Anda di halaman 1dari 29

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

SISTEM IMUN

Oleh

Sri Fatmawati Suleman

Nikolas Usman Pakaya

POLITEKNIK KESEHATAN

KEMENKES GORONTALO

TAHUN AJARA 2021-2022

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tubuh manusia tidak mungkin terhindar dari lingkungan yang mengandung mikroba
pathogen disekelilingnya. Mikroba tersebut dapat menimbulkan penyakit infeksi pada
manusia. Mikroba patogen yang ada bersifat poligenik dan kompleks. Oleh karena itu respon
imun tubuh manusia terhadap berbagai macam mikroba patogen juga berbeda. Umumnya
gambaran biologic spesifik mikroba menentukan mekanisme imun mana yang berperan untuk
proteksi. Begitu juga respon imun terhadap bakteri khususnya bakteri ekstraseluler atau
bakteri intraseluler mempunyai karakteriskik tertentu pula.

Tubuh manusia akan selalu terancam oleh paparan bakteri, virus, parasit, radiasi matahari,
dan polusi. Stress emosional atau fisiologis dari kejadian ini adalah tantangan lain untuk
mempertahankan tubuh yang sehat. Biasanya kita dilindungi oleh system pertahanan tubuh,
sistem kekebalan tubuh, terutama makrofag, dan cukup lengkap kebutuhan gizi untuk
menjaga kesehatan. Kelebihan tantangan negattif, bagaimanapun, dapat menekan system
pertahanan tubuh, system kekebalan tubuh, dan mengakibatkan berbagai penyakit fatal.

Respon imun yang alamiah terutama melalui fagositosis oleh neutrofil, monosit serta
makrofag jaringan. Lipopolisakarida dalam dinding bakteri Gram negative dapat mangativasi
komplemen jalur alternative tanpa adanya antibody. Kerusakan jaringan yang terjaddi ini
adalah akibat efek samping dari mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeliminasi bakteri.
Sitokin juga merangsang demam dan sintesis protein.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan sistem kekebalan tubuh? Dan bagaimana system imun
dibentuk saat bayi baru lahir?
2. Apa sajakah fungi imun ?
3. Apa saja jenis-jenis kekebalan tubuh pada manusia?
4. Apa saja gangguan yang dapat terjadi pada sistem kekebalan tubuh?
5. Apa saja yang dapat dilakukan untuk mempertahankan sistem kekebalan tubuh pada
bayi yang baru lahir?
6. Bagaimana rumusan asuhan keperawatan yang dapat diangkat pada gangguan system
kekebalan tubuh terutama pada bayi yang baru lahir?

5
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian sistem imun/kekebalan tubuh Dan bagaimana system imun
dibentuk saat bayi baru lahir.
2. Mengetahui fungsi sistem imun
3. Memahami jenis-jenis kekebalan tubuh pada manusia.
4. Mengetahui gangguan apa saja yang dapat mengenai system kekebalan tubuh.
5. Untuk mengetuhui upaya apa yang dapat dilakukan untuk memprtahankan system imun
bayi yang bru lahir
6. Mengetahui bagaimana rumusan asuhan keperawatan yang dapat diangkat pada
gangguan system kekebalan tubuh terutama pada bayi yang baru lahir

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. SISTEM IMUN
A. PENGERTIAN

Sistem kekebalan tubuh atau sistem imun adalah sistem perlindungan dari
pengaruh luar biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu
organisme sehingga tidak mudah terkena penyakit. Jika sistem imun bekerja dengan
benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta
menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Sebaliknya, jika sistem
imun melemah, maka kemampuannya untuk melindungi tubuh juga berkurang,
sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus penyebab demam dan flu,dapat
berkembang dalam tubuh. Sistem imun juga memberikan pengawasan terhadap
pertumbuhan sel tumor. Terhambatnya mekanisme kerja sistem imun telah dilaporkan
dapat meningkatkan resiko terkena beberapa jenis kanker.

