Makalah BIPA Kelompok 8 (Sastra)
Makalah BIPA Kelompok 8 (Sastra)
GROUP 8
ANGGA DWINKA (A2B019003)
JUNITRI DIAN SYAHDANIS (A2B019015)
REZKY ATRI OKTARIN (A2B019024)
SEPTYARA LINGCE (A2B019029)
ENGLISH EDUCATION POSTGRADUATE PROGRAM
FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemanfaatan Sastra dan Budaya Sebagai Bahan Ajar
Bipa” dengan tepat waktu. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia untuk Penutur Asing / BIPA dari bapak Dr. Syafriadin, M.Pd sebagai dosen mata
kuliah ini.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses penyusunan makalah ini. Penulis sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan sangat penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini. Terakhir, semoga makalah ini dapat membantu pembaca untuk memperoleh
pengetahuan tentang “Pemanfaatan Sastra dan Budaya Sebagai Bahan Ajar Bipa”.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR...................................................................................................... 2
DAFTAR ISI..................................................................................................................... 3
BAB I: PENDAHULUAN
1.3 Tujuan......................................................................................................................... 5
3.1 Kesimpulan................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, terdapat dua komponen yang penting, yaitu sastra
dan budaya. Sastra merupakan sebuah karya estetis yang merupakan hasil dari kegiatan kreatif
dan produktif yang dapat berupa cerminan realita sosial masyarakat dan dapat digunakan sebagai
bahan ajar. Menurut Sumardjo & Saini (1997) Sastra adalah ekspresi diri dalam bentuk
pengalaman, ide, pemikiran, semangat, perasaan, serta keyakinan yang diwujudkan dalam pesona
alat bahasa. Sedangkan budaya merupakan suatu hal yang bersifat turun-menurun dan menjadi
ciri khas suatu kelompok yang dapat berupa suatu nilai, struktur sosial, serta pernyataan
intelektual dan artistik. Menurut Liliweri (2002) kebudayaan merupakan warisan dari satu
generasi ke generasi selanjutnya yang berupa pandangan hidup dalam bentuk nilai, simbol-
Belajar bahasa tak lepas dari belajar tentang Budaya bahasa tersebut. Mempelajari sebuah
bahasa tak dapat dilepaskan dari mempelajari bagaimana bahasa digunakan dalam kehidupan
sehari-hari, terutama bagaimana bahasa tersebut dipengaruhi dan juga ikut membentuk budaya
para penutur aslinya. Pemahaman terhadap budaya dari bahasa yang dipelajari memiliki peran
penting dalam menentukan keberhasilan seorang penutur dalam menyampaikan pesan dan
Sama hal nya dengan pembelajaran bahasa pada umumnya, Bahasa Indonesia Untuk
Penutur Asing (BIPA) juga memasukkan unsur sastra dan budaya. Hal ini ditunjukkan pada
penggunakan bahan ajar yang sebagian besar materinya berbentuk dan terdiri dari sastra dan
budaya Indonesia. Selain itu, berbagai teks kesastraan juga mengandung unsur nilai dan moral
yang dapat dijadikan bahan ajar Bahasa Indonesia, termasuk Bahasa Indonesia untuk Penutur
Asing (BIPA). Pengajaran sastra pada peserta didik BIPA dapat dikaitkan dengan program
pengetahuan budaya (Nurhuda & Suyitno, 2017). Selain itu, adanya kandungan sastra dan budaya
pada materi ajar BIPA merupakan suatu media memperkenalkan dan mempromosikan Indonesia
Penggunakan sastra dan budaya pada bahan ajar BIPA juga dapat memenuhi salah satu
tujuan para penutur asing mempelajari bahasa Indonesia, yaitu tujuan akademis dan tujuan
Indonesia, sedangkan tujuan yang bersifat praktis diarahkan untuk keperluan mengenal budaya
(Prasetyo, 2015). Berangkat dari penjelasan tersebut, maka sastra dan budaya dapat digunakan
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi sastra dan budaya sebagai bahan ajar BIPA.
