Anda di halaman 1dari 28

Silabus dan RPP : Pengertian, Tujuan, Manfaat, Pedoman, Prinsip,

Pengembangan

Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (Kunandar,
2011: 244).
Sedangkan silabus menurut Yulaelawati adalah seperangkat rencana serta
pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun secara
sistematis, memuat tentang komponen-komponen yang saling berkaitan dalam
mencapai penguasaan kompetensi dasar.
Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan
pembelajaran dan penilaian yang disusun secara sistematis yang memuat
komponen-komponen yang saling berkaitan untuk mencapai penguasaan
kompetensi dasar
Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran atau tema tertentu yang mencakup Standar Kompetensi, Kompetensi
Dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, pencapaian
kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (Trianto, 2010:96).

Langkah-langkah pengembangan silabus (Trianto, 2010: 99):


1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Mengkaji SK dan KD
mata pelajaran sebagaimana tercantum pada Standar Isi.
2. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran. Mengidentifikasi materi
pokok/pembelajaran yang menunjang pencapaian KD.
3. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran. Kegiatan pembelajaran dirancang
untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik
dalam rangka pencapaian KD.
4. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi. Indikator merupakan
penanda pencapaian KD. Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun
alat penilaian.
5. Menentuan Jenis Penilaian. Penilaian pencapaian kompetensi dasar siswa
dilakukan berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes
dalam bentuk tertulis.
6. Menentukan Alokasi Waktu. Penentuan alokasi waktu pada setiap KD
didasarkan pada jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per
minggu. Alokasi waktu merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai KD
yang dibutuhkan oleh siswa yang beragam.
7. Menentukan Sumber Belajar. Penentuan sumber belajar didasarkan pada SK
dan KD serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi.
Manfaat Silabus
Silabus bermanfaat sebagai pedoman pengembangan perangkat pembelajaran lebih
lanjut, mulai dari perencanaan, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan
pengembangan penilaian.
Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran lebih
lanjut, seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan
pembelajaran dan pengembangan sistem penilaian. Silabus merupakan sumber
pokok dalam penyusunan rencana pembelajaran, kaib rencana pembelajaran untuk
satu Standar Kompetensi maupun satu Kompetensi Dasar.
Silabus juga bermanfaat sebagai pedoman untuk merencanakan pengelolaan
kegiatan pembelajaran, misalnya kegiatan belajar secara klasikal, kelompok kecil,
atau pembelajaran secara individual. Demikian pula, silabus sangat bermanfaat
untuk mengembangkan sistem penilaian.

Isi Silabus
1. Identitas mata pelajaran
2. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
3. kompetensi inti,
4. kompetensi dasar
5. tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A/dll);
6. materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan
ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian
kompetensi;
7. pembelajaran,yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik
untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;
8. penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar
9. alokasi waktu
10. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar
atau sumber belajar lain yang relevan.
Prinsip Pengembangan Silabus
1. Ilmiah; Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus
harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan.
2. Relevan; Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian
materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual,
sosial, emosional, dan spritual peserta didik.
3. Sistematis; Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara
fungsional dalam mencapai kompetensi.
4. Konsistensi; Adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar,
indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem
penilaian.
5. Kecukupan; Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian cukup u
6. ntuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
7. Aktual & Kontekstual; Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar,
sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu,
teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
8. Fleksibel; Keseluruhan komponen silabus dapat mengako-modasi keragaman
peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan
tuntutan masyarakat.
9. Menyeluruh; Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi
(Kognitif, afektif, Psikomotor) atu sesuai degan esensi mata pelajaran masing-
masing.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Suatu kegiatan pembelajaran, diperlukan sebuah rencana agar pembelajaran
tersebut dapat berjalan dengan baik. Berikut dijelaskan beberapa hal mengenai
RPP.

Pengertian RPP
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi
dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus (Kunandar,
2011: 263).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Pasal
20 dinyatakan bahwa “Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan
rencana pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran,
sumber belajar, dan penilaian hasil belajar ”.  Menurut Permendiknas Nomor 41
Tahun 2007, komponen RPP adalah: Identitas mata pelajaran, standar kompetensi,
kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi
ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil
belajar, dan sumber belajar.

Tujuan dan Fungsi RPP


Tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran adalah untuk: (1) mempermudah,
memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar-mengajar; (2) dengan
menyusun rencana pembelajaran secara profesional, sistematis dan berdaya guna,
maka guru akan mampu melihat, mengamati, menganalisis, dan memprediksi
program pembelajaran sebagai kerangka kerja yang logis dan terencana (Kunandar,
2011: 264).
Fungsi rencana pembelajaran adalah sebagai acuan bagi guru untuk melaksanakan
kegiatan belajar-mengajar (kegiatan pembelajaran) agar lebih terarah dan berjalan
secara efektif dan efisien (Kunandar, 2011: 264).

