STETOR®
(Atorvastatin Calcium)
Tablet salut selaput
DOSEN : Yuni Anggraeni, M.Farm., Apt.
Kelompok 3 :
2
BAB I
PROFIL INDUSTRI PT. TRESIAPHARM
1.2.Logo Industri
1.3.Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah suatu kerangka yang menunjukkan seluruh kegiatan-
kegiatanuntuk pencapaian tujuan organisasi, hubungan antar fungsi-fungsi serta penerapan
wewenang dan tanggung jawab. Adapun kepentingan dibuatnya struktur organisasi yaitu untuk
memberikan kerangka kerja menyeluruh bagi perencanaan, pengarahan dan pengendalian operasi
serta berguna untuk menetapkan tugas, wewenang dan tanggung jawab.
3
PT. TRESIAPHARM dipimpin oleh satu orang direktur yang merupakan pemilik saham
serta penanggung jawab perusahaan yaitu M. Rizal Rosydi Sulistyo Aziz dengan pimpinan yang
membawahi langsung HRD manager, plant manager, quality assurance manager, marketing
manager serta finance manager. Plant manager membawahi quality control manager, research
and development manager, production manager, production planning and inventory control
manager yang kemudian manager-manager tersebut membawahi supervisor serta staff-staff. Setiap
pekerja di PT. TRESIAPHARM memiliki tugas dan wewenang masing-masing sesuai dengan
bidang kerjanya. Secara lengkap struktur organisasi PT. TRESIAPHARM dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
Direktur
(M. Rizal RSA)
Marketing
HRD Manager Plant Manager QA Manager (Ai Finance Manager
Manager (Nia
(Khalida H.) (Khairul Fadli A) Nurhasanah M) (Rani Fitria)
Novita)
QC Manager
(Hanifah A)
RnD Manager
(Anissa P)
Production
Manager (Luluk M)
PPIC Manager
(Fakhri D)
1.5.Aspek Hukum
Kelengkapan dan keabsahan dokumen adalah hal penting untuk pendirian sebuah
perusahaan. Ada beberapa bentuk perusahaan di Indonesia ditinjau dari sisi yuridisnya antara lain
4
perseroan komanditer (CV), perseroan terbatas (PT), perusahaan negara, perusahaan pemerintah,
koperasi dan yayasan. Sejak awal berdirinya PT. TRESIAPHARM memiliki bentuk badan hukum
sebagai perseroan terbatas (PT). Kewajiban dari setiap orang dalam PT berbeda-beda, sesuai
dengan anggaran dasar yang telah ditentukan. Pemegang keputusan tertinggi pada PT dipegang
oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
Untuk mendirikan dan melakukan proses usaha perusahaan perlu memenuhi beberapa jenis
perizinan sesuai dengan bidang usaha yang akan dijalankan. Beberap jenis izin yang harus
dipersiapkan oleh PT. TRESIAPHARM adalah :
a. Akta Pendirian Perusahaan
Akta pendirian perusahaan PT. TRESIAPHARM dibuat dalam bentuk akta notaris,
tertanggal 1 September 2012 Nomor 62. Dalam akta tersebut termuat nama pemegang
saham, jumlah saham, nilai satuan saham, total modal disetor, hingga pada anggaran
dasar dan anggaran rumah tangga badan hukum usaha.
b. Surat Keterangan Domisili
Surat keterangan domisili 0058/5.828.3/07 diterbitkan oleh Kecamatan Ciputat Timur
dimana lokasi pabrik didirikan. Surat ini membuktikan bahwa perusahaan benar-benar
berada pada lokasi sesuai dengan akta pendirian perusahaan.
c. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
Tanda Daftar Perusahaan PT. TRESIAPHARM diterbitkan oleh Dinas Koperasi Usaha
Mikro kecil dan menengah Perindustrian dan Perdagangan. TDP merupakan bukti
bahwa PT. TRESIAPHARM merupakan salah satu bentuk perusahaan yang
keberadaanya diakui di Indonesia. Nomor TDP PT. TRESIAPHARM adalah
18.05.1.50.015220
d. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
SIUP merupakan izin Dinas Perindustrian dan Perdagangan kepada perusahaan untuk
melakukan kegiatan perdagangan dari produk yang dihasilkan. SIUP PT.
TRESIAPHARM diterbitkan oleh dinas perindustrian dan perdagangan kota Tangerang
Selatan nomor 588/0420/PB/IX/DAGRI
e. Izin Usaha Industri (IUI)
IUI diterbitkan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Tangerang Selatan.
Dengan dimilikinya Izin Usaha Industri menunjukkan bahwa PT. TRESIAPHARM
adalah sebuah perusahaan yang memiliki izin untuk melakukan proses pengolahan.
Dalam IUI tercantum klasifikasi baku jenis usaha yang dilakukan sesuai dengan
komoditas yang diolah. Nomor IUI PT. TRESIAPHARM adalah
5
520/610/044/IUI/Perindustrian.
f. Izin HO
Izin HO 520/KEP.010-BPLH/2012 merupakan izin yang diterbitkan oleh Pemerintah
Daerah Kota Tangerang Selatan. Berisi tentang kententuan pemanfaatan lokasi dan
rencana pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan oleh perusahaan.
g. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
NPWP diterbitkan oleh Kantor Dinas Pajak Daerah. PT. TRESIAPHARM memiliki
NPWP yang menunjukkan bahwa PT. TRESIAPHARM memiliki kewajiban penyetoran
pajak kepada negara atas penghasilan yang didapatkan nomor NPWP PT.
TRESIAPHARM terdaftar pada kantor pelayanan pajak Kota Tangerang Selatan dengan
nomor 25.164.892.9-412.000
h. Izin Dinas Kesehatan
Izin dinas kesehatan menunjukkan bahwa produk yang akan diproduksi memenuhi
syarat keamanan dan kesehatan untuk dikonsumsi masyarakat. Surat izin ini akan
didapatkan setelah melalui proses pendaftaran dan pemeriksaan sarana proses produksi
oleh Dinas Kesehatan Kota Tangerang Selatan. Produk Stetor belum memiliki izin dari
Dinas Kesehatan
i. Registrasi BPOM
Untuk memasarkan Stetor, maka PT. TRESIAPHARM wajib mendaftarkan produknya
kepada BPOM. Hal ini akan di jelaskan pada bagian registrasi BPOM.
1.6.Peluang Pasar
Pada tahun 2008, WHO mencatat sekitar 39% dari penduduk di dunia memiliki kadar
kolesterol yang tinggi. Prevalensi tertinggi ada di regional Eropa, sedangkan di regional Asia
Tenggara sendiri angkanya mencapai 29% dari populasi penduduk. Peningkatan prevalensi
hiperkolesterolemia di Indonesia terjadi peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2008 terdapat
35,1% dari total penduduk, sedangkan pada tahun 2013 menjadi 35,9%
Penggalian literatur dan informasi mengenai obat yang dapat menurunkan kadar kolesterol
dalam darah, didapatkan bahwa atorvastatin memiliki kemampuan menurunkan kadar low density
lipoprotein (LDL) yang dapat menyebabkan hiperkolesterolemia. Jika dibandingkan dengan
simvastatin dan pravastatin, atorvastatin memiliki efektifitas yang lebih baik. Selain itu,
peningkatan kadar high density lipoprotein (HDL) juga ditunjukkan lebih baik pada atorvastatin
dibandingkan dengan simvastatin dan pravastatin. Atorvastatin juga dapat digunakan untuk
6
mengurangi serangan kardiovaskulardan angka kematian pada orang dewasa, berapapun kadar
kolesterol awalnya.
Pertimbangan terhadap pemilihan atorvastatin yang akan dikembangkan juga mengacu
terhadap Lipitor® sebagai produk originator yang masuk kedalam urutan ketiga pada produk etikal
yang paling banyak di konsumsi oleh masyarakat Indonesia. Harapan dari PT. TRESIAPHARM
adalah dapat memproduksi obat yang formulasinya setara dengan Lipitor® namun dengan harga
yang lebih ekonomis dan terpercaya oleh masyarakat Indonesia. PT. TRESIAPHARM merancang
formula tablet atorvastatin yang diberi nama Stetor dengan dosis 10 mg yang dalam 1 blister
terdapat 10 tablet.
Pemilihan dosis 10 mg Stetor didasari pada kemampuan dosis 10 mg atorvastatin dapat
menurunkan LDL sampai dengan 29%, menurunkan 36% kolesterol total, menurunkan trigliserida
sebesar 19%, menurunkan 34% apolipoprotein B, serta dapat meningkatkan HDL 6%. Berdasarkan
hasil riset yang dilakukan oleh tim PT. TRESIAPHARM, didapatkan data peningkatan kadar
kolesterol pada responden paling banyak memiliki kadar kolesterol total pada rentang 210 – 275
mg/dL dan LDL pada rentang 210 – 250 mg/dL, sehingga pada dosis 10 mg per hari kadar
kolesterol sudah mencapai nilai normal yaitu di bawah 200 mg/dL.
1.7.Bauran Pemasaran
Dalam menjalankan usaha, perusahaan perlu mengetahui pasar yang akan dipilih untuk
menawarkan produknya. Segmentasi pasar merupakan usaha yang dilakukan untuk meningkatkan
ketepatan pemasaran perusahaan. Segmentasi pasar dapat dilakukan dengan pengamatan terhadap
ciri-ciri konsumen seperti aspek geografis, demografis, psikografis dan perilaku.
Pada pengembangan produk Stetor®, wilayah Jabodetabek merupakan wilayah geografis
yang menjadi tujuan pasar awal dari usaha ini. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh PT.
TRESIAPHARM dengan melakukan survey ke beberapa provinsi, wilayah Jabodetabek memiliki
hasil tertinggi pada penderita hiperkolesterolemia karena masyarakat yang memiliki pola makan
yang kurang baik seperti junkfood, makanan bersantan dan kurang serat. Selain itu kurangnya
aktivitas fisik seperti berolahraga juga menjadi faktor risiko seseorang memiliki kadar kolesterol
yang tinggi, masyarakat Jabodetabek memiliki waktu jam kerja yang lebih tinggi dibandingkan
dengan daerah lain, sehingga masyarakat menjadi malas untuk melakukan aktivitas fisik.
Kebijakan bauran pemasaran dilakukan agar rencana pemasaran dapat dilakukan dengan
lebih tepat sasaran. Empat komponen pada bauran pemasaran yaitu produk, harga, distribusi dan
promosi.
7
1. Produk
Pada pengembangan produk Stetor yang dibuat dalam kemasan sekunder berisi 3 blister,
dalam 1 blister terdapat 10 tablet yang diformulasikan dengan dosis 10 mg dalam 1 tablet.
Tablet disalut menggunakan salut selaput sehingga dapat dilepas pada usus dan tidak rusak
dengan pH lambung.
Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku, perusahaan menjalin kerjasama dengan beberapa
pedagang besar farmasi bahan obat (PBF BO) yang berada di daerah Jakarta, Tangerang
dan Cikarang. Kerjasama dilakukan dengan PBF BO yang sudah bersertifikat resmi oleh
kemenkes sehingga bahan baku yang diterima oleh PT. TRESIAPHARM merupakan bahan
baku yang terjamin mutunya.
2. Harga
Keputusan penetapan harga dipengaruhi oleh beberapa faktor internal dan eksternal. Faktor
internal meliputi biaya dan margin yang ditetapkan oleh PT. TRESIAPHARM, serta faktor
eksternal seperti harga barang pesaing dan kemampuan daya beli masyarakat. Harga eceran
tertinggi yang ditetapkan oleh perusahaan yang masuk ke pedagang besar farmasi (PBF)
kemudian didistribusikan kepada sarana pelayanan kefarmasian (kecuali toko obat) yaitu
Rp. 133.333 (seratus tiga puluh tiga ribu tiga ratus tiga puluh tiga rupiah). Penetapan harga
ini ditetapkan berdasarkan pada perhitungan biaya riset, bahan baku, produksi, marketing
dengan asumsi margin dicapai 15%. Kenaikan harga jual diasumsikan sebesar 5% per
tahun, sejalan dengan indeks umum inflasi berkisar antara 6 – 7 % per tahun.
3. Distribusi
Desain saluran distribusi perlu ditetapkan secara cermat agar produk dapat tersalurkan
dengan baik ke konsumen dalam waktu yang tepat tanpa biaya yang terlalu tinggi. PT.
TRESIAPHARM mendistribusikan Stetor dalam kemasan box tersier yang didalam nya
terdapat 10 kemasan sekunder dengan cara menjalin kerjasama dengan PBF sehingga dapat
disebar pendistribusiannya ke sarana pelayanan kefarmasian (kecuali toko obat) di
Jabodetabek.
4. Promosi
Promosi obat adalah semua kegiatan pemberian informasi dan himbauan mengenai obat jadi
yang memiliki izin edar yang dilakukan oleh industri farmasi atau PBF, denga tujuan
meningkatkan peresepan, distribusi, penjualan dan/atau penggunaan obat. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 1998 Pasal 32 menyebutkan
bahwa “Sediaan farmasi yang berupa obat untuk pelayanan kesehatan yang penyerahannya
dilakukan berdasarkan resep dokter hanya dapat diiklankan pada media cetak ilmiah
8
kedokteran atau media cetak ilmiah farmasi”. Sehingga jelas PT. TRESIAPHARM hanya
akan mempromosikan Stetor kepada sarana pelayanan kefarmasian (kecuali toko obat)
dibantu dengan PBF.
Setiap tahunnya pada bulan Februari, PT. TRESIAPHARM akan memberikan diskon-
diskon menarik seperti dalam pembelian 10 box sekunder mendapatkan bonus 1 box sekunder
Stetor. Promosi dengan masyarakat juga akan dikembangkan seperti senam bersama masyarakat,
pemeriksaan kesehatan gratis dan buka puasa bersama masyarakat sekitar lokasi perusahaan pada
saat bulan Ramadhan.
