Anda di halaman 1dari 11

Indonesian Journal of History Education, 7 (2), 2019: p.

174-184
E-ISSN: 2549-0354; P-ISSN: 2252-6641

Pengembangan Media Pembelajaran Sejarah Indonesia Berbasis


Videoscribe Materi Kerajaan Islam Di Jawa Kelas X Tahun Ajaran
2018/2019 Di SMA Negeri 3 Salatiga
Ainun Munawar, Andy Suryadi

Jurusan Sejarah, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis kebutuhan media pembelajaran sejarah Indonesia, (2)
mengetahui pengembangan media pembelajaran sejarah Indonesia berbasis videoscribe materi Kerajaan
Demak, (3) mengetahui kelayakan media pembelajaran sejarah Indonesia berbasis Videoscribe materi
Kerajaan Islam di Jawa sub materi kerajaan Demak di lihat dari hasil validasi yang dilakukan oleh ahli
materi dan ahli media serta penilaian Guru dan Siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
merupakan penelitian Research and Development dengan model ADDIE (Analysis, Design,
Development, Implementation, Evaluation). Hasil dari penelitian ini menunjukkan (1) Bahwa media
pembelajaran yang digunakan oleh guru sejarah SMA Negeri 3 Salatiga hanya menggunakan Powerpoint,
video bergambar diambil dari internet dan model pembelajaran yang monoton mengakibatkan mata
pelajaran sejarah Indonesia menjadi membosankan dan kurang menarik, sehingga membutuhkan media
pembelajaran yang lebih menarik, (2) Pengembangan media pembelajaran sejarah Indonesia materi
Kerajaan Demak dibuat menggunakan software Sparkol Videoscribe, yang didasarkan pada naskah
media dan narasi (3) Berdasarkan tingkat kelayakan hasil validasi ahli materi, ahli media, dan ahli
pembelajaran berturut-turut dengan hasil persentase 88.55%, 94.65%, dan 93.75%. serta hasil penilaian
peserta didik sebesar 86.5%. Dengan demikian media ini layak digunakan sebagai media pembelajaran
materi Kerajaan Islam di Jawa sub materi Kerajaan Demak.

Kata kunci: media pembelajaran, videoscribe, kerajaan Islam di Jawa

ABSTRACT

The purpose of this research is (1) To analyse the media needs of Indonesian history, (2) know the devel-
opment of Indonesian history learning media-based videoscribe Demak kingdom material, (3) know the
media feasibility Indonesian history study based Videoscribe material of Islamic kingdom in Java sub
material of Demak Kingdom in view of validation result conducted by material expert and media expert
as well as teacher and student assessment. The method used in this research is research and Development
with model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). The results of this re-
search show (1) That the learning media used by the history teacher of SMA Negeri 3 Salatiga Only use
Powerpoint, picture video taken from the Internet and a monotonous learning model resulted in subjects
Indonesia's history becomes dull and less attractive, so it requires more interesting learning media, (2)
The development of Indonesian history Learning media Demak Kingdom material is made using the Spar-
kol Videoscribe software, which is based on media scripts and narratives (3) Based on the feasibility rate
of material expert validation, media experts, and learning experts respectively with a percentage yield of
88.55%, 94.65%, and 93.75%. and student assessment results of 86.5%. Thus, this media deserves to be
used as a medium to study material of Islamic kingdom in Java sub material of Demak Kingdom.

