Anda di halaman 1dari 35

Direktorat Peraturan Perpajakan I

PMK-231/PMK.03/2019
Tata Cara Pendaftaran & Penghapusan NPWP, Pengukuhan &
Pencabutan Pengukuhan PKP, serta Pemotongan &/ Pemungutan,
Penyetoran, & Pelaporan Pajak Bagi Instansi Pemerintah
LATAR BELAKANG

Kondisi Database Masterfile NPWP Bendahara Pemerintah

Kondisi Pemenuhan Kewajiban Bendahara


Hitung Bayar Lapor

Kondisi Pengawasan Kepatuhan Bendahara

Kondisi Existing Regulasi Bendahara

Pembenahan MFWP REKOMENDASI KEBIJAKAN


No. Keterangan Jumlah
1 Jumlah Satker APBN (DJPb) 36,167
2 Jumlah Satker APBD (DJPK) 29,500 eskalasi
3 Jumlah Desa (Penerima 74,953
Dana Desa)
Jumlah Bendahara Seharusnya? 140,620 NPWP Instansi
NPWP Bendahara Pemerintah
Jumlah Bendahara MFWP 400,663
Pemerintah
DASAR HUKUM

UU KUP
• Pasal 2 ayat (5): Tata cara pendaftaran & penghapusan NPWP,
pengukuhan & pencabutan PKP
• Pasal 3 ayat (3c): Batas waktu & tata cara pelaporan
• Pasal 9 ayat (1): Jatuh tempo pembayaran & penyetoran

UU PPh
• Pasal 21 ayat (8): Pemotongan PPh sehubungan pekerjaan,
jasa, atau kegiatan
• Pasal 22 ayat (2): pemungutan PPh sehubungan pembayaran
atas penyerahan barang

UU PPN
• Pasal 16A ayat (2): Tata cara pemungutan, penyetoran, &
pelaporan PPN oleh pemungut PPN
POKOK PENGATURAN
regelling
UU KUP, UU PPh, UU PPN
• “Tata cara pendaftaran NPWP & pengukuhan PKP
diatur dengan PMK”
• “Tata cara pemungutan, penyetoran, dan
pelaporan pajak oleh pemotong/pemungut diatur
dengan PMK”

PMK No. 231/PMK.03/2019

KETENTUAN FORMAL KETENTUAN MATERIAL

1 Syarat Formal NPWP & PKP a Kewajiban Potput PPh atas Belanja
Pemerintah
2 Tata Cara &
Jangka Waktu Penyetoran b Kewajiban Pemungutan PPN atas
Belanja Pemerintah
3 Tata Cara &
Jangka Waktu Pelaporan c Kewajiban Pemungutan PPN atas
Pendapatan Pemerintah
DEFINISI

Pasal 1 angka 9 PMK No. 231/PMK.03/2019


“Instansi Pemerintah adalah instansi pemerintah pusat, instansi pemerintah daerah, dan instansi
pemerintah desa, yang melaksanakan kegiatan pemerintahan serta memiliki kewenangan dan
tanggung jawab penggunaan anggaran.”

INSTANSI PEMERINTAH

INSTANSI INSTANSI INSTANSI


PEMERINTAH PUSAT PEMERINTAH DAERAH PEMERINTAH DESA

yang wajib menyelenggarakan akuntansi dan menyusun


laporan keuangan sesuai standar akuntansi pemerintahan
NPWP

Wajib mendaftarkan diri pada KPP atau KP2KP yang


INSTANSI PEMERINTAH wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan Instansi
Pemerintah menurut keadaan yang sebenarnya.

dilakukan oleh:
kepala Instansi Pemerintah Pusat, KPA, atau pejabat
yang melaksanakan fungsi tata usaha keuangan
Pusat

kepala Instansi Pemerintah Daerah atau pejabat yang


melaksanakan fungsi tata usaha keuangan
Daerah

kepala desa atau perangkat desa yang melaksanakan


pengelolaan keuangan desa berdasarkan keputusan
Desa kepala desa

Diberikan NPWP di tempat NPWP digunakan oleh


kedudukan dan tidak PA/KPA, PPSPM, Bendahara,
terdapat NPWP cabang atau Kaur Keuangan
POIN KRITIS NPWP

1 1 1
DIPA Kode NPWP Instansi
Satuan Kerja/Wilayah Pemerintah

Dalam suatu unit organisasi pada Kementerian Negara/Lembaga/Pemerintah


Daerah, dapat diberikan lebih dari satu NPWP sesuai dengan jumlah Satuan
Kerja (Satker) pada unit organisasi tersebut.
NPWP Dokumen persyaratan:

PENDAFTARAN
fotokopi dokumen penunjukan sebagai:
• kepala Instansi Pemerintah Pusat; KPA, atau pejabat yang
melaksanakan fungsi tata usaha keuangan
• kepala Instansi Pemerintah Daerah; atau pejabat yang
melaksanakan fungsi tata usaha keuangan
• kepala desa atau perangkat desa yang melaksanakan
pengelolaan keuangan desa berdasarkan keputusan kepala
desa
fotokopi dokumen identitas diri orang pribadi yang ditunjuk

fotokopi dokumen penunjukan Bendahara Pengeluaran,


Bendahara Penerimaan, dan/atau Kepala Urusan Keuangan Desa
fotokopi identitas diri orang pribadi yang ditunjuk
CONTOH
PENDAFTARAN NPWP

Direktorat Jenderal A merupakan Instansi Pemerintah Pusat.


Direktorat Jenderal A dipimpin oleh Direktur Jenderal A. Direktur
Jenderal A memberikan kuasa kepada Sekretaris Direktorat Jenderal A
sebagai Kuasa Pengguna Anggaran. Dalam melaksanakan pengelolaan
anggaran, Sekretaris Direktorat Jenderal A dibantu Kepala Bagian
Keuangan. Oleh karena itu, pendaftaran Direktorat Jenderal A untuk
memperoleh NPWP Instansi Pemerintah dapat dilakukan oleh:
a. Direktur Jenderal A selaku Kepala Instansi Pemerintah Pusat;
b. Sekretaris Direktorat Jenderal A selaku Kuasa Pengguna Anggaran;
atau
c. Kepala Bagian Keuangan selaku pejabat yang melaksanakan fungsi
tata usaha keuangan.
PKP

melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP kecuali


INSTANSI
pengusaha kecil, wajib melaporkan usahanya
PEMERINTAH
untuk dikukuhkan sebagai PKP
PMK-197/PMK.03/2013
Self
Instansi Assesment Sertifikat
Pemerintah Penyerahan >4,8 M Elektronik
sesuai ketentuan
perpajakan

PKP

Dalam hal tempat kedudukan dan tempat kegiatan usaha Instansi


Pemerintah tidak berada di wilayah kerja KPP yang sama, maka Instansi
Pemerintah wajib melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP pada
KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat kedudukan Instansi Pemerintah
PERMOHONAN LAIN &
PENGHAPUSAN NPWP

PERMOHONAN LAIN PENGHAPUSAN NPWP

Dilikuidasi PMK-48 Tahun 2017


Dapat dilakukan secara tentang Likuidasi Entitas
jabatan Akuntansi pada K/L
Instansi
Pemerintah 1 Tidak lagi beroperasi
1 Perubahan data
2
2 Pembubaran
Pemindahan tempat terdaftar karena penggabungan
3 3
Penetapan sebagai WP Non-Efektif Tidak mendapat alokasi anggaran

4
Sebab lain

Disampaikan oleh penanggung jawab


proses likuidasi dan dilampiri dengan LK
KEWAJIBAN PPh

Instansi
Pemerintah

Wajib memotong/memungut atas setiap Harus membuat bukti


pembayaran yang merupakan objek potput pemotongan/pemungutan PPh

dapat berupa:
Pasal 4(2) Pasal 22
• BPN
• Bukti pemotongan atau
Pasal 15 Pasal 23 pemungutan sesuai
ketentuan perpajakan; atau
• Dokumen tertentu yang
dipersamakan dengan bukti
Pasal 21 Pasal 26 potong PPh.
KEWAJIBAN PPh

PPh Pasal 4(2) Pemotongan atas penghasilan yang dibayarkan kepada pihak lain atas:

Persewaan tanah dan/bangunan Hadiah undian

Pengalihan hak atas tanah Pembelian barang/jasa dari WP


dan/bangunan WP yg memiliki dan
menyerahkan fotokopi Surat
Usaha jasa konstruksi
Keterangan berdasarkan PP23
TIDAK DILAKUKAN PEMOTONGAN ATAS: PP23/2018

Persewaan tanah dan/bangunan kepada penyedia jasa


pelayanan penginapan beserta akomodasinya PP34/2017

pengalihan tanah dan/bangunan oleh:


a. OP dg penghasilan di bawah PTKP, dengan nilai
pengalihan kurang dari Rp60.000.000,00.
b. OP/Badan dalam rangka BGS/BSG/pemanfaatan BMN
c. OP/Badan yang bukan subjek pajak PP34/2016
Contoh Pemotongan
PPh Pasal 4(2)

Contoh penghitungan dan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) pembelian


barang atau penggunaan jasa dari Wajib Pajak yang memiliki Surat
Keterangan PP23:

Instansi Pemerintah Provinsi N melakukan pembelian alat tulis kantor


senilai Rp5.000.000,00 belum termasuk PPN dari Tuan A.
a. Jika Tuan A menyerahkan fotokopi Surat Keterangan, Instansi
Pemerintah Provinsi N memotong PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar
0,5% x Rp5.000.000,00 = Rp25.000,00; dan
b. Jika Tuan A tidak menyerahkan fotokopi Surat Keterangan,
Instansi Pemerintah Provinsi N memungut PPh Pasal 22 sebesar
1,5% x Rp5.000.000,00 = Rp75.000,00.
KEWAJIBAN PPh

Pemotongan kepada WP
PPh Pasal 15
tertentu atas imbalan:

Jasa pelayaran dalam negeri

Jasa penerbangan dalam negeri

Jasa pelayaran dan/atau


penerbangan luar negeri
Contoh Pemotongan
PPh Pasal 15

Instansi Pemerintah Kabupaten X menyewa kapal beserta awak


kapal dari Perusahaan Y (Perusahaan Pelayaran Indonesia, dibuktikan
dengan kepemilikan Surat Izin Usaha Perusahaan Angkutan
Laut/SIUPAL) untuk mengangkut pegawai Instansi Pemerintah
Kabupaten X dan/atau barang dari pelabuhan di Indonesia ke
pelabuhan lain di Indonesia senilai Rp30.000.000,00. Pada saat
pembayaran atau terutangnya imbalan atau nilai pengganti, Instansi
Pemerintah Kabupaten X memotong PPh Pasal 15 sebesar 1,2% x
Rp30.000.000,00 = Rp360.000,00.
KEWAJIBAN PPh

PPh Pasal 21

Pemotongan atas penghasilan sehubungan dg pekerjaan,


jasa, kegiatan kepada WP OP dalam negeri:

Tidak Dilakukan Pemotongan Atas:

PP23/2018
Pembayaran kepada WP yg memiliki dan menyerahkan
fotokopi Surat Keterangan berdasarkan PP23

Pembayaran kepada WP yg dapat menyerahkan


fotokopi Surat Keterangan Bebas Potput
Contoh Pemotongan
PPh Pasal 21

Contoh Penghitungan PPh Pasal 21 untuk Honorarium atau Imbalan


Lain

Nyonya W adalah PNS golongan IV/a, pada bulan Maret 2021


menerima hononarium tim “Peningkatan Mutu Pelayanan” yang
dibentuk oleh Instansi Pemerintahan (KIP) A yang sumber dananya
berasal dari APBN sebesar Rp 2.300.000,00. Bagaimanakah
pemotongan pajak atas hononarium yang diterima oleh anggota tim
tersebut?
PPh Pasal 21 Final yang terutang:
15% x Rp 2.300.000,00 = Rp 345.000,00.
KEWAJIBAN PPh

PPh Pasal 22

Pemungutan sehubungan dengan pembayaran


atas pembelian barang

Tidak Dilakukan Pemungutan Atas Pembayaran:

1. jumlahnya paling banyak Rp2.000.000,00 4. Untuk pembelian barang dg dana BOS


tidak termasuk PPN dan bukan
merupakan pembayaran yang dipecah
5. Untuk pembelian gabah dan/atau
beras
2. dengan Kartu Kredit Pemerintah PP23/2018
Untuk pembelian barang dari WP yg
6. memiliki dan menyerahkan fotokopi
Untuk pembelian BBM, BBG, pelumas, Surat Keterangan berdasarkan PP23
3. benda pos serta untuk pemakaian air &
listrik Untuk pembelian barang dari WP
7. dengan SKB Potput
Contoh Pemungutan
PPh Pasal 22

Instansi Pemerintah X melakukan pembelian alat tulis kantor secara


tunai senilai Rp5.000.000,00 dari Tuan A (tidak memiliki Surat
Keterangan PPh berdasarkan Peraturan Pemerintah yang mengatur
tentang PPh atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu). Instansi
Pemerintah X memungut PPh Pasal 22 Tuan A sebesar 1,5% x
Rp5.000.000,00 = Rp75.000,00.
KEWAJIBAN PPh

PPh Pasal 23

pemotongan atas penghasilan yang dibayarkan,


disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh
tempo pembayarannya kepada Wajib Pajak Tidak Dilakukan Pemotongan atas :
dalam negeri atau Bentuk Usaha Tetap berupa:

Bunga termasuk premium, diskonto, dan


1. Dibayarkan atau terutang kepada bank

imbalan karena jaminan pengembalian 2. sewa sehubungan dengan sewa guna usaha
utang dengan hak opsi
royalti
3. terutang kepada badan usaha atas jasa keuangan
yang berfungsi sebagai penyalur pinjaman
Hadiah, penghargaan, bonus, dan
sejenisnya selain yang telah dipotong
dan/atau pembiayaan
PPh Pasal 21
4. jasa yang telah dikenai PPh yang bersifat final
Sewa dan penghasilan lain sehubungan
dengan penggunaan harta, kecuali
yang telah dikenai PPh Pasal 4 ayat (2)
5. jasa dari WP yang memiliki dan menyerahkan
fotokopi Surat Keterangan PP23

Imbalan sehubungan dg jasa yang 6. Jasa pengangkutan/ekspedisi yang dikenai PPh


pembayarannya dibebankan pada Pasal 15
APBN,APBD atau APBDes selain jasa
yang telah dipotong PPh Pasal 21 7. Jasa yang telah dipotong PPh Pasal 21
8. pembelian jasa dari WP dengan SKB Potput
Contoh Pemotongan
PPh Pasal 23

PT B merupakan perusahaan yang menyediakan jasa pengolahan


limbah. Kantor Instansi Pemerintah (KIP) Z membuat kontrak dengan
PT B untuk melakukan pengelolaan limbah domestik di wilayah
Kabupaten C selama tiga bulan. Kontrak yang disepakati untuk
pengelolaan limbah tersebut adalah Rp100.000.000,00. Dasar
pemotongan untuk jasa pengelolaan limbah tersebut adalah seluruh
tagihan dari PT B, yaitu sebesar Rp100.000.000,00. Atas pembayaran
yang dilakukan KIP Z kepada PT B dipotong PPh Pasal 23 oleh KIP Z
sebesar: 2% x Rp100.000.000,00 = Rp2.000.000,00.
KEWAJIBAN PPh

PPh Pasal 26

pemotongan PPh atas penghasilan yang dibayarkan


kepada Wajib Pajak luar negeri selain Bentuk Usaha
Tetap berupa:

Bunga termasuk premium, diskonto, dan


imbalan karena jaminan pengembalian utang

Royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan


dengan penggunaan harta

imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan,


dan kegiatan

Hadiah dan penghargaan


Contoh Pemotongan
PPh Pasal 26

Mrs. X merupakan warga negara Tiongkok dan merupakan seorang


artis terkenal di negaranya. Kantor Instansi Pemerintah (KIP) Kota Z
melakukan kerja sama dengan Mrs. X untuk melakukan promosi
budaya di Tiongkok. Kontrak yang disepakati untuk jasa promosi
tersebut adalah Rp60.000.000,00. Atas pembayaran jasa yang
dilakukan KIP Kota Z kepada Mrs. X dipotong PPh Pasal 26 oleh KIP
Kota Z sebesar: 20% x Rp60.000.000,00 = Rp12.000.000,00.
Dalam hal Mrs. X menyampaikan SKD WPLN, Mrs. X dapat
memperoleh manfaat sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) Tiongkok.
BUKTI POTONG

Dalam melakukan pemotongan atau pemungutan PPh,


Instansi Pemerintah harus membuat bukti pemotongan
atau pemungutan PPh.

Dapat berupa:

• BPN
1
• Bukti pemotongan atau pemungutan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan di
2 bidang perpajakan

• Dokumen tertentu yang kedudukannya


dipersamakan dengan bukti pemotongan atau
3 pemungutan PPh.
Faktur
KEWAJIBAN PPN Tagihan
Pajak FP dibuat pada saat menyampaikan
tagihan berdasarkan dokumen penagihan
atas BELANJA menggunakan kode Faktur Pajak 02

Instansi
Pemerintah
PKP
Rekanan

Penyerahan
BKP / JKP

Pembayaran
Tidak Dilakukan Pemungutan atas :

jumlahnya paling banyak Rp2.000.000,00 Penyerahan jasa telekomunikasi


tidak termasuk PPN dan bukan oleh perusahaan telekomunikasi
merupakan pembayaran yang dipecah
Atas jasa angkutan udara yang
Pembayaran dg Kartu Kredit Pemerintah diserahkan oleh perusahaan
penerbangan
utk pengadaan tanah
Mendapat fasilitas PPN tidak FP
Utk penyerahan BBM & bahan bakar dipungut/dibebaskan 07/
minyak oleh Pertamina 08

PPN&PPnBM yang terutang dipungut, disetor, dan


dilaporkan oleh PKP Rekanan
Contoh
Pemungutan PPN

Dalam hal penyerahan Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak hanya


terutang PPN, maka jumlah PPN yang dipungut adalah 10/110 bagian
PKP Rekanan dari jumlah pembayaran.
Contoh:
Jumlah pembayaran = Rp2.750.000,00
Jumlah PPN : 10/110 x Rp2.750.000,00 = Rp250.000,00
Jumlah yang dibayarkan kepada PKP Rekanan
(Rp2.750.000,00 – Rp250.000,00) = Rp2.500.000,00
Contoh
Pemungutan PPN
Pembayaran yang dipecah
dari suatu transaksi:
Harga barang dalam satu dokumen pengadaan = Rp5.000.000,00
PPN terutang : 10% x Rp5.000.000,00 = Rp500.000,00
Jumlah pembayaran pertama = Rp2.200.000,00
PPN terutang : 10/110 x Rp2.200.000,00 = Rp200.000,00
Jumlah yang dibayarkan kepada PKP Rekanan
PKP Rekanan (Rp2.200.000,00 – Rp200.000,00) = Rp2.000.000,00
Jumlah pembayaran kedua = Rp2.200.000,00
PPN terutang : 10/110 x Rp2.200.000,00 = Rp200.000,00
Jumlah yang dibayarkan kepada PKP Rekanan
(Rp2.200.000,00 – Rp200.000,00) = Rp2.000.000,00
Jumlah pembayaran ketiga = Rp1.100.000,00
Jumlah PPN : 10/110 x Rp1.100.000,00 = Rp100.000,00
Jumlah yang dibayarkan kepada PKP Rekanan
(Rp1.100.000,00 – Rp100.000,00) = Rp1.000.000,00
KEWAJIBAN PPN KERANGKA
PIKIRAN
atas PENDAPATAN
Pemerintah adalah unit tertentu dari badan pemerintah
yang memenuhi kriteria sebagai bukan SPDN UU PPh
Termasuk BLU & BLUD
Atas penyerahan jasa yang disediakan oleh Pemerintah
dalam rangka menjalankan pemerintahan secara
umum tidak dikenai PPN.
Syarat:
A. jasa sehubungan dengan kegiatan pelayanan yang hanya dapat
dilakukan oleh Pemerintah sesuai kewenangannya berdasarkan
peraturan perundang-undangan
B. jasa tersebut tidak dapat disediakan oleh bentuk usaha lain
PMK-82/2012

Dalam hal Pemerintah melakukan penyerahan jasa selain


jasa sebagaimana dimaksud, atas penyerahan jasa tersebut
dikenai PPN.
Faktur
KEWAJIBAN PPN Tagihan
Pajak

atas PENDAPATAN

Instansi Pembeli/
Pemerintah Pengguna Jasa

Penyerahan
BKP / JKP

Pembayaran
+ PPN

PKP Instansi Pemerintah yang Pajak Masukan tidak dapat


melakukan penyerahan BKP/JKP wajib dikreditkan bagi PKP Instansi
memungut PPN Pemerintah yang menyediakan jasa
dalam rangka menjalankan
pemerintahan secara umum, kecuali
PKP Instansi Pemerintah wajib
menjalankan pola pengelolaan
membuat Faktur Pajak atas
keuangan BLU/BLUD
penyerahan BKP/JKP
Contoh
Pemungutan PPN

PKP Instansi Pemerintah A melakukan penyerahan Barang Kena


PKP Instansi Pajak/Jasa Kena Pajak yang terutang PPN. Jumlah PPN yang
Pemerintah dipungut adalah 10% (sepuluh persen) dikali Harga Jual atau
Penggantian.
Contoh:
Penggantian atas Jasa Kena Pajak = Rp3.000.000,00
Jumlah PPN dipungut : 10% x Rp3.000.000,00 =
Rp300.000,00
Jumlah yang harus dibayar oleh pembeli
(Rp3.000.000,00 + Rp300.000,00) = Rp3.300.000,00
PPN sebesar Rp300.000,00 tersebut merupakan Pajak Keluaran bagi
PKP Instansi Pemerintah A.
PENYETORAN
& PELAPORAN

Kode Billing Setor SPT Masa Unifikasi SPT


PPh 21/26 Masa Put
Rp

Kas Negara BPN


Instansi KPP Pratama
NTPN
Pemerintah SPT Masa
PPN 1111

Penyetoran Pelaporan

Jangka waktu penyetoran PPh, PPN, & PPnBM: Jenis SPT:


1. SPT Masa PPh Pasal 21/26
1. Instansi Pemerintah Pusat & Daerah:
2. SPT Masa unifikasi bagi Instansi Pemerintah
a. Max 7 hari setelah tanggal pembayaran
3. SPT Masa PPN bagi PKP Instansi Pemerintah
dg mekanisme Uang Persediaan.
b. Pada hari yang sama dg tanggal Jangka waktu pelaporan:
pembayaran dg mekanisme Langsung 1. SPT Masa PPh Pasal 21/26 dan SPT
unifikasi paling lama tanggal 20 bulan
2. Instansi Pemerintah Desa
berikutnya
Max tanggal 10 bulan berikutnya setelah
2. SPT Masa PPN paling lama akhir bulan
tanggal pembayaran
berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
3. PKP Instansi Pemerintah
Max sebelum SPT Masa PPN dilaporkan
KETENTUAN
PERALIHAN & PENUTUP PMK berlaku 1 April 2020

NPWP Bendahara NPWP Instansi


Pemerintah Pemerintah
sebelum PMK berlaku: setelah PMK berlaku:

Pelaksanaan hak & kewajiban untuk Masa DJP secara jabatan:


Pajak sebelum PMK berlaku, menggunakan 1. menghapus NPWP Bendahara Pengeluaran,
NPWP Bendahara Pemerintah Penerimaan,& Desa
2. Mencabut PKP Bendahara Penerimaan
Terhadap dokumen kontrak/penagihan yg 3. Menerbitkan NPWP baru untuk seluruh Instansi
menggunakan NPWP Bendahara, namun Pemerintah
penyetoran pajak dilakukan setelah PMK 4. Mengukuhkan PKP secara jabatan bagi
berlaku, maka penyetoran menggunakan Bendahara Penerimaan yg telah dikukuhkan PKP
NPWP Instansi Pemerintah sebelum PMK ini.

Penghapusan NPWP secara jabatan Instansi Pemerintah melakukan:


tidak mengakibatkan lunas utang pajak 1. Penyampaian perubahan data ke KPP
atau selesainya kewajiban perpajakan 2. Pengajuan Sertifikat Elektronik dan aktivasi akun
PKP bagi Instansi Pemerintah yang telah
yg belum dipenuhi oleh Bendahara dikukuhkan PKP
Skema
Pembenahan
NPWP
Instansi
Pemerintah

Anda mungkin juga menyukai