“HIRSCHSPRUNG”
Oleh :
DENNY
190070300011052
LAPORAN PENDAHULUAN
“HIRSCHSPRUNG”
Oleh :
DENNY
190070300011052
Menyetujui,
(……………....……………..) (……………………..
………..)
Hirschsprung
1. Definisi
3. Etiologi Hirschsprung
1. Mungkin karena adanya kegagalan sel-sel ”Neural Crest” ambrional
yang berimigrasi ke dalam dinding usus atau kegagalan pleksus
mencenterikus dan submukoisa untuk berkembang ke arah kranio
kaudal di dalam dinding usus.
2. Disebabkan oleh tidak adanya sel ganglion para simpatis dari
pleksus Auerbach di kolon.
3. Sebagian besar segmen yang aganglionik mengenai rectum dan
bagian bawah kolon sigmoid dan terjadi hipertrofi serta distensi
yang berlebihan pada kolon.
4. Patofisiologi / pathway
Distensi Gangguan
Nutrisi kurang Volume
abdomen hebat pola BAB
dari kebutuhan cairan tubuh
tubuh menurun
5. Manifestasi Klinis
Masa Neonatal :
1. Konstipasi
2. Diare berulang
3. Tinja seperti pita, berbau busuk
4. Distensi abdomen
5. Gagal tumbuh
6. Komplikasi
1. Gawat pernapasan (akut)
2. Enterokolitis (akut)
3. Striktura ani (pasca bedah)
4. Inkontinensia (jangka panjang)
1. Obstruksi usus
2. Ketidak seimbangan cairan dan elektrolit
3. Konstipasi
7. Pemeriksaan Diagnostik
8. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan bedah
2. Penatalaksanaan keperawatan
A. PENGKAJIAN
Identitas pasien
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis kelamin :
4. Suku/bangsa :
5. Agama :
6. Status perkawinan :
7. Pendidikan/pekerjaan :
8. Alamat :
9. Tanggal MRS :
10. No.Register :
Keluhan utama
Masalah yang dirasakan klien yang sangat mengganggu pada saat
dilakukan pengkajian, pada klien Hirschsprung misalnya, sulit BAB,
distensi abdomen, kembung, muntah.
Tanyakan pada orang tua apakah ada anggota keluarga yang lain yang
menderita Hirschsprung.
Riwayat Nutrisi
Riwayat psikologis
Pemeriksaan Fisik
1. Sistem integument
Kebersihan kulit mulai dari kepala maupun tubuh, pada palpasi dapat
dilihat capilary refil, warna kulit, edema kulit.
2. Sistem respirasi
3. Sistem kardiovaskuler
Kaji adanya kelainan bunyi jantung (mur-mur, gallop), irama denyut nadi
apikal, frekuensi denyut nadi / apikal.
4. Sistem penglihatan
5. Sistem Gastrointestinal
Kaji pada bagian abdomen palpasi adanya nyeri, auskultasi bising usus,
adanya kembung pada abdomen, adanya distensi abdomen, muntah
(frekuensi dan karakteristik muntah) adanya keram, tendernes.
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi
Intervensi Rasional
Auskultasi bising usus dan kaji Kekurangan kortisol dapat
apakah ada nyeri perut,mual dan menyebabkan gejala
muntah. gastrointestinal berat yang
mempengaruhi pencernaan dan
absorbsi dari makanan.
Pantau masukan makanan dan Untuk mengetahui asupan
timbang BB tiap hari. makanan yang diberikan dan
kestabilan BB.
Berikan diit cair,lebih lembut,tinggi Dapat memberikan nutrisi tanpa
protein dan serat serta rendah menambah kalori.
lemak.
Tekankan pentingnya tentang Makan yang berlebihan dapat
menghentikan masukan. menyebabkan mual atau muntah.
Intervensi Rasional
Kaji terhadap tanda nyeri Mengetahui tingkat nyeri dan
menentukan langkah selanjutnya.
Berikan tindakan kenyamanan : Upaya dengan distraksi dapat
menggendong, suara halus, mengurangi rasa nyeri
ketenangan
Kolaborasi berikan obat analgesik Mengurangi persepsi terhadap
nyeri yang kerjanya pada sistem
saraf pusat
Intervensi Rasional
Evaluasi tingkat ansietas. Ketakutan pada prosedur diagnostik dan
kemungkinan pembedahan.
Jadwalkan istirahat adekuat. Membatasi kelemahan, menghemat
energi dan dapat meningkatkan
kemampuan koping.
Ciptakan lingkungan yang tenang, Mengurangi rangsang eksternal yang
tunjukkan sikap ramah tamah dan tulus dapat memicu peningkatan kecemasan
dalam membantu klien.
Berikan pengetahuan tindakan Untuk mengurangi kecemasan orang tua
pembedahan kepada orang tua. terhadap tindakan pembedahan.
Intervensi Rasional
Observasi faktor-faktor yang Pascabedah terdapat resiko
meningkatkan resiko injuri
rekuren dari hernia umbilikalis
akibat peningkatan tekanan intra
abdomen
Monitor tanda dan gejala perforasi Perawat yang mengantisipasi
atau peritonitis
resiko terjadinya perforasi atau
peritonitis. Tanda gejala yang
penting adalah anak rewel tiba-tiba
dan tidak bisa dibujuk atau diam
oleh orangtua atau perawat,
muntah-muntah, peningkatan suhu
tubuh dan hilangnya bising usus.
Adanya pengeluaran pada anus
yang berupa cairan feses yang
bercampur darah merupakan tanda
klinik penting bahwa telah terjadi
perforasi. semua perubahan yang
terjadi didokumentasikan oleh
perawat dan laporkan pada dokter
yang merawat.
Lakukan pemasangan selang Tujuan memasang selang
nasogastrik
nasogastrik adalah intervensi
dekompresi akibat respon dilatasi
dan kolon obstruksi dari kolon
aganglionik. Apabila tindakan
dekompresiini optimal, maka akan
menurunkan distensi abdominal
yang menjadi penyebab utama
nyeri abdominal pada pasien
hirschsprung.
Monitor adanya komplikasi Perawat memonitor adanya
pascabedah komplikasi pascabedah seperti
mencret atau ikontinensia fekal,
kebocoran anastomosis, formasi
striktur, obstruksi usus, dan
enterokolitis
Pertahankan status hemodinamik Pasien akan mendapatkan cairan
yang optimal intravena sebagai pemeliharaan
status hemodinamik
Bantu ambulasi dini Pasien dibantu turun dari tempat
tidur pada hari pertama
pascaoperatif dan didorong untuk
mulai berpartisipasi dalam
ambulasi dini.
Hadirkan orang terdekat Pada anak menghadirkan orang
terdekat dapat menpengaruhi
penurunan respon nyeri.
Kolaborasi pemberian antibiotik Antibiotik menurunkan resiko
pascabedah infeksi yang akan menimbulkan
reaksi inflamasi lokal dan dapat
memperlama proses penyembuhan
pasca funduplikasi lambung
Intervensi Rasional
Minimalkan risiko infeksi pasien
dengan : o mencuci tangan adalah satu-
o Mencuci tangan sebelum satunya cara terbaik untuk
dan setelah memberikan mencegah penularan
perawatan pathogen.
o menggunakan sarung o sarung tangan dapat
tangan untuk melindungi tangan pada saat
mempertahankan asepsis memegang luka yang dibalut
pada saat memberikan atau melakukan berbagai
perawatan langsung tindakan.
Observasi suhu minimal setiap 4 jam Suhu yang terus meningkat
dan catat pada kertas grafik. setelah pembedahan dapat
Laporkan evaluasi kerja. merupakan tanda awitan
komplikasi pulmonal, infeksi
luka.
D. Implementasi
Intervensi Implementasi
Monitor cairan yang keluar dari Memonitor cairan yang keluar dari
kolostomi kolostomi.
Pantau jumlah cairan kolostomi Memantau jumlah cairan
kolostomi,Jumlah cairan yang
keluar dapat dipertimbangkan untuk
penggantian cairan.
Pantau pengaruh diet terhadap Memantau pengaruh diet terhadap
pola defekasi pola defekasi.
Intervensi Implementasi
Auskultasi bising usus dan kaji Mendengarkan bising usus dan
apakah ada nyeri perut,mual dan mengkaji adanya nyeri perut, mual
muntah. dan muntah.
Pantau masukan makanan dan Memantau masukan makanan dan
timbang BB tiap hari. menimbang BB setiap hari.
Berikan diit cair,lebih lembut,tinggi Memberikan diit cair, lebih lembut,
protein dan serat serta rendah tinggi protein dan serat serta
lemak. rendah lemak.
Tekankan pentingnya tentang Menekankan pentingnya tentang
menghentikan masukan. menghentikan masukan karena
makan yang berlebihan dapat
menyebabkan mual atau muntah.
Intervensi Implementasi
Kaji terhadap tanda nyeri Mengkaji terhadap tanda nyeri
untuk mengetahui tingkat nyeri.
Berikan tindakan kenyamanan : Memberikan tindakan kenyamanan
menggendong, suara halus, : menggendong, suara halus dan
ketenangan memberikan ketenangan.
Kolaborasi berikan obat analgesik Berkolaborasi dengan tim medis
memberikan obat analgesik untuk
mengurangi persepsi terhadap
nyeri.
Intervensi Implementasi
Evaluasi tingkat ansietas. Mengevaluasi tingkat kecemasan
orang tua.
Jadwalkan istirahat adekuat Menjadwalkan istirahat adekuat
untuk meningkatkan kemampuan
koping.
Berikan pengetahuan tindakan Memberikan pengetahuan tindakan
pembedahan kepada orang tua. pembedahan kepada orang tua
untuk mengurangi kecemasan
orang tua.
Intervensi Implementasi
Minimalkan risiko infeksi pasien
dengan : o mencuci tangan sebelum dan
o Mencuci tangan sebelum setelah memberikan
dan setelah memberikan perawatan.
perawatan. o Menggunakan sarung tangan
o menggunakan sarung untuk mempertahankan
tangan untuk asepsis pada saat
mempertahankan asepsis memberikan perawatan
pada saat memberikan langsung.
perawatan langsung.
Observasi suhu minimal setiap 4 Mengobservasi suhu minimal
jam dan catat pada kertas grafik. setiap 4 jam dan mencatat pada
Laporkan evaluasi kerja. kertas grafik dan melaporkan
evaluasi kerja.
E. Evaluasi
http://munahasrini.wordpress.com/2012/04/13/askep-anak-dengan-
hisprung/
http://princerudias.blogspot.com/2012/12/asuhan-keperawatan-pada-
pasien-dengan_27.html
Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
Keperawatan
1. DS: Hirsprung Konstipasi
Ibu pasien
mengatakan perut feses banyak
anaknya kembung tertimbun dan lam
dan terkadang berada di kolon
menangis saat
absorbs air inadekuat
akan buang air
(berlebihan)
besar
Saat pengkajian
feses mengeras
ibu pasien
mengatakan perut
bayi masih konstipasi
kembung dan
BAB 2-3x/hari
jumlah sedikit
berwarna coklat
kadang kehijauan
Ibu pasien
mengatakan
bayinya tidak ada
muntah dan
terkadang
menangis saat
ingin BAB dan
berhenti jika
sudah BAB
DO:
Keadaan umum
pasien lemas
Kesadaran
compos mentis
Nadi 135x/ mnt
S 36,7o
RR 39 x/mnt
Abdomen
kembung dan
membesar
Bising usus (+)
Teraba keras
Dullness
Dilakukan colon
wash secara
berkala
2. DS: Hirsprung Risiko
Ketidakseimbangan
Ibu pasien
Cairan
mengatakan perut feses banyak
anaknya kembung tertimbun dan lam
dan terkadang berada di kolon
menangis saat
absorbs air inadekuat
akan buang air (berlebihan)
besar
Saat pengkajian feses mengeras
ibu pasien
mengatakan perut
bayi masih konstipasi
kembung dan ↓
BAB 2-3x/hari Obstruksi kolon
jumlah sedikit proksimal
berwarna coklat ↓
kadang kehijauan Distensi abdomen dan
DO: perut membesar
Keadaan umum ↓
pasien lemas Perut bayi kembung
tampak lemas ↓
mentis ↓
Riwayat
pertumbuhan
dan
perkembangan
berat badan
anak saat ini
4.4 kg (-2 SD)
dan PB 51 cm
(-3SD). Berat
badan saat
masuk RS 3.9
kg, LLA = 17
cm , LK = 34
cm
Hasil lab Hb 8.4
(turun) , Eritrosit
2.8.103 (turun),
Hematokrit 24.60
(turun)
A: Masalah teratasi