1 SM
1 SM
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dosis kompos jerami yang tepat
untuk mensubstitusi pupuk NPK pada pertumbuhan dan produksi padi sistem
IPAT-BO dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5
perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan terdiri dari I1=0% kompos jerami dan 100%
pupuk NPK, I2=25% kompos jerami dan 75% pupuk NPK, I3 =50% kompos jerami
dan 50% pupuk NPK; I4=75% kompos jerami dan 25% pupuk NPK dan I5=100 %
kompos jerami dan 0 % pupuk NPK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemupukan kompos jerami dan pupuk NPK berpengaruh nyata meningkatkan
pertumbuhan padi sawah yang meliputi rata-rata tinggi tanaman dan jumlah
anakan, namun tidak berpengaruh nyata pada produksi. Rata-rata tinggi tanaman
tertinggi pada perlakuan I1 , I5, I3 dan I2 masing-masing 102,28 cm; 101,40 cm;
101,20 cm dan 100,28 cm. Jumlah anakan per rumpun terbanyak pada perlakuan
I3 dan I1 masing-masing 33,48 anakan/rumpun dan 32,93 anakan/rumpun.
Kata kunci : kompos jerami, IPAT-BO, padi,pupuk NPK
Abstract
gabah telah menguning dan daun jerami yang sangat diperlukan dalam
bendera telah mengering, dan proses pertumbuhan tanaman. Dosis
kerontokan gabah sekitar 16-30%. 75% (7,5 ton h-1) kompos jerami
Variabel yang diamati dalam belum mencukupi kebutuhan
penelitian ini adalah pengamatan tanaman akan unsur N meskipun
pada saat panen yang meliputi tinggi dikombinasikan dengan
tanaman (diukur dari permukaan penambahan 25% NPK pada
tanah sampai ujung malai), jumlah perlakuan I4.
anakan, jumlah anakan produktif,
panjang malai dan jumlah bulir per Tabel 3. Rata-rata pertumbuhan
malai yang diamati dari 10 rumpun tinggi tanaman saat
contoh yang ditentukan secara acak panen
pada setiap petak percobaan; jumlah Perlakuan Tinggi Notasi
gabah berisi yaitu rata-rata jumlah Tanaman
gabah berisi per malai yang terdapat ... cm ...
pada 10 rumpun contoh yang diambil I1 102,28 a
secara acak dari setiap petak I5 101,40 a
percobaan; bobot 1000 butir gabah I3 101,20 a
isi; hasil panen (produktivitas) secara I2 100,28 a
ubinan (timbangan hasil plot ubinan I4 91,83 b
2,5 x 2,5 m). Data penelitian dari BNT (0,05) 6,18
semua variabel pengamatan
dianalisis dengan analisis sidik Jumlah Anakan
ragam (ANOVA) dan jika terdapat Hasil analisis sidik ragam
perbedaan diantara perlakuan menunjukkan jumlah total anakan per
dilanjutkan dengan uji BNT 5%. rumpun tanaman padi sawah pada
perlakuan I3 berbeda nyata dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN perlakuan I4 dan I2. Jumlah total
Tinggi Tanaman anakan per rumpun pada I2 berbeda
Hasil analisis sidik ragam nyata dengan perlakuan I3 dan I1
menunjukkan bahwa rata-rata (Tabel 4).
pertumbuhan tinggi tanaman padi Berdasarkan hasil uji BNT
sawah pada saat panen berbeda (0,05) diperoleh bahwa pengaruh
nyata. Perlakuan I4 dengan pemberian kompos jerami 50% dan
kombinasi pemupukan kompos NPK 50% pada perlakuan I3
jerami 75% dan NPK 25% menghasilkan rata-rata jumlah
menunjukkan hasil yang lebih rendah anakan padi sawah yang paling
daripada perlakuan yang lain. Tinggi banyak yaitu 33,48 anakan/rumpun
tanaman padi saat panen tertinggi diikuti perlakuan I1, I5, I4 dan yang
adalah pada perlakuan I1 yaitu terendah adalah pada perlakuan I2
102,275 cm yang diperoleh dari yaitu 91,83 anakan/rumpun. Hal ini
perlakuan 100% NPK dan 0% diakibatkan ketersediaan unsur hara
kompos jerami diikuti dengan terutama unsur N pada perlakukan I3
perlakuan I5 , I3, I2 dan yang terendah dan I2 mencukupi dalam proses
adalah pada perlakuan I4. pertumbuhan tanaman. Unsur N bagi
Berdasarkan hasil uji BNT tanaman padi merupakan unsur
(0,05) diperoleh data bahwa pengaruh penyusun asam amino, asam nukleat
pemberian kompos jerami 75% dan dan klorofil yang penting bagi
NPK 25% pada perlakuan I4 tanaman padi dalam mempercepat
menghasilkan rata-rata pertumbuhan pertumbuhan (pertambahan tinggi
tinggi tanaman yang paling rendah dan jumlah anakan) dan
yaitu 91,83 cm hal ini disebabkan meningkatkan ukuran daun, jumlah
terjadinya mobilisasi unsur N oleh
74 JURNAL BIOSLOGOS, AGUSTUS 2015, VOL. 5 NOMOR 2
tanaman. Pada tanah asam juga 97 hst atau lebih cepat 19-28 hari dari
terdapat kandungan unsur hara mikro deskripsi umur padi Ciherang. Hasil
seperti Zn (seng), Cu (tembaga) dan ini sesuai dengan hasil penelitian
Co (kobalt) juga tinggi sehingga Simarmata dan Joy (2010) yang
dapat meracuni tanaman (Kurnianti, menyatakan bahwa keunggulan dari
2013). Selain pengapuran dengan IPAT-BO adalah hemat air, hemat
pemberian dolomit, pengelolaan air bibit, hemat pupuk, hemat pestisida
juga sangat dibutuhkan dalam dan panen lebih awal.
menetralkan pH terutama dalam Lahan penelitian yang
pencucian bahan-bahan beracun digunakan juga merupakan lahan
(Suriadikarta 2005). yang baru untuk penerapan pupuk
Terjadi serangan hama organik. Hasil penelitian Amrah
penyakit yaitu pada saat tanaman (2008) menunjukkan aplikasi bahan
padi berumur 26 hst terserang organik berupa jerami saja dapat
penyakit bercak daun cercospora dan memberikan hasil gabah yang tidak
blas. Dari hasil penelitian Suprihanto berbeda jika dibandingkan dengan
dkk (2008) dilaporkan bahwa varietas jerami yang dikombinasikan dengan
ciherang rentan terhadap serangan pupuk anorganik pada musim tanam
penyakit bercak daun cercospora ke-9. Hasil penelitian Tualar dan Joy
dibandingkan varietas lainnya. (2010) menunjukkan aplikasi kompos
Curah hujan yang cukup jerami selama 4-6 musim tanam
tinggi pada awal penelitian mampu meningkatkan kesehatan
menyebabkan cepat berkembangnya tanah dan meningkatkan
jamur Pyricularia grisea penyebab produktivitas padi sekitar 25%.
penyakit blas yang dapat menginfeksi Sedangkan dari hasil penelitian dari
pada semua fase pertumbuhan. Ningtias dan Suharjanto (2012)
Pada fase generatif jamur ini akan diperoleh bahwa pertumbuhan
berkembang pada tangkai/leher tanaman padi tidak menunjukkan
malai yang disebut blas leher perbedaan yang nyata pada
sehingga mempengaruhi proses pelaksanaan penelitian sitem
pengisian gabah yang budidaya IPAT-BO dengan perlakuan
mengakibatkan banyak terdapat bulir jumlah bibit dikarenakan
gabah hampa. Faktor lain yang dapat pertumbuhan tanaman dipengaruhi
menyebabkan blas adalah kondisi kondisi lingkungan yaitu media tanam
aerobik dan sumber inokulumnya dan iklim.
adalah jerami (Balai Besar Penelitian Penelitian selanjutnya
Tanaman Padi 2015). sebaiknya dilakukan kajian lebih
Serangan hama juga terjadi mendalam tentang pengolahan
pada saat tanaman padi berumur 41 kompos jerami dengan dicacah lebih
hst dimana tanaman terserang hama dahulu sehingga jerami dapat cepat
kepinding tanah. Curah hujan pada terurai secara sempurna, sehingga
saat itu juga cukup tinggi yaitu 151,5 unsur hara dapat tersedia bagi
mm3. Sistem budidaya dengan pertumbuhan dan produksi tanaman.
menggunakan IPAT-BO yang tidak
menggenangi lahan menyebabkan KESIMPULAN
hama kepinding tanah masuk dan Pemupukan dengan kompos
menyerang sampai pada perakaran jerami dan pupuk NPK berpengaruh
tanaman padi sawah. nyata pada pertumbuhan tanaman
Meskipun demikian sistem padi sawah yang meliputi rata-rata
budidaya IPAT-BO menunjukkan tinggi tanaman dan jumlah anakan,
waktu panen yang lebih cepat. tetapi tidak berpengaruh nyata pada
Varietas padi Ciherang pada produksi.
penelitian ini dipanen saat berumur
Kadengkang dkk., Kajian ..…. 77