Anda di halaman 1dari 20

BADAN USAHA TIDAK BERBADAN HUKUM

GUNA MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH HUKUM DAGANG

DOSEN PENGAMPU:
SINTA ULI, SH., M.Hum

DISUSUN OLEH
TEUKU RAFLY CHAIRUL SANI (1800200192)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puja dan puji syukur terhadap kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita dapat menjalankan segala perintah-
Nya dan menjauhi larangan-Nya dalam kehidupan sehari-hari.

Kedua kalinya shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang
benderang yakni addinul Islam.

Ketiga kalinya kami mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada mahasiswa/i dan dosen
pengampu kami karena sesungguhnya makalah ini telah kami buat dan tentunya tak luput dari
kekurangan dan kesalahan.

Terakhir kalinya kami mengucapakan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah
mendukung dan membantu kami dalam meyelesaikan makalah ini sehingga makalah ini dapat
terkumpulkan pada waktunya. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi mereka.

Medan, 22 September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Perusahaan Perseorangan...................................................................2
B. Persekutuan Perdata...........................................................................4
C. Firma (Fa)..........................................................................................6
D. Commanditaire Vennootschap (CV) ...............................................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................14
B. Saran..................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Badan usaha yang bukan berbadan hukum yaitu : Subjek hukumnya adalah orang-orang yang
menjadi pengurusnya, jadi bukan badan hukum itu sendiri karena ia bukanlah hukum sehingga tidak
dapat menjadi subjek hukum.

 Badan usaha yang tidak termasuk dalam kelompok badan hukum, yaitu : Perusahaan
Perseorangan, Firma dan CV di atur dalam kitab Undang-undang hukum dagang (KUHD) pasal 15
sampai dengan pasal 35. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, pemerintah menyiapkan suatu
rancangan undang-undang yang meliputi pengaturan mengenai usaha perseorangan, persekutuan
perdata, persekutuan firma dan persekutuan komanditer.

Oleh karena itu, saya rasa sangat penting untuk mengetahui apa itu badan usaha tidak berbadan
hukum dan apa saja jenis badan usaha tidak berbadan hukum serta perbedaan antara badan usaha
bebadan hukum dengan badan usaha tidak berbadan hukum dan mengetahui tentang keunggulan dan
kekurangannya, maka saya pun membuat makalah yang sederhana ini yang diberi judul “Badan usaha
tidak berbadan hukum”. Dengan makalah ini hendaknya memberikan gambaran kepada para pembaca
tentang badan usaha tidak berbadan hukum.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang dimaksud Perusahaan Perseorangan ?
2. Apa saja yang dimaksud Persekutuan Perdata?
3. Apa saja yang dimaksud Firma (Fa)?
4. Apa saja yang dimaksud Commanditaire Vennootschap (CV)
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui yang dimaksud Perusahaan Perseorangan .
2. Untuk mengetahui yang dimaksud Persekutuan Perdata.
3. Untuk mengetahui yang dimaksud Firma (Fa).
4. Untuk mengetahui yang dimaksud Commanditaire Vennootschap (CV).
BAB II

PEMBAHASAN

Perusahaan

Persekutuan
Perseorangan

Perusahaan dagang
BadanHukum BukanBadanHukum

Persekutuan perdata
PT
Firma
Koperasi
CV

A. Perusahaan Perseorangan
Perusahaan daganag atau yang biasa disebut usaha perseoarangan adalah salah satu
bentuk usaha yang hanya dilakukana oleh satu orang pengusaha saja yang pada umumnya
meiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Modal milik satu orang saja.
2. Didirikan atas kehendak seorang pengusaha.
3. Keahlian, teknologi, dan manajemen dikelola satu orang.
4. Apabila terlihat banyak orang diperusaan itu mereka adalah para pembantu saja.
5. Tentu saja bukan perusahaan badan hukum dan tidak termasuk persekutuan.
6. Risiko serta untung ruginya perusaahan menjadi tanggungan sendiri.
7. Proses berdirinya tidak seperti bagaimana perusahaan lainnya yang memiliki banyak
prosedur, kecuali surat izin usaha.
8. Wajib untuk membuat catatan keuangan termasuk kewajiban terhadap pajak dan
retribusi. 1

