Askep Kelompok 1 Patent Ductus Arteriosus
Askep Kelompok 1 Patent Ductus Arteriosus
MAKALAH
OLEH
KELOMPOK I
DOSEN PENGAMPU:
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang
disusun untuk memenuhi mata kuliah Keperawatan Anak II sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Tujuan .....................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................3
2.1 Definisi Paten Ductus Arterious (PDA)..................................................3
2.2 Anatomi Fisiologi....................................................................................3
2.3 klasifikasi................................................................................................10
2.4 Etiologi....................................................................................................11
2.5 Patofisologi..............................................................................................12
2.6 Manifestasi Klinis...................................................................................13
2.7 Komplikasi..............................................................................................14
2.8 Pemeriksaan Penunjang...........................................................................15
2.9 Penatalaksanaan......................................................................................15
BAB III LAPORAN KASUS..............................................................................17
3.1 Kasus.......................................................................................................17
3.2 Pengkajian...............................................................................................17
3.3 Analisa Data............................................................................................22
3.4 Diagnosa..................................................................................................23
3.5 Intervensi.................................................................................................23
3.6 Implemantasi dan Evaluasi......................................................................26
BAB IV PENUTUP..............................................................................................32
4.1 Kesimpulan..............................................................................................32
4.2 Saran.......................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................33
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mengetahui Asuhan Keperawatan Anak atau Bayi dengan PDA
2. Mengetahui penatalaksanaan Anak atau Bayi dengan PDA
3. Mengetahui cara pemeriksaan fisik Anak atau Bayi dengan PDA
4. Mengetahui pemeriksaan tambahan dan penunjang pada Anak atau Bayi
dengan PDA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.4 Etiologi
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui
secara pasti, tetapi ada beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh
pada peningkatan angka kejadian penyakit jantung bawaan :
1. Faktor Prenatal :
a. Ibu menderita penyakit infeksi : Rubella.
b. Ibu alkoholisme.
c. Umur ibu lebih dari 40 tahun.
d. Ibu menderita penyakit Diabetes Mellitus (DM) yang memerlukan
insulin.
e. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu.
2. Faktor Genetik :
a. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan.
b. Ayah / Ibu menderita penyakit jantung bawaan.
c. Kelainan kromosom seperti Sindrom Down.
d. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain.
2.5 Patofisiologi
Akibat hemodinamika pada PDA terganung pada ukuaran dari duktus dan
pembuluh darah pulmonal yang resisten. Saat lahir resistensi dalam pulmonal
dan sirkulasi sistemik adalah sedikit identik sehingga terjadi persamaan
resistensi dalam aorta dan artery pulmonal.
Sebagaimana tekanan sistemik melebihi tekanan pulmonal, darah memulai
shunt dari aorta menuju duktus ke arteri pulmonal. (kiri ke kanan shunt ).
Darah tambahan yaitu terbaliknya sirkulasi paru-paru dan kembali ke atrium
kiri dan ventrikel kiri, akibat dari perubahan sirkulasi adalah peningkatan
beban kerja pada jantung bagian kiri, penngkatan pulmonari vaskuler bawaan
dan kemungkinan terjadi resistensi dan peningkatan potensial tekanan
ventrikel kanan dan hypertropy ( Pediatric, edisi 2 Whooley and Wrong )
Hemodinamik Pada bayi baru lahir duktus arteriosus yang semula
mengalirkan darah dari arteri pulmonalis ke aorta akan berfungsi sebaliknya,
karena resistensi vascular paru menurun dengan tajam dan secara normal
mulai menutup. Maka dalam beberapa jam secara fungsional tidak terdapat
arus darah dari aorta ke arteri pumonalis ,sehingga dengan semakin
berkurangnya retensi vascular paru maka pirau dari aorta ke arteri pulmonalis
( kiri dan kanan ) makin meningkat. Besarnya aliran tergantung pada ukuran
PDA dan besarnta tahanan arteri pulmonali.
Adanya aliran yang berlebih melalui arteri pulmonalis, memungkinkan
terjadinya hipertensi pulmonal dengan tahanan vaskuler paru yang tinggi
sianosis terlihat bila telah terjadi penyakit vaskuler paru yang tinggi . Sianosis
terlihat bila telah terjadi penakit vaskuler paru dimana aliran pirau berubah
dari kanan ke kiri.
2.7 Komplikasi :
Penderita dengan PDA kecil dapat hidup normal dengan atau tidak sedikit
gejala jantung, namun manifestasi lambat dapat terjadi :
1. Penutupan spontan duktus
2. Gagal jantung kongestif paling sering terjadi pada awal masa bayi bila ada
duktus besar tetapi dapat terjadi pada kehidupan akhir walaupun dengan
duktus sedang
3. Beban ventrikel kiri yang lama semakin tua kurang ditoleransi dengan baik
4. Endokarditis infeksius dapat ditemukan pada setiap usia
5. Emboli pulmonal atau sistematik dapat terjadi
6. Hipertensi pulmonal(sindrom einsenmerger)biasanya terjadi pada
penderita dengan PDA besar yang tidak mengalami penanganan
pembedahan.
Komplikasi lainnya yang juga dapat terjadi adalah :
1. Endokarditis
2. Obstruksi pembuluh darah pulmonal
3. CHF
4. Hepatomegali (jarang terjadi pada bayi prematur)
5. Enterokolitis nekrosis
6. Gangguan paru yang terjadi bersamaan (misalnya sindrom gawat nafas atau
displasia bronkkopulmoner)
7. Perdarahan gastrointestinal (GI), penurunan jumlah trombosit
8. Hiperkalemia (penurunan keluaran urin.
9. Aritmia
10. Gagal tumbuh
2.8 Pemeriksaan Penunjang
1. Foto thorax
Tampak kardiomegali akibat pembesaran atrium dan vertikel kiri. Aorta
membesar dan arteri philmonalis menonjol. Corakan vaskulariasi paru
meningkat. Tetapi bila terjadi hipertensi pulmonal yang disertai
perubahan vaskuler paru maka corakan tersebut di daerah tepi akan
berkurang.
2. Ekhokardiografi
Rasio atrium kiri terhadap pangkal aorta lebih dari 1.3;1 pada bayi cukup
bulan atau lebih tin ggi dari 1,0 pada bayi praterm ( disebabkan oleh
peningkatan volume atrium kiri sebagai akibat dari pirau kiri ke kanan)
3. Pemeriksaan dengan Dopler berwarna
4. EKG
Bervariasi sesuai tingkat keparahan , PDA kecil tidak ada abnormalitas,
hipertrofi ventrikel kiri pada PDA yang lebih besar.
5. Kateterisasi Jantung
Akan mengungkapkan tekanan normal atau meningkat dalam ventrikel
kanan dan arteri pulmonalis. Adanya darah yang telah ventrikel dalam
arteri vulmonslis memastikan adanya pintasan kiri ke kanan , seperti juga
dengan kurva hydrogen dan pengenceran indicator.
6. Pemeriksaan Mengenografis
Pada umumnya untuk memperlihatkan pulmonalis yang menonjol dan
peningkatan tanda-tanda pembuluh darah paru. Besar jantung tergantung
pada derajat piñata kiri ke kanan, jantung dapat tetap normal atau
mengalami pembesaran sedang hingga hebat. Ruangan-ruangan yang
terlibat adalah atrium dan ventrikrl kiri.
2.9 Penatalaksanaan
1. Pembedahan untuk ligasi duktus jika penatalaksanaan medis tidak bias
mengendalikan gagal jantung (bayi dengan PDA Asimpetomatik tidak
memerlukan penanganan segera. Apabila gejala ringan ligasi PDA dengan
pembedahan biasanya baru dilakukan setelah 1 tahun )
2. Pemberian indomentasi (inhibator prostaglandin untuk menimbulkan
spasme ductus dan penutupan pada bayi premature)
3. Terapi profilaksis dengan anti biotic untuk melindungi bayi dari
endokaditis infeksiosa
4. Penanganan gagal jantung melalui pembatasan cairan, pemberian diuretic
dan digoksin
5. Terapi lain termasuk karakteristik jantung untuk menaruh sumbut atau
umbrella (benda seperti paying) dalam ductus arteriosus yang akan
menghentikan pemintasan.
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 Kasus
Seorang ibu membawa anaknya bernama P Kerumah sakit pada tangal 20
juli 2020 dikarenakan anak mengeluh lelah sehingga anak tidak dapat
beraktivitas dengan baik. Anak juga mengeluh sesak nafas, pasien juga
mengeluh batuk. Dan pada merasa tidak nyaman setelah beraktivitas.
Pada saat melakukan pengkajian pada tanggal 21 juli 2020 anak masih
mengeluh lelah, mengeluh sesak napas, dan anak tampak gelisah pada saat
dilakukan pengkajian tersebut dan anak juga mengeluh pusing dan anak juga
merasa cemas dan pada saat pemeriksaan fisik didapatkan TD :80/60 mmhg
N:26X/I Teraba lemah s:30 C BB:30 Menurun 10 k dan biasanya dan warna
kulit pucat.
3.2 Pengkajian
1. Anamnesa
a. Identitas pasien:
Nama pasien : Tn. P
Usia : 10 tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Alamat suku/ bangsa : Jln. Ahmad Yani
Status pernikahan : Belum menikah
Agama/ keyakinan : Islam
Pekerjaan : Tidak ada
Diagnisa medis : Setelah mendapatkan pemeriksaan maka
diagnose mediknya: Patent Ductus
Arteriosus
No.RM : 1289453 Tanggal masuk : 20 Juli
2020
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan riwayat penyakit sekarang sering merasa lelah
setelah beraktivitas, dan juga batuk.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan atau orang tua mengatakan anak nya dulu lahirnya
prematur.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Orang tua klien mengatakan jika ada keluarga yang mengalami
penyakit jantung bawaan.
d. Riwayat psikososial
Klien merasa dirinya tidak berguna karena penyakit yang dideritanya
dan merasa orang tuanya susah karena mengurus dirinya.
4. Pola kebutuhan
a. Aktivitas dan istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan.
Tanda : Kelemahan otot, kehilangan tonus
b. Sirkulasi
Tanda: distritmia jantung, nadi lemah/halus,
c. Eliminasi
Tidak ada / normal
d. Neurosenserik
Klien mengeluh pusing, dan pandangan kabur.
e. Nyeri/Kenyamanan
Klien mengeluh merasa tidak nyaman setelah beraktivitas.
f. Pernapasan
Klien mengeluh sesak napas.
DO :
- Adanya sianosis
- Warna kulit abnormal ( mis pucat,
kebiruan
DO :
DO :
3.5 Intervensi
- Atur interval
pemantauan
respirasi sesuai
kondisi pasien
o Edukasi
- Jelaskan tujuan
dan prosedur
pemantauan
kelelahan. O:
- Monitor - Tekanan darah
kelelahan fisik berubah menjadi
dan emosional. normal
- Adanya sianosis
- Monitor pola jam
sudah berkurang.
tidur.
A : Masalah teratasi.
- Monitor lokasi
dan
ketidaknyamanan P : Intervensi
selama dihentikan.
melakukan
aktivitas
o Teraupetik
- Berikan aktivitas
distraksi Yng
menyenangkan.
- Lakukan latihan
rentang gerak
pasif atau aktif
o Edukasi
- Anjurkan tirah
baring.
- Anjurkan
melakukan
aktivitas secara
bertahap.
- Ajarkan strategi
koping untuk
mengurangi
kelelahan
dispnea dan O:
kelelahan - Tekanan darah
- Identifikasi tanda menurun : 80/60
atau gejala mmHg. Sudah
sedikit mulai
sekunder
normal.
penurunan curah - Warna kulit pucat
jantung seperti dan/ atau sianosis
sudah mulai
ronkhi
berkurang.
basah.oliguria.bat
A : Masalah teratasi
uk.kulit pucat
- Monitor tekanan P : Intervensi
dihentikan.
darah
- Monitor keluhan
nyeri dada
- monitor nilai
laboratorim
jantung
- Periksa tekanan
darah dan
frekuensi nadi
sebelum
beraktivitas
o Teraupetik
- Posisikan pasien
semi fowlee atau
fowler
- Berikan diet
jantun
- Berikan terapi
relaksasi untuk
mengurangi stres
dan cemas
o Edukasi
- Anjurkan
beraktivitas fisik
sesuai toleransi
- Anjurkan
beraktivitas fisik
secara bertaap
- Anjurkan pasien
dan keluarga
mengukur berat
badan harian
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Patent Ductus Arteriosus (PDA) atau Duktus Arteriosus Paten (DAP)
adalah kelainan jantung kongenital (bawaan) dimana tidak terdapat penutupan
(patensi) duktus arteriosus yang menghubungkan aorta dan pembuluh darah
besar pulmonal setelah 2 bulan pasca kelahiran bayi. Biasanya duktus
arteriosus akan menutup secara normal dalam waktu 2 bulan dan
meninggalkan suatu jaringan ikat yang dikenal sebagai ligamentum
arteriosum. PDA dapat merupakan kelainan yang berdiri sendiri (isolated),
atau disertai kelainan jantung lain. Pada awalnya, PDA mungkin tidak
menimbulkan efek klinis tetapi sesudah melewati waktu tertentu, PDA
menyebabkan penyakit vaskuler pulmoner sehingga gejala PDA muncul pada
usia 40 tahun.
4.2 Saran
Makalah ini masih memiliki kekurangan, maka kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan untuk perbaikan dari makalah ini kedepannya
serta sebagai pembelajaran bagi penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall, 2000, Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, EGC,
Jakarta.
Doenges, M.E.,Moorhouse M.F.,Geissler A.C., 2000, Rencana Asuhan
Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta.
Engram, Barbara, 1998, Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah, Volume
3, EGC, Jakarta.
Ignatavicius D.D., Bayne M.V., 1991, Medical Surgical Nursing, A Nursing
Process Approach, An HBJ International Edition, W.B. Saunders
Company, Philadelphia.
Buku Ajar Keperawatan Kardiovaskuler, Pusat Kesehatan Jantung dan Pembuluh
Darah Nasional Harapan Kita, 2001 ; 109
Suriadi, Rita Yuliani, 2001 ; 236, Betz & Sowden, 2002 ; 376