisik, seperti
perubahan konsistensi dan pemisahan cairan, pembentukan granul atau butiran, serta
pengeringan. Salep dan emulsi rentan terhadap penguraian kimia, terutama jika terdapat air
pada sediaan. Informasi mengenai stabilitas kimia dapat diperoleh dari pustaka atau sumber
lain yang sesuai. Tanggal batas penggunaan untuk formulasi topikal tidak lebih dari 30 hari
untuk produk yang dibuat dari bahan dalam bentuk padatan. Tanggal ini dapat diperpanjang
apabila terdapat informasi ilmiah yang valid untuk mendukung stabilitas produk. Jika suatu
produk pabrikan digunakan untuk membuat cairan yang tidak mengandung air atau sediaan
anhidrat, tanggal batas penggunaan adalah 25% dari sisa waktu tanggal kedaluwarsa produk
atau 6 bulan.
DAFTAR PUSTAKA
Loyd V.Allen Jr. 2015, Ilmu dan Teknologi Peracikan Sediaan Farmasi, Volume 1 edisi 4,
Jakarta: EGC, halaman 133.
Marriott, John. F. 2010. Pharmaceutical Compounding and Dispensing, 2nd Edition. London:
Pharmaceutical Press.
Farmakope Indonesia Edisi VI. 2020. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.