9
BAB II
PENGEMBANGAN FORMULA
Atorvastatin kalsium berbentuk serbuk kristal atau amorf berwarna putih hingga
putih pucat. Atorvastatin kalsium tidak larut pada larutan air pada pH 4 dan dibawah pH 4.
Atorvastatin kalsium sangat sedikit larut dalam aquades, buffer fosfat pH 7,4, dan
asetonitril; sedikit larut dalam etanol, dan mudah larut dalam methanol. Kelarutan
atorvastatin kalsium secara in vitro yaitu 1,23 mg/ml pada pH 6,0, berdasarkan hasil
tersebut kelarutan atorvastatin kalsium akan mudah larut dalam lumen intestinal (Holm et
al. 2007). Atorvastatin sangat sensitif terhadap panas, kelembapan, cahaya dan lingkungan
pH yang rendah. Atorvastatin dalam lingkungan asam akan terdegradasi menjadi bentuk
inaktifnya yaitu lakton (Wankhede, Sachin V et al. 2010).
Terbentuknya bentuk aktif asam hidroksi atorvastatin dan bentuk inaktif lakton
sangat bergantung pada pH. Reaksi atorvastatin yang terjadi pada pH asam merupakan
reaksi yang reversible sehingga bentuk aktif asam hidroksi dan bentuk inaktif lakton berada
dalam kesetimbangan. Reaksi atorvastatin pada pH basa (pH>6) merupakan reaksi
irreversibel, reaksi yang dikatalis oleh basa tidak terjadi reaksi kesetimbangan dan bentuk
11
aktif asam hidroksi yang dihasilkan lebih besar. Berdasarkan hal tersebut, dibutuhkan
komposisi eksipien yang berfungsi menjaga lingkungan tempat absorpsi atorvastatin
memiliki pH mendekati netral atau pH basa, untuk menstabilkan bentuk aktif asam hidroksi
dan menghindari bentuk inaktif lakton (Holm et al. 2007).
2. Kalsium karbonat
12
Kalsium karbonat praktis tidak larut dalam etanol 95% dan air. Kelarutan dalam air
meningkat adanya garam ammonium atau karbon ioksida, adanya alkali hidroksida
menurunkan kelarutan. Kalsium karbonat memiliki densitas ruah 0,8 g/cm 3 dan densitas
ketuk 1,2 g/cm3, kalsium karbonat bersifat kohesif. Kalsium karbonat merupakan bahan
yang tidak toksik dan biasa digunakan dalam formulasi sediaan oral. Kalsium karbonat
bersifat stabil dan harus disimpan dalam tempat yang tertutup rapat ditempat yang sejuk dan
kering. Inkompatibilitas kalsium karbonat yaitu dengan asam dan garam ammonium
(HOPE).
Struktur kimia
Rumus molekul CaCO3
Nama kimia Carbonic Acid
Berat molekul 100,09
Pemerian Kalsium karbonat berbentuk serbuk atau kristal yang tidak berbau dan
tidak berasa
Kelarutan Kalsium karbonat praktis tidak larut dalam etanol 95% dan air.
Kelarutan dalam air meningkat adanya garam ammonium atau karbon
ioksida, adanya alkali hidroksida menurunkan kelarutan
Stabilitas Kalsium karbonat bersifat stabil dan harus disimpan dalam tempat yang
tertutup rapat ditempat yang sejuk dan kering
Inkompatibilitas Inkompatibilitas kalsium karbonat yaitu dengan asam dan garam
ammonium
Penyimpanan disimpan dalam tempat yang tertutup rapat ditempat yang sejuk dan
kering
Kegunaan Pengikat pada tablet dan pengisi pada kapsul dan tablet
Daftar pustaka HOPE, Hal 86
13
3. Laktosa Monohidrat
Struktur kimia
Rumus molekul
Nama kimia Sodium carboxymethyl starch
Berat molekul 5 x 105 - 1 x 106
Pemerian Sodium starch glycolate serbuk putih atau hampir putih dan higroskopis
Kelarutan Praktis tidak larut dalam metilen klorid
Stabilitas Sodium starch glycolate stabli walaupun higroskopis
14
Inkompatibilitas Sodium starch glycolate inkompatibel dengan asam askorbat
Penyimpanan Harus disimpan dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan Penghancur pada tablet dan kapsul
Daftar pustaka HOPE, Hal 665
6. Polisorbat 80
Struktur kimia
Rumus molekul C64H124O26
Nama kimia Polyoxyethylene 20 sorbitan monooleate
Berat molekul 1310
Pemerian Cairan kental, berwarna kuning, berasa pahit, berbau khas dan hangat
Kelarutan Larut dalam air dan etanol, praktis tidak larut dalam minyak mineral
dan minyak sayur.
Stabilitas Stabil terhadap elektrolit, asam lemah dan basa, saponifikasi bertahap
15
terjadi dengan asam kuah dan basa
Inkompatibilitas Perubahan warna dan pengendapan terjadi dengan berbagai zat
khususnya fenol, tanin. Aktivitas berkurang dengan adanya antimikroba
pengawet paraben
Penyimpanan Harus disimpan dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya,
ditempat yang sejuk dan kering.
Kegunaan surfaktan nonionik, pembasah
Daftar pustaka HOPE, Hal 549
7. HPMC
Struktur kimia
16
Penyimpanan Harus disimpan dalam wadah tertutup ditempat yang sejuk dan kering
Kegunaan sebagai bahan pengikat untuk tablet yang bersalut enterik. Penggunaan
sebagai bahan pengikat paling efektif pada konsentrasi 1% - 4%
Daftar pustaka HOPE 6th edisi 2009 , Hal 328
8. Magnesium Stearat
Struktur kimia
9. Opadry
Opadry adalah formulasi lapisan film khusus yang membuat bentuk sediaan oral
padat lebih istimewa memungkinkan produsen untuk memanfaatkan keahlian dan kapasitas
peralatan serta lapisan film yang ada. Sistem pelapis khusus seperti Opadry fx dapat
meningkatkan identitas merek suatu produk kepada konsumen dan dapat menambah tingkat
keamanan terhadap tindakan pemalsuan tablet.
17
Sistem opadry fx diformulasikan dengan memasukkan pigmen berkilau
(pearlescent) ke dalam polimer bening. Hasilnya adalah tablet berlapis film yang
menunjukkan warna yang mencolok dan efek berkilau. Ketika pelapis Opadry fx digunakan
bersama dengan bentuk tablet tertentu, logo timbul atau gambar yg dicetak, sistem
pelapisan film ini akan menawarkan kepada produsen atau pemasaran sebagai kesempatan
untuk bisa menggunakan logo tersebut sebagai merek dagang.
Aplikasi : Membuat penampilan lebih unik dengan lapisan film Opadry fx dari
Colorcon tidak memerlukan tambahan Modal lebih. Untuk menghasilkan tablet dengan
tampilan mengkilap, pearlescent tinggi, sepenuhnya dapat diterapkan dan diformulasikan
untuk tablet subcoating dari rilis langsung atau sistem enterik. aplikasi pelapisan warna ini
dilengkapi dengan peralatan dan kondisi pemrosesan lapisan film standar. Setelah lapisan
warna, lapisan atas Opadry fx digunakan untuk memberikan efek pearlescent ke tablet.
Opadry fx diterapkan pada tablet dalam peralatan yang sama dan hanya butuh sedikit
penyesuaian parameter pada proses pelapisan mungkin diperlukan. Penambahan lapisan
film Opadry fx lebih sederhana dan efektif.
2.4 Validasi
a) Penerapan validasi yang dilakukan di PT. Tresiapharm terdiri dari validasi prospective,
concurrent dan retrospective.
b) Validasi dapat dilakukan pada proses produksi, proses pembersihan, metode analisis
dan software ( khususnya yang kritikal terhadap kualitas produk ).
c) Kegiatan rencana validasi harus didokumentasikan pada protocol sesuai dengan form
“Validation Protocol” yang harus disetujui oleh QA Manager dan Plant Manager.
d) Hasil evaluasi dan kesimpulan dari pelaksanaan validasi harus didokumentasikan pada
sebuah laporan kegiatan validasi sesuai dengan form “Validation Report” yang
harusdisetujui oleh QA Manager dan Plant Manager.
e) Ketika system telah dinyatakan tervalidasi (termasuk laporan validasi telah disetujui),
tambahkan daftar system tersebut pada form “List of Qualified & Validated System &
Equipment”.
18
2.4.1 Validasi Proses / Process Validation
Pada umumnya validasi proses dilakukan sebelum produk dipasarkan (validasi prospective).
Dalam keadaan tertentu, jika hal di atas tidak memungkinkan, validasi dapat juga dilakukan selama
proses produksi rutin dilakukan (validasi concurrent).
Sebelum dilakukan validasi proses, fasilitas, sistem dan peralatan yang digunakan harus
telah terkualifikasi dan metode analisis telah divalidasi.
c. Daftar peralatan / fasilitas yang digunakan termasuk alat ukur, pemantau dan
pencatat serta status kalibrasinya;
Secara teoritis, jumlah proses produksi dan pengamatan yang dilakukan sudah cukup
menggambarkan variasi dan menetapkan tren sehingga dapat memberikan data yang
cukup untuk keperluan evaluasi.
Secara umum, 3 (tiga) batch berurutan yang memenuhi parameter yang disetujui
dapat diterima setelah memenuhi persyaratan validasi proses.
19
Ukuran batch yang digunakan dalam proses validasi diusahakan sama dengan
ukuranbatch produksi yang direncanakan.
Validasi proses harus didasarkan pada riwayat produk. Tahap validasi memerlukan
pembuatan protocol khusus dan laporan hasil kajian data untuk mengambil
kesimpulan dan memberikan rekomendasi.
Sumber data harus mencakup, tetapi tidak terbatas pada batch record, catatan
pengawasan proses, log book perawatan alat, catatan penggantian personel, studi
kapabilitas proses, data produk jadi termasuk catatan data tren dan hasil uji
stabilitas.
Batch yang dipilih untuk validasi retrospective harus mewakili seluruh batch yang
dibuat selama periode pengamatan, termasuk yang tidak memenuhi spesifikasi, dan
dalam jumlah yang cukup untuk menunjukkan konsistensi proses.
20
Pada umumnya, validasi retrospective memerlukan data dari 10 (sepuluh) sampai 30
(tigapuluh) batch berurutan untuk menilai konsistensi proses, tapi jumlah batch yang
lebih sedikit dimungkinkan bila dapat dijustifikasi.
Penentuan batas kandungan residu suatu bahan, bahan pembersih dan pencemaran
mikroba, secara rasional harus didasarkan pada bahan yang terkait dengan proses
pembersihan.
Pada umumnya validasi prosedur pembersihan dilakukan hanya untuk permukaan alat
yang bersentuhan langsung dengan produk namun dapat juga dipertimbangkan untuk
bagian alat yang tidak bersentuhan langsung dengan produk.
Metode analisis yang digunakan haruslah merupakan metode yang tervalidasi yang
memiliki kepekaan untuk mendeteksi residu atau cemaran. Batas deteksi masing-
masing metode analisis harus cukup peka untuk mendeteksi tingkat residu atau
cemaran yang dapat diterima.
Validasi prosedur pembersihan, jika perlu dilakukan tiga kali berurutan atau lebih
dengan hasil yang memenuhi syarat untuk membuktikan bahwa prosedur pembersihan
tersebut telah tervalidasi.
Untuk produk yang beracun atau berbahaya dalam keadaan tertentu dapat
disimulasikan dengan produk lain yang mempunyai sifat fisika dan kimia yang sama.
21
2.4.6 Validasi / Verifikasi Metode Analisis / Analysis Method Validation / Verification
Validasi metode analisis dilakukan untuk membuktikan bahwa metode analisis
sesuai tujuan penggunaannya.
Validasi / Verifikasi metode analisa harus dilakukan oleh personel yang telah
terkualifikasi.
Validasi / Verifikasi metode analisa harus dilakukan menggunakan alat yang sudah
terkualifikasi dan terkalibrasi dengan baik serta menggunakan reagen atau bahan
kimia yang digunakan tidak kadaluarsa.
a. Uji identifikasi
c. Uji batasimpuritas
Uji identifikasi bertujuan untuk memastikan identitas analit dalam sampel. Uji ini
biasanya dilakukan dengan membandingkan karakteristik sampel (misal: spektrum,
profilkromatogram, reaksikimia, dan lain-lain) terhadap baku pembanding.
22
Pengujian impuritas dapat dilakukan melalui uji kuantitatif atau uji batas impuritas
dalam sampel. Masing-masing pengujian tersebut bertujuan merefleksikan secara
tepat karakteristik kemurnian sampel.
Prosedur penetapan kadar bertujuan untuk menentukan kadar analit dalam sampel.
Dalam hal ini penetapan kadar menunjukkan pengukuran komponen utama atau
komponen tertentu yang terkandung dalam sampel.
Parameter yang akan divalidasi harus dievaluasi sesuai dengan jenis metode analisis,
dengan parameter sebagai berikut:
Keterangan:
√ :Parameter dibutuhkan
X :Parameter tidakdibutuhkan
* :Mungkindibutuhkantergantungjenis Analisa
23
2.4.8 Validasi Ulang dan Kualifikasi Ulang / Re-Validation and Re-Qualification
Apabila pada proses produksi, proses pembersihan dan metode analisis terjadi
perubahan yang signifikan dan diperkirakan akan mempengaruhi kualitas produk,
maka proses validasi dan kualifikasi harus dilakukan re-validasi dan/atau re-
kualifikasi.
Sebaliknya, apabila pada proses produksi, proses pembersihan dan metode analisis
tidak terjadi perubahan yang signifikan dan diperkirakan akan mempengaruhi kualitas
produk, maka secara berkala (sesuai risiko) perlu dilakukan evaluasi untuk
mengkonfirmasi proses yang telah berjalan.
