BAB I
PENDAHULUAN
oleh mahasiswa dengan kurikulum yang berlaku sebagai penerapan teori yang
pembuatan dan distribusi dari produk yang berkhasiat obat. Farmasi juga meliputi
profesi yang sah dan fungsi ekonomi dari distribusi obat, bahan baku obat,
ataupun alat kesehatan yang baik dan aman. Dalam kegiatan farmasi utamanya
ditentukan oleh Menteri Kesehatan. Dalam CDOB ada beberapa hal yang harus
bangunan dan peralatan, operasional, inspeksi diri, keluhan, obat dan/atau bahan
distribusi berdasar kontrak, dan dokumentasi. Salah satu distribusi dalam farmasi
hukum yang memiliki izin untuk mengadakan, menyimpan, dan menyalurkan obat
melakukan distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan. Pedagang Besar Farmasi
(PBF) juga merupakan salah satu tempat pengabdian seorang Tenaga Teknis
farmasi dan alat kesehatan melalui apotek, rumah sakit, maupun toko kepada
pasien.
Pedagang Besar Farmasi (PBF) sebagai salah satu tempat pengabdian profesi
sediaan farmasi melalui apotek, rumah sakit, toko obat, klinik, dan puskesmas
Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Great Mataram Semarang dalam rangka
1. Tujuan Umum:
Kerja Lapangan.
2. Tujuan Khusus:
masyarakat.
pembelajaran.
secara teoritis.
dan pemasarannya.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Besar Farmasi (PBF) merupakan perusahaan yang berbentuk badan hukum yang
memiliki izin untuk mengadakan, menyimpan, menyalurkan obat, atau bahan obat
ini penanggung jawab di PBF adalah apoteker dalam waktu 2 tahun ke depan dan
PMK terbaru tentang PBF diatur dalam PMK No. 30 tahun 2017, dimana
a. Perbekalan farmasi adalah perbekalan yang meliputi obat, bahan obat, dan alat
kesehatan.
b. Sarana pelayanan kesehatan adalah apotek, rumah sakit, atau unit kesehatan
lainnya yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan, toko obat berizin dan
pengecer lainnya.
a. PBF
b. PBF Cabang
Adalah cabang PBF yang telah memiliki pengakuan dari PBF pusat untuk
berikut:
tahun 2012 tentang Pedoman Teknis Cara Distribusi Obat yang Baik.
Prekursor Farmasi.
7
b. Setiap pendirian PBF Cabang wajib memperoleh pengakuan dari Kepala Dinas
Masa berlaku dari PBF sendiri yaitu lima tahun dan dapat diperpanjang selama
masih memenuhi persyaratan yang berlaku. Sedangkan masa berlaku PBF Cabang
jawab.
di bidang farmasi.
g. Memiliki ruang penyimpanan obat yang terpisah dari ruangan lain sesuai
CDOB.
Dalam hal permohonan yang dilakukan dalam rangka penanaman modal, maka
perundang-undangan.
Selain persyaratan di atas, PBF yang akan menyalurkan bahan obat juga harus
obat yang disalurkan sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
b. Memiliki gudang khusus tempat penyimpanan bahan obat yang terpisah dari
ruangan lain.
9
kesehatan masyarakat yang meliputi: apotek, rumah sakit, toko obat berizin,
golongan obat bebas dan obat bebas terbatas, sedangkan untuk apotek,
rumah sakit, dan PBF lain melakukan pendistribusian obat bebas, obat bebas
a. PBF dan PBF cabang hanya dapat mengadakan, menyimpan, dan menyalurkan
Menteri Kesehatan.
b. PBF hanya dapat melaksanakan pengadaan obat dari industri farmasi dan
sesama PBF.
c. PBF cabang hanya dapat melaksanakan pengadaan obat dan atau bahan obat
d. Setiap PBF dan PBF cabang harus memiliki apoteker penanggung jawab yang
e. PBF cabang hanya dapat menyalurkan obat atau bahan obat di wilayah provinsi
sesuai pengakuannya.
CDOB yang dapat dilakukan secara elektronik dan akan diperiksa sewaktu-
waktu.