Keywords: learning media, videoscribe, Islamic kingdom in Java

Korespondensi penulis:
Email: ainun26@students.unnes.ac.id

174
Indonesian Journal of History Education, 7 (2), 2019: p. 174-184

PENDAHULUAN diselenggarakan secara interaktif, in-


Pendidikan merupakan komponen pent- spiratif, menyenangkan, menantang,
ing dalam upaya meningkatkan sumber memotivasi peserta didik untuk ber-
daya manusia yang berkualitas. Pendidi- partisipasi aktif, serta memberikan ruang
kan sangat berperan dalam pengem- yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
bangan manusia dan pengembangan kemandirian sesuai dengan bakat, minat
kepribadian manusia yang mencakup dan perkembangan fisik serta psikologis
pengetahuan, nilai sikap, dan keterampi- peserta didik. Maka dari itu dalam pem-
lan yang berguna untuk mencapai belajaran harus diselenggarakan dengan
kepribadian yang lebih baik. Menurut Tri- menggunakan prinsip, salah satunya
anto (2010:1-2) Pendidikan adalah salah dengan pemanfaatan teknologi informasi
satu bentuk perwujudan dari sarat ke- dan komunikasi untuk meningkatkan
budayaan yang dinamis dan sarat perkem- efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
bangan. Oleh karena itu perubahan atau Maka dari itu dalam pembelajaran harus
perkembangan pendidikan adalah hal diselenggarakan dengan menggunakan
yang memang seharusnya terjadi sejalan prinsip, salah satunya dengan pemanfaa-
dengan perubahan budaya kehidupan. Da- tan teknologi informasi dan komunikasi
lam pendidikan Indonesia perubahan ter- untuk meningkatkan efisiensi dan efektivi-
hadap kurikulum yang merupakan salah tas pembelajaran.
satu komponen dalam pembelajaran akan Pembahasan mata pelajaran sejarah
memberikan keluasan kepada sekolah un- Indonesia mengenai Islamisasi dan Silang
tuk menciptakan suasana pembelajaran Budaya khususnya Kerajaan Islam di Jawa
yang inovatif dan kreatif. Untuk perlu disajikan dengan alur atau cerita se-
mewujudkan iklim pembelajaran yang jarah secara lengkap mulai dari latar
inovatif dan kreatif terdapat komponen belakang berdirinya, puncak kejayaan,
lain yaitu guru sebagai komponen pendidi- sampai kemunduran. Selain itu dalam ma-
kan yang langsung berinteraksi dengan teri Kerajaan Demak masih minimnya vis-
siswa. ualisasi yang digunakan oleh guru. Ber-
Membuat siswa yang interaktif dan dasarkan hasil observasi pada tanggal 27
inovatif diperlukan guru yang lebih kreatif September 2018 di SMA Negeri 3 Salatiga,
dan inovatif dalam menyiapkan materi, mata pelajaran sejarah termasuk mata
penilaian, dan metoda penyampaian yang pelajaran yang menjenuhkan dan kurang
menyenangkan dengan memperhatikan menarik minat siswa dalam pembelajaran.
kesiapan psikologi siswa sebelum belajar Hal ini dapat terlihat dari gejala-gejala
(Utomo, 2015: 137). Menurut Basyirudin yang ditunjukkan oleh siswa dalam
(2002:1) Keberhasilan guru dalam kegiatan pembelajaran sejarah berlang-
menyampaikan materi sangat bergantung sung, beberapa siswa menunjukkan ke
pada kelancaran interaksi komunikasi an- tidak tertari kan terhadap materi sejarah
tara guru dengan siswanya, ke tidak lanca- yang di jelaskan. Gejala-gejala yang di-
ran komunikasi antara guru dan siswa tunjukkan siswa seperti: (1) Siswa men-
akan berakibat terhadap pesan yang gobrol dan bercanda dengan temannya
disampaikan oleh guru tidak dapat diserap yang lain; (2) Siswa mencoret-coret buku
dengan baik. dan mengerjakan tugas mata pelajaran
Mengacu pada Permendikbud No. yang lain; (3) Siswa izin meninggalkan ke-
22 tahun 2016 dinyatakan bahwa proses las untuk menghindari rasa jenuh dengan
pembelajaran pada satuan pendidikan beralasan ke kamar mandi; (4) Siswa

175
Indonesian Journal of History Education, 7 (2), 2019: p. 174-184

hanya diam tidak merespons ketika guru pencapaian tujuan pembelajaran dalam
bertanya. berbagai ranah dapat terwujud.
Upaya menyelaraskan terwujudnya Menggunakan media dalam pem-
pembelajaran yang aktif dan berpikir kre- belajaran akan sangat membantu guru da-
atif, maka diperlukan adanya suatu inovasi lam menyampaikan materi pembelajaran
salah satunya dalam penggunaan media yang sedang dipelajari dan siswa akan
pembelajaran. Gerlach & Ely (dalam lebih mudah terangsang pemikirannya,
Arsyad, 2009:3) mengatakan bahwa me- karena media pembelajaran mampu mem-
dia apabila dipahami secara garis besar berikan gambaran yang lebih jelas kepada
adalah manusia, materi, atau kejadian siswa untuk memahami materi yang se-
yang membangun kondisi yang membuat dang diajarkan. Melihat masalah yang
siswa mampu memperoleh pengetahuan, demikian, diperlukan media pembelajaran
keterampilan, atau sikap. Sedangkan yang tepat sebagai unsur penting proses
menurut menururt Suryadi (2016:9) me- belajar mengajar. Karena jika dilihat
dia pembelajaran merupakan alat peran- fungsi dari media adalah sebagai alat
tara atau pengantar pengetahuan, media bantu memudahkan guru untuk menarik
tersebut dapat berupa manusia sebagai minat siswa dalam pembelajaran.
pengantar pesan, dapat berupa buku teks Menurut Atno (2011:221) penggunaan me-
yang dapat dibaca sendiri oleh pembaca, dia pembelajaran mempunyai pengaruh
dan dapat juga berupa media audio visual terhadap hasil belajar siswa jika siswa mu-
yang digunakan untuk pengantar pesan dah menerima pelajaran dan men-
pengetahuan. guasainya, maka belajarnya akan menjadi
Media pembelajaran sangat diper- lebih giat dan maju.
lukan dalam proses pembelajaran selain Pakar pendidikan Mark Prensky
siswa mudah menerima dan memahami (2001) mengemukakan ada dua generasi
ilmu dan materi pelajaran yang disam- yaitu digital natives dan digital immi-
paikan oleh guru, siswa juga terlibat aktif grants. Digital Natives merupakan gen-
dalam proses pembelajaran serta dapat erasi yang lahir pada era digital, se-
mengatasi kejenuhan siswa saat proses dangkan digital immigrants adalah gen-
pembelajaran berlangsung (Del- erasi yang lahir sebelum era digital tetapi
lyardianzah, 2017:1). Menurut Tanjung kemudian tertarik, dan kemudian menga-
(2015:262) dari berbagai faktor yang dopsi hal baru dari teknologi. Anak-anak
mempengaruhi proses belajar, ada be- zaman sekarang tergolong sebagai gen-
berapa faktor yang dapat dikondisikan. erasi digital natives yang sudah mengenal
Faktor eksternal yang sangat teknologi sejak kecil, oleh karena itu media
mempengaruhi adalah lingkungan pembelajaran yang tepat untuk anak-anak
sekolah, khususnya media pembelajaran. zaman sekarang adalah media pembelaja-
Media sebagai salah satu komponen dalam ran berbasis digital salah satunya adalah
pembelajaran merupakan suatu sub sis- Videoscribe.
tem yang keberadaannya tidak dapat Videoscribe merupakan sebuah soft-
dilepaskan dalam proses pembelajaran. ware komputer yang dapat dijadikan se-
Dengan demikian posisi media sangat bagai media pembelajaran berupa animasi
penting dalam usaha menyampaikan in- yang terdiri dari rangkaian gambar, tuli-
formasi dalam pembelajaran. Dengan san, dan suara yang dikemas menjadi
penggunaan media, optimalisasi video utuh (Pradnyana, 2014). Dengan
karakteristiknya Videoscribe mampu