a) Sistem Imunitas Pasca Uterin


Setelah persalinan, air susu bersifat protektif terhadap sebagian infeksi,
meskipun proteksi ini mulai menurun pada usia 2 bulan. Perubahan system imun bayi
baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap
infeksi dan alergi.
Infeksi neonatus, khususnya pada tahap-tahap awal mungkin sulit di diagnosis
karena neonatus sering tidak memperlihatkan tanda-tanda klasik penyakit. Jika janin
terinfeksi in utero, mungkin terjadi depresi dan asidosis saat lahir tanpa sebab yang
jelas. Neonatus mungkin tidak mau makan, muntah, atau mengalami distensi
abdomen. Dapat terjadi insufisiensi pernapasan, yang mungkin memberikan gambaran
serupa dengan sindrom distrest pernapasan idiopatik. Bayi tersebut mungkin idiopatik
dan mudah terangsang. (Cunningham, 2013)
Infeksi yang diperoleh di rumah sakit berbahaya bagi neonatus kurang bulan
dan orang yang merawat mereka adalah sumber utama infeksi. Sistem ventilasi dan
kateter vena dan arteri umbilikalis dapat menyebabkan infeksi yang mengancam
nyawa. Bayi dengan berat badan lahir rendah yang bertahan hidup selama beberapa
hari pertama tetap berisiko tinggi meninggal akibat infeksi yang berjangkit di ruang
perawatan intensif. (Cunningham, 2013)

7
Infeksi ascendens, yang disebabkan oleh bakteri misalnya, Escherichia coli,
Streptococcus B, adalah penyebab tersering mortalitas perinatal akibat infeksi.
(Cunningham, 2013)

Perubahan Sistem Imunitas

a. Imunitas Alami
Sel-sel tubuh memberikan fungsi imunitas yang terdapat pada saat lahir guna
membantu bayi baru lahir membunuh mikroorganisme asing. Tiga sel yang berfungsi
dalam fagositosis (menelan dan membunuh) mikroorganisme yang menyerang tubuh
ketiga sel darah ini adalah:
1) Neutrofil polimorfonuklear
2) Monosit
3) Makrofag

Sedangkan sel-sel lain yang disebut sel pembunuh alami (natural killer).
Akhirnya neutrofil polimorfonuklear akan menjadi fagosit primer dalam pertahanan
penjamu (host), tetapi pada neonatus neutrofil polimorfonuklear ini mengalami
gangguan baik pada kemampuan untuk bergerak pada arah yang benar dan dalam
kemampuannya untuk melekat pada tempat-tempat peradangan. Kerkurangan fungsi
ini menyebabkan suatu kelemahan utama system imunitas neonatus yang tidak
mempunyai kemampuan mencari dan membatasi lokasi infeksi.

b. Imunitas Didapat
Neonatus dilahirkan dengan imunitas pasif terhadap virus yang berasal dari
ibunya, janin mendapatkan imunitas ini melalui berbagai IgG yang melintas melalui
transplasenta. Neonatus tidak memiliki imunitas pasif terhadap penyakit.
Oleh karena itu, pencegahan terhadap infeksi mikroba seperti praktik
persalinan yang aman dan menyusui ASI dini serta deteksi dini terhadap peyakit
infeksi perlu dilakukan.

8
Fungsi Perbedaan selama masa bayi Implikasi

Imunitas non spesifik Fagosit tidak dapat bermigrasi Respon terhadap infeksi lambat
ke spesifik tempat infeksi
walaupun aktivitas
bakterisidalnya normal

Produksi sitokin Produksi sitokin lebih rendah, Respon populasi sel lain yang bergantung
oleh sel T pada sitokin tersebut oleh sel T
terganggu, misalnya sel natural killer.

Sel natural killer (NK) Belum terbentuk secara Respon terhadap infeksi virus tidak ada
sempurna. ini disebabkan
produksi sitokin imatur efisien.
dari sel T dan monosit.

System komplemen Berkembang secara progresif Fagositosis tidak efisien


selama tahun pertama
kehidupan

Imunitas spesifik (sel Perkembangan pada usia Sel S dan sel T yang relative naïf tersebut
kehamilan awal. mengindikasikan respon imun terhadap
B dan sel T)
infeksi bakteri atau virus relatif inefisial
Sel T dan sel B pertama kali
pada bayi baru lahir,khususnya bayi
muncul pada organ-organ
premature
berikut :

- sumsum tulang (8-10 minggu)

- Timus (8 minggu)

- Limpa (8 minggu)

- Nodus limfoid (11 minggu)

- Appendiks (11 minggu)

- Tonsil (14 minggu)


Stimulasi antigen berulang menyebabkan
Respon imun spesifik muncul
mutasi yang sempurna imunitas spesifik
sekitar 12 minggu. Akan tetapi
selama tahun tahun pertama kehidupan.
sel B dan sel T masih bersifat
naïf. Sub grup IgG tidak
diproduksi sampai tahun ke- 2
kehidupan.