11
h. Setiap PBF dan PBF cabang yang melakukan pengadaan, penyimpanan, dan
undangan.
i. PBF dan PBF cabang hanya melaksanakan penyaluran obat keras berdasarkan
penanggung jawab.
j. Setiap PBF dan PBF cabang wajib menyampaikan laporan kegiatan setiap tiga
Kesehatan Provinsi dan Kepala Balai POM. Dan untuk PBF penyalur narkotika
dan psikotropika.
a. PBF dan PBF cabang dilarang menjual obat atau bahan obat secara eceran.
b. Setiap PBF dan PBF cabang dilarang menerima dan atau melayani resep
dokter.
c. PBF dan PBF cabang dilarang menyalurkan obat keras ke toko obat.
12
d. PBF atau PBF cabang dilarang melakukan pengubahan kemasan obat atau
bahan obat, ataupun pengemasan kembali obat atau bahan obat tersebut dari
kemasan aslinya.
e. PBF dan PBF cabang dilarang menyimpan dan mengeluarkan obat golongan
f. PBF dilarang melayani outlet yang tidak berizin atau perizinannya sedang
h. Surat pesanan khusus (untuk obat psikotropika, prekursor, dan OOT) dibatasi
mengeluarkan:
a. Peringatan secara tertulis kepada PBF yang bersangkutan sebanyak tiga kali
b. Pembekuan izin usaha yang bersangkutan dalam jangka waktu enam bulan
atau pencabutan izin usaha PBF, belaku juga untuk seluruh cabang PBF
tersebut di Indonesia.
13
d. Peringatan dan pembekuan izin usaha tidak berlaku untuk PBF yang sudah
tidak aktif lagi dan dilakukan pencabutan izin usaha di PBF tersebut.
Izin usaha PBF dapat dicabut apabila melakukan hal sebagai berikut:
peraturan.
d. Tidak lagi memberikan laporan terkait PBF tersebut sebanyak tiga kali
berturut-turut.
a. Pengadaan Barang
dan menentukan jumlah stok berikutnya dan juga untuk menghindari terjadinya
minimal dua rangkap, lembar pertama ditujukan kepada supplier atau pabrik dan
b. Penerimaan Barang
Dalam hal ini yang dilakukan adalah pengecekan barang-barang yang datang
dari pabrik mengenai jumlah barang dan kecocokan dengan faktur. Barang yang
telah masuk lalu dicek, diperiksa, disimpan, dan disusun rapi dalam gudang sesuai
pabrik ataupun supplier. Pengecekan yang dilakukan meliputi cek fisik yaitu
kemasan, keadaan obat, jumlah obat, nomor batch, dan tanggal kadaluwarsa.
c. Penyimpanan
Barang yang masuk dan sudah diperiksa lalu disimpan dan disusun rapi pada
3. Penyusunan dilakukan dengan sistem FIFO (First In First Out) dimana barang
yang pertama masuk adalah barang yang terlebih dahulu dikeluarkan, dan
sistem FEFO (First Expired First Out) dimana barang yang memiliki tanggal
4. Untuk obat-obat yang berbentuk sirup, disusun di bagian bawah rak untuk
d. Pendistribusian
kepada:
2. Apotek
3. Rumah sakit
16
4. Puskesmas
5. PBF lain
Sarana tersebut harus memiliki izin dan penanggung jawab yang telah
memiliki surat izin kerja yang masih berlaku. Pendistribusian tersebut berdasarkan
1. Obat yang mendekati kadaluwarsa atau rusak dipisahkan dari obat yang masih
3. Obat yang telah dikirim biasanya diganti oleh pabrik, biasanya diganti dengan
6. Pemusnahan obat disertai dengan berita acara pemusnahan obat sesuai dengan
f. Penarikan Kembali
17
Penarikan kembali atau recall adalah penarikan kembali produk baik itu obat,
bahan obat, atau alat kesehatan dari pasaran atau outlet. Teradapat dua jenis
recall, diantaranya:
karena perintah langsung dari Badan POM seperti ditemukannya efek samping
yang merugikan, produk ruah dari suatu tablet yang merugikan, produk
sukarela oleh suatu industri farmasi atau supplier. Alasan dilakukan penarikan
ini biasanya lebih ringan dari mandatory recall, seperti uji disolusi sediaan
lebih dari 30%, penggantian kemasan dari industri, NE yang telah habis, dsb.
