Anda di halaman 1dari 7

PERANAN HEMATOLOGI DALAM

BIDANG KESEHATAN

D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
Nama :Zubaily
Nim : P07131320 072

Dosen :Rahmayanti, S.Pd.,M.Pd

AKADEMI ANALIS KESEHATAN ACEH


TAHUN 2020
1.1 Latar Belakang
Tenaga kesehatan adalah setiaap orang yang mengabdikandiri dalam bidang
kesehatan sertamemiliki pengetahuan dan/atau ketelampilan melalui pendidikan di
bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melalkukan
upaya kesehatan. Tenaga rekan medis merupakan salah satu profesi yang terdapat di
rumah sakit. Tenaga rekam medis adalah tenaga yang menanganiberkas yang berisikan
catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien, yang dimulai dari pembuatan rekam
medis pasien, assembling, coding, indexing, dan penyimpanan, serta kemudian
pembuatan laporan rekam medis rumah sakit.
Rekam medis merupakan pencatatan mulai dari pasien masuk hingga keluar serta
pengobatan dan pelayanan yang diterimanya. Rekam medis juga merupakan sebuah alat
komunikasi antara dokter dan tenaga ahlinya yang ikut ambil bagian dalam memberikan
pelayanan pengobatan dan perawatan kepada pasien, serta sebagai dasar untuk
merencanakan pengobatan dan pelayanan kesehatan kepada pasien. Selain itu, rekam
medis juga bertujuan untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka
upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Tanpa adanya rekam medis, tentunya akan sulit bagi tenaga kesehatan, khususnya
dokter untuk menganalisis penyakit pasien, serta tertib administrasi rumah sakit tidak
akan berjalan baik semestinya.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan,
disebutkan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab terhadap
perencanaan, pengadaan dan pendayagunaan tenaga kesehatan sesuai dengan
kebutuhan. Sesuai dengan amanat pada Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan, disebutkan bahwa tenaga kesehatan adalah komponen terpenting dalam
upaya meningkatkan derajat kesehatan Indonesia yang setinggi-tingginya. Untuk itu,
perencanaan sumber daya manusia kesehatan perlu ditatalaksanakan dengan sebaik-
baiknya, sesuai dengan dinamika dan perkembangan serta kebutuhan masyarakat.

1.2 Pembahasan
Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari darah, organ
pembentuk darah, dan penyakitnya. Dokter yang mempelajari ilmu tentang hematologi
dikenal dengan sebutan hematolog. Seorang dokter ahli hematologi memiliki
kompetensi untuk mendiagnosis dan merawat pasien yang memiliki kelainan darah.

a. Pentingnya Mengetahui Kondisi Darah


Darah berperan penting untuk membawa nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh
serta untuk mengangkut limbah hasil metabolisme, seperti karbon dioksida, agar dapat
dikeluarkan dari tubuh.
Selain itu, darah juga berperan dalam melawan infeksi, menghancurkan benda atau zat
asing yang masuk ke dalam tubuh, membunuh sel kanker, dan menghentikan
perdarahan ketika terjadi luka.
Ketika jumlah darah terlalu banyak atau terlalu sedikit, atau bila fungsi darah
terganggu, dapat terjadi masalah pada kesehatan tubuh secara keseluruhan. Kelainan
darah atau gangguan hematologis bisa terjadi akibat beberapa hal, misalnya penyakit
tertentu, efek samping obat-obatan, atau kekurangan nutrisi tertentu.

GAMBAR 1, Pengambilan Darah

Dalam sirkulasi darah didapatkan sel darah dan cairan yang disebut plasma. Sel darah
tersebut terdiri dari eritrosit (sel darah merah), leukosit (sel darah putih), trombosit (sel
pembeku darah). Pemeriksaan hematologi adalah pemeriksaan yang bertujuan untuk
mengetahui kelainan dari kuantitas dan kualitas sel darah merah, sel darah putih dan
trombosit serta menguji perubahan yang terjadi pada plasma yang terutama berperan
pada proses pembekuan darah.

Pemeriksaan pada sel darah meliputi kadar hemoglobin, jumlah eritrosit,


hematokrit, nilai eritrosit rerata (nilai NER), jumlah leukosit dan trombosit. Selain itu
pemeriksaan hematologi meliputi pula hitung retikulosit, hitung eosinofil,
aktifitas glucose-6-phosphate dehydrogenase (G6PD), daya tahan osmotik eritrosit yang
dikenal sebagai resistensi osmotik eritrosit, penetapan fraksi hemoglobin dalam eritrosit
yang diperiksa dengan analisa hemoglobin, pemeriksaan sel lupus eritematosus (LE)
serta penetapan golongan darah. Selain itu, pemeriksaan hematologi yang terpenting
adalah pemeriksaan hitung jenis leukosit  disertai dengan penilaian morfologi sel darah
yang dapat diketahui dengan pemeriksaan gambaran darah tepi. Pemeriksaan gambaran
darah tepi dapat menilai kelainan bentuk dari eritrosit, leukosit dan trombosit yang
dapat menimbulkan kelainan secara hematologis.

Pemeriksaan hematologi dapat dilakukan secara manual yang memakan waktu


cukup lama dan tidak menunjukkan ketelitian serta ketepatan yang baik. Akhir-akhir ini
dengan perkembangan teknologi dalam bidang laboratorium, jumlah sel darah dapat
dihitung dengan metoda otomatis yang disebut blood cell counter.
Di Laboratorium Klinik Utama Bio Medika pemeriksaan hematologi dilakukan
dengan blood cell counter yang disertai pemantapan kualitas intra laboratorium yang
ketat dengan menggunakan bahan kontrol komersial. Hasil pemeriksaan diperoleh
dalam waktu singkat serta hasil dapat dipercaya karena memiliki ketelitian dan
ketepatan yang tinggi. Selain itu Laboratorium Klinik Utama Bio Medika juga mengikuti
pemantapan kualitas (quality control) yang dijalankan oleh Departemen Kesehatan serta
pemantapan kualitas yang dilaksanakan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi
Klinik Indonesia.

b. Berbagai Komponen Darah dan Gangguan Hematologi


Kelainan hematologi atau gangguan pada darah dapat terjadi pada beberapa
komponen utama darah, yaitu:

1. Sel darah merah
Sel darah merah berfungsi membawa oksigen ke jaringan tubuh dan mengangkut karbon
dioksida untuk dikeluarkan dari saluran pernapasan. Gangguan pada sel darah merah
yang paling sering terjadi adalah anemia atau kurangnya jumlah sel darah merah.
Kondisi ini umumnya terjadi ketika tubuh kekurangan zat besi, folat, atau vitamin B12,
serta perdarahan kronis.
Anemia ringan sering kali tidak bergejala, namun kondisi ini bisa semakin parah jika tidak
segera diobati. Ketika sudah terjadi anemia berat, seseorang bisa mengalami gejala
cepat lelah, kulit pucat, sesak napas, dan dada berdebar.

GAMBAR 2, sel darah merah

2. Sel darah putih


Sel darah putih berfungsi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh yang bertugas
untuk melawan infeksi, benda asing, dan sel kanker.
Kelainan hematologi yang membuat jumlah dan fungsi sel darah putih terganggu bisa
disebabkan oleh infeksi bakteri dan virus, multiple myeloma  dan sindrom mielodisplasia,
gangguan sumsum tulang, serta kanker, seperti leukemia atau kanker darah dan
limfoma.
GAMBAR 3, sel darah putih

3. Trombosit
Komponen darah yang satu ini dikenal juga sebagai keping darah atau
platelet. Trombosit berperan dalam proses pembekuan darah saat tubuh mengalami
luka. Oleh karena itu, bila tubuh kekurangan trombosit, hal ini dapat menyebabkan
perdarahan sulit berhenti.
Sebaliknya, ketika jumlah trombosit meningkat, tubuh akan mudah mengalami
pembekuan darah. Kondisi ini bisa berdampak buruk bagi tubuh karena bekuan atau
gumpalan darah yang terbentuk secara spontan dapat menyumbat aliran darah.
Ada beberapa kondisi yang bisa memengaruhi jumlah trombosit, di antaranya idiopathic
trombocytopenic purpura (ITP), demam berdarah dengue, leukemia, gangguan sumsum
tulang, trombositopenia, dan trombositosis.

GAMBAR 4, trombosit

c. Berbagai Fungsi Pemeriksaan Hematologi


Ada banyak jenis pemeriksaan hematologi yang bisa dilakukan. Salah satunya
adalah pemeriksaan darah lengkap. Dalam pemeriksaan ini, komponen darah yang akan
diperiksa meliputi:
 Hemoglobin
 Hematokrit
 Jumlah atau volume sel darah merah
 Jumlah sel darah putih dan hitung jenis sel darah putih
 Jumlah trombosit
 Laju endap darah
Tujuan utama dari pemeriksaan hematologi adalah untuk mengevaluasi atau menilai
jumlah dan fungsi berbagai komponen darah. Melalui tes hematologi, dokter juga dapat
menilai fungsi pembekuan darah pada tubuh pasien.
Selain itu, pemeriksaan hematologi juga dapat dilakukan untuk beberapa alasan berikut:
 Memantau kondisi kesehatan tubuh seseorang secara umum
 Mendeteksi penyakit tertentu, seperti infeksi, anemia, atau kelainan pada
produksi sel-sel darah
 Mendeteksi golongan darah ketika seseorang hendak melakukan donor darah
atau transfusi darah
 Memantau respons atau keberhasilan pengobatan tertentu, misalnya
pengobatan anemia
 Menilai kondisi pasien sebelum dan setelah menjalani tindakan medis tertentu,
misalnya operasi
Dalam menangani pasien, seorang dokter ahli hematologi dapat bekerja sama
dengan dokter umum atau dokter spesialis lain, seperti dokter penyakit dalam,
dokter onkologi, dan dokter ahli patologi klinik.
Ilmu hematologi dapat diterapkan dalam proses diagnosis dan penanganan beragam
penyakit. Pemeriksaan hematologi atau tes darah bisa dilakukan sebagai bagian dari
pemeriksaan kesehatan rutin (medical check-up) atau pemeriksaan diagnostik penyakit
tertentu, serta untuk memantau perkembangan penyakit dan efektivitas pengobatan.
Dokter akan menentukan jenis pemeriksaan hematologi yang perlu Anda jalani. Dan
setelahnya, Anda bisa berkonsultasi kembali dengan dokter mengenai hasil pemeriksaan
tersebut. Bila ada kelainan, dokter akan memberikan penanganan yang sesuai dengan
hasil pemeriksaan dan diagnosis penyakit Anda.
DAFTAR PUSTAKA
Adrian, Kevin. (2017). Mengatasiinfertilitas: Alodoktor. http://alodoktor.com

Biomedika. (2012). Pemeriksaan hematologi : JED creative. from


https://www.biomedika.co.id/services/laboratorium/12/pemeriksaan-
hematologi.html

Anda mungkin juga menyukai