makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Bilangan
DISUSUN OLEH:
1. ANDI SUPARJO` ( )
2. ANNISA SARAH (20205003)
3. BELIA DECIKU ( )
4. CANIA KASTIRA ( )
Puji beserta syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
dengan anggota kelompok lain. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan
kepada Nabi besar yakni Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya.
Dalam penulisan makalah ini, ucapan terima kasih kepada Bapak Drs.
Hendra Syarifuddin, M.Si, Ph.D sebagai dosen pembimbing mata kuliah teori
bilangan. Serta ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu penulis dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari dalam
penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran dari
terima kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Apakah suatu formula untuk jumlah dari n bilangan bulat positif ganjil
pertama?. Jumlah dari n bilangan bulat ganjil positif pertama untuk n = 1,
2, 3, 4, 5 adalah:
1=1
1+3 =4
1+3+5=9
1 + 3 + 5 + 7 = 25
1 + 3 + 5 + 7 + 9 = 36
Dari nilai-nilai layak untuk membawa jumlah dari n bilangan bulat
ganjil positif pertama adalah n2. Kita perlu suatu metode untuk
membuktikan perkiraan itu benar.
Induksi matematika adalah suatu teknik pembuktian penting secara
ekstrem dapat digunakan untuk membuktikan pernyataan tegas tipe ini.
Didalam matematika terdapat sebuah metode pembuktian yang disebut
induksi matematik yang jika dipelajari terlihat sulit namun akan semakin
menarik. Induksi matematika sendiri merupakan suatu metode pembuktian
deduktif dalam matematika untuk menyatakan suatu pernyataan adalah
benar untuk semua bilangan asli.
.Seperti yang kita lihat dalam bagian ini dan dalam bab berikutnya,
induksi mtematika digunakan secara ekstensif untuk membuktikanhasil
tentang berbagai objek deskrit luas. Misalnya, induksi matematis yang
digunakan untuk membuktikan hasil tentang kompleksitas algoritma,
pembetulan program komputer tertentu, teorema tentang graf dan pohon
dan juga suatu range luas dari identitas dan pertidaksamaan.
Dalam bagian ini kita akan menggambarkan bagaimana induksi
matematkika dapat digunakan dan mengapa induksi matematika
merupakan suatu teknik pembuktian valid. Ini secara ekstrim penting
1
dengan mencatat bahwa induksi matematika hanya dapat digunakan untuk
membuktikan hasil yang diperoleh suatu cara lain. Ini bukan merupakan
alat untuk menemukan formula atau teorema.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana tahapan induksi matematika?
2. Bagaimana pembuktian induksi matematika?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui:
1. Tahapan induksi matematika
2. Pembuktian teorema dengan menggunakan induksi matematika
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Induksi Matematika
Induksi Matematika merupakan salah satu metode pembuktian dari banyak
teorema dalam teori bilangan maupun dalam matematika lainnya.
Induksi Matematika juga merupakan argumentasi pembuktian suatu teorema
atau pernyataan matematika yang semesta pembicaraannya himpunan
bilangan bulat atau lebih khusus himpunan bilangan asli.
Induksi Matematika merupakan suatu teknik yang dikembangkan untuk
membuktikan pernyataan.
Induksi Matematika digunakan untuk mengecek hasil proses yang terjadi
secara berulang sesuai dengan pola tertentu
Indukasi Matematika digunakan untuk membuktikan universal statements
n A S(n) dengan A N dan N adalah himpunan bilangan positif atau
himpunan bilangan asli.
S(n) adalah fungsi propositional
Perhatikan contoh pernyataan matematik berikut ini :
Contoh 1:
1
1+2+3+…+n= n(n+1) untuk setiap n bilangan asli.
2
Benarkah pernyataan ini? Untuk menjawab pernyataan ini dapat mencoba dengan
mensubsitusikan n dalam pernyataan ini, dengan sembarang bilangan asli.
1
Apabila n=1, maka pernyataan itu menjadi 1 = 1(1+1) atau 1=1, yaitu
2
diperoleh suatu pernyataan yang benar.
1
Apabila n=2, maka pernyataan itu menjadi 1+2 = 2(2+1) atau 3=3, yaitu
2
diperoleh suatu pernyataan yang benar.
1
Apabila n=1, maka pernyataan itu menjadi 1+2+3 = 3(3+1) atau 6=6, yaitu
2
diperoleh suatu pernyataan yang benar pula.
Kita dapat melanjutkannya untuk n= 4,5,6 atau bilangan asli lainnya, dan akan
selalu memperoleh pernyataan yang bernilai benar. Apakah denganmemberikan
3
bebrapa contoh dengan subsitusi bebrapa bilangan asli pada n dari pernyataan semua
dan diperoleh pernyataan-pernyataan yang benar, sudah memberikan bukti tentang
kebenaran pernyataan tersebut?
Dalam matematika, pemberian beberapa contoh seperti itu bukan merupakan
bukti dari kebenaran suatu pernyataan yang berlaku dalam himpunan semesta.
Pernyataan pada contoh diatas, himpunan semestanya adalah himpunan semua
bilangan asli. Apabila kita dapat memberikan contoh untuk tiap bilangan asli n pada
pernyataan tersebut dan masing-masing memperoleh pernyataan yang benar, maka hal
tersebut dapat merupakan bukti kebenaran dari pernyataan itu. Tetapi hal ini tidak
efisien dan tidak mungkin dilakukan karena banyak anggota himpunan bilangan asli
tak berhingga.
Lalu bagaimana cara membuktikan pernyataan tersebut? Salah satu caranya ialah
memandang ruas pertama dari pernyataan tersebut merupakan deret aritmatika dengan
suku pertama a=1 bedanya b=, suku terakhirnya Un=n dan memiliki n buah suku.
Maka jumlah deret itu adalah:
1
Sn = n(a+Un)
2
1
= n(1+n)
2
1
= n(n+1) , yaitu ruas kedua dari pernyataan berikut dibuktikan.
2
Cara lain untuk membuktikan pernyataan itu adalah dengan induksi matematik.
4
Selanjutnya, karena p(2) benar, menurut langkah (2) benar, maka p(3) benar pula. Dan
menurut langkah (2) lagi , maka p(4) benar pula, dan seterusnya sehingga p(n) benar
untuk setiap bilangan asli n.
Langkah (1) diatas disebut basis (dasar) induksi, sedangkan langkah (2) disebut
langkah induksi.
k ( k+ 1) (k + 1)(k +2)
+ (k + 1) =
2 2
k (k+ 1)+2(k +1) (k + 1)(k +2)
=
2 2
5
(k + 1)(k +2) (k + 1)(k +2)
=
2 2
(k + 1)(k +2)
Jadi 1+2+3+…+(k + 1) = , berarti p(k+1) benar sehingga p(n)
2
benar untuk setiap bilangan asli n.
1
1+2 +3 + … + n = n(n+1) Untuk setiap bilanga bulat positif n
2
6
Langkah Induksi : misalkan P(k) asumsikan 1 + 3 + 5 + …+ (2k – 1) = k2 benar
untuk suatu bilangann asli k
Selanjutnya harus ditunjukan bahwa untuk p( k+1) benar
1 + 3 + 5 + …+ (2k – 1) + (2(k +1) – 1) = (k + 1)2
1 + 3 + 5 + …+ (2k – 1) + (2k + 1) = (k + 1)2
k2 + (2k + 1) = (k + 1)2
k 2 + 2k + 1 = k 2 + 2k + 1
Sehingga p(k+1) benar. Jadi p(n) benar untuk setiap bilangan asli n.
Contoh 4 :
Buktikan bahwa :
n3 + 2n adalah kelipatan 3 untuk setiap n bilangan bulat positif
Jawab :
Misalkan P(n) = n3 + 2n kelipatan 3 untuk setiap n bilangan bulat positif
Basis : Untuk n = 1 akan diperoleh :
P(1) = 13 + 2(1) = 3 1 = 3 , kelipatan 3 benar
Induksi : misalkan untuk n = k asumsikan P(k) = k 3 + 2k = 3x
Selanjutnya harus ditunjukan bahwa untuk p( k+1) benar
(k + 1)3 + 2(k + 1) adalah kelipatan 3
(k 3 + 3k 2 + 3k + 1) + 2k + 2
(k 3 + 2k) + (3k 2 + 3k + 3)
(k 3 + 2k) + 3 (k 2 + k + 1)
3x + 3 (k 2 + k + 1)
3 (x + k 2 + k + 1)
Kesimpulan : n 3 + 2n adalah kelipatan 3 untuk setiap bilangan bulat positif n
7
Anggap P(k )=52 k −1 benar habis dibagi 3
Akan ditunjukan P(k + 1)=52(k+1) −1 benar habis dibagi 3
2 k+2 k+1 k+1
5 −1 = (5 +1 )(5 −1)
=(5. 5k +1)(5 .5 k −1)
¿(5 .5 k +5−4 )(5 . 5k −5+4 )
¿[ 5(5k +1)−4 ][(5(5 k −1)+4 ]
¿ 25(52 k −1)+20(5k +1)−20(5k −1)−16
¿ 25(52 k −1)+40−16
¿ 25(52 k −1)+24
2k
52 k +2 −1 = 25(5 −1)+24
Oleh karena (52 k−1 ) dan 24 habis dibagi 3, maka P(k+1) habis dibagi 3
(benar)
Kesimpulan P(n)=5 2 n−1 habis dibagi 3 terbukti
8
k −1 k
= k⋅x ⋅x + x ⋅1
k k
= k⋅x + x
k
= (k +1 )⋅x
Karena P(k ) benar, maka P(k + 1) benar
d n
P(n )= ( x )=nx n−1
Kesimpulan dx terbukti
Notasi Sigma
Jumlah untuk bilangan-bilangan yang teratur dapat ditulis lebih singkat dengan
Contoh 7:
5
(1). k 1 2 3 4 5 15
k 1
7 7
(2). 6i 6 i 6(1 2 3 4 5 6 168
i 1 i 1
6
(3).10 10 10 10 10 10 10 60
t 1
n 3 3
(4). 3k 2 k 3 k 2 k 3(1 2 ) (21 2 2 23 ) 32
k 1 k 1 k 1
Contoh 8:
9
n
∑ (3 k −2)= 12 (3 n2−n )
Buktikan bahwa k =1 untuk setiap bilangan asli!
n
∑ (3 k −2)= 12 (3 n2−n )
Bukti : Misalkan P(n) menyatakan k =1
1
∑ (3 k −2)= 12 (312−1)
1) P(1) adalah k =1
1
.2
3 .1−2 = 2
1 = 1
Jadi P(1) benar
2) Diasumsikan P(t) benar untuk suatu bilangan asli t yaitu:
t
∑ (3 k −2)= 12 (3 t2−t )
k =1 dan ditunjukan bahwa P( t + 1) benar yaitu :
t
∑ (3 k −2)= 12 3(t+1 )2−(t+1 ))
k =1
1
3(t+1 )2−(t+1 )
= 2
1 2
(3 t +5 t+2 )
= 2
Jadi P(t + 1) benar, sehingga P(n) benar untuk setiap bilangan asli n
Jawab:
n
n (n+1)(2 n+1)
P( n )=∑ i 2=
i=1 6
Misalkan
10
P (1) benar
1
1(1+1)(2⋅1+1 )
P(1)=∑ i2 =
i=1 6
1⋅2⋅3
P(1)=12 =
6
P(1)=1=1
k
k (k +1)(2 k +1 )
P(k )=∑ i 2 =
i=1 6
Jika P(k) benar
k (k +1)(2 k +1 )
= +( k+1)2
6
1
¿ ( k+1)[ k (2 k +1)+6 (k +1 )]
6
1
¿ ( k+1)[ 2 k 2 +7 k +6)
6
1
¿ ( k+1)(k +2 )(2 k +3)
6
k +1
(k +1 )((k +2 )(2 k+ 3)
P(k +1 )=∑ i 2 =
i=1 6
Jadi benar
n
n (n+1)(2 n+1)
P(n )=∑ i 2=
i=1 6
Kesimpulan terbukti
11
Kadang – kadang basis/ dasar induksi tidak diambil n = 1 tetapi diambil n=
r untuk r > 1, sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Untuk ini perhatikan contoh
berikut :
10 : (pertidaksamaan eksponen)
Contoh
Buktikan bahwa n2 ≤ 2n
P(n) adalah 42 ≤ 24, maka P(n) benar
Misalkan P(k) benar untuk suatu bilangan asli k ≥ 4, yaitu k2 ≤ 2k, dan harus
Contoh 11 :
12
Bukti:
P(1) = 21 > 1 benar
Anggap P(k) = 2k > k (benar)
2k+1 = 2. 2k
> 2. k
>k+k
13
D. Latihan
1.
2.
3.
4.
5.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
Langkah (1) diatas disebut basis (dasar) induksi, sedangkan langkah (2)
disebut langkah induksi.
DAFTAR PUSTAKA
16