Anda di halaman 1dari 11

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA

DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE LANSIA


DI DUSUN KRASAKAN LUMBUNGREJO
TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
SHINTA WIDANAR BUDI
201310201055

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2017
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA DENGAN
PERILAKU PERSONAL HYGIENE LANSIA DI DESA
KRASAKAN LUMBUNGREJOTEMPEL
SLEMANYOGYAKARTA1

Shinta Widanar Budi2, Tri Prabowo 3

INTISARI
Latar Belakang: Salah satu masalah pada lansia yang berkaitan dengan kondisi fisik
adalah personal hygiene. Perilaku lansia dalam melakukan personal hygiene dipengaruhi
oleh tingkat pengetahuan. Semakin baik tingkat pengetahuan maka semakin baik
perilaku personal hygiene.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui adanya hubungan antara tingkat pengetahuan
dengan perilaku personal hygiene pada lansia di Dusun Krasakan Lumbungrejo Tempel
Sleman Yogyakarta.
Metode Penelitian: Menggunakan desain asosiatif, dengan pendekatan waktu cross
sectional. Uji statistik dengan menggunakan Chi Square. Sampel pada penelitian ini
sebanyak 50 lansia yang bertempat tinggal di Desa Krasakan Lumbungrejo Tempel
Sleman Yogyakarta. Teknik sampling menggunakan total sampling. Alat ukur yang
digunakan kuesioner tingkat pengetahuan dan kuesioner perilaku personal hygiene.
Hasil Penelitian: Tingkat pengetahuan lansia di Desa Krasakan Lumbungrejo Tempel
Sleman Yogyakarta menunjukan tingkat pengetahuan baik sebanyak 20 lansia (40.0%)
dan memiliki tingkat pengetahuan kurang sebanyak 14 lansia (28.0%), Perilaku
personalhygiene pada lansia di Desa Krasakan Lumbungrejo Tempel Sleman
Yogyakarta menunjukan 28 lansia (56.0%) memiliki perilaku personal hygiene baik dan
22 lansia (40.0%) memiliki personal hygiene buruk. Hasil uji Chi Square didapatkan p-
valuesebesar 0.000 < 0.05, dengan koefisien kongtingensi sebesar 0.530.
Kesimpulan: Ada hubungan antara tingkat pengetahuan lansia dengan perilaku personal
hygiene pada lansia di Desa Krasakan Lumbungrejo Tempel Sleman Yogyakarta.
Saran: Lansia di Dusun Krasakan Lumbungrejo Tempel Sleman Yogyakarta diharapkan
dapat melakukan personal hygiene dengan baik dan benar. Salah satu cara yang
digunakan ialah memberikan penyuluhan kepada lansia tentang pentingnya personal
hygiene.
Kata Kunci : tingkat pengetahuan, personal hygiene, lansia
Kepustakaan : 21 Buku, 6 Jurnal, 4 skripsi
Jumlah Halaman : x, 76 Halaman, 5 Tabel, 2 Gambar, 14 Lampiran
1
Judul Skripsi
2
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
THE CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE LEVEL AND
PERSONAL HYGIENE ATTITUDE ON ELDERLY IN KRASAKAN
VILLAGE OF LUMBUNGREJO TEMPEL SLEMAN
YOGYAKARTA1
ShintaWidanar Budi2, Tri Prabowo3

ABSTRACT
Background:One of the problems on elderlies related to their physical condition is
personal hygiene. Their attitude on personal hygiene isaffected by their knowledge level.
The better their knowledge level, the better their personal hygiene will be.
Objective: The research aims to investigate the correlation between knowledge level
personal hygiene attitudes on elderly in Krasakan Village of
LumbungrejoTempelSleman Yogyakarta.
Method: The study used associative design with time cross sectional approach. Statistic
test used chi square. The samples were 50 elderlies who lived in Krasakan Village
ofLumbungrejoTempelSleman Yogyakarta. The sampling technique was total sampling.
The measurement tool was questionnaires for knowledge level and personal hygiene.
Result: The results shows that 20 elderlies (40.0%) had good knowledge level, and 14
of them (28.0%) had less knowledge level. Besides, 28 elderlies (56.0%) had good
personal hygiene attitude, and 22 of them (40.0%) had poor personal hygiene
attitude.The Chi Squareanalysis showed that p-valuewas 0.000 < 0.05 withcoefficient
contingency of 0.530.
Conclusion: There was a correlation between knowledge level and personal hygiene
attitude on elderly in Krasakan Village of LumbungrejoTempelSleman Yogyakarta.
Suggestion: It is expected that elderly in Krasakan Village can do personal hygiene
appropriately. To do this, counseling on the importance of personal hygiene for elderly
should be conducted.

