Anda di halaman 1dari 36

Kegiatan Pekerjaan Saluran Drainase DR Murjani

SPESIFIKASI TEKNIS DRAINASE

1. RUANG LINGKUP PROYEK


Nama Kegiatan : Prasarana Bidang Perumahan dan Permukiman
Paket Pekerjaan : Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Kahayan Riverside Kota
Palangkaraya (NSUP)
Lokasi : Kota Palangkaraya
Tahun : 2021

2. Lingkup Pekerjaan :
A PEKERJAAN PENDAHULUAN
1 Persiapan dan Sewa Direksi Keet
2 Pengukuran / Uitzet
3 Pembuatan Jembatan Darurat
B PEKERJAAN TANAH
1 Penggalian Tanah
2 Urugan Kembali Tanah
3 Urugan Pasir dibawah lantai kerja
4 Pembuangan Material Galian Pengangkutan Tanah keluar proyek
5 Pasang Kisdam
6 Pemompaan
C PEKERJAAN DRAINASE
1 Pekerjaan Pembongkaran Cor beton dan Saluran Existing / lama
2 Pekerjaan Cor lantai kerja
3 Pengadaan U-Ditch K-350 Fabriksi Dengan Manhole
4 Box Tangkapan Air (K-350) (Fabrikasi) + Pemasangan
5 Grill Manhole (Cover & Frame) Fabrikasi
6 Grill Tangkapan Air (Cover & Frame) Fabrikasi
7 Pemasangan Pipa Air Kotor 4"
D PEKERJAAN LAIN-LAIN
1 Dewatering
2 Quality Kontrol
3 Pembersihan Lapangan / Lokasi

3. Rencana Kerja
Dalam waktu Secepat-cepatnya 7 hari serta selambat-lambatnya 14 hari setelah Surat
Perintah Kerja (SPK) turun, Kontraktor harus mengajukan sebuah rencana kerja atau
action plan tertulis lengkap dengan gambar -gambar pendukung metode kerja,
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan seperti yang disebutkan dalam dokumen
tender, menjelaskan secara terperinci urusan pekerjaan dan cara melaksanakan
pekerjaan tersebut termasuk hal-hal khusus bila diperlukan, persiapan-persiapannya,
peralatan, pekerjaan sementara yang ada sejauh mana hal tersebut mencakup lingkup
dari pekerjaannya dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi, pengawas dan
pihak-pihak atau instansi yang terkait dengan kelangsungan proyek tersebut di atas.

Spesifikasi Teknis -1
Kegiatan Pekerjaan Saluran Drainase DR Murjani

4. Tempat Kerja
Bilamana diperlukan tempat kerja, dan tempat kerja tersebut di luar daerah pengawasan
proyek, dimana harus membayar sewa/dikeluarkan biaya ganti rugi, maka Kontraktor
harus menyelesaikannya tanpa membebani Direksi dengan pembiayaan tambaha n.

5. Tanggung Jawab Kontraktor


Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib memeriksa kekuatan konstruksi lama
yang akan dilaksanakan dan harus mengkonsultasikan dengan Konsultan Perencana dan
Konsultan Pengawas. Segala sesuatu kerusakan yang timbul a kibat kelalaian Kontraktor
tidak melaksanakan pemeriksaan kekuatan makahal tersebut menjadi tanggung jawab
Kontraktor . Pada keadaan apapun, dimana pekerjaan -pekerjaan yang dilaksanakan telah
mendapat persetujuan Direksi Lapangan tidak berarti membebaskan Kontraktor atas
tanggung jawab pada pekerjaannya sesuai dengan isi kontrak.

6. Tenaga Kerja
Tenaga-tenaga kerja yang digunakan hendaknya dari tenaga -tenaga yang ahli/terlatih
dan berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik
sesuai dengan ketentuan / petunjuk Direksi Lapangan.

7. Satuan Ukuran
Semua satuan ukuran yang disebutkan dalam spesifikasi ini serta yang digunakan di
dalam pekerjaan adalah standar meter dan kilogram. Bila disebut satu ton, yang
dimaksud adalah satu ton yang bernilai 1000 kilogram.

8. Perintah Untuk Pelaksanaan


Bila Kontraktor tidak berada di tempat pekerjaan dimana Direksi bermaksud untuk
memberikan petunjuk-petunjuk, maka petunjuk-petunjuk itu harus diturut dan
dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang-orang yang ditunjuk untuk mewakili Kontraktor
. Orang atau pelaksana tersebut harus mengerti bahasa yang dipakai oleh Direksi, atau
Kontraktor akan menyediakan penterjemah khusus untuk keperluan tersebut.

9. Pekerjaan dan Bahan-bahan yang Termasuk di dalam Harga Satuan


Pekerjaan dan bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan macam -macamnya seperti
yang disebutkan pada artikel-artikel dalam spesifikasi ini, gambar rencana, petunjuk
tambahan ataupun petunjuk-petunjuk Direksi di lapangan harus tercakup dalam
pembiayaan untuk tenaga kerja, harga bahan, organisasi kerja, biaya tak terduga,
keuntungan, biaya-biaya penggantian sewa / pemakaian tanah pada pihak ketiga, atau
kerusakan atas milik seseorang, kerja-kerja lain yang disebut dalam spesifikasi ini
untuk kesempurnaan hasil kerja di mana tidak ada mata pembiayaan khusus pengaliran
air darurat selama pelaksanaan kerja, pembongkaran, peralatan, penempatan bahan -
bahan sesuai dengan petunjuk perlindungan, perkuatan, pengaturan as saluran dan
tenaga ahli untuk keperluan ini, perumahan dan pembiayaan lain yang biasanya
diperlukan guna menyelesaikan pekerjaan sebaik -baiknya.

10. Laporan
10.1 Laporan Perkembangan Bulanan.

Spesifikasi Teknis -2
Kegiatan Pekerjaan Saluran Drainase DR Murjani

Kontraktor harus mempersiapkan dan memberikan kepada Direksi, tanpa biaya


tambahan, dalam jarak waktu dan dalam bentuk yang ditetapkan oleh Direksi,
lima (5) salinan laporan bulanan yang berisi sebagai berikut :
fisik dari pekerjaan hingga bulan yang mendahului dan perkiraan perkembangan
untuk bulan ini, Tingkat perkembangan berdasarkan pada jadwal pe kerjaan
pembangunan. Perkiraan jumlah pembayaran dari Pemberi Pekerjaan kepada
Kontraktor untuk bulan ini. Sebuah tabulasi mengenai catatan Bangunan
Kontruksi yang barangbarang pokoknya dan peralatannya terdiri dari Bangunan
Konsruksi yang disediakan untuk pelaksanaan pekerjaan sepanjang bulan
sebelumnya. Sebuah tabulasi pegawai menunjukan staf supervisi dan jumlah dari
beberapa kelas buruh yang dipekerjakan oleh Kontraktor dalam bulan
sebelumnya. Kwantitas mengenai barang pokok dari bahan -bahan dan alat yang
disuplai dan dipergunakan dalam bulan sebelumnya dengan inventarisasi bahan -
bahan demikian itu. Bahan-bahan lainnya yang mungkin diperlukan berdasarkan
kontrak atau secara spesifik oleh Direksi.

10.2 Laporan Harian


Kontaktor harus mempersiapkan laporan harian atau berkala dari masing-masing
seksi pekerjaan seperti yang diminta oleh Direksi dan dalam bentuk yang
disetujui oleh Direksi. Laporan tersebut akan berisi namun tidak terbatas pada,
pekerjaan yang diperkerjakan di pekerjaan, bahan -bahan di lokasi pekerjaan,
bahan-bahan yang sedang dalam pesanan, kecelakaan dan informasi lainnya yang
relevan dengan perkembangan pekerjaan.

10.3 Buku Tamu


Pihak Kontraktor harus menyediakan satu buku tamu di Direksi Keet (Kantor di
Lokasi Proyek). Tamu adalah orang-orang yang bukan karyawan Kontraktor.

10.4 Pelaksanaan Audit Oleh Proyek


Selain tersebut diatas, Pemilik Proyek berhak melaksanakan audit bila perlu
sehubungan dengan: Adanya biaya yang timbul pada saat berakhirnya kontrak
seperti dalam syarat syarat umum kontrak, dan Biaya-biaya lain yang mungkin
diminta oleh Kontraktor yang tidak terdapat dalam Kontrak. Pihak Kontraktor
wajib membuat pembukuan yang tepat mengenai hal -hal diatas, setelah
mendapatkan persetujuan dari konsultan perencana dan konsultan pengaw as.

10.5 Request for inspection / Ijin Tahapan


Untuk setiap tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan kontraktor diwajibkan
membuat ijin tahapan pekerjaan yang diajukan kepada direksi dan atas
persetujuan direksi maka pekerjaan baru boleh dilaksanakan.

11. Gambar-gambar dan Ukuran


a. Gambar-gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah:
1. Gambar yang termasuk dalam dokumen tender
2. Gambar perubahan yang disetujui Direksi
3. Gambar lain yang disediakan dan disetujui Direksi

Spesifikasi Teknis -3
Kegiatan Pekerjaan Saluran Drainase DR Murjani

b. Gambar-gambar proyek berukuran A3 disimpan oleh Direksi. Kontraktor diberi 2


(dua) set dari semua gambar-gambar tanpa pungutan biaya. Permintaan Kontraktor
akan tambahan dari gambar-gambar tersebut akan dikenakan biaya.
c. Kontraktor diharuskan menyimpan satu set di kanto r lapangan untuk dipergunakan
setiap saat apabila diperlukan.
d. Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) dan detailnya harus mendapat
persetujuan Direksi sebelum dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
e. Pada penyerahan terakhir pekerjaan yakni sesudah selesainya masa pemeliharaan
harus disertai Gambar hasil pelaksanaan (as built drawing).
f. Semua ukuran dinyatakan dalam sistem metrik.
g. Kalau terdapat perbedaan dengan spesifikasi maka yang benar dan berlaku adalah
yang ditetapkan oleh Direksi.

12. Wilayah Kerja


a. Secara umum Kontraktor dilarang menimbun atau menempatkan bahan -bahan
bangunan di tepi jalan umum karena jalan umum tidak termasuk wilayah kerja
Kontraktor kecuali ada pertimbangan khusus dan atas persetujuan dari Direksi.
b. Apabila tidak terdapat tempat kosong yang sesuai untuk menimbun atau menyimpan
bahan-bahan bangunan di sekitar lokasi proyek, maka bahan bangunan harus
didatangkan dari gudang Kontraktor atau Leveransir setiap hari dengan jumlah yang
cukup untuk pekerjaan satu hari.
c. Apabila di dalam pelaksanaan pekerjaan, terdapat jaringan utilitas kontraktor harus
berkoordinasi dengan instansi yang terkait sehubungan dengan jaringan utilitas yang
ada.

13. Bahan-bahan dan Mutu Pekerjaan


a. Semua bahan yang dipergunakan untuk melaksanak an setiap jenis pekerjaan harus
terdiri dari kualitas tinggi sesuai dengan yang tercantum dalam syarat -syarat kualitas
bahan masing-masing bagian pekerjaan. Hasil pekerjaan dan mutu termasuk bahan
bahan yang terpakai harus diterima dan disetujui Direksi.
b. Semua bahan yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
peraturan standar yang berlaku di Indonesia. Standar peraturan yang berlaku adalah
edisi yang terakhir. Untuk bahan-bahan yang mutunya belum diatur dalam peraturan
standar maupun ketentuan dalam spesifikasi teknis, harus mendapat persetujuan dari
Direksi sebelum dipergunakan.
c. Untuk bahan-bahan yang mutunya masih berdasarkan standar Internasional, apabila
diperlukan, Direksi dapat meminta Kontraktor untuk menunjukkan sertifikat te s dari
agen, distributor yang menjual atau pabrik yang memproduksi bahan yang
bersangkutan.
d. Apabila diperlukan, Direksi dapat meminta copy atau tembusan dari perintah
pembelian (faktur) yang dipesan Kontraktor kepada leveransir atau distributor untuk
pembelian bahan-bahan yang akan dipakai.
e. Sebelum bahan-bahan yang dipesan dikirim ke lokasi proyek, Kontraktor harus
menunjukkan contoh dari bahan bersangkutan kepada Direksi untuk diperiksa dan
diteliti mengenai jenis, mutu, berat, kekuatan dan sifat -sifat penting lainnya dari
bahan tersebut.
f. Apabila bahan-bahan yang dikirim ke lokasi proyek ternyata tidak sesuai dengan
contoh yang ditunjukkan, baik dalam hal mutu, jenis, berat maupun kekuatannya,

Spesifikasi Teknis -4
Kegiatan Pekerjaan Saluran Drainase DR Murjani

maka Direksi berwenang untuk menolak bahan tersebut dan mengh aruskan
Kontraktor untuk menyingkirkannya dan diganti dengan bahan -bahan yang sesuai
dengan contoh yang telah diperiksa terdahulu.
g. Semua bahan yang disimpan di lokasi proyek harus diletakkan dan dilindungi
sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi konta minasi atau mengalami proses
lainnya yang dapat mengakibatkan rusaknya atau menurunnya mutu bahan -bahan
tersebut.
h. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Kontraktor dilarang menyimpan bahan -bahan
berbahaya seperti minyak, cairan lainnya yang mudah terbakar, gas dan bahan kimia
sedemikian rupa sehingga keselamatan orang dan keamanan lingkungan sekitarnya
dapat dijamin.
i. Penggunaan bahan-bahan dalam pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti pedoman
atau petunjuk dari pabrik yang memproduksinya. Kelalaian dalam hal ini merupakan
tanggung jawab Kontraktor.
j. Direksi berhak menunjuk seorang ahli dalam memeriksa mutu bahan -bahan yang
diajukan oleh Kontraktor, baik di lokasi proyek maupun di gudang leveransir atau
dilokasi pabrik atau produsen. Dalam melaksanakan tugas nya ahli mempunyai
wewenang untuk mewakili Direksi dalam menguji dan menilai bahan -bahan yang
diajukan Kontraktor.

14. Pelaksanaan Pekerjaan Dalam Keadaan Kering


a. Apabila pada keadaan tertentu Direksi memandang perlu untuk melaksanakan
pekerjaan pada kondisi tanah yang kering, maka Kontraktor diharuskan membuat
bangunan atau tanggul sementara dan menyediakan pompa air berkapasitas cukup
beserta alat Bantu dan pelengkapnya untuk menjamin agar dasar galian, dasar
pondasi dan permukaan tanah lainnya tetap keri ng selama pekerjaan berlangsung.
Semua sarana untuk mengeringkan dasar galian, dasar pondasi dan bidang permukaan
lainnya adalah beban Kontraktor .
b. Kondisi muka air tanah yang tinggi dan jenis tanah yang kurang kedap air dapat
menyebabkan derasnya rembesan air tanah ke dalam galian. Dalam hal ini
pelaksanaan pekerjaan menuntut kemajuan pekerjaan yang cepat dan Direksi dapat
menginstruksikan untuk menambah pompa-pompa agar dasar galian tetap dalam
keadaan kering.
c. Kelalaian Kontraktor dalam menyediakan pompa dan bangunan sementara lainnya
yang dapat mengakibatkan rusaknya konstruksi yang telah dibuat adalah tanggung
jawab Kontraktor sepenuhnya. Dalam hal ini semua biaya perbaikan ditanggung
Kontraktor.
d. Air hujan yang mengalir ke dalam galian yang mengakiba tkan kerusakan Kontruksi
pondasi yang masih dalam pelaksanaan termasuk resiko Kontraktor . Hujan lebat yang
mengakibatkan genangan pada galian tidak dianggap Force Majeure, dan perbaikan
atas kerusakan yang terjadi adalah beban Kontraktor
e. Direksi dapat menginstruksikan Kontraktor untuk membuat saluran atau sudetan
sementara untuk mengalirkan air hujan agar pekerjaan dapat tetap dilaksanakan
dalam keadaan kering. Apabila pekerjaan telah dianggap selesai, maka Kontraktor
harus menimbun kembali saluran dan sudetan sementara seperti keadaan semula.

f. Untuk pembuatan pasangan talud ( plengsengan ) pada saluran -saluran yang sudah
ada, Kontraktor diharuskan membuat tanggul ( kisdam ) sepanjang talud dengan

Spesifikasi Teknis -5
Kegiatan Pekerjaan Saluran Drainase DR Murjani

ukuran dan Kontruksi yang disetujui oleh Direksi. Tanggul / kisdam harus dibuat
cukup kuat, tidak mudah rusak akibat kikisan air. Sebelum pelaksanaan pembuatan
tanggul dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar detail talud beserta
spesifikasi bahan yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
g. Persetujuan Direksi seperti tersebut pada gambar tidak mengurangi tanggung jawab
Kontraktor, jika sewaktu-waktu talud mengalami kerusakan. Perbaikan talud serta
akibat lainnya menjadi tanggung jawab Kontraktor .
h. Perlu koordinasi antar Kontraktor dalam pelaksan aan pekerjaan guna mengendalikan
aliran air di saluran.

I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1.1 Persiapan dan Sewa Direksi Keet
a. Kontraktor harus menyediakan kantor lapangan untuk dipergunakan oleh Direksi
selama pelaksanaan pekerjaan, alat komunikasi serta gudang untuk menyimpan
bahan dan peralatannya.
b. Lokasi untuk membangun gudang dan kantor lapangan akan ditentukan oleh
Direksi.
c. Ukuran dan bentuk gudang, kantor lapangan beserta perlengkapannya akan
ditentukan sebagai berikut :
• Ukuran =3mx6m
• Lantai = Rabatan beton
• Dinding = Triplek tb. 4 mm finish cat tembok
• Rangka = Kayu meranti 5/7
• Atap = Asbes gelombang kecil
d. Syarat-syarat minimum yang harus dipenuhi untuk pembuatan gudang dan kantor
lapangan adalah penyediaan sarana sanitasi air bersih, sambungan listrik, alat
pemadam api dan kotak pertolongan pertama.
e. Pemeliharaan, kebersihan dan keamanan gudang dan kantor lapangan merupakan
tanggung jawab Kontraktor.
f. Tempat kosong untuk parkir kendaraan proyek harus disediakan di sekitar kantor
lapangan.
g. Pada saat pelaksanaan pekerjaan dinyatakan selesai, gudang dan kantor lapangan
harus dibongkar oleh Kontraktor atas biaya sendiri dan semua peralatan dan
perlengkapan tetap menjadi milik Kontraktor.
h. Bangunan untuk kantor Direksi yang diuraikan dalam pasa l di atas akan dibayar
secara harga unit price untuk sewa direksi keet, dimana harus dianggap bahwa
pembayaran dilaksanakan secara penuh baik untuk pekerjaan pembangunan,
pengadaan, pelayanan, pembersihan maupun pekerjaan pembongkaran bangunan
setelah selesai penanganan pekerjaan.
i. Untuk keperluan air kerja kontraktor harus menyediakan sendiri air tawar yang
bersih dan tidak mengandung minyak, garam, alkali dan bahan -bahan organis atau
bahan lain yang dapat merusak pelaksanaan pekerjaan.
j. Kontraktor harus menyediakan generator sebagai daya listrik secukupnya, guna
kebutuhan penerangan proyek dan keperluan pelaksanaan pekerjaan.
k. Kontraktor bertanggung jawab atas semua biaya pengadaan fasilitas tersebut pada
butir a dan b.

Spesifikasi Teknis -6
Kegiatan Pekerjaan Saluran Drainase DR Murjani

l. Bangunan tersebut harus dapat dijamin agar di dalamnya bebas dari air hujan dan
sinar matahari, termasuk dapat melindungi material yang tersimpan.
m. Kontraktor harus mengisi perabotan maupun perlengkapan lain berupa buku harian
n. Kontraktor membuat dan memasang papan nama proyek dilokasi dengan uku ran
0,9 m x 1,2 m

1.2 Pengukuran / Uitzet


Jaringan dan Permukiman
a. Jaringan dan permukiman diambil berdasarkan referensi titik tetap (patok beton)
yang dipasang oleh Dinas Tata Kota Palangkaraya yang terdekat.
b. Semua elevasi yang ditunjukkan dan tercantum dalam gambar adalah elevasi yang
dikaitkan dengan ketinggian patok titik tetap seperti yang dijelaskan pada butir di
atas.
c. Patok titik tetap yang dipergunakan sebagai referensi dalam proyek ini tercantum
dalam gambar-gambar rencana atau akan ditunjukkan oleh Direksi di lapangan.

Pekerjaan Pengukuran dan Survey Lapangan


1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menggerakkan personil tekniknya
untuk melakukan survey dan membuat laporan mengenai kondisi fisik lapangan
khususnya lokasi rencana konstruksi apakah terdapat ketidaksesuaian. Kontraktor
bersama-sama dengan Direksi harus secara bersama-sama mengambil peil
permukaan dan sounding areal kerja dan menyetujui semua kekhususan terhadap
mana semua pekerjaan didasarkan.
2. Kontraktor harus menyediakan dan merawat stasion survey yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan dan harus membongkarnya setelah pekerjaan selesai.
3. Kontraktor harus memberitahu Direksi sekurang-kurangnya 24 jam dimuka, bila
akan mengadakan levelling pada semua bagian daripada pekerjaan.
4. Kontraktor harus menyediakan atas biaya Kontr aktor, semua bantuan yang
diperlukan Direksi dalam pengadaan pengecekan levelling tersebut.
5. Pekerjaan dapat dihentikan beberapa saat oleh Direksi bila dipandang perlu untuk
mengadakan penelitian kelurusan maupun level dari bagian-bagian pekerjaan.
6. Kontraktor harus membuat peil/titik-titik tanda (bench mark) permanen di tiap-tiap
bagian pekerjaan dan peil ukuran ini harus diberi pelindung dan dirawat selama
berlangsungnya pekerjaan agar tidak berubah.
7. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur selama pekerjaan berlangsung berikut
ahli ukur yang berpengalaman sehingga apabila dianggap perlu setiap saat siap
mengadakan pengukuran ulang.
8. Pengukuran titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat optik dan
sudah ditera kebenarannya/dikalibrasi.
9. Apabila terdapat perbedaan antara elevasi yang tercantum dalam gambar dengan
hasil pengukuran ulang, maka Direksi akan memutuskan hal itu kemudian.
10. Apabila terdapat kesalahan dalam pengukuran kembali, maka pengukuran ulang
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Kontraktor harus mengukur ukang lagi dan
dikoreksi oleh pihak Direksi.
11. Pengukuran kembali juga dilakukan setelah pekerjaan selesai.
12. Hasil pengukuran kembali berupa gambar Long Section dan Cross Section per titik.
Tiap Titik adalah sejarak 25 meter.

Spesifikasi Teknis -7
Kegiatan Pekerjaan Saluran Drainase DR Murjani

13. Hasil pengukuran lengkap mengenai peil elevasi, sudut, koordinat, serta letak
patok patok harus dibuat gambarnya dan dilaporkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan. Kebenaran dari hasil laporan tersebut sepenuhny a
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
14. Jika menurut pendapat Direksi kemajuan Kontraktor tidak memuaskan untuk
menyelesaikan pekerjaan survey ini tepat pada waktunya atau dalam hal Kontraktor
tidak memulai pekerjaan atau melakukan pekerjaan tidak dengan stan dar yang
ditentukan. Direksi dapat menunjuk stafnya sendiri atau pihak lain untuk
mengerjakan survey lapangan dan membebankan seluruh biayanya kepada
Kontraktor.
15. Jika diperlukan untuk mengetahui kondisi tanah (tekstur, jenis tanah dan daya
dukung tanah) , kontraktor diwajibkan melakukan test penyeli dikan tanah dengan
menunjuk pihak / lembaga yang bergerak dalam tes penyelidikan tanah yang
bersertifikasi.

1.3. Pembuatan Jembatan Darurat dari Kayu


a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mela ksanakan
pembuatan jembatan darurat dari kayu sesuai petunjuk Direksi.
b. Jembatan darurat harus dibuat tegak lurus sumbu saluran dan harus dibuat melebihi
lebar dasar pondasi Drainase saluran.
c. Jembatan darurat harus dibuat kokoh, tidak mudah rusak dan tidak bergerak serta
harus dijaga agar tidak rusak/hilang selama pelaksanaan pekerjaan drainase saluran

2. PEKERJAAN TANAH
2.1. Penggalian Tanah Untuk Konstruksi
2.1.1. Umum
1. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, pembuangan tanah atau material lain bila
ada dari tempat kerja atau sekitarnya yang perlu, untuk penyelesaian yang
memuaskan dari pekerjaan dalam kontrak ini.
2. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan pondasi, untuk pembuangan
material yang tidak terpakai atau humus, dan untuk pembentukan seca ra umum
garis, ketinggian penampang yang ditunjukkan dalam gambar atau yang
diperintahkan oleh Direksi.

2.1.2. Perbaikan dari Pekerjaan Galian yang tidak Memuaskan


Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan, harus diperbaiki oleh
Kontraktor sebagai berikut :
• Material yang berlebihan harus dibuang dengan menggali lebih lanjut
• Daerah dimana digali lebih atau daerah retak atau lepas, harus diurug kembali
dengan timbunan pilihan atau lapis pondasi agregat seperti yang diperintahkan oleh
Direksi.

2.1.3. Pelaporan dan Pencatatan


a. Kontraktor harus menyerahkan kepada direksi, sebelum memulai pekerjaan, gambar
perincian potongan melintang atau memanjang yang menunjukkan kondisi awal
daripada tanah sebelum operasi pembabatan dan penggarukan dilakuk an untuk setiap
seksi pekerjaan galian.

Spesifikasi Teknis -8
Kegiatan Pekerjaan Saluran Drainase DR Murjani

b. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi gambar perincian dari seluruh struktur
sementara yang diusulkannya atau yang diperintahkan untuk digunakan seperti skor,
turap, cofferdam, dan tembok penahan dan harus memp eroleh persetujuan direksi
sebelum melaksanakan pekerjaan galian yang dimaksudkan untuk dilindungi oleh
struktur yang diusulkan tersebut.
c. Setelah masing-masing galian untuk tanah dasar, formasi atau pondasi selesai,
kontraktor harus memberitahu direksi. Bahan landasan atau material lain tidak boleh
dipasang sebelum kedalaman galian disetujui oleh direksi.

2.1.4. Prosedur Penggalian


1. Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi dengan
menggunakan alat berat. yang ditentukan dalam gambar atau ditunjukkan oleh
Direksi dan harus mencakup pembuangan seluruh material dalam bentuk apapun
yang dijumpai termasuk tanah, padas, batu bata, batu beton dan lain -lain. Pekerjaan
galian harus dilakukan dengan seminimal mungkin gangguan terhadap material di
bawah dan di luar batas galian.
2. Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan kontraktor harus menyediakan
seluruh material yang diperlukan, perlengkapan dan buruh untuk pengeringan,
panggalian saluran air dan pembangunan saluran sementara, tembok ujung dan
cofferdam. Pompa agar siap di tempat kerja setiap saat untuk menjamin tak ada
gangguan dalam prosedur pengeringan dengan pompa.

2.1.5. Jaminan Keselamatan Pekerjaan Galian


1. Kontraktor harus memikul seluruh tanggung jawab untuk menjamin keselamat an
pekerja yang melaksanakan pekerjaan galian.
2. Selama masa pekerjaan galian, kontraktor harus menjaga setiap saat suatu lereng
yang stabil yang mampu menahan pekerjaan sekitarnya. Bila diperlukan, kontraktor
harus menahan atau menyangga struktur di sekitar nya yang jika tidak dilakukan
dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian.
3. Pada setiap saat dimana kedalaman galian melebihi ketinggian di atas kepala,
kontraktor harus menempatkan pengawas keamanan pada tempat kerja yang
tugasnya hanya memonitor kemajuan dan keamanan. Pada setiap saat peralatan
galian cadangan serta perlengkapan P3K harus tersedia di tempat kerja galian.
4. Seluruh tepi galian terbuka harus diberi penghalang yang cukup untuk mencegah
pekerja atau orang lain terjatuh kedalamnya dan setiap galian terbuka pada badan
jalan atau bahu harus ditambah dengan bamboo pada malam hari dengan drum dicat
putih atau lampu kuning sesuai dengan ketentuan Direksi.

2.2. Pengurugan kembali


Bahan :
Bahan yang digunakan sebagai urugan adalah Sirtu Padat
Mutu Bahan
Sirtu yang digunakan adalah yang telah dipilih yang bebas dari lumpur dan tidak
berair.
Prosedur Pelaksanaan
Penimbunan dilakukan mendatar lapis demi lapis yang dipadatkan dengan
menggunakan peralatan pemadat. Urugan dilakukan dengan tenaga manusia.

Spesifikasi Teknis -9
Kegiatan Pekerjaan Saluran Drainase DR Murjani

2.3. Pengurugan Pasir Padat


Bahan :
Bahan yang digunakan sebagai urugan adalah Pasir Padat
Mutu Bahan
Pasir yang digunakan adalah yang telah dipilih yang bebas dari lumpur dan tidak
berair.
Prosedur Pelaksanaan
Penimbunan dilakukan mendatar lapis demi lapis yang dipadatkan dengan
menggunakan peralatan pemadat. Urugan dilakukan dengan tenaga manusia.

2. 4. Pembuangan Material Galian Pengangkutan Tanah keluar proyek


1. Seluruh material yang telah digali dalam batas volume yang telah dite ntukan,
dan apabilatidak bisa dibuang secara langs ung , maka untuk sementara dapat
diletakan didaerah sekitar saluran.
2. Penempatan hasil galian tersebut jangan sampai menggangu sekitranya.
3. Walapupun ditempatkan sementara, tanah hasil galian tidak dibe narkan berada pada
tempattersebut sampai 1 ( satu hari ).
4. Seluruh hasil material bekas galian drainase harus dibuang dan tempat bekas
penempatansementara hasi galian, ditinggalkan dalam keadaan rapih dan bersih.
5. Alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut tanah sisa galian adalah Dump
Truk dengan kapasitas muat sesuaiAnalisa RAB atau bila kondisi jalan / area yang
tidak memungkinkan bisamenggunakan kendaraan kecil dengan seijin pengawas
lapangan.
6. Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi se tiap kali akan mengadakan
pengangkutanmaterial sisa galian keluar proyek, serta harus mencatat berapa m3
volume dari material yang telahdiangkut setiap ada pekerjaan pengangkutan .
7. Seluruh material Galian tanah di buang di areal lokasi pekerjaan

2.5. Pembuatan KISDAM


Umum
1. Uraian
Pada bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksanakan, areal pekerjaan kadang-
kadang suatu saat tidak bisa bebas sama sekali dari adanya air. Pada keadaan ini, Kontraktor
diwajibkan mengeringkan atau membebaskan areal pekerjaan yang akan dipakai sebagai
kedudukan Konstruksi dari genangan air atau pengaruh air, karena bisa menyebabkan
turunnya kualitas pekerjaan akibat pengaruh air tersebut. Pada prinsipnya, selama masa
pelaksanaan pekerjaan, semua lokasi yang akan dipakai sebagai kedudukan bangunan harus
dijaga agar tetap kering, bebas dari genanan ataupun rembesan air.
2. Bahan Material
• Bahan utama dari pembuatan Kisdam ini yakni Pasir dan Karung
• Pasir yang dipakai sesuai dengan analisa RAB.
• Karung yang digunakan karung plastik bagor (sebesar karung beras 25 kg) yang baru dan
bagus,untuk hal ini kontraktor harus mendapat persetujuan dari Pengawas dan Direksi.
• Tali Rapia/ Plastik.
• Karung karung beras 25 kg dan pasir pengisi
3. Pelaksanaan Pemasangan Kisdam
a. Kisdam dipasang memanjang sepanjang saluran yang akan dikerjakan.

Spesifikasi Teknis -10


Kegiatan Pekerjaan Saluran Drainase DR Murjani

b. Pasir di isi karung dengan pasir kemudian disusun secara menumpuk sehingga dapat
mengatasi aliran air.
c. Khusus pekerjaan pengerukan lumpur, digunakan kisdam sandbag dengan ukuran tinggi
1,00 – 2M’

2.6. Pemompaan
Pengoperasian per hari selama 24 jam 1 buah pompa air diesel daya 5 kW dengan suction head
max. 3m dan discharge head max. 20m (kapasitas 0,5 m3/s pada suction head 1m dan discharge
head 10m). Pengoperasian pompa diasumsikan akan beroperasi 24 jam dan disediakan
20% pompa cadangan (misalkan untuk 4 buah pompa dioperasikan dan 1 cadangan),
maka biaya operasi per 1 bh pompa.

3. PEKERJAAN SALURAN DRAINASE


3. 1. Pekerjaan Pembongkaran Cor beton dan Saluran Existing / lama
3.1.1 Pembongkaran Beton
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, alat - alat dan pengangkutan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan pembongkaran beton .
Pekerjaan bongkaran dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pembongkaran harus dilaksanakan secara tertib dan hati-hati sehingga tidak merusak
bagian lainnya yang tidak semestinya dibongkar dan tidak membahayakan manusia, baik orang
lain, personel yang terlibat dalam pelaksanaan ini maupun pekerjaannya sendiri.
b. Semua Material bekas bongkaran di buang di areal lokasi pekerjaan.

3.1.2. Bongkar Pasangan Lama


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, alat - alat dan pengangkutan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan pembongkaran pasangan lama
seperti tertera pada gambar rencana dan juga pembersihan lokasi pembongkaran dari
sisa material lama.
Pekerjaan bongkaran dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pembongkaran harus dilaksanakan secara tertib dan hati-hati sehingga tidak merusak
bagian lainnya yang tidak semestinya dibongkar dan tidak membahayakan manusia, baik
orang lain, personel yang terlibat dalam pelaksanaan ini maupun pekerjaannya sendiri.
b. Semua Material bekas bongkaran di buang di areal lokasi pekerjaan.

3.2. Pekerjaan Lantai Beton


1. Syarat-syarat umum
a. Ketentuan, menunjuk pada persyaratan : Peraturan Beton Ber tulang Indonesia
1971.
b. Mutu Beton Beton memakai mutu fc’ 10 Mpa. Masing- masing penggunaan
disesuaikan dengan yang tercantum pada gambar. Mutu karakteristik merupakan
syarat mengikat.
c. Campuran / adukan beton macam adukan dengan campuran agregat kasar atau
halus dengan banyaknya tiap 40 kg Portland cement dan ukuran nominal agregat
kasar/halus. Kontraktor harus membuat percobaan komposisi campuran (beton
mix) guna memenuhi karakteristik yang diminta. Pemakaian jenis adukan beton
untuk pengunci R segmen, Pengunci plat, rekondisi jalan beton, lantai kerja.
Sedangkan Jenis Beton B0 untuk lantai kerja dengan tebal 10 cm (tidak dicor ke
dalam cetakan) dilakukan dengan mesin pengaduk berkapasitas tidak kurang dari

Spesifikasi Teknis -11


Kegiatan Pekerjaan Saluran Drainase DR Murjani

350 liter. Setiap kali membuat adukan, pengadukan h arus rata hingga warna dan
kentalnya sama. Takaran perbandingan campuran Semua bahan harus ditakar
menurut volume/beratnya. Temperatur adukan yang diizinkan 28 – 30 C.
d. Pengawasan campuran adukan Komposisi Semua agregat, semen, air,
volume/beratnya harus ditakar dengan seksama. Proporsi semen ya ng ditentukan
adalah minimal. Sebagai pedoman, kontraktor harus tetap mengusahakan
mutu/kekuatan beton sesuai dengan yang disyaratkan dalam PBI 1971.

2. Bahan-Bahan
a. Semen Semen yang dipakai harus Portland Cement dari merk yang disetujui dan
yang dalam segala hal memenuhi syarat seperti dikehendaki oleh “Peraturan Beton
Bertulang Indonesia”. Dalam pengangkutan, semen harus terlindung dari hujan,
zak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat dan harus disimpan
di gudang yang cukup ventilasinya dan tidak kena air, ditaruh pada tempat yang
ditinggikan paling sedikit 10 cm dari lantai. Kantong semen tersebut tidak boleh
ditumpuk sampai tinggi melampaui 2 m, dan tiap pengiriman baru harus dipisahkan
dan ditandai dengan maksud agar pemakaian s emen dilakukan menurut urutan
pengirimannya.
b. Agregat (butiran, pasir) Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih serta tidak
boleh mengandung bahan-bahan yang merusak umpamanya yang bentuk atau
kualitasnya bertentangan dan mempengaruhi kekuatan atau kekalnya konstruksi
beton pada setiap umur, termasuk daya tahannya terhadap karat dari tulangan besi
beton. Agregat (butiran) dalam segala hal harus memenuhi yang dikehendaki
(ketentuan-ketentuan) PBI 1971.
c. Air Air untuk adukan dan perawatan beton haru s bersih, bebas dari bahan-bahan
yang merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen.
d. Cetakan (bekisting) :
• Bahan Bekisting harus dipakai kayu klas III dengan rangka yang cukup kering
dan sesuai dengan finishing yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan
dimensi dari beton sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Bekisting harus
mampu untuk menahan getaran-getaran vibrator dan kejutan daya lain yang
diterima tanpa mengubah bentuk. Cetakan harus dibuat dari papan -papan yang
bermutu baik, dipakai kayu terentang setebal minimum 3 cm.
• Konstruksi Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat
menahan getaran yang merusak atau lengkung akibat tekanan adukan beton yang
cair atau sudah padat. Cetakan harus dibuat sedemikian rupa hingga
mempermudah penumbukan-penumbukan untuk memadatkan pengecoran tanpa
merusak konstruksi.
• Alat untuk membersihkan Pada cetakan untuk kolom atau dinding harus
diadakan perlengkapan- perlengkapan untuk menyingkirkan kotoran-kotoran,
serbuk gergaji, potongan-potongan kawat pengikat dan lain-lain. Ukuran Semua
ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar dan sama di semua tempat
untuk bentuk dan ukuran yang diinginkan sama.
• Pelapis Cetakan Untuk mempermudah pembukaan bekisting, pelapis cetaka n
dari merk yang telah disetujui dapat dipergunakan. Minyak pelumas, yang sudah
dipakai tidak boleh digunakan.

Spesifikasi Teknis -12


Kegiatan Pekerjaan Saluran Drainase DR Murjani

3. Syarat-Syarat Pelaksanaan.
Setiap pekerjaan beton, pemborong harus melakukan pengujian kuat tekan beton (Khusus
untuk Bangunan Berlantai II atau lebih) yang hasilnya harus diketahui oleh pengawas.
a. Lubang-lubang dan blok-blok klos Pemborong harus menentukan tempat dan
membuat lubang-lubang, memasang kayu keras untuk paku atau klos -klos, angker,
dan sebagainya yang diperlukan, memasang rangka atau pekerjaan kayu halus. Alat
yang salah penempatannya harus dipindahkan jika memang diperintahkan oleh
pemberi tugas dan ketetapan-ketetapan lain harus dibuat untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki.
b. Toleransi Posisi masing-masing bagian konstruksi harus tepat dalam batas toleransi 1
cm, toleransi ini tidak boleh bertambah-tambah (cumulative). Ukuran masing- masing
bagian harus seksama dalam – 0,50 dan + 0,50 cm.
c. Pemberitahuan pelaksanaan pengecoran Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran
beton pada bagian-bagian utama dari pekerjaan, kontraktor harus mendapat
persetujuan. Jika tidak mendapat persetujuan, dan pengecoran tidak disetujui, maka
kontraktor dapat diperintahkan untuk membongkar beton yang telah dicor atas biaya
sendiri. (Khusus untuk yang berlantai II)
d. Pengangkutan adukan Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa hingga dapat
dihindarkan adanya pemisahan dari bagian-bagian bahan. Adukan tidak boleh
dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 2 meter. Dalam keadaan terpaksa tinggi jatuh
beton lebih dari 2 m, maka disarankan untuk mempergunakan talang.
e. Pembersihan cetakan dan alat-alat Sebelum beton dicor, semua kotoran dan benda -
benda lepas harus dibuang dari cetakan. Permukaan cetakan dan pasangan -pasangan
dinding yang akan berhubungan dengan beton harud dibasahi dengan air sebelum
dicor.
f. Pengecoran Pengecoran ke dalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai
mengental, yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit. Pengecoran
suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti. Tidak boleh
mengecor beton pada waktu hujan, kecuali jika kontraktor mengambil tindakan -
tindakan mencegah kerusakan atau dengan izin dari Direksi.
g. Pemadatan beton Adukan harus dipadatkan dengan memakai alat penggetar (vibrator)
yang berfrekwensi dalam adukan paling sedikit 3000 putaran dalam 1 menit.
Penggetaran harus dimulai pada waktu adukan ditaruh dan dilanjutkan adukan
berikutnya. Dalam permukaan yang vertikal, vibrator harus dekat ke cetakan tapi
tidak menyentuhnya sehingga dihasilkan suatu permukaan beton yang baik.Dengan
sudut kemiringan vibrator antara 45 – 90 derajad. Penggetaran tidak boleh dilakukan
langsung menembus tulangan ke bagian-bagian adukan yang sudah mengeras.
h. Perawatan Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari, angin dan
hujan, sampai beton itu mengeras dengan baik, dan untuk mencegah pengeringan
terlalu cepat harus diambil tindakan-tindakan sebagai berikut :
1. Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton harus dibasahi terus menerus sampai
cetakan dibongkar.
2. Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi selama 14 hari berturut -
turut.
i. Pembongkaran cetakan Pembongkaran cetakan dapat dilakukan setelah ada izin dari
pengawas Lapangan (Direksi) Bilamana akibat pembongkaran cetakan, pada bagian
konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana, maka
cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tetap berlangsung. Perhatian

Spesifikasi Teknis -13


Kegiatan Pekerjaan Saluran Drainase DR Murjani

pemborong mengenai pembong-karan cetakan ditujukan ke PBI–1971. Kontraktor


harus memberitahu Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan bilamana ia bermaksud akan
membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama dan minta
persetujuannya.

3.4. Pengadaan U-Ditch K-350 Fabrikasi Dengan Manhole


Produk saluran ini memiliki proses produksi yang sama dengan mat erial beton yang
lainnya. Dalam proses pembuatan saluran air sendiri telah ditetapkan standar tertentu
sehingga mutu dan kualitasnya akan terjamin. Begitu pula dengan saluran air u ditch
precast yang dibuat langsung di suatu lahan yang sudah di siapkan ses uai dengan
standart pabrik dengan pengawasan yang sangat ketat melalui teknologi canggih dalam
pembuatan materialnya. Dikarenakan di Kalimantan tengah belum ada pabrikasi U -
ditch maka untuk pembuatan nya di lakukan di suatu lahan kosong yang sesuai dengan
standart pabrik.jarak lahan maksimal dari lokasi pekerjaan adalah 5 km. u -ditch yang
sdh di cetak akan di mobilisasi ke lokasi pekerjaan apabila lokasi pekerjaan sdh siap
untuk di lakukan pemasangan.

U-Ditch + Cover yang dimaksud adalah U-Ditch + Cover Precast yang berasal dari
pembuatan sendiri di suatu lahan yang sesusai standart pabrikasi yang mampu menahan
beban kendaraan 5 ton/m2.
1. U-Ditch menggunakan mutu beton K-350 sesuai Fabriksai
2. Kontraktor harus memesan untuk pembuatan U-Ditch Precast tersebut pada sebuah
lahan, yang telah disetujui oleh pihak Direksi
3. Mutu, Dimensi serta Detail U-Ditch Precast yang dipesan harus sesuai dengan
gambar perencanaan yang sudah disetujui oleh Direksi
4. Syarat diterimanya beton precast, pihak penyedia diwajibkan mengun dang pihak
pengguna untuk melakukan inspeksi / tinjauan ke produsen melihat tahap an dan
pemakaian bahan
5. Bila mutu pembuatan dibawah / tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, maka pihak
pengguna berhak menolak produk beton precast
6. Kontraktor diharuskan dapat memberikan Jaminan Spesikasi Pemesanan U-Ditch
Precast ( yang berisi Job Mix Formula ) serta Surat Dukungan dari Pabrik ( dengan
melampirkan analisa harga satuan pabrikasi) yang dikeluarkan oleh Pabrik, kepada
Direksi dan Pengawas.
7. Sebelum dipasang pada galian Konstruksi yang sudah disiapkan, Kontraktor harus
memastikan bahwa galian Konstruksi tersebut telah diisi dengan Beton B0 di bawah
K-350.

Sebuah produk beton yang dicetak dengan menggunakan sistem atau pracetak semakin
populer dan semakin merajalela di kalangan masyarakat pada saat ini. Saluran air u
ditch termasuk ke dalam salah satu produk yang pada umumnya banyak dibutuhkan
untuk suatu proyek berlindung. Dengan adanya perkembangan teknologi dari tahun ke
tahun itu menjadikan saluran u ditch mempunyai mutu dan juga kualitas yang semakin
baik pula serta dapat diandalkan.
Kekuatan saluran u ditch juga sangatlah terjamin, hal ini dikarenakan proses produksi
saluran telah diatur oleh standar nasional Indonesia (SNI) dengan sebuah ketetapan
tertentu. Karena itu saluran u ditch memiliki kekuatan yang telah terjamin jadi anda
bisa untuk mengandalkan saluran ini sebagai kebutuhan drainase dan juga irigasi.
Dapat anda gambarkan secara umum bahwa saluran air u ditch mampu menahan beban
lalu lintas serta tekanan tanah yang aktif yang berlokasi di sekitar dinding sehingga

Spesifikasi Teknis -14


Kegiatan Pekerjaan Saluran Drainase DR Murjani

proses produksi material harus dilakukan secara akurat supaya dapat memenuhi tingkat
efisiensi di dalam pengaplikasiannya.
Tidak hanya daerah kota saja yang menggunakan u ditch sebagai saluran air drainase,
namun juga terdapat beberapa wilayah pelosok yang sudah mulai mengubah sistem
drainase mereka dengan menggunakan u ditch atas permintaan dari pemerintah. Lalu
apa sajakah kelebihan yang dimiliki oleh u ditch sehingga produk ini sangat populer di
berbagai daerah dalam memenuhi kebutuhan drainasenya.
Karena material yang sudah siap untuk dipasang maka pekerjaan proyek konstruksi
hanya membutuhkan waktu yang sedikit serta mempercepat proses pengerjaan
Masa pakai dari produk ini atau yang biasa di sebut dengan durabilitas jauh lebih
panjang dibanding dengan produk lain karena produk ini termasuk ke dalam beton yang
awet. Produk u ditch dapat menampung volume air yang lebih banyak karena memiliki
kualitas struktur yang tinggi
Bagian cover Udin dapat dibuka tutup, sehingga lebih mudah saat membersihkan,
memperbaiki, dan lain sebagainya.
Standar Produksi Saluran Air U Ditch Precast
Produk saluran ini memiliki proses produksi yang sama dengan material beton yang
lainnya. Dalam proses pembuatan saluran air sendiri telah ditetapkan standar tertentu
sehingga mutu dan kualitasnya akan terjamin. Begitu pula dengan saluran air u ditch
precast yang dibuat langsung di suatu lahan yang sudah di siapkan sesuai dengan
standart pabrik dengan pengawasan yang sangat ke tat melalui teknologi canggih dalam
pembuatan materialnya. Dikarenakan di Kalimantan tengah belum ada pabrikasi U -ditch
maka untuk pembuatan nya di lakukan di suatu lahan kosong yang sesuai dengan
standart pabrik.
Di bawah ini adalah beberapa bahan yang sangat diperlukan dalam proses produksi
saluran air u ditch. Bahan tersebut pastinya akan menentukan kualitas dan juga standar
mutu beton dihasilkan oleh produk ini. Beberapa material ban tersebut, diantaranya
adalah:
Semen

Pengertian bahan utama yang sangat penting dalam proses produksi. Semen yang
diperlukan dalam proses produksi adalah semen yang memiliki standar mutu SNI 15 –
7064 – 2004. Standar mutu tersebut adalah portland komposit atau PPC yang
mempunyai hidrasi panas yang rendah sehingga proses pen gerjaannya lebih mudah.
Karena itu semen dapat menghasilkan bentuk permukaan beton yang lebih rapat serta
halus.

Agregat
Agregat yang memilki struktur kasar dan halus dengan ukuran standar yang sudah
memenuhi SNI yakni 12,5 mm adalah agregat yang diperluk an. Dalam melaksanakan
proses penyaringan agregat, diperlukan waktu setidaknya 20 menit dengan pencucian
yang dilakukan sehingga lumpur yang ada bagian dalamnya akan menghilang
sepenuhnya.

Air
Bahan yang dimanfaatkan untuk proses produksi u ditch adalah ai r, hal tersebut sama
dengan produk beton precast lainnya. Air yang digunakan dalam proses ini haruslah air
yang bersih tanpa adanya unsur maupun campuran yang dapat merusak struktur beton

Spesifikasi Teknis -15


Kegiatan Pekerjaan Saluran Drainase DR Murjani

yang akan dibentuk. Maka dari itu Anda bisa melihat ketetapan air ya ng bagus untuk
suatu produksi beton precast yakni pada SNI 7974 : 2013.
Baja Tulangan

U ditch dibagi menjadi dua tipe Jika dilihat berdasarkan tempat pengaplikasiannya
yakni tipe light duty dan heavy duty. Maka dari itu di dalam proses produksi sangat
diperlukan baja tulangan agar dapat memperkuat struktur beton. Tulangan yang dipakai
untuk membuat u ditch haruslah yang berjenis polos dan mempunyai ukuran diameter
10 mm dan 12 mm . Namun serangan tersebut juga bisa anda ganti dengan
menggunakan tulangan ulir yang mempunyai diameter 10 mm yang telah diatur pada
SNI 2052 : 2014.
Pada umumnya alat yang sering digunakan dalam pemotongan baja tulangan ini dikenal
dengan nama gerinda. Biasanya ada yang harus memotong baja tulangan dengan
diameter 164 cm hingga mencapai 6 buah untuk tipe U ditch D 10. Sementara itu, pada
umumnya besi tulangan hanya memiliki diameter 10 mm.
Anda juga bisa memotong sebanyak 9 buah potongan besi tulangan. Agar dapat
memproduksi 1 unit, diperlukan waktu sekitar 7 menit di dalam proses pemotongan baja
tulangan nya. Proses pemotongan tersebut bisa dilakukan dengan cara manual yakni
dengan cara dikunci penyambungannya menggunakan metode las, akan tetapi supaya
Anda tidak repot maka sebaiknya anda menggunakan mesin khusus.
Superplasticizer
Untuk proses produksi precast u ditch ada juga istilah Superplasticizer, dimana ia
merupakan Sika Viscocrete 3115, yakni dosis semen yang dibutuhkan dalam proses
produksi hanya sebesar 1%.
Cetakan U- ditch atau Bekisting & Campuran Beton U Ditch
Cetakan U- ditch atau bekisting terbuat dari plat besi dan pengaku dari tripleks yang
sangat kuat dan di perkuat lagi dengan kerangka kayu.cetakan dari kayu ini rata -rata di
butuhkan hingga 5 kali.selain itu saluran beton precast yang di buat dari plat besi bias
juga anda fungsikan atau mamfaatkan berkali-kali.
Cetakan U- ditch atau Bekisting adalah metode yang digunakan untuk standar produksi
u ditch. Material yang digunakan dalam bekisting adalah baja di mana ia memiliki
kekuatan yang terjamin serta tahan lama wala upun dipakai berulang kali.
Pada awal proses produksi, bekisting harus dibersihkan dahulu dari debu. Bahkan untuk
beberapa tipe perlu adanya pelapisan antara mirror glaze serta corrugate kayu. Lapisan
ini bertujuan untuk menutupi celah-celah yang mungkin ada pada permukaan u ditch.
Jika sudah melewati proses sebagai testing, anda dapat melanjutkannya dengan
merapatkan baut atau mur. Anda harus memastikan agar beton tidak dapat keluar dari
pengecoran dan pemadatan yang dilakukan.
Setelah pembuatan bekisting telah memenuhi standar yang telah ditetapkan, berikut
adalah metode pembuatan campuran beton yang harus anda lakukan:
Melakukan penimbangan bahan dan material yang dibutuhkan dalam proses cetakan u
ditch, seperti: Semen, agregat, air, superplasticizer, har us diukur sesuai komposisi yang
telah ditetapkan.
Lakukan pencampuran bahan (mixing), proses pencampuran bahan ini bisa
menggunakan concrete mixer dengan memasukan pasir, semen, agregat halus, dengan
perbandingan yang telah ditimbang sebelumnya. Setelah it u baru anda memasukkan air
ke dalam campuran. Proses pencampuran ini sama seperti dalam pembuatan beton
Precast pada umumnya.

Spesifikasi Teknis -16


Kegiatan Pekerjaan Saluran Drainase DR Murjani

Demikian standar produksi u ditch yang dapat kami paparkan untuk anda. Setiap proses
produksi membutuhkan ketelitian tinggi dan ke tetapan dalam menghitung jumlah
maupun waktu proses pembuatannya.

i. Uraian
1. Beton terdiri dari suatu campuran yang sebanding (proporsional) antara semen,
air, dan agregat bergradasi. Campuran beton akan mengendap dan mengeras
menurut bentuk yang diminta, diisyaratkan dan membentuk satu bahan yang
padat keras dan tahan lama (awet) yang memiliki karakteristis tertentu.
2. Agregat meliputi baik yang bergradasi kasar maupun yang bergradasi halus,
tetapi jumlah agregat halus akan dipertahankan sampai jumlah m inimum yang
diperlukan, yang apabila dicampur dengan semen akan cukup untuk mengisi
rongga-rongga antara agregat kasar serta memberikan suatu permukaan akhir
yang halus.
3. Untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan yang optimum, volume air
yang dimasukkan kedalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah
minimum yang diperlukan untuk memudahkan pengerjaan selama
pencampuran.
4. Bahan tambahan kepada campuran beton seperti memasukkan udara air (air
entraining ) atau bahan kimia untuk memperlambat atau memper cepat waktu
pengerasan, tidak diperbolehkan kecuali diminta demikian didalam
persyaratan kontrak khusus.

ii. Peraturan (Code) Beton


Perbaikan yang terakhir harus sepenuhnya diterapkan kepada semua pekerjaan beton
kecuali dinyatakan secara lain atau yang menga cu kepada pemeriksaan AASHTO
dan Spesifikasi khusus yang tidak tersebut dalam PBI 1971

iii. Kelas-kelas Beton


Klasifikasi dan rujukan mutu harus seperti yang diberikan pada table 7.1.1.

iv. Toleransi
Toleransi dimensi
Struktur dengan panjang keseluruhan sampai dengan 6 meter + 5mm
Struktur dengan panjang lebih dari 6 meter +15 mm
Panjang balok, slab lantai, kolom dan dinding nol
Antar Kepala Jembatan (Abutment) + 10 mm
Toleransi posisi (dari titik acuan ) + 10 mm
Alinyemen vertikal untuk kolom-kolom dan dinding-dinding
+ 10 mm
Toleransi untuk selimut beton diatas baja tulangan sampai 5 cm atau lebi 0 dan 10
mm
Selimut dari 5 cm sampai 10 cm  10 mm

v. Penyerahan-penyerahan
Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh semua bahan-bahan yang digunakan
untuk pekerjaan beton bersama-sama dengan data-data pengujian yang menunjukkan
kecocokkan dengan persyaratan mutu spesifikasi ini.
Apabila disyaratkan demikian oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus menyerahkan
gambar–gambar rinci semua pekerjaan acuan yang digunakan pa da pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuan.

Spesifikasi Teknis -17


Kegiatan Pekerjaan Saluran Drainase DR Murjani

Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi Teknik paling lambat 24 jam sebelum
pencampuran atau pengecoran beton.

vi. Penyimpanan Bahan-bahan


1. Agregat harus disampan secara terpisah sesuai dengan ukuran -ukuran untuk
mencegah terjadinya pencampuran. Semen harus disimpan secara teratur dan
rapi mengikuti waktu penyerahannya, sehingga pemakaiannya dapat diatur
dan penyimpanan semen beton kontruksi tidak boleh lebih dari 3 bulan.
Semen yang sudah mengeras, tidak diijinkan digunakan dalam pekerjaan-
pekerjaan kontruksi.

2. Selama pengangkutan semen sampai ke gudang atau lapangan kerja harus


dijaga sehingga semen tidak lembab atau kantong rusak, keadaan
penyimpanan untuk bahan-bahan uyang harus dipakai dilapangan, harus
memnuhi persyaratan yang disebutkan dalam pasal-pasal mengenai
karakteristik bahan (NI-3) dan spesifikasi penyimpanan bahan-bahan (PBI
1971, pasal 3,9 )

vii. Kondisi Cuaca


Pada umumnya, pencmpuran, pengangkatan dan pengecoran beton harus
dilakukan pada cuaca kering. Apabila keadaan cuaca tidak menentu,
kontraktor harus mengambil tindakan pencegahan yangdiperlukan untuk
melindungi campuran beton terhadap hujan. Dan Direksi Teknik harus
menentukan apakah pencampuran dan pengecoran beton akan dilanjutkan
atau ditunda sampai membaiknya keadaan cuaca.
Kontraktor tidak boleh menuntut penggantian terhadap kerusakan beton yang
ditolak karena hujan.

viii. Perbaikan –perbaikan pekerjaan beton yang tidak memuaskan


Pekerjaan beton yang tidak memenuhi persyaratan spesifikasi mengenai
toleransi ( kelonggaran ), sifat campuran beton, atau penyelesaian akhir
permukaan, harus diperbaiki menurut perintah Direksi Teknik dan dapat
meliputi :
Perubahan prebandingan campuran
Pembongkaran atau perkuatan bagian-bagian pekerjaan yang dinyatakan
tidak memuaskan oleh Direksi Teknik.
Perawatan tambahan bagian-bagian yang pengujian-pengujian betonnya
ternyata tidak memuaskan.
Dalam hal terjadinya perselisihan antara Kontraktor dan Direksi Teknik
mengenai mutu pekerjaan beton Direksi Teknik akan memint a Kontraktor
untuk melakukan pengujian lagi, untuk dapat membuat penilaian mutu yang
benar.

BAHAN
a. Semen
1. Semen yang digunakan untuk pekerjaan Beton harus dipilih berasal dari salah
satu jenis P.C. (Portland Cement) berikut ini, yang memenuhi spesifikas i
AASTHO M85
Tipe I : Pemakaian umum tanpa sifat-sifat khusus
Tipe II : Pemakaian umum dengan ketahanan terhadap sulfat
yang moderat (sedang)
Tipe III : digunakan jika diperlukan pencapaian kekuatan
awal yang tinggi
Tipe IV : Digunakan jika dipergunakan panas hidrasi yang
rendah

Spesifikasi Teknis -18


Kegiatan Pekerjaan Saluran Drainase DR Murjani

Tipe V : Digunakan jika diperlukan ketahanaan (resistensi)


terhadap sulfat yang tinggi
2. Kecuali diijinkan secara lain oleh Direksi Teknik, semen yang digunakan
pada pekerjaan harus diperoleh dari satu sumber teknik.

b. Air
Air yang digunakan untuk bahan pencampuran dan perawatan beton harus bersih
dan bebas dari bahan-bahan yang berbahaya seperti oli, garam,asam, alkali, gula
atau bahan-bahan organic. Direksi Teknik dapat meminta kontraktor untuk
mengadakan pengujian air yang berasal dari suatu sumber yang dipertimbangkan
mutunya meragukan (Rujukan Pengujian AASHTO T 26)

c. Agregat
i. Persyaratan umum
1. Agregat untuk pekerjaan harus terdiri dari campuran agregat kasar dan halus,
berisi batu pecah yang bersih, keras dan awet atau kerikil sungai alam harus
dicuci.
2. Agregat tersebut harus memenuhi persyaratan gradasi yang diberikan pada
Tabel 7.1.2. dan dengan keadaan mutu (sifat) yang diberikan pada table
7.1.3.
3. ukuran maksimum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga perempat
ruang bebas minimum diantara batang-batang tulangan atau antara batang
tulangan dan cetakan (acuan)
4. Agregat halus harus bergradasi baik dari kasar s/d halus dengan hampir
seluruh partikel lolos saringan 4,75 mm
5. Semua agregat halus, harus bebas dari sejumlah cacat kotoran organic, dan
jika dimintakan demikian oleh Direksi Teknik harus diadakan pengujian
kandungan organic menggunakan pengujian chlorimetric AASTHO T21
setiap agregat yang gagal test warna, harus ditolak.
6. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton kontruksi

ii. Gradasi agregat


Gradasi agregat kasar dan agregat halus harus memenuhi persyaratan Tabel
7.1.2. berikut ini, namun bahan-bahan yang tidak memenuhi persyaratan
gradasi ini tidak perlu ditolak apabila Kontraktor dapat menunjukkan
(berdasarkan campuran percobaan dan pengujian ) bahwa dapat dihasilkan
beton yang memenuhi persyaratn sifat-sifat campuran yang diuraikan.

Tabel 3.1.2. Persyaratan Gradasi Agregat

Ukuran Saringan Prosentase Lolos Berdasarkan Berat


Standa
Imperial Agregat
rt Pilihan Agregat Kasar
( inches ) Halus
( mm )
50 2 100
37 1½ 95-100 100
25 1 - 95-100 100
19 ¾ 35-70 - 90-100 100
90-
13 ½ - 25-60 -
100
9,5 3/8 100 10-30 - 20-55 40-70
4975 #4 95-100 0-5 0-10 0-10 0-15
2,36 #8 - - 0-5 0-5 0-5

Spesifikasi Teknis -19


Kegiatan Pekerjaan Saluran Drainase DR Murjani

1,18 # 16 45-80 - - -
0,3 # 50 10-30
0,15 # 100 2-10

iii. Syarat-Syarat Mutu Agregat


Agregat untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat -syarat mutu berikut
ini yang diberikan pada Tabel 3.1.3 dibawah
Tabel 3.1.3. Persyaratan Gradasi Agregat

Uraian
Agregat Agregat
Kasar Halus
Kehilangan berat karena abrasi (500
40 % -
putaran)
Kehilangan kesempurnaan sodum sulfat
12 % 10 %
setelah 5 putaran
Prosentase gumpalan lempung dan partikel
2% 0,5 %
serpih
Bahan-bahan yang lolos saringan 0,075
1% 3%
mm ( # 200 )

d. Filler ( bahan pengisi ) Sambungan


Bahan pengisi yang dituangkan untuk sambungan – sambungan harus memenuhi
persyaratan AASTHO M173 – jenis Elastis dituangkan panas.
Bahan pengisi yang di bentuk sebelumnya untuk sambungan -sambungan
memenuhi persyaratan AASTHO – 153 Filler Bentuk Karet Spons ( bunga
karang) dan Filler Gabus sambungan Muai

PERENCANAAN CAMPURAN BETON


a. Persyaratan Perencanaan Campuran ( Berdasarkan Berat )
Untuk semua pekerjaan beton kontruksi dan pekerjaan beton utama,
perbandingan – perbandingan bahan untuk perencanaan campuran harus
ditentukan menggunakan cara yang ditetapkan dalam PBI terakhir, dan harus
sesuai dengan batasan yang diberikan pada Tabel 3.1.4. gradasi dan ukuran
maksimum agregat harus sesuai dengan pilihan agregat kasar yang diberikan
pada Tabel 3.1.2
Tabel 3.1.4. Perbandingan (Proporsi) Desain Campuran Beton (Berdasarkan
Berat )

Ukuran
Agregat Maks.
Yang Perbandingan
Berat Semen Disarankan Air Semen Optimum
Kelas
Total
Beton ( mm )
(Kg/m3)
Perbandinga Dgn
Kelas n Berat
Kelas A
B
(Ratio) Kg/m3
K 400 > 425 25.0 19.0 0.35 150
K 350 425 25.0 19.0 0.42 180
K 275 400 25.0 19.0 0.42 170
K 175 300 37.5 25.0 0.50 150

Spesifikasi Teknis -20


Kegiatan Pekerjaan Saluran Drainase DR Murjani

K 125 250 50.0 25.0 0.52 130


B/IO 225 50.0 37.5 0.60 135
K 225 25.0
(didala 400 37.5 atau 0.53 210
m air) 19.0
Catatan : Berat semen total yang diperlukan untuk k 400 harus ditentukan
oleh persyaratan kekuatan yang diperlukan

b. Persyaratan Perencanaan Campuran (berdasarkan volume )


Untuk pekerjaan beton kecil dan tergantung persetujuan Direksi Teknik secara
tertulis. Bahan-bahan untuk beton dapat ditakar berdasarkan volume atau suatu
kombinasi berat dan volume. Tindakan pencegahan berikut ini harus dilakukan
i. Semen harus selalu diukur berdasarkan berat 40 kg tiap kantong.

ii. Agregat dapat diukur berdasarkan volume, menggunakan kotak-kotak ukuran


yang direncanakan secara baik dengan kapasitas yang ditentukan secara jelas.
Kotak-kotak tersebut harus diisi sampai berlebih dan agregat lebihan
(surplus) diratakan dengan perata diatas.

iii. Jika pasir diukur berdasarkan volume, harus diperhitungkan volume


tambahan pasir yang mengembang karena kadar air
a. Pasir basah biasanya akan mengembang kurang lebih 25% berdasarkan
volume dan untuk pekerjaan yang kecil, nilai -nilai berikut dapat diambil
untuk kadar air
b. Jika diperlukan demikian oleh Direksi Teknik, pengujian lapangan harus
dilakukan untuk menetukan besarnya pengembangan

Kondisi Pasir Kandungan Air


Pasir Amat Basah 100 – 130 kg/m3

Pasir Basah Sedang 60 – 65 kg/m3

Pasir Lembab 30 – 35 kg/m3

c. Jika diperlukan demikian oleh Direksi Teknik, pengujian lapangan harus


dilakukan untuk menetukan besarnya pengembangan
iv. Air untuk Pencampuran harus diukur secara teliti dalam sebuah tempat yang
sesuai

v. Penakaran beton berdasarkan volume, akan dipilih dari salah satu campuran
berikut yang diberikan pada Tabel 3.1.5.

Tabel 3.1.5. Perbandingan Campuran Beton Untuk Pekerjaan-Pekerjaan


Kecil ( Berdasarkan Volume )

Campura Volume Untuk 200 Kg Beton


n Kelas
Pasir (M3 ) Agrega Air (Liter) Pekerjaan
Nominal Seme
t

Spesifikasi Teknis -21


Kegiatan Pekerjaan Saluran Drainase DR Murjani

(Dengan n Kasar
Volume 40 Kg Lemba ( M 3) Lemba Kerin
Kanto Kering
Bahan b b g
ng
Kering)

Gelegar,pela
t
1:2:3 5 0.34 0.28 0.42 54 100
lantai,kolom
bertulang

Pelat lantai,
beton
1:2:4 5 0.34 0.28 0.57 82 109 bertulang,da
n tanpa
tulang

Beton
massa,
1 : 2,5 : 5 5 0.41 0.34 0.68 95 132 dinding
penahan dan
pekerjaan

Umum
1:3:6 5 0.51 0.85 0.85 114 154 Pondasi
beton massa

c. Campuran percobaan
Kontraktor harus memastikan perbandingan campuran dan bahan -bahan yang
diusulkan dengan membuat dan mengadakan pengujian campuran percobaan
yang disaksikan oleh Direksi Teknik, menggunakan peralatan jenis yang sama
seperti yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Campuran percobaan akan
diperlakukan dapat diterima, asalkan hasil -hasil pengujian memuaskan dan
memenuhi semua persyaratan perbandingan campuran seperti ditentukan dalam
Tabel 3.1.6.

d. Persyaratan Sifat-sifat campuran


i. Semua beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan
kekuatan tekan dan slump (penurunan seperti ditetapkan dalam tabel 3.1.6. di
bawah atau yang disetujui Direksi Teknik, bilamana contoh bahan, perawatan
dan pengujian-pengujian sesuai dengan pengujian yang disebutkan dalam
spesifikasi ini.

Tabel. 3.1.6 Persyaratan Sifat Campuran Beton

Kekuatan Tekan Minimum Slum Yang


Kg/cm 2 Diijinkan ( mm )
Kelas Silinder
Beto Kubus 15 Cm 15 Cm X 30
n Cm Tanpa
Digetar
Getar
28 28
7 Hari 7 Hari
Hari Hari
K 400 40 – 60

Spesifikasi Teknis -22


Kegiatan Pekerjaan Saluran Drainase DR Murjani

K 350 225 350 190 290 40 – 60


K 275 175 275 145 230 40 – 60
K 225 14 225 120 185 40 – 60
K 175 110 175 90 145 40 – 60 50 - 80
K 125 80 125 65 100 40 – 100
K 225
(dalam 145 225 120 185 75 - 175
Air )
Catatan : untuk pengujian kekuatan tekan yang dilakukan dengan contoh
uji silinder persyaratan kekuatan harus diturunkan me njadi
sekitar 83 % dari kekuatan kubus
ii. Beton untuk pekerjaan –pekerjaan kecil yang ditakar berdasarkan volume
sesuai dengan Tabel 3.1.5 harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan dan
slum minimum yang diberikan pada Tabel 3.1.7.
Tabel 3.1.7 Sifat-Sifat Campuran Beton Untuk Pekerjaan
Kecil

Kekuatan Tekan Minimum


Kg/cm 2 Slum Yang
Diijinkan (
Campur Silinder mm )
an Kubus 15
Cm 15 Cm X 30 ( Tanpa
Nominal Cm Getar)
7
28 7 28
Har
Hari Hari Hari
i
1:2:3 175 260 145 215 -
1:2:4 150 210 125 175 60 – 100
1 : 2,5 :5 90 125 75 100 40 – 100
1:3:6 - - - - -

iii. Beton yang tidak memenuhi persyaratan slump, pada umumnya akan
dianggap di bawah standart dan tidak boleh digunakan dalam pekerjaan,
terkecuali Direksi Teknik dapat menyetujui penggunaan terbatas beton
tersebut untuk pekerjaan dengan kelas rendah.
Bilamana hasil-hasil pengujian 7 hari memberikan kekuatan di bawah yang
ditentukan Kontraktor tidak boleh mengecor setiap beton berikutnya, sampai
masalah hasil-hasil kekuatan di bawah ketentuan tersebut diketahui dan
Kontraktor telah mengambil langkah-langkah demikian yang akan
meyakinkan bahwa produksi beton memenuhi persyaratan spesifikasi
sehingga memuaskan Direksi Teknik.
Beton yang tidak memenuhi kekuatan tekan 28 hari yang ditetapkan pada
tabel 3.1.6 dan 3.1.7 akan dianggap tidak memuaskan dan pekerjaan -
pekerjaan tersebut harus di perbaiki seperti yang ditetapkan pada Bab 3.1.1
(8 )`
Direksi Teknik akan memperhitungkan kemungkinan cacat -cacat karena
kesalahan pengambilan contoh bahan, perbedaan-perbedaan dalam statistik

Spesifikasi Teknis -23


Kegiatan Pekerjaan Saluran Drainase DR Murjani

persiapan contoh uji yang buruk, dan dapat meminta pengujian -pengujian
lebih lanjut untuk dilaksanakan sebelum mengambil putusan akhir.

e. Penyesuaian Campuran
i. Penyesuaian Kemudahan dikerjakan
1. Bilamana tidak memungkinkan mendapatkan beton campuran yang
dikehendaki dan kemudahan dikerjakan dengan perbandingan –perbandingan
yang ditetapkan menurut aslinya, Direksi Teknik akan memerintahkan
perubahan-perubahan dalam berat atau volume agregat sebagaimana yang
diperlukan asalkan kandungan semen yang ditunjukkan menurut calon
aslinya tidak diganti atau perbandingan air semen yang ditetapkan dengan
pengujian kekuatan tekan untuk kekuatan yang memadai tidak dilampaui.
2. Mengaduk kembali beton yang telah dicampur dengan menambah air atau
dengan cara lain tidak diperbolehkan. Campuran tambahan untuk
meningkatkan kemudahan dikerjakan, dapat diizinkan tergantung kepada
persetujuan Direksi Teknik seperti dinyatakan dibawah.

ii. Penyesuaian kekuatan


1. Bilamana beton tidak memenuhi kekuatan yang telah ditentukan atau telah
disetujui, kadar semen harus ditambah seperti diperintahkan oleh Direksi
Teknik
2. Tidak ada perubahan semen atau sifat bahan -bahan akan dibuat tanpa
perintah tertulis Direk Teknik serta tidak ada bahan -bahan baru yang akan
digunakan sampai Direksi Teknik telah menyetujui bahan -bahan tersebut
secara tertulis dan telah diusulkan perbandingan -perbandingan baru
berdasarkan pengujian campuran percobaan yang harus dilaksanakan oleh
Kontraktor.

iii. Bahan Campuran Tambahan (additive)


1. Jika dimintakan demikian untuk kontrak khusus atau menurut perintah
Direksi Teknik secara tertulis, bahan campuran tambahan dapat digunakan
untuk meningkatkan mutu beton, pengikatan dan waktu mengeras. Jenis serta
Volume bahan campuran tambahan tersebut harus disetujui oleh Direksi
Teknik dan akan digunakan secara ketat sesuai dengan petunjuk pabrik
pembuat.
2. Kemanfaatan bahan campuran tambahan tersebut harus diuji dalam campuran
percobaan sebelum pemakaian penuh dalam pekerjaan di lapangan.

PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Pencampuran Beton di lapangan
i. Mencampur dengan pencampur ( mixer) beton
Beton akan dicampur di lapangan dengan sebuah pencampur yang dijalankan
dengan mesin serta jenis yang disetujui mengenai syarat dan ukuran -ukuran
menjamin suatu campuran yang merata/ homogen.

ii. Untuk semua pekerjaan besar dan jika diminta demikian oleh Direksi Teknik,
pencampur tersebut harus dilengkapi dengan sarana penyimpanan air dan satu
sarana pengukuran untuk mengndalikan jumlah air dalam setiap takaran.

iii. Waktu pencampuran tidak boleh kurang dari 1,5 menit untuk mesin -mesin
sampai kapasitas 0,4 m3. diatas ukuran ini jangka waktu pencampuran
minimum harus ditambah 15 detik untuk setiap penambahan 0,112 m3
campuran beton

Spesifikasi Teknis -24


Kegiatan Pekerjaan Saluran Drainase DR Murjani

iv. Pencampur (mixer) tersebut pertama-tama harus dimuati diisi dengan agregat
yang sudah ditakar beserta semen dan dicampur kering untuk waktu yang
pendek sebelum ditambah air.

v. Sebelum mencampurkan satu takaran beton baru, mesin pengaduk harus


dikosongkan sama sekali dari takaran sebelumnya.

b. Pencampuran dengan tangan


Untuk pekerjaan-pekerjaan kecil, dan yang tidak dimungkinkan menggunakan
sebuah pencampur mesin (mixer) Direksi Teknik dapat menyetujui pecampuran
beton secara manual sesuai dengan prosedur berikut ini :
1. Pencampuran dengan tenaga harus dilakukan diatas satu permukaan (alas)
yang keras bersih dan kedap air.
2. Urutan pencampuran haruslah :
• Ukurlah volume agregat kasar dan agregat halus yang diperlukan
dengan alat takaran kotak dan tempatkan agregat halus diatas agregat
kasar
• Tempatkan kantong semen diatas agregat, buka dan tuangkan semen
tersebut
• Aduklah bahan-bahan kering tersebut berkali-kali, sehinggga bahan-
bahan tercampur menyeluruh.
• Tambahkan air, lebih baik dengan sebuah kaleng yang dilengkapi
dengan ujung semprotan, campurkan terus dan aduklah dengan sekop
sampai beton tersebut mempunyai warna yang seragam dengan
kekentalan yang merata.

c. Penyiapan Lapangan
i. Lapangan pekerjaan untuk penempatan beton harus disiapkan dan semua
penanganan yang diperlukan diselesaikan hingga disetujui Dir eksi Teknik.
Bahan –bahan harus telah diuji dan ditempatkan yang baik, serta peralatan
dalam keadaan bersih siap untuk digunakan .
ii. Semua penunjangan, pondasi – pondasi dan galian –galian harus diperiksa
dan disetujui oleh Direksi Teknik serta dirawat dalam keadaan kering
sebelum beton dicor.
iii. Semua acuan, penulangan dan saran-saran pelengkap lainnya harus
ditempatkan secara benar dan secara aman dan didukung untuk mencegah
penggeseran.

d. Acuan / Cetakan
Acuan /cetakan harus dari bahan yang disetujui dan si ap pakai serta cocok untuk
jenis dan letak pekerjaan beton yang harus dilaksanakan serta harus memenuhi
persyaratan berikut:
i. Acuan/ cetakan fabrikasi dapat dari kayu atau baja dengan sambungan yang
kedap pengecoran, pemadatan dan perawatan mengeras beton. Permukaan
sebelah dalam dari acuan / cetakan harus bersih dari setiap kotoran lepas atau
bahan-bahan lain sebelum penggunaan, dan harus disiram air sampai jenuh
atau diolesi dengan minyak mineral anti karat sebelum digunakan.
ii. Kayu dengan permukaan kasar (tidak diserut) dapat digunakan untuk
permukaan bangunan yang tidak kelihatan (expose) tetapi kayu diserut
dengan tebal yang rata harus digunakan untuk permukaan yang kelihatan
iii. Ujung –ujung tajam sisi dalam acuan harus dibuat tumpul kecuali
diperintahkan lain oleh Direksi Teknik, menggunakan ganjalan segitiga
dengan lebar paling sedikit 20 mm dipasang di sudut penampang.

Spesifikasi Teknis -25


Kegiatan Pekerjaan Saluran Drainase DR Murjani

iv. Penguatan acuan cetakan terdiri dari baut -baut, klerap atau sarana lain yang
digunakan menurut keperluan untuk mencegah merenggangnya acua n
pengecoran beton, dan acuan tersebut harus dibuat sedemikian hingga di
bongkar tanpa merusak permukaan beton jadi ( selesai )
v. untuk pengecoran beton pada penunjang dan pondasi acuan tanah dapat
digunakan yang tegantung pada persetujuan Direksi Teknik & B eton akan
didukung oleh galian yang dibentuk dengan baik yang sisi dan dasarnya
dirapikan dengan tangan sampai ukuran yang diperlukan.
vi. Acuan untuk beton yang dicor dibawah air harus kedap air dan di jamin
kekakuannya untuk mencegah suatu penggeseran.
Catatan : Untuk fabrikasi dan perencanaan acuan (dan perancah bagi jembatan -
jembatan mengacu kepada “ Petunjuk Perencanaan Jembatan “
e. Mengangkut dan menempatkan Beton
i. Pengangkutan beton campuran dari tempat penyampuran hingga tempat
pengecoran dilaksanakan secara halus dan secara efisien untuk mencegah
segregasi dan kehilangan bahan-bahan (air, semen, atau agregat)
ii. Pengangkutan campuran beton dan penempatan dengan peluncur yang
disetujui Direksi Teknik mengenai waktu pengangkutan, panjang dan
kemiringan peluncur serta cara pelaksanaan.
iii. Penuangan Beton tidak boleh dimulai sampai acuan, penulangan dan
persiapan lainnya telah diselesaikan sesuai dengan persyaratan spesifikasi
dan telah diperiksa serta disetujui oleh Direksi Teknik, untuk keperluan ini
Kontraktor harus memberitahu Direksi teknik paling lambat 24 jam
sebelumnya.
iv. Beton harus dicampur dan dicor dalam posisi final didalam jangka waktu 60
menit atau dalam waktu yang lebih pendek sebagaimana diminta Direksi
Teknik berdasarkan jenis semen yang digunakan.
v. Beton harus dituangkan dalam satu cara hingga tidak terjadi segregasi
agregat, dan tidak ada beton yang harus dijatuhkan secara bebas dari satu
ketinggian lebih besar dari 1,50 meter
vi. Pengecoran beton harus dilaksanakn sebagai satu pekerjaan yang menerus
tanpa penghentian sampai akhir yang dipersiapkan sebelumnya.
vii. Beton yang dituangkan untuk konstruksi dengan penulangan yang rapat dan
untuk dinding-dinding beton yang sempit harus ditempatkan dalam lapisan
Horisontal dengan tebal tidak lebih dari 15 cm.

f. Pengecoran Beton dalam Air


Pengecoran beton dalam air hanya akan diizinkan jika ditemukan atau diminta
demikian untuk keperluan perencanaan cara yang harus disetujui secara tertulis
oleh Direksi Teknik dan persyaratan berikut harus diterapkan :
i. Dalam semua hal Beton tersebut harus dibatasi dan tidak diizinkan
bercampur dengan air sampai selesai pengecoran dan cara yang harus dipilih
dari :
• Pengecoran beton dengan pemompaan
• Pengecoran beton dengan alat tremic
• Pengecoran beton dengan alat bucket (ember ) yang menuan g dibawah.
ii. Peralatan yang digunakan harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknik
sebelum digunakan dan bilamana diminta demikian, Kontraktor harus
melaksanakan satu uji coba menunjukkan (memperlihatkan) keefektifan
peralatan tersebut.
iii. Selama pengecoran harus diberikan perhatian yang menjamin bahwa beton
tersebut tidak tercampuri dengan air karena kesalahan sambungan -sambungan
atau kerusakan alat. Setiap kegagalan akan menjadi tanggung jawab
Kontraktor, yang akan mengambil tindakan pencegahan dan dimin ta untuk

Spesifikasi Teknis -26


Kegiatan Pekerjaan Saluran Drainase DR Murjani

membongkar dan mengganti beton yang rusak tersebut sebagaimana


diperintahkan oleh Direksi Teknik.

g. Sambungan kontruksi
Lokasi sambungan –sambungan kontruksi bagi setiap struktur harus ditentukan
sebelumnya, dan ditunjukkan pada gambar rencana, se rta harus disetujui oleh
Direksi Teknik sebelum mulai pelaksanaan persyaratan umum berikut ini harus
diterapkan :
1. Sambungan Kontruksi tidak boleh ditempatkan pada penyambungan pada
bagian – bagian structural kecuali ditentukan lain sebelumnya
2. Semua sambungan konstruksi harus tegak lurus kepada garis tegangan utama
dan ditempatkan pada titik-titik dengan geseran minimum.
3. Apabila sambungan tegak diperlukan, batang –batang tulangan harus
ditempatkan memotong sambungan-sambungan untuk membentuk kontruksi
yang monolit.
4. Sambungan lidah paling sedikit 4 cm dalamnya. Disediakan untuk
sambungan kontruksi dalam dinding plat lantai dan antara kaki -kaki dan
dinding-dinding
5. Sambungan kontruksi harus dibuat menembus dinding sayap
6. Dalam hal penundaan pekerasan yang tidak terencana dikarenakan hujan atau
kemacetan pemasokan beton, Kontarktor harus menyediakan tambahan
tenaga dan bahan –bahan yang diperlukan untuk membuat sambungan
kontruksi tambahan menurut Perintah direksi Teknik.

h. Pemadatan Beton
i. Beton harus dipadatkan dengan mesin penggetar didalam yang disetujui,
apabila diperlukan dilengkapi dengan pemampatan adukan beton
ii. Pemadatan manual hanya diizinkan jika disetujui dan akan terdiri dari
pemadatan tumbuk (cerucuk) didalam campuran beton dengan tongkat
pemadat bersama-bersama dengan permukaan yang menerus sisi luar cetakan.
iii. Pemadatan dengan penggetar dan pemadat tumbuk (cerucuk) harus dibatasi
sampai waktu yang diperlukan untuk menghasilkan pemadatan yang
memasukkan tanpa menyebabkan segregasi bahan-bahan.
iv. Penggetar didalam harus dilaksanakan dengan memasukkan batang penggetar
kedalam beton cor yang masih segar bebas penulangan. Alat penggetar harus
dimasukkan ke dalam campuran beton sejajar dengan sumbu memanjang &
dan digetar selama 30 detik pada setiap lokasi berjar ak masing-masing 45 cm
(lihat PBI 71).
v. Jumlah penggetar yang diperlukan harus ditentukan dengan volume beton
yang dicor setiap jam, dengan persyaratan minimum dua penggetar untuk
beton empat meter kubik.

i. Penyelesaian dan Perawatan Beton


i. Pembongkaran Cetakan
1. Tidak ada acuan yang boleh di bongkar sebelum beton telah cukup kaku dan
mengeras dan telah meraih kekuatan yang cukup untuk berdiri ( mendukung )
sendiri. Harus diperoleh izin dari Direksi Teknik sebelum pembongkaran
berlangsung, namun hal ini tidak boleh melepaskan tanggung jawab
Kontraktor terhadap keselamatan pekerjaan.
2. Jangka waktu minimum yang memperbolehkan antara pengecoran dan
pembongkaran acuan diberikan pada Tabel 3.1.8.

Tabel 3.1.8 Waktu Untuk Membongkar Acuan

Spesifikasi Teknis -27


Kegiatan Pekerjaan Saluran Drainase DR Murjani

Lokasi Dalam Struktur Waktu Minimum Persyaratan Kekuatan


Pinggir dinding, kolom, 24 hari Acuan yang didukung
balok, kereb oleh penyokong atau
perancah lain, 12 – 14
hari tidak
Dasar lantai (Slab) 12 – 14 hari
Boleh dibongkar
sampai beton tersebut
Dukungan dibawah 14 hari telah meraih paling
gelegar bawah, sedikit 60% kekuatan
balok,rangka atau rencana
lengkungan

3. Untuk memudahkan penyelesaian acuan cetakan yang digunakan pada


pekerjaan hias, tangga, parapet dan lain-lain dapat di bongkar setelah 12 jam

ii. Permukaan jadi (selesai)


1. Kecuali diperkenankan lain permukaan beton harus diselesaikan segera
setelah pembongkaran cetakan. Setelah sarana penunjang dari kayu atau dari
logam dan lidah-lidah tonjolan dari adukan harus dibongkar
2. Permukaan yang tidak sempurna harus dibuat bagus hin gga disetujui Direksi
Teknik. Apabila ada rongga –rongga besar nampak keluar, beton harus
disambungkan kembali sampai bahan yang keras, dibasahi dengan air dan
dilapisi dengan lapisan adonan semen tipis. Adukan beton terdiri dari satu
bagian semen dan dua bagian pasir harus dilapiskan kemudian sampai bentuk
permukaan yang diperlukan.

iii. Perawatan Beton


1. Dimulai segera setelah pengecoran beton harus dilindungi terhadap hujan
lebat, panas matahari, atau setiap kerusakan fisik yang dapat menggeser
beton tesebut.
2. Untuk menjamin pengerasan dan hidrasi, beton harus dirawat dengan
menutup dengan pasir basah, anyaman atau selimut rawatan yang harus
direndam dengan air untuk jangka waktu paling sedikit 3 hari dan kemudian
dirawat dalam keadaan lembab untuk 4 hari beriku tnya.
3. Cetakan yang terpasang harus juga dijaga tetap basah

iv. Pemeriksaan Akhir Pekerjaan Beton


Pada umumnya, pekerjaan beton tersebut dapat diterima setelah berumur 28
hari, pada gambar rancangan telah dipenuhi selengkapnya. Penyimpangan
terhadap gambar rancangan, spesifikasi –spesifikasi dan atau petunjuk-
petunjuk Direksi Teknik yang dapat menyebabkan kesalahan atau kerusakan
kepada pekerjaan –pekerjaan yang dimaksud dan memerlukan beton tersebut
harus dibongkar dan harus diperbaruhi merupakan tanggung jaw ab kontraktor
dan biaya untuk perbaikan atau pembaharuan harus sepenuhnya ditanggung
oleh kontraktor.

PENGENDALIAN MUTU
a. Pengujian-pengujian Laboratorium
Pengujian-pengujian laboratorium berikut ini harus merupakan rujukan dan
pengujian-pengujian dilaksanakan seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik
untuk memenuhi persyaratan-persyaratan spesifikasi ini.

Spesifikasi Teknis -28


Kegiatan Pekerjaan Saluran Drainase DR Murjani

Tabel 3.1.9 Pengujian Laboratorium Untuk Beton

Referensi Test
Test Tipe
AASTHO Bina Marga
Analisa Untuk memenuhi
saringan persyaratan gradasi
agregat halus T 27 PB 0201 -76 menentukan ukuran dan
dan kasar distribusi partikel agregat
kasar dan agregat halus
Kekeruhan Menentukan kekeruhan
organic dalam organic dengan
pasir untuk menggunakan larutan
beton T 21 PB 0207- 76 Sodium Hydroxida dan
mengacu kepada
penyelesaian (solusi) warna
standart
Jumlah bahan- Menentukan total volume
bahan yang bahan-bahan yang lebih
lebih halus halus dari 0,075 mm
dari saringan T 11 PB 0208 – 76 Catatan : Mungkin
0,075 dalam diperlukan penerapan
agregat prosedur bash dan prosedur
kering di bawah T 27
Mutu air yang Penetuan keasaman dan
harus alkalinitas, total zat pada
digunakan dan inorganic
dalambeton Menetukan dengan %
T 26 PB 0301 – 76
gumpalan gumpalan lempung dan
T 112 -
lempung dan partikel-partikel pecahan
partikel dasar agregat halus (setelah
pecahan pengujian T11)
dalam agregat
Kekerasan
agregat oleh
penggunaan Menentukan kekerasan
sodium Sulfat T 104 - agregat terhadap kerusuhan
dan cuaca
Magnesium
Sulfat
Ketahan
terhadap
abrasi agregat
kasr ukuran Tes abrsai untuk agregat
T 96 PB 0206 – 76 kasr < 37,5 mm
kecil dengan
menggunakan
mesin Los
Angeles
Pengujian kekuatan tekan
Kekuatan contoh bahan beton pada 7
tekan contoh hari dan 28 hari memenuhi
T 22 -
uji beton persyaratan spesifikasi 9
Silinder tabel referensi 6.4.3 (3) dan
6.4.3. (4)

Spesifikasi Teknis -29


Kegiatan Pekerjaan Saluran Drainase DR Murjani

b. Pengendalian Lapangan
Pengujian –pengujian pengendalian lapangan berikut ini harus dilaksanakn
untuk memenuhi persyaratan spesifikasi. Memotong suatu contoh bahan inti
beton dan pemulihannya harus dikerjakan oleh Ko ntraktor memenuhi perintah
dan berdasarkan persetujuan oleh Direksi Teknik

Tabel 3.1.10 Persyaratan Pengendalian Lapangan

Test Pengendalian Prosedur


a. Mengecor dan merawat Pemeriksaan setiap hari untuk persiapan
beton pekerjaan galian, cetakan, penulangan,
dan untuk pemadatan penyelesaian, serta
perawatan

b. Pembongkaran cetakan Pemeriksaan setiap hari catatan-catatan


dan jadwal kerja Kontraktor, pemriksaan
dan persetujuan untuk pembongkaran

c. Test untuk pengembangan Test-test pengendalian yang sederhana


agregat halus harus dilakukan jika diminta oleh Direksi
Teknik untuk menentukan kandungan air
dalam agregat sebelum pencampuran

d. Test slum untuk kekentalan Test penurunan (slump) untuk setiap


dan kemudian dikerjakan, takaran besar hasil, beton, dan seperd
campuran Beton basah serta jika diminta oleh Direksi Teknik
AASTHO – T119
PC 0101 - 7
Satu test kekuatan tekan (dengan tiga
e. Test kekuatan beton contoh bahan uji) yang harus dilakukan
AASTHO – T22 untuk setiap, 60 m 3 beton campuran yang
di cor. Sebagai tambahan paling sedikit
satu test untuk setiap bagian struktur yang
terpisah. Dimana mutu beton menjadi
perselisihan, contoh bahan uji inti harus,
dipotong dan di uji seprti di perintahkan
oleh Direksi Teknik
f. Test agregat halus halus
gumpalan lempung dan Test untuk dilakukan seperd dan jilm
pertikel-partikel percobaan diperintahkan oleh Direksi Teknik, untuk
AASTHO- T 112 memriksa mutu, agregat halus : atau pasir
yang digunakan di lapangan.
CARA PENGUKUR PEKERJAAN
a. Volume beton yang harus diukur untuk pembayaran haruslah jumlah dalam
meter kubik beton yang digunakan dan diterima didalam pekerjaan yang sesuai
dengan ukuran – ukuran yang ditunjukkan pada gambar rencana beserta kelas -
kelas beton atau seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik. Tidak ada
pengurangan volume beton yang diambil beserta pipa atau barang lain yang
ditanam seperti penulangan penghentian air (water stop), lubang -lubang
drainase dan pipa-pipa berdiameter 20 cm atau kurang.
b. Beton yang haru dicor dan diterima untuk penguku ran dan pembayaran, seperti :
c. Beton bertulang struktural kelas K-175 : K-225 : K-275 : K-350 dan K-400 (
kelas yang sebenarnya harus dicantumkan dalam daftar penawaran)
d. Beton tidak bertulang kelas K-125 dan B0

Spesifikasi Teknis -30


Kegiatan Pekerjaan Saluran Drainase DR Murjani

e. Tidak ada tambahan kelonggaran atau pengukuran akan dibuat untuk galian atau
pekerjaan persiapan lainnya bagi acuan cetakan perancah untuk balok -balok dan
slab (lantai ) dengan panjang 5 meter atau kurang ( tidak termasuk kontruksi
jembatan ) pemompaan, penyelesaian perawatan, penyediaan lubang lepas dan
kembali terhadap struktur beton yang baru saja selesai. Semua pekerjaan -
pekerjaan yang berhubungan dengan penyelesaian untuk penawaran untuk
pekerjaan beton.
f. Akan disediakan secara terpisah untuk pengukuran dan pembayaran lain bagi
pekerjaan cetakan yang digunakan dalam pelaksanaan jembatan beton yang
sesuai dengan item, pembayaran bersangkutan dan dimasukkan untuk
pembayaran bersangkutan dan dimasukkan dalam “spesifikasi umum jembatan
Kabupaten”
g. Volume baja tulangan, bahan filter porous dan item pemba yaran lain yang
digunakan dalam pekerjaan tersebut tidak boleh diukur untuk pembayaran
dibawah bab ini tetapi akan diukur dan dimasukkan untuk pembayaran terpisah
yang disediakan ditempat lain dalam spesifikasi ini
h. Apabila perbaikan-perbaikan pekerjaan beton yang tidak memuaskan telah
diperintahkan sesuai dengan sub bab 3.1.1 (8) spesifikasi ini tidak ada
pembayaran tambahan yang dibuat
i. Untuk pekerjaan extra ( tambahan ) atau volume yang diperlukan bagi
perbaikan–perbaikan tersebut.

4. PEKERJAAN PLAT PENUTUP


4.1. Pekerjaan Plat Beton Penutup Saluran
Tutup Saluran berfungsi sebagai decker (jembatan) atau dapat juga dimamfaatkan
sebagai trotoar (tempat pejalan kaki) dan tempat penghijauan pada sisi bahu jalan.
Sebagai bagian dari sarana infrastruktur dan saluran, tutup saluran u ditch dapat terbuat
dari material seperti beton bertulang, grating (rangkaian baja plat strip dan siku), pelat
baja / pelat bordes.

tutup saluran terbuat dari bahan beton bertulang, mutu beton fc’= 20 MPa (Beton
K250) dan tulangan tarik BJTD 24. Dimensi panjang Tutup Saluran U Ditch yang
diproduksi disesuaikan dengan lebar sisi luar saluran 120 cm, dan ketebalan tutup 15
cm. Tutup Saluran U Ditch diproduksi adalah tutup Light Duty (mampu memikul beban
ringan) seperti beban pejalan kaki dan pot tanaman dan sebagainya. Dimungkinkan
untuk memproduksi tutup saluran sesuai dengan spesifikasi desain dari calon customer
seperti diameter tulangan, jarak antar tulangan dan sebagainya.

Fungsi Tutup Saluran U ditch diantaranya :


• decker atau jembatan diatas saluran.
• menambah lebar badan jalan
• trotoar (sarana infrastruktur untuk pejalan kaki)
• wadah menempatkan pot tanaman, sebagai bagian dari penghijauan kota
• memudahkan untuk membersihkan saluran secara rutin atau yang tersumbat
• mengatasi polusi penglihatan akan saluran pembuangan
• melindungi saluran dari penyumbatan akan kotoran atau sampah

Cara pemasangan tutup saluran dengan menopangkannya pada sisi atas (bibir saluran)
dari saluran U ditch atau saluran terbuat dari bahan lainnya seperti ba tu kali, bata
merah, beton dan sebagainya.

4.2. Box Tangkapan Air (K-350) (Fabrikasi) + Pemasangan


1. Pembuat / pabrikan beton pracetak yang baik adalah :
Syarat Fabrikasi Beton Pracetak :

Spesifikasi Teknis -31


Kegiatan Pekerjaan Saluran Drainase DR Murjani

• Telah mempunyai standar mutu yang jelas dan teruji, misal Sistem Kendali Mutu atau ISO
9001 : 2000
• Mampu memberikan jaminan terhadap produk yang dihasilkan
• Mampu melakukan pengiriman dalam waktu yang telah disepakati
• Mampu memberikan supervisi terhadap pelaksanaan di lapangan bila diperlukan
2. Desain Beton Pracetak Sesuai SNI 03-2847-2002
Desain beton pracetak tetap harus mengacu pada ketentuan–ketentuan SNI 03-2847-2002
seperti :
Perencanaan Struktur Beton Pracetak dan sambungannya harus mempertimbangkan semua
kondisi pembebanan dan deformasi saat proses pabrikasi termasuk melepaskan dari cetakan,
penyimpangan, pengangkutan, hingga pelaksanaan di lapangan.
Perencanaan Pembebanan direncanakan sesuai dengan fungsi dari beton pracetak tersebut,
misal :
• Desain Box tangkapan air harus dihitung sesuai pembebanan seperti pada struktur
jembatan dan pembebanan selama pelaksanaan pemasangan.
• Desain Box tangkapan air untuk Crossing jalan akan berbeda dengan desain untuk saluran
tepi.
Desain Balok untuk jembatan akan berbeda dengan desain untuk balok Bangunan Gedung.
Desain
Menentukan Kuat Beton Perlu pada umur tertentu pada tahapan – tahapan pabrikasi atau
konstruksi.
Perencanaan sambungan
- menggunakan grouting
- sambungan mekanis las
- sambungan baja tulangan
- pelapisan beton bertulang
- atau kombinasi dari cara-cara tersebut.

3. Identifikasi Produk
Komponen Beton Pracetak harus ditandai dengan nama, dimensi dan tanggal pabrikasinya
dan logo pabrikan (selama memungkinkan untuk dilakukan) guna memudahkan kontrol dan
aspek telusur bila terjadi sesuatu.
4. Persyaratan Pembebanan
• Desain Box Culvert untuk jembatan harus mampu menahan beban gandar kendaraan
sebesar 40 ton dan beban-beban lain selama pelaksanaan, seperti ditunjukkan pada gambar.
• Desain U-Gutter untuk saluran tepi harus mampu menahan beban gandar minimal 5 ton.
• Desain U-Gutter untuk crossing jalan dan inrit harus mampu menahan beban gandar
minimal 20 ton.
5. Persyaratan Kualitas & Dimensi
• Material bahan beton harus berkualitas.
• Mutu beton : Min. Fc’ = 35 Mpa
• Kadar Semen : Min. Wc = 350 kg/m3
• Mutu Tulangan : Mak. Fy = 400 Mpa ( U 40 )
Min. Fy = 320 Mpa ( U 32 )
• Diameter tulangan minimal = 8 mm
• Dimensi precast sesuai dengan gambar DED tiap–tiap lokasi.
• Toleransi dimensi : max 2 mm
6. Persyaratan Produksi
• Bekisting harus cukup kuat dan kaku (terbuat dari besi) dan tidak boleh bocor
• Harus memiliki penggetar eksternal dan meja getar
• Harus memiliki sistim curing (steam curing)
• Harus memiliki alat angkat yang cukup
• Harus memiliki lapangan penumpukan yang cukup dan tinggi tumpukan dibatasi.

Spesifikasi Teknis -32


Kegiatan Pekerjaan Saluran Drainase DR Murjani

7. Produsen
Produsen bertanggungjawab terhadap kekuatan elemen precast terhadap beban – beban yang
bekerja yang dibuktikan dengan analisa perhitungannya atau uji produk.

4.3. Grill Manhole (Cover & Frame) Fabrikasi


Pekerjaan Pemasangan Grill
Pekerjaan ini mencakup mulai pengadaan pengangkutan sampai pemasangan sesuai gambar
kontrak..
1. Bahan
Besi Cor ( Cast Iron )
Besi Cor yang digunakan untuk pekerjaan ini haruslah memenuhi halhal sebagai berikut :
a.Bahan terbuat dari Besi Cor “ tuang kelabu “ ( Cast Iron ) FC. 25.
b.Standar SNI dan ISO
c.Mampu menahan beban 25 ton,.untuk Grill Tangkapan Air
2. Pengukuran dan Pembayaran
1)Cara Pengukuran
a) Grill akan diukur dengan jumlah pekerjaan Grill yang digunakan dan diterima sesuai
dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
2)Dasar Pembayaran
a) Kuantitas yang diterima dari pekerjaan Pemasangan Grill sebagaimana yang
disyaratkan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak untuk Mata Pembayaran dan
menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di bawah dan dalam Daftar Kuantitas.
b) Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh penyediaan
dan pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam Mata Pembayaran lain.

Nomor Mata Pembayaran Uraian Satuan Pengukuran


10.2 Grill Tangkapan Air Unit
10.3 Grill Tanaman Unit

4.4. Grill Tangkapan Air (Cover & Frame) Fabrikasi


Pekerjaan Pemasangan Grill
Pekerjaan ini mencakup mulai pengadaan pengangkutan sampai pemasangan sesuai gambar
kontrak..
1. Bahan
Besi Cor ( Cast Iron )
Besi Cor yang digunakan untuk pekerjaan ini haruslah memenuhi halhal sebagai berikut :
a.Bahan terbuat dari Besi Cor “ tuang kelabu “ ( Cast Iron ) FC. 25.
b.Standar SNI dan ISO
c.Mampu menahan beban 25 ton,.untuk Grill Tangkapan Air
2. Pengukuran dan Pembayaran
1)Cara Pengukuran
a) Grill akan diukur dengan jumlah pekerjaan Grill yang digunakan dan diterima sesuai
dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.

2)Dasar Pembayaran
a) Kuantitas yang diterima dari pekerjaan Pemasangan Grill sebagaimana yang
disyaratkan di atas, akan dibayar pada Harga Kontrak untuk Mata Pembayaran dan
menggunakan satuan pengukuran yang ditunjukkan di bawah dan dalam Daftar Kuantitas.
b) Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk seluruh penyediaan
dan pemasangan seluruh bahan yang tidak dibayar dalam Mata Pembayaran lain.

Spesifikasi Teknis -33


Kegiatan Pekerjaan Saluran Drainase DR Murjani

Nomor Mata Pembayaran Uraian Satuan Pengukuran


10.2 Grill Tangkapan Air Unit
10.3 Grill Tanaman Unit

4.5. Pemasangan Pipa Air Kotor 4"


a.Ukuran dan tata acara pemasangan pipa domestik disesuaikan dengan apa yang
tergambar pada shop drawing
b.Pipa domestik adalah pipa PVC ex : Maspion

5. PEKERJAAN LAIN – LAIN


Yang dimaksud pekerjaan lain-lain adalah pekerjaan yang belum tercantum dalam RKS
ini, tetapi masih berhubungan dengan pekerjaan di lapangan yang harus diselesaikan :
misalnya pembersihan lokasi / pengembalian sesuatu yang rusak akibat pekerjaan di
lapangan Dan Pembongkaran Saluran Lama. Untuk pe mbentukan dasar saluran dengan
meratakan sesuai kemiringan dasar saluran rencana pada permukaan tanah galian
saluran
5.1. Dewatering
Pada Bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksannakan, areal pekerjaan
kadang-kadang suatu saat tidak bisa bebas sama sekali dari adanya air. Pada keadaan
ini, kontraktor diwajibkan mengeringkan atau membebaskan areal pe kerjaan yang akan
dipakai sebagai kedudukan konstruksi dari genangan air atau pengaruh air, karena bisa
menyebabkan turunnya kualitas pekerjaan akibat pengaruh air tersebut. Pada prinsipnya
selama amsa pelaksanaan pekerjaan, semua lokasi yang akan dipakai sebagai kedudukan
bangunan harus dijaga agar tetap kering, bebas dari genangan ataupun rembesan air.
Pekerjaan pengeringan yang dimaksud di sini adalah, termasuk sistem drainase
lingkungan pekerjaan, sehingga tidak menimbulkan dampak yang negatif terutama pada
masyarakat dan lingkungan setempat.
Untuk pekerjaan-pekerjaan menurut sifatnya dipandang oleh Pemilik Pekerjaan tidak
diperlukan adanya sistem pengeringan khusus maka semua biaya yang timbul akibat
pekerjaan pengeringan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban ker, serta
sudah harus diperhitungkan termasuk “Overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.
Pada jenis pekerjaan yang dipandang oleh Pemilik Pekerjaan memerlukan adanya
konstruksi pengertian sifatnya khusus dan memerlukan penanganan ter sendiri, maka
perhitugan volume dan pembayaran untuk pelakasannaan pekerjaan pengeringan
tersebut diatas, diperhitungkan dalam satuan (unit) M’ u ntuk pekerjaan “coferring” atau
“kisdam” dan Lump sum untuk pekerjaan “dewatering”, sedangkan harga satuan
pekerjaan yang ditawarkan, sudah harus meliputi upah tenaga, bahan material yang
dipakai peralatan yang dipergunakan, “Overhead” dan keuntungan Kontr aktor.
5.2. Quality Kontrol
1. Pekerjaan Quality Kontrol atau Pemeriksaan Kualitas meliputi semua percobaan-percobaan
dan pengujian-pengujian terhadap material bangunan serta pemeriksaan-pemeriksaan
terhadap hasil kerja Kontraktor Pelaksana.
2. Yang dimaksud dengan Pekerjaan Quality Kontrol atau Pemeriksaan Kualitas dalam Proyek
ini adalah beberapa hal yang harus dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana berikut ini :
• Pemeriksaan Kualitas Material Timbunan, kerikil, geomembrane, geotextile dan lain lain.
• Pemeriksaan Kualitas Beton K,125, K-175, K-225, K-350

Spesifikasi Teknis -34


Kegiatan Pekerjaan Saluran Drainase DR Murjani

• Pemeriksaaan-Pemeriksaan Lain yang disyaratkan dan diminta Konsultan Supervisi dan


Owner.
3. Semua material bangunan harus diperiksa dan dibuktikan kualitasnya dengan biaya sendiri
oleh Kontarktor Pelaksana dengan cara-cara yang disetujui oleh Konsultan Supervisi.
4. Semua pekerjaan Quality Kontrol yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana harus diketahui,
dihadiri dan disetujui oleh Konsultan Supervisi, serta Owner.
5. Pekerjaan Quality Kontrol yang tidak dihadiri dan disetujui oleh Konsultan Supervisi tidak
diakui serta tidak bisa dijadikan dasar untuk Pembayaran Kemajuan Pekerjaan.
6. Komponen-Komponen bangunan/struktur yang gagal dalam pemeriksaan kualitas bedasarkan
laporan Laboratorium dan Konsultan Supervisi, maka komponen-komponen
bangunan/struktur tersebut dengan biaya sendiri harus dibongkar oleh Kontraktor Pelaksana
dan digantikan dengan yang baru.
5.3. Pembersihan Lapangan / Lokasi
Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah pembersihan lingkungan area kerja selama
proyek berlangsung termasuk material yang harus dibuang di areal lokasi pekerjaan
sesuai dengan petunjuk Direksi pekerjaan.Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua,
lokasi areal pekerjaan juga harus dibersihkan dari sisa -sisa semua material yang tidak
terpakai, serta areal diratakan dan dirapikan kembali. Semua biaya yang timbul akibat
pekerjaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Kontraktor, serta sudah harus
diperhitungkan termasuk “Overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan

6. PEMELIHARAAN BANGUNAN SEBELUM PENYERAHAN KEDUA


Masa pemeliharaan yang masih menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya antara
lain:
1. Keamanan dan penjagaan
2. Penyempurnaan dan pemeliharaan.
3. Pembersihan
4. Penyerahan kedua dapat dilaksanakan apabila kontraktor telah melaksanakan
kewajiban pada masa pemeliharaan
5. Selama masa pemeliharaan, kontraktor pelaksana diwajibkan membu at laporan
berkala yang berisi kondisi bangunan / saluran (yang selesai dibangun ) serta laporan
pekerjaan perbaikan bila ada bangunan yang rusa k. Laporan tersebut dibuat dengan
persetujuan / diketahui pihak pengawas lapangan / direksi dan konsultan pengaw as.

Spesifikasi Teknis -35


Kegiatan Pekerjaan Saluran Drainase DR Murjani

BAB VII
PENUTUP

Peraturan ini harus dipelajari seksama oleh Penyedia Barang/Jasa yang selanjutny a
akan merupakan bagian yang mengikat dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Hal -hal yang
belum diatur dalam RKS ini, akan dijelaskan pada pelaksanaan penjelasan pekerjaan
dan semua tambahan atas Penjelasan dalam dokumen pengadaan, akan dibuat dalam
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan yang ditanda tangani Gugus Tugas Pengadaan dan
merupakan pedoman dalam proses pelaksanaan berikutnya.

Spesifikasi Teknis -36

Anda mungkin juga menyukai