Anda di halaman 1dari 12

EBM BLOK KEDOKTERAN KELUARGA

CRITICAL APPRAISAL

“Perbedaan Keefektivitasan Uji Diagnostik Angiografi dan


Direk Oftalmoskop Dalam Mendeteksi Retinopati Hipertensi
Derajat III”

Disusun Oleh:

FITRI RAHMAWATI (1102010104)

KELOMPOK A-16

Dosen Pembimbing:

Dr Dini Widianti, MKK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

TAHUN AJARAN 2013/2014

1
EBM

Nama : Fitri Rahmawati

NPM : (110-2010-104)

TUGAS EVIDENCE BASED MEDICINE

Skenario

Penderita laki-laki umur 63 tahun datang ke RSUD A dengan keluhan utama penglihatan kedua
mata kabur terutama mata sebelah kiri sejak 2 hari yang lalu. Tidak terdapat mata merah, gatal,
riwayat trauma, penglihatan ganda. Terdapat riwayat hipertensi sejak setahun yang lalu, tetapi
penderita tidak teratur periksa ke dokter. Riwayat diabetes mellitus dan sakit jantung disangkal.
Riwayat hipertensi dan diabetes mellitus pada keluarga tidak ada. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan kondisi umum baik, kesadaran kompos mentis. Pemeriksaan tanda vital, tekanan
darah 150/100 mm Hg, nadi 96 x/menit, pernapasan 20x/menit. Kemudian dokter merujuknya ke
dokter spesialis mata dan didapatkan pemeriksaan subjektif, visus jauh OD 20/50 OS 20/70,
refraksi OD S(+) 0,75 OSS(+) 1,25, koreksi OD 20/20 OS 20/50. Pada pemeriksaan funduskopi
didapatkan papil batas tegas, C/D 0,3, arteri/vena 1/3, makula terdapat eksudat, tidak
terdapat perdarahan retina, tampak proses degenerasi. Dokter tersebut menduga gejala pasien
mengarah ke retinopati hipertensi,dan dokter mempertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan
lanjutan berupa angiografi pada pasien. Lalu, pasien menanyakan apakah perbedaan dari
keefektivitasan menggunakan angiografi dan direk oftalmoskop.

Pertanyaan (foreground question)

Apakah angiografi lebih baik dalam mendiagnosis pasien dengan retinopati hipertensi derajat III
dibandingkan dengan menggunakan direk oftalmoskop?

PICO

• Population : Laki-laki dewasa dengan riwayat hipertensi dan keluhan kedua mata
kabur
• Intervention : Melakukan pemeriksaan dengan angiografi
• Comparison : Melakukan pemeriksaan dengan direk oftalmoskop
• Outcomes : Tingkat keefektivitasan dalam mendiagnosis retinopati hipertensi derajat
III lebih baik menggunakan angiografi dibandingkan direk oftalmoskop
Pencarian bukti ilmiah

Alamat website : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/

2
Kata kunci : ophtalmoscop AND angiography AND hypertension retinopathy AND
diagnosis
Limitasi : Januari 2008 – Desember 2013
Hasil Pencarian : 55

Dipilih artikel berjudul:


Direct Ophtalmoscopy versus Detection of Hypertensive Retinopathy: A Comparative Study

3
REVIEW JURNAL

Pendahuluan
Detection of hypertensive retinopathy (HR) with direct ophthalmoscopy is part of the assessment
of hypertensive patients. Its use has been questioned because of its subjectivity and high
interobserver variability.

Metoda
An observational, analytical and cross-sectional evaluation of 99 patients. Direct
ophthalmoscopy and angiography performed by two investigators independently. Classification
of RH, as described by Keith, Wagener and Barker.

Hasil
The prevalence of HR of any grade was higher than 90.0% by both methods. On
ophthalmoscopy, we observed grade I abnormalities in 51.0%, grade II in 43.0%, with one
patient with grade III HR. On angiography, we observed grade I abnormalities in 42.0% and
grade II in 52.0%. We detected three patients with grade III HR, two of which were not detected
by ophthalmoscopy. Observers’ agreement for the presence and severity of HR was poor with
direct ophthalmoscopy and good with angiography. Renal dysfunction, ECG abnormalities
(ventricular hypertrophy, pathological Q wave, repolarization abnormalities), and history of
stroke were observed in 70.0%, 27.0% and 10.0% of patients, respectively. There was no
relationship between the severity of HR and other target organ damages.

Kesimpulan
We observed a high prevalence of HR using both methods. Observers’ agreement for the
diagnosis and determination of the severity of HR was better with angiography. In our sample,
there was no association of the severity of HR with other target organ damages. (Arq Bras
Cardiol 2010; 95(2): 215-222)

4
I. APAKAH HASIL DALAM ARTIKEL INI VALID?
A. Petunjuk Primer
1. Adakah perbandingan yang dilakukan secara independent dan blind terhadap suatu
standar rujukan?
Dependent

Blind

2. Apakah sampel pasien mencakup seluruh spektrum yang sesuai dengan setting praktek
klinis dimana uji diagnostik tersebut akan diaplikasikan?

5
B. Petunjuk sekunder
1. Apakah hasil tes yang sedang dievaluasi mempengaruhi keputusan untuk menjalankan
standar rujukan?

2. Apakah metoda untuk melaksanakan tes tersebut dideskripsikan cukup rinci untuk dapat
dilakukan replikasi?

6
II. APA HASILNYA?

7
1. Apakah likelihood ratio hasil tes atau data yang dibutuhkan untuk penghitungannya
ditampilkan?

a) Oftalmoskop

Berdasarkan Observer 1

  YA TIDAK TOTAL
YA 0 22 22
TIDAK 11 73 84
TOTA
L 11 95 106

a 0 0
Sensitivitas = = = =0
a+c 0+10 10

d 73 73
Spesifisitas = = = =0,81
b+d 22+73 95

a 1
a+ c 1+ 10 0,09
LR positif = = = =0,41
b 21 0,22
b+ d 21+ 74

c 10
a+ c 1+ 10 0,91
LR negatif = = = =1,17
d 74 0,78
b+ d 21+ 74

8
a 1 1
Positive Predictive Value (PPV) = = = =0,05
a+b 1+21 22

d 74 74
Negative Predictive Value (NPV) = = = =0,88
c+ d 10+74 84

a+c 1+10 11
Pretest Probablity (PP) = = = =0,10
a+b+ c+ d 1+21+10+74 106

Berdasarkan Observer II

TIDA TOTA
  YA K L
YA 1 21 22
TIDAK 10 74 84
TOTA
L 11 95 106

a 1 1
Sensitivitas = = = =0,09
a+c 1+ 10 11

d 74 74
Spesifisitas = = = =0,81
b+d 21+74 95

a 1
a+ c 1+ 10 0,09
LR positif = = = =0,41
b 21 0,22
b+ d 21+ 74

c 10
a+ c 1+ 10 0,91
LR negatif = = = =1,17
d 74 0,78
b+ d 21+ 74

a 1 1
Positive Predictive Value (PPV) = = = =0,05
a+b 1+21 22

d 74 74
Negative Predictive Value (NPV) = = = =0,88
c+ d 10+74 84

a+c 1+10 11
Pretest Probablity (PP) = = = =0,10
a+b+ c+ d 1+21+10+74 106

9
b) Angiografi

Berdasarkan Observer I

TIDA TOTA
  YA K L
YA 1 21 22
TIDAK 10 74 84
TOTA
L 11 95 106

a 1 1
Sensitivitas = = = =0,09
a+c 1+ 10 11

d 74 74
Spesifisitas = = = =0,81
b+d 21+74 95

a 1
a+ c 1+ 10 0,09
LR positif = = = =0,41
b 21 0,22
b+ d 21+ 74

c 10
a+ c 1+ 10 0,91
LR negatif = = = =1,17
d 74 0,78
b+ d 21+ 74

a 1 1
Positive Predictive Value (PPV) = = = =0,05
a+b 1+21 22

d 74 74
Negative Predictive Value (NPV) = = = =0,88
c+ d 10+74 84

a+c 1+10 11
Pretest Probablity (PP) = = = =0,10
a+b+ c+ d 1+21+10+74 106

Berdasarkan Observer II

  YA TIDA TOTA

10
K L
YA 1 21 22
TIDAK 10 74 84
TOTA
L 11 95 106

a 1 1
Sensitivitas = = = =0,09
a+c 1+ 10 11

d 74 74
Spesifisitas = = = =0,81
b+d 21+74 95

a 1
a+ c 1+ 10 0,09
LR positif = = = =0,41
b 21 0,22
b+ d 21+ 74

c 10
a+ c 1+ 10 0,91
LR negatif = = = =1,17
d 74 0,78
b+ d 21+ 74

a 1 1
Positive Predictive Value (PPV) = = = =0,05
a+b 1+21 22

d 74 74
Negative Predictive Value (NPV) = = = =0,88
c+ d 10+74 84

a+c 1+10 11
Pretest Probablity (PP) = = = =0,10
a+b+ c+ d 1+21+10+74 106

APAKAH HASIL PENELITIAN INI DAPAT DIAPLIKASIKAN?

1. Apakah pasien dalam penelitian tersebut serupa dengan pasien saya?


Ya, karena pada pasien saya tidak ada 4 karakteristik yang dihilangkan dalam penelitian ini.

2. Apakah hasil tersebut membantu memilih atau menghindari terapi tertentu?


Ya, dengan ini kita akan bisa lebih mengutamakan angiografi untuk mendeteksi daripada
direk oftalmoskop.

3. Apakah hasilnya membantu dalam memberikan konseling kepada pasien saya?


Ya, dengan penelitian ini kita bisa tahu keefektivitasan angiografi dalam mendeteksi HR.
11
12

Anda mungkin juga menyukai