Anda di halaman 1dari 4

Materi Sejarah

1. Latar Belakang Sumpah Pemuda


Dikutip dari situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, latar belakang
terjadinya Sumpah Pemuda karena beberapa faktor antara lain:
 Politik Etis Belanda
Berbagai kebijakan pemerintah kolonial Belanda justru mengakibatkan
kemiskinan dan penderitaan rakyat di nusantara. Kebijakan pemerintah
kolonial Belanda mendapatkan kritik keras dari politikus dan intelektual
Belanda, salah satunya adalah CH Van Deventer. Kritik dari politikus dan
kaum intelektual Belanda mendapatkan perhatian dari pemerintah Belanda.
Kemudian dikeluarkan kebijakan balas budi yang disebut Politik Etis. Politik
Etis adalah kebijakan balas budi yang dibuat oleh pemerintah Belanda untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat yang dikenal dengan Politik Etis. Politik
Etis ini menyasar balas budi dalam tiga bidang yaitu pendidikan (edukasi),
pertanian (irigasi) dan perpindahan penduduk (transmigrasi atau emigrasi).
Bidang pendidikan membuka wawasan bagi kaum muda terpelajar. Kaum
muda terpelajar adalah golongan baru yang membawa ide-ide pada kesadaran
kebangsaan. Dalam membentuk suatu ideologi kebangsaan, hal penting yang
menghubungkan para kaum terpelajar adalah sarana komunikasi dan
transportasi. Kaum muda terpelajar ini memelopori lahirnya kebangkitan
nasional di Indonesia.
 Berkembangnya pers
Berkembangnya pers atau media cetak telah menggerakkan ide-ide kemajuan.
Sehingga lebih memacu berkembangnya ideologi dan pergerakan kebangsaan.
Adanya surat kabar-surat kabar yang sudah terbit saat itu mempercapat
berkembangnya semangat nasionalisme di kalangan bangsa Indonesia.
Beberapa surat kabar pada awal abad ke-20 itu antara lain Pemberitaan
Betawi, Pewarta Prijaji, Djawi Kanda, Retnodhoemillah, Sinar Djawa, Tjahaja
Timoer, Pewarta Hindia dan lainnya.
 Kemunculan berbagai organisasi kepemudaan
Pada perkembangan fase kebangkita nasional ditandai dengan mulai
berkembangnya berbagai organisasi pergerakan yang mengusung ideologi
kemajuan dan kebangsaan bahkan juga politik untuk pembebasan rakyat dari
penjajahan. Berbagai organisasi yang berkembang di era kebangkitan nasional
berdasarkan corak atau sifat yang berbeda-beda. Akan tetapi berbagai
organisasi pergerakan nasional tersebut belum mampu menciptakan persatuan
yang kooh untuk bersama-sama melawan penjajah. Sebab masih memikirkan
bagaimana organisasinya berkembang. Kondisi tersebut menjadi pemikiran
serius dari kalangan pemuda untuk mewujudkan gerakan persatuan dan
kesatuan di antara berbagai organisasi. Beberapa organisasi pemuda pada
masa pergerakan nasional yaitu Boedi Oetomo, Sarekat Islam, Indische Partij,
Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Perkumpulan Politik Katolik Jawi, Taman
Siswa dan lainnya.
Berbagai faktor latar belakang tersebut menyebabkan berkembangnya masa
pergerakan kebangsaan, suatu periode yang sangat penting dalam sejarah perjuangan
bangsa. Dalam periode pergerakan kebangsaan ini telah terjadi peristiwa yang sangat
penting dan monumental yaitu peristiwa Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda adalah
puncak (klimaks) dari sebuah perjuangan untuk mempersatukan seluruh bangsa
menuju cita-cita kemerdekaan Indonesia.
2. Bagaimana Sumpah Pemuda Menjadi Tonggak Persatuan dan kesatuan?
Sumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan
Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk menegaskan cita-cita
berdirinya negara Indonesia.

