Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gaya hidup dan persaingan hidup menjadi semakin tinggi. Hal ini disebabkan
karena tuntutan atau kebutuhan hidup yang semakin meningkat seperti pemenuhan
kebutuhan ekonomi sandang, pangan, papan, pemenuhan rasa sayang, rasa aman dan
aktualisasi diri dapat mengakibatk an tinggi nya tingkat stress dikalangan masyarakat juga
individu kurang atau tidak mampu dalam menggunakan mekanisme koping dan gagal
dalam beradaptasi maka individu mengalami berbagai penyakit baik fisik maupun mental.
Akibat-akibat stress terhadap seseorang dapat bermacam-mavam dan hal ini tegantung
pola kekuatan konsep diri nya yang akhirnya menentukan besar kecil nya toleransi
seseoang dapat menghadapi stressnya dengan baik .
Seseorang dengan haga diri rendah akan merasa tidak berdaya, Frustasi, depresi,
dan menjadi korban. penting untuk mengurangi stres secara efektif. Masalah gangguan
konsep diri harga diri rendah akan memberikan dampak negatif pada klien antaranya
keluarga merasa malu minder akan keberadaan dirinya dan cenderung menarik diri dari
kehidupan sosial. Kemudian dengan adanya frustasi, depresi dan rasa tidak mampu dalam
hal perawatan diri, dan kehidupan spiritualnya pun akan terganggu bahkan bisa
menimbulkan waham agama.
Menurut World Health Oganization (WHO) tahun 2009 memperkirakan 450 juta
orang diselurh dunia mengalami gangguan mental, sekitar 10% orang dewasa mengalami
gangguan jiwa pada usia tertentu dalam hidupnya. Usia ini biasanya terjadi pada dewasa
muda antara 18-21 tahun. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018
prevalensi skizofenia diindonesia 1,7 permil. Dilihat dari catatan medik rumah sakit
surakarta pada tahun 2018, sebanyak 101.613 klien gangguan jiwa ditemukan masalah
keperawatan pada klien harga diri rendah 5649 kasus.
Harga diri rendah sebenarnya dapat dicegah sejak kecil dengan cara diajarkan
untuk berani berkomunikasi. Apabila seseorang telang mengalami harga diri rendah,
peningkatan harga diri rendah dilakukan dengan cara membantu klien menumbuhkan,
mengembangkan, dan menyadari potensi sambil mencari kopensasi ketidakmampuan agar
klien mengerti dirinya secara tepat. Untuk meningkatkan harga diri juga dapat dilakukan
dengan cara membina hubungan saling percaya, memberi kegiatan sesuai dengan
kemampuan klien, meningkatkan kontak dengan orang lain, mendorong klien,

1
mengungkapkan pikiran dan persaan serta membantu melihat prestasi, kemampuan dan
harapan klien.
B. Tujuan Penulisan
a. Tujuan Umum:
Mahasiswa harus mampu menguasai dan memahami tentang materi yang berhubungan
dengan harga diri rendah agar bisa menjadikan bekal pengetahuan dan kamampuan saat
menjadi perawat dan dapat bekerja secara profesional dalam tindakan kolaborasi
bersama tim medis lainnya salah satunya dokter ahli psikologi untuk membantu
pencapaian kesembuhan pasien.
b. Tujuan Khusus:
Harga diri rendah adalah “evaluasi diri/ perasaan tentang diri atau kemampuan diri
yang negatif dan dipertahankan dalam waktu yang lama”. Dan tujuannya yang ingin
dicapai dari makalah ini ialah:
1. Adanya materi tentang harga diri rendah ini diharapkan dapat memberikan alasan-
alasan tentang kenyataan-kenyataan yang dihadapi dalam tindakan askep baik dari
diagnosanya hingga perencanaanya.
2. Adanya ilmu tentang materi harga diri rendah dapat membantu para anggota profesi
perawat untuk berkolaborasi bersama dengan tenaga medis lainnya untuk
memberikan pelayanan yang prima dan profesional dalam mencapai kesembuhan
pasien.
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat bagi mahasiswa:
a. Mahasiswa harus memahami tentang masalah yang terjadi pada pasien harga diri
rendah
b. Mahasiswa harus mampu memahami bagaimana cara untuk menangani masalah
harga diri rendah
c. Mahasiswa harus mampu menentukan diagnosa dan perencanaan yang tepat bagi
pasien harga diri rendah
d. Mahasiswa harus mampu memahami dampak dan resiko dari gangguan harga diri
rendah
2. Manfaat bagi institusi pendidikan:
a. Dengan adanya materi penulisan tentang harga diri rendah maka diharapkan mampu
memberikan wawasan bagi mahasiswa calon perawat agar bisa memberikan
pelayanan yang profesional kepada masyarakat.

