Anda di halaman 1dari 10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka dalam penelitian,baik penelitian pustaka


maupun penelitian lapangan mempunyai kedudukan yang sangat
penting. Bahkan tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kajian
pustaka merupakan variabel yang menentukan dalam suatu
penelitian. Karena akan menentukan cakrawala dari segi tujuan
dan hasil penelitian. Disamping itu, berfungsi memberikan
landasan teoritis tentang mengapa penelitian tersebut perlu
dilakukan dalam kaitannya dengan kerangka pengetahuan.

2.1. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

2.1.1 Pengertian SMK

Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu jenjang


pendidikan menengah dengan kekhususan mempersiapkan
lulusannya untuk siap bekerja. Pendidikan kejuruan
mempunyai arti yang bervariasi namun dapat dilihat suatu
benang merahnya. Menurut Evans dalam Djojonegoro (1999)
mendefinisikan bahwa pendidikan kejuruan adalah bagian
dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar
lebih mampu bekerja pada suatu kelompok pekerjaan atau
6
satu bidang pekerjaan dari pada bidang-bidang pekerjaan
lainnya. Dengan pengertian bahwa setiap bidang studi adalah
pendidikan kejuruan sepanjang bidang studi tersebut
dipelajari lebih mendalam dan kedalaman tersebut
dimaksudkan sebagai bekal memasuki dunia kerja.
Mengacu pada pada isi Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional  No. 20 Tahun 2003 pasal 3 mengenai tujuan
pendidikan nasional dan penjelasan pasal 15 yang
menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan
pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik
terutama untuk bekerja di bidang tertentu.
Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan
peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu.
Pengertian ini mengandung pesan bahwa setiap institusi yang
menyelenggarakan pendidikan keJuruan harus berkomitmen
menjadikan tamatannya mampu bekerja dalam bidang
tertentu (Depdikbud, 1995).
Berdasarkan definisi di atas, maka sekolah menengah kejuruan
sebagai sub sistim pendidikan nasional seyogyanya
mengutamakan mempersiapkan peserta didiknya untuk
mampu memilih karir, memasuki lapangan kerja,

7
berkompetisi, dan mengembangkan dirinya dengan sukses di
lapangan kerja yang cepat berubah dan berkembang.
Tercapai tidaknya tujuan di atas sangat tergantung pada
masukan dan sejumlah variabel dalam proses pendidikan.
Salah satu variabel dalam proses pendidikan yang
menentukan ketercapaian  tujuan SMK adalah kerja sama
antara SMK dengan dunia usaha dan dunia pendidikan tinggi
(Depdikbud, 1995). Semakin erat hubungan antara SMK
dengan dunia pendidikan tinggi, logikanya semakin baik
kualitas tamatannya, yang berarti kualitas tamatan dapat
ditingkatkan karena di dunia pendidikan tinggi, ilmu dan
teknologi akan berkembang.

2.1.2 fungsi SMK

 Perumusan kebijakan di bidang pembelajaran, sarana dan


prasarana, kelembagaan, dan peserta didik sekolah
menengah kejuruan;
 Koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang
pembelajaran , sarana dan prasarana, kelembagaan, dan
peserta didik sekolah menengah kejuruan

8
 Pelaksaan kerja sama dan pemberdayaan peran serta
masyarakat di bidang pembinaan sekolah menengah
kejuruan
 Evaluasi penerapan norma, standar, prosedur, dan peserta
didik sekolah menengah kejuruaan
Agar tugas dan fungsi tersebut dapat terlaksana dengan, baik
struktur organisasi yang ada di derektoriat pembinaan sekolah
menengah kejuruan di bagi menjadi empat subdirektoriat (subdit)
dan satu subbagian (subbag), yaitu:

1. Subdirektoriat program dan evaluasi


2. Subdirektoriat pembelajaran
3. Subdirektoriat sarana dan prasarana
4. Subdirektoriat kelembagaan dan peserta didik
5. Subbagian tata usaha dan
6. Kelompok jabatan fungsional
2.1.3 Tujuan umum dari pendidikan kejuruan ini adalah:
1. Menyiapkan peserta didik agar dapat menjalani
kehidupan secara layak
2. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik
3. Menyiapkan peserta didik agar menjadi warga negara
yang mandiri dan bertanggung jawab

9
4. Menyiapkan peserta didik agar memahami dan
menghargai keanekaragaman budaya bangsa Indonesia
5. Menyiapkan peserta didik agar menerapkan dan
memelihara hidup sehat,
6. memiliki wawasan lingkungan, pengetahuan dan seni
2.2 Program Keahlian Desain Komunikasi Visual(DKV)

2.2.1 pengertian DKV

Desain komunikasi visual merupakan istilah penggambaran


untuk proses pengolahan media dalam berkomunikasi
mengenai pengungkapan ide atau penyampaian informasi
yang bisa terbaca atau terlihat. Desain Komunikasi Visual
erat kaitannya dengan penggunaan tanda-tanda (signs),
gambar (drawing), lambang dan simbol, ilmu dalam
penulisan huruf (tipografi), ilustrasi dan warna yang
kesemuanya berkaitan dengan indra penglihatan.

Proses komunikasi disini melalui eksplorasi ide-ide dengan


penambahan gambar baik itu berupa foto, diagram dan lain-
lain serta warna selain penggunaan teks sehingga akan
menghasilkan efek terhadap pihak yang melihat. Efek yang
dihasilkan tergantung dari tujuan yang ingin disampaikan

10
oleh penyampai pesan dan juga kemampuan dari penerima
pesan untuk menguraikannya.

