Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATA KULIAH KESELAMATAN DAN

KESEHATAN PASIEN

DINDA ANGGINA SARI


C2014201118

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STELLA MARIS


PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN KHUSUS
2020
ASPEK HUKUM TERHADAP PATIENT SAFETY

1. UU Tentang Kesehatan & UU Tentang Rumah Sakit


Keselamatan Pasien sebagai Isu Hukum
Pasal 53 (3) UU No.36/2009
“Pelaksanaan Pelayanan kesehatan harus mendahulukan keselamatan nyawa pasien.”
(Pendapat saya)
Saya setuju dengan pendapat ini karena sesuai dengan undang undang kesehatan yang
ada bahwa mendahulukan keselamatan nyawa pasien diprioritaskan untuk mendapat
penanganan terlebih dahulu sesuai kategori jenis triase nya. Berikut contoh bahwa pelayanan
kesehatan perseorang ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan
perseorangan dan keluarga

2. Pasal 32n UU No.44/2009


“Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di Rumah Sakit.
(Pendapat saya)
Menurut saya pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan diri masing
masing karena Informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah
Sakit, dan Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil, dan jujur . Dan berikut
contoh nya adalah:
 Pasien berhak memperoleh pelayanan medis yang bermutu sesuai dengan standar
profesi kedokteran/kedokteran gigi dan tanpa diskriminasi
 Pasien berhak memperoleh Asuhan Keperawatan sesuai dengan standar profesi
Keperawatan
 Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas dapat menentukan pendapat
klinis dan pendapat etisnya, tanpa campur tangan pihak luar
 Pasien berhak mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan
 Pasien memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar
dari kerugian fisik dan materi
 Pasien berhak atas “Privacy” dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data medisnya
 Pasien berhak mendapat Informasi yang meliputi :
 Penyakit yang diderita
 Tindakan Medik apa yang hendak dilakukan
 Kemungkinan penyulit sebagai akibat tindakan tersebut dan tindakan untuk
mengatasinya
 Alternative terapi lainnya
 Prognosanya
 Perkiraan biaya pengobatannya
 Pasien berhak menyetujui/memberikan izin atas tindakan yang akan dilakukan
oleh dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya
 Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan
mengakhiri pengobatan serta perawatan atas tanggung jawabnya sendiri, sesudah
memperoleh Informasi yang jelas tentang penyakitnya
 Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
 Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai dengan agama / kepercayaan yang
dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lain
 Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di
Rumah Sakit
 Pasien berhak mengajkan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit
terhadap dirinya
 Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun spiritual
 Pasien berhak menggugat dan menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit di
duga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana
 Pasien berhak mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan
standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang – undang
 Pasien dan Keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata
tertib Rumah Sakit
 Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi Dokter dan Perawat dalam
pengobatannya
 Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya
tentang penyakit yang dideritanya kepada Dokter yang merawat
 Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atas
jasa pelayanan Rumah Sakit / Dokter
 Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban memenuhi hal - hal yang telah
disepakati atau perjanjian / persetujuan yang telah ditandatanganinya

3. Pasal 58 UU No.36/2009
“Setiap orang berhak menuntut G.R terhadap seseorang, tenaga kesehatan, dan/atau
penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian
dalam Pelkes yang diterimanya.”
“…..tidak berlaku bagi tenaga kesehatan yang melakukan tindakan penyelamatan
nyawa atau pencegahan kecacatan seseorang dalam keadaan darurat.”
(Pendapat saya)
Menurut saya Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan mencabut
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Kesehatan merupakan hak asasi
manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita
bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Pembukaan Undang- Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya pada mulanya berupa upaya penyembuhan penyakit, kemudian secara
berangsur-angsur berkembang ke arah keterpaduan upaya kesehatan untuk seluruh
masyarakat dengan mengikutsertakan masyarakat secara luas yang mencakup upaya
promotif , preventif, kuratif , dan rehabilitatif yang bersifat menyeluruh terpadu dan
berkesinambungan. Perkembangan ini tertuang ke dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
pada tahun 1982 yang selanjutnya disebutkan kedalam GBHN 1983 dan GBHN 1988 sebagai
tatanan untuk melaksanakan pembangunan kesehatan. Berikut contoh nya adalah
 Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga kesehatan,
dan/atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan
atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya.
 Tuntutan ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi tenaga
kesehatan yang melakukan tindakan penyelamatan nyawa atau pencegahan
kecacatan seseorang dalam keadaan darurat.
 Ketentuan mengenai tata cara pengajuan tuntutan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

4. Hak Pasien
Pasal 32d UU No.44/2009
“Setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur operasional”
(Pendapat saya)
bahwa pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang harus diwujudkan dengan upaya
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, bahwa dalam rangka
peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan Rumah Sakit serta pengaturan hak dan
kewajiban masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan, perlu mengatur Rumah
Sakit dengan Undang-Undang, dan berikut contoh Setiap pasien mempunyai hak
memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah
Sakit, memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien, memperoleh layanan
yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi , memperoleh layanan kesehatan
yang bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional,
memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian
fisik dan materi, mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan ,
memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan peraturan yang
berlaku di Rumah Sakit, meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya
kepada dokter lain yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di
luar Rumah Sakit, mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita
termasuk data-data medisnya, mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata
cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi
yang mungkin terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan
biaya pengobatan, memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan
dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya , didampingi
keluarganya dalam keadaan kritis, menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan
yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.

Anda mungkin juga menyukai