Anda di halaman 1dari 7

BAB II

ISI
A. Letak Astronomis dan Geografisnya

Letak astronomis Singapura adalah 1°11’ LU – 1°28’ LU dan antara 103°38’BT


104°5’ BT, luas wilayah negara ini kurang lebih 658 km persegi serta batas-batas
geografisnya adalah:

 Sebelah utara berbatasan dengan selat johor.


 Sebelah selatan berbatassan dengan selat singapura.
 Sebelah timur berbatasan dengan selat karimata.
 Sebelah barat berbatasan dengan selat malaka.

B. Morfologi
Singapura terdiri dari 63 pulau, termasuk daratan Singapura. Pulau utama sering
disebut Pulau Singapura tetapi secara resmi disebut Pulau Ujong (Melayu: berarti
pulau di ujung daratan (semenanjung). Terdapat dua jembatan buatan menuju Johor,
Malaysia: Jalan Layang Johor–Singapura di utara dan Penghubung Kedua
Malaysia–Singapura di barat. Pulau Jurong, Pulau Tekong, Pulau Ubin dan Pulau
Sentosa adalah pulau-pulau yang terbesar dari beberapa pulau kecil di Singapura.
Titik alami tertinggi adalah Bukit Timah Hill dengan tinggi 166 m (545 ft).
Singapura memiliki banyak proyek reklamasi tanah dengan tanah diperoleh dari
bukit, dasar laut, dan negara tetangga. Hasilnya, daratan Singapura meluas dari
581,5 km2 (224,5 sq mi) pada 1960-an menjadi 704 km2 (271,8 sq mi) pada hari ini,
dan akan meluas lagi hingga 100 km 2 (38,6 sq mi) pada 2030. Proyek ini kadang
mengharuskan beberapa pulau kecil digabungkan melalui reklamasi tanah untuk
membentuk pulau-pulau besar dan berguna, contohnya Pulau Jurong.
Dalam sistem klasifikasi iklim Köppen, Singapura memiliki iklim tropik
khatulistiwa tanpa musim yang nyata berbeda, kesamaan suhu, kelembapan tinggi,
dan curah hujan yang melimpah. Suhu berkisar antara 22 hingga 34 °C (71,6 hingga
93,2 °F). Rata-rata kelembapan relatif berkisar antara 90% di pagi hari dan 60% di
sore hari. Pada cuaca hujan yang berkepanjangan, kelembapan relatif dapat
mencapai 100%. Suhu terendah dan tertinggi yang tercatat dalam sejarah maritim
Singapura adalah 19,4 °C (66,9 °F) dan 35,8 °C (96,4 °F). Bulan Mei dan Juni
merupakan bulan terpanas, sedangkan November dan Desember merupakan musim
muson basah. Dari bulan Agustus hingga Oktober, seringkali terdapat kabut,
terkadang cukup mengganggu hingga pemerintah mengeluarkan peringatan
kesehatan kepada publik, hal ini disebabkan oleh kebakaran semak-belukar di
negara tetangganya, Indonesia. Singapura tidak menggunakan waktu musim panas
atau perubahan zona waktu musim panas. Jarak waktu hari hampir sama sepanjang
tahun dikarenakan letak Singapura yang berdekatan dengan garis khatulistiwa.
Sekitar 23% daratan Singapura terdiri dari hutan dan cagar alam. Urbanisasi telah
menghapus banyak daerah yang dulunya merupakan hutan hujan utama, tinggal
menyisakan wilayah utama di daerah Cagar Alam Bukit Timah. Berbagai taman telah
dijaga, seperti Singapore Botanic Gardens.

C. Kependudukan
Singapura adalah sebuah negara yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi
di dunia. Rata-rata penduduk Singapura naik 2,8% (termasuk penduduk asing) pada
tahun 2000.

Kelompok etnis
Tionghoa 77%, Melayu 14%, India 7,6%, lain-lain 1,4%.
Sumber: Sensus 2000

Jumlah penduduk

Grafik jumlah penduduk Singapura


4.600.000 (perkiraan Juli 2003)
Struktur umur
Umur Persen Lelaki Perempuan
0-14 tahun 18% 390.352 365.730
15-64 tahun 75% 1.520.875 1.590.355
65 tahun ke atas 7% 124.413 159.539
(perkiraan 2000)

Tingkat pertumbuhan penduduk 3.54%


12,79 kelahiran/1.000
Tingkat kelahiran
penduduk
4,21 kematian/1.000
Tingkat kematian
penduduk
26,8 migran/1.000
Tingkat perpindahan (bersih)
penduduk
(perkiraan 2000)

Perbandingan jenis kelamin


Umur lelaki/wanita
waktu lahir 1,08
bawah 15 tahun 1,07
15-64 tahun 0,96
65 tahun keatas 0,78
Jumlah penduduk 0,96
(ang. 2000)

Tingkat kematian bayi


3,65 kematian/1.000 kelahiran (ang. 2000)

Harapan hidup
lelaki: 77,1 tahun
wanita: 83,23 tahun (perkiraan 2000)

Tingkat kesuburan
1,16 anak/wanita (ang. 2000)

Tingkat melek huruf


Umur 15 tahun ke atas

Tahun 2000 1990


Jumlah 92,5% 89,1%
Lelaki 96,6% 95,1%
Wanita 88,6% 83,0%
Sumber: Sensus 2000
D. Potensi
Singapura termasuk negara industri, bahkan menjadi pelopor industri di wilayah
Asia Tenggara. Singapura merupakan negara yang berada di Asia Tenggara yang
satu- satunya tidak memiliki hasil tambang. Untuk kebutuhannya, Singapura
mengimpor barang-barang tambang dari beberapa negara, seperti Indonesia yang
merupakan negara kaya akan hasil-hasil tambang. Penduduk Singapura bertopang
pada sektor industri dan jasa. Pemerintah Singapura, salah satu negara maju yang
mengandalkan kondisi industri sebagai sumber kegiatan perekonomian. Dalam buku
Geografi dan Sosiologi (2007) karya Sugiharyanto, pertambangan dan pertanian
yang menjadi andalan dari beberapa negara di Asia Tenggara tidak dimiliki
Singapura. Barang-barang tambang yang dipakai untuk kebutuhan impor ke negara
lain. Barang-barang tersebut, seperti minta tanah kasar, besi dan baja, atau bahan-
bahan mentah manufaktur. Kemudian barang-barang impor tersebut diolah.
Hampir semua daerah Singapura dimanfaatkan untuk dunia pariwisata. Dengan
pariwisata, Singapura menjadi tujuan wisatawan dari berbagai negara untuk berlibur.
Sehingga meski Singapura merupakan negara kecil dengan segala keterbatasannya,
namun mampu mendongkrak perekonomian menjadi lebih kuat. Singapura memiliki
luas sekitar 662 km2 dan terletak di Semenanjung Malaka. Singapura memiliki iklim
tropik khatulistiwa tanpa musim yang nyata berbeda, kesamaan suhu, kelembapan
tinggi, dan curah hujan yang melimpah. Berada di Jalur perdagangan dunia Letak
Singapura dalam jalur perdagangan dunia dan lalu lintas laut. Di mana sebagai pusat
dan pangkalan operasi pelayaran ke negara lain.
Sebagai lalu lintas dunia menyebabkan Singapura sangat diuntungkan dengan
keadaan tersebut. Semua kemajuan teknologi dan informasi dari belahan dunia
dapat segera diterima dan diadopsi. Selain itu pajak-pajak yang diterima pun akan
semakin bertambah. Jalur transit menjadi sumber devisa yang sangat besar bagi
Singapura. Sebagian besar penduduk Singapura bekerja dalam sektor industri.
Industri yang dikembangkan di Singapura seperti industri perkapalan, elektronik,
bahan kimia, keuangan dan perbankan, pariwisata, dan perdagangan. Hasil-hasil
industri, seperti mesin industri, komponen penerima radio dan televisi atau
komponen elektronik tersebut di ekspor ke berbagai negara.
Keadaan alam Keadaan alam di Singapura pada umumnya relatif datar. Hanya
beberapa tempat dijumpai perbukitan. Sungai-sungai di Singapura pendek-pendek
dan turun dari dataran tinggi yang curam. Dengan kondisi sungai yang pendek-
pendek tersebut dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik dan irigasi.
Sementara sungai di dataran rendah dimanfaatkan untuk sarana transportasi. Baca
juga: Bentuk Kerja Sama ASEAN dan Contohnya Dikutip situs Sekretariat Nasional
ASEAN, Singapura merupakan salah satu negara tujuan investasi terdepan. Di mana
didukung dengan kebijakan investasi yang strategis serta memudahkan dalam
peraturan, proses dan administrasinya. Singapura adalah salah satu hubungan
transportasi tersibuk di dunia dengan pelabuhan kontainer yang menghubungkan
123 negara. Pelabuhan Singapura merupakan salah satu dari lima pelabuhan
tersibuk di dunia. Bandara internasional di Singapura melayani lebih dari 5.000
penerbangan mingguan. Di Singapura investor dapat merasakan keamanan dalam
hak kekayaan intelektual, konektivitas dan infrastruktur kelas dunia, serta kualitas
hidup yang baik.  

E. Kerja sama
Hubungan Indonesia dengan Singapura adalah hubungan bilateral
antara Republik Indonesia dengan Republik Singapura. Dari tahun ke tahun,
Indonesia dan Singapura membina hubungan kunjungan kenegaraan tingkat tinggi.
Hubungan ini ditandai dengan kerja sama ekonomi yang kuat. Dalam beberapa
tahun terakhit, Singapura secara konsisten menjadi investor asing terbesar di
Indonesia. Kerja sama antara Indonesia dan Singapura juga meliputi beberapa
bidang, termasuk kesehatan, pertahanan, dan lingkungan hidup.
Hubungan antara Indonesia dan Singapura kebanyakan didorong karena
kedekatan geografis. Singapura merupakan salah satu negara tetangga terdekat
Indonesia. Wilayah negara kota ini dikepung wilayah Indonesia di bagian barat,
selatan, dan timur, terjepit di antara Malaysia dan Indonesia. Kedua negara adalah
pendiri ASEAN, dan negara anggota Gerakan Non-Blok dan APEC.

Perdagangan dan ekonomi


Terletak di jalur perdagangan bahari tersibuk di Selat Malaka, menjabat sebagai
salah satu pusat utama perdagangan dunia, perdagangan dengan dan melalui
Singapura menjadi penting bagi Indonesia untuk menyediakan jalur perdagangan ke
seluruh dunia. Begitu juga sebaliknya, pengusaha Indonesia juga penting bagi
Singapura. Perdagangan adalah motivasi umum utama kedua negara hubungan luar
negeri, masing-masing mitra adalah mitra dagang utama satu sama lain.
Volume perdagangan Indonesia-Singapura mencapai $36 miliar AS ($29,32
miliar AS). Singapura merupakan investor luar negeri teratas bagi Indonesia, dengan
total kumulatif dari US $ 1,14 miliar pada 142 proyek. Perdagangan antara kedua
negara juga mencapai sekitar $68 miliar AS pada tahun 2010. Pada saat yang sama,
ekspor non-migas Indonesia ke Singapura adalah yang tertinggi di kawasan.
Pariwisata
Singapura adalah sumber wisatawan asing terbesar bagi Indonesia, dengan
sejumlah 1.373.126 wisatawan Singapura mengunjungi Indonesia pada tahun2010.
Sebaliknya, Indonesia juga menjadi sumber wisatawan terbesar bagi Singapura,
menjapai jumlah 2.592.222 wisatawan Indonesia yang mengunjungi Singapura pada
2011.
Selain tujuan bisnis, wisatawan Indonesia tertarik ke Singapura sebagian besar
untuk wisata belanja, wisata kota, dan pulau resor dengan taman tema, kebun
binatang, museum dan kebun. Sementara Singapura tertarik ke Indonesia sebagian
besar untuk alam dan budaya, Bali dan pulau tetangga Batam sangat populer di
kalangan wisatawan Singapura.

Keamanan dan antiterorisme


Pada tanggal 3 Oktober 2005 Perdana Menteri Lee Hsien
Loong bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Bali, hanya dua hari
setelah Bom Bali. Mereka sepakat untuk memperkuat kerjasama
melawan terorisme dan juga kerjasama yang dibahas dalam bidang ekonomi,
perdagangan dan investasi.

Masalah wilayah dan lingkungan hidup


Hubungan Singapura dengan Indonesia umumnya baik, meskipun isu yang
beredar saat ini termasuk larangan ekspor pasir, dan granit yang sangat dibutuhkan
oleh sektor konstruksi Singapura.
Masalah kelangkaan lahan dan ruang di Singapura telah mendorong mereka
memperluas pulau mereka melalui upaya reklamasi lahan. Bahan-bahan yang
dibutuhkan untuk reklamasi seperti pasir dan granit, sebagian besar diimpor dari
Indonesia. Tambang pasir dari wilayah Indonesia telah menimbulan keprihatinan
atas isu-isu lingkungan.
Pada bulan Agustus 2005, Singapura
dan Indonesia menandatangani Memorandum of Understanding untuk memperluas
hak penerbangan antara kedua negara.
Pada Juni 2013, Singapura menderita akibat kabut yang berasal dari praktik
tebang-dan-bakar untuk membuka lahan perkebunan kelapa sawit di negara
tetangga, Indonesia, provinsi Riau, Sumatra. Pada Juni 2013 kabut mencapai rekor
terburuk, mencapai tingkat kabut polutan tertinggi sejak 1997. Kabut telah
mendorong peringatan kesehatan dari pemerintah Singapura, warga Singapura yang
marah juga menyebabkan beberapa ketegangan diplomatik, pemerintah Singapura
memprotes keterlambatan di Indonesia dalam menangani masalah ini dan mendesak
pemerintah Indonesia untuk mencari langkah-langkah efektif untuk mencegah
terjadinya dan mengurangi polusi kabut asap lintas batas.

Anda mungkin juga menyukai