Produksi isotife Ketidak mampuan untuk merespon


imunoglobulin masih belum bakteri berkapsul polisakarida,seperti

9
Produksi sempurna. meningokokus dan pnemulukus
imunoglobuli sampai usia 2 tahun
Kadar IgM,IgA,dan IgE
n serum masih rendah

Ketidak mampuan untuk merespon


vaksin polisakarida.
IgG terutama dari ibu
IgG melawan infeksi Memberikan proteksi terhadap infeksi
organism melawan plasenta. yang pernah di paparkan kepada
ibu,atau yang pernah di berikan
Proteksi imunisasi kepadaa ibu misalnya
antibodi ibu campak dan penyakiy meningokokus.
dari plasenta
Dapat berinteferensi dengan vaksin
seperti MMR.
Efek proeksi terhadap penyakit lain
tidak ada atau sangat kecil.
Proteksi ibu Terutama IgA Memberikan proteksi tambahan
dari ASI terhadap mikroba usus,kurang efektif
terhadap infeksi pernapasan

B. FUNGSI SISTEM KEKEBALAN TUBUH

1. Melindungi tubuh dari serangan benda asing atau bibit penyakit yang masuk ke
dalam tubuh.
2. Menghilangkan jaringan sel yang mati atau rusak (debris cell) untuk perbaikan
jaringan.
3. Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal.
4. Menjaga keseimbangan homeostatis dalam tubuh.

C.  PENGGOLONGAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH

1) Berdasarkan Cara Mempertahankan Diri dari Penyakit


2) Sistem Pertahanan Tubuh Non Spesifik
Sistem Pertahanan Tubuh Non Spesifik merupakan pertahanan tubuh yang
tidak membedakan mikrobia patogen satu dengan yang lainnya. Ciri-cirinya :
a) Tidak selektif

10
b) Tidak mampu mengingat infeksi yang terjadi sebelumnya
c) Eksposur menyebabkan respon maksimal segera
d) Memiliki komponen yang mampu menangkal benda untuk masuk ke dalam tubuh

Sistem pertahanan ini diperoleh melalui beberapa cara, yaitu :


1. Pertahanan yang Terdapat di Permukaan Tubuh
a. Pertahanan Fisik

Pertahanan secara fisik dilakukan oleh lapisan terluar tubuh, yaitu kulit
dan membran mukosa, yang berfungsi menghalangi jalan masuknya patogen
ke dalam tubuh. Lapisan terluar kulit terdiri atas sel-sel epitel yang tersusun
rapat sehingga sulit ditembus oleh patogen. Lapisan terluar kulit mengandung
keratin dan sedikit air sehingga dapat menghambat pertumbuhan mikrobia.
Sedangkan membran mukosa yang terdapat pada saluran pencernaan, saluran
pernapasan, dan saluran kelamin berfungsi menghalangi masuknya patogen ke
dalam tubuh.

b. Pertahanan Mekanis

Pertahanan secara mekanis dilakukan oleh rambut hidung dan silia


pada trakea. Rambut hidung berfungsi menyaring udara yang dihirup dari
berbagai partikel berbahaya dan mikrobia. Sedangkan silia berfungsi menyapu
partikel berbahaya yang terperangkap dalam lendir untuk kemudian
dikeluarkan dari dalam tubuh.

c.   Pertahanan Kimiawi

Pertahanan secara kimiawi dilakukan oleh sekret yang dihasilkan oleh


kulit dan membran mukosa. Sekret tersebut mengandung zat-zat kimia yang
dapat menghambat pertumbuhan mikrobia. Contoh dari sekret tersebut adalah
minyak dan keringat. Minyak dan keringat memberikan suasana asam (pH 3-
5) sehingga dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme di kulit.
Sedangkan air liur (saliva), air mata, dan sekresi mukosa (mukus)
mengandung enzim lisozim yang dapat membunuh bakteri dengan cara
menghidrolisis dinding sel bakteri hingga pecah sehingga bakteri mati.

d.  Pertahanan Biologis

11
Pertahanan secara biologi dilakukan oleh populasi bakteri tidak
berbahaya yang hidup di kulit dan membran mukosa. Bakteri tersebut
melindungi tubuh dengan cara berkompetisi dengan bakteri patogen dalam
memperoleh nutrisi.