Unsur-Unsur yang Perlu Diperhatikan dalam Penyusunan RPP


1. mengacu pada kompetensi dan kemampuan dasar yang harus dikuasai
siswa, serta materi dan submateri pembelajaran, pengalaman belajar yang telah
dikembangkan di dalam silabus;
2. menggunakan berbagai pendekatan yang sesuai dengan materi yang
memberikan kecakapan hidup (life skills) sesuai dengan permasalahan dan
lingkungan sehari-hari;
3. menggunakan metode dan media yang sesuai, yang mendekatkan siswa
dengan pengalaman langsung;
4. penilaian dengan sistem pengujian menyeluruh dan berkelanjutan didasarkan
pada sistem pengujian yang dikembangkan selaras dengan pengembangan
silabus (Kunandar, 2011: 265).
Langkah-langkah menyusun RPP (Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007):
1. Menuliskan Identitas Mata Pelajaran, yang meliputi: sekolah; mata pelajaran;
tema; kelas/semester; alokasi waktu.
2. Menuliskan Standar Kompetensi. SK merupakan kualifikasi kemampuan
minimal siswa yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang diharapkan dicapai pada suatu mata pelajaran.
3. Menuliskan Kompetensi Dasar. KD adalah sejumlah kemampuan yang harus
dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan
penyusunan indikator kompetensi.
4. Menuliskan Indikator Pencapaian Kompetensi. Indikator kompetensi adalah
perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan
ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata
pelajaran.
5. Merumuskan Tujuan Pembelajaran. Tujuan pembelajaran menggambarkan
proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh siswa sesuai dengan
kompetensi dasar. Tujuan pembelajaran dibuat berdasarkan SK, KD, dan
Indikator yang telah ditentukan.
6. Materi Ajar. Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk peta konsep sesuai dengan rumusan indikator
pencapaian kompetensi.
7. Alokasi Waktu. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk
pencapaian KD dan beban belajar.
8. Menentukan metode pembelajaran. Metode pembelajaran digunakan oleh
guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa
mencapai KD atau indikator yang telah ditetapkan.
9. Penilaian Hasil Belajar. Prosedur dan instrumen penilaian hasil belajar
disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada
standar penilaian.
10. Menentukan Media/Alat/Bahan/Sumber Belajar. Penentuan sumber belajar
didasarkan pada SK dan KD, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi.
11. Merumuskan kegiatan pembelajaran seperti di bawah ini
a) Pendahuluan. Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan
pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan
perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
b) Inti. Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan
pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis siswa. Kegiatan inti ini dilakukan secara
sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi. Menurut Nursyam (2009: 1), eksplorasi adalah kegiatan pembelajaran
yang didesain agar tercipta suasana kondusif yang memungkinkan siswa dapat
melakukan aktivitas fisik yang memaksimalkan penggunaan panca indera dengan
berbagai cara, media, dan pengalaman yang bermakna dalam menemukan ide,
gagasan, konsep, dan/atau prinsip sesuai dengan kompetensi mata pelajaran.
Elaborasi adalah kegiatan pembelajaran yang memberikan kesempatan peserta
didik mengembangkan ide, gagasan, dan kreasi dalam mengekspresikan konsepsi
kognitif melalui berbagai cara baik lisan maupun tulisan sehingga timbul
kepercayaan diri yang tinggi tentang kemampuan dan eksistensi dirinya. Konfirmasi
adalah kegiatan pembelajaran yang diperlukan agar konsepsi kognitif yang
dikonstruksi dalam kegiatan eksplorasi dan elaborasi dapat diyakinkan dan diperkuat
sehingga timbul motivasi yang tinggi untuk mengembangkan kegiatan eksplorasi dan
elaborasi lebih lanjut.
c) Penutup. Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas
pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman/kesimpulan, penilaian
dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.
Pedoman Pada Prinsip Pengembangan RPP
Menurut Trianto (2010: 108), secara umum dalam mengembangkan RPP harus
berpedoman pada prinsip pengembangan RPP, yaitu sebagai berikut:
1) Kompetensi yang direncanakan dalam RPP harus jelas, konkret, dan mudah
dipahami.
2) RPP harus sederhana dan fleksibel.
3) RPP yang dikembangkan sifatnya menyeluruh, utuh, dan jelas pencapaiannya.
4) Harus koordinasi dengan komponen pelaksana program sekolah, agar tidak
mengganggu jam pelajaran yang lain.

10 Prinsip Penyusunan RPP


Pertama, setiap RPP harus secara utuh memuat kompetensi dasar sikap spiritual
(KD dari KI-1), sosial (KD dari KI-2), pengetahuan (KD dari KI-3), dan keterampilan
(KD dari KI-4).
Kedua, satu RPP dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
Ketiga, memperhatikan perbedaan individu peserta didik. RPP disusun dengan
memperhatikan perbedaan kemampuan awal, tingkat intelektual, minat, motivasi
belajar, bakat, potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,
kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta
didik.
Keempat, berpusat pada peserta didik. Proses pembelajaran dirancang dengan
berpusat pada peserta didik untuk mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif,
inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar, menggunakan pendekatan saintifik
meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/mengasosiasi,
dan mengomunikasikan.
Kelima, berbasis konteks. Proses pembelajaran yang menjadikan lingkungan
sekitarnya sebagai sumber belajar.
Keenam, berorientasi kekinian. Pembelajaran yang berorientasi pada
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan nilai-nilai kehidupan masa kini.
Ketujuh, mengembangkan kemandirian belajar. Pembelajaran yang memfasilitasi
peserta didik untuk belajar secara mandiri.
Kedelapan, memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran. RPP memuat
rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan
remedi.
Kesembilan, memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi dan/atau
antarmuatan. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan
antara KI, KD, indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman
belajar. RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik,
keterpaduan lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
Kesepuluh, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi RPP disusun
dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara
terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
Perbedaan Silabus dan RPP
Silabus RPP

Silabus Perencanaan dalam satu Perencanaan dalam satu KD,


semester BAB atau satu kali pertemuan

Langkah kegiatan dirinci dalam:


Langkah-langkah kegiatan belum kegiatan awal, kegiatan inti,
Rinci kegiatan penutup

Tidak ada langkah-langkah Terdapat langkah-langkah


pembelajaran pembelajaran

Perbedaan Silabus KTSP dan K13


 Silabus dan RPP
Pertama, perbedaan yang mendasar antara Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
dan Kurikulum 2013 terletak pada prinsip dan karakteristiknya. KTSP dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan didasarkan pada tujuh prinsip yaitu: Berpusat
pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya, beragam dan terpadu, tanggap terhadap perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni, Relevan dengan kebutuhan, menyeluruh dan
berkesinambungan, belajar sepanjang hayat, seimbang antara kepentingan nasional
dan kepentingan daerah.
Sedangkan pada Kurikulum 2013 Sedangkan Kurikulum 2013 prinsip-prinsip yang
dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum ini terdiri atas: Peningkatan
iman, takwa, dan akhlak mulia, kebutuhan kompetensi masa depan, peningkatan
potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan peserta didik, keragaman potensi dan karakteristik daerah dan
lingkungan, tuntutan pembangunan daerah dan nasional, tuntutan dunia kerja,
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, agama, dinamika
perkembangan global, persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan, kondisi sosial
masyarakat setempat, kesetaraan gender, karakteristik satuan pendidikan.
Kedua, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan kurikulum 2013 adalah
pengembangan dari kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi
yang dirintis pada tahun 2004. Kedua Kurikulum tersebut sama-sama menekankan
pada pengembangan kompetensi peserta didik yang meliputi aspek pengetahuan,
sikap, dan keterampilan secara seimbang dan berjalan secara integratif
Ketiga, Guru diharapkan lebih memahami dan menguasai terhadap kurikulum yang
baru. Karena salah satu kunci suksesnya kurikulum adalah guru. Guru merupakan
faktor besar pengaruhnya, bahkan sangat mennentukan berhasil tidaknya peserta
didik dalam belajar.
Berikut ini Tabel Kronologis Perkembangan Kurikulum di Indonesia

Tahu
n Kurikulum Keterangan

Kurikulum ini merupakan kurikulum


pertama di Indonesia setelah
kemerdekaan.Istilah kurikulum
masih belum digunakan. Sementara
Rencana istilah yang digunakan adalah
1947 Pelajaran 1947 Rencana Pelajaran

Kurikulum ini masih sama dengan


Rencana kurikulum sebelumnya, yaitu
1954 Pelajaran 1954 Rencana Pelajaran 1947

Kurikulum ini merupakan kurikulum


terintegrasi pertama di Indonesia.
Beberapa masa pelajaran, seperti
Sejarah, Ilmu Bumi, dan beberapa
cabang ilmu sosial mengalami fusi
menjadi Ilmu Pengetahuan Sosial
(Social Studies). Beberapa mata
pelajaran, seperti Ilmu Hayat, Ilmu
Alam, dan sebagainya mengalami
fusi menjadi Ilmu Pengetahun Alam
(IPS) atau yang sekarang sering
1968 Kurikulum 1968 disebut Sains.