Untuk produk yang ditarik kembali pun biasanya hanya produk dari batch
tertentu saja.
Untuk melakukan proses recall, ada beberapa tahapan atau prosedur yang
a. Supplier akan menerima surat perintah dari Badan POM untuk melakukan
recall).
surat perintah recall ke outlet yang disertai surat keterangan stok. Surat
perintah ini berisi: no. surat, perihal, lampiran, informasi (dasar perintah
recall), produk yang akan di recall (nama produk, jumlah, nomor batch, dan
NIE), status obat yang di recall, jangka waktu pengembalian produk, tanda
d. Outlet wajib mengisi surat keterangan stok lengkap dengan stempel outlet dan
sesuai jumlah dan kondisi fisik produk yang tertera pada surat keterangan stok
ke PBF.
e. Produk yang akan dikembalikan ke supplier baik itu stok dalam gudang PBF
maupun produk kiriman outlet diletakkan dalam ruang karantina serta diberi
f. Produk merangkum jumlah total stok produk yang akan dikembalikan pada
BAB III
PT. Great Mataram berdiri pada akhir tahun 80-an, berpusat di Semarang
dan memiliki kantor cabang di kota Surakarta. Dengan pelanggan yang tersebar di
Jawa Tengah, PT. Great Mataram berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik
dengan harga terjangkau. PT. Great Mataram telah menjalin kerja sama dengan
banyak pabrik-pabrik terkenal baik dalam maupun luar negeri, seperti PT.
Combiphar, PT. Bayer Schering Berlin, PT. Meprofarm, PT. Sandoz, PT.
Boehringer Ingelhem, dan PT lainnya. Namun, karena alasan tertentu kini PT.
Great Mataram sudah diambil alih oleh PT. Meprofarm selaku pemilik saham
terbanyak dan dikelola oleh manajemen baru sejak tahun 2016 dengan pusat tetap
seorang kepala cabang yang nantinya akan bertanggung jawab kepada direktur
a. Visi
terbaru untuk selalu memberikan solusi dan kontribusi demi kenyamanan dan
kepuasan pelanggan.
20
b. Misi
a. Direktur
- Melakukan analisis market dan juga tren perkembangan pasar secara berkala,
lingkungan PBF.
perusahaan.
kalkulasi.
- Turut serta dalam pembuatan perjanjian antara pemberi dan penerima kontrak
tidak ada di tempat dalam jangka waktu tertentu dan menyimpan dokumen
- Memastikan pemenuhan syarat yang diwajibkan untuk obat atau bahan obat
c. Supervisor
d. Kepala Gudang
23
e. Bagian Fakturis
f. Bagian Inkaso
g. Salesman
h. Bagian Administrasi
disetujui oleh direktur guna mendukung pemberian informasi yang tepat dan
akurat.
- Mengawasi penggunaan alat tulis kantor, bensin, dan listrik untuk menjamin
kelancaran operasional.
25
- Melakukan pencatatan surat setoran pajak yang belum maupun yang sudah
diterima.
BAB IV
langsung yang dilaksanakan pada suatu tempat atau instansi terkait, kegiatan ini
terhadap aktivitas sehari-hari yang ada pada instalasi / tempat kerja yang
bersangkutan.
yang dilakukan oleh PBF terutama kegiatan yang ada di PT. Great Mataram
datang dengan surat pesanan serta kondisi fisik barang sesuai dengan faktur atau
menginput stok barang datang ke kartu stok gudang, meminta tanda tangan
apoteker beserta stampel PBF dan apoteker pada faktur sebelum barang dilakukan
surat tanda terima barang, verifikasi faktur kembali (meliputi: surat tanda terima
penerima, tanda tangan apoteker outlet, stempel outlet barang beserta surat
a. Pengadaan
pengeluaran obat tiap 3 bulannya. Untuk proses pengadaan dapat berupa forecash
(pesanan) maupun tender. Idealnya dilakukan tiap 1 bulan sekali. Beberapa sistem
yaitu:
1. PT. Great Mataram Semarang mengirim surat pesanan (meliputi: nomor SP,
diskon, tanda tangan APJ disertai dengan SIKA dan stempel APJ).