Keywords : knowledge level, personal hygiene, elderly


References : 21 books, 6 Journals, 4 theses
Number of pages : x, 76 pages, 5 tables, 2 pictures, 14 appendices
1
Thesis title
2
School of Nursing student, Faculty of Health Sciences, ‘Aisyiyah University of
Yogyakarta
3
Lecturer of ‘Aisyiyah University of Yogyakarta
PENDAHULUAN

Menurut WHO tahun 2015, mewujudkan kesehatan diri, dengan


populasi penduduk berusia lebih dari tubuh yang bersih akan mengurangi
60 tahun mencapai 11,7% dari jumlah risiko terkena suatu penyakit
total populasi dunia dan diperkirakan (Saryono & Widianti, 2011).
jumlah tersebut akan terus meningkat Dalam kehidupan sehari-hari
seiring dengan peningkatan usia kebersihan merupakan hal yang
harapan hidup. Berdasarkan hasil sangat penting dan harus diperhatikan
sensus penduduk tahun 2014 jumlah karena kebersihan akan
lansia di Indonesia sebesar 18,871 mempengaruhi kesehatan,
jiwa dan meningkat ditahun 2015 kenyamanan,keamanan, dan
sebesar 36 juta jiwa atau 11,34%. kesejahteraan. Praktik hygiene
Propinsi di Indonesia yang memiliki seseorang dipengaruhi oleh faktor
penduduk lansia dengan propinsi pribadi, sosial, dan budaya. Jika
tertinggi ialah Yogyakarta yaitu seseorang sakit biasanya masalah
sebesar 14,02% (Komnas Lansia, kebersihan kurang diperhatikan
2009). Data kantor statistik kabupaten terutama pada lansia. Hal ini terjadi
Sleman menunjukan bahwa jumlah karena lansia mengamggap masalah
penduduk yang berusia 45-65 tahun kebersihan adalah masalah sepele,
sebesar 246.952 jiwa, sedangkan padahal jika hal tersebut dibiarkan
yang berusia 65 tahun keatas sebesar dapat mempengaruhi status kesehtan
235.804 jiwa (Buku Profil Kesehatan (Isro’in, 2012).
Sleman,2012). Perilaku pemenuhan personal
Pertumbuhan penduduk lansia hygiene dipengaruhi oleh beberapa
yang cepat sebenarnya turut faktor diantaranya adalah citra tubuh,
mengundang permasalahan, praktik sosial, kebudayaan, pilihan
meningkatnya jumlah lansia pribadi, kondisi fisik, tingkat
menimbulkan masalah terutama dari ekonomi, dan tingkat pengetahuan
segi kesehatan dan kesejahteraan (Isro’in,2012).Tingkat pengetahuan
lansia (Notoadmojo,2007). Salah satu merupakan hasil pengindraan atau
masalah pada usia lanjut yang hasil tahu seserorang terhadap objek
berkaitan dengan kondisi fisik adalah melalui indra yang dimilikinya,
masalahkebersihan diri atau personal sehingga pengetahuan sangat
hygiene. Personal hygiene dipengaruhi oleh intensitas perhatian
merupakan perawatan diri dimana dan persepsi terhadap objek.
sesorang merawat fungsi tubuh Sebagian besar pengetahuan
tertentu seperti perawatan seseorang diperoleh melalui indra
kulit/mandi, perawatan mulut, penglihatan dan indra pendengaran
perawatan mata, perawatan (Notoatmodjo, 2010).
hidung,perawatan telinga, perawatan Menurut Notoatmodjo (2010),
rambut, kuku serta perawatan tingkat pengetahuan tentang personal
genitalia. Personal hygiene atau hygiene merupakan hal yang sangat
kebersihan diri ini diperlukan untuk penting, karena pengetahuan yang
kenyamanan, keamanan, dan baik dapat meningkatkan status
kesehatan seseorang. Kebersihan diri kesehatan selain itu pengetahuan
merupakan langkah awal tentang personal hygiene sangat
mempengaruhi perilaku dalam lanjut usia. Bentuk peran serta
praktik hygiene.Perhatian masyarakat misalnya membantu lansia mencuci
tentang masalah personal hygiene rambut ketika mengalami kesulitan,
pada usia lanjut bisa dilihat dari membantu memotong kuku,
kolaborasi antara pemerintah dan menyiapkan pakaian yang nyaman
masyarakat, dalam hal ini diharapkan untuk digunakan, dan menyiapkan
peran serta keluarga dalam membantu peralatan mandi.
meningkatkan personal hygiene pada
Metode pengumpulan data
METODE PENELITIAN menggunakan kuesioner,, yaitu
kuesioner tingkat pengetahuan dan
Jenis penelitian ini adalah kuesioner perilaku personal hygiene.
kuantitatif dengan menggunakan desain Pengisian kuesioner dilakukan
penelitian asosaitif korelasi, yaitu dengan cara wawancara oleh peneliti
penelitian yang diarahkan untuk maupun asisten peneliti yang
mendeskripsikan hubungan tingkat sebelumnya telah dilakukan satu
pengetahuan lansia dengan perilaku persepsi agar tidak terjadi
personal hygiene lansia di dusun kesalahpahaman.
Krasakan Lumbungrejo Tempel Sleman
Yogyakarta.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian in dilakukan di dusun responden seluruh lansia yang berada di