2
b. Menjadi tanda kemajuan suatu pendidikan di dunia medis dan bisa mengikuti
pesatnya kemajuan baik dalam negeri maupun luar negeri.
c. Dan bisa mencetak generasi perawat dengan ilmu dan kemampuan yang profesional
agar dapat menjadi generasi yang dapat berkontribusi dalam kemajuan pelayanan
medis khususnya di Indonesia.
D. Rumusan Masalah
Bagaiman cara agar mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang konsep
dasar dari gangguan gangguan harga diri rendah berserta tindakan asuhan keperawatan
terhadap klien dengan keluhan gangguan harga diri rendah agar mampu menerapkannya
dalam asuhan praktik keperawatan.

3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Gangguan Harga Diri Rendah
1. Pengertian Harga Diri Rendah
Harga diri rendah adalah Keadaan dimana individu mengalami evaluasi diri
yang negatif mengenai diri dan kemampuannya dalam waktu lama dan terus menerus
(NANDA, 2012-2014). Menurut Stuart (2009) Harga diri rendah adalah evaluasi diri
negatif yang berhubungan dengan perasaan yang lemah, tidak berdaya, putus asa,
ketakutan, rentan, rapuh, tidak berharga, dan tidak memadai. Sedangkan (Keliat, Budi,
Anna, 2005) harga diri rendah adalah penilaian individu tentang nilai personal yang
diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang dengan ideal diri.
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak bearti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri
(Keliat, Budi, Anna, 2011)
Harga diri rendah adalah suatu keadaan dimana individu mengalami evaluasi
diri negative yang mengenai diri atau kemampuan dalam waktu lama (Lynda Wall,
edisi 8, 2011). Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negatif, dapat secara lansung maupun tidak lansung
diekspresikan (Town, Send, Marc, 1998). Harga diri rendah adalah suatu keadaan
dimana indivu mengalami atau beresiko mengalami evaluasi diri negative tentang
kemampuan diri (Carpenito, 2000).
Gangguan harga diri dapat terjadi secara:
a. Situasional, yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba misalnya harus operasi, kecelakaan,
diceraikan suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena
sesuatu yang terjadi (korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba)
1) Pada klien yang dirawat dapat tejadi HDR, karena privasi yang kurang
diperhatikan, misalnya pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemeriksaan alat
yang tidak sopen (pencukran kumis, pemasangan kateter, pemeriksaan perineal)
2) Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat atau sakit atau penyakit.
3) Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagia tindakan
tanpa persetujuan.

4
b. Kronik yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlansung lama, yaitu sebelum
sakit atau dirawat, klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian sakit
atau dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap diri nya.
2. Tanda dan gejala Harga Diri Rendah
Tanda dan gejala harga diri rendah dapat dinilai dari ungkapan pasien yang
menunjukkan penilaian tentang dirinya dan didukung dengan data hasil wawancara dan
observasi (Kemenkes, RI)
a. Data subjektif
Pasien mengungkapkan tentang:
1) Hal negatif diri sendiri atau orang lain
2) Perasaan tidak mampu
3) Pandangan hidup yang pesimis
4) Penolakan terhadap kemampuan diri
b. Data objektif
1) Penurunan produktifitas
2) Tidak berani menatap lawan bicara
3) Lebih banyak menundukkan kepala saat berinteraksi
4) Bicara lambat dengan nada suara rendah
Sedangkan menurut stuart & Sudden (1998) perilaku klien haga diri rendah
ditunjukan dengan tanda-tanda sebagai berikut:
a. Produktivitas menurun
b. Mengukur diri sendiri dengan orang lain
c. Destruktif pada oang lain
d. Gangguan dalam berhubungan
e. Perasaan tidak mampu
f. Rasa bersalah
g. Mudah tersinggung atau marah berlebihan
h. Perasaan negatif terhadap tubuh nya sendiri
i. Ketegangan peran yang dihadapi atau dirasakan
j. Pandangan hidup yang pesimis
k. Keluhan fisik
l. Pandangan hidup yang bertentangan
m. Penolakan terhadap kemampuan personal
n. Destruktif terhadap diri sendiri

5
o. Menolak diri secara sosial
p. Penyalahgunaan obat
q. Menarik diri dan realitas
r. Khawatir
Menurut Keliat, Budi Anna, 1998 tanda dan gejala harga diri rendah antara lain:
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan tindakan terhadap penyakit
(rambut botak karena terapi)
b. Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
c. Percaya diri kurang (suka mengambil keputusan)
d. Mencederai diri (akibat dari harga diri yang rendah disertai harapan yang suram,
mungkin klien akan mengakhiri hidup nya)
Menurut Keliat, Budi Anna, 2011 tanda dan gejala harga diri rendah antara lain:
a. Mengkritik diri sendiri
b. Perasaan tidak mampu
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Penurunan produktifitas
e. Penolakan terhadap kemampuan diri
3. Etiologi
Menurut Stuart dan Sundeen (1998 : 229) Penyebab harga diri rendah
dibedakan menjadi dua yaitu:.
a. Faktor Predisposisi
Sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk gangguan yang mempengaruhi
hubungan personal, tetapi belum ada sat kesimpulan yang spesifik tentang penyebab
harga diri rendah. Kemungkinan karena banyak faktor (multifaktor) yang dapat
menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri seseorang.
Faktor ini dapat dibedakan menjadi:
1) Faktor perkembangan
Tiap gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan akan mencetuskan
seseorang hingga mempunyai masalah respon sosial maladaptive. Ini dapat
dimulai sejak bayi, seperti penolakan orang tua yang menyebabkan anak merasa
tidak dicintai dan mengakibatkan anak gagal dalam mencintai dirinya dan akan
gagal mencintai orang lain atau saat anak berusia 4-6 Tahun dimana anak mulai
mampu mengungkapkan inisiatifnya namun pihak keluarga selalu mengekang dan
menghalangi idea tau kreatifitas anak. Sikap orang tua yang selalu mengontrol

6
dan mengatur, akan membuat anak merasa tidak berguna. Beberapa hal ini akan
berdampak pada fase selanjutnya.
2) Faktor Sosiokultural
Isolasi sosial adalah gangguan dalam berhubungan, ini akibat dari norma
yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain tidak menghargai anggota
masyarakat yang tidak produktif seperti lansia, orang cacat, dan penyakit kronik.
Harapan yang tidak realistik terhadap hubungan merupakan faktor lain yang
berkaitan dengan gangguan ini.
3) Faktor Biologis
Faktor Genetik dapat menunjang terhadap respon sosial maladaptif. Ada
bukti terdahulu tentang terlibatnya neurotransmitter dalam perkembangan
gangguan ini namun masih diperlukan penelitian lebih lanjut.
b. Faktor Presipikasi
Gangguan konsep diri dapat disebabkan dari luar dan dari dalam dimana
situasi-situasi yang dihadapi individu tidak mampu menyesuaikan stressor yang
mempengaruhi gambaran dari (Struart dan Sundeen,1998:232 – 233 ) yaitu :
1) Trauma seperti penganiayaan seksual dan spikologis atau menyaksikan kejadian
yang mengancam kehidupan.
2) Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan
dimana individu mengalami frustasi
Ada tiga trasnsisi peran :
a) Transisi perkembangan adalah perubahan normative yang berkaitan dengan
pertumbuhan atau kelurga dan norma-norma budaya atau nilai-nilai tekanan
untuk menyesuaikan diri.
b) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota
keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c) Transisi peran sehat sakit akibat pergesera dari keadaan sehat menuju sakit.
Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh, perubahan
bentuk tubuh, perubahan ukuran, dan fungs
d) Transisi peran sehat sakit akibat pergeseran dari keadaan sehat menuju
sakit.Transisi ini mungkin dicetuskan oleh kehilangan bagian tubuh,
perubahan bentuk, perubahan ukuran, dan fungsi tubuh, perubahan fisik,
prosedur medis dan keperawatan.