2. Respons Peradangan (Inflamasi)

Inflamasi merupakan respons tubuh terhadap kerusakan jaringan,


misalnya akibat tergores atau benturan keras. Proses inflamasi merupakan
kumpulan dari empat gejala sekaligus,
yakni dolor (nyeri) , rubor (kemerahan) , calor(panas), dan tumor (bengkak).
Inflamasi berfungsi mencegah penyebaran infeksi dan mempercepat
penyembuhan luka. Reaksi inflamasi juga berfungsi sebagai sinyal bahaya dan
sebagai perintah agar sel darah putih (neutrofil dan monosit) melakukan
fagositosis terhadap mikrobia yang menginfeksi tubuh. Mekanisme inflamasi
dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Adanya kerusakan jaringan sebagai akibat dari luka,sehingga mengakibatkan


patogen mampu melewati pertahanan tubuh dan menginfeksi sel-sel tubuh.
b. Jaringan yang terinfeksi akan merangsang mastosit untuk mengekskresikan
histamin dan prostaglandin.
c. Terjadi pelebaran pembuluh darah yang meningkatkan kecepatan aliran darah
sehingga permeabilitas pembuluh darah meningkat.
d. Terjadi perpindahan sel-sel fagosit (neutrofil dan monosit) menuju jaringan
yang terinfeksi.
e. Sel-sel fagosit memakan patogen.

3. Fagositosis

Fagositosis adalah mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh sel-sel


fagosit dengan cara mencerna mikrobia/partikel asing. Sel fagosit terdiri dari dua
jenis, yaitu fagosit mononuklear dan fagosit polimorfonuklear. Contoh fagosit
mononuklear adalah monosit (di dalam darah) dan jika bermigrasi ke jaringan
akan berperan sebagai makrofag. Contoh fagosit polimorfonuklear adalah
granulosit, yaitu neutrofil, eosinofil, basofil, dan cell mast(mastosit). Sel-sel

12
fagosit akan bekerja sama setelah memperoleh sinyal kimiawi dari jaringan yang
terinfeksi patogen. Berikut ini adalah proses fagositosis :

a. Pengenalan (recognition), mikrobia atau partikel asing terdeteksi oleh sel-sel


fagosit.
b. Pergerakan (chemotaxis), pergerakan sel fagosit menuju patogen yang telah
terdeteksi. Pergerakan sel fagosit dipacu oleh zat yang dihasilkan oleh
patogen.
c. Perlekatan (adhesion), partikel melekat dengan reseptor pada membran sel
fagosit.
d. Penelanan (ingestion), membran sel fagosit menyelubungi seluruh permukaan
patogen dan menelannya ke dalam sitoplasma yang terletak dalam fagosom.
e. Pencernaan (digestion), lisosom yang berisi enzim-enzim bergabung dengan
fagosom membentuk fagolisosom dan mencerna seluruh permukaan patogen
hingga hancur. Setelah infeksi hilang, sel fagosit akan mati bersama dengan sel
tubuh dan patogen. Hal ini ditandai dengan terbentuknya nanah.
f. Pengeluaran (releasing), produk sisa patogen yang tidak dicerna akan
dikeluarkan oleh sel fagosit.
4. Protein Antimikrobia

Protein yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh non spesifik adalah
protein komplemen dan interferon. Protein komplemen membunuh patogen dengan
cara membentuk lubang pada dinding sel dan membran plasma bakteri tersebut.
Hal ini menyebabkan ion Ca2+ keluar dari sel, sementara cairan dan garam-garam
dari luar bakteri akan masuk ke dalamnya dan menyebabkan hancurnya sel bakteri
tersebut.