24
2.4.10 Protokol Validasi Proses
BAGIAN 1
1.1 Latar Belakang
Sebelum diproduksi secara rutin, proses pembuatan Stetor® (Atorvastatin) 10 mg
tablet salut selaput harus divalidasi terlebih dahulu sesuai dengan standar internal maupun
CPOB yang berlaku pada PT. TresiaPharm. Proses validasi dilakukan untuk
mendokumentasikan bukti-bukti bahwa proses pembuatan Stetor® (Atorvastatin) 10 mg
tablet salut selaput, selalu menghasilkan produk yang baik secara konsisten, sesuai dengan
spesifikasi dan kelengkapan kualitas.
1.2 Tujuan
Untuk memvalidasi pembuatan produk kopi Stetor® (Atorvastatin) 10 mg tablet
salut selaput.
BAGIAN 2
2.1 Ruang Lingkup
Protokol ini mencakup validasi prospektif Stetor® (Atorvastatin) 10 mg tablet salut
selaput yang akan diproduksi secara rutin oleh PT.TresiaPharm. Protokol ini bertujuan
untuk meyakinkan kesesuaian dengan dokumen sehingga proses pembuatan dapat
konsisten, berulang, di bawah pengawasan dan dapat menyediakan produk jadi yang
memenuhi seluruh aspek spesifikasi pengujian dan kualitas. Hal ini akan ditunjukkan
melalui pengawasan parameter kritis pembuatan, dengan pengambilan contoh yang tepat,
dan pengujian selama pembuatan, sesuai dengan apa yang tercantum dalam protokol ini.
Validasi proses dilakukan pada tiga batch berurutan, dengan ukuran batch yang
sama dengan yang digunakan untuk pembuatan produksi. Prosedur dan dokumentasi
disesuaikan dengan CPOB yang berlaku dan standar internal.
2.2 Penanggung Jawab
Produksi
Pembuat bertanggung jawab untuk memastikan bahwa peralatan terkait dapat
digunakan, tersimpan dengan baik dan dibersihkan sebelum digunakan. Juga bertanggung
jawab untuk memastikan bahwa PROTAP yang berhubungan sesuai untuk memproduksi
batch-batch yang sesuai dengan catatan validasi produksi, memenuhi keperluan inprocess
control dan pengambilan contoh sesuai dengan protokol ini, memastikan proses pembuatan
tepat sesuai dengan instruksi pembuatan yang berlaku.
Quality Assurance (Pemastian Mutu)
Quality assurance bertanggung jawab untuk menyiapkan protokol validasi proses,
meninjau dan menyetujui laporan dan protokol validasi. Juga bertanggung jawab pada
evaluasi hasil stabilitas, bertanggung jawab pada peninjauan dan persetujuan serta pelulusan
batch validasi.
Quality Control (Pengawasan Mutu)
26
Quality control bertanggung jawab kepada pengadaan seluruh pengujian fisika dan
kimia yang diperlukan untuk meluluskan produk jadi, bertanggung jawab pada pengujian
tambahan yang diminta dalam protokol ini serta menangani kendala dan kejanggalan dalam
validasi.
2.3 Komposisi/Formula
Tabel berikut merupakan komposisi dan jumlah total yang diperlukan untuk satu
tablet dari tiap batch.
Jumlah 1 batch : 250.000 tablet (37,5 kg).
Langkah Komponen Per tablet Batch Catatan jumlah batch yang
(mg) (kg) divalidasi
Batch 1 Batch 2 Batch 3
Tablet Atorvastatin calcium 10,9 2.725,0
inti Avicel PH 102 60,0 15.000,0
Calcium carbonat 33,0 8.250,0
Laktosa monohidrat 32,8 8.200,0
Sodium starch glycolate 4,5 1.125,0
HPMC 3,0 750,0
Polisorbat 80 0,6 150,0
Magnesium stearat 0,7 175,0
Penyalut Opadry White YS-1-7047 15,0 3.750,0
Air murni
27
Sodium
carboxymethyl
starch
HPMC HPMC 12K13-B01- FAGRON
276910
Polisorbat 80 Polysorbate 80 T0002945 FAGRON
Magnesiun Mg Stearat 2257-88 MACRON
stearat
Opadry White COLORCON
YS-1-7040
28
KO - -
KK - -
KI - -
System udara bertekanan KO - -
KK - -
KI - -
System pengilahan air KO - -
KK - -
Penimbangan
Granulasi
Pencetakan
Penyalutan
Pengemasan
primer
29
2.8 Bagan alur proses
Atorvastatin
calcium trihidrat Fase dalam Pencampuran awal
Avicel PH 102
Calcium carbonat
Laktosa monohidrat
Sodium starch
glycolate
HPMC
Pengayakan
Pencampuran
Magnesium stearat
akhir/Lubrikasi
Pengempaan
Opadry White YS-1-7040
Suspensi Penyalutan
penyalut
Air murni
30
Laktosa monohidrat
Sodium starch glycolate
HPMC
Polisorbat 80
Magnesium stearat
Opadry White YS-1-7040
Atorvastatin calcium Pencampuran 2 High shear Kecepatan Keseragaman kadar
trihidrat awal mixer pengadukan dalam campuran
Avicel PH 102 Waktu
Calcium carbonat pencampuran (3
Laktosa monohidrat menit)
Sodium starch glycolate Volume massa
serbuk (3/4
volume)
Campuran komponen dari Granulasi 3 Fluid bed Waktu Kadar air
tahap 2 dengan larutan basah dan dryer Suhu udara yang
HPMC pengeringan granulator masuk dan
keluar
Filter debu F9 –
EN779
Granul kering dari tahap 3 Pengayakan 4 Oscillating Ukuran ayakan Distribusi
granulator (0,8 mm) ukuran partikel
mesh 0,8 Kecepatan Bulk density
mm pengayakan Tap density
(sedang) Indeks
kompresibilitas
Granul kering dari tahap 4 Pencampuran 5 Double Kecepatan
dengan magnesium stearat akhir / cone mixer Waktu (10
lubrikasi menit)
Volume massa
granul (3/4
volume)
Massa cetak dari tahap 5 Pencetakan 6 High speed Kecepatan Penampilan
rotary pencetakan Keseragaman
tablet tablet ukuran
compress Gaya tekanan Keseragaman
31
pencetakan bobot
Keseragaman
kadar
Kekerasan
Kerapuhan
Waktu hancur
Kecepatan
disolusi
Produk
degradasi
Perolehan hasil
pencetakan
32
2.10 Evaluasi granul
2. 10.1 Kadar Air
Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali dengan pengambilan sampel pada bagian atas
tengah dan bawah. Sampel diuji kadar air dengan alat moisture analyzer. Granul yang
terlalu lembab (kohesif) akan mempengaruhi aliran granul, yang akan mempengaruhi
keseragaman sediaan.
2.10.3 Densitas
Faktor yang mempengaruhi densitas yaitu distribusi ukuran partikel dan bentuk
partikel.Densitas ruah dan densitas mampat yang memiliki nilai peningkatan kecil,
menunjukkan bahwa pengikat dapat menahan ikatan interpartikel sehingga saat diberi
ketukan dapat menahan bentuk dan ukuran partikel.
1. Densitas Ruah
Granul ditimbang sebanyak 100 g kemudian dimasukkan kedalam gelas ukur 250
ml dan dicatat volumenya (pengujian dilakukan 3 kali). Dihitung densitas ruah :
2. Densitas Mampat
Dari penentuan densitas ruah, pasang gelas ukur pada penyangga. Diketuk sebanyak
10, 500, dan 1250 kali dan dicatat volumenya (V10, V500 dan V1250). Jika perbedaan
antara V500 dan V1250 kurang dari atau sama dengan 2 ml, V1250 merupakan hasil
volume mampat. Jika perbedaan antara V500 dan V1250 lebih dari 2 ml, ulangi dengan
penambahan ketukan (seperti 1250 ketukan), sampai perbedaan penilaian berikutnya
33
kurang dari atau sama dengan 2 ml (pengujian dilakukan 3 kali). dicatat dan dihitung
densitas mampat dengan persamaan :
Pengamatan fisik tablet dilakukan dengan mengamati tablet secara visual dari segi
warna, bentuk permukaan dan deteksi adanya cacat fisik
2.11.5 Keregasan
Sebanyak 20 tablet ditimbang dan dicatat bobotnya (W0). 20 tablet tersebut
dimasukkan ke dalam alat friabilator dan dijalankan alat dengan kecepatan 25 rpm
selama 4 menit atau 100 kali putaran. Semua tablet dikeluarkan lalu dibersihkan dari
serbuk dan fines kemudian ditimbang kembali (W1). Persentase friabilitas tablet dapat
dihitung dengan cara:
W 0 W1
Friabilitas (%) = x 100%
W0
35
2.11.5 Penetapan Kadar
36
2.12.3 Langkah 3 : Granulasi basah dan pengeringan
Sampel diambil dari sisi-sisi bawah, tengah dan atas alat fluid bed dryer granulator.
Jumlah sampel : 5 g dari masing-masing lokasi untuk pemeriksaan susut
pengeringan menggunakan moisture analyzer.
37
-masing sampel.
- 105%, RSD ≤ 5%.
2) Bulk density :
bagian dasar, tengah, dan atas alat pencampur.
-masing lokasi.
3) Tap Density
4) Susut Pengeringan
-masing lokasi.
38
2.12.7. Pembuatan Langkah 7 : Penyalutan
Contoh diambil pada tiap panci penyalutan dengan banyaknya 1 kali, yaitu pada:
40
2.12.10 Langkah 10. Pengemasan
Batch yang divalidasi dikemas
dalam Blister.
2.12.11 Langkah 11. Stabilitas
Batch yang divalidasi digunakan dalam pemeriksaan stabilitas. Untuk pemeriksaan tabilitas
digunakan protokol yang terpisah.
41
Produk : STETOR® (Atorvastatin) 10 mg Tablet Salut Selaput
No. Batch : .....................
Bentuk Sediaan : Tablet Salu Selaput
Banyaknya Batch : 250.000 Tablet
Ringkasan :
Hasil :
Evaluasi dankesimpulan
Rekomendasi
Tanggal Revalidasi
Lampiran
1. Protap Pembersihan High shear mixer
2. Protap Pembersihan Fluid bed dryer granulator
3. Protap Pembersihan Oscillating granulator
4. Protap Pembersihan Double cone mixer
5. Protap Pembersihan High speed rotary tablet compress
6. Protap Pembersihan Mesin Penyalut Acella coata
7. Protap Pembersihan Mesin Blister
9. Protap Penggunaan High shear mixer
10. Protap Penggunaan Fluid bed dryer granulator
11. Protap Penggunaan Oscillating granulator
12. Protap Penggunaan Double cone mixer
13. Protap Penggunaan High speed rotary tablet compress
14. Protap Penggunaan Mesin Penyalut Acella coata
16. Protap Penggunaan Mesin Blister
17. IQ dan OQ High shear mixer
18. IQ dan OQ Fluid bed dryer granulator)
19. IQ dan OQ Oscillating granulator
20. IQ dan OQ Double cone mixer
21. IQ dan OQ High speed rotary tablet compress
22. IQ dan OQ Mesin Penyalut Acella coata
24. IQ dan OQ Mesin Blister
25. Validasi Metode Pemeriksaan
26. Catatan Pengolahan/Pengemasan Batch
27. Catatn Kalibrasi Masing-masing Alat
28. Rencana Pengambilan Contoh
29. Hasil Perhitungan/Analisa masing-masing data
30. Catatan Hasil Pemeriksaan Produk
31. Catatan Pelatihan
42
2.5 Kemasan
2.5.1 Kemasan primer
Kemasan blister terdiri dari dua lapisan kemasan yang berbeda yakni PTP dan Plastik. PTP
merupakan singkatan dari Press Trough Packaging. Komposisi PTP ini adalah alu dan PE
(polyetilen). Sedangkan plastik yang digunakan bisa PVC (Polyvinyl Chloride) atau PVdC
(Polyvinyldene chloride), tergantung dari bahan yang akan diblister. jika bahan sensitif
dengan kelembapan maka akan lebih disarankan PVDC karena lebih dapat
memproteksi. Proses produksi awalnya yaitu PVC dibentuk dengan dipanaskan terlebih
dahulu dengan heater namun tidak sampai cair, lalu dibentuk sesuai dengan cetakannya
atau nama kerennya “forming”. Proses forming sendiri prinsipnya adalah dengan
memberikan tekanan udara untuk membentuk plastik panas dan cooler sehingga plastik
yang tertekan udara dalam cetakan akan terbentuk namun tidak bisa kembali ke bentuk
semula karena ada proses pendinginan. kemudian tablet dimasukkan dalam forming baik
manual atau otomatis dan disealing dengan PTP menggunakan panas pada bagian
sampingnya. Baru kemudian dipotong sesuai ukuran blister dengan menggunakan cutting
khusus (Anandita, 2012).
43
2.5.2 Kemasan sekunder :
STETOR®
ATORVASTATIN CALCIUM
Film coated tablet 10 mg
UNPIUN
BN 30BO19 0
MD SEP 19/ED AGT 21
HET RP 400.000
STETO STETOR®
R® ATORVASTATIN CALCIUM
ATORVAST
ATIN
Film coated tablet 10 mg
CALCIUM
Film coated
tablet 10
mg
Net content : 3 blisters x 10 Film coated tablets
44
2.6 Brosur obat dengan penurunan rasio total-C/HDL-C dan LDL-
C/HDL-C.
OVERDOSIS
Tidak ada obat yang spesifik untuk overdosis stetor.
Bila overdosis terjadi, pasien harus diobati secara
simptomatis dan dilakukan pengukuran suportif. Bila
diperlukan, karena besarnya ikatan obat pada protein
plasma, hemodialysis tidak dapat diharapkan secara
signifikan meningkatkan bersihan steror.