Sumpah pemuda menjadi pondasi terbentuknya semangat persatuan bangsa Indonesia


yang pada kala itu masih dikuasai oleh penjajah sehingga perlu adanya suatu
formulasi mengenai persatuan bangsa dan menumbuhkan rasa nasionalisme cinta
indonesia yang kuat untuk meraih kebebasan dari belenggu kolonialisme. semangat
para pemuda pada masa itulah yang akhirnya membawa bangsa Indonesia meraih
kemerdekaannya. Karena keberadaan Sumpah Pemuda merupakan batu pijakan bagi
bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan.

Yang dimaksud dengan "Sumpah Pemuda" adalah keputusan Kongres Pemuda Kedua


yang diselenggarakan dua hari, 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta). Keputusan
ini menegaskan cita-cita akan ada "tanah air Indonesia", "bangsa Indonesia", dan
"bahasa Indonesia". Keputusan ini juga diharapkan menjadi asas bagi setiap
"perkumpulan kebangsaan Indonesia" dan agar "disiarkan dalam berbagai surat kabar
dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan".

Istilah "Sumpah Pemuda" sendiri tidak muncul dalam putusan kongres tersebut,
melainkan diberikan setelahnya.[2] Berikut ini adalah bunyi tiga keputusan kongres
tersebut sebagaimana tercantum pada prasasti di dinding Museum Sumpah Pemuda[3].
Pertama:
Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah
Indonesia.
Kedoea:
Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.
Ketiga:
Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa
Indonesia.

Sumpah Pemuda hadir sebagai fakta paling otentik, bagaimana Indonesia yang begitu
beragam, disatukan dalam satu kesadaran sebagai satu bangsa. Ada tiga hal penting
terdapat di dalamnya yaitu tanah air, bangsa, dan bahasa. Tiga hal yang menekankan
meskipun kita memiliki perbedaan, misalnya suku, tetapi kita memiliki rasa persatuan
yang sama yaitu tanah air, bangsa, dan bahasa Indonesia. Tiga hal ini yang mengikat
dan mempersatukan kita. Sehingga dari hasil itu, tertanam rasa kesatuan rakyat
Indonesia yang berpengaruh terhadap perebutan Kemerdekaan Republik Indonesia
dari tangan penjajah. Semangat Indonesia untuk semua, yang melintasi paham suku,
agama, etnisitas, gender, dan status sosial adalah fondasi yang paling penting bagi
kokohnya Indonesia Raya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke.
Sumpah Pemuda merupakan tonggak sejarah yang penting bagi berdirinya NKRI
(Negara Kesatuan Republik Indonesia) Karena sumpah pemuda merupakan awal mula
terbentuknya organisasi-organisasi bersifat nasionalisme, yang pada awalnya lebih
cenderung bersifat kedaerahan. Dan sumpah pemuda juga merupakan pembuktian
bahwa kita semua adalah satu, satu bangsa, satu tanah air dan satu bahasa. Oleh
karena itu bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa yang tetap
digunakan hingga saat ini. Kesimpulannya, kenapa sumpah pemuda begitu penting hal
ini dikarenakan sumpah pemuda merupakan tolak ukur terbentuknya rasa persatuan
dan kesatuan bagi seluruh rakyat Indonesia.