Interferon dihasilkan oleh sel yang terinfeksi virus. Interferon dihasilkan


saat virus memasuki tubuh melalui kulit dan selaput lendir. Selanjutnya, interferon
akan berikatan dengan sel yang tidak terinfeksi. Sel yang berikatan ini kemudian
membentuk zat yang mampu mencegah replikasi virus sehingga serangan virus
dapat dicegah.

3) Sistem Pertahanan Tubuh Spesifik

13
Sistem Pertahanan Tubuh Spesifik merupakan pertahanan tubuh terhadap
patogen tertentu yang masuk ke dalam tubuh. Sistem ini bekerja apabila patogen telah
berhasil melewati sistem pertahanan tubuh non spesifik. Ciri-cirinya :

a) Bersifat selektif
b) Tidak memiliki reaksi yang sama terhadap semua jenis benda asing
c) Mampu mengingat infeksi yang terjadi sebelumnya
d) Melibatkan pembentukan sel-sel tertentu dan zat kimia (antibodi)
e) Perlambatan waktu antara eksposur dan respons maksimal

a). Sistem pertahanan tubuh spesifik terdiri atas beberapa komponen, yaitu:

1. Limfosit B (Sel B)

Proses pembentukan dan pematangan sel B terjadi di sumsum tulang. Sel


B berperan dalam pembentukan kekebalan humoral dengan membentuk antibodi.
Sel B dapat dibedakan menjadi :

 Sel B plasma, berfungsi membentuk antibodi.


 Sel B pengingant, berfungsi mengingat antigen yang pernah masuk ke dalam
tubuh serta menstimulasi pembentukan sel B plasma jika terjadi infeksi kedua.
 Sel B pembelah, berfungsi membentuk sel B plasma dan sel B pengingat.

b)  Limfosit T (Sel T)

Proses pembentukan sel T terjadi di sumsum tulang, sedangkan proses


pematangannya terjadi di kelenjar timus. Sel T berperan dalam pembentukan
kekebalan seluler, yaitu dengan cara menyerang sel penghasil antigen secara
langsung. Sel T juga membantu produksi antibodi oleh sel B plasma.

Sel T dapat dibedakan menjadi :

 Sel T pembunuh, berfungsi menyerang patogen yang masuk dalam tubuh, sel
tubuh yang terinfeksi, dan sel kanker secara langsung.
 Sel T pembantu, berfungsi menstimulasi pembentukan sel B plasma dan sel T
lainya serta mengaktivasi makrofag untuk melakukan fagositosis.

14
 Sel T supresor, berfungsi menurunkan dan menghentikan respons imun dengan
cara menurunkan produksi antibodi dan mengurangi aktivitas sel T pembunuh.
Sel T supresor akan bekerja setelah infeksi berhasil ditangani.
4) Antibodi (Immunoglobulin/Ig)

Antibodiakan dibentuk saat ada antigen yang masuk ke dalam tubuh. Antigen
adalah senyawa protein yang ada pada patogen sel asing atau sel kanker. Antibodi
disebut juga immunoglobulin atau serum protein globulin, karena berfungsi untuk
melindungi tubuh melalui proses kekebalan (immune). Antibodi merupakan senyawa
protein yang berfungsi melawan antigen dengan cara mengikatnya, untuk selanjutnya
ditangkap dan dihancurkan oleh makrofag. Suatu antibodi bekerja secara spesifik
untuk antigen tertentu. Karena jenis antigen pada setiap kuman penyakit bersifat
spesifik, maka diperlukan antibodi yang berbeda untuk jenis kuman yang berbeda.
Oleh karena itu, diperlukan berbagai jenis antibodi untuk melindungi tubuh dari
berbagai kuman penyakit.