Diproduksi Oleh :
Ciputat-Indonesia
51
BAB III
TRIAL SKALA PILOT DAN SKALA LABORATORIUM
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
STUDY PROTOCOL
PRODUCT NAME: STETOR TABLET
Dibuat oleh
Prepared by
Tanggal / Date :
Ditinjau oleh
Reviewed by
Tanggal / Date :
Ditinjau oleh
Reviewed by
Tanggal / Date :
52
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA PILOT
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 53 DARI
155
Ditinjau oleh
Reviewed by
Tanggal / Date :
Ditinjau oleh
Reviewed by
Tanggal / Date :
Disetujui oleh
Approved by
Tanggal / Date :
DAFTAR ISI
TABLE OF CONTENT
53
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA PILOT
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 54 DARI
155
1. TUJUAN - PURPOSE
Protokol studi ini bertujuan untuk membuat pengembangan produk Atorvastatin Tablet secara skala
laboratorium
3. DESKRIPSI – Description
Tablet adalah bentuk sediaan padat yang terdiri dari satu atau lebih bahan obat yang dibuat
dengan pemadatan, kedua permukaannya rata atau cembung.Tablet memiliki perbedaan dalam
ukuran, bentuk, berat, kekerasan, ketebalan. Kebanyakan tipe atau jenis tablet dimaksudkan
untuk ditelan dan kemudian dihancurkan dan melepaskan bahan obat ke dalam saluran
pencernaan.
Tablet dapat diartikan sebagai campuran bahan obat yang dibuat dengan dibantu zat tambahan
yang kemudian dimasukan kedalam mesin untuk dikempa menjadi tablet.
Menurut FI Edisi IV
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Menurut USP 26 (hal : 2406)
Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatannya, dapat diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet kompresi.
Menurut British Pharmacopeae ( BP 2002)
Tablet adalah Sediaan padat yang mengandung satu dosis dari beberapa bahan aktif dan
biasanya dibuat dengan mengempa sejumlah partikel yang seragam.
Menurut Formularium Nasional Edisi II
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat dengan cara kempa cetakdalam bentuk umumnya
tabung pipih yang kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung obat dengan atau
tanpa zat pengisi.
Menurut ANSEL Edisi IV
Tablet adalah bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan
bahan tambahan farmasetika yang sesuai.
Menurut FI edisi III 1979
Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa – cetak berbentuk rata atau cembung rangkap,
umumnya bulat mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat
tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat,
zat pelican, zat pembasah atau zat lain yang cocok.
Menurut The Art,Science, and Tecnology of Pharmaceutical Compounding
54
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA PILOT
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 55 DARI
155
Dikenal dua jenis tablet berdasarkan metode pembuatan, yaitu tablet cetak dan tablet kempa.
a. Tablet cetak
Dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi, umumnya mengandung laktosa dan serbuk sukrosa salam
berbagai perbandingan. Massa dibasahi dengan Etanol prosentasi tinggi kadar Etanol tergantung
dengan kelarutan zat aktif dan bahan pengisi dalam pelarut, serta kekerasan tablet yang diinginkan.
Pembuatan dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada lubang cetakan.
Kemudian dikeluarkan dan dibiarkan kering. Tablet cetak agak rapuh sehingga tablet dapat di potek
dan harus hati-hati saat pengemasan dan pendistribusiannya., besar tekanan pada tablet 25-50
bar.Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal yang terbentuk selama pengeringan, tidak
tergantung pada kekuatan yang diberikan.
b. Tablet kempa
Tablet kempa didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat yang dibuat dengan cara pengempaan dari
sebuah formula dengan memberikan tekanan tinggi (tekanan di bawah beberapa ratus kg/cm 2) pada
serbuk/granul menggunakan pons/cetakan baja. Umumnya tablet kempa mengandung zat aktif,
bahan pengisi, bahan pengikat, desintegran, dan lubrikan, tetapi dapat juga mengandung bahan
pewarna, bahan pengaroma, dan bahan pemanis.Tablet biasanya mempunyai ketebalan kurang dari
½ diameternya.Tablet kempa ganda, tablet kempa yang dibuat dengan lebih dari satu kali siklus
tekanan.
a. Tablet salut biasa / salut gula (dragee), Adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapisan
gula baik berwarna maupun tidak. Lapisan gula berasal dari suspensi dalam air mengandung serbuk
yang tidak larut, seperti pati, kalsium karbonat, talk, atau titanium dioksida yang disuspensikan
dengan gom akasia atau gelatin.
b. Tablet salut selaput (film-coated tablet), Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, bewarna atau
tidak dari bahan polimer yang larut dalam air yang hancur cepat di dalam saluran cerna. Penyalutan
tidak perlu berkali-kali. Disalut dengan hidroksi propil metil selulosa, metil selulosa, hidroksi propil
selulosa, Na-CMC, dan campuran selulosa asetat ftalat dengan PEG yang tidak mengandung air atau
mengandung air.
c. Tablet salut kempa adalah tablet yang disalut secara kempa cetak dengan massa granulat yang terdiri
atas laktosa, kalsium fosfat, dan zat lain yang cocok. Mula-mula dibuat tablet inti, kemudian dicetak
lagi bersama granulat kelompok lain sehingga terbentuk tablet berlapis (multi layer tablet). Tablet ini
sering di gunakan untuk pengobatan secara repeat action.
d. Tablet salut enteric (enteric-coated tablet), atau lepas tunda, Adalah tablet yang dikempa yang
disalut dengan suatu zat yang tahan terhadap cairan lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalam usus
halus. maka diperlukan penyalut enterik yang bertujuan untuk menunda pelepasan obat sampai tablet
melewati lambung. Bahan yang sering digunakan adalah alol, keratin, selulosa acetat phtalat.
55
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA PILOT
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 56 DARI
155
e. Tablet lepas lambat, Tablet yang pelepasan zat aktifnya dimodifikasi sehingga tablet tersebut
melepaskan dosis awal yang cukup untuk efek terapi yang kemudian disusul dengan dosis
pemeliharaan sehingga jumlah zat aktif atau konsentrasi zat aktif dalam darah cukup untuk beberapa
waktu tertentu. (misal tablet lepas lambat 6 jam, 12 jam, dsb).
f. Tablet berlapis, tablet yang disiapkan dengan pengempaan granuler tablet pada granulasi yang baru
dikempa. Proses ini dapat diulangi untuk menghasilkan tablet berlapis banyak dari 2 atau 3 lapisan.
Bahan obat dan zat-zat tambahan umumnya berupa serbuk yang tidak dapat langsung dicampur dan dicetak
menjadi tablet karena akan langsung hancur dan tablet menjadi mudah pecah.Campuran serbuk itu harus di
ubah menjadi granul,yaitu kumpulan serbuk dengan volumelebih besar yang saling melekat satu samma lain.
Cara merubah serbuk menjadi granuldisebutgranulasi.Tujuan granulasi adalah:
1. Supaya sifat alirannya baik (free-flowing). Granul dengan volume tertentu dapat mengalir teratur
dalam jumlah angkasama kedalam mesin cetak tablet.
2. Ruang udara dalam bentuk granul jumlahnya lebih kecil jika di bandingkan dengan bentuk serbuk
jika di ukurdalam voume yang sama. Makin banyak udaranya, tablet makin mudah pecah.
3. Agar pada saat di cetak tidak mudah melekat pada steampel (punch) dan mudah lepas dari matriks
(die).
Salah satu syarat bahan pembantu yang digunakan untuk pembuatan tablet adalah harus netral, tidak
berbau,tidak berasa dan lebih baik tidak berwarna. Bahan-bahan tambahan yang digunakan pada pembuatan
tablet dapat dikelompokkan sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai:
1. bahan pengisi,
2. bahan pengikat,
3. bahan pelincir (termasuk bahan pengatur aliran,bahan pelican dan bahan pemisah bentuk),
4. bahan penghancur,
5. bahan penahan lembab, bahan peng adsorpsi dan bahan penghambat kelarutan.
Terdapat 3 metode dalam pembuatan tablet kompresi yaitu : metode granulasi basah, metode granulasi
kering, dan metode cetak langsung.
Metode granulasi basah ini merupakan salah satu metode yang paling sering digunakan dalam memproduksi
tablet kompresi. Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan tablet dengan metode granulasi basah
ini dapat dibagi sebagai berikut, yaitu menimbang dan mencampur bahan-bahan yang diperlukan dalam
formulasi, pembuatan granulasi basah, pengayakan adonan lembab menjadi pelet atau granul, kemudian
dilakukan pengeringan, pengayakan kering, pencampuran bahan pelicin, dan pembuatan tablet dengan
kompresi.
56
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA PILOT
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 57 DARI
155
1. Meningkatkan kohesifitas dan kompaktibilitas serbuk sehingga diharapkan tablet yang dibuat dengan
mengempa sejumlah granul pada tekanan kompresi tertentu akan menghasilkan bentuk tablet yang
bagus, keras, dan tidak rapuh.
2. Mencegah segregasi komponen penyusun tablet yang telah homogen sebelum proses pencampuran.
3. Zat-zat yang bersifat hidrofob, dapat memperbaiki kecepatan pelarutan zat aktif dengan perantara
cairan pelarut yang cocok dengan bahan pengikat.
Metode ini telah digunakan bertahun-tahun dan merupakan bentuk yang berharga terutama pada keadaan
dimana dosis efektif terlalu tinggi untuk kempa langsung dan bahan-bahan yang digunakan peka terhadap
pemanasan, kelembaban atau keduanya.Metode ini khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah
dengan metode granulasi basah, karena kepekaannya terhadap uap air atau karena untuk
mengeringnyadiperlukan temperatur yang dinaikkan. Tahap pembuatan ini yaitu partikel zat aktif dan
eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi
untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul). Prinsip dari metode ini
adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat
melalui gaya.
1. Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin pengaduk berat dan
pengeringan yang memakan waktu
2. Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab
3. Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat
57
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA PILOT
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 58 DARI
155
Metode ini digunakan untuk bahan yang mempunyai sifat mudah mengalir sebagaimanasifat-sifat kohesinya
yang memungkinkan untuk langsung dikompresi dalam tablet tanpa memerlukan granulasi basah atau kering.
Keuntungan utama dari metode ini adalah bahwa bahan obat yang peka terhadap lembab dan panas, yang
stabilitasnya terganggu akibat operasi granulasi, dapat dibuat menjadi tablet. Akan tetapi dengan
meningkatnya tuntutan akan kualitas tablet, maka metode ini tidak diutamakan.
1. Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan pengisi dapat menimbulkan
stratifikasi di antara granul yang selanjutnya dapat menyebabkan kurang seragamnya kandungan zat
aktif di dalam tablet.
2. Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung karena itu biasanya
digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses pengempaan sehingga pengisi yang
dibutuhkanpun makin banyak dan mahal. Dalam beberapa kondisi pengisi dapat berinteraksi dengan
obat seperti senyawa amin dan laktosa spray dried dan menghasilkan warna kuning. Pada kempa
langsung mungkin terjadi aliran statik yang terjadi selama pencampuran dan pemeriksaan rutin
sehingga keseragaman zat aktif dalam granul terganggu.
3. Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus bersifat; mudah mengalir;
kompresibilitas yang baik; kohesifitas dan adhesifitas yang baik.
1. Binding adalah kerusakan tablet akibat massa yang akan di cetak melekat pada dinding ruang
cetakan.Ini terjadi ketika pelepasan dari tablet sulit dan sering diikuti bunyi rebut/menderik yang
karakteristik, tepi tablet tergores atau kasar.
2. Sticking/picking ialah perlekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah akibatpermukaan punch
tidak licin.Sticking adalah keadaan granul menempel pada dinding die. Penyebabanya yaitu punch
kurang bersih.
3. Whiskering ialah percetakan tidak pas dengan ruangan cetakan terjadi pelelehan zat aktif saat
pencetakan pada tekanan tinggi.
58
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA PILOT
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 59 DARI
155
4. Splitting/capping ialah lepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet terutama pada bagian
tengah.Capping adalah keadaan yang menggambarkan bagian atas atau bawah tablet terpisah
sebagian atau seluruhnya.
5. Motling adalah terjadinya warna yang tidak merata pada permukaan tablet, disebabkan perbedaan
obat atau hasil uraianya dengan bahan tambahan, juga karena terjadinya migrasi obat selama
pengeringan atau adanya bahan tambahan berupa larutan berwarna yang tidak terbagi merata.
6. Crumbling ialah tambet menjadi retak dan rapuh. Disebabkan kurangnya tekananpada pencetakan
tablet dan zat pengikatnya kurang.
Syarat-Syarat Tablet
1. Kekerasan
Sebuah tablet yang baik adalah tablet yang cukup keras untuk dipegang sampai digunakan. Dalam bentuk
lain tablet tidak boleh terlalu keras karena akan gagal dalam penghancuran atau gagal dalam larut dengan
mudah.Kekerasan tablet merupakan parameter yang menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan
tekanan mekanik seperti guncangan dan terjadinya keretakan tablet selama pengemasan, transportasi dan
pemakaian. Kekerasan tablet biasanya antara 4 – 8 kg.
Farmakope Amerika dan Formularium Nasional menetapkan batasan dalam potensi tablet.
3. Keseragaman tablet
Tablet ditentukan berdasarkan banyaknya penyimpangan bobot pada tiap tablet terhadapbobot rata-rata dari
semua tablet sesuai syarat yang ditentukan dalam Farmakope Indonesia.Tablet tidak bersalut harus
memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan dengan menimbang 20 tablet satu persatu dan dihitung
bobot rata-rata tablet.
4. Proses Penghancuran
Jika tablet diharapkan efektif dalam pengobatan maka jelas tablet tersebut harus larut atau hancur dengan
cepat.
Friability adalah persen bobot yang hilang setelah diguncang.penentuan keregasan tablet dilakukan terutama
pada waktu tablet dilapisi (coating) alat yang digunakan disebut Friability Tester.
Pengemasan
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 60 DARI
155
60
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA PILOT
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 61 DARI
155
Alat / Mesin
61
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA PILOT
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 62 DARI
155
Timbangan 50 Kg Dispensing
62
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA PILOT
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 63 DARI
155
Granulator Granulasi
5. REFERENSI - REFERENCES
5.1. Studi Literatur Stetor Tablet 10 mg
5.2. Studi Praformulasi Stetor Talet 10 mg
5.3. JDIH COPB 2012
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 64 DARI
155
6.2.3. Melaporkan kepada validation staff dan atasan apabila ada penyimpangan atau
ketidaksesuaian selama proses studi desain
Report to validation staff and superior if any deviation and non-conformity during design
study.
7. METODOLOGI - METHODOLOGY
7.1. Flow Chart Process
Dispensing Material
Material Varification
Mixing
(Granulation Method)
Granulasi
In Process Control
Compressing
Testing
Reject
(Semi Finish Goods)
Release
(Semi Finish Goods)
Coating
In Process Control
PACKAGING
Primary Packaging
Secondary Packaging Master box
(Using Al. Foil – Strip @
(BOX – Box @ 3 Strip) (1 MB @ 100 Box)
10 Tab)
Release
64
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA PILOT
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 65 DARI
155
7.2. Prosedur
7.2.1. Lakukan proses percobaan skala laboratorium sesuai pada protocol berikut
1. Penimbangan Bahan
A. Ruang Proses
- Tanggal Proses : ____________________
- Nama Ruangan/Line : ____________________
- Produk Sebelumnya : ____________________
- Ruangan/Line dalam keadaan bersih dan bebas dari produk sebelumnya:
Dinding
Lantai
B. Alat / Mesin Produksi
Alat / mesin Produksi yang digunakan dalam kondisi bersih/siap pakai.
KONDISI BERSIH /
PERALATAN/MESIN TANGGAL
SIAP DIPAKAI
65
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA PILOT
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 66 DARI
155
66
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA PILOT
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 67 DARI
155
67
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA PILOT
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 68 DARI
155
Proses Granulasi
1. Masukan Larutan granulasi (LG) sedikit Homogen Homogen
demi sedikit pada komponen Fase Dalam
(FD)
68
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA PILOT
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 69 DARI
155
Catatan :
Diperiksa Oleh:
………………………………..
Foreman/Supervisor
69
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA PILOT
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 70 DARI
155
Pengamatan
Prosedur Dilakukan Diperiksa
Standar Aktual oleh oleh
Kempa Tablet
1. Setting alat kempa tablet sesuai prosedur Dilakukan Dilakukan
70
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA PILOT
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 71 DARI
155
Diperiksa Oleh:
………………………………..
Foreman/Supervisor
71
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA PILOT
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 72 DARI
155
72
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA PILOT
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 73 DARI
155
Pengamatan
Prosedur Dilakukan Diperiksa
Standar Aktual oleh oleh
73
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA PILOT
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 74 DARI
155
Diperiksa Oleh:
………………………………..
Foreman/Supervisor
74
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA PILOT
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 75 DARI
155
75
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA PILOT
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 76 DARI
155
Pengamatan
Prosedur Dilakukan Diperiksa
Standar Aktual oleh oleh
Primary Packaging
1. Siapkan kemasan primer yang telah Dilakukan Dilakukan
dilakukal sealing pada alufoil
76
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA PILOT
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 77 DARI
155
Diperiksa Oleh:
………………………………..
Foreman/Supervisor
77
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA PILOT
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 78 DARI
155
Pengamatan
Prosedur Dilakukan Diperiksa
Standar Aktual oleh oleh
78
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA PILOT
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 79 DARI
155
Catatan :
Diperiksa Oleh:
………………………………..
Foreman/Supervisor
79
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA PILOT
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 80 DARI
155
7. REKONSILIASI AKHIR
80
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA PILOT
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 81 DARI
155
81
No. Dokumen
Document No.
No. Revisi
STUDY PROTOCOL
Revision No.
Halaman
Page 82 of 155
Page
Judul / Title: Tanggal Efektif / Effective Date:
Penanggung Tindakan
jawab Perbaikan
Tanggal
Deskripsi Dampak Tindakan Perbaikan Tindakan Selesai?
No. Pencatatan
Description Impact Corrective Action Perbaikan Corrective
Record Date
Corrective Action
Action Owner Completed?
83
LAMPIRAN 1 - APPENDIX 1
LAPORAN PENYIMPANGAN - DEVIATION REPORT
Laporan No. / Report No. : ____________ Uji Kasus Berdampak / Test Case Impacted:
______________________________________________________________
Tahapan uji
Test Step
Cara Kerja
Procedure
Hasil yang
diharapkan
Expected Results
Pengamatan
Observations
Dampak
Impact
Tindakan
Perbaikan
Corrective Action
Persetujuan Quality Assurance / Quality Assurance Approval
Accept results as Reprocess is required after
observed/recorded. Accept results with implementation of
No corrective action corrective action. corrective action
necessary.
Komentar / Comments Tanda Tangan / Tanggal
Signature / Date
Your signature attests that this deviation report accurately documents the testing observations, deviation impact, and
corrective actions required. Your signature also indicates your approval of resolution indicated and your permission to
proceed further process.
84
LAMPIRAN 3
TIMELINE TRIAL
85
3.2 Protokol Studi Trial Skala Laboratorium
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 86 DARI
155
STUDY PROTOCOL
PRODUCT NAME: STETOR TABLET
Dibuat oleh
Prepared by
Tanggal / Date :
Ditinjau oleh
Reviewed by
Tanggal / Date :
Ditinjau oleh
Reviewed by
Tanggal / Date :
Ditinjau oleh
Reviewed by
Tanggal / Date :
Ditinjau oleh
Reviewed by
Tanggal / Date :
Disetujui oleh
Approved by
Tanggal / Date :
86
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA LABORATORIUM
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 87 DARI
155
DAFTAR ISI
TABLE OF CONTENT
87
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA LABORATORIUM
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 88 DARI
155
Menurut FI Edisi IV
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Menurut USP 26 (hal : 2406)
Tablet adalah sediaan bentuk padat yang mengandung obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Berdasarkan metode pembuatannya, dapat diklasifikasikan sebagai tablet atau tablet kompresi.
Menurut British Pharmacopeae ( BP 2002)
Tablet adalah Sediaan padat yang mengandung satu dosis dari beberapa bahan aktif dan
biasanya dibuat dengan mengempa sejumlah partikel yang seragam.
Menurut Formularium Nasional Edisi II
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat dengan cara kempa cetakdalam bentuk umumnya
tabung pipih yang kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung obat dengan atau
tanpa zat pengisi.
Menurut ANSEL Edisi IV
Tablet adalah bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambahan
bahan tambahan farmasetika yang sesuai.
Menurut FI edisi III 1979
Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa – cetak berbentuk rata atau cembung rangkap,
umumnya bulat mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat
tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat,
zat pelican, zat pembasah atau zat lain yang cocok.
Menurut The Art,Science, and Tecnology of Pharmaceutical Compounding
88
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA LABORATORIUM
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 89 DARI
155
Dikenal dua jenis tablet berdasarkan metode pembuatan, yaitu tablet cetak dan tablet kempa.
c. Tablet cetak
Dibuat dari bahan obat dan bahan pengisi, umumnya mengandung laktosa dan serbuk sukrosa salam
berbagai perbandingan. Massa dibasahi dengan Etanol prosentasi tinggi kadar Etanol tergantung
dengan kelarutan zat aktif dan bahan pengisi dalam pelarut, serta kekerasan tablet yang diinginkan.
Pembuatan dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada lubang cetakan.
Kemudian dikeluarkan dan dibiarkan kering. Tablet cetak agak rapuh sehingga tablet dapat di potek
dan harus hati-hati saat pengemasan dan pendistribusiannya., besar tekanan pada tablet 25-50
bar.Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal yang terbentuk selama pengeringan, tidak
tergantung pada kekuatan yang diberikan.
d. Tablet kempa
Tablet kempa didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat yang dibuat dengan cara pengempaan dari
sebuah formula dengan memberikan tekanan tinggi (tekanan di bawah beberapa ratus kg/cm 2) pada
serbuk/granul menggunakan pons/cetakan baja. Umumnya tablet kempa mengandung zat aktif,
bahan pengisi, bahan pengikat, desintegran, dan lubrikan, tetapi dapat juga mengandung bahan
pewarna, bahan pengaroma, dan bahan pemanis.Tablet biasanya mempunyai ketebalan kurang dari
½ diameternya.Tablet kempa ganda, tablet kempa yang dibuat dengan lebih dari satu kali siklus
tekanan.
g. Tablet salut biasa / salut gula (dragee), Adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapisan
gula baik berwarna maupun tidak. Lapisan gula berasal dari suspensi dalam air mengandung serbuk
yang tidak larut, seperti pati, kalsium karbonat, talk, atau titanium dioksida yang disuspensikan
dengan gom akasia atau gelatin.
h. Tablet salut selaput (film-coated tablet), Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, bewarna atau
tidak dari bahan polimer yang larut dalam air yang hancur cepat di dalam saluran cerna. Penyalutan
tidak perlu berkali-kali. Disalut dengan hidroksi propil metil selulosa, metil selulosa, hidroksi propil
selulosa, Na-CMC, dan campuran selulosa asetat ftalat dengan PEG yang tidak mengandung air atau
mengandung air.
i. Tablet salut kempa adalah tablet yang disalut secara kempa cetak dengan massa granulat yang terdiri
atas laktosa, kalsium fosfat, dan zat lain yang cocok. Mula-mula dibuat tablet inti, kemudian dicetak
lagi bersama granulat kelompok lain sehingga terbentuk tablet berlapis (multi layer tablet). Tablet ini
sering di gunakan untuk pengobatan secara repeat action.
j. Tablet salut enteric (enteric-coated tablet), atau lepas tunda, Adalah tablet yang dikempa yang
disalut dengan suatu zat yang tahan terhadap cairan lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalam usus
89
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA LABORATORIUM
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 90 DARI
155
halus. maka diperlukan penyalut enterik yang bertujuan untuk menunda pelepasan obat sampai tablet
melewati lambung. Bahan yang sering digunakan adalah alol, keratin, selulosa acetat phtalat.
k. Tablet lepas lambat, Tablet yang pelepasan zat aktifnya dimodifikasi sehingga tablet tersebut
melepaskan dosis awal yang cukup untuk efek terapi yang kemudian disusul dengan dosis
pemeliharaan sehingga jumlah zat aktif atau konsentrasi zat aktif dalam darah cukup untuk beberapa
waktu tertentu. (misal tablet lepas lambat 6 jam, 12 jam, dsb).
l. Tablet berlapis, tablet yang disiapkan dengan pengempaan granuler tablet pada granulasi yang baru
dikempa. Proses ini dapat diulangi untuk menghasilkan tablet berlapis banyak dari 2 atau 3 lapisan.
Bahan obat dan zat-zat tambahan umumnya berupa serbuk yang tidak dapat langsung dicampur dan dicetak
menjadi tablet karena akan langsung hancur dan tablet menjadi mudah pecah.Campuran serbuk itu harus di
ubah menjadi granul,yaitu kumpulan serbuk dengan volumelebih besar yang saling melekat satu samma lain.
Cara merubah serbuk menjadi granuldisebutgranulasi.Tujuan granulasi adalah:
4. Supaya sifat alirannya baik (free-flowing). Granul dengan volume tertentu dapat mengalir teratur
dalam jumlah angkasama kedalam mesin cetak tablet.
5. Ruang udara dalam bentuk granul jumlahnya lebih kecil jika di bandingkan dengan bentuk serbuk
jika di ukurdalam voume yang sama. Makin banyak udaranya, tablet makin mudah pecah.
6. Agar pada saat di cetak tidak mudah melekat pada steampel (punch) dan mudah lepas dari matriks
(die).
Salah satu syarat bahan pembantu yang digunakan untuk pembuatan tablet adalah harus netral, tidak
berbau,tidak berasa dan lebih baik tidak berwarna. Bahan-bahan tambahan yang digunakan pada pembuatan
tablet dapat dikelompokkan sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai:
6. bahan pengisi,
7. bahan pengikat,
8. bahan pelincir (termasuk bahan pengatur aliran,bahan pelican dan bahan pemisah bentuk),
9. bahan penghancur,
10. bahan penahan lembab, bahan peng adsorpsi dan bahan penghambat kelarutan.
Terdapat 3 metode dalam pembuatan tablet kompresi yaitu : metode granulasi basah, metode granulasi
kering, dan metode cetak langsung.
Metode granulasi basah ini merupakan salah satu metode yang paling sering digunakan dalam memproduksi
tablet kompresi. Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan tablet dengan metode granulasi basah
ini dapat dibagi sebagai berikut, yaitu menimbang dan mencampur bahan-bahan yang diperlukan dalam
formulasi, pembuatan granulasi basah, pengayakan adonan lembab menjadi pelet atau granul, kemudian
90
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA LABORATORIUM
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 91 DARI
155
dilakukan pengeringan, pengayakan kering, pencampuran bahan pelicin, dan pembuatan tablet dengan
kompresi.
4. Meningkatkan kohesifitas dan kompaktibilitas serbuk sehingga diharapkan tablet yang dibuat dengan
mengempa sejumlah granul pada tekanan kompresi tertentu akan menghasilkan bentuk tablet yang
bagus, keras, dan tidak rapuh.
5. Mencegah segregasi komponen penyusun tablet yang telah homogen sebelum proses pencampuran.
6. Zat-zat yang bersifat hidrofob, dapat memperbaiki kecepatan pelarutan zat aktif dengan perantara
cairan pelarut yang cocok dengan bahan pengikat.
Metode ini telah digunakan bertahun-tahun dan merupakan bentuk yang berharga terutama pada keadaan
dimana dosis efektif terlalu tinggi untuk kempa langsung dan bahan-bahan yang digunakan peka terhadap
pemanasan, kelembaban atau keduanya.Metode ini khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah
dengan metode granulasi basah, karena kepekaannya terhadap uap air atau karena untuk
mengeringnyadiperlukan temperatur yang dinaikkan. Tahap pembuatan ini yaitu partikel zat aktif dan
eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat yang selanjutnya dipecah lagi
untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul). Prinsip dari metode ini
adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut, ikatannya didapat
melalui gaya.
4. Peralatan lebih sedikit karena tidak menggunakan larutan pengikat, mesin pengaduk berat dan
pengeringan yang memakan waktu
5. Baik untuk zat aktif yang sensitif terhadap panas dan lembab
6. Mempercepat waktu hancur karena tidak terikat oleh pengikat
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 92 DARI
155
Metode ini digunakan untuk bahan yang mempunyai sifat mudah mengalir sebagaimanasifat-sifat kohesinya
yang memungkinkan untuk langsung dikompresi dalam tablet tanpa memerlukan granulasi basah atau kering.
Keuntungan utama dari metode ini adalah bahwa bahan obat yang peka terhadap lembab dan panas, yang
stabilitasnya terganggu akibat operasi granulasi, dapat dibuat menjadi tablet. Akan tetapi dengan
meningkatnya tuntutan akan kualitas tablet, maka metode ini tidak diutamakan.
4. Perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan pengisi dapat menimbulkan
stratifikasi di antara granul yang selanjutnya dapat menyebabkan kurang seragamnya kandungan zat
aktif di dalam tablet.
5. Zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung karena itu biasanya
digunakan 30% dari formula agar memudahkan proses pengempaan sehingga pengisi yang
dibutuhkanpun makin banyak dan mahal. Dalam beberapa kondisi pengisi dapat berinteraksi dengan
obat seperti senyawa amin dan laktosa spray dried dan menghasilkan warna kuning. Pada kempa
langsung mungkin terjadi aliran statik yang terjadi selama pencampuran dan pemeriksaan rutin
sehingga keseragaman zat aktif dalam granul terganggu.
6. Sulit dalam pemilihan eksipien karena eksipien yang digunakan harus bersifat; mudah mengalir;
kompresibilitas yang baik; kohesifitas dan adhesifitas yang baik.
7. Binding adalah kerusakan tablet akibat massa yang akan di cetak melekat pada dinding ruang
cetakan.Ini terjadi ketika pelepasan dari tablet sulit dan sering diikuti bunyi rebut/menderik yang
karakteristik, tepi tablet tergores atau kasar.
8. Sticking/picking ialah perlekatan yang terjadi pada punch atas dan bawah akibatpermukaan punch
tidak licin.Sticking adalah keadaan granul menempel pada dinding die. Penyebabanya yaitu punch
kurang bersih.
92
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA LABORATORIUM
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 93 DARI
155
9. Whiskering ialah percetakan tidak pas dengan ruangan cetakan terjadi pelelehan zat aktif saat
pencetakan pada tekanan tinggi.
10. Splitting/capping ialah lepasnya lapisan tipis dari permukaan tablet terutama pada bagian
tengah.Capping adalah keadaan yang menggambarkan bagian atas atau bawah tablet terpisah
sebagian atau seluruhnya.
11. Motling adalah terjadinya warna yang tidak merata pada permukaan tablet, disebabkan perbedaan
obat atau hasil uraianya dengan bahan tambahan, juga karena terjadinya migrasi obat selama
pengeringan atau adanya bahan tambahan berupa larutan berwarna yang tidak terbagi merata.
12. Crumbling ialah tambet menjadi retak dan rapuh. Disebabkan kurangnya tekananpada pencetakan
tablet dan zat pengikatnya kurang.
Syarat-Syarat Tablet
1. Kekerasan
Sebuah tablet yang baik adalah tablet yang cukup keras untuk dipegang sampai digunakan. Dalam bentuk
lain tablet tidak boleh terlalu keras karena akan gagal dalam penghancuran atau gagal dalam larut dengan
mudah.Kekerasan tablet merupakan parameter yang menggambarkan ketahanan tablet dalam melawan
tekanan mekanik seperti guncangan dan terjadinya keretakan tablet selama pengemasan, transportasi dan
pemakaian. Kekerasan tablet biasanya antara 4 – 8 kg.
Farmakope Amerika dan Formularium Nasional menetapkan batasan dalam potensi tablet.
3. Keseragaman tablet
Tablet ditentukan berdasarkan banyaknya penyimpangan bobot pada tiap tablet terhadapbobot rata-rata dari
semua tablet sesuai syarat yang ditentukan dalam Farmakope Indonesia.Tablet tidak bersalut harus
memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan dengan menimbang 20 tablet satu persatu dan dihitung
bobot rata-rata tablet.
4. Proses Penghancuran
Jika tablet diharapkan efektif dalam pengobatan maka jelas tablet tersebut harus larut atau hancur dengan
cepat.
Friability adalah persen bobot yang hilang setelah diguncang.penentuan keregasan tablet dilakukan terutama
pada waktu tablet dilapisi (coating) alat yang digunakan disebut Friability Tester.
Pengemasan
93
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA LABORATORIUM
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 94 DARI
155
94
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA LABORATORIUM
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 95 DARI
155
Ruang Produksi
Manufacturing
Room Class
Alat / Mesin
Nama Mesin Proses Gambar
Timbangan Analitik Dispensing
95
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA LABORATORIUM
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 96 DARI
155
Mortir-Stemfer Mixing
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 97 DARI
155
97
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA LABORATORIUM
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 98 DARI
155
Dispensing Material
Material Varification
Mixing
(Granulation Method)
Granulasi
In Process Control
Compressing
Testing
Reject
(Semi Finish Goods)
Release
(Semi Finish Goods)
Coating
In Process Control
PACKAGING
Primary Packaging
Secondary Packaging Master box
(Using Al. Foil – Strip @
(BOX – Box @ 3 Strip) (1 MB @ 100 Box)
10 Tab)
Release
98
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA LABORATORIUM
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 99 DARI
155
17.2. Prosedur
17.2.1. Lakukan proses percobaan skala laboratorium sesuai pada protocol berikut
4. Penimbangan Bahan
C. Ruang Proses
- Tanggal Proses : ____________________
- Nama Ruangan/Line : ____________________
- Produk Sebelumnya : ____________________
- Ruangan/Line dalam keadaan bersih dan bebas dari produk sebelumnya:
Dinding
Lantai
D. Alat / Mesin Produksi
Alat / mesin Produksi yang digunakan dalam kondisi bersih/siap pakai.
KONDISI BERSIH /
PERALATAN/MESIN TANGGAL
SIAP DIPAKAI
99
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA LABORATORIUM
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 100 DARI
155
100
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA LABORATORIUM
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 101 DARI
155
(a)
101
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA LABORATORIUM
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 102 DARI
155
Proses Granulasi
10. Masukan Larutan granulasi (LG) sedikit Homogen Homogen
demi sedikit pada komponen Fase Dalam
(FD) gerus sampai homogen
102
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA LABORATORIUM
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 103 DARI
155
Diperiksa Oleh:
………………………………..
Foreman/Supervisor
103
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA LABORATORIUM
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 104 DARI
155
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 105 DARI
155
Diperiksa Oleh:
………………………………..
Foreman/Supervisor
105
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA LABORATORIUM
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 106 DARI
155
106
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA LABORATORIUM
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 107 DARI
155
Diperiksa Oleh:
………………………………..
Foreman/Supervisor
107
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA LABORATORIUM
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 108 DARI
155
108
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA LABORATORIUM
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 109 DARI
155
109
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA LABORATORIUM
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 110 DARI
155
Diperiksa Oleh:
………………………………..
Foreman/Supervisor
110
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA LABORATORIUM
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI DISETUJUI
OLEH: MANAGER OLEH: OLEH:
PRODUKSI MANAGER QA PLANT
MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 111 DARI
155
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 112 DARI
155
Catatan :
Diperiksa Oleh:
………………………………..
Foreman/Supervisor
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 113 DARI
155
113
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA LABORATORIUM
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI OLEH: DISETUJUI OLEH:
OLEH: MANAGER PRODUKSI MANAGER QA PLANT MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR BETS/PROTOKOL:
Penanggung Tindakan
jawab Perbaikan
Tanggal
Deskripsi Dampak Tindakan Perbaikan Tindakan Selesai?
No. Pencatatan
Description Impact Corrective Action Perbaikan Corrective
Record Date
Corrective Action
Action Owner Completed?
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR
BETS/PROTOKOL: HAL. 115 DARI
155
115
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA LABORATORIUM
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI OLEH: DISETUJUI OLEH:
OLEH: MANAGER PRODUKSI MANAGER QA PLANT MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR BETS/PROTOKOL:
LAMPIRAN 1 - APPENDIX 1
LAPORAN PENYIMPANGAN - DEVIATION REPORT
Laporan No. / Report No. : ____________ Uji Kasus Berdampak / Test Case Impacted:
______________________________________________________________
Tahapan uji
Test Step
Cara Kerja
Procedure
Hasil yang diharapkan
Expected Results
Pengamatan
Observations
Dampak
Impact
Tindakan Perbaikan
Corrective Action
Persetujuan Quality Assurance / Quality Assurance Approval
Accept results as observed/recorded. Reprocess is required after implementation of
No corrective action necessary. Accept results with corrective action. corrective action
Your signature attests that this deviation report accurately documents the testing observations, deviation impact, and corrective actions required. Your signature also indicates your
approval of resolution indicated and your permission to proceed further process.
PROTOKOL STUDI TRIAL SKALA LABORATORIUM
DISIAPKAN DIKAJI OLEH: DISETUJUI OLEH: DISETUJUI OLEH:
OLEH: MANAGER PRODUKSI MANAGER QA PLANT MANAGER
NAMA PRODUK:
STETOR TABLET 10 Mg
NOMOR BETS/PROTOKOL:
LAMPIRAN 3
TIMELINE TRIAL
Obat Copy adalah obat yang mengandung zat aktif dengan komposisi, kekuatan,
bentuk sediaan, rute pemberian, indikasi dan posologi sama dengan obat yang sudah
disetujui. Obat Originator adalah obat yang digunakan sebagai pembanding dalam uji
ekivalensi in vivo dan/atau in vitro untuk pembuktian ekivalensi suatu obat copy.
118
PEDOMAN UJI BIOEKIVALENSI tahap yang harus dilakukan untuk uji ketersediaan
hayati adalah:
1. Kajian Etik
Studi BE dilakukan pada subyek manusia (atau uji klinik) maka protokol studi
harus lolos kaji etik terlebih dahulu. Sebelum penelitian dimulai, protokol, lembar
informasi dan formulir informed consent telah disetujui oleh Komite Etik Penelitian.
Dalam hal ini, pengujian dilakukan setelah mendapat izin etik dari bagian
Litbangkes Kementrian Kesehatan RI. Sedangkan Informed consent tertulis telah
diperoleh dari masing-masing subjek penelitian sebelum skrining.
2. Desain
Studi dilakukan pada subyek yang sama (dengan desain menyilang) untuk
menghilangkan variasi biologik antar subyek (karena setiap subyek menjadi
kontrolnya sendiri), hal ini sangat memperkecil jumlah subyek yang dibutuhkan.
Desain pengujian atorvastatin kali ini termasuk kedalam rancangan eksperimental
silang 2 way atau disebut dengan cross over design 2-way (2 periode untuk
pemberian 2 produk obat pada setiap subyek, dengan dosis tunggal).
Pengujian pada 24 subyek dengan diberikan perlakukan secara acak, masing-
masing subjek menerima tes produk selama dua periode. Pada periode I, dilakukan
uji tablet salut selaput atorvastatatin 10 mg copy kepada setengah dari subyek
menerima produk uji (T) yaitu sebanyak 12 subyek. Dan uji tablet salut selaput
lipitor 10 mg kepada 12 subyek sisanya. Pada periode II, subyek disilang, 12 subyek
yang mendapat atorvastatatin 10 mg copy pada periode I, diberikan lipitor,
sedangkan 12 subyek yang mendapatkan lipitor 10 mg pada periode I, diberikan
atorvastatin pada periode II. Antara periode I dan II diselingi periode washout
selama 7 hari.
3. Subyek
Memenuhi kriteria seleksi (mencakup kriteria inklusi dan ekslusi) :
a) Sukarelawan sehat (untuk mengurangi variasi antar subyek);
b) Sedapat mungkin pria dan wanita jika wanita pertimbangkan resiko
pada wanita usia subur. Umur antara 18-55 tahun;
c) Berat badan dalam kisaran normal:
119
d) Kriteria Sehat berdasarkan uji laboratorium klinis yang buku
(hematologi rutin, fungsi hati, fungsi ginjal, gula darah, dan urinalisis),
riwayat penyakit, dan pemeriksaan fisik);
e) Pemeriksaan khusus mungkin harus, dilakukan sebelum, selama dan
setelah studi selesai, bergantung pada kelas terapi dan profil keamanan
obat yang diteliti, misalnya, untuk obat dari kelas fluorokuinolon yang
diketahui dapat memperpanjang interval QT, harus dilakukan
pemeriksaan EKG;
f) Sebaiknya bukan perokok. Jika perokok sedang (kurang dari 10 batang
sehari) diikutsertakan, harus disebutkan dan efeknya pada hasil studi
harus didiskusikan;
g) Tidak mempunyai riwayat ketergantungan pada alkohol atau
penyalahgunaan obat;
h) Tidak kontra indikasi atau hipersensitif terhadap obat yang diuji;
i) Untuk obat yang terlalu toksik untuk diberikan kepada sukarelawan
sehat (misal: sitostatik, antiaritmia), maka digunakan penderita dengan
indikasi yang sesuai);
j) Untuk obat yang terlalu toksik untuk diberikan kepada sukarelawan
sehat (misal: sitostatik, antiaritmia), maka digunakan penderita dengan
indikasi yang sesuai;
k) Uji serologis terhadap Hepatitis B (HBsAG), Hepatitis C (anti-HCV)
dan HIV (anti-HIV) optional.
Jumlah Subyek
Jumlah subjek untuk pengujian yaitu 24 orang pria sehat dalam kondisi
puasa. Subjek sebelumnya dievaluasi melalui riwayat rinci, pemeriksaan
medis dan tes laboratorium. Subjek diberitahu tentang sifat, kepatuhan
prosedur penelitian, dan memberikan persetujuan sebelumnya.
Standardisasi kondisi studi.
- Lama puasa pada malam sebelum pemberian produk, minimal 10 jam.
Untuk studi keadaan tunak, puasa hanya diperlukan pada malam terakhir
sebelum pengambilan darah keesokan harinya.