1
Abdul R. Saliman, HukumBisnisUntuk Perusahaan danContohKasus, (Jakarta : Kencana), 2014, hlm. 89-90
Secara singkat dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan perusahaan perorangan
adalah perusahaan yang dikelola dan diawasi oleh satu orang dan tidak merupakan suatu
badan hukum atau suatu persekutuan. Disuatu sisi pemilik perusahaan memperoleh semua
keuntungan perusahaan tapi jika memperoleh kerugian maka juga akan diatnggung sendiri.
Pengaturan mengenai usaha perseorangan diatur dalam RUU dan hanya akan mencakup
usaha kecil dan usaha menengah sebagaimana dimaksud dalam UU nomor 20 tahun 2008
tentang usaha Mikro, kecil dan menengah. Hal-hal yang diatur antara lain:
1. Pemilik usaha perseorangan bertanggung jawab secara pribadi dengan seluruh
kekayaannya atas utang usaha perseorangan.
2. Keharusan membuat catatan kegiatan usaha tersebut sesuai dengan persyaratan yang
diatur dalam UU no 8 tahun 1999 tentang dokumen perusahaan.
a. Keunggulan perusahaan perseorangan:
1) Mudah dibentuk dan dibubarkan
2) Bekerja dengan sederhana
3) Pengelolaannya sederhana
4) Tidak perlu kebijakan pembagian laba
b. Kelemahan perusahaan perseorangan
1) Tanggungjawab tidak terbatas
2) Kemampuan manajemen terbatas
3) Sulit mengikuti pesatnya perkembangan perusahaan
4) Sumber dana hanya terbatas pada pemilik
5) Resiko kegiatan perusahaan ditanggung sendir.2
B. Persekutuan Perdata
Persekutuan atau partnerhip adalah perserikatan perdata yang menjalankan usaha.
dalam Pasal 1618 KUH perdata, perserikatan perdata adalah sebuah perjanjian dengan mana
dua orang atau lebih mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu kedalam persekutuan
dengan maksud untuk membagi keuntungan dan manfaat yang diperoleh.

2
http://pahriadinata.blogspot.co.id/2014/05/makalah-badan-usaha-tidak-berbadan-hukum.html di aksestgl, 8
September 2017 Jam 13.00 WIB
Dijelaskan dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata disebutkan persekutuan
perdata adalah:
1. Suatu perjanjian dua orang atau lebih
2. Memasukan sesuatu
3. Bertujuan membagi keuntungan atau kemanfaatan.
Menurut pandangan klasik, Burgelijke Maatschap atau lebih populer
disebut maatschap  merupakan bentuk genus (umum) dari persekutuan Firma (VoF) dan
Persekutuan komanditer (CV). Bahkan menurut pandangan klasik, Maatschap tersebut mulanya
merupakan bentuk genus pula dari Perseroan Terbatas (PT). Hanya saja, karena saat ini tentang
PT sudah jauh berkembang, maka ada pendapat yang mengatakan PT bukan lagi termasuk
bentuk spesies (khusus) dari Maatschap.

    Dalam kepustakaan dan ilmu hukum, istilah persekutuan bukanlah istilah tunggal, karena ada
istilah pendampingnya yaitu perseroan dan perserikatan. Ketiga istilah ini sering digunakan
untuk menerjemahkan istilah bahasa belanda “Maatschap” dan
“Vennotschap”. Maat maupun vennot dalam bahasa aslinya (Belanda) berarti kawan atau sekutu.

Van der Tas, dalam kamus hukum menerjemahkan Maatschap sebagai perseroan, perserikatan,


persekutuan. Sedangkan R.Subekti dalam terjemahan BW menyebutkan
istilah Maatschap sebagai persekutuan.

      “Persekutuan“ artinya persatuan orang-orang yang sama kepentingannya terhadap suatu
perusahaan tertentu. Sedangkan “sekutu” artinya peserta dalam persekutuan. Jadi, persekutuan
berarti perkumpulan orang-orang yang menjadi peserta pada perusahaan tertentu. Jika badan
usaha tersebut tidak menjalankan perusahaan, maka badan itu bukanlah persekutuan perdata,
tetapi disebut “perserikatan perdata”. Sedangkan orang-orang yang mengurus badan itu disebut
sebagai “anggota”, bukan sekutu. Dengan demikian, terhadap dua istilah yang pengertiannya
hampir sama, yaitu “perserikatan perdata” dan “persekutuan perdata”.  Perbedaanya,
perserikatan perdata tidak menjalankan perusahaan, sedangkan persekutuan perdata menjalankan
perusahaan. Dengan begitu, maka perserikatan perdata adalah suatu badan usaha yang termasuk
hukum perdata umum, sebab tidak menjalankan perusahaan. Sedangkan persekutuan perdata
adalah suatu badan usaha yang termasuk dalam hukum perdata khusus (hukum dagang), sebab
menjalankan perusahaan.