Krasakan Lumbungrejo Tempel Sleman dusun Krasakan Lumbungrejo Tempel
Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan Sleman Yogyakarta
pada bulan Maret 2017 dengan
.
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Persentase
Karakteristik Responden Frekuensi (n)
(%)
Jenis kelamin Perempuan 26 52.0
Laki-laki 24 48.0
Umur 60-70 27 54.0
71-80 16 32.0
81-90 7 14.0
Pendidikan Tidak sekolah 8 16.0
SD 22 44.0
SMP 15 30.0
SMA 5 10.0
Pekerjaan Tidak bekerja 19 38.0
Petani 12 24.0
Pedagang 4 8.0
Buruh 6 12.0
Pensiunan 9 18.0

Total 50 100
Tabel 1 memperlihatkan yaitu sebanyak 27 orang (54%).
bahwa berdasarkan jenis kelamin Sebagian respnden memiliki
sebagian besar lansia adalah tingkat pendidikan terakir SD
perempuan yaitu 26 orang (52%) yaitu sebanyak 22 oranng
sedangkan yang laki-laki (35.9%). Sebagian responden
sebanyak 24 orang (48%). tidak bekerja yaitu sebanyak 19
Sedangkan sebagian besar orang (38%).
responden berusia 60-70 tahun

Tabel 2 Frekuensi Tingkat pengetahuan pada Lansia di dusun krasakan


Lumbungrejo Sleman Yogyakarta
Tingkat Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)

Kurang 14 28.0
Cukup 16 32.0
Baik 20 40.0

Total 50 100

Pada tabel 4.2 distribusi ditemukan bahwa sebagian besar


tingkat pengetahuan pada lansia lansia mempunyai tingkat
di Desa Krasakan Lumbungrejo pengetahuan yang baik yaitu
Tempel Sleman Yogyakarta sebesar 20 responden atau 40%.

Tabel 3 Frekuensi perilaaku personal hygiene lansia di dusun Krasakan


Lumbungrejo Tempel Sleman Yogyakarata
Perilaku Personal Hygiene Frekuensi (n) Persentase (%)
Buruk 22 44.0
Baik 28 56.0
Total 50 100

Pada tabel 3 Distribusi 22 responden (44%), sedangkan


Perilaku Personal Hygiene lansia yang memiliki perilaku
Lansia di Desa Krasakan personal hygiene dalam kategori
Lumbungrejo Tempel Sleman baik sebanyak 28 responden
Yogyakarta menunjukan bahwa (56%).
perilaku personal hygiene lansia
dalam kategori buruk sebanyak
Tabel 2 Frekuensi hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku personal hygiene
lansia di dusun Krasakan Lumbungrejo Tempel Sleman Yogyakarta
Tingkat Perilaku personal P
C
pengetahuan hygiene value
Buruk Baik Total
Kurang 12 2 14 0,530 0,000
24.0% 4.0% 28.0%
Cukup 8 8 16
16.0% 16.0% 32.0%
Baik 2 18 20
4.0% 36.0% 40.0%
Total 22 28 50
40.0% 56.0% 100%