120
- Jika obat harus diberikan bersama makanan untuk mengurangi efek
samping saluran cerna, maka studi BE harus dilakukan bersama makanan
standar.
- Volume air yang diminum bersama produk harus konstan (antara 150-
200 ml) karena dapat mempengaruhi pengosongan lambung;
- Semua makanan dan minuman yang dikonsumsi setelah pemberian
produk harus dibakukan komposisi dan waktu pemberiannya selama
periode pengambilan sampel darah:
- Air boleh diminum kapan saja kecuali 1 jam sebelum dan 2 jam sesudah
pemberian produk;
- Makanan standar diberikan tidak kurang dari 4 jam setelah pemberian
produk;
- Subyek tidak boleh makan obat lain apapun (termasuk obat bebas dan
obat tradisional) selama beberapa waktu sebelum penilaian. Dalam
keadaan darurat, penggunaan obat apapun harus dilaporkan (dosis dan
waktu penggunaan);
- Subyek tidak boleh mengkonsumsi makanan dan minuman yang dapat
berinteraksi dengan fungsi sirkulasi, saluran cerna, hati atau ginjal (misal:
merokok. Minum alkohol, kopi, the, kola, coklat atau jus buah) selama 24
jam sebelum penelitian dan selama periode pengambilan sampel darah:
- Posisi tubuh dan aktivitas fisik juga harus distandardisir sepanjang hari
penelitian karena akan mempengaruhi motilitas dan aliran darah saluran
cerna.
4. Produk Obat Uji
Produk uji yang digunakan dalam studi BE untuk tujuan registrasi harus identik
dengan produk obat yang akan dipasarkan. Produk obat Uji yang digunakan yaitu
atorvastatin obat copy dari obat originator lipitor yang sudah beredar di pasaran.
5. Dosis Obat Uji
Satu unit bentuk sediaan dengan kekuatan yang tertinggi. Jika perlu untuk
alasan analitik, dapat digunakan beberapa unit dengan kekuatan tertinggi,
asalkan total dosis tunggal ini tidak melebihi dosis maksimal dari regimen
dosis. Pada pengujian kali ini digunakan dosis uji 10 mg.
121
6. Uji disolusi in vitro
Dianjurkan bahwa potensi dan karakteristik disolusi in vitro dari produk obat uji
dan pembanding dipastikan dulu sebelum dilakukan studi BE. Hasilnya harus
dilaporkan sebagai profil persen obat yang terlarut terhadap waktu. Nomor batch
kedua produk harus dicantumkan, demikian juga tanggal kadaluarsa produk
pembanding. Kandungan zat aktif antara kedua produk tidak boleh berbeda lebih
dari 5 %, jika potensi produk pembanding menyimpang > 5 % dari kandungan 100
% yang tercantum dalam label, perbedaan ini dapat digunakan kemudian untuk
koreksi dosis pada perhitungan parameter bioavailabilitas pada studi BE.
7. Preparasi sampel dan analisis kuantitatif kadar obat dalam darah
Sampel darah harus diambil pada waktu tertentu sehingga dapat
menggambarkan fase-fase absorpsi, distribusi, dan eliminasi obat. Untuk
kebanyakan obat diperlukan 12-18 sampel darah, yakni :
- 1 sampel sebelum obat: pada waktu nol (to);
- 2-3 sampel sebelum kadar maksimal (C max);
- 4-6 sampel sekitar Cmax;
- 5-8 sampel setelah C max, sampai sedikitnya 3 atau lebih waktu paruh
eliminasi obat dalam plasma, (> 3xt ½).
Pada pengujian, 5 ml sampel darah vena diambil dan sampel diambil pada
dosis awal (0 jam) dan pada 0,15- 0,30-1- 1,5- 2- 2,5- 3- 3,5-4-4,5-8-12-24-36-48
jam setelah dosis awal. Setiap sampel darah dipindahkan ke tabung heparinisasi
dan disentrifugasi pada 4.500 xg selama 5 menit. Plasma dikumpulkan dan
dibekukan pada suhu 80C sampai kemudian dianalisis.
Semua bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik dan
kadar HPLC dan garam kalsium dari atorvastatin untuk kalibrasi, progesteron
sebagai standar internal, kadar air HPLC, metanol, asetonitril, natrium dihidrogen
fosfat, Di-hidrogen hidrogen fosfat, natrium Hidroksida, o -asam fosfat dan
natrium klorida.
Larutan stok atorvastatin dibuat dengan melarutkannya dalam metanol untuk
membuat larutan 1mg/ml. Dari larutan stok ini, stok 10 ug/ml disiapkan yang
diencerkan untuk membuat konsentrasi akhir dari 93-3.000 ug/l. Larutan stok
progesteron disiapkan dalam 50:50 asetonitril: air dengan konsentrasi target 1
mg/ml. Dari larutan stok ini, pengenceran disiapkan untuk membuat 2 dan 4 ug/ml
122
larutan standar internal. Buffer natrium fosfat 0,5M dibuat dengan pH 5,5. Semua
larutan disimpan pada suhu 4C dan dibiarkan stabil selama setidaknya 4 minggu.
Untuk 500ul plasma, 20ul Progesteron (4ul/ml) sebagai standar internal,
ditambahkan 750 ul larutan asetonitril dan 200 ul larutan jenuh NaCI. Setelah
pencampuran pusaran selama 30 detik, campuran disentrifugasi selama 15 menit
pada 6000 rpm. 20 ul supernatan disuntikkan ke dalam sistem HPLC.
Level atorvastatin plasma diukur dengan metode High Performance Liguid
Chromatography (HPLC). Detektor spektrofotometer UVVis dioperasikan pada
panjang gelombang 247 nm. Pemisahan kromatografi dicapai menggunakan kolom
analitik C18-RT, Merck (150x4.6mm I.D, Sum) dan kolom pelindung (1cm
x4.Omm I.D., jumlah partikel Sum). Temperatur oven kolom diatur pada 62C. Fasa
gerak adalah 60 "0 asetonitril dan 406 0,05 M buffer natrium fosfat disesuaikan
dengan pH 5,5 pada laju aliran 1,5 ml / menit. Fase gerak disiapkan setiap hari dan
diturunkan oleh ultrasonication dan dibangun dalam degasser vakum sebelum
digunakan. Kurva kalibrasi dibuat antara plasma bebas obat dengan solusi standar
atorvastatin dan progesteron.
8. Analisis Hasil
Pada studi bioavailabilitas (BA), bentuk dan luas area di bawah kurva kadar
plasma terhadap waktu, serta profil ekskresi ginjal kumulatif dan kecepatan
ekskresi digunakan untuk menilai jumlah dan kecepatan absorpsi.
Parameter bioavailabilitas dari sampel darah
Parameter Keterangan
Untuk AUC Area di bawah kurva kadar obat (atau
t
studi metabolit) dalam plasma (atau serum
dosis atau darah) terhadap waktu dari waktu
tunggal terakhir kadar obat diukur, dihitung
trapezoidal.
bioavailabel
123
C Kadar puncak (maksimal) obat (atau metabolit)
max
dalam plasma (atau serum atau darah) Yang
teramati.
t
max
waktu sejak pemberian obat sampai dicapai C
max
124
Produk uji (test = T) dan produk pembanding (reference = R) dikatakan
bioekivalen jika :
1. Rasio nilai rata-rata geometrik (AUC) /(AUC) *=1.00 dengan 90% CI =
T R
80-125%' Untuk obat- obat dengan indeks terapi yang sempit, interval ini
mungkin perlu dipersempit (90-111%). Interval yang lebih lebar mungkin
dapat diterima jika didasari pertimbangan klinik yang jelas
2. Rasio nilai rata-rata geometrik (C ) (C ) juga = 1.00 dengan 90% CI =
max T max R
yang lebih lebar mungkin cocok. Interval ini harus ditetapkan sebelumnya,
misal 75-133% atau 70- 143%, dan harus diberikan alasan dengan
mempertimbangkan efikasi dan keamanannya/ terutama bagi penderita yang
berganti-ganti produk.
3. Perbandingan t dilakukan hanya jika ada claim yang relevan secara klinik
max
mengenai pelepasan atau kerja yang cepat atau adanya tanda-tanda yang
berhubungan dengan efek samping obat, 90% CI dari perbedaan t harus
max
Stabilitas obat adalah kemampuan suatu produk untuk mempertahankan sifat dan
karakteristiknya agar sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat (identittas, kekuatan,
kualitas, kemurnian) dalam batasan yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan
penggunaan. Untuk suatu sediaan obat yang dibuat utamanya dalam skala besar, yang
melalui waktu penyimpanan yang panjang, diharapkan suatu ruang waktu daya tahan selama
kurang lebih 5 tahun. Obat yang disimpan dalam jangka waktu yang lama dapat mengalami
penguraian dan mengakibatkan hasil urai dari zat tersebut bersifat toksik sehingga dapat
membahayakan jiwa pasien. Oleh karena itu, perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi kestabilan suatu zat hingga dapat dipilih suatu kondisi di mana kestabilan obat
tersebut optimum. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kestabilan suatu zat antara lain
adalah panas, cahaya, kelembaban, oksigen, pH, mikroorganisme dan lain-lain.
Atorvastatin merupakan salah satu statin sintetik dengan penggunaan paling banyak di
dunia. Paten obat ini habis pada tahun 2011. Obat ini berada pada puncak daftar obat dengan
penjualan terbesar selama bertahun-tahun hingga tahun 2011.
125
Uji stabilitas ini yang dilakukan dengan membandingkan mutu obat inovator dengan
obat formulasi yang dibuat. Berdasarkan kelarutan dan permeabilitasnya, atorvastatin
termasuk ke dalam senyawa yang tidak mudah larut namun memiliki permeabilitas tinggi
(Biopharmaceutics Classification System case 2, BCS II). Disolusi umumnya menjadi rate
limiting step pada senyawa BCS II. Uji disolusi merupakan salah satu kendali mutu yang
sangat penting untuk sediaan farmasi yang dapat digunakan untuk memprediksi
bioavailabilitas. Sifat disolusi suatu obat berhubungan langsung dengan aktivitas
farmakologinya karena merupakan prasyarat terjadinya absorpsi obat dan respons klinis.
Hubungan kecepatan disolusi in vitro dan bioavailabilitasnya dirumuskan dalam bentuk
IVIVC (invitro invivo correlation).
Penelitian yang dilakukan mencakup uji disolusi, penetapan kadar, dan uji kualitas
fisik yang terdiri dari uji keseragaman bobot, uji waktu hancur, uji kekerasan tablet, dan uji
kerapuhan tablet. Sampel yang digunakan adalah tablet atorvastatin inovator (lipitor) dan
tablet produk formulasi atorvastatin. Masing-masing sampel terdiri atas 100 tablet.
126
baku pembanding atorvastatin (Sigma Aldrich)
metanol HPLC-grade (Merck)
Kalium fosfat monobasa (Merck), NaOH (Merck)
aquadest
asetonitril HPLC-grade (Merck)
metanol p.a (Merck)
asam asetat glasial p.a (Merck)
natrium asetat trihidrat (Merck)
pita pengukur pH universal (Merck).
Asam asetat 2N, dapar fosfat 0,05M pH 6,8, dan dapar natrium asetat
Uji kualitas fisik yang dilakukan meliputi uji keseragaman bobot, waktu hancur,
kekerasan dan kerapuhan tablet.
Pertama, cek kondisi KCKT yang digunakan, kemudian analisis atorvastatin dengan
KCKT dilaksanakan menggunakan kolom C18 dengan fase gerak asetonitril-dapar natrium
asetat (55:45) yang dialirkan dengan kondisi isokratik pada laju alir 1,2 ml/menit.
Kromatogram dideteksi menggunakan detektor PDA pada panjang gelombang 241 nm.
Sampel dinyatakan memenuhi syarat apabila uji keseragaman kandungan kadar tidak kurang
dari 90,0 % dan tidak lebih dari 110,0 %
128
3 dan ke-6. dengan menempatkan formulasi ke kondisi yang berbeda-beda
termasuk kondisi tekanan suhu & tekanan. Studi stabilitas dilakukan pada
40°C/75% RH (untuk 1, 2, 3, 6 bulan). Dalam rentang tersebut juga diperiksa
kondisi fisik tablet, dan kadar tablet yang diformulasikan, dibandingkan dengan
hasil formulasi tablet inovator. Dari uji stabilitas dipercepat ini juga dapat
ditentukan waktu kadaluarsa dari formulasi sampel. Hasil yang diberikan
kestabilan dalam suhu 40ºC/75%RH dalam 6 bulan setara dengan kestabilan tablet
dalam suhu ambient dalam 24 bulan.
c. Uji Stabilitas Jangka Panjang
Berdasarkan hasil perbandingan dengan produk sejenis dipasaran yang dilakukan,
expired date (ED) untuk produk Atrovastin tab adalah 5 tahun. Oleh karena itu
pengujian stabilitas jangka panjang dilakukan pada bulan ke-3, 6, 9, 12, 18, 24,
36, 48, 60, dan 72 bulan dengan suhu 30+-20C dan Rh 75+-5% untuk menyimpan
produk-produk dengan klaim penyimpanan pada suhu kamar.
129
BAB V
REGISTRASI
BAGIAN I
Data Administratif dan Infomasi Produk
1. daftar isi keseluruhan
2. dokumen administratif
a. surat pengantar
b. formulir registrasi
c. pernyataan pendaftar
d. sertifikat dan dokumen administratif lain (utk produksi dalam negeri)
izin industri farmasi
sertifikat CPOB yang masih berlaku untuk bentuk sediaan yang didaftarkan
data inspeksi terakhir dan perubahan terkait paling lama dua tahun yang
dikeluarkan oleh BPOM.
e. hasil pra-registrasi
f. kwitansi/bukti pembayaran
g. dokumen lain.