Dari penjelasan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa sistem kekebalan


tubuh berdasarkan cara mempertahankan diri dari penyakit terdiri atas beberapa
lapis seperti terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel Beberapa Lapis Pertahanan Tubuh terhadap Penyakit :

Pertahanan Tubuh
Pertahanan Tubuh Non Spesifik
Spesifik

Pertahanan Pertama Pertahanan Kedua Pertahanan Ketiga

1. Kulit 1. Inflamasi 1. Limfosit


2. Membran mukosa 2. Sel-sel fagosit
3. Rambut hidung dan silia 3. Proteinantimikrobi 2.  Antibodi
pada trakea a
4. Cairan sekresi dari kulit
danmembran mukosa

Berdasarkan Mekanisme Kerja:

1. Kekebalan Humoral

15
Kekebalan humoral melibatkan aktivitas sel B dan antibodi yang beredar
dalam cairan darah dan limfe. Ketika antigen masuk ke dalam tubuh untuk pertama
kali, sel B pembelah akan membentuk sel B pengingat dan sel B plasma. Sel B
plasma akan menghasilkan antibodi yang mengikat antigen sehingga makrofag
akan mudah menangkap dan menghancurkan patogen. Setelah infeksi berakhir, sel
B pengingat akan tetap hidup dalam waktu lama. Serangkaian respons ini disebut
respons kekebalan primer.

Apabila antigen yang sama masuk kembali dalam tubuh, sel B pengingat
akan mengenalinya dan menstimulasi pembentukan sel  Bplasma yang akan
memproduksi antibodi. Respons tersebut dinamakan respons kekebalan sekunder.

Respons kekebalan sekunder terjadi lebih cepat dan konsentrasi antibodi


yang dihasilkan lebih besar daripada respons kekebalan primer. Hal ini disebabkan
adanya memori imunologi, yaitu kemampuan sistem imun untuk mengenali antigen
yang pernah masuk ke dalam tubuh.

2. Kekebalan Seluler

Kekebalan seluler melibatkan sel T yang bertugas menyerang sel asing atau


jaringan tubuh yang terifeksi secara langsung. Ketika sel T pembunuh terkena
antigen pada permukaan sel asing, sel T pembunuh akan menyerang dan
menghancurkan sel tersebut dengan cara merusak membran sel asing. Apabila
infeksi berhasil ditangani, sel T supresor akan mengehentikan respons kekebalan
dengan cara menghambat aktivitas sel T pembunuh dan membatasi produksi
antibodi.

Berdasarkan Cara Memperolehnya

1) Kekebalan Aktif

Kekebalan aktif merupakan kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri.
Kekebalan aktif dapat diperoleh secara alami maupun buatan.

a) Kekebalan Aktif Alami

16
Kekebalan aktif alami diperoleh seseorang setelah mengalami sakit akibat
infeksi suatu kuman penyakit. Setelah sembuh, orang tersebut akan menjadi
kebal terhadap penyakit itu. Misalnya, seseorang yang pernah sakit campak
tidak akan terkena penyakit tersebut untuk kedua kalinya.

b) Kekebalan Aktif Buatan

Kekebalan aktif buatan diperoleh melalui vaksinasi atau imunisasi.


Vaksinasi adalah proses pemberian vaksin ke dalam tubuh. Vaksin merupakan
siapan antigen yang dierikan secara oral (melalui mulut) atau melalui suntikan
untuk merangsang mekanisme pertahanan tubuh terhadap patogen. Vaksin
dapat berupa suspensi mikroorganisme yang telah dilemahkan atau dimatikan.
Vaksin juga dapat berupa toksoid atau ekstrak antigen dari suatu patogen yang
telah dilemahkan. Vaksin yang dimasukkan ke dalam tubuh akan menstimulasi
pembentukan antibodi untuk melawan antigen sehingga tubuh menjadi kebal
terhadap penyakit yang menyerangnya.

Kekebalan karena vaksinasi biasanya memiliki jangka waktu tertentu,


sehingga permberian vaksin harus diulang lagi setelah beberapa lama. Hal ini
dilakukan karena jumlah antibodi dalam tubuh semakin berkurang sehingga
imunitas tubuh juga menurun. Beberapa jenis penyakit yang dapat dicegah
dengan vaksinasi antara lain cacar, tuberkulosis, dipteri, hepatitis B, pertusis,
tetanus, polio, tifus, campak, dan demam kuning. Vaksin untuk penyakit
tersebut biasanya diproduksi dalam skala besar sehingga harganya dapat
terjangkau oleh masyarakat.

Secara garis besar, vaksin dikelompokkan menjadi 4 jenis yaitu

1. Vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG), polio jenis sabin, dan campak.


Vaksin ini terbuat dari mikroorganisme yang telah dilemahkan.
2. Vaksin pertusis dan polio jenis salk. Vaksin ini berasal dari mikroorganisme
yang telah dimatikan.
3. Vaksin tetanus toksoid dan difteri. Vaksin ini berasal dari toksin (racun)
mikrooganisme yang telah dilemahkan/diencerkan konsentrasinya.
4. Vaksin hepatitis B. Vaksin ini terbuat dari protein mikroorganisme.

17
2) Kekebalan Pasif

Kekebalan pasif merupakan kebalikan dari kekebalan aktif. Kekebalan pasif


diperoleh setelah menerima antibodi dari luar tubuh, baik secara alami maupun
buatan.

a) Kekebalan Pasif Alami

Kekebalan pasif alami dapat ditemukan pada bayi setelah menerima antibodi
dari ibunya melalui plasenta saat masih berada di dalam kandungan. Kekebalan
ini juga dapat diperoleh dengan pemberian ASI pertama (kolostrum) yang
mengandung banyak antibodi

b) Kekebalan Pasif Buatan

Kekebalan pasif buatan diperoleh dengan cara menyuntikkan antibodi


yang diekstrak dari suatu individu ke tubuh orang lain sebagai serum. Kekebalan
ini berlangsung singkat, tetapi mampu menyembuhkan dengan cepat. Contohnya
adalah pemberian serum antibisa ular kepada orang yang dipatuk ular berbisa.

D. GANGGUAN PADA SISTEM KEKEBALAN TUBUH

1. Alergi

Alergi atau hipersensivitas adalah respons imun yang berlebihan terhadap


senyawa yang masuk ke dalam tubuh. Senyawa tersebut dinamakan alergen. Alergen
dapat berupa debu, serbuk sari, gigitan serangga, rambut kucing, dan jenis makanan
tertentu, misalnya udang.

Proses terjadinya alergi diawali dengan masuknya alergen ke dalam tubuh


yang kemudian merangsang sel B plasma untuk menyekresikan antibod IgE. Alergen
yang pertama kali masuk ke dalam tubuh tidak akan menimbulkan alergi, namun IgE
yang terbentuk akan berikatan dengan mastosit. Akibatnya, ketika alergen masuk ke
dalam tubuh untuk kedua kalinya, alergen akan terikat pada IgE yang telah berikatan
dengan mastosit. Mastosit kemudian melepaskan histamin yang berperan dalam
proses inflamasi. Respons inflamasi ini mengakibatkan timbulnya gejala alergi seperti

18
bersin, kulit terasa gatal, mata berair, hidung berlendir, dan kesulitan bernapas. Gejala
alergi dapat dihentikan dengan pemberian antihistamin.

2. Autoimunitas

Autoimunitas merupakan gangguan pada sistem kekebalan tubuh saat antibodi


yang diproduksi justru menyerang sel-sel tubuh sendiri karena tidak mampu
membedakan sel tubuh sendiri dengan sel asing. Autoimunitas dapat disebabkan oleh
gagalnya proses pematangan sel T di kelenjar timus. Autoimunitas menyebabkan
beberapa kelainan, yaitu :

a. Diabetes mellitus

Diabetes mellitus disebabkan oleh antibodi yang menyerang sel-sel beta di


pankreas yang berfungsi menghasilkan hormon insulin. Hal ini mengakibatkan tubuh
kekurangan hormon insulin sehingga kadar gula darah meningkat.

b. Myasthenia gravis

Myasthenia gravis disebabkan oleh antibodi yang menyerang otot lurik


sehingga otot lurik mengalami kerusakan.

c. Addison’s disease

Addison’s disease disebabkan oleh antibodi yang menyerang kelenjar


adrenal. Hal ini mengakibatkan berat badan menurun, kadargula darah menurun,
mudah lelah, dan pigmentasi kulit meningkat.

d. Lupus

Lupus disebabkan oleh antibodi yang menyerang tubuh sendiri. Pada


penderita lupus, antibodi menyerang tubuh dengan dua cara, yaitu :

 Antibodi menyerang jaringan tubuh secara langsung. Misalnya, antibodi yang


menyerang sel darah merah sehingga menyebabkan anemia.
 Antibodi bergabung dengan antigen sehingga membentuk ikatan yang
dianamakan kompleks imun. Dalam kondisi normal, sel asing yang antigennya
telah diikat oleh antibodi selanjutnya akan ditangkap dan dihancurkan oleh sel-sel
fagosit. Namun, pada penderita lupus, sel-sel asing ini tidak dapat dihancurkan

19
oleh sel-sel fagosit dengan baik. Jumlah sel fagosit justru akan semakin
bertambah sambil mengeluarkan senyawa yang menimbulkan inflamasi. Proses
inflamasi ini akan menimbulkan berbagai gejala penyakit lupus. Jika terjadi
dalam jangka panjang, fungsi organ tubuh akan terganggu.

