KESEHATAN PASIEN
3. Pasal 58 UU No.36/2009
“Setiap orang berhak menuntut G.R terhadap seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau
penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian
dalam Pelkes yang diterimanya.”
“…..tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan tindakan penyelamatan
nyawa atau pencegahan kecacatan seseorang dalam keadaan darurat.”
(Pendapat saya)
Menurut saya Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan mencabut
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Kesehatan merupakan hak asasi
manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita
bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Pembukaan Undang- Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya pada mulanya berupa upaya penyembuhan penyakit, kemudian secara
berangsur-angsur berkembang ke arah keterpaduan upaya kesehatan untuk seluruh
masyarakat dengan mengikutsertakan masyarakat secara luas yang mencakup upaya
promotif , preventif, kuratif , dan rehabilitatif yang bersifat menyeluruh terpadu dan
berkesinambungan. Perkembangan ini tertuang ke dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
pada tahun 1982 yang selanjutnya disebutkan kedalam GBHN 1983 dan GBHN 1988 sebagai
tatanan untuk melaksanakan pembangunan kesehatan. Berikut contoh nya adalah
Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga kesehatan,
dan/atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan
atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya.
Tuntutan ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi tenaga
kesehatan yang melakukan tindakan penyelamatan nyawa atau pencegahan
kecacatan seseorang dalam keadaan darurat.
Ketentuan mengenai tata cara pengajuan tuntutan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
4. Hak Pasien
Pasal 32d UU No.44/2009
“Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur operasional”
(Pendapat saya)
bahwa pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang harus diwujudkan dengan upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, bahwa dalam rangka
peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan Rumah Sakit serta pengaturan hak dan
kewajiban masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan, perlu mengatur Rumah
Sakit dengan Undang-Undang, dan berikut contoh Setiap pasien mempunyai hak
memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah
Sakit, memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien, memperoleh layanan
yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi , memperoleh layanan kesehatan
yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional,
memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian
fisik dan materi, mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan ,
memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang
berlaku di Rumah Sakit, meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya
kepada dokter lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di
luar Rumah Sakit, mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya, mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata
cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi
yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan
biaya pengobatan, memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya , didampingi
keluarganya dalam keadaan kritis, menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan
yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.