3. informasi produk
a. brosur
130
b. ringkasan karakteristik produk
c. informasi produk untuk pasien
4. penandaan
BAGIAN II
Dokumen Mutu
1. Ringkasan Dokumen Mutu
Ringkasan Dokumen Mutu (RDM) adalah ringkasan sesuai ruang lingkup dan format pada
dokumen mutu lengkap. Informasi data atau justifikasi yang tercantum dalam RDM harus
konsisten dengan dokumen mutu lengkap yang diserahkan
2. Dokumen Mutu
a. S Zat Aktif
S1 Informasi Umum
a. S1.1 Tata Nama
b. S1.2 Rumus Kimia
c. S1.3 Sifat-Sifat Umum
S2 Proses Produksi dan Sumber Zat Aktif
a. S2.1 Produsen
b. S2.2 Uraian dan Kontrol Proses Pembuatan
c. S2.3 Kontrol Terhadap Bahan
d. S2.4 Kontrol Terhadap Tahapan Kritis dan Senyawa Antara
e. S2.5 Validasi Proses dan/atau Evaluasi
f. S2.6 Pengembangan Proses Pembuatan
S3 Karakterisasi
a. S3.1 Elusidasi dari Struktur dan Karakterisasi
b. S3.2 Bahan Pengotor
S4 Spesifikasi dan Metode Pengujian Zat Aktif
a. S4.1 Spesifikasi
b. S4.2 Prosedur Analisis
c. S4.3 Validasi Prosedur Analisis
d. S4.4 Analisis Bets
e. S4.5 Justifikasi Spesifikasi
S5 Baku Pembanding
S6 Spesifikasi dan Pengujian Kemasan
S7 Stabilitas
b. P Obat
P1 Pemerian dan Formula
P2 Pengembangan Produk
a. P2.1 Informasi Studi Pengembangan
b. P2.2 Komponen Obat
P2.2.1 Zat Aktif
P2.2.2 Zat Tambahan
c. P2.3 Obat
P2.3.1 Pengembangan Formula
P2.3.2 Overages
P2.3.3 Sifat Fisikokimia dan Biologi
d. P2.4 Pengembangan Proses Pembuatan
131
e. P2.5 Sistem Kemasan
f. P2.6 Atribut Mikrobiologi
g. P2.7 Kompatibilitas
P3 Prosedur Pembuatan
a. P3.1 Formula Bets
b. P3.2 Proses Pembuatan dan Kontrol Proses
c. P3.3 Kontrol terhadap Tahapan Kritis dan Produk Antara
d. P3.4 Validasi Proses dan/atau Laporan
P4 Spesifikasi dan Metode Pengujian Zat Tambahan
a. P4.1 Spesifikasi
b. P4.2 Prosedur Analisis
c. P4.3 Zat Tambahan Bersumber dari Hewan dan/atau Manusia
d. P4.4 Zat Tambahan Baru
P5 Spesifikasi dan Metode Pengujian Obat
a. P5.1 Spesifikasi
b. P5.2 Prosedur Analisis
c. P5.3 Laporan Validasi Metode Analisis
d. P5.4 Analisis Bets
e. P5.5 Karakterisasi Zat Pengotor
f. P5.6 Justifikasi Spesifikasi
P6 Baku Pembanding
P7 Spesifikasi dan Metode Pengujian Kemasan
P8 Stabilitas
P9 Bukti Ekivalensi
3. Daftar Referensi
132
DOKUMEN REGISTRASI OBAT
(COMMON TECHNICAL DOCUMENT)
RAHASIA
: Tablet
Bentuk Sediaan Komposisi
: Atorvastatin Calcium 10 mg per tablet
Jenis dan Besar Kemasan : Dus @ 3 blister @ 10 tablet
Nama Pendaftar : Dus @
: PT. TREASIAPHARM
3 Blister @10 Tablet
Kepada YTH.
Kepala Badan Pengawas Obat
dan Makanan Republik Indonesia
Jl. Percetakan Negara 23
JAKARTA
133
Nama Obat Jadi : Stetor®
Bentuk Sediaan : Tablet
Jenis dan Besar Kemasan : Dus @ 3 blister @ 10 tablet
Nama Industri Farmasi/ : PT. TREASIAPHARM
PBF Terdaftar
134
PT. TRESIAPHARM STETOR®:TABLET RAHASIA
SURAT PENGANTAR
Kepada
KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
Jl. Percetakan Negara No. 23
Jakarta Pusat
Dengan hormat,
Bersama surat ini kami bermaksud untuk memberikan berkas registrasi produk kami
(terlampir) sebagai berikut :
Hormat kami,
PT. TRESIAPHARM
135
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
NATIONAL AGENCY FOR DRUG AND FOOD CONTROL
REPUBLIC OF INDONESIA
Nama Pendaftar
Applicant’s Name PT. TRESIAPHARM
Nama Produsen*
Manufacturer’s Name* PT. TRESIAPHARM
136
B. URAIAN PRODUK
Details Of Product
Nama Obat
Product Name Stretor®
Kelas Terapi
Therapeutic Class HMG-CoA reductase inhibitors
Indikasi
Indication Dislipidemia dan Pencegahan Kejadian Kardiovaskular
Pemerian
Product Description Sediaan tablet berwarna putih
Kontrak
Lisensi
Contract
Underlicense
manufacturi
ng
Kemasan
Packaging Dus @ 3 blister @ 10 tablet
137
C. FORMULA
Formulation Details
1. Zat Aktif
Drug Subtances
Catatan : Lampiran halaman tambahan jika ada permintaan. Zat aktif dituliskan sesuai nama generik INN
Note : Attach additional pages as required. Name of Drug substance/s should be written according to
INN names
Satuan Dosis
Unit Dose : Tiap tablet 150 mg
CAS NO. Nama Jumlah Satuan
CAS NO. Name Quantity Unit
30516-87-1 Atorvastatin calcium 10,0 mg
2. Zat Tambahan
Excipients
Catatan : Lampiran halaman tambahan jika ada permintaan. Zat aktif dituliskan sesuai nama generikINN
Note : Attach additional pages as required.
Name of Drug substance/s should be written according to INN names
CAS NO. Nama Jumlah Satuan Fungsi
CAS NO. Name Quantity Unit Type
D. DOKUMEN TEKNIS
TECHNICAL DOCUMENT
Jml.
Jumlah Volume Hal. Jumlah salinan
Number of Volumes Number Number of copies
of pages
Dokumen Administrasi dan Informasi Produk
Administration Data dan Product Information
BAGIAN I
Part I
1. Ijin Industri I 1 rangkap
2. Sertifikat CPOB
3. Rancangan penandaan
Dokumen Non-klinik
BAGIAN III
Part III
Nonclinical Document NA - -
BAGIAN IV Dokumen Klinik
Part IV Clinical Document NA - -
138
E. CARA PEMBUATAN NO BATCH
F. INFORMASI HPR
x
Hasil Pra-registrasi
Ada Tidak
Result of Pre-Registration Obat copy 100
Available Not available
G. INFORMASI HARGA
HNA = Rp. 400.000,00 Tiap dus
Nomor FERO
Tanggal Penerimaan Kelas
Sub Kelas
139
PT. TRESIAPHARM STETOR®:TABLET RAHASIA
PERNYATAAN PENDAFTAR
APPLICANT DECLARATION
Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa semua informasi dalam
dokumen registrasi untuk pemasaran atau perbaikan berkala dari :
I, who undersigned below, certify that all the information in these registration
documents for marketing or periodic review of:
Nama Obat
Product name : Stetor®
Nama Zat Aktif
Generic name (s) : Atorvastatin calcium 10 mg
Bentuk Sediaan
Dosage form : Tablet 150 mg
Pendaftar
Applicant company : PT. TRESIAPHARM
adalah terkini dan benar. Saya juga menyatakan bahwa saya mempunyai penjelasan dan
saya menjamin kebenarannya.
is correct and true, and reflects the total current information available. I further certify
that I have examined the following statement and I declare their accuracy.
Tanggal
Date : 5 September 2019
PT. TRESIAPHARM STETOR®:TABLET RAHASIA
NOMOR : 1010/MENKES/PER/XI/2008
TANGGAL : 3 November 2008
Kepada : PT TREASIAPHARM
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) : 25.164.892.9-412.000
Nomor Izin Prinsip :
143
NOMOR: PO. 01.02.3.4567
TENTANG
PEMBERIAN IZIN USAHA INDUSTRI FARMASI
MEMBACA:
MENIMBANG:
1. Bahwa penyempurnaan pada pass through dan ruang ganti pakaian yang telah
selesai dilaksanakan.
2. Bahwa Surat Izin Usaha Farmasi PT. TRESIAPHARM PO.01.02.3.4567 tanggal 1
Oktober 2012 adalah izin sementara, oleh karena itu perlu mencabut Surat
Keputusan Kesehatan RI No. 10101MENKES/PER/XI/2008 dan menetapkan
pemberian Izin Usaha Industri Farmasi kepada PT. TRESIAPHARM pada alamat
yang dimohonkan dengan suatu Surat Keputusan.
MENGINGAT:
1. Undang-undang RI No.23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan (Lembaran Negara
No.100 tambahan Lembaran Negara No.3495)
2. Undang-undang Obat Keras (Stbl 1937 No.541).
3. Undang-undang No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika.
4. Undang-undang No.5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.
5. Undang-undang No.5 Tahun 1981 tentang Perindustrian.
6. Peraturan Pemerintah RI No. 17 Tahun 1986 tentang Kewenangan Pengaturan
Pembinaan dan Pengembangan Industri.
7. Peraturan Pemerintah RI No. 13 Tahun 1985 tentang Izin Usaha Industri.
8. Peraturan Pemerintah RI No. 72 Tahun 1998 tentang Pengamanan Sediaan
Farmasi dan Alat Kesehatan.
9. Keputusan Presiden RI No. 15 Tahun 1984 tentang Pokok-pokok Organisasi
Departemen.
10. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 10101MENKES/PER/XI/2008 tentang
Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Pemberian Izin Usaha Industri Farmasi.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN:
PERTAMA : Mencabut dan menyatakan tidak berlaku lagi Surat Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 10101MENKES/PER/XI/2008 tanggal 1 Oktober
2009 tentang pemberian izin sementara kepada PT. TRESIAPHARM Jl.
Kertamukti, Ciputat Timur, Tangerang Selatan untuk melakukan
kegiatan Usaha Industri Farmasi.
144
2. Jenis Industri : Formula Obat
3. Komoditi Industri : Obat
4. Lokasi Industri : Jl. Kertamukti, Ciputat Timur, Tangerang Selatan
5. Izin Usaha Industri Farmasi ini berlaku pula bagi gudang dan tempat
penyimpanan yang berada dalam kompleks usaha bidang industri
yang terletak di Jl. Kertamukti, Ciputat Timur, Tangerang Selatan
untuk menyimpan peralatan, perlengkapan, bahan baku, dan bahan
penolong untuk keperluan kegiatan usaha industri serta obat.
145
KEEMPAT : Izin Usaha Industri Farmasi ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan
catatan bahwa akan diadakan peninjauan atau perubahan sebagaimana
mestinya apabila terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam penetapan
ini.
146
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
SERTIFIKAT
CARA PEMBUATAN OBAT YANG BAIK
Kepada:
Nama Industri Farmasi : PT TREASIAPHARM
Alamat kantor : Jl. Soedirman No.32 Jakarta
Alamat industri : Jl. Kertamukti, Tangerang Selatan
Nomor Izin Usaha : PO.01.02.3.789
Untuk bentuk sediaan : Tablet
Catatan: Sertifikat ini akan dibatalkan kembali apabila terjadi perubahan yang
mengakibatkan tidak dipenuhinya persyaratan Cara Pembuatan Obat yang
Baik berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 43/MenKes/SK/II/1988
tanggal 2 Februari 1988.
147
PT. TRESIAPHARM
Jl. Kertamukti, Ciputat
Timur, Tangerang
Selatan 13910
Telp. 021-4481234
SERTIFIKAT ANALISA
No. 007/IX/QC/15
Hasil Pemeriksaan :
No
Pengujian Persyaratan Hasil
.
1. Pemerian Serbuk putih atau hampir putih
2. Jarak lebur 1220 – 1250C
148
Jakarta,15 September 2019
Analis Manager QC,
149
PT. TRESIAPHARM
Jl. Kertamukti,
Ciputat Timur,
Tangerang Selatan
13910
Telp. 021-4481234
SERTIFIKAT ANALISA TABLET STETOR®
No. 10/IX/QC/15
®
Nama Produk : Stetor Komposisi zat berkhasiat per satuan
Bentuk Produk : Tablet dosis :
No. Bets : A40915010 Tiap tablet mengandung :
Tanggal Pembuatan : 1 Oktober 2019 Atorvastatin Calcium 10mg
Tanggal Kadaluarsa : 1 Oktober 2021
Tanggal Pemeriksaan : 18 Oktober 2019
150
Jakarta,15 September 2019
Analis Manager QC,
151
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, Tausif, dkk. 2016. Bioequivalence Study of Atorvastatin by HPLC with UV-
Detection. Pakistan : Rawal Medical Journal. Vol. 41
Aini, Nurul. S, Ratih. O, Intan sari. 2015. Profil Disolusi Terbanding, Penetapan Kadar,
dan Kualitas Fisik Tablet Atorvastatin Inovator, Generik Bernama Dagang, dan Generik. Jakarta:
Jurnal Kefarmasian Indonesia Edisi Agustus.
Anwar, Effionora. (2012). Eksipien dalam Sediaan Farmasi. Jakarta: Dian Rakyat
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1979). Farmakope Indonesia Edisi
BPOM, 2017, Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2017 Kriteria dan Tata Laksana Registrasi Obat, Kepala Badan Pengawas Obat
dan Makanan Republik Indonesia
BPOM. 2013. Petunjuk Operasional Penerapan Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik
2012 Jilid I. Jakarta : Badan Pengawas Obat dan Makanan.
152
Reynolds. (1982). MARTINDALE: The Extra Pharmacopoeia Twenty Eight Edition.
London: The Pharmaceutical Press.
Rowe RC, Sheskey PJ and Quinn ME. 2003. Handbook of pharmaceutical excipients, 6th
Edition, American pharmaceutical association, Washington.
153
LAMPIRAN