176
Indonesian Journal of History Education, 7 (2), 2019: p. 174-184

menyajikan media pembelajaran audio- mengemukakan bahwa penelitian


visual dengan memadukan gambar, suara, pengembangan memfokuskan kajiannya
dan desain grafis yang dapat disesuaikan pada bidang desain, atau rancangan,
dengan kebutuhan pembelajaran. Pembu- apakah itu berupa model desain dan de-
atan Videoscribe juga dilakukan secara of- sain bahan ajar, produk misalnya media,
fline atau tanpa internet, sehingga guru dan juga proses. Untuk dapat
yang membuat tidak bergantung dengan menghasilkan produk tertentu digunakan
layanan internet. Hal ini akan mempermu- penelitian yang bersifat analisis kebu-
dah guru dalam pembuatan media pem- tuhan dan untuk menguji keefektifan
belajaran berbasis digital pada zaman saat produk tersebut agar dapat berfungsi
ini. dengan baik, maka diperlukan penelitian
Kondisi yang mendukung pern- untuk menguji keefektifan produk terse-
yataan ini yaitu keberadaan fasilitas di but. Menurut Gay L.R (2012:17-18) tujuan
SMA Negeri 3 Salatiga, adanya LCD (Liq- dari penelitian Research and Develop-
uid Cristal Display) yang belum ment dalam pendidikan bukan untuk
digunakan secara maksimal, selain itu ter- merumuskan atau menguji teori tetapi un-
dapat speaker atau pengeras suara setiap tuk mengembangkan produk yang efektif
ruang kelas yang dapat disambungkan untuk digunakan sekolah. Penelitian R&D
dengan laptop dan digunakan untuk ini mengadaptasi model pengembangan
pengeras suara dalam video. Keadaan sep- ADDIE (Analysis, Design, Development,
erti itulah yang melatar belakangi untuk Implementation, Evaluation). Model AD-
mengembangkan media pembelajaran DIE merupakan salah satu model yang
berbasis audiovisual agar guru dapat ber- umum digunakan dalam bidang desain
interaksi dengan siswa dan menjadikan pembelajaran sebuah panduan untuk
pembelajaran lebih bervariatif serta kre- menghasilkan desain yang efektif (Al-
atif dalam penyampaian materi ajar se- doobie,2015:68). Penelitian ini terbagi
hingga menumbuhkan minat belajar mata menjadi tiga tahap, yaitu tahap penda-
pelajaran Sejarah lebih baik lagi terutama huluan, tahap pengembangan, dan tahap
dalam materi Kerajaan Islam di Jawa. evaluasi. Dari masing-masing tahapan
Dengan demikian pembelajaran terbagi menjadi sumber data, teknik
menggunakan Videoscribe dapat pengambilan data, uji objektivitas data,
digunakan untuk menyalurkan pesan se- teknik analisis data dan hasil.
hingga dapat merangsang pikiran, Tahap pendahuluan terdiri dari ana-
perasaan, dan perhatian siswa sedemikian lisis kebutuhan (potensi dan masalah) dan
rupa yang menjadikan pembelajaran lebih desain produk. Tahap pengembangan
efektif dan kreatif. terdiri dari pembuatan produk, validasi
produk yang dilakukan sebanyak 2 tahap,
METODE revisi produk, sampai memperoleh kriteria
Penelitian ini merupakan penelitian R&D layak dari ahli/pakar. Dalam tahap vali-
(Research and Development). Menurut dasi produk terdiri dari ahli materi, ahli
Sugiyono metode penelitian dan pengem- media, dan ahli pembelajaran (guru se-
bangan (2016:407) adalah metode jarah). Dalam validasi, produk dikatakan
penelitian yang digunakan untuk layak apabila telah mencapai persentase
menghasilkan produk tertentu, dan men- ≥63% dengan kriteria baik atau layak.
guji keefektifan produk tersebut. Se- Tahap evaluasi merupakan tahapan akhir
dangkan menurut Setyosari (2010:194) penelitian pengembangan yang