3. Radang sendi (artritis reumatoid)

Radang sendi merupakan penyakit autoimunitas yang menyebabkan


peradangan dalam waktu lama pada sendi. Penyakit ini biasanya mengenai banyak
sendi dan ditandai dengan radang pada membransinovial dan struktur sendi, atrofi
otot, serta penipisan tulang.

4. AIDS

AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan


berbagai penyakit yang disebabkan oleh melemahnya sistem kekebalan tubuh.
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang
menyerang sel T pembantu yang berfungsi menstimulasi pembentukan sel B plasma
dan jenis sel T lainnya. Hal ini mengakibatkan berkurangnya kemampuan tubuh
dalam melawan berbagai kuman penyakit.

Sel T pembantu menjadi target utama HIV karena pada permukaan sel tersebut
terdapat molekul CD4 sebagai reseptor. Infeksi dimulai ketika molekul glikoprotein
pada permukaan HIV menempel ke reseptor CD4 pada permukaan sel T pembantu.
Selanjutnya, HIV masuk ke dalam sel T pembantu secara endositosis dan mulai
memperbanyak diri. Kemudian, virus-virus baru keluar dari sel T yang terinfeksi
secara eksositosis atau melisiskan sel.

Jumlah sel T pada orang normal sekitar 1.000 sel/mm 3 darah, sedangkan pada
penderita AIDS, jumlah sel T-nya hanya sekitar 200 sel/mm 3. Kondisi ini
menyebabkan penderita AIDS mudah terserang berbagai penyakit seperti TBC,
meningitis, kanker darah, dan melemahnya ingatan.

Penderita HIV positif umumnya masih dapat hidup dengan normal dantampak
sehat,tetapi dapat menularkan virus HIV.Penderita AIDS adalah penderitaHIV positif
yang telah menunjukkan gejala penyakit AIDS. Waktu yang dibutuhkan seorang
penderita HIV positif untuk menjadi penderita AIDS relatif lama,yaitu antara 5-10

20
tahun.Bahkan ada penderita HIV positif yang seumur hidupnya tidak menjadi
penderita AIDS.Hal tersebut dikarenakan virus HIV didalam tubuh membutuhkan
waktu untuk menghancurkan sistem kekebalan tubuh penderita. Ketika sistem
kekebalan tubuh sudah hancur, penderita HIV positif akan menunjukkan gejala
penyakit AIDS. Penderita yang telah mengalami gejala AIDS atau penderita AIDS
umumnya hanya mampu bertahan hidup selama dua tahun.

Gejala-gejala penyakit AIDS yaitu :

a. Gangguan pada sistem saraf


b. Penurunan libido
c. Sakit kepala
d. Demam
e. Berkeringat pada malam hari selama berbulan-bulan
f.Diare
g. Terdapat bintik-bintik berwarna hitam atau keunguan pada sekujur tubuh
h. Terdapat banyak bekas luka yang belum sembuh total
i.Terjadi penurunan berat badan secara drastis

Cara penularan virus HIV/AIDS :

a. Hubungan seks dengan penderita HIV/AIDS


b. Pemakaian jarum suntik bersama-sama dengan penderita
c. Transfusi darah yang terinfeksi HIV/AIDS
d. Bayi yang minum ASI penderita HIV/AIDS atau dilahirkan dari seorang ibu
penderita HIV/AIDS

Cara mencegah penularan HIV/AIDS :

a. Menghindari hubungan seks di luar nikah


b. Memakai jarum suntik yang steril
c. Menghindari kontak langsung dengan penderita HIV/AIDS yang terluka
d. Menerima transfusi darah yang tidak terinfeksi HIV/AIDS

21
E.