Tabel 4 memperlihatkan paling sedikit yaitu dengan


bahwa responden yang paling tingkat pengetahuan kurang
banyak adalah yang mempunyai dengan perilaku personal
tingkat pengetahuan baik dengan hygiene baik yaitu sebanyak 2
perilaku personal hygiene nya orang (4%).
baik yaitu 18 responden (36%),
sedangkan responden yang
Tingkat pengetahuan serta pola pikir seseorang,
semakin meningkatnya daya
Hasil penelitian tangkap maka semakin banyak
menunjukan bahwa lansia pengetahuan yang didapat.
memiliki tingkat pengetahuan Menurut WHO, lansia
yang baik yaitu sebanyak 20 adalah seseorang yang telah
orang (40%). Pengetahuan memasuki usia 60 tahun keatas.
merupakan hasil dari tahu dan Lansia merupakan kelompok
ini terjadi setelah orang umur pada manusia yang telah
melakukan penginderaan memasuki tahapan akhir dari
terhadap suatu objek tertentu. fase kehidupannya. Kelompok
Beberapa faktor yang dapat yang dikategorikan sebagai usia
mempengaruhi pengetahuan lanjut ini akan terjadi suatu
antara lain pendidikan, pekerjaan proses yang disebut Aging
umur, minat, pengalaman, Process atau proses penuaan.
kebudayaan lingkungan dan Berdasarkan batasan usia lanjut
informasi (Notoadmojo, 2007). dimana pertambahan usia
Tingkat pengetahuan menimbulkan perubahan-
lansia yang baik dapat perubahan pada struktur dan
disebabkan karena tingkat usia fisiologi dari berbagai
lansia. Dalam penelitian ini sel/jaringan/organ dan sistem
diketahui sebanyak 27 orang yang ada pada tubuh manusia,
(54%) berusia 60-70 tahun dan sehingga terjadi kemunduran
usia yang paling sedikit 81-90 baik fisik, psikis, maupun
tahun yaitu sebesar 14%.Usia emosional yang menyebabkan
mempengaruhi daya tangkap lansia mengalami ketidak
berdayaan sehingga kemampuan lansia terbanyak berkisar antara
diri menurun (Maryam, 2010). 60-74 tahun, dimana pada usia
Hasil penelitian ini sesuai rata-rata diatas lansia masih
dengan penelitian yang mampu mentolerir aktivitas
dilakukan oleh Agustin (2008) sehari-hari yang bisa dilakukan.
bahwa umur harapan hidup

Perilaku personal hygiene personal hygiene adalah


Pada penelitian ini pengetahuan. Pengetahuan
terdapat 28 orang (56%) yang tentang personal hygiene sangat
memiliki perilaku personal penting karena pengetahuan
hygiene dengan kategori baik. yang baik akan mempengaruhi
Responden yang memiliki tingkat kesehatan. Misalnya
perilaku dalam kategori baik pada pasiena penderita diabetes
dapat disebabkan karena militus yang harus selalu
pengetahuan yang dimiliki lansia menjaga kebersihan kakinya dan
tentang pentingnya personal mereka akan lebih menyukai
hygiene juga baik. Pengetahuan belajar teknik perawatan kaki
merupakan faktor dominan yang yang tepat. Pembelajaran praktik
mempengaruhi perilaku tertentu yang diharapkan dan
seseorang karena seseorang akan mengguntungkan dalam
berperilaku sesuai dengan mengurangi risiko kesehatan
pengetahuan yang dimilikinya. dapat memotivasi seseorang
Menurut Tarwoto dan untuk memenuhi perawatan yang
Wartonah (2010), salah satu perlu.
faktor yang memepengaruhi

Hubungan tingkat tingkat pengetahuan dengan


pengetahuan dan perilaku perilaku personal hygiene,
personal hygiene lansia di artinya tingkat pengetahuan
dusun Ktasajan Lumbungrejo bukan semata- mata yang
Tempel Sleman Yogyakarta berhubungan dengan perilaku
personal hygiene melainkan ada
Hasil penelitian menunjukan faktor lain seperti citra tubuh,
bahwa p lebih kecil dari 0,05 tingkat ekonomi, budaya,
yaitu 0,000 (0,000<0,05) kondisi fisik,dll (Isro’in, 2012).
sehingga dapat disimpulkan Menurut
bahwa Ada Hubungan Antara Mubarak&Chayatin (2008)
Tingkat Pengetahuan Lansia untuk melakukan personal
dengan Perilaku Personal hygiene yang baik dibutuhkan
Hygiene Lansia di Desa pula pengetahuan yang baik
Krasakan Lumbungrejo Tempel tentang cara melakukan personal
Sleman Yogyakarta. Nilai hygiene yang benar seperti
koefisien kontingensi diperoleh bagaimana cara memotong kuku
sebesar 0.530. Hal ini yang benar, cara merawat gigi
menunjukan bahwa ada yang benar, kapan harus
hubungan yang sedang antara melakukan perawatan
rambut,dan lain-lain. Sehingga Budi Luhur Yogyakarta. Hasil
tingkat pengetahuan individu penelitian ini menunjukan bahwa
akan berpengaruh faktor yang berpengaruh
kemampuannya terhadap perilaku pemenuhan
mempertahankan personal personal hygiene pada lansia di
hygiene yang baik.Hasil Panti Sosial Tresna Werdha Unit
penelitian ini mendukung Budi Luhur adalah tingkat
penelitian yang dilakukan Farina pengetahuan yaitu sebesar
(2009), dengan judul Faktor- 26,3% sedangkan sisanya
Faktor yang Mempengaruhi sebesar 73,7 % dipengaruhi oleh
Perilaku Personal Hygiene di faktor lain.
Panti Sosial Tresna Werdha Unit