177
Indonesian Journal of History Education, 7 (2), 2019: p. 174-184

mengevaluasi produk setelah dilakukan HASIL DAN PEMBAHASAN


pengujian eksternal secara terbatas, untuk Berdasarkan data yang diperoleh dalam
mengetahui kevalidan produk yang sedang penelitian ini, maka data-data ini
dikembangkan. Produk dikatakan layak kemudian dianalisis untuk mengetahui
dan baik apabila mencapai persentase layak tidaknya media pembelajaran dit-
lebih dari 63% penilaian peserta didik. erapkan pada pembelajaran sejarah Indo-
Teknik pengambilan sampel yang dil- nesia materi Kerajaan Islam di Jawa sub
akukan peneliti yaitu teknik purposive materi Kerajaan Demak. Penelitian ini
sampling dikarenakan peneliti sudah menggunakan pendekatan Research and
mengetahui dan memahami kondisi di Development (R&D) dengan model
mana lokasi penelitian merupakan tempat pengembangan ADDIE (Analysis, Design,
peneliti menjadi guru praktikan. Development, Implementation, and Eval-
Teknik pengumpulan data dalam uation).
penelitian ini menggunakan angket dan 1. Analysis (Analisis)
wawancara. Teknik analisis data dalam Analisis merupakan tahap awal yang
penelitian ini terdiri dari analisis harus dilakukan sebelum menyusun pro-
deskriptif kualitatif digunakan pada data gram atau media dalam pembelajaran.
yang diperoleh dari saran, masukan, dan Berdasarkan hasil observasi pada tanggal
koreksi oleh validator produk yaitu ahli 27 September 2018 dalam rangka menge-
materi, ahli media, dan ahli pembelajaran tahui media pembelajaran yang digunakan
(guru sejarah) terkait kelayakan media sebelum pengembangan media pembela-
pembelajaran berbasis Videoscribe. Data jaran berbasis Videoscribe materi Kera-
tersebut kemudian dianalisis dengan ru- jaan Demak didapatkan hasil sebagai beri-
mus: kut: (1) Media pembelajaran yang
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ digunakan dalam pembelajaran sejarah
𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 = 𝑥 100%
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 kelas X di SMA Negeri 3 Salatiga masih
berupa Power Point; (2) Materi mengenai
Kerajaan Demak hanya ada di dalam buku
Tabel 1. Kualifikasi Tingkat Kelayakan
Berdasarkan Persentase siswa dan modul tanpa ada tambahan dari
media atau bahan ajar yang lain untuk
Persentase Kriteria Kelayakan menunjang pembelajaran; (3) penggunaan
82-100% Sangat Layak video bergambar sudah digunakan dalam
63-81% Layak pembelajaran sejarah di SMAN 3 Salatiga
44-62% Cukup Layak sebagai media pembelajaran, namun san-
25-43% Kurang Layak gat disayangkan video yang digunakan
masih berupa slide bergambar dengan
Data kuantitatif yang diperoleh da- narasi yang kurang jelas dan materi yang
lam penelitian ini menggunakan teknik ada di dalamnya masih terdapat potongan-
analisis statistik deskriptif digunakan un- potongan yang seharusnya ada di dalam
tuk mengolah data yang diperoleh dari video tersebut.
kuesioner atau angket dalam bentuk skor. Berdasarkan hasil analisis kebu-
Sedangkan, uji obyektivitas data tuhan media pembelajaran dengan objek
menggunakan triangulasi sumber dan tri- yang digunakan untuk mengisi angket
angulasi metode. sejumlah 62 responden siswa kelas X di
SMA Negeri 3 Salatiga, 77% responden
menjawab guru kurangnya dalam