7
4. Proses terjadi nya harga diri rendah

Low self
ekstrem

Mediocrf Low expectations


performance

Less chalenging goals


reducedeffort

Yosep (2011) mengutip hasil riset malhi (2008) dapat menyimpulkan


bahwa harga diri rendah dapat diakibatkan oleh rendah nya cita-cita seseorang. Hal ini
mengakibatkan bekurangnya tantangan dalam mencapai tujuan. Tantangan yang rendah
menyebabkan upaya yang rendah. Selanjutnya hal ini menyebabkan penampilan
seseorang yang tidak optimal. Dalam tinjauan life span story klien, penyebab terjadinya
harga diri endah adalah pada masa kecil yang sering disalahkan, jaang diberi pujian atas
keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja keberadaanya kurang dihargai,
tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal
disekolah, pekerjaan, atau pergaulan. Harga diri rendah muncul saat lingkungan
cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuannya.
5. Rentang respon konsep diri

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Aktualisasi Konsep diri Harga diri Difusi depersonalisasi


diri rendah identitas

Keterangan:
a. Respon adaptif
Aktualisasi diri dan konsep diri yang positif serta bersifat membangun
(kontruktif) dalam usaha mengatasi stressor yang menyebabkan ketidakseimbangan
dalam diri sendiri.

8
b. Respon maladaptif
Aktualisasi diri dan konsep diri yang negatif serta bersifat merusak
(destruktif) dalam usaha mengatasi stressor yang menyebabkan ketidakseimbangan
dalam diri sendiri.
c. Aktualisasi diri
Respon adaptif yang tertinggi karena individu dapat mengekspesikan
kemampuan yang dimiliki.
d. Konsep diri positif
Individu dapat mengidentifikasi kemampuan dan kelemahan secara jujur dan
dalam menilai suatu masalah individu berfikir secara positif dan realitis.
e. Harga diri rendah
Transisi antara respon konsep diri adaptis dan maladaptif.
f. Difusi identitas
Suatu kegagalan individu untuk mengitregrasikan berbagai identifikasi
masa anak-anak kedalam kepribadian psikososial dewasa yang harmonis.
g. Depersonalisasi
Suatu persaan yang tidak realitis dan keasingan dirinya dari lingkungan. Hal
ini berhubungan dengan tingkat ansietas panik dan kegagalan dalam uji realitas.
Individu mengalami kesulitan dalam membedakan diri sendiri dan orang lain dan
tubuh nya sendiri terasa tidak nyata dan asing bagi nya.
6. Mekanisme dan sumber koping
a. Mekanisme koping
Mekanisme koping adalah segala usaha yang diarahkan untuk menanggulangi
stress. Usaha ini dapat berorientasi pada tugas dan meliputi usaha pemecahan
masalah langsung.
1)Pertahanan jangka pendek
a) Aktivitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari kritis, misalnya
kerja keras, menonton dll.
b) Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara, misalnya ikut
kegiatan sosial, politik, agama dll.
c) Aktivitas sementara yang dapat menguatkan perasaan diri, misalnya kompetisi
penyampaian akademik.
d) Aktivitas yang mewakili upaya jarak pendek untuk membuat masalah identitas
menjadi kurang bearti dalam kehidupan, misalnya penyalahgunaan obat.