28
Mataram Semarang.
b. Penerimaan Barang
Merupakan penerimaan barang baik obat maupun non obat yang didapatkan
dari proses pengadaan yang bertujuan untuk pengendalian penerimaan obat dan
penerimaan barang:
1. Staf gudang menerima tanda terima dari ekspedisi atau pengantar obat.
3. Faktur yang telah sesuai maka ditandatangani oleh kepala gudang dan apoteker
penanggung jawab beserta surat pesanan, SIKA/SIPA, dan stempel dari PBF.
4. Staf gudang melakukan pengecekan stok lalu diinput secara komputerisasi oleh
staf inkaso berdasarkan tanda terima atau faktur yang telah ditandatangani oleh
telah ditentukan atau bentuk fisik dari obat / bahan obat. Disusun berdasarkan
urutan abjad, dengan menggunakan metode FEFO (First Expired First Out)
dimana barang yang memiliki tanggal kadaluwarsa paling pendek maka yang
c. Penyimpanan
menempatkan perbekalan farmasi pada tempat yang aman secara fisik maupun
Oleh karena itu, setelah perbekalan farmasi diterima dari principal maka
pada tiap produk yang berfungsi untuk mengontrol jumlah keluar masuk produk
1. Menempatkan stock display di atas rak, bila dalam jumlah maka sisanya
2. Penempatan barang disusun secra urut berdasar abjad, jenis dan bentuk
injeksi, dsb.
Dalam gudang PT. Great Mataram Semarang terdapat beberapa macam atau
digunakan untuk menyimpan obat dengan bentuk sediaan padat seperti tablet,
kapsul, kaplet, dsb. Rak ini terletak pada ruangan bersuhu ruang yaitu antara
15-30oC.
untuk menyimpan obat dengan bentuk sediaan semi padat seperti salep, krim,
menyimpan obat dengan bentuk sediaan cair seperti sirup, larutan, suspensi,
dan emulsi. Selain itu, rak ini juga digunakan untuk menyimpan sediaan dry
seperti injeksi dan tetes mata. Selain itu, rak ini juga digunakan untuk
31
menyimpan suppositoria dan ovula. Rak ini terletak pada ruangan bersuhu
sejuk (8-15oC).
kesehatan seperti urine bag, plester, dsb. Rak ini terletak pada ruangan bersuhu
ruang (15-30oC).
obat jerawat, perawatan kulit, rambut, dsb. Rak ini terletak pada ruangan
tersebut dapat rusak oleh suhu yang tinggi, seperti injeksi vitamin C. Suhunya
Selain digunakan untuk menyimpan barang datang dari principal, gudang dari
PT. Great Matarm juga menyimpan barang retur dan recall dari outlet. Untuk
barang retur, dicek terlebih dahulu kondisi fisik produk dan tanggal
recall, akan langsung dimasukkan ke ruang karantina dengan diberi label khusus
d. Distribusi
Kegiatan penyaluran perbekalan farmasi dimulai dari order oleh outlet melalui
surat pesanan sampai perbekalan farmasi tiba di outlet. Outlet yang dimaksud
adalah apotek, rumah sakit, toko obat berizin, sarana pelayanan kesehatan lain,
fakturis.
2. Fakturis akan menginput data pesanan yang telah disetujui oleh pihak PBF dan
APJ.
admin gudang.
4. Admin gudang menyerahkan faktur ke kepala gudang atau staf gudang untuk
6. Barang yang telah diambil oleh staf gudang, lalu dilakukan pengecekan oleh
APJ meliputi: nama barang, jumlah, nomor batch, dan ED untuk selanjutnya
faktur ditandatangani oleh APJ bila barang sudah sesuai dengan faktur lalu
7. Barang yang sudah dikemas lalu dicatat di buku ekspedisi sesuai area
nantinya yang akan digunakan outlet untuk mengecek apakah barang datang telah
sesuai dengan yang dipesan. Selain itu, faktur ini juga digunakan untuk mengecek
kondisi fisik barang datang serta sebagai kwitansi atau bukti pembayaran dari
outlet. Faktur ini terdiri atas 5 rangkap, diantaranya faktur asli (warna putih) akan
dibawa kembali oleh salesman untuk penagihan pembayaran tempo kepada outlet,
faktur warna pink disimpan oleh outlet sebagai tanda penerimaan barang, faktur
warna hijau dan kuning dibawa kembali oleh salesman atau pengirim setelah
pengiriman dan diserahkan kembali ke gudang sebagai arsip, dan faktur warna
biru digunakan untuk arsip gudang pada saat sebelum barang dikirimkan.
e. Pembayaran
Bagian kolektor dirangkap oleh seorang sales yang bertugas untuk meminta
uang tagihan kepada outlet. Uang tagihan yang telah diterima kemudian
Sistem pembayaran atas faktur penjualan dilakukan dengan dua cara, yaitu
COD (Cash On Delivery) dan kredit. Pembayaran secara COD yaitu pembayaran
atas pembelian sesuai SP oleh pembeli dan faktur penjualan dari PT. Great
kredit merupakan pilihan pembayaran yang diberikan oleh PT. Great Mataram
Semarang dengan jangka waktu 7 hari dan batas jatuh tempo maksimal 30 hari.
34
yang lengkap dan teratur mengenai semua aspek kegiatan yang dilakukan oleh
pengontrolan produk obat yang dimiliki oleh PBF. Hal ini ditujukan apabila ada
pemeriksan yang dilakukan oleh BPOM ataupun Dinas Kesehatan sehingga dapat
dipertanggungjawabkan.
Setiap PBF pusat maupun cabang wajib membuat laporan tiap 3 bulan sekali
yang ditujukan kepada Dirjen dengan tembusan kepala BPOM dan kepala dinas
perundang-undangan.
35
BAB V
PEMBAHASAN
PBF adalah badan hukum perseroan terbatas yang memiliki izin untuk
jumlah besar sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Selain itu PBF
penyaluran perbekalan farmasi dalam jumlah kecil ataupun jumlah besar sesuai
perbekalan farmasi ke apotek, rumah sakit atau unit pelayanan kesehatan lainnya
yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan, toko obat, dan pengecer lainnya.
memberinya semacam otoritas dalam berbagai aspek obat atau proses kefarmasian
36
yang tidak dimiliki oleh tenaga kesehatan lainnya. Farmasis sebagai tenaga
pekerjaan meliputi semua aspek tenaga obat melalui pemilihan bahan baku obat,
dalam arti luas membuat sediaan jadinya sampai dengan pelayanan kepada pasien.
suppositoria, kapsul, kaplet, sirup, salep, dan alat kosmetika. Sebagai distributor,
PT. Great Mataram Semarang memasok barang atau obat dari berbagai industri
farmasi yang telah bekerja sama dengannya seperti PT. Meprofarm, PT. Dion, PT.
Holi, PT. Derma, dll. PBF ini juga mendistribusikan obat yang mengandung
Pada PT. Great Mataram Semarang terdapat beberapa syarat untuk menjadi
pemasok/supplier, diantaranya:
Selain dari industri, PT. Great Mataram Semarang juga melakukan pengadaan
a. Outlet memiliki SIPA dan SIA yang masih berlaku, maksimal 1 bulan sebelum
b. Memiliki NPWP.
Pada gudang PT. Great Mataram Semarang terbagi atas beberapa ruangan,
diantaranya:
a. Staging In, ruangan ini berfungsi sebagai ruang penerimaan barang datang dari
industri farmasi atau PBF lain sebelum dilakukan pengecekan dan penginputan.
b. Ruang dengan suhu sejuk, ruangan ini berfungsi untuk menyimpan sediaan
farmasi yang harus disimpan pada suhu sejuk dengan suhu 8-15 oC. Contoh
sediaan yang disimpan dalam ruangan ini adalah sediaan injeksi, suppositoria,
sediaan farmasi seperti tablet, sirup, kapsul, alat kesehatan, salep, dan gel yang
penyimpanannya dalam suhu ruang, yakni 15-30oC. Selain diletakkan pada rak,
38
sediaan farmasi juga dapat diletakkan di dalam kardus yang dibawahnya diberi
e. Ruang karantina, digunakan untuk menyimpan sediaan yang sudah rusak atau
dilakukan pemusnahan. Dapat juga untuk menyimpan obat hasil penarikan dari
yang dapat rusak pada suhu ruang maupun suhu sejuk pada penyimpanannya,
berikut:
b. Penataan obat dikelompokkan sesuai bentuk sediaannya dan produsen dari obat
barang menggunakan sistem FEFO (First Expired First Out) yang artinya
barang yang memiliki tanggal kadaluwarsa paling pendek adalah barang yang
staf gudang pada pagi (08.00), siang (12.00), dan sore (16.00).
Sistem pendistribusian barang keluar dari PT. Great Mataram Semarang telah
Mataram telah memiliki kurir sendiri atau biasanya dibawa langsung oleh
Berkaitan dengan kegiatan distribusi obat yang dilakukan PT. Great Mataram
laporan yang harus dibuat yaitu e-report untuk obat-obat biasa, dilaporkan dalam
waktu tiga bulan sekali. Dan juga e-napza untuk obat-obat psikotropika dan
prekursor yang dilaporkan setiap satu bulan sekali. Keduanya dilaporkan tiap
40
tanggal 10 pada bulan pelaporan. Obat-obatan yang keluar masuk di PT. Great
berbeda tergantung pada produk dan industri yang memproduksi produk tersebut.
Apabila stok di gudang sudah mulai menipis sedangkan permintaan dari outlet
banyak, maka akan dilakukan pengadaan secepatnya. Tujuan dari pengadaan ini
salah satunya untuk menghindari kekosongan stok obat, yang nantinya akan
pengadaan, PT. Great Mataram mengirimkan surat pesanan (SP) yang nantinya
akan dikirimkan kepada principal/supplier (baik itu industri farmasi ataupun PBF
lain). Surat pesanan (SP) yang terdapat pada PT. Great Mataram ada dua jenis,
yaitu:
ataupun obat keras non narkotik dan non psikotropik. Berisi nama barang,
kegiatan penerimaan. Kegiatan ini berupa pengecekan produk, mulai dari nama
produk, nomor batch, jumlah dan kondisi produk, serta tanggal kadaluwarsa dari
41
produk tersebut. Produk yang telah dicek kemudian dibawa untuk diinput ke
dalam kartu stok. Kartu stok ini memuat beberapa informasi diantaranya nama
produk, nomor faktur atau tanda terima, tujuan atau asal barang, jumlah barang
yang masuk atau keluar, sisa persediaan, nomor batch, tanggal kadaluwarsa dan
paraf pengisi kartu stok. Untuk penyusunan barang yang ada di PT. Great
Mataram Semarang menggunakan sistem FEFO (First Expired First Out) dimana
barang yang memiliki ED paling pendek akan dikeluarkan terlebih dahulu, serta
disusun menggunakan sistem ABC dimana sistem ini memiliki prinsip barang
Outlet yang akan membeli produk dari PT. Great Mataram harus membuat
surat pesanan untuk diserahkan kepada salesman. Untuk salesman dalam kota
salesman luar kota dapat mengirimkan foto surat pesanan terlebih untuk dapat
diproses lalu diantarkan pada saat salesman berada di PBF. Untuk sediaan
pesanan masuk ke PBF baru dapat dilayani. Surat pesanan yang telah dilayani lalu
diantaranya: tanggal faktur, alamat tujuan faktur, nomor faktur, informasi barang
pesanan (nama barang, jumlah barang, nomor batch, ED, harga barang, jumlah
BAB VI
6.1 Kesimpulan
Kerja Lapangan (PKL) di PT. Great Mataram Semarang adalah sebagai berikut:
a. PT. Great Mataram merupakan salah satu PBF yang terletak di Kota Semarang,
kesehatan.
b. PT. Great Mataram Semarang merupakan kantor pusat dan memiliki cabang
pelaporan telah sesuai dengan CDOB (Cara Distribusi Obat yang Baik).
d. Sistem yang digunakan yaitu FEFO (First Expired First Out) dan disusun
6.2 Saran
penerbitan faktur lebih cepat dan berdampak baik pada keefektifan waktu.
penyimpanannya.
43
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M. 2000. Prinsip dan Dasar Manajemen Pemasaran Umum dan Farmasi.
Balai POM. 2015. Petunjuk Pelaksaan Cara Distribusi Obat yang Baik. Jakarta:
BPOM RI.
Kemenkes RI.
44
LAMPIRAN