178
Indonesian Journal of History Education, 7 (2), 2019: p. 174-184

menggunakan media pembelajaran ber- gambaran yang memaparkan struktur


langsung, dan selama proses pembelaja- atau gambaran yang saling keterkaitan an-
ran, guru menggunakan metode ceramah tara konsep dan materi pelajaran. Pembu-
dalam menyampaikan materi. Selain itu, atan peta konsep sendiri diselaraskan
tidak jarang guru juga bertanya sesekali dengan materi yang ada di buku siswa
kepada siswa, mengenai seberapa paham dengan tambahan beberapa dari referensi
materi yang telah disampaikan. Menurut yang lain.
siswa 68% yang didasarkan pada angket, Peta kompetensi merupakan bagan
mereka menjawab paham dengan atau alur yang menjelaskan beberapa indi-
menggunakan metode ceramah. Namun kator yang harus dikuasai siswa pada ma-
32% siswa menyatakan sulit untuk dipa- teri Kerajaan Islam di Jawa khususnya Ke-
hami apa yang disampaikan oleh guru. rajaan Demak, di mana kompetensi da-
Kemudian media yang sering digunakan sarnya adalah menganalisis perkem-
oleh guru dengan 86% jawaban responden bangan kehidupan masyarakat,
masih berupa Power point yang sering pemerintahan, dan budaya pada masa ke-
digunakan. Sedangkan, 46% responden rajaan-kerajaan Islam di Indonesia serta
menjawab guru kurangnya menggunakan menunjukkan contoh bukti-bukti yang
media visual karena kekurangan bahan masih berlaku pada kehidupan masyara-
media visual untuk setiap siswa sehingga kat Indonesia masa kini.
tidak dapat bergantian dengan yang lain. Materi dubbing media merupakan
Dan pada penggunaan media pembelaja- tulisan atau teks yang dibuat berdasarkan
ran berbasis audio-visual, 71% responden beberapa referensi dan berbagai sumber
menjawab guru jarang menggunakan me- yang selaras dengan materi dan akan men-
dia berbasis audio-visual dalam pembela- jadi acuan pengisi suara dalam media
jaran berlangsung. Hal ini sangat disa- pembelajaran yang akan dikembangkan
yangkan karena fasilitas penunjang media agar tidak menyimpang dengan kompe-
pembelajaran yang sudah memadai, ber- tensi dasar dan tujuan pembelajaran yang
dasarkan hasil angket mendapatkan per- harus dicapai oleh peserta didik.
sentase 82% dari responden terkait fasili- Kemudian pada tahap design ini
tas penunjang media pembelajaran berupa yang terakhir adalah pembuatan naskah
proyektor, speaker dan sebagainya. media, naskah media merupakan pe-
Menurut Atmaja (2019:134) media ber- doman pembuatan media pembelajaran
basis visual (image atau perumpamaan) berbasis Videoscribe. Naskah media ini
memegang peranan yang sangat penting terdiri dari keterangan scene, keterangan
dalam proses belajar. Media visual dapat visual media, keterangan audio
memperlancar pemahaman dan mem- (backsound) dan narasi.
perkuat ingatan. Visual dapat pula me- 3. Development (Pengembangan)
numbuhkan minat siswa dan dapat mem- Tahap ini merupakan tahap
berikan hubungan antara isi materi pelaja- produksi media pembelajaran berbasis
ran dengan dunia nyata. videoscribe di mana pada tahap pembu-
2. Design (Desain) atan media disesuaikan dengan naskah
Tahap design merupakan tahap per- yang telah dirancang terlebih dahulu. Pada
siapan pembuatan media pembelajaran tahap ini juga media yang telah selesai
dengan membuat peta konsep, peta kom- dibuat diperiksa dan divalidasi oleh ahli
petensi, materi dubbing media, dan media, ahli materi dan ahli pembelajaran
naskah media. Peta konsep merupakan agar mengetahui kekurangan dan