9
2) Pertahanan jangka panjang
a) Penutupan identitas
Adopsi identitas premature yang diinginkan oleh orang yang penting bagi
individu tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi, potensi diri individu.
b) Identitas negatif
Asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat diterima oleh nilai-nilai harapan
masyarakat.
3) Mekanisme pertahanan ego
a) Fantasi
b) Dissosiasi
c) Isolasi
d) Proyeksi
e) Displacement
f) Marah atau amuk pada diri sendiri
b. Sumber koping
Sumber koping adalah suatu evaluasi terhadap pilihan koping dan strategi
seseorang.
1) Individu
2) Keluarga
3) Teman bermain
4) Masyarakat
B. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Harga Diri Rendah
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan.
Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu penentuan status
kesehatan dan pola pertahanan klien, mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien,
serta merumuskan diagnosa keperawatan. Pengkajian adalah pemikiran dasar dari
proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang
klien agar dapat mengidentifikasi,mengenal masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan
keperawatan klien baik mental, sosial, dan lingkungan (Keliat, 2011).
isi dari pengkajian tersebut adalah:
a. Identitas pasien
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama,
pekerjaan, status marital, suku/bangsa, alamat, nomor rekam medis, ruang rawat,

10
tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, diagnosa medis, dan identitas
penanggung jawab.
b. Keluhan utama/alasan masuk
Biasanya pasien datang ke rumah sakit jiwa atau puskesmas dengan alasan
masuk pasien sering menyendiri, tidak berani menatap lawan bicara, sering
menunduk dan nada suara rendah.
c. Tipe Keluarga
Menjelaskan mengenai tipe keluarga beserta kendala mengenai jenis tipe
keluarga atau masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tradisional dan
nontradisional.
d. Suku Bangsa
Membahas tentang suku bangsa keluarga serta mengidentifikasi budaya suku
bangsa tersebut kaitannya dengan kesehatan.
e. Agama
Menjelaskan tentang agama yang dianut oleh masing-masing keluarga,
perbedaan kepercayaan yang dianut serta kepercayaan yang dapat memengaruhi
kesehatan
f. Status Sosial dan Ekonomi
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala
keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi keluarga
ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta
barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.
g. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga pergi bersama-
sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu, namun dengan menonton televisi
dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi
h. Riwayat keluarga dan tahap perkembangan
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Dari beberapa tahap perkembangan keluarga, identifikasi tahap
perkembangan keluarga saat ini. Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh
anak tertua dari keluarga inti.
2) Tahap Perkembangan keluarga yang belum tercapai

11
Identifikasi tahap perkembangan keluarga yang sudah terpenuhi dan
yang belum terpenuhi. Pengkajian ini juga menjelaskan kendala – kendala
yang membuat tugas perkembangan keluarga tersebut belum terpenuhi.
3) Riwayat keluarga inti
Pengkajian dilakukan mengenai riwayat kesehatan keluarga inti, meliputi
riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing – masing anggota keluarga
meliputi penyakit yang pernah diderita oleh keluarga, terutama gangguan jiwa.
4) Riwayat keluarga sebelumnya
Pengkajian mengenai riwayat kesehatan orang tua dari suami dan istri,
serta penyakit keturunan dari nenek dan kakek mereka. Berisi tentang penyakit
yang pernah diderita oleh keluarga klien, baik berhubungan dengan panyakit yang
diderita oleh klien, maupun penyakit keturunan dan menular lainnya.
i.Data Lingkungan
1) Karakteristik rumaah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah,
jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air
minum yang digunakan serta dilengkapi dengan denah rumah.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Identifikasi mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat meliputi
kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan penduduk setempat serta
budaya setempat yang memengaruhi kesehatan.
3) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga dapat diketahui melalui kebiasaan keluarga
berpindah tempat.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Identifikasi mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga dengan
masyarakat.
j.Struktur Keluarga
1) Sistem pendukung keluarga
Hal yang perlu dalam identifikasi sistem pendukung keluarga adalah jumlah
anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan mencangkup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau

12
dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat
setempat.
2) Pola komunikasi keluarga
Identifikasi cara berkomunikasi antar anggota keluarga, respon anggota
keluarga dalam komunikasi, peran anggota keluarga, pola komunikasi yang
digunakan, dan kemungkinan terjadinya komunikasi disfungsional.
3) Struktur kekuatan keluarga
Mengenai kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi orang
lain untuk mengubah prilaku.
4) Struktur peran
Mengetahui peran masing – masing anggota keluarga baik secara formal maupun
informal
5) Nilai dan norma keluarga
Mengetahui nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang berkaitan dengan
kesehatannya.
k. Fungsi Keluarga
1) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan
dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lainnya,
bagaiman kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana keluarga
mengembangkan sikap saling menghargai.
2) Fungsi sosialisasi
Kaji mengenai interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota
keluarga belajar disiplin, norma, budaya, serta prilaku.
3) Fungsi perawatan kesehatan
Mengetahui sejauh mana keluarga menyediakan makanan, pakaian,
perlingdungan, serta perawatan anggota keluarga yang sakit. Kesanggupan
anggota keluarga dalam melaksanakan perawatan kesehatan dilihat dari
kemampuan keluarga dalam melaksanakan lima tugas kesehatan keluarga, yaitu :
a) Mengenal masalah kesehatan;
b) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan;
c) Melakukan perawatan terhadap anggota yang sakit;
d) Menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan;

13
e) Mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan tempat
tinggal.
4) Fungsi reproduksi
Fungsi Reproduksi perlu dikaji mengenai jumlah anak, rencana mengenai jumlah
anggota keluarga, dan upaya mengendalikan jumah anggota keluarga.
5) Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah sejauh mana
keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan, sejauh mana keluarga
memamfaatkan sumber daya dimasyarakat untuk menigkatkan status kesehatannya.
l.Faktor predisposisi
1) Riwayat gangguan jiwa
Biasanya pasien dengan harga diri rendah memiliki riwayat gangguan jiwa dan
pernah dirawat sebelumnya.
2) Pengobatan
Biasanya pasieen dengan harga diri rendah pernah memiliki riwayat gangguan jiwa
sebelumnya namun pengobatan klien belm berhasil.
3) Aniaya
Biasanya pasien dengan haga diri rendah penah melakukan, mengalami,
menyaksikan penganiyaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan
dalam keluarga dann tindakan kriminal.
4) Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Biasanya ada keluarga yang mengalami gangguan jiwa yang sama dengan pasien.
5) Pengalaman masa lalu yang kurang menyenangkan
Biasa nya pasien dengan harga diri rendah mempunyai pengalaman yang kurang
menyenangkan pada masa lalu seperti kehilangan orang yang di cintai, kehilangan
pekerjaan serta tidak tercapainya ideal diri merupakan stressor psikologik bagi
klien yang dapat menyebabkan gangguan jiwa.
m. Pengkajian fisik
Tanda tanda vital:
Biasanya tekanan darah dan nadi pasien dengan harga diri rendah meningkat.
n. Pengkajian psikososial
1) Genogram
2) Konsep diri
3) Hubungan sosial