2.2.2 fungsi DKV

Dalam perkembangannya selama beberapa abad, desain


komunikasi visual menurut Cenadi (1999:4) mempunyai
tiga fungsi dasar, yaitu sebagai sarana identifikasi, sebagai
sarana informasi dan instruksi, dan yang terakhir sebagai
sarana presentasi dan promosi.

Desain komunikasi visual sebagai sarana identifikasi

Salah satu fungsi dasar yang utama dari desain komunikasi visual
adalah sebagai sarana identifikasi museum. Identitas museum
dapat mengatakan tentang seperti apa museum itu, atau dari mana
asalnya. Demikian juga dengan suatu benda, produk ataupaun
lembaga, jika mempunyai identitas akan dapat mencerminkan
kualitas produk atau jasa itu dan mudah dikenali, baik oleh
produsennya maupun konsumennya. Kita akan lebih mudah
mengingat museum X ata Y, yang beridentitas daripada museum
yang tanpa identitas yang jelas tentunya. Jika desain komunikasi
visual digunakan untuk identifikasi lembaga seperti museum,
misalnya, maka orang akan lebih mudah mengingat, menentukan

11
dan mengunjungi museum X atau Y, dan mengerti seperti apa
koleksi-koleksinya.

2.3 Praktek Kerja Lapangan (Prakerin)

Prakerin (Praktek Kerja Industri) adalah kegiatan pendidikan,


pelatihan dan pembelajaran yang dilaksanakan didunia usaha
atau dunia industri yang relevan dengan dengan kompetensi
(kemampuan) siswa sesuai bidangnya.Dalam pelaksanaannya
dilakukan dengan prosedur tertentu, bagi siswa yang
bertujuan untuk magang di suatu tempat kerja, baik dunia
usaha maupun di dunia industri setidaknya sudah memiliki
kemampuan dasar sesuai bidang yang digelutinya.Dan juga
sudah mendapatkan bekal dari pembimbing di sekolah untuk
memiliki ilmu-ilmu dasar yang akan diterapkan dalam dunia
usaha atau dunia Industri.

2.3.1. Landasan Hukum Prakerin

Prakerin Mempunyai Landasan Hukum yaitu:


1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang sistem
pendidikan nasional: Pendidikan adalah usaha sadar dan
disengaja untuk menciptakan pembelajaran dan proses

12
suasana agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya belajar untuk memiliki kekuatan spiritual
agama, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
2. Pendidikan dan Kebudayaan Keputusan Nomor 323 /
U / 1997 tentang pelaksanaan prakerin profesional
3. Peraturan Nomor 29 tahun 1990 tentang pendidikan
menengah, termasuk:
a. Pelaksanaan sekolah tinggi dapat bekerja sama dengan
masyarakat, terutama dunia usaha / industri dan dermawan
untuk sumber daya untuk mendukung pelaksanaan dan
pengembangan pendidikan.
b. Di perguruan tinggi untuk menguji ide-ide baru yang
diperlukan untuk memperluas pendidikan menengah.
4. Kepmendikbud Nomor 080 / V / 1993 tentang sekolah
menengah profesional mengatakan:
a. Menggunakan unit produksi yang beroperasi di sebuah
sekolah kejuruan sebagai kendaraan untuk pelatihan.
b. Menerapkan sebagai kelompok mata pelajaran
profesional di sekolah, dan sebagailainnya dalam bisnis
dan industri.
c. Menerapkan kompetensi kelompok mata pelajaran
sepenuhnya kepada masyarakat bisnis dan industri.

13
2.3.2 Tujuan diadakannya Prakerin

Tujuan Prakerin

1. diharapkan dapat mengimplementasikan materi yang


selama ini didapatkan di sekolah sehingga dapat diterapkan
dengan baik.
2. Tujuan prakerin bagi siswa yang kedua adalah dapat
membentuk pola pikir yang konstruktif pola pikir bagi
siswa-siswi prakerin. Sehingga dapat melihat peluang di
masa depan.
3. Bisa melatih siswa untuk berkomunikasi atau berinteraksi
secara profesional di dunia kerja yang sebenarnya. Sehingga
tidak merasa takut atau canggung lagi berkomunikasi secara
profssional.
4. dapat membentuk etos kerja yang baik bagi siswa-siswi
prakerin. Sehingga kedepannya siswa dapat menjadi sosok
lulusan dan berkualitas.
5. bisa menambah dan mengembangkan ilmu pengetahuan
dasar yang dimiliki oleh siswa-siswi prakerin sesuai bidang
masing-masing;

14
6. dapat menambah jenis keterampilan yang dimiliki oleh
siswa agar dapat dikembangkan dan diimplementasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
7. bisa menjalin kerjasama yang baik antara sekolah dengan
dunia industri maupun dunia usaha.

2.3.3. Manfaat Prakerin

1. Menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki


keahlian profesional, dengan keterampilan, pengetahuan,
serta etos kerja yang sesuai dengan tuntutan zaman.
2. Mengasah keterampilan yang di berikan sekolah
menengah kejuruan ( SMK ).
3. Menambah keterampilan, pengetahuan, gagasan – gagasan
seputar dunia usaha serta industri yang professional dan
handal.
4. Membentuk pola pikir siswa -siswi agar terkonstruktif baik
serta memberikan pengalaman dalam dunia Industri
maupun dunia kerja.
5. Menjalin kerja sama yang baik antara sekolah dan
perusahaan terkait, baik dalam dunia usaha maupun dunia
Industri.

15

Anda mungkin juga menyukai