Kurikulum ini disusun dengan kolom-


1975 Kurikulum 1975 kolom yang sangat rinci.

Kurikulum ini merupakan


1984 Kurikulum 1984 penyempurnaan dari kurikulum 1975

Kurikulum ini merupakan


1994 Kurikulum 1994 penyempurnaan dari kurikulum 1984

Kurikulum ini belum diterapkan di


seluruh sekolah di Indonesia.
Kurikulum Beberapa sekolah telah dijadikan uji
Berbasis coba dalam rangka proses
2004 Kompetensi (KBK) pengembangan kurikulum ini

KBK sering disebut sebagai jiwa


KTSP, karena KTSP sesungguhnya
Kurikulum Tingkat telah mengadopsi KBK. Kurikukulum
Satuan ini dikembangkan oleh BSNP
Pendidikan (Badan Standar Nasional
2008 (KTSP) Pendidikan).
kurikulum 2013 yang akan
dilaksanakan tahun ini, hasil
pengembangan dari KTSP yaitu
pengembangan kurikulum sudah
mencakup silabus, buku teks, serta
buku pedoman guru. Hal tersebut
akan meringankan pekerjaan guru
karena tidak perlu membuat silabus
lagi. Guru hanya tinggal membuat
rencana pengajaran dalam bentuk
2013 Kurikulum 2013 RPP.
Analisis Kurikulum 2013, Perbedaan kerangka kerja penyusunan KTSP dan
kurikulum 2013, Perbedaan secara keseluruhan KTSP dan Kurikulum 2013:

N
o Kurikulum 2013 KTSP

SKL  (Standar Kompetensi


Lulusan) ditentukan terlebih Standar Isi ditentukan
dahulu, melalui Permendikbud No terlebih dahulu melaui
54 Tahun 2013. Setelah itu baru Permendiknas No 22
ditentukan Standar Isi, yang Tahun 2006. Setelah itu
bebentuk Kerangka Dasar ditentukan SKL (Standar
Kurikulum, yang dituangkan Kompetensi Lulusan)
dalam Permendikbud No 67, 68, melalui Permendiknas No
1 69, dan 70 Tahun 2013 23 Tahun 2006

Aspek kompetensi lulusan ada


keseimbangan soft skills dan
hard skills yang meliputi aspek
kompetensi sikap, keterampilan, lebih menekankan pada
2 dan pengetahuan aspek pengetahuan

di jenjang SD Tematik Terpadu di jenjang SD Tematik


3 untuk kelas I-VI Terpadu untuk kelas I-III

Jumlah jam pelajaran


Jumlah jam pelajaran per minggu lebih sedikit dan jumlah
lebih banyak dan jumlah mata mata pelajaran lebih
pelajaran lebih sedikit dibanding banyak dibanding
4 KTSP Kurikulum 2013

5 Proses pembelajaran setiap tema Standar proses dalam


di jenjang SD dan semua mata pembelajaran terdiri dari
pelajaran di Eksplorasi, Elaborasi, dan
jenjang SMP/SMA/SMK dilakuka Konfirmasi
n dengan pendekatan ilmiah
(saintific approach), yaitu standar
proses dalam pembelajaran
terdiri dari Mengamati, Menanya,
Mengolah, Menyajikan,
Menyimpulkan, dan Mencipta.

TIK (Teknologi Informasi dan


Komunikasi) bukan sebagai mata
pelajaran, melainkan sebagai TIK sebagai mata
6 media pembelajaran pelajaran

Standar penilaian menggunakan


penilaian otentik, yaitu mengukur
semua kompetensi sikap, Penilaiannya lebih
keterampilan, dan pengetahuan dominan pada aspek
7 berdasarkan proses dan hasil. pengetahuan

Pramuka menjadi ekstrakuler Pramuka bukan


8 wajib ekstrakurikuler wajib

Pemintan (Penjurusan) mulai


9 kelas X untuk jenjang SMA/MA Penjurusan mulai kelas XI

BK lebih pada
BK lebih menekankan menyelesaikan masalah
10 mengembangkan potensi siswa siswa
Berikut ini adalah perbedaan antara Kurikulum 2013 dengan KTSP
N
o Kurikulum 2013 KTSP

SKL (Standar Kompetensi


Lulusan) ditentukan terlebih Standar Isi ditentukan
dahulu, melalui Permendikbud terlebih dahulu melaui
No 54 Tahun 2013. Setelah itu Permendiknas No 22
baru ditentukan Standar Isi, Tahun 2006. Setelah itu
yang bebentuk Kerangka Dasar ditentukan SKL (Standar
Kurikulum, yang dituangkan Kompetensi Lulusan)
dalam Permendikbud No 67, melalui Permendiknas No
1 68, 69, dan 70 Tahun 2013 23 Tahun 2006

Aspek kompetensi lulusan ada


keseimbangan soft skills dan
hard skills yang meliputi aspek
kompetensi sikap, lebih menekankan pada
2 keterampilan, dan pengetahuan aspek pengetahuan

di jenjang SD Tematik Terpadu di jenjang SD Tematik


3 untuk kelas I-VI Terpadu untuk kelas I-III

4 Jumlah jam pelajaran per Jumlah jam pelajaran


minggu lebih banyak dan lebih sedikit dan jumlah
mata pelajaran lebih
jumlah mata pelajaran lebih banyak dibanding
sedikit dibanding KTSP Kurikulum 2013

Proses pembelajaran setiap


tema di jenjang SD dan semua
mata pelajaran di jenjang
SMP/SMA/SMK dilakukan
dengan pendekatan ilmiah
(saintific approach), yaitu
standar proses dalam
pembelajaran terdiri dari Standar proses dalam
Mengamati, Menanya, pembelajaran terdiri dari
Mengolah, Menyajikan, Eksplorasi, Elaborasi, dan
5 Menyimpulkan, dan Mencipta. Konfirmasi

TIK (Teknologi Informasi dan


Komunikasi) bukan sebagai
mata pelajaran, melainkan TIK sebagai mata
6 sebagai media pembelajaran pelajaran

Standar penilaian
menggunakan penilaian otentik,
yaitu mengukur semua
kompetensi sikap, Penilaiannya lebih
keterampilan, dan pengetahuan dominan pada aspek
7 berdasarkan proses dan hasil. pengetahuan

Pramuka menjadi ekstrakuler Pramuka bukan


8 wajib ekstrakurikuler wajib

Pemintan (Penjurusan) mulai


9 kelas X untuk jenjang SMA/MA Penjurusan mulai kelas XI

BK lebih pada
BK lebih menekankan menyelesaikan masalah
10 mengembangkan potensi siswa siswa
Terbaru Perbedaan KTSP dengan Kurikulum 2013
N
o KTSP Kurikulum 2013