14
4) Spiritual
o. Status mental
1) Penampilan
2) Pembicaraan
3) Aktivitas motorik
4) Alam perasaan
5) Afek
6) Interakasi selama wawancara
7) Persepsi
8) Proses pikir
9) Isi pikir
10) Tingkat kesadaran
11) Memori
12) Tingkat konsentrasi dan berhitung
13) Kemampuan menilai
14) Daya tilik diri
2. Diagnosa Keperawatan
Harga diri rendah kronis
3. Tindakan keperawatan pada klien dengann harga diri rendah kronis
Tujuan:
a. Klien mampu mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala, proses terjadi nya, dan
akbbat dari haraga diri rendah.
b. Klien mampu mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki.
c. Menilai kemampuan yang dapat digunakan.
d. Menetapkan/ memilih kegiatan yang sesuai kemampuan.
e. Melatih kegiatan yang sudah dipilih sesuai kemampuan.
f. Melakukan kegiatan yang sudah dilatih.
Tindakan Keperawatan Generalis
a. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien.
1) Mendiskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
pasien sepeti kegiatan pasien dirumah sakit, dirumah, dalam keluarga dan
lingkungan adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.
2) Beri pujian yang realistik/ nyata dan hindarkan setiap kali bertemu dengan pasien
penilaian yang negatif.

15
b. Membantu klien menilai kemampuan yang dapat digunakan.
1) Mendiskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat digunakan saat ini.
2) Bantu pasien menyebutkan dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri
yang diungkapkan pasien
3) Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif
c. Membantu klien memilih/ menetapkan kemampuan yang akan dilatih
1) Mendiskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dan
dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.
2) Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan secara
mandiri, mana kegiatan yang memerlukan bantuan minimal dari keluarga dan
kegiatan apa saja yang perlu batuan penuh dari keluarga atau lingkungan
terdekat pasien. Berikan contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat dilakukan
pasien. Susun bersama pasien dan buat daftar kegiatan sehari-hari pasien.
d. Melatih kemampuan yang dipilih klien.
1) Mendiskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan pertama yang dipilih
2) Melatih kemampuan pertama yang dipilih
3) Berikan dukungan dan pujian pada klien dengan latihan yang dilakukan
Tindakan Keperawatan pada keluarga
Tujuan : Keluarga Mampu
a. Mengenal masalah harga diri rendah kronik
b.Mengambil keputusan dalam merawat harga diri rendah kronik
c. Merawat klien dengan harga diri rendah kronik
d.Menciptakan lingkungan yang mendukung meningkatkan harga diri klien
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk follow up dan mencegah
kekambuhan
Tindakan Keperawatan pada keluarga klien harga diri rendah kronik
a. Mendiskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
b. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, proses terjadinya harga diri rendah dan
mengambil keputusan merawat pasien
c. Mendiskusikan kemampuan atau aspek positif pasien yang pernah dimiliki sebelum
dan setelah sakit
d. Melatih keluarga cara merawat harga diri rendah dan berikan pujian
e. Melatih keluarga memberi tanggung jawab kegiatan pertama yang dipilih pasien
serta membimbing keluarga merawat harga diri rendah dan beri pujian

16
Tindakan Keperawatan Kelompok
a. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
Terapi kelompok yang dapat dilakukan untuk klien dengan harga diri rendah kronik
adalah :
1) TAK stimulasi persepsi untuk harga diri rendah
sesi 1 : Identifikasi untuk harga diri rendah / hal positif pada diri
sesi 2 : Melatih kemampuan / hal positif pada diri
2) TAK Sosialisasi
Sesi 1 : kemampuan memperkanalkan diri
Sesi 2 : kemampuan berkenalan
Sesi 3 : kemampuan bercakap – cakap
Sesi 4 : kemampuan bercakap – cakap topik tertentu
Sesi 5 : kemampuan bercakap – cakap masalah pribadi
Sesi 6 : kemampuan bekerjasama
Sesi 7 : Evaluasi kemampuan sosialisasi
b. Pendidikan kesehatan pada kelompok keluarga klien harga diri rendah kronik
Tindakan keperawatan spesialis
a. Cognitive Behaviour Therapy (CBT)
b. Cognitive Therapy (CT)
c. Family Psychoeducation (FPE)
d. Therapy Supportive
C. Strategi Pelaksanaan Harga diri rendah pada pasien dan keluarga
PASIEN KELUARGA
SP I SP I
1. Mengidentifikasi kemampuan dan 1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan
aspek positif yang dimiliki pasien. keluarga dalam merawat pasien
2. Membantu pasien menilai 2. Menjelaskan pengertian, tanda, dan
kemampuan pasien yang masih gejala harga diri rendah yang dialami
dapat dilakukan pasien beserta proses terjadinya
3. Membantu pasien memilih kegiatan 3. Menjelaskan cara merawat pasien haga
yang akan dilatih sesuai dengan diri rendah
kemampuan pasien .
4. Melatih pasien sesuai kemampuan

17
yang dipilih.
5. Memberikan pujian yang wajar
terhadap keberhasilan pasien
6. Menganjurkan pasien memasukan
dalam jadwal kegiatan harian
SP II SP II
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan 1. Melatih keluarga mempraktekan cara
harian pasien merawat pasien dengan harga diri
2. Melatih kemampuan kedua rendah
3. Menganjurkan pasien memasukan 2. Melatih keluarga melakukan cara
dalam jadwal kegiatan harian merawat lansung kepada pasien harga
diri rendah
SP III
1. Membantu keluarga membuat jadwal
aktivitas dirumah termasuk minum obat
(discharge planning)
2. Menjelaskan follow up pasien setelah
pulang

BAB III

18
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa harga diri rendah adalah Keadaan dimana individu
mengalami evaluasi diri yang negatif mengenai diri dan kemampuannya dalam waktu
lama dan terus menerus (NANDA, 2012-2014). Gangguan harga diri dapat terjadi secara
Situasional yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba dan Kronik yaitu perasaan negatif terhadap
diri telah berlansung lama. Tanda dan gejala harga diri rendah dapat dinilai dari ungkapan
pasien yang menunjukkan penilaian tentang dirinya dan didukung dengan data hasil
wawancara dan observasi. Penyebab harga diri rendah terdapat dua faktor yaitu Faktor
Predisposisi yang meliputi faktor perkembangan, Faktor Sosiokultural, Faktor Biologis
kemudian faktor yang kedua yaitu Faktor Presipikasi yang disebabkan oleh Trauma dan
Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang diharapkan dimana
individu mengalami frustasi. Sumber kopingnya yaitu Individu, keluarga, teman bermain,
masyarakat.
B. Saran
1. Dengan adanya pembahasan terkait gangguan harga diri rendah diharapkan
mahasiswa mampu memahami dan menjadikan bekal pengetahuan dan kemampuan
dalam berkolaborasi dalam tindakan medis asuhan keperawatan.
2. Dengan adanya cabang ilmu keperawatan jiwa dalam pendidikan ilmu keperawatan
diharapkan mampu memberikan wawasan bagi calon perawat agar bisa memberikan
pelayanan yang profesional kepada masyarakat.
3. Dengan memahami dan mengerti tentang segala proses dari asuhan keperawatan
dalam gangguan harga diri rendah diharapkan dapat mencetak generasi perawat
dengan ilmu dan kemampuan yang profesional agar dapat menjadi generasi yang
dapat berkontribusi dalam kemajuan pelayanan medis serta berkontribusi dalam
meningkatkan masayarakat yang sehat jasmani dan rohani khususnya di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

19
Keliat, Anna Budi. (2007). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta
Nanda (2015). Buku Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017.
Jakarta:EGC
Videbeck, Sheila L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC
Febrina, Riska. (2018). Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Keluarga Dengan Harga Diri Rendah
Kronis. http://pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/perpus-ilovepdf-compressed.pdf
(diakses pada tanggal 5 Febuari 2021)
Amrawati, dkk. (2019). Laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan pada pasien gangguan
konsep diri, harga diri rendah. Https://www.scribd.com/document/409505597/asuhan-
keperawatan-pada-pasien-harga-diri-rendah. (diakses pada tanggal 5 febuari 2021)

20

Anda mungkin juga menyukai