SIMPULAN DAN SARAN Hubungan Antara Tingkat


Pengetahuan Lansia Dengan
Simpulan Perilaku Personal Hygiene
Tingkat pengetahuan Lansia Di Dusun Krasakan
personal hygiene pada lansia di Lumbungrejo Tempel Sleman
Desa Krasakan Lumbungrejo Yogyakarta. Nilai koefisien
Tempel Sleman Yogyakarta kontingensi diperoleh sebesar
sebagian besar adalah kategori 0.530. Keeratan hubungan antara
baik sebanyak 20 responden tingakat pengetahuan lansia
(40%). Perilaku personal dengan perilaku personal
hygiene lansia di Desa Krasakan hygiene lansia di dusun
Lumbungrejo Tempel Sleman Krasakan Lumbungrejo Tempel
Yogyakarta sebagian besar Sleman Yogyakarta adalah
dalam kategori baik yaitu sedang. Artinya tingkat
sebanyak 28 responden pengetahuan bukan semata-mata
(56%).Hasil analisa dengan berhubungan dengan perilaku
menggunakan uji Chi Square personal hygiene melainkan ada
antara tingkat pengetahuan faktor lain seperti citra tubuh,
lansia dan perilaku personal tingkat ekonomi, budaya,
hygiene lansia didapatkan nilai p kondisi fisik,dan lain-lain.
value sebesar 0,000 (0,000 <
0,05) yang artinya Ada

Saran lansia yang mempunyai tingkat


Bagi lansia di Desa pengetahuan baik maupun
Krasakan Lumbungrejo Tempel kurang bahwa personal hygiene
Sleman Yogyakarta diharapkan merupakan hal yang sangat
dapat melakukan personal penting.Bagi peneliti
hygiene dengan baik agar dapat selanjutnyaagar melanjutkan
terhindar dari bahaya penelitian dengan menggunakan
penyakit.Bagi kader kesehatan faktor yang tidak dikendalikan
agar dapat menyelenggarakan yang lain seperti citra tubuh,
penyuluhan kesehatan kepada
tingkat ekonomi, budaya, kondisi fisik, dan lain-lain.

Daftar pustaka

Farina, L., 2009. Faktor-Faktor Yang Nawawi, Ismail. 2009.Public Policy,


Mempengaruhiperilaku Analisis,Strategi Advokasi Teori
Pemwnuhan Personal Hygiene dan Praktek, Surabaya: PMN
Dipanti Sosial Tresna Werdha
Unit Budi Luhur Notoatmodjo, S. 2010. Promosi
Yogyakartatahun 2009, skripsi Kesehatan dan Ilmu Perilaku,
tidak diterbitkan, Stikes Aisyiyah Rineka Cipta, Jakarta.
Yogyakarta.
Saryono & Widianti, A.T., 2011.
Isro’in, L., Andarmoyo, S., Catatan Kuliah Kebutuhan
2012,.Personal Hygiene Konsep, dasar Manusia (KDM), Cetakan
Proses dan Aplikasi dalam Kedua. Yogyakarta: Nuha
Praktik Keperawatan, Graha Medika
Ilmu, Yogyakarta.
Tarwoto dan Wartonah.,2010.
Maryam, S., Ekasari M, Rosidawati, Kebutuhan Dasar Manusia dan
Jubaedi A., Batubara J.,2010. Proses Keperawatan, Edisi 4,
Mengenal Usia Lanjut dan Salemba Medika, Jakarta.
Perawatannya, Salemba
Medika, Jakarta.

Mubarak, W.I dan Cahyani, N., 2011.


Kebutuhan Dasar Manusia,
EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai