Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

NAMA :
NIM : 032020

DOSES PEMBIMBING
Ns. Wanto sinaga M.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
KURNIA JAYA PERSADA PALOPO
2020/2021
SISTEMATIKA LAPORAN PENDAHULUAN (LP) KMB
1. Defenisi (CKD)
Gagal Ginjal Kronik (CRF) atau penyakit ginjal tahap akhir adalah gangguan
fungsi ginjal yang menahun bersifat progresif dan irreversibel. Dimana kemampuan
tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah)
( KMB, Vol 2 hal 1448).
Gagal ginjal kronis adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan penurunan
fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut, hal ini
terjadi bila laju filtrasi glomerular kurang dari 50 mL/min. (Suyono, et al, 2017) Gagal
ginjal kronis merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversibel dimana
kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan
dan elektrolit sehingga terjadi uremia. (Smeltzer & Bare, 2017)
2. Etiologi
Penyebab dari gagal ginjal kronis antara lain :
a. Infeksi saluran kemih (pielonefritis kronis)
b. Penyakit peradangan (glomerulonefritis)
c. Penyakit vaskuler hipertensif (nefrosklerosis, stenosis arteri renalis)
d. Gangguan jaringan penyambung (SLE, poliarteritis nodusa, sklerosis sitemik)
Penyebab gagak ginjal kronik cukup banyak tetapi untuk keperluan klinis dapat
dibagi dalam 2 kelompok :
a. Penyakit parenkim ginjal Penyakit ginjal
primer : Glomerulonefritis, Mielonefritis, Ginjal polikistik,  Tbc ginjal
Penyakit ginjal
sekunder : Nefritis lupus, Nefropati, Amilordosis ginjal, Poliarteritis nodasa,
Sclerosis sistemik progresif, Gout, Dm.
b. Penyakit ginjal obstruktif : pembesaran prostat,Batu saluran kemih, Refluks
ureter, Secara garis besar penyebab gagal ginjal dapat dikategorikan Infeksi
yang berulang dan nefron yang memburuk Obstruksi saluran kemih
Destruksi pembuluh darah akibat diabetes dan hipertensi yang lama Scar
pada jaringan dan trauma langsung pada ginjal
3. Anatomi Fisiologi
a. Ginjal

Gambar 1. Struktur ginjal ( Syaifuddin, 2010)

Ginjal Terletak pada dinding posterior abdomen, didaerah lumbal sebelah


kanan dan kiri tulang belakang, dibungkus lapisan lemak yang tebal, dibelakang
peritonium. Panjang ginjal 6-7 cm dengan tebal 1.5-2,5 cm. Berat pada orang dewasa
140 gram. Ginjal kanan lebih pendek dan tebal dibanding sebelah kiri.
b. Nefron
Tempat.awal pembentukan urine yang berjumlah ± 1 juta pada setiap ginjal. Terdiri
atas komponen vaskular yang terdiri atas pembuluh pembuluh darah yaitu,
glomelurus, dan kapiler peri tubuler (dari kapsul bowmwn dan mencakup tubuli
kontortus proxima, ansahale dan tubuli kontroktus distal) yang mengitari tubuh
c. Kapsul bowmen
Terdiri atas lapisan parietal, lapisan viseral
d. Ureter
Panjangnya 25 cm yang menghantarkan kemih dari ginjal ke kandung kemih
e. Kandung kemih
Terletak didalam velvis
f. Uretra
g. Pada pria panjangnya 18-20 cm, pada wanita panjang nya 4 cm dan sebagai system
perkemihan saja
h. Fungsi ginjal :
1) Pengeluaran zat zat toksis
2) Mempertahankan keseimbangan cairan
3) Mempertahankan keseimbangan garam garam dan zat zat lain dalam tubuh
4) Mengeluarkan sisa sisa metabolisme dan hasil akhir dari protein ureum. (Drs. H
Syaifuddin )
4. Manifestasi klinik
Karena pada gagal ginjal kronis setiap sistem tubuh dipengaruhi oleh kondisi
uremia, maka pasien akan memperlihatkan tanda dan gejala
a. Gejala kardiovaskuler Pada gagal ginjal kronis mencakup hipertensi ( akibat retensi
cairan dan natrium dari aktivitas sytem renin angiotensin-aldosteron) dan
perikardirtis (iritasi pada lapisan pericardial oleh toksik uremik).
b. Gejala Dermatologi Yang sering terjadi mencakup rasa gatsl yang parah (pruritus),
warna kulit abu-abu mengkilat, kulit kering dan bersisik, kuku tipis dan rapuh,
butran uremik, suatu penumpukan kristal urea dikulit, saat ini jarang terjadi akibat
penanganan yang dini dan agresif 
c. Gejala gastro intestinal Sering terjadi dan mencakup : anoreksia, mual dan muntah,
nafas bau amonia, ulserasi dan perdarahan pada mulut, konstipasi dan diare,
perdarahan gastro intestinal.
d. Respirasi Edema paru, efusi pleura, pleuritis
e. Neuromuskular Lemah, gangguan tidur, sakit kepala, letargi, gangguan muskular,
neuropati perifer, bingung, koma.
f. hematologi Anemia, perdarahan meningkat
5. Klasifikasi atau grade (Bila ada)
Tabel KDOQI Classification of CKD
Stage Description GFR (ml/min
per1.73m2
1 Kidney damage with normal >90
GFR
2 Kidney damage with mild 60-89
decreased GFR
3 Moderately decreased GFR 30-59
4 Severely decreased GFR 15-20
5 Kidney failure < 15 (or dialysis)

6. Patofisiologi
Penurunan fungsi renal menyebabkan penimbunan produk akhir metabolisme
tertimbun dalam darah sehingga terjadi uremia. Selain itu penurunan dari filtrasi
glomeruli juga dapat menyebabkan klirens kreatinin menurun dan kadar kreatinin serum
meningkat. Ginjal tidak mampu untuk mengkonsentrasikan dan mengencerkan urin
secara normal, akibatnya terjadi retensi cairan dan natrium yamg meningkatkan
terjadinya edema.
Penurunan dari fungsi ginjal juga menyebabkan produksi eritropoetin tidak
adekuat menstimulasi sum-sum tulang untuk menghasilkan sel darah merah dan
menyebabkan anemia yang disertai keletihan, angina, sesak napas, defisiemsi nutrisi
dan kecenderungan untuk terjadi.
perdarahan gastrointestinal. Selain itu juga menurunkan kadar serum kalsium dan
meningkatkan kadar fosfat serum. Penurunan kadar kalsium serum menyebabkan
sekresi dari parathormon dan kelenjar parathiroid. Adanya gagal ginjal tubuh tidak
berespon terhadap peningkatan parathormon akibatnya kalsium ditulang menurun
menyebabkan perubahan pada tulang dan penyakit tulang.
Glome Diabetes Penyakit Stenosis Gang
rulone Melitus infeksi arteri guan
anore Kons perda Sesak Gang gangguan
ksia rahan guan
parenk tipasi penyakit nafas
Pielonefriti penyempitan muskuloskletal
Syste
pada Tidur
im metaboli s kronik dari satu mic
k dengan atau kedua lupus
Respon
MK : MK: infeksi pada pembuluh eryte
MK : MK pola nafas MK :gangguan MK :kelebihan
imunol konst terjadi karena
ketid ginjal itu sendiri, darah (arteri mato
ipasi perdarahan tidak efektif pola tidur volume cairan
aksei kelainan dapat terjadi
penurunan sekresi insulin, RAS dapat peny
mba
fungsi menjadi akit
ginjal dan disfungsi atau lebih buruk radan
kegagalan
mengakib Sering adan
beberapa organ
at edema, menyebabka ya
tubuh, terutama
kongesti mata, ginjal, n tekanan

Gagal ginjal kronik


7. Pemeriksaan Diagnostik
a. Urin
1. Volume urin : oliguri atau anuria
2. Warna urin : keruh
3. BJ urin : kurang 1,015
4. Osmolalitas urin
5. Klirens kreatinin menurun
6. Natrium meningkat
7. Proteinuria
b. Darah
1. BUN/ kreatinin meningkat
2. Ht dan Hb
3. Natrium serum
8. Komplikasi
a.  Hiperkalemia
Tingginya kandungan kalium di dalam darah. Dan tingginya kandungan kalium di dalam darah dapat menimbulkan
kematian mendadak, jika tidak ditangani dengan serius.
b. Perikarditis, efusi pericardial
Akibat retensi produk sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat.
c. Hipertensi
d.   Anemia
e. Penyakit tulang
f. Akibat kadar kalsium serum yang rendah, metabolisme vitamin D abnormal
9. Tindakan Medis
- Diet retriksi asupan kalium, fosfat, natrium dan air untuk mengindari hiperkalemia
- Transfusi darah
- Obat obatan : antihipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat, suplemen kalsium, furosemid (membantu berkemih)
- Dialisis dan transpaltasi ginjal
- kontrol ketidakseimbangan elektrolit
- diet tinggi kalori dan rendah protein
- terapi penyakit ginjal
- pengobatan penyakit penyerta
- pencegahan dan pengobatan komplikasi akibat penurunan fungsi ginjal (Nanda, 2015 ).

10. Proses keperawatan (teoritis)


a. Data umum

Mengkaji tentang identitas klien meliputi : nama, umur, alamat, agama, tanggal masuk RS, nomor rekam medis,

diagnosa medis, dan bangsal.

b. Pengkajian 13 domain NANDA


1) Health promotion yaitu tentang kesehatan umum pasien meliputi, alasan masuk rumah sakit, TTV, riwayat masa

lalu, riwayat pengobatan, kemampuan mengontrol kesehatan, faktor sosial ekonomi,dan pengobatan sekarang

2) Nutrition meliputi antropometri (BB,TB,LK,LD,LILA,IMT), biochemical, clinical, diet, energi, faktor penyebab

masalah nutrisi, penelitian status gizi, pola asupan cairan, cairan masuk, cairan keluar, balance cairan, pemeriksaan

abdomen

3) Elimination meliputi sistem urinary, sistem gastrrointestinal, dan Sistem integument

4) Activity/rest meliputi istirahat/tidur, Aktivitas , dan Cardio responds, Pulmonary respon.

5) Perception/cognition meliputi : orientasi/kognisi, sensasi/persepsi, dan komunikasi.

6) Self perfection meliputi tentang self-concept/self-esteem (perasaan cemas/takut, perasaan putus asa, keinginan

untuk mencederai, adanya luka.

7) Role relationship meliputi peranan hubungan (status hubungan, orang terdekat, perubahan konflik/peran, perubahan

gaya hidup, interaksi dengan orang lain

8) Sexuality meliputi tentang identitas seksual ( masalah/disfungsi seksual, periode mestruasi, metode KB yang

digunakan, pemeriksaan SADARI, dan pemeriksaan papsmear

9) Coping/stress tolerance meliputi tentang coping respon ( rasa sedih/takut/cemas, kemampuan mengatasi cemas,

perilaku yang menampakkan cemas)


10) Life principles meliputi nilai kepercayaan ( kegiatan keagamaan yang diikuti, kemampuan untuk mengatasi,

kegiatan kebudayaan, kemampuan memecahkan masalah )

11) Safety/protection meliputi tentang alergi, penyakit autoimune, tanda infeksi, gangguan thermoregulasi, dan

gangguan resiko )

12) Comfort meliputi tentang kenyamanan/nyeri, rasa tidak nyaman lainnya,dan gejala yang menyertai )

13) Growth/development meliputi tentang Pertumbuhan dan perkembang

a. Diagnosa keperawatan
1. Ganggguan pertukaran gas b/d ketidakseimbangan ventilasi perfusi (00030)
2. Kelebihan volume cairan b/d kegagalan mekanisme regulasi (00027)
3. Intoleran aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplay dan kebutuhan oksigen (0092)

c. Intervensi keperawatan
No. Diagnoasa keperawatan Perencanaan
Tujuan Intervensi
berdasarkan
1. Ganggguan pertukaran gas Status pernafasan Manajemen Pernafasan
b/d ketidakseimbangan Kriteria Hasil - Posisikan untuk meringankan
ventilasi perfusi (00030) 1. Frekuensi sesak napas
ditandai dengan: pernafasan - Monitori status pernapasan
(4) dan oksigenasi sebagaimana
2. Irama mestinya
pernafasan - Monitor kecepatan, irama,
(4) kedalaman dan kesulitan
3. Kepatenan bernafas
jalan nafas - Lakukan fisioterapi dada
(4 sebagaimana mestinya
- Berikan bantuan terapi nafas
jika di perlukan (nebulizer)

2. Kelebihan volume cairan Keseimbangan Menegemen telektrolit/cairan


b/d gangguan mekanisme cairan - Monitor tanda-tanda vital
regulasi ditandai dengan: Kriteria Hasil yang sesuai
1. Edema - Batasi cairan yang sesuai
perifer (4) - Pantau adanya tanda
2. Pusing (4) resistensi cairan
3. Tekanan - Monitor manifestasi
darah (4) ketidakseimbangan cairan
elktolit
- Monitor respon pasien
terhadap terapi elektrolit yang
di resepkan
3. Intoleran aktivitas b/d Toleran terhadap Terapi aktivitas

ketidakseimbangan antara aktivitas - Pertimbangkan kemampuan

suplay dan kebutuhan kriteria hasil: klien dalam berpartisipasi

oksigen (0092) ditandai - Saturasi oksigen melalui aktivitas spesifik

dengan: ketika - Bantu klien untuk

beraktivitas (4) mengidentifikasi dan

- Frekuensi memperoleh sumber-sumber

pernapasan (4) yang diperlukan untuk

- Kemudahan aktivitas- aktivitas yang

bernapas ketika diinginkan

beraktifitas (4) - Dorong aktivitas kreatif yang


tepat

- Bantu klien dan kelurga


untuk mengidentifikasi
kelemahan dan level aktivitas
tertentu
- Instruksikan pasien dan
keluarga untuk melaksanakan
aktivitas yang diinginkan
maupun yang diresepkan

11. Discharg Planning


a. Anjurkan cara-cara untuk merubah pengaturan fisik di rumah sehingga kebutuhan pasien dapa terpenuhi dengan baik.
b. Berikan informasi tentang sumber –sumber pelayanan di masyarakat kepada pasien
c. Lakukan pendidikan untuk pasien dan keluarga informasi tentang pemberian obat yang benar seperti pengaturan diet, dan
hal yang harus di hindari.

Pada hari pemulangan pasien 


a. Berikan peluang kepada pasien dan keluarga untuk bertanya cara perawatan di rumah
b. Periksa order pulang dari dokter tentang resep , perubahan tindakan pengobatan , atau alat –alat khusus yang di
perlukan .
c. Pastikan kepada pasien untuk transportasi pulang
d. Tawarkan kepada pasien dan keluaraga untuk minta bantu jika di butuhkan
e. Periksa semua kamar apakah masih ada barang yang tertinggal
f.   Hubungi kantor keuangan lembaga untuk menentukan apakah masih ada sisa pembayaran yang harus di lunasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arjatmo Tjokronegoro. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Cet 2. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2017
Doenges, Marilyn E,  Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien
edisi 3 alih bahasa I Made Kariasa,  Ni Made Sumarwati, Jakarta : EGC, 2017.
Guyton, Arthur C. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Ikram, Ainal,
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Diabetes Mellitus Pada Usia Lanjut   jilid I Edisi ketiga, Jakarta : FKUI, 2018.
Brunner &Siddarrth. 2014. Buku Ajar KeperawatanMedikalBedah, Edisi 8 vol 3. Jakarta: EGC.
National Kidney Foundation.2015. PanduanPraktisperawatanGagalGinjal.Mitra Yogyakarta: Cendekia Press.
Wilson. 2015. Tips CerdasMengenali Dan MencegagGagalGinjal. Yogyakarta: DAFA Publishing.
NANDA Internasional Inc. Nursing Diagnoses: Defenision and Classification 2015- 2017. Jakarta:
PenerbitBukuKedokteran: EGC

Anda mungkin juga menyukai