3. Penguatan Jati Diri Keindonesiaan sebagai Implikasi Semangat Sumpah


Pemuda
Sumpah pemuda memiliki makna yang strategis dalam rangka untuk mengembangkan
rasa persatuan dan proses jati diri bangsa.
1) Politik untuk Kesejahteraan dan Kejayaan
Keberhasilan Kongres Pemuda Indonesia Kedua yang melahirkan Sumpah
Pemuda membuat perempuan Indonesia ikut berbakti pada bangsa dan negara.
Berbagai organisasi perempuan Indonesia pada tanggal 22-25 Desember 1928
di Pendopo Joyodipura, Yogyakarta menyelenggarakan Kongres Perempuan
Pertama yang di pimpin oleh Nyonya R.A. Sukanto.
Kongres tersebut menghasilkan organisasi Perserikatan Perempuan Indonesia
(PPI) yang mana pada tahun 1929 namanya berubah menjadi Perserikatan
Perhimpunan Istri Indonesia (PPII). Kongres Perempuan Pertama besar
pengaruhnya dalam membentuk identitas kebangsaan sebagai berikut :
o Kongres Perempuan Pertama merupakan kebangkitan kesadaran
nasional di kalangan perempuan.
o Kongres Perempuan Pertama membuka kesadaran kaum perempuan
untuk ikut berjuang dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, sosial,
ekonomi, politik, dan lain-lain.
2) Pemuda yang Berpolitik
Hasil fusi organisasi pemuda melahirkan “Indonesia Muda” pada tahun 1931.
Pemerintah kolonial melarang aktivitas Indonesia Muda dalam politik.
Namun, tekanan itu disiasati oleh anggota Indonesia Muda dengan membentuk
organisasi lain. Seperti PNI baru di Malang mendirikan Suluh Pemuda
Indonesia (Marhaen), Partindo di Yogyakarta mendirikan Persatuan Pemuda
Rakyat Indonesia (Perpri), dan lain-lain. Kegiatan kepanduan (pramuka) juga
diselenggarakan dengan mengambil asas-asas kepanduan dunia. Dari kegiatan
kepanduan ini tumbuh semangat patriotisme dan nasionalisme. Dalam hal
kepanduan ini muncul kepanduan dari Jong Java dan Pemuda Sumatra.
3) Nasionalisme yang Revolusioner
Kepemimpinan dan cita-cita Ir. Soekarno dalam hal mencapai Indonesia
merdeka sangat menggelora. Tak luput juga semua penderitaan yang di
alaminya tidak mengendorkan semangat juangnya untuk mencapai Indonesia
merdeka. Pidato pembelaan bung karno “Indonesia Menggugat” telah ikut
membangun kesadaran tentang dampak penjajahan imperialisme modern yang
akan membawa kesengsaraan dan penderitaan rakyat. Oleh karena itu, setiap
organisasi dan partai yang berjiwa kemerdekaan akan menolak dan melakukan
perlawanan terhadap kekejaman penjajah dan imperialisme.
4) Perjuangan di Volksraad
Kata “volksraad” berasal dari bahasa Belanda, artinya Dewan Rakyat, yaitu
semacam Dewan Perwakilan Rakyat Hindia-Belanda. Volksraad yang
disetujui pembentukannya pada 16 Desember 1916, tetapi terlaksan 18 Mei
1918 oleh Gubernur Jenderal van Limburgstirum. Untuk melanjutkan
perjuangan setelah pimpinan PNI ditangkap dibentuklah fraksi baru dalam
volksraad yang bernama Fraksi Nasional, pada Januari 1930 di Jakarta. Fraksi
itu diketuai oleh Muhammad Husni Tamrin yang beranggotakan 10 orang dari
Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Tujuan dari organisasi itu adalah menjamin
kemerdekaan Indonesia dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
5) Akhir Pemerintahan Kolonial Hindia Belanda di Indonesia
Tanda-tanda runtuhnya pemerintahan Hindia Belanda semakin menguat ketika
berkobar Perang Dunia II di Eropa yang ditandai dengan penyerbuan Jerman
atas Polandia pada tanggal 1 September 1939, kemudian Jerman yang pada
saat itu dipimpin oleh Hitler menyerbu negeri Belanda pada tanggal 10 Mei
1940 yang menyebabkan pemerintah Belanda lari ke pengasingan ke London.
Pada 8 Maret 1942, pihak Belanda di Jawa menyerah dan Gubernur Jenderal
Hindia Belanda Tjarda van Starkenborgh Stachouwer ditawan oleh pihak
Jepang. Dengan demikian, bukan saja de facto, melainkan juga de jure,
seluruh wilayah bekas Hindia Belanda sejak itu berada di bawah kekuasaan
dan administrasi Jepang. Berakhirlah kekuasaan Hindia Belanda di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai