Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Perawatan ortodonti merupakan salah satu bentuk perawatan dalam bidang

kedokteran gigi yang berperan penting untuk memperbaiki susunan gigi sehingga dapat

meningkatkan kemampuan mastikasi fonetik, sertaestetik. Perawatan ortodonti pada dasarnya

adalah upaya menngerakkan gigi atau mengoreksi malrelasi dan malformasi strktur

dentoranifasial untuk koreksi terhadap struktur dentofasial pada anak-anak dan dewasa.

Tujuannya adalah untuk memperolehoklusi yang optimal dan harmonis, baik letak maupun

fungsinya serta untuk menciptakan keseimbangan antara hubungan oklusal gigi geligi,

estetikwajah dan stabilitashasil perawatan.

Alat ortodonti lepasan lebih banyak dipakai di Indonesia karena konstruksinya yang

sederhana, mudah dibuat, harganya terjangkau dan hasilnya cukup memuaskan khususnya

pada perawatan yang sederhana. Selain itu, waktu bekerja dalam mulut pasien lebih singkat,

hanya dilakukan pencetakan rahang atas dan bawah. Proses selanjutnya dikerjakan dalam

laboratorium sampai alat ortodonti tersebut siap diinsersikan dalam mulut pasien. Alat

ortodonti lepasan terdiri dari tiga komponen, yaitu plat dasar, komponen retensi dan

komponen aktif. Salah satu alat yang termasuk dalam komponen aktif adalah sekrup

ekspansi. Sekrup ekspansi ini dapat dipakai untuk memperlebar jarak dalam arah transversal.

Dimensi dari lengkung gigi sangat mempengaruhi diagnosis dan penentuan rencana

perawatan kasus ortodonti. Kestabilan bentuk lengkung adalah salah satu tujuan dari

perawatan ortodonti yang penting dicapai pada hasil akhir perawatan. Penambahan ruang

seringkali diperlukan dalam melakukan perawatan ortodonti untuk mengatur gigi-gigi yang

malposisi, sehingga gigi dapat digerakkan ke posisi lokasi yang ideal. Tindakan yang dapat

1
digunakan untuk mendapatkan ruang adalah perawatan ekstraksi dan perawatan non-

ekstraksi.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud alat ekspansi?

2. Jelaskan indikasi dan kontraindikasi dari alat ekspansi

3. Jelaskan bagian-bagian, sifat-sifat dan macam-macam plat ekspansi.

C.Tujuan

1. Menjelaskan definisi dari alat ekspansi.

2. Menjelaskan indikasi dan kontraindikasi dari alat ekspansi.

3. Menjelaskan bagian-bagian, sifat-sifat dan macam-macam plat ekspansi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Alat Ekspansi

Kata ekspansi merujuk pada pelebaran daerah lateral pada lengkung gigi oleh tekanan

ortodonsi. Salah satu tujuan utama perawatan ortodonsi adalah mengoreksi ketidaksesuaian

skeletal/dental dalam arah transversal. Tekanan pada alat ini bertindak sebagai kekuatan

ortopedik yang membuka sutura midpalatal. Alat ini menekan ligamen periodontal, menekuk

prosessus alveolar, memiringkan/membalikkan penjangkaran gigi dan berangsur-angsur

membuka sutura midpalatal.1

Ekspansi melewati sutura melalui dua cara 1) Rapid expansion dan 2) Slow

expansion. Objek dari ekspansi maksila adalah untuk melebarkan maksila, tidak hanya

meluaskan lengkung gigi dengan menggerakkan gigi-gigi relatif ke tulang.1

2.1.1 Indikasi dan Kontraindikasi Ekspansi

Indikasi ekspansi :1

1. Kekurangan pertumbuhan maksila.

3
2. Penyempitan bilateral maksila.

3. Palatum yang tinggi dan sempit.

4. Kelainan bentuk dari septum.

5. Maksila yang kolaps (cleft palatal).

6. Retrusi maksila.

Kontraindikasi ekspansi :1

1. Crossbite unilateral.

2. Orang yang mengalami kelainan patologis jaringan lunak.

3. Jika maksilanya sempit dan panjang serta berhubungan dengan retrognati

mandibular.1

2.1.2 Bagian – bagian Plat Ekspansi2

Plat ekspansi terdiri dari :

1. Plat dasar akrilik

2. Klamer yang mempunyai daya retensi tinggi, misalnya Adam’s clasp atau

Arrowhead clasp.

3. Elemen ekspansif, dapat berupa sekrup ekspansi maupun coffin spring

4. Busur labial (labial arch)

2.1.3 Sifat plat ekspansi2

1. Lepasan atau removable : alat bisa dipasang dan dilepas oleh pasien.

2. Aktif : mempunyai sumber kekuatan untuk menngerakkan gigi, yaitu sekrup

ekspansi atau coffin spring, atau pir-pir penolong (auxilliary spring).

3 Mekanis : merubah posisi gigi secara mekanis.

4
4 Stabilitas tinggi : alat tidak mudah lepas, karena retensi yang diperoleh dari

Adam’s clasp atau Arrowhead clasp serta verkeilung dari plat dasar yang

menempel pada permukaan lingual atau palatinal gigi.2

Plat dasar akrilik tidak boleh terlalu tebal dan harus dipoles licin supaya enak

dipakai dan mudah dibersihkan. Bagian verkeilung plat harus menempel pada permukaan

lingual/ palatinal gigi-gigi, karena dapat menambah daya penjangkar Antara plat yang

menempel pada gigi penjangkar (anchorage) dan attachment gigi terdapat belahan atau

separasi.2

Klamer Plat ekspansi memerlukan retensi dan stabilitas yang tinggi sehingga maksud

pelebaran lengkung gigi dapat tercapai. Stabilitas diperoleh dengan menggunakan klamer

yang mempunyai daya retensi tinggi misalnya Adam’s clasp atau Arrowhead clasp yang

dibuat dari kawat stainless steel diameter 0,7 mm.

Elemen ekspansi dapat berupa sekrup ekspansi (expansion screw) yang dibuat oleh

pabrik atau berupa coffin spring yang dibuat sendiri dari kawat stainless steel diameter

0,9 – 1,25 mm.2

2.1.4 Macam-macam Plat Ekspansi

1. Ekspansi arah lateral

1. Paralel

(1) Simetris

Plat ekspansi ini paling banyak digunakan, mempunyai bentuk sederhana tapi

kuat dan hasil memuaskan. Fungsi pokok adalah melebarkan lengkung gigi kearah

lateral secara paralel, jadi disini gerakannya secara resiprokal. Gerakan prosessus

alveolaris dalam mengikuti gerakan plat dapat dicapai dengan cepat tapi penguatan

jaringan sekitar gigi berjalan lebih lambat. Selain berfungsi untuk melebarkan

5
lengkung gigi, alat ini dapat digunakan untuk meretrusi atau meretraksi gigi-gigi

insisivi yang protrusif. Untuk keperluan ini plat ekspansi dilengkapi dengan busur

labial.

Gambar 2.1.4.1

Plat ekspansi lateral paralel simetris (Graber, 1084)

(2) Asimetris

Alat ini digunakan untuk mengoreksi kelainan gigitan silang pada gigi posterior satu

sisi(unilateral-posterior crossbite). Hambatan akibat tonjol gigi antagonis dihindarkan

dengan memberi dataran peninggi gigitan (bite raiser) posterior. Peningkatan anchorage

dilakukan dengan menambah plat akrilik yang menutup permukaan lingual gigi antagonis

pada sisi yang normal. Spu (taji) dipasang pada anchorage gigi maupun attachment gigi

untuk menambah retensi dan stabilitas alat. Retensi diperoleh dengan pemasangan Adam’s

clasp (klamer Adam) pada gigi-gigi 6 4 / 4 6, sedang spur dibuat dari kawat 0,6 mm. Sekrup

dipasang paralel dengan bidang oklusal.2

Gambar 2.1.4.2

6
Plat ekspansi arah lateral, paralel, asismetris (Dickson, 1977)

2. Non-paralel (radial) :

(1) Simetris

Alat ekspansi ini sering disebut ekspansi secara radial, biasanya digunakan

untuk ekspansi lengkung bagian anterior ( C – C ) dan sedikit di daerah premolar

pertama, sedangkan gigi-gigi posterior lainnya dipertahankan kedudukannya. Alat ini

modifikasi antara sekrup ekspansi dan tie-bar yang terletak pada bagian terdistal plat

di garis tengah. Sering juga dilengkapi dengan box-in safety pin spring (spring yang

diletakkan dalam rongga plat) untuk proklinasi gigi-gigi insisivus yang retrusi atau

palatoversi. Gerakan plat ekspansi direncanakan tidak paralel, sehingga apabila alat

diaktifkan bagian anterior akan melebar tapi bagian posterior tetap. Hal ini dapat

diperoleh apabila digunakan sekrup yang agak longgar, dibuat dari logam yang lunak,

misalnya sekrup tipe Badcock dengan guide arm atau guide pin yang dipotong. Tie

bar dibuat dari kawat stailess steel diameter 0,9 – 1,25 mm.2

Gambar 2.1.4.3 Plat ekspansi lateral non paralel, simetris

(2) Asimetris

Alat ini digunakan sebagai space regainer di daerah anterior, untuk

menyediakan ruangan bagi insisivus lateral yang mesio-labioversi. Sekrup : soft

7
metal, tipe Badcock Retensi : Adam’s clasp pada gigi 6 4 / 4 6 Tie-bar : 0,9 mm,

stainless steel Spur : pada gigi 3 1/. Pengaktifan: 2 X ¼ putaran sekali seminggu.2

Gambar 2.1.4.4
Plat ekspansi radial, asimetris (Dickson, 1977)

2. Ekspansi arah antero-posterior (Schwartz plate)2

1. Pergerakan ke distal gigi-gigi posterior

Plat ekspansi ini digunakan untuk menggeser satu atau beberapa gigi posterior

ke distal, misalnya pada kasus erupsinya gigi C yang ektopik. Penggeseran gigi-gigi

premolar dan molar ke distal dilakukan untuk memberikan ruangan bagi gigi C

tersebut. Sekrup yang digunakan adalah hard metal dengan guide-pin paralel dengan

bidang oklusal dan arah

gerakan gigi yang akan

digeser. Alat ini sering

ditambah dengan anterior

inclined bite plane guna menambah anchorage dan membebaskan tonjol-tonjol gigi

yang akan digerakkan terhadap gigi antagonisnya. Spur dipasang pada insisivus

lateral untuk mencegah bergeser ke distal. Retensi dengan Adam’s clasp yang

dipasang pada gigi-gigi 6 4 / 4 6 . Dapat juga dengan arrowhead clasp pada gigi-gigi

yang akan digeser. Sekrup diputar ¼ putaran sekali seminggu.2

8
Gambar 2.1.45
Shchwartz plate untuk menggeser segmen bukal ke distal (Dickson, 1977)

2. Pergerakan ke labial atau proklinasi gigi-gigi anterior

Alat ini digunakan untuk merawat anterior crossbite, baik mengenai satu atau

keempat gigi insisivi atas. Agar plat akrilik tidak terlalu tebal, sekrup dipasang sedekat

mungkin dengan gigi-gigi anterior yang akan digerakkan dan dengan palatum. Sumbu

panjang sekrup terletak di garis tengah dan paralel dengan bidang oklusal. Retensi dengan

Adam’s clasp pada gigi-gigi 6 4 / 4 6 , spurs dipasang di sebelah distal 2 / 2 dan sebelah

mesial 3 / 3. Sekrup diputar ¼ atau 2 X ¼ putaran seminggu sekali.2

Gambar 2.1.4.6

Schwartz plate untuk proklinasi gigi insisivus maksila (Dickson, 1977).