Mata pelajaran tertentu Tiap mata pelajaran mendukung


mendukung kompetensi semua kompetensi (Sikap,
1 tertentu Keteampilan, Pengetahuan)

2 Mata pelajaran dirancang Mata pelajaran dirancang terkait


berdiri sendiri dan memiliki satu dengan yang lain dan
kompetensi dasar sendiri memiliki kompetensi  dasar yang
diikat oleh kompetensi inti tiap
kelas

Bahasa Indonesia sebagai


Bahasa Indonesia sejajar penghela mapel lain (sikap dan
3 dengan mapel lain keterampilan berbahasa)

Semua mata pelajaran diajarkan


Tiap mata pelajaran dengan pendekatan yang sama
diajarkan dengan (saintifik) melalui mengamati,
4 pendekatan berbeda menanya, mencoba, menalar…

Bermacam jenis konten


pembelajaran diajarkan terkait
dan terpadu satu sama lainKonten
Tiap jenis konten ilmu pengetahuan diintegrasikan
pembelajaran diajarkan dan dijadikan penggerak konten
5 terpisah pembelajaran lainnya

Tematik untuk kelas I-III


6 (belum integratif) Tematik integratif untuk kelas I-III

TIK merupakan sarana


pembelajaran, dipergunakan
sebagai media pembelajaran
7 TIK mata pelajaran sendiri mata pelajaran lain

Bahasa Indonesia sebagai alat


Bahasa Indonesia sebagai komunikasi dan carrier of
8 pengetahuan knowledge

Tidak ada penjurusan SMA. Ada


mata pelajaran wajib, peminatan,
Untuk SMA ada penjurusan antar minat, dan pendalaman
9 sejak kelas XI minat

SMA dan SMK memiliki mata


pelajaran wajib yang sama terkait
SMA dan SMK tanpa dasar-dasar pengetahuan,
10 kesamaan kompetensi keterampilan dan sikap.

Penjurusan di SMK tidak terlalu


detil sampai bidang studi,
didalamnya terdapat
Penjurusan di SMK sangat pengelompokkan peminatan dan
11 detil pendalaman

Pengertian Prota dan Promes, Fungsi, dan Langkah Pembuatannya


Prota dan Promes merupakan administrasi pembelajaran yang dijadikan sebagai
pedoman dalam penyusunan administrasi berikutnya.

Penyusunan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


dikembangkan dengan berpedoman pada Prota dan Promes.

Dengan demikian, penyusunan prota dan promes harus benar-benar sesuai


ketentuan yang ditetapkan agar dapat dijadikan sebagai dasar dalam pembuatan
administrasi pembelajaran lainnya.

Pengertian dan Fungsi Prota (Program Tahunan)


Program Tahunan (Prota) adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun untuk
mencapai tujuan pembelajaran (Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar) yang
ditetapkan.

Penetapan alokasi waktu dibutuhkan agar seluruh Kompetensi Dasar dapat dicapai
dan dikuasai oleh peserta didik. Penentuan alokasi waktu ditentukan pada jumlah
jam pelajaran sesuai struktur kurikulum yang berlaku dan juga keluasan materi yang
harus dikuasai peserta didik.

Prota menjadi program umum untuk setiap mata pelajaran. Prota berisi garis-garis
besar yang hendak dicapai dalam satu tahun dan dikembangkan oleh guru yang
bersangkutan.

Prota menjadi pedoman bagi pengembangan program-program berikutnya, seperti


program semester (promes), rencana mingguan, rencana harian, silabus, dan juga
sistem penilaian pembelajaran.

Komponen Program Tahunan (Prota), meliputi identifikasi (satuan pendidikan, mata


pelajaran, tahun pelajaran), Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, alokasi waktu, dan
keterangan.

Langkah-langkah Penyusunan Prota


Penyusunan Prota harus dilakukan berdasarkan tahapan yang ditetapkan. Langkah-
langkah penyusunan Prota adalah sebagai berikut.

1. mengidentifikasi jumlah Kompetensi Dasar dan Indikator dalam satu tahun;

2. mengidentifikasi keluasan dan kedalaman Kompetensi Dasar dan Indikator;

3. melakukan pemetaan Kompetensi Dasar untuk setiap semester; dan

4. menentukan alokasi waktu tiap Kompetensi Dasar dengan memperhatikan


minggu efektif.

Program Tahunan selanjutnya dijabarkan secara rinci pada Program Semester


(Promes). Prota dibuat oleh guru sebelum tahun ajaran baru dimulai karena menjadi
pedoman pengembangan program-program berikutnya.
Pengertian dan Fungsi Program Semester (Promes)
Program Semester (Promes) merupakan program yang berisi garis-garis besar
tentang hal-hal yang akan dicapai dalam satu semester. Semester adalah satuan
waktu yang digunakan untuk penyelenggaraan program pendidikan.

Promes berisi rumusan pokok-pokok aktivitas guru dalam melakukan pembelajaran


selama satu semester dengan mempertimbangkan alokasi waktu yang tersedia,
jumlah Kompetensi Dasar, dan Indikator.

Promes akan memudahkan guru dalam mengajarkan materi untuk dikuasai peserta


didik dalam satu semester.

Komponen Promes adalah sebagai berikut.

1. Identitas (satuan pendidikan, mata pelajaran, kelas, semester, tahun pelajaran)

2. Format isian (materi, tema, sub tema, alokasi waktu, dan bulan yang terinci per
minggu)

Langkah-langkah Penyusunan Promes


Langkah-langkah pengisian Promes adalah sebagai berikut.

1. Menginput KD dan Indikator

2. Menetapkan jumlah jam dan jumlah tatap muk per minggu untuk tiap mata
pelajaran

3. Mengalokasikan waktu sesuai kebutuhan indikator pada kolom bulan dan minggu.

4. Memberikan catatan pada kolom keterangan (jika diperlukan)


KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

Pengertian KKM, Fungsi dan Cara Menetapkannya –

 KKM merupakan kependekan dari Kriteria Ketuntasan Minimal yang digunakan


sebagai acuan untuk menyatakan peserta didik tuntas dalam mengkitu
pembelajaran, KKM sendiri harus ditetapkan diawal tahun pembelajaran
berdasarkan hasil musyarwarah pendidik dan lembaga pendidikan yang mempunyai
karakteristik sama. Dalam artian KKM dari setiap sekolah itu berbeda-beda
tergantung terhadap kompleksitas, daya dukung, dan intake peserta didik karena
setiap sekolah tentunya mempunyai kompleksitas, daya dukung, dan intake siswa
yang berbeda-beda. Pertimbangan pendidik atau forum MGMP secara akademis
menjadi pertimbangan utama penetapan KKM