1.3.2 Untuk mengetahui definisi bahan ajar BIPA.
1.3.3 Untuk mengetahui bahan ajar BIPA berbasis sastra.
2.1.2 Budaya
Budaya merupakan suatu hal yang bersifat turun-menurun dan menjadi ciri khas suatu
kelompok yang dapat berupa suatu nilai, struktur sosial, serta pernyataan intelektual dan artistik.
Menurut Liliweri (2002) kebudayaan merupakan warisan dari satu generasi ke generasi
selanjutnya yang berupa pandangan hidup dalam bentuk nilai, simbol-simbol, perilaku, serta
kepercayaan. Selain itu Koentjaraningrat (1993) mengatakan bahwa budaya dapat diartikan
segala sesuatu yang bersangkutan dengan budi dan akal atau suatu perkembangan dari budi atau
kekuatan dari ide, gagasan, dan norma. Dari pengertian-pengertian tersebut, pada umumnya
budaya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Bisa diturunkan
2. Bisa dipelajari
3. Memiliki sifat integrasi atau penyesuaian dalam kehidupan masyarakat
4. Dapat berubah sewaktu-waktu
5. Kebudayaan selalu hidup dan berkembang di masyarakat
Menurut J. J. Hoenigman, terdapat tiga wujud nyata budaya, yaitu gagasan,
aktivitas/tindakan, dan artefak/karya.
• Gagasan merupakan ide, pikiran, nilai, norma, aturan dari masyarakat yang sifatnya
abstrak dan dinyatakan dalam bentuk tulisan berupa karangan dan buku.
• Budaya dapat berwujud aktivitas/tindakan berpola yang terjadi di masyarakat yang
didasari atas adat tata kelakuan
• Artefak merupakan budaya yang dapat dilihat bentuk fisiknya, yang merupakan hasil
karya masyarakat.
Ditinjau dari skalanya, terdapat dua jenis kebudayaan. Yang pertama adalah kebudayaan
lokal atau kebudayaan daerah. Kebudayaan daerah dapat berupa peninggalan sejarah yang
terdapat pada suatu daerah tertentu yang berbentuk kepercayaan, seni, bahasa daerah yang
memiliki unsur, adat istiadat, dan bersifat kedaerahan. Contohnya adalah tradisi ngaben di Bali,
tabut di Bengkulu, Karapan sapi di Madura, dan lain-lain. Yang kedua adalah budaya nasional.
Kebudayaan nasional merupakan budaya pemersatu bangsa yang dapat dijadikan cerminan
kehidupan bangsa, serta menjadi kebanggan dari seluruh bangsanya. Kebudayaan Nasional
memiliki unsur budaya daerah yang telah diakui secara nasional. Contohnya, makanan khas,
rumah adat, tarian, lagu, musik dan lain-lain.
Ditinjau dari wujudnya, terdapat dua jenis budaya, yaitu budaya kebendaan/material dan
budaya bukan kebendaan/non-material. Budaya kebendaan/material merupakan budaya yang
yang diciptakan oleh masyarakat dan dapat dilihat dengan jelas bentuknya. Misalnya bentuk
rumah, jenis makanan, bentuk bangunan, senjata, perhiasan dll. Sedangkan Budaya bukan
kebendaan/non-material merupakan kebudayaan abstrak yang tidak ada bentuk fisiknya atau tidak
bisa dilihat yang diwariskan secara turun-temurun. Budaya Bukan kebendaan biasanya berbentuk
ide, pandangan kepercayaan, adat, dan sebagainya. Contohnya adalah cerita rakyat, dongen,
mitos, dan legenda.
Menurut Koentjaraningrat (2015), budaya memiliki beberapa fungsi, antara lain:
1. Suatu pedoman dalam berhubungan antar manusia atau kelompok.
2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan renungan kehidupan lainnya.
3. Pembimbing kehidupan manusia secara umum, baik sebagai individu dan kelompok.
4. Pembeda utama antar manusia sebagai makhluk berakal budi dengan makhluk lain seperti
binatang.
5. Pegangan bersama untuk menjadi acuan serupa yang dapat terus dijalankan dan
dikembangkan secara berkelompok pula demi kelanjutan hidup dari generasi ke generasi.