4. REPORT THIS AD
Batasan yuridis maatschap dimuat didalam Pasal 1618 KUHPerdata, yang dirumuskan sebagai
berikut :

 “ persekutuan perdata (Maatschap) adalah suatu persetujuan dengan mana dua orang atau
lebih mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu (inbreng) dalam persekutuan dengan
maksud untuk membagi keuntungan yang terjadi karenanya”.
 Dalam pasal 1618 dikatakan bahwa tiap peserta harus memasukan sesuatu kedalam
persekutuan. Hal yang dimaksudkan disini adalah pemasukan (inbreng). Pemasukan
(inbreng) dapat berwujud barang, uang atau tenaga, baik tenaga badaniah maupun tenaga
kejiwaan (pikiran). Adapun hasil adanya pemasukan itu tidak hanya keuntungan saja,
tetapi mungkin pula “kemanfaatan”.

1. Ciri-ciri persekutuan perdata sebagai berikut :


1. Pendirian
a. Berdasarkan perjanjian para pihak (Pasal 1320 KUH perdata)
b. Dapat dilakukan sepakat dengan para sekuta atau dengan lisan. (Pasal 1624 KUH
perdata)
c. Tiap sekutu wajib menyertakan modal dalam kas persekutuan berupa uang, benda,
atau menajemen. (Pasal 1619 KUH perdata)
2. Pembagian keuntungan
a. Sesuai dengan Modal
b. Asas keseimbangan pemasukan
3. Pengelola
Biasanya pengelolaan persekutuan dijalankan oleh pengurus yang ditetapkan
persekutuan.
4. Berakhirnya persekutuan
a. Lampaunya waktu.
b. Musnahnya barang atau telah selesainya usaha yang di sekutukan.
c. Kehendak dari orang seorang atau beberapa orang sekutu.
d. Salah seorang sekutu meningal dunia, dibawah pengampuan atau dinyatakan pailit
( Pasal 1646 KUH Perdata)
e. Berdasarkan suara bulat atau kesepakatan para sekutu.
f. Berlakunya syarat bubar.
2. Unsur- unsur Pesekutuan perdata

Dari ketentuanPasal 1618 KUHPerdatatersebut, dapatbeberapaunsur yang terdapat di


dalampersekutuanperdata, yaitu :

1. adanya suatu perjanjian kerjasama antara dua orang atau lebih;


2. masing-masing pihak harus memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan (inbreng);
3. bermaksud membagi keuntungan antara bersama anggota;
4. bertindak secara terang-terangan;
5. kerjasama ini tidak nyata tampak keluar atau tidak diberitahukan kepada umum;
6. harus ditujukan pada sesuatu yang mempunyai sifat yang dibenarkan dan diizinkan;
dan
7. diadakan untuk kepentingan bersama anggotanya.

Jika dilihat dari sudut pandang islam perusahaan jenis persekutuan perdata ini lebih mirip
dengan akad musyarakah atau syirkah yang memiliki arti etimologis penggabungan, percampuran
atau sertifikat. Musyarakah berarti kerjasama kemitraan atau dalam bahasa inggris disebut
partnership.3

Secara terminologis Musyarakah adalah kerja sama usaha antara dua pihak atau lebih
untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dengan
kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditangggun bersama sesuai dengan kesepkatan

Menurut undang-undang No.21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah, Musyarakah


yaitu akad kerja sama diantara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu yang masing-
masing pihak memberikan porsi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan akan dibagi sesuai
dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung sesuai porsi dana masing-masing.

3. Jenis-jenis Maatschap

      Sesuai dengan kitab undang-undang hukum perdata sebagai sumber


hukumnya, maatschap ini terbagi dua, yaitu sebagai berikut :

1. Maatschap umum pasal 1622 KUHPerdata, maatschap umum meliputi apa saja yang


akan diperoleh para sekutu sebagai hasil usaha mereka selama maatschap Maatschap jenis ini
usahanya bisa bermacam-macam (tidak terbatas), yang penting inbrengnya ditentukan secara
jelas/terperinci
2. Maatschap khusus pasal 1623 KUHperdata, maatcshap khusus (bijzonder maatschap)
adalah maatschap yang gerak usahanya ditentukan secara khusus, bisa hanya mengenai barang-
barang terentu saja, atau pemakaiannya, atau hasil yang akan didapat dari barang-barang itu, atau
menenai suatu usaha tertentu atau penyelenggaraan suatu perusahaan atau pekerjaan tetap.

Jadi, penentuannya ditekankan pada jenis usaha yang dikelola oleh maatcshap (umum atau
khusus) bukan pada ibrengnya.
3
DR. Mardani, Hukum Bisnis Syariah, (jakart : Prenadamedia group) hlm.142
Maatschap termasuk salah satu jenis permitraan (partnership) yang dikenal dalam hukum
perusahaan di indonesia, disamping bentuk lainnya, seperti  vennootscap onder firma (Fa)
dan  commanditaire vennooschap (CV). Maatschap merupakan bentuk usaha yang biasa
dipergunakan oleh para konsultan, ahli hukum, notaris, dokter, arsitek, dan profesi-profesi
sejenis lainnya.

Maatschap merupakan bentuk permitraan yang paling sederhana, karena hal berikut :

a. Dalam hal modal, tidak ada ketentuan tentang besarnya modal seperti yang berlaku dalam
Perseroan Terbatas (PT) yang menetapkan besar modal minimal Rp. 50.000.000 (lima puluh juta
rupiah)

b. Dalam rangka memasukan sesuatu persekutuan atau maatschap, selain berbentuk uang atau
barang, boleh menyumbangkan tenaga saja.

c. Lapangan kerjanya tidak dibatasi, bisa juga dalam bidang perdagangan

d. Tidak ada pengumuman kepada pihak ketiga seperti yang dilakukan dalam firma

4. Sifat pendirian Maatschap

        Menurut pasal 1618 KUHPerdata, maatschap adalah persekutuan yang didirikan atas dasar
perjanjian. Menurut sifatnya perjanjian itu ada dua macam golongan, yaitu perjanjian konsensual
(consensuelle overeenkomst) dan perjanjian riil (reele overeenkomst). Perjanjian
mendirikan maatschap adalah perjanjian konsensual, yaitu perjanjian yang terjadi karena ada
persetujuan kehendak dari para pihak atau ada kesepakatan sebelum ada tindakan-tindakan
(penyerahan barang). Pada maatschap, jika sudah ada kata sepakat dari para sekut untuk
mendirikannya, meskipun belum ada inbreng, maka maatschap sudah diangap ada.

REPORT THIS AD
      Perjanjian untuk mendirikan maatschap, disamping harus memenuhi ketentuan dalam pasal
1320 KUHPerdata, juga harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1. Tidak dilarang oleh hukum


2. Tidak bertentangan dengan tatasusila dan ketertiban umum
3. Harus merupakan kepentingan bersama yang dikejar, yaitu keuntungan.

5. Keanggotaan Maatschap
  Keanggotaan suatu maatschap penekanannya diletakkan pad sifat kapasitas kepribadian
(persoonlijke capaciteit) dari orang (sekutu) yang bersangkutan. Pada asasnya, maatschap terikat
pada kapasitas kepribadian dari masing-masing anggota, dan cara masuk-keluarnya ke dalam
maatschap ditentukan secara statutair (tidak bebas). Adapun sifat kapasitas kepribaian dimaksud
diutamakan, seperti : sama-sama seprofesi, ada hubungan keluarga, atau teman akrab.

6. Pengurusan maatschap

Penggangkatan pengurus maatschap dapat dilakukan dengan dua cara (Pasal 1638), yaitu :

1. Diatur sekaligus bersama-sama dalam akta pendirian maatschap. Sekutu maatschap ini
disebut “sekutu statuter” (gerant statutaire). Menurut pasal 1638 ayat 2 KUHPerdata, selama
berjalannya maatschap, sekutu statuter tidak boleh diberhentikan, kecuali atas dasar alasan-
alasan menurut hukum, misalnya tidak cakap, kurang seksama (ceroboh), menderita sakit dalam
waktu lama, atau memungkinkan seorang atau perstiwa-peristiwa yang tidak memungkinkan
seorang sekutu pengurus itu melaksanakan tugasnya secara baik. Dan yang memberhentikan
sekutu statuer ialah maatschap itu sendiri atas pemberhentian itu sekutu satuter dapat minta
putusan hakim tentang soal apakah pemberhentian itu benar-benar sesuai dengan kaidah hukum.
Sekutu satuter bisa minta ganti kerugian bila pemberhentian itu dipandang tidak beralasan.
2. Diatur sesudah persekutuan perdata berdiri dengan akta khusus. Sekutu pengurus ini
dinamakan “sekutu mandater” (gerant mandataire). Sekutu mandater kedudukannya sama
dengan pemegang kuasa, jadi kekuasaannya dapat dicabut sewaktu-waktu atau atas permintaan
sendiri.

C. Firma (Fa)
Firma berarti nama bersama, dalam bahasa belanada vennootschap onder eene firma yang
berarti nama orang atau sekutu yang digunakan menjadi nama perusahaa. Menurut pasal 16
KUH dagang, Persekutuan firma adalah setiap persekutuan perdata yang didirikan untuk
menjalankan perusahaan dengan nama bersama, kongsi, kerjasama.4
Firma adalah bentuk badan usaha yang didirikan oleh beberapa orang dengan
menggunakan nama bersama atau satu nama yang digunakan bersama-sama. Dalam firma
semua anggota bertanggung jawab sepenuhnya, baik sendiri-sendiri maupun bersama

4
Subekti, Kitab Undang-undang Hukum Dagang dan Undang-undang Kepailitan, (Jakarta: PT Pradnya
Paramita),Hlm. 11
terhadap utang-utang perusahaan kepada pihak lain . Bila perusahaan mengalami kerugian
maka akan ditanggung bersama, kalau perlu dengan kekayaan pribadi mereka. Ketentuan
mengenai persekutuan perdata yang diatur dalam RUU mutatis dan mutandis berlaku
terhadap persekutuan firma, kecuali ditentukan lain dalam bab persekutuan firma. 5
1. Ciri-ciri Khusus
Firma dalam dikatakan sebagai perusahaan persekutuan khusus, dimana letak
kekhususan tersenut terletak pada tiga unsur mutlak :
1. Menjalankan perusahaan yang merupakan syarat formal ( Pasal 16 KHU dagang )
2. Dengan nama bersama atau firma ( Pasal 16 KUH Dagang )
3. Pertanggung jawaban sekutu atau Firmayangbersifat pribadi yang bersifat
keseluruhan, yang merupakan syarata material, maksudnya pertanggung jawaban
sekutu firma tidak terbatas pada pemasukan yang dimasukkanya, melainkan juga
bertanggung jawab secara pribadi atas harta kekayaan milik pribadi terhadap
persekutuan firmanya ( Pasal 18 KUH dagang )
4. Disamping tigal hl tersebut, firma bukanlah perusahaan badan hukum dengan alasan :
a. Tidak ada keharusan pengesahan akta pendirian oleh hukum dan Ham; dan
b. Tidak ada keharusan pemisahan harta kekayaan antara persekutuan dan pribadi
sekutu-sekutu. 6
2. Ketentuan untuk mengatur firma antara lain:
a. Persekutuan firma memakai satu nama yang telah disepakati bersama untuk
menjalankan suatu usaha.
b. Nama persekutuan firma harus didahului dengan perkataan “Firma” atau “Fa”.
c. Nama persekutuan firma yang telah bubar dapat dipakai oleh sekutu yang akan
melanjutkan usaha persekutuan jika:
1) Ditentukan dalam akta perjanjian persekutuan firma
2) Atau disetujui oleh seluruh anggota sekutu dari persekutuan firma yang telah
bubar atau ahli waris dari sekutu yang telah meninggal dunia.
3. Hak dan kewajiban sekutu Firma:

5
Kansil, Pokok –Pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika),2013, hlm.66
6
Ibid, Abdul R. Saliman, 92-93
a. Setaip sekutu firma berhak untuk mengurusi, mewakili dan melakukan tindakan
untuk dan atas nama persekutuan firma sesuai dengan maksud dan tujuan persekutuan
firma , kecuali ditentukan lain
b. Setiap sekutu firma bertanggung jawab secara penuh dengan persekutuan firma untuk
semua perikatan persekutuan firma terhadap pihak ke tiga.
c. Setiap sekutu baru yang akan masuk dalam persekutuan firma harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari seluruh anggota, kecuali ada:
1) Kuasa
2) Ditentukan dalam perjanjian persekutuan bahwa kewenangan tersebut telah
diberikan kebeberapa sekutu.
d. Tanggung jawab sekutu baru terhadap semua perikatan persekutuan adalah secara
tanggung jawab penuh dengan sekutu firma yang lainya dan persekutuan firma.
e. Sekutu firma yang keluar dari persekutuan firma, jika persekutuan firma dilanjutkan
maka sekutu yang keluar tetap bertanggung jawab atas kewajiban-kewajiban
persekutuan firma sebelum sekutu yang bersangkutan keluar.
4. Keunggulan Firma:
a. Prosedur pendirian relatif mudah.
b. Mempunyai kemampuan finacial yang lebih besar, karena gabungan modal yang
dimilki oleh beberapa orang.
c. Keputusan bersama dengan pertimbangan seluruh anggota firma, sehingga keputusan-
keputusan yang diambil lebih baik.
5. Kelemahan Firma:
a. Utang-utang perusahaan ditanggung oleh kekayaan pribadi para anggota firma.
b. Kelangsungan hidup perusahaan tidak terjamin, sebab bila salah satu anggota keluar,
maka firma pun bubar.
6. Jenis- jenis Firma (Fa) :
1. Firma Dagang dan Non dagang

Firma yang kegiatan utamanya adalah membeli dan menjual barang dagangan disebut dengan
Firma Dagang. Sedangkan firma yang didirikan dengan tujuan untuk memberikan berbagai jasa
kepada masyarakat disebut dengan Firma Non dagang, seperti : Firma Hukum (kantor pengacara,
konsultan hukum, dll), Firma Akuntansi (kantor akuntan publik), konsultan manajemen, dsb.
2. Firma Umum dan Firma Terbatas

Firma umum adalah firma di mana semua sekutu boleh bertindak secara umum atas nama
perusahaan dan masing-masing sekutu dapat bertanggung jawab atas kewajiban-kewajiban
perusahaan. Sekutu yang demikian disebut dengan sekutu umum (general partners). Sedangkan
Firma Terbatas adalah suatu firma di mana kegiatan dan tanggungjawab anggota tertentu dibatasi
pada hal-hal tertentu saja. Sekutu yang demikian disebut dengan sekutu terbatas (limited partners).

Contoh :

Firma Pangudi Luhur, Firma Sumber Rejeki, Firma Multi Marketing, Firma Indo Eternity, Firma
Bangun Jaya

D. Persekutuan Komanditer (CV)

Persekutuan Komanditer dalam bahasa belanda adalah persekutuan firma yang memiliki satu
atau beberapa orang sekutu komanditer. Sekutu komanditer adalah sekutu yang hanya menyerakan
uang, barang atau tenaga sebagai pemasukan pada persekutuan (sebagai modal), namun dia tidak ikut
campur dalam pengurusan atau penguasaaan persekutuan. Dan tanggung jawabnya terbatas sampai
sejumlah uang yang dimasukkannya. Artinya sekutu komanditer tidak bertanggung jawab secara
pribadi terhadap persekutuan komanditer, sebab hanya sekutu komplomentarlah yang diserahi tugas
untuk mengadakan hubungan hokum dengan pihak ketiga. (Pasal 19 KUH Dagang)

Dari pengertian diatas, dalam persekutuan komanditer ada dua macam sekutu yaitu :

1. Sekutu keraja/ sekutu komanditer/ sekutu aktif, yaitu sekutu yang menjadi pengurus
persekutuan.
2. Sekutu tidak kerja /sekutu komanditer/ sekutu pasif, yaitu a sekutu yang tidak kerja.
Walaupun diberi kuasa untuk itu (Pasal 20 KUH Dagang), sekutu komanditer berhak
untuk mengawasi pengurusan persekutuan komanditer secara intern. Apabi lalarangan
tersebut dilanggar, maka para sekutu bertanggung jawab secara pribadi (Pasal 21
KUH dagang).

Pada dasarnya persekutuan komanditer (Commanditaire Vennootschap, disingkat CV)


adalah persekutuan firma, tetapi didalam komanditer terdapat satu atau lebih sekutu komanditer
atau sekutu pasif (stille vennoten). Sekutu komanditer sendiri adalah sekutu yang hanya
menyerahkan uang atau barang sebagai pemasukan (inbreng) pada persekutuan dan ia tidak turut
serta dalam pengurusan atau penguasaan dalam persekutuan.

Pasal 19 KUHD menyebutkan sebagai persekutuan dengan jalan peminjaman uang


(geldscheiter) atau disebut juga persekutuan komanditer yang diadakan antara seorang sekutu
atau lebih yang bertanggung jawab secara pribadi untuk seluruhnya dan seorang atau lebih
sebagai sekutu yang meminjamkan uang. Banyak ahli hukum yang menilai bahwa definisi
persekutuan komanditer diatas merupakan definisi yang tidak sempurna.

Dinegara-negara common law, persekutuan komanditer dikenal dengan istilah limited


partnership, limited Partnership adalah suatu persekutuan yang terdiri atas satu orang atau lebih
sekutu menjalankan bisnis dan bertanggung jawab secara pribadi atas utang persekutuan (disebut
general partners) dan satu orang atau lebih sekutu yang memasukkan modal, tidak mengelola
bisnis, dan hanya bertanggung jawab sejumlah pemasukannya (disebut limited partners).

Pada dasarnya, persekutuan komanditer ini adalah persekutuan juga hanya saja didalam
persekutuan komanditer terdapat satu orang atau lebih sekutu komanditer yang memasukkan
modal dan hanya bertanggung sebesar modalm yang dimasukkan saja. 7

Persekutuan Komanditer dalam bahasa belanda adalah persekutuan firma yang memiliki satu atau
beberapa orang sekutu komanditer. Sekutu komanditer adalah sekutu yang hanya menyerakan
uang, barang atau tenaga sebagai pemasukan pada persekutuan (sebagai modal), namun dia tidak
ikut campur dalam pengurusan atau penguasaaan persekutuan. Dan tanggung jawabnya terbatas
sampai sejumlah uang yang dimasukkannya. Artinya sekutu komanditer tidak bertanggung jawab
secara pribadi terhadapa persekutuan komanditer, sebab hanya sekutu komplomentarlah yang
diserahi tugas untuk mengadakan hubungan hukum dengan pihak ke tiga. (Pasal 19 KUH
Dagang)

Dari pengertian diatas, dalam persekutuan komanditer ada dua macam sekutu yaitu :

a) Sekutu kerj/ sekutu komanditer/ sekutu aktif, yaitu sekutu yang menjadi pengurus
persekutuan.
b) Sekutu tidak kerja/sekutu komanditer/ sekutu pasif, yaitu a sekutu yang tidak kerja.
Walaupun diberi kuasa untuk itu (Pasal 20 KUH Dagang), sekutu komanditer berhak untuk
mengawasi pengurusan persekutuan komanditer secara intern. Apabila larangan tersebut
dilanggar, maka para sekutu bertanggung jawab secara pribadi (Pasal 21 KUH dagang).
1. Macam-macam persekutuan komanditer.
7
Ridwan Khairandy, Pokok-pokok Hukum Dagang Indonesia, (Yogyakarta: FH UII press, 2013), Hlm 57
a) Persekutuan komanditer diam-diam, yaitu persekutuan komanditer yang belum
menyatakan dirinya kepada pihak ketiga sebagai persekutuan komanditer.
b) Persekutuan komanditer terang-terangan, yaitu persekutuan yang sudah menyatakan
dirinya kepada pihak ketiga sebagai persekutuan komanditer.
c) Persekutuan komanditer dengan saham, yaitu persekutuan komanditer terang-terangan
yang modalnya terdiri dari saham-saham.
2. Prosedur pendirian persekutuan komanditer.

Dalam KUH Dagang tidak ada aturan tentang pendirian, pendaftaran, maupun
pengumumannya, sehingga persekutuan komanditer dapat diadakan berdasarkan perjanjian
dengan lisan atau sepakat para pihak saja (Pasal 22 KUH Dagang). Dalam praktik di
Indonesia untuk mendirikan persekutuan komanditer dengan dibuatkan akta pendirian
berdasarkan akta notaries, didaftarkan kepanitraan Pengadilan Negri yang Berwenang dan
diumumkan dalam tambahan berita Negara RI, sama sengan prosedur mendirikan
persekutuan firma seperti dijelaskan sebelumnya.

3. Tanggung jawab keluar

Sekutu bertanggung jawab keluar adalah sekutu kerja atau sekutu komplamenter
(Pasal 19 KUH Dagang).

4. Berahirnya Persekutuan.

Karena persekutuan komanditer pada hakikatnya adalah persekutuan perdata (Pasal 16


KUH Dagang), Maka mengenai berakhirnya persekutuan komanditer sama dengan berakhirnya
persekutuan perdata dan persekutuan firma, seperti yang telah diterangkan diatas (Pasal 1646 s/d
1652 KUH Perdata).8

Dapat dipahami dari pengertian perusahaan komonditer atau Cv diatas yang apabila kita
kaitkan dengan dagang dalam islam maka dapat disimpulkan atau kita samakan perusaan Cv ini
dengan akad mudharabah yang ada dalam konsep dagang dalam islam.

Mudharabah sendiri adalah kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama
sebagai Shohibul maal yang menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi
pengelola (mudharib). Dan keuntungan dibagi menurut kesepakatan yang dituagkan dalam
kontrak. Sedangkan kerugian yang timbul disebbkan kecurangan atau kelalaian pihak pengelola,
maka hal itu tanggung jawab si pengelola.
8
Abdul R. Saliman, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan dan Contoh Kasus, (Jakarta : Kencana), 2014, hlm. 93-95
Dalam undnag-undang No.21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, Mudharabah yaitu
akad kerja sama suatu usaha antara pihak pertama (malik, shahibul maal,) yang menyediakan
seluruh modal dan pihak kedua (‘amil, mudharib, nasabah) yang bertindak selaku pengelola dana
dengan membagi keuntungan usaha sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam akad.
Sedangkan kerugian ditanggung sepenuhnya oelh bank syariah kecuali jika pihak kedua
melakukan kesalahan yang disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian 9

9
Lihat pasal 1 huruf c UU No.21 tahun 2008 tentang perbankan syariah.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Semua jenis badan usaha yang tidak berbadan hukum yaitu Perusahaan Perseorangan,
Persekutuan Perdata, Firma (Fa) dan Perseroan Komanditer(CV) ternyata semuanya telah diatur
dalam undang-undang. Mulai dari pendiriannya, sistem kerjanya sampai dengan pembubaranya.
Walaupun tergolong badan usaha tidak berbadan hukum bukan berarti tidak ada hukum yang
mengatur atau terlepas begitu saja dari unsur-unsur hukum. Semua badan usaha tadi harus mematuhi
segala peraturan dan perudang-undangan yang berlaku. Setiap badan usaha ini memiliki keunggulan
dan kekurangan masing-masing. Ini akan memudahkan kita untuk memilih jenis badan usaha apakah
yang akan kita dirikan sesuai dengan kriteria dan kemampuan masing-masing.

B. Saran

Penulismenyadarimasihbanyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, untuk itu penulis


mengharapkan kepada pembaca untuk dapat memberikan kritik dan sarannya demi kemajuan
penulisan makalah selanjutnya.     
DAFTAR PUSTAKA

Kansil, Pokok –Pokok Pengetahuan Hukum Dagang Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika),2013.
R. Saliman,Abdul, HukumBisnisUntuk Perusahaan danContohKasus, (Jakarta : Kencana), 2014.
KhairandyRidwan, Pokok-pokok Hukum Dagang Indonesia, (Yogyakarta: FH UII press), 2013.
Subekti, Kitab Undang-undang Hukum Dagang dan Undang-undang Kepailitan, (Jakarta: PT
Pradnya Paramita).
Sumber Lain :
http://pahriadinata.blogspot.co.id
https://nurulsazwaniblog.wordpress.com/2016/12/21/pengerian-jenis-dan-contoh-dari-pt-cv-firma-ud-
bumn-koperasi-yayasan/

Anda mungkin juga menyukai