Fungsi dari KKM

1. Sebagai acuan bagi seorang guru untuk menilai kompetensi peserta didik
sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) suatu mata pelajaran atau Standar
Kompetensi (SK)
2. Sebagai acuan bagi peserta didik untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti
pembelajaran
3. Sebagai target pencapaian penguasaan materi sesuai dengan SK/KD – nya
4. Sebagai salah satu instrumen dalam melakukan evaluasi pembelajaran
5. Sebagai “kontrak” pedagogik antara pendidik, peserta didik dan masyarakat
(khususnya orang tua dan wali murid)

Cara Menetapkan atau Menentukan KKM

1. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan


mempertimbangkan tiga aspek kriteria, yaitu kompleksitas, daya dukung,
dan intake peserta didik. Hasil penetapan KKM indikator berlanjut pada KD,
SK hingga KKM mata pelajaran.
2. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan
oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian
3. KKM yang ditetapkan disosialisaikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan
4. KKM dicantumkan dalam laporan hasi belajar atau rapor pada saat hasil
penilaian dilaporkan kepada orang tua/wali peserta didik

Assessment Adalah : Pengertian, Fungsi, Tujuan, Jenis, Contoh


Oleh samhis setiawanDiposting pada 7 Januari 2021
Pengertian Assessment adalah ( Fungsi – Tujuan – Jenis ) Dan Contohnya –
Dalam perencanaan penilaian proses serta hasil belajar dan pembelajaran tidak
dapat dilepaskan dari perencanaan pembelajaran itu sendiri. Penyusunan rencana
penilaian merupakan rangkaian program pendidikan dan pembelajaran yang utuh
dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lainnya. Nah untuk lebiha jelas simak selengkapnyta mengenai Assessment,
dibawah ini.

Menurut (AS   Hornby, 1986),  Assessment adalah Suatu upaya untuk


menentukan nilai atau jumlah.

Pengertian Assessment Menurut Para Ahli

Menurut (AS   Hornby, 1986),  Assessment adalah Suatu upaya untuk


menentukan nilai atau jumlah.
Menurut (Suchman,   1961),  Assessment adalah Sebuah proses menentukan
hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk   mendukung
tercapainya tujuan.

Menurut (Worthen   dan Sanders,   1973), Assessment merupakan 

Kegiatan mencari sesuatu yang berharga tentang sesuatu ; dalam mencari sesuatu
tersebut,  juga termasuk   mencari informasi yang bermanfaat dalam menilai  
keberadaan suatu program, produksi, prosedur,    serta   alternatif strategi yang
diajukan untuk   mencapai   tujuan yang sudah ditentukan.

Menurut Nana Sudjana Assessment adalah proses memberikan atau


menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu.

Menurut Gronlund (1984) dalam Asep Jihad dan Abdul Haris,


menyatakan Assessment sebagai proses sistematik pengumpulan, penganalisaan,
dan penafsiran informasi untuk menentukan sejauh mana siswa mencapai tujuan.

Menurut The Task Group on Assesment and Testing (TGAT) dalam Griffin &
Nix (1991 : 3) mendeskripsikan Assessment sebagai semua cara yang digunakan
untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok.

Meurut Boyer & Ewel mendefenisikan Assessment sebagai proses yang


menyediakan informasi tentang individu siswa, tentang kurikulum atau program,
tentang institusi atau segala sesuatu yang berkaitan dengan system institusi.

Menurut Eko Putro Widoyoko Assessment atau penilaian dapat diartikan sebagai


kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran berdasarkan kriteria maupun aturan-
aturan tertentu.

Menurut Robert M Smith (2002)

Suatu penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui
kelemahan dan kekuatan yang mana hsil keputusannya dapat digunakan untuk
layanan pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu
rancangan pembelajaran.

Menurut James A. Mc. Lounghlin & Rena B Lewis

Proses sistematika dalam mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi


untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai
bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan
informasi tersebut guru akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat
realitas sesuai dengan kenyataan objektif.

Menurut Bomstein dan Kazdin (1985)

 Mengidentifikasi masalah dan menyeleksi target intervensi


 Memilih dan mendesain program treatmen
 Mengukur dampak treatmen yang diberikan secara terus menerus.
 Mengevaluasi hasil-hasil umum dan ketepatan dari terapi.

Menurut Lidz 2003

Proses pengumpulan informasi untuk mendapatkan profil psikologis anak yang


meliputi gejala dan intensitasnya, kendala-kendala yang dialami kelebihan dan
kelemahannya, serta peran penting yang dibutuhkan anak.  Hasil Kajian dari
Pengertian diatas adalah sebagai berikut :

Tujuan asesmen  adalah untuk melihat kondisi anak saat itu. Dalam rangka


menyusun suatu program pembelajaran yang tepat sehingga dapat melakukan
layanan pembelajaran secara tepat.

Self Assessment System Adalah


Sistem Self Assessment adalah suatu sistem yang memberikan kepercayaan dan
tanggung jawab kepada Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan dan
membayar sendiri jumlah pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan perpajakan
yang berlaku. Selain itu Wajib Pajak diwajibkan pula melaporkan secara teratur
jumlah pajak yang terutang dan telah dibayar sebagaimana ditentukan dalam
peraturan perpajakan. Pembayaran pajak selama tahun berjalan pada dasarnya
merupakan angsuran pajak untuk meringankan beban Wajib Pajak pada akhir tahun
pajak.

Hakikat Self Assessment System adalah penetapan sendiri besarnya pajak yang


terutang oleh Wajib Pajak. Pada sistem ini, masyarakat Wajib Pajak diberikan
kepercayaan dan tanggung jawab yang lebih besar untunk melaksanakan
kewajibannya, yaitu menghitung, memperhitungkan, membayar serta melaporkan.

ASSESMEN OF, FOR, DAN  AS LEARNING


 Pengertian Assessment of Learning
Literasi assessment

“istilah seperti diagnostic, formatif, dan sumatif… akhir-akhir ini dilengkapi dengan
kata assessment of learning, assessment for learning, dan assessment as learning

Assessment of learning adalah proses mengumpulkan dan menginterpretasikan


bukti dengan maksud meringkas penilaian pada sebuah pemberian poin setiap
waktu, membuat pertimbangan tentang kualitas pembelajaran siswa atas dasar
kriteria penilaian dan menetapkan nilai untuk merempretasi kualitas siswa. Informasi
yang dikumpulkan, digunakan untuk mengkominkasikan prestasi siswa pada orang
tuanya, pada guru-guru yang lain, siswa itu sendiri atau pada yang lainnya. Hal ini
diinformasikan pada dekat-dekat akhir proses pembelajaran.

 Pengertian Assessment for Learning


Assessment for learning adalah proses penilaian yang terus menerus dalam
mengumpulkan dan menginterpretasikan bukti tentang hasil belajar siswa dengan
maksud untuk menentukan sampai sejauh mana pencapaian hasil belajar mereka,
pada bagian yang mana mereka butuhkan untuk diteruskan dan bagaimana cara
terbaik untuk mendapatkannya (p. 144)

 Pengertian Assessment As Learning


Assessment as learning adalah proses mengembangkan dan mensuport
metakognitif siswa. Siswa diikut sertakan dalam aktivfitas proses penilaian yang
dimana mereka memonitor diri mereka sendiri.

Perbedaan assessment of, for dan as learning disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut

Assessment

Assessment For
Assessment Of learning Assessment As learning
learning
Dilakukan oleh siswa (diri
Dilakukan oleh guru Dilakukan oleh guru sendiri atau teman
sejawat)
Untuk menentukan
Untuk menentukan Untuk menentukan apa
tingkat prestasi siswa dari
instruksi apa yang yang dilakukan
ekspetasi seluruhnya
dilakukan selanjutnya selanjutnya dalam belajar
pada pemberian poin
(strategi, perbedaan) ku
disetiap waktu
Untuk menyiapkan
deskripsi umpan balik Untuk menyiapkan
pada siswa (apa mereka deskripsi umpan balik
Sebagai bukti pada
mengerjakan dengan pada teman sejawat dan
pengambilan keputusan
baik, apa membutuhkan dirinya sendiri (penilaian
secara profesional
perbaikan, dan teman sejawat dan diri
bagaimana sendiri)
memperbaikinya)
Tujuannya adalah untuk
menjadikan refleksi,
belajar memonitoring diri
sendiri

Contoh-contoh format penilaian diri sendiri


Contoh kartu laporan hasil penilaian diri siswa profil individu

Petunjuk:

Pilihlah warna yang sesuai dengan keadaan dan pengalaman anda, dengan
ketentuan warna sebagai berikut:
Semua materi belum dipahami

Sebagian materi belum dipahami

Semua materi sudah dipahami

Nama Siswa :….

Mata Pelajaran : Matematika

Pokok Bahasan : Aritmatika Sosial

Tanggal: 1/12/09 2/12/09 3/12/09

No. Indikator pencapaian

Menghitung persentase suatu


1.
bilangan

Merubah bentuk pecahan menjadi


2. bentuk persen sederhana atau
sebaliknya

Menghitung bagian sekian bagian


3.
dari suatu bilangan

Mengidentifikasi suatu proses jual


4. beli terkait dengan keuntungan
atau kerugian

Rata-rata

Komentar siswa……………………

Yogyakarta, 2 Desember 2009

Guru mata pelajaran

(……………)

NIP

Contoh kartu laporan hasil penilaian diri siswa profil kelas

No. Nama siswa Skor rata-rata pertemuan ke-


1 2 3 4 5 6

1.

2.

3.

4.

5.

 LEMBAR PENILAIAN DIRI SENDIRI

Nama Peserta Didik    :

Kelas                           :

Tema                           :

Tanggal                       :

PETUNJUK

1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti


2. Berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan
kalian sehari-hari

Dilakukan/muncul
N
Perilaku
o
YA TIDAK

1 Saya selalu berusaha belajar dengan sungguh-sungguh

Saya berusaha mengikuti pembelajaran dengan penuh


2
perhatian

3 Saya mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat


waktu

Saya berani mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak


4
dipahami

5 Saya selalu berperan aktif dalam kelompok

6 Saya menyerahkan tugas tepat waktu

Saya selalu membuat catatan hal-hal yang dianggap


7
penting

Saya ingin menguasai dan dapat mengikuti kegiatan


8
pembelajaran dengan baik

9 Saya menghormati dan menghargai teman

10 Saya menghormati dan menghargai guru

LEMBAR PENILAIAN ANTAR TEMAN

Nama teman yang dinilai        :

Nama Penilai                           :

Kelas                                       :

Tema                                       :

Tanggal                                   :

PETUNJUK

1. Bacalah pernyataan yang ada di dalam kolom dengan teliti


2. Berilah tanda cek (√) sesuai dengan sesuai dengan kondisi dan keadaan
kalian sehari-hari

N Perilaku Dilakukan/muncul
o

YA TIDAK
1 Berusaha belajar dengan sungguh-sungguh

2 Mengikuti pembelajaran dengan penuh perhatian

3 Mengerjakan tugas yang diberikan guru tepat waktu

4 Mengajukan pertanyaan jika ada yang tidak dipahami

5 Berperan aktif dalam kelompok

6 Menyerahkan tugas tepat waktu

7 Selalu membuat catatan hal-hal yang dianggap penting

Menguasai dan dapat mengikuti kegiatan pembelajaran


8
dengan baik

9 Menghormati dan menghargai teman

10 Menghormati dan menghargai guru

Pengertian Assessment Center

 Assessment Center Ialah Suatu Metode yang dpt menunjukkan beberapa


prilaku kandidat (assessi) yang diperlukan untuk posisi / jabatan yang akan
datang,  juga Sarana mengukur potensi seseorang dg cara memprediksi
perilaku masa depan melalui penggunaan simulasi yg dpt mengukur
kemampuan peserta dlm  menghadapi tanggung jawab pada suatu jabatan.

Tujuan   penggunaan   Assessment Center

 Terwujudnya Pembinaan Karier  Personel Secara Transparan, Akuntabel,


Obyektif   Berbasis Kompetensi ( Competency Based Human Resources
Management )

Contoh Penerapan Assessment Center

1. Pati
2. Pejabat Reskrim/ Penyidik
3. Pejabat Lantas
4. Pejabat Intel
5. Pejabat SDM
6. Pejabat Brimob
7. Pejabat Polair
8. Pejabat Binmas
9. Kapolres/ta
10. Tugas Khusus

Pengertian Assessment Psikologis


Asesmen Psikologis adalah bagian integral dari konseling. Asesmen menyediakan
informasi yang dapat digunakan dalam setiap langkah model pemecahan. Asesmen
menyajikan fungsi-fungsi berikut:

1. untuk membantu konselor dan klien untuk mempertimbangkan berbagai


masalah,
2. untuk menjelaskan keadaan masalah,
3. dapat menyarankan alternatif solusi untuk pemecahan masalah,
4. untuk menyediakan sebuah metode yang membandingkan berbagai alternatif
sehingga keputusan dapat dibuat atau dilaksanakan, dan
5. mengaktifkan konselor dan klien untuk mengevaluasi efektivitas solusi
tertentu.

Asesmen Psikologis mengacu pada semua metode yang digunakan untuk mengukur
Karakteristik dari orang, program, atau benda. Ini adalah definisi yang luas yang
mencakup langkah-langkah yang nonstandardized, idiographic, dan kualitatif, serta
mereka yang standar, nomothetic, dan quan titative. Berkaitan dengan penilaian
lingkungan serta individu.

Sikap Negatif tes psikologi dapat ditelusuri mengenai tes dan penyalahgunaan tes.
Asesmen psikologi perlu dilihat dalam perspektif, dan konselor harus dilatih dalam
penggunaan tes yang tepat. Survei penggunaan tes menunjukkan bahwa konselor
menggunakan berbagai prosedur penaksiran. Konselor sekolah pada umumnya
lebih sering menggunakan tes bakat dan prestasi (tindakan kinerja maksimal),
sedangkan konselor di universitas lebih sering menggunakan tes kepribadian
(tindakan khas kinerja).

Fungsi Assessment

Dalam suatu kegiatan belajar mengajar, assessment atau penilaian ini memiliki
peranan yang sangat penting. Hal ini dikarenakan assessment memiliki 2 fungsi
yakni fungsi formatif dan fungsi sumatif.

Fungsi Formatif
Yang dimana assessment digunakan untuk memberikan feedback atau umpan balik
kepada para guru untuk dijadikan dasar dalam memperbaiki dan membenahi proses
pembelajaran serta mengadakan remedial untuk para peserta didik.

Fungsi Sumatif
Yang merupakan untuk menentukan nilai hasil belajar siswa dalam satu mata
pelajaran tertentu sehingga kemudian dapat dijadikan bahan dalam pemberian
laporan, penentuan kenaikan kelas dan juga penentuan lulus atau tidaknya siswa.

Tujuan Assessment
Chittenden “1994” mengemukakan tujuan penilaian “assessment purpose” ialah
“keeping track, checking-up, finding-out, and summing-up”.

Keeping Track
Yang merupakan untuk menelusuri dan melacak proses belajar peserta didik sesuai
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah ditetapkan. Untuk itu guru
harus mengumpulkan data dan informasi dalam kurun waktu tertentu melalui
berbagai jenis dan teknik penilaian untuk memperoleh gambaran tentang
pencapaian kemajuan belajar peserta didik.

Checking-up
Yang merupakan untuk mengecek ketercapaian kemampuan peserta didik dalam
proses pembelajaran dan kekurangan-kekuarangan peserta didik selama mengikuti
proses pembelajaran. Dengan kata lain, guru perlu melakukan penilaian untuk
mengetahui bagian mana dari materi yang sudah dikuasai peserta didik dan
bagaimana dari materi yang belum dikuasai.

Finding-Out
Yang merupakan untuk mencari, menemukan dan mendeteksi kekurangan
kesalahan atau kelemahan peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga guru
dapat dengan cepat mencari alternatif solusinya.

Summing-up
Yang merupakan untuk menyimpulkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap
kompetensi yang telah ditetapkan. Hasil penympulan ini dapat digunakan guru untuk
menyusun laporan kemajuan belajar ke berbagai pihak yang berkepentingan.

Tujuan Assessment Buat Siswa

1. Sebagai umpan balik siswa dalam meningkatkan usaha belajarnya


2. Sebagai umpan balik bagi dosen akan perkuliahan yang dilakukannya
3. Untuk menjamin akuntabilitas proses pembelajaran
4. Untuk memotivasi siswa
5. Untuk mendiagnosis kekuatan dan kekurangan siswa

Jenis-Jenis Assessment
Ada beberap jenis assessment yang biasa digunakan, diantaranya ialah tes tertulis
yang diberikan kepada para siswa untuk menjawabnya yaitu:

Performance Assessment
Performance Assessment ialah assessment yang meminta para peserta untuk
mendemonstrasikan sekaligus mengaplikasikan pengetahuan dalam berbagai
konteks yang diinginkan.
Penilaian Porfolio Dan Penilaian Proyek
Penilaian proyek ini merupakan tugas berupa sebuah investigasi mulai dari
pengumpulan kemudian pengorganisasian dan pengevaluasian sampai dengan
penyajian data.

Product Assessment Dan Self Assessment


Product assessment merupakan penilaian ketrampilan melalui pembuatan suatau
produk tertentu. Sedangkan self assessment dilakukan sendiri oleh siswa atau guru
bersangkutan untuk keperluan pengelolaan KBM di tingkat kelas, terakhir, jenis
assessment juga bisa berupa penilaian sikap dan penilaian berbasis kelas.

PENGERTIAN REMIDIAL DAN PENGAYAAN,TUJUAN DAN FUNGSI


Dalam pelaksanaan evaluasi tidak semua siswa akan memiliki nilai yang baik
( memiliki nilai di atas nilai KKM ) sebab tingkat penguasaan konsep tiap-tiap peserta
didik pastinya berbeda-beda tergantung dari kemauan peserta didik tersebut untuk
semangat dalam belajar.
Bagi peserta didik yang mendapatkan nilai yang baik atau dapat diartikan sebagai
nilai yang memenuhi batas KKM tidak akan mendapatkan kendala sebab dapat
dinyatakan telah tuntas dalam mengikuti mata pelajaran yang telah di ujikan namun
bagaimana dengan nasib peserta didik yang belum tuntas atau belum mendapatkan
nilai yang memenuhi Batasan KKM yang telah di tetapkan.

Peserta didik yang mendapatkan nilai di bawah KKM pada saat mengikuti kegiatan
evaluasi ataupun ujian maka peserta didik tersebut di nyatakan belum lulus atau
belum tuntas dalam penguasaan materi yang telah diajarkan pada saat itu.
Bagi siswa atau peserta didik yang memiliki nilai di bawah nilai KKM dan dinyatakan
belum tuntas maka pesera didik tersebut harus mengikuti kegiatan Pembelajaran
yang di sebut dengan kegiatan pembelajaran remedial. Sedangkan bagi peserta
didik yang telah dinyatakn lulus atau telah tuntas maka peserta didik tersebut berhak
untuk mengikuti kegiatan Pengayaan.
Mungkin di antara kalian yang saat ini membaca artikel ini pernah mendengar
mengenai kata Remedial maupun Pengayaan, namun sebenarnya anda masih
belum memahami apa yang di maksud dengan remedial dan pengayaan terebut.
Pada artikel ini saya akan memberikan penjelasan mengenai arti dari Remedial dan
Pengayaan yang sering kita dengar di sekolah, sebab hal ini umumnya di lakukan
pada kegiatan-kegiatan pada satuan Pendidikan (Sekolah) baik swasta maupun
negeri.
Remedial merupakan suatu program pembelajaran yang diperuntukkan bagi peserta
didik yang belum mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan oleh satuan Pendidikan
dalam tiap satu Kompetensi Dasar tertentu.

Pembelajaran Remedial diberikan kepada peserta didik setelah peserta didik


tersebut diketahui belum mencapai nilai KKM yang telah ditetapkan.
Pembelajaran Remedial di berikan dan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan/hak
peserta didik.
Dalam pembelajaran Remedial, Guru membantu peserta didik untuk memahami
kesulitan belajar yang dihadapi oleh peserta didiknya sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai.

Pembelajaran remedial dapat dilakukan secara individu, berkelompok, ataupun


dengan menggunakan sIstem Pembelajaran tutor sebaya tergantung pada tingkat
persentase jumlah peserta didik yang belum tuntas maupun tingkat kesulitan belajar
peserta didik.
Pengayaan merupakan program pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik
yang telah dinyatakan tuntas atau telah melampaui nilai ambang batas KKM. Inti dari
pemberian pembelajaran pengayaan adalah untuk memberikan penguatan materi,
pendalaman dan perluasan dari kompetensi yang telah dipelajari.
Pengayaan diberikan kepada setiap peserta didik setelah peserta didik tersebut
diketahui telah mencapai nilai ambang batas KKM. Pembelajaran pengayaan
biasanya hanya diberikan sekali, tidak berulang kali sebagaimana pembelajaran
remedial.

Pada pembelajaran pengayaan umumnya tidak diakhiri dengan pemberian penilaian,


sebab peserta didik telah dianggap memiliki nilai yang baik.
Bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan dengan model
pembelajaran secara individu maupun berkelompok.
Demikianlah penjelasan yang dapat saya sajikan pada postingan artikel kali ini
mengenai arti dari pembelajaran Remedial dan Pembelajaran Pengayaan.

TUJUAN, FUNGSI DAN PRINSIP PENGAJARAN REMEDIAL


Tujuan Pengajaran Remedial
Pengajaran remedial bertujuan agar murid yang mengalami kesulitan belajar dapat
mencapai prestasi belajar yang diharapkan melalui proses perbaikan, baik segi
proses belajar mengajar maupun kepribadian murid. Tujuan pengajaran remedial
secara rinci adalah agar murid dapat :

1. Memahami dirinya, khususnya yang menyangkut prestasi belajar meliputi segi


kekuatan, kelemahan, jenis dan sifat kesulitan.
2. Memperbaiki cara-cara belajar ke arah yang lebih baik sesuai dengan
kesulitan yang dihadapi.
3. Memilih materi dan fasilitas belajar  secara tepat untuk mengatasi kesulitan
belajarnya.
4. Mengembangkan sikap-sikap dan kebiasaan baru yang dapat mendorong
tercapainya hasil belajar yang baik.
5. Mengatasi hambatan-hambatan belajar yang menjadi latar belakang
kesulitannya
Fungsi Pengajaran Remedial
Pengajaran remedial mempunyai fungsi yang amat penting dalam keseluruhan
proses belajar mengajar. Adapun beberapa fungsi pengajaran remedial tersebut
adalah :
1.Fungsi Korektif
Pengejaran remedial mempunyai fungsi korektif, artinya melalui pengajaran remedial
dapat diadakan pembentukan atau perbaikan terhadap sesuatu yang dianggap
masih belum mencapai apa yang diharapkan dalam keseluruhan proses belajar
mengajar. Hal-hal yang diperbaiki atau dibetulkan melalui pengajaran remedial
antara lain :

 Perumusan tujuan
 Penggunaan metode mengajar
 Cara-cara belajar
 Evaluasi
 Segi-segi pribadi murid
Dengan perbaikan terhadap hal-hal tersebut di atas, meka prestasi belajar murid
beserta faktor-faktor mempengaruhi dapat diperbaiki.

2.Fungsi Penyesuaian
Yang dimaksud fungsi penyesuaian adalah agar dapat membantu murid untuk
menyesuaian dirinya terhadap tuntutan kegiatan belajar. Murid dapat belajar sesuai
dengan keadaan dan kemampuan pribadinya sehingga mempunyai peluang besar
untuk memperoleh prestasi belajar yang lebih baik. Tuntutan belajar yang diberikan
murid telah disesuaikan dengan sifat jenis dan latar belakang kesulitannya sehingga
murid diharapkan lebih terdorong untuk belajar.

3.Fungsi Pemahaman
Fungsi pemahaman adalah agar pengajaran remedial memungkinkan guru, murid
dan pihak-pihak lain dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap
pribadi murid. Demikian pula murid diharapkan dapat lebih memahami dirinya dan
segala aspeknya. Begitu pula guru dan pihak-pihak lainnya dapat lebih memahami
akan keadaan pribadi murid.

4.Fungsi Pengayaan
Fungsi pengayaan dimaksud agar pengajaran remedial dapat memperkaya proses
belajar mengajar. Bahan pelajaran yang tidak disampaikan dalam pengajaran
reguler, dapat diperoelh melalui pengajaran remedial. Pengayaaan lain adalah
dalam segi metode dan alat yang dipergunakan adalam pengajaran remedial.
Dengan demikian diharapkan hasil yang diperoleh murid dapat lebih banyak, lebih
luas dan lebih dalam sehingga hasil belajarnya lebih kaya.

5.Fungsi Terapuetik
Dengan pengaaran remedial secara langsung atau tidak langsung dapat
meyembuhkan atau memperbaiki kondisi-kondisi kepribadian murid yang
diperkirakan menunjukkan adanya penyimpangan. Penyembuhan kondisi
kepribadian dapat menunjang  pencapaian prestasi belajar, demikian pada
sebaliknya.

6.Fungsi Akselarasi
Fungsi akselarasi adalah agar pengajaran remedial dapat mempercepat proses
belajar baik dalam arti aktu maupun materi. Misalnya : murid yang tergolong lambat
dalam belajar dapat dibantu lebih cepat proses belajarnya melalui pengajaran
remedial.

Kelompok siswa yang masuk dalam pembelajaran remedial, yaitu : (a) kemampuan
mengingat relatif kurang; (b) perhatian yang sangat kurang dan mudah terganggu
dengan sesuatu yang lain disekitarnya pada saat belajar; (c) secara relatif lemah
kemampuan memahami secara menyeluruh (d) kurang dalam hal memotivasi diri
dalam belajar (e) kurang dalam hal kepercayaan diri dan rendah harapan dirinya; (f)
lemah dalam kemampuan pemecahan masalah; (g) sering gagal dalam menyimak
suatu gagasan dari suatu informasi; (h) mengalami kesulitan dalam memahami
suatu konsep yang abstrak; (i) gagal menghubungkan suatu konsep lainnya yang
relevan; (j) memerlukan waktu relatif lama dari pada yang lainnya untuk
menyelesaikan tugas-tugas (Kunandar, 2008)

Prinsip Prinsip Pengajaran Remedial


1. Penyiapan pembelajaran: proses identifikasi kebutuhan siswa dan
menyiapkan rencana pembelajaran agar efektif.
2. Merancang berbagai kegiatan pembelajaran remedial untuk siswa dengan
bervariasi
3. Merancang belajar bermakna, misalnya kuis games dan sebagainya
4. Pemilihan pendekatan pembelajaran
5. Memberikan arahan yang jelas untuk menghindari kebingungan siswa
6. Merumuskan gagasan utama sesuai dengan kesulitan yang dialami siswa
7. Meningkatkan keinginan belajar dan motivasi kepada siswa
8. Mendorong siswa berpartisipasi aktif dalam kelas
9. Memfokuskan pada proses belajar
10. Memperlihatkan kepedulian terhadap individu siswa (Kunandar, 2008)

Anda mungkin juga menyukai