2.1.5 Ekspansi berdasarkan Pergerakan

1. Ekspansi Transversal
Ekspansi transversal dapat dilakukan bila :
a. kekurangan tempat hanya sedikit, yaitu kurang dari ½ Premolar dan usia
Pasien masih muda
b. Ekspansi tidak boleh melebihi basis apikal.
c. Mempelajari basis apikal penting karena :
d. - basis apikal tidak dapat dipengaruhi alat orto ini.
basis apikal adalah bagian dari tulang rahang dimana terletak  prosesus
alveolaris & gigi-giginya.Perlu diketahui apakah basis apikal cukup untuk
memuat semua geligi didalam lengkung yang baik atau tidak. Kalau
dipaksakan juga akan terjadi relaps. 3

9
Gambar 2.1.5.1

Ekspansi Transfersal Rahang Atas dan Rahang Bawah

2. Ekspansi Sagital
Ekspansi sagital dapat ditujukan pada :
a. Gigi anterior maupun gigi posterior
b. Indikasi ekspansi sagital untuk gigi anterior adalah pada
Rahang Atas dengan gigitan silang anterior.
c. Sedangkan ekspansi sagital gigi posterior dapat dilakukan baik
di Rahang Atas  maupun Rahang Bawah dan biasanya hanya
menggeser 1/2 gigi ke distal. 3

Gambar 2.1.5.2

Ekspansi Sagital Rahang Atas dan Rahang Bawah

3. Kombinasi Ekspansi Transversal dan Sagital


10
Alat yang dipakai berupa Y plate.
a. Alat ini memakai 2 sekrup yang ditempatkan didepan
Caninus & sejajar lengkung geligi samping.
b. Lempeng akrilik mempunyai 2 belahan yaitu di kanan
kiri & 1 belahan pada garis median.
c. Ketiga belahan tersebut merupakan huruf Y.
d. Bila kedua sekrup diaktivasi akan terjadi gerakan ke
arah distal & labial.
e. Y plate dipakai pada kasus dimana Caninus ektostem
sedikit dengan basis apikal cukup besar & gigi2 yang
lain sudah terletak dalam lengkung yang baik.
f. Setelah tersedia cukup ruang bagi Caninus dilakukan
terapi tahap kedua untuk memasukkan Caninus dalam
lengkung yang baik. 3

Gambar 2.1.5.3

Kombinasi Ekspansi Transversal dan Sagital

BAB III

PEMBAHASAN

Perawatan ortodonti lepasansering terjadi perubahan yang tidak di inginkan,

biasanya setelah pemasangan alat akan terjadi perubahan yang lebih baik dari

sebelumnya, namun stelah itu kemungkinan terjadi perubahan yang tidak di inginkan.

11
Pasien dengan berbagai masalah maloklusi dapat dirawatdengan menggunakan

sekrup ekspansi, baik berupa alat lepasan dan alat cekatdengan menggunakan ekspansi

ortopedik. Salah satu dasar strategi perawatan awal, tehnikekspansiakan mencapai hasil

yang optimum pada usia 8-15th.

Perawatan ortodontik dan ortopedik fasial ini sangat penting untuk dikuasai agar

tercapai hasil perawatan sebaiknya di perhatikan hal-hlyang berhubungan dengan

etioloi maloklsi supaya diagnosa dapat di tegakkan dengan tepat agar jenis

perawatannya cocokdapa di laksanakan. Dalam penggunaan alat ekspansi harus dapat

dibawah pengntrolan klinik dengan operator profesional.untuk merancang penggunaan

alat ini operator harus mengetahui tahapan dan prosedur yang harus dijalani agar

diperoleh hasil perawatan yang direncanakan.

Berdasarkan penelitin Y. Powes dan Cook, kemungkinan dikatakan hasil

perawatan ortodontidapat di pengaruhan oleh beberapa hal yaitu morfologi dan

keparahan maloklusi perwatan ortodonti pola pertumbuhan dan keterampilan operator

kberhasilan dari suatu perawatan khususnya ortodonti lepasan tidak hanya bergantung

keahlian diagnostik dari klinis,salah satudiantaranya sangat bergantug pada pasien itu

sendiri oleh karena itu perlu sikap koperatif dari pasien dalam menggunakan alat

tersebut.

BAB IV

CONTOH KASUS

A. Riwayat Kasus

12
Bagian klinik ortodonti RSGM Gusti Hasan Aman Banjarmasin banyak pasien yang

sedang melakukan perawatan ortodonti dengan menggunakan skrup ekspansi. Berdasarkan hl

tersebut di atas, akan dilakukan penelitian untuk mengetahui peningkatan lengkung gigi

rahang atas hasil peraatan ortodonti menggunakan sekrup ekspansi di RSGM Gusti Hasan

Aman Banjarmasin.

Pasien yang mendapatkan perawatan ortodonti menggunakan sekrup ekspansi pada

lengkung gigi rahang atas, gigi permanen lengkap (kecuali 18 dan 28), bersedia

menjadikansampel penelitian, tidak terdapat piranti lain dan gigi premolar pertama kanan dan

kiri rahang atas. Kriteria eksklusi: paien yang tidak kooperatif.

B. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam peneitian ini antara lain:

1. sendok cetakrahang bergigi no 2 dan no 3

2. Rubber bowl, spatula

3. Slinding caliper digital, lembar kertas pupen dan pensil

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini :

1. Alginat

2. Gipps stone

C. Hasil Penelitian

1. Dari hasil penelitian yang sdah dilakukan dapat diketahui bahwa terdapat

peningkatan lebar lengkung gigi rahang atas melalui perawatan ortodonti

menggunakan sekrup eskapansi yaitu :

2. dengan rata-rata peningkatan interpremolar, 5x aktiasi adalah 0,92 mm,

13
10x aktifasi adalah 1,86 mm.

Dan peningkatan intermolar adalah 5x aktifsi adlah 0,99 mm, 10x aktifasiadlah

1,96 mm.

3. Menurut penelitian Anbuselvan (2010) yang menyatakan bahwa seiap seperempat

putaran (90`) bisa menghasilkan aktifasi sebear0,20mm, sehinggapelebaran

lengkung igi rahang atas setelah 5x aktifasi mencapai 1mm dan 10x aktifasi 2mm

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

14
Pasien dengan berbagai masalah maloklusi dapat dirawat dengan
menggunakan sekrup ekspansi, baik berupa alat lepasan dan alat cekat dengan
menggunakan ekspansi ortopedik. Salah satu dasar strategi perawatan awal,
tehnik ekspansiakan mencapai hasil yang optimum pada usia 8-15th.

Perawatan ortodontik dan ortopedik fasial ini sangat penting untuk


dikuasai agar tercapai hasil perawatan sebaiknya di perhatikan hal-hlyang
berhubungan dengan etioloi maloklsi supaya diagnosa dapat di tegakkan dengan
tepat agar jenis perawatannya cocokdapa di laksanakan. Dalam penggunaan alat
ekspansi harus dapat dibawah pengntrolan klinik dengan operator
profesional.untuk merancang penggunaan alat ini operator harus mengetahui
tahapan dan prosedur yang harus dijalani agar diperoleh hasil perawatan yang
direncanakan.

B. Saran

Perlu dilakukan diagnosis dan rencana terapi yang tepat dimana perawatan

ortodonti dibutuhkan sesuai dengan kasus yang terjadi. Sebaiknya pasien yang

datang ke dokter gigi dengan keluhan estetik dan ketidaknyamanan dalam

penampilannya, perlu ditangani dokter gigi dengan cermat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Premkumar S. Orthodontics Prep Manual for Undergraduates. New Delhi : Elsevier ;

2008. P; 399-401

15
2. D.gill, F.Naini et,al. The Management of Transverse Maxillary Deficiency. Dental update

(November 2004).p.518

3. Pambudi R. Ortodonsi Dasar. Surabaya. Airlangga university Press, 2009

4. Nor Sakinah, dental jurnal “peningkatan lebar lengkung gigi rahang atas melalui

perawatan ortodonti menggunakan sekrup ekspansi” 2016

5. Graber, T.M., Orthodontic Current Principles and Techniques. 4th ed. St. Louis.

Philadelphia : Mosby Year Book. Elsevier Mosby, 2009

6. Mokhtar M. Dasar-Dasar ortodonti pertumbuhan dan perkembangan kraniodentofasial.

Medan: Bina Insani Pustaka; 2002.

16

Anda mungkin juga menyukai