179
Indonesian Journal of History Education, 7 (2), 2019: p. 174-184

tambahan untuk perbaikan agar dapat Tahap yang terakhir dalam pengem-
digunakan dengan baik dalam pembelaja- bangan ini adalah pasca produksi, di mana
ran. Proses produksi media pembelajaran kegiatannya berupa meninjau dan men-
berbasis videoscribe ini dibagi menjadi gevaluasi media yang telah dibuat
tiga tahapan yaitu tahap pra-produksi, menggunakan videoscribe. Kegiatan
tahap produksi, dan tahap pasca produksi. utama dalam tahap ini berupa validasi
Tahap pra-produksi dimulai dengan produk oleh ahli/pakar sebanyak dua
menyiapkan segala perangkat yang dibu- tahap. Berdasarkan hasil validasi ahli ma-
tuhkan untuk membuat media pembelaja- teri, ahli media, dan ahli pembelajaran
ran, baik perangkat keras maupun (guru sejarah) diperoleh hasil sebagai beri-
perangkat lunak. Perangkat keras terdiri kut.
dari mouse dan komputer dengan spesifi-
kasi Prosesor Intel®Core™ i7-8700K Tabel 2. Hasil Validasi oleh pakar materi
Generasi ke-8, RAM 8GB, HDD 1TB, dan media.
Grafik NVIDIA dan sistem operasi Win-
dows 10 Pro. Sedangkan perangkat lunak Pakar Tahap Rata-
terdiri dari software utama pembuatan rata
media yaitu Sparkol Videoscribe, selain itu Tahap 1 Tahap 2
disiapkan juga software pendukung agar Materi 79.2% 95.8% 87.5%
media yang dibuat dapat dikemas sesuai Media 91.6% 97.7% 94.65%
kebutuhan dan lebih menarik. Jumlah 182.15%
Tahap produksi dimulai dari pemili- Rata-rata 91%
Keterangan Sangat
han gambar yang sesuai dengan naskah
Baik
media yang selanjutnya dibuat menjadi Sumber: Data primer yang diolah
gambar animasi berupa line art (gambar Tabel 3. Hasil Validasi oleh Ahli Pembela-
bergaris) dengan menggunakan Corel- jaran
DRAW dengan sedikit mengatur tebal
tipisnya garis pada gambar. Setelah gam-
bar tersebut telah selesai dibuat, kemudian Ahli Hasil
gambar disimpan menggunakan format
svg (Scalable Vector Graphics) agar Ahli Pembelajaran 93.75%
didapatkan gambar berupa dua dimensi Sangat Baik
Keterangan
yang akan digunakan di dalam software (sangat layak)
videoscribe. Setelah semua gambar men- Sumber: Data Primer yang diolah
jadi format svg kemudian, gambar di-
masukkan ke dalam videoscribe dis- Setelah validasi dan kelayakan me-
esuaikan dengan narasi dan naskah media dia pembelajaran sejarah berbasis vide-
yang telah dibuat. Kemudian sebagai oscribe dari masing-masing pakar di-
langkah akhir adalah menggabungkan peroleh, maka hasil dan kelayakan produk
video yang telah di export dari videoscribe, secara keseluruhan sebagai berikut.
suara dubbing, dan backsound yang telah
dibuat sebelumnya masukkan ke dalam
adobe premier pro. Setelah semuanya te-
lah menjadi satu, kemudian di export
menjadi video animasi secara utuh.

180
Indonesian Journal of History Education, 7 (2), 2019: p. 174-184

Tabel 4. Rekapitulasi hasil validasi dan X Bahasa sesuai jam pelajaran Sejarah In-
kelayakan produk donesia. Hal ini agar siswa mengetahui
gambaran materi yang akan dipelajari se-
Pakar/Ahli Hasil Keterangan lanjutnya.
Pertemuan kedua pada tanggal 23
Materi 87.5% Sangat Layak dikelas X IIS 4, dan pertemuan ketiga dil-
akukan pada tanggal 24 dikelas X Bahasa,
Media 94.65% Sangat Layak penggunaan media pembelajaran sejarah
berbasis videoscribe sebagai alat bantu da-
Pembelaja-
93.75% Sangat Layak lam menjelaskan materi Kerajaan Demak.
ran
5. Evaluation (Evaluasi)
Jumlah 275,9% Tahap terakhir dari pengembangan
ini adalah mengevaluasi media pembelaja-
Rata-rata 91,96% ran yang telah diimplementasikan. Taha-
pan ini dilakukan dalam rangka memper-
Keterangan Sangat Layak baiki media pembelajaran sesuai dengan
Sumber: Data Primer yang diolah saran berasal dari pengguna media yaitu
Berdasarkan rekapitulasi hasil vali- guru dan siswa. Selain dilakukan perbai-
dasi dan kelayakan model produk, di- kan, dilakukan pula uji validitas terhadap
peroleh persentase akhir sebesar 91,96%, kualitas media pembelajaran dengan cara
sehingga media pembelajaran sejarah ber- menyebarkan instrumen validasi media
basis videoscribe materi kerajaan Islam di untuk siswa. Hal ini dilakukan untuk
Jawa kelas X SMA Negeri 3 Salatiga mem- mengetahui kevalidan media pembelaja-
peroleh kategori sangat baik atau sangat ran yang sedang dikembangkan peneliti
layak digunakan sebagai media pembelaja- sesuai dengan saran dan perbaikan dari
ran sejarah. validator.
4. Implementation (Implementasi) Instrumen validasi digunakan
Tahap implementasi merupakan peneliti sebagai panduan untuk menge-
tahap di mana media yang telah di- tahui kevalidan media pembelajaran yang
produksi diuji coba kan dalam pembelaja- sedang dikembangkan dalam pembelaja-
ran. Media pembelajaran sejarah berbasis ran sejarah, dalam instrumen validasi un-
videoscribe ini digunakan pada mata pela- tuk siswa terdapat 16 indikator, dengan
jaran Sejarah Indonesia dalam materi Ke- objek yang digunakan untuk mengisi
rajaan Islam di Jawa dengan sub-materi angket tersebut sejumlah 62 siswa yang
Kerajaan Demak di kelas X IIS 4 dan X Ba- berasal dari kelas X Bahasa dan X IIS 4 di
hasa SMA Negeri 3 Salatiga. Media pem- SMA Negeri 3 Salatiga, dari data instru-
belajaran tersebut diuji coba kan dua kali men tersebut diperoleh data grafik hasil uji
yaitu dikelas X IIS 4 dan X Bahasa selama validasi media pembelajaran berbasis vid-
tiga hari 22, 23, dan 24 Mei 2019. eoscribe dengan materi kerajaan Islam di
Pertemuan pertama pada tanggal 22, Jawa khususnya Kerajaan Demak oleh
menjelaskan penggunaan media sebagai siswa sebagai berikut.
alat bantu dalam pembelajaran materi Ke-
rajaan Islam di Jawa sub-materi Kerajaan
Demak yang sudah dimuat dalam UKBM
(Unit Kegiatan Belajar Mandiri), penjela-
san ini dilakukan dalam kelas X IIS 4 dan

181
Indonesian Journal of History Education, 7 (2), 2019: p. 174-184

persentase penilaian dari responden sebe-


Hasil Uji Validasi Oleh Siswa sar 89,9%. Pada item nomor 11 menya-
100 takan 88,3% penggunaan bahasa dalam
95 media ini mudah dipahami. 83,8% re-
90 sponden menyatakan tingkat kejelasan
85 penyampaian materi menggunakan media
80 sudah sangat baik. Tingkat ke teringatan
75 materi yang disampaikan melalui media
70
mendapatkan penilaian sebesar 81,8%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
dari responden. Pada item nomor 14
Persentase Nilai mendapat persentase sebesar 87,9% da-
lam ke efektifan pembelajaran
Gambar 1. Grafik uji validasi media oleh menggunakan media. 87,5% responden
siswa (Sumber: data primer yang diolah)
menyatakan sudah efisien pembelajaran
Dari hasil grafik di atas dibuat se- menggunakan media. Kemudian, pem-
buah persentase nilai setiap item yang belajaran lebih menyenangkan
diberikan kepada siswa untuk menguji menggunakan media mendapatkan per-
kevalidan media pembelajaran sejarah sentase sebesar 91,95 dari responden.
berbasis videoscribe. Pada item nomor 1 Secara keseluruhan penilaian siswa
menyatakan 91,5% menyatakan bahwa menyatakan bahwa media pembelajaran
media pembelajaran berbasis Videoscribe sejarah berbasis videoscribe materi Kera-
yang sudah diujikan sesuai dengan tujuan jaan Demak dinyatakan sangat layak
pembelajaran. Pada item nomor 2, kes- dengan menunjukkan nilai sebesar 86.5%.
esuaian media dengan materi menyatakan Hal ini menjadikan model produk di atas
94,3%. Pada item nomor 3, menyatakan standar yaitu ≥63%. Dengan demikian
75,8% responden menilai bahwa media dapat disimpulkan bahwa media pembela-
pembelajaran ini dapat memudahkan da- jaran sejarah Indonesia berbasis vide-
lam belajar sejarah. 80,2% responden oscribe pada materi Kerajaan Denak
menilai media ini dapat terlihat dengan dinilai sangat layak untuk menjadi media
jelas. Kemudian 85% responden menilai pembelajaran.
bahwa media ini sudah terdengar jelas dan
nyaring dalam penggunaannya di dalam SIMPULAN
kelas. Berdasarkan hasil penelitian dan pemba-
Pada item nomor 6 menyatakan hasan, maka dapat disimpulkan bahwa
87,5% responden menilai isi yang disam- kondisi awal media pembelajaran yang ada
paikan dengan baik. Ke runtutan penyam- di lapangan hanya berupa Power point
paian materi dalam media mendapatkan dan video bergambar yang diambil dari in-
persentase 90,7% dari responden. 85% re- ternet. Pengembangan media pembelaja-
sponden menyatakan mudah dalam ran sejarah berbasis videoscribe ini
penggunaan media yang sedang dikem- didasarkan pada hasil observasi selama
bangkan. Pada item nomor 9 mendapat- menjalankan Praktik Pengalaman Lapan-
kan persentase 83% dari responden mu- gan (PPL) dan menggunakan angket ana-
dah untuk memahami materi yang ada di lisis kebutuhan media pembelajaran.
dalam media. Kemudian, tingkat ke- Kedua metode menghasilkan kesimpulan
menarikan pembelajaran dengan bahwa media pembelajaran sejarah perlu
menggunakan media ini mendapat dikembangkan terutama media

182
Indonesian Journal of History Education, 7 (2), 2019: p. 174-184

pembelajaran berbasis audio-visual dalam Arsyad, Azhar. (2009). Media Pembelajaran.


materi Kerajaan Islam di Jawa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Pengembangan media pembelajaran Atmaja, Hamdan Tri. (2019). Pelatihan dan
sejarah berbasis videoscribe materi Kera- Pendampingan Pembuatan dan
jaan Demak, dimulai dengan pembuatan Pemanfaatan Media Audio-Visual
naskah media, ilustrasi gambar (lineart), Interaktif dalam Pembelajaran
narasi, dan backsound pendukung. Sejarah yang Berbasis pada
Pengembangan ini menggunakan model Konservasi Kearifan Lokal Bagi
ADDIE (Analysis, Design, Development, MGMP Sejarah Kabupaten
Implementation, Evaluation). Pada saat Banjarnegara. Dalam Jurnal Panjar.
Vol. 1. No.2. Hal. 131-140.
tahap development dilakukan validasi oleh
pakar materi, media dan ahli pembelaja- Atno. (2011). Efektivitas Media CD Interaktif
ran (guru sejarah). Hasil dari validasi oleh dan Media VCD Terhadap Hasil
pakar tersebut dijadikan sebagai dasar un- Belajar Sejarah Siswa SMA Negeri di
tuk memperbaiki, revisi, dan menambah Banjarnegara Ditinjau Dari Tingkat
atau mengurangi beberapa komponen Motivasi Belajar. Dalam Indonesian
Journal of History Education. Vol.
yang ada di dalam produk dan validasi ini
21. No. 2. Hal. 213-225.
guna meningkatkan kualitas media pem-
belajaran yang sedang dikembangkan. Dellyardianzah. (2017). Penggunaan Media
Berdasarkan hasil validasi oleh pa- Pembelajaran Berbasis Videoscribe
kar atau ahli materi, media, dan ahli pem- untuk Meningkatkan Hasil Belajar
belajaran (guru sejarah), pada validasi Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi.
Dalam Jurnal Universitas Tanjung
kedua berturut-turut dengan hasil persen-
Pura: Pendidikan dan Pembelajaran.
tase 88.55%, 94.65%, dan 93.75%. Dari
Vol. 6. No. 10. Hal. 1-10.
masing-masing pakar atau ahli mendapat
kategori sangat baik dan sangat layak L.R. Gay. (2012). Educational Research
digunakan sebagai media pembelajaran. Competencies for Analysis and
Secara keseluruhan hasil validasi mem- Applications. Tenth Edition. United
States of America: Library of Congress
peroleh persentase 92.31% dan berada
Cataloging-in-Publication Data.
dikategori sangat baik dan sangat layak di-
jadikan media pembelajaran. Uji kevali- Pradnyana, Bagus Mertha. (2014). Apa itu
dan juga dilakukan kepada siswa dengan Videoscribe. http://tirtamedia.co.id/
cara menerapkan media pembelajaran se- 2014/05/07/ apa-itu-videoscribe.
jarah berbasis videoscribe dengan materi diakses 1 Februari 2019.
kerajaan Demak di dalam kelas, uji kevali- Prensky, Marc. (2001). Digital Natives, Digital
dan ini menggunakan angket yang disebar Immigrant. Dalam On the horizon MCB
dan mendapatkan hasil secara kese- University Press. Vol. 9 No.5. Hal. 1-6.
luruhan dengan persentase 86.5% dan ter-
Setyosari, H.Punaji. (2010). Metode Penelitian
masuk kategori sangat baik. Pendidikan dan Pengembangan.
Jakarta: Kencana.
DAFTAR PUSTAKA Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Aldoobie, Nada. (2015). ADDIE Model. Dalam
Kualitatif, dan R&D. Bandung:
American Internasional Journal of
Alfabeta.
Contemporary Research. Vol 5. No. 6.
Hal. 68-72. Suryadi, Andy dan Andi Amirudin. (2016).
Keragaman Media dan Metode

183
Indonesian Journal of History Education, 7 (2), 2019: p. 174-184

Pembelajaran dalam Pembelajaran


Sejarah Kurikulum 2013 pada Tiga SMA
Negeri di Kabupaten Brebes Tahun
Ajaran 2015/2016. Dalam Indonesian
Journal of History Education. Vol. 4.
No. 2. Hlm. 7-13.

Tanjung, Samsidar. (2015). Pengaruh Media


Pembelajaran dan Gaya Kognitif
Terhadap Hasil Belajar Sejarah. Dalam
Paramita Historical Studies Journal.
Vol.25. No. 2. Hlm. 261-271.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran


Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Usman, Basyirudin A. (2002). Media


Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press.

Utomo, Cahyo Budi. (2015). Model


Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Sejarah Berorientasi
Metakognitif Jenjang SMA. Dalam
Paramita Historical Studies Journal.
Vol. 25. No. 1. Hal. 135-144.

Peraturan Pemerintah
Permendikbud No. 22 tahun 2016 Tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah

184

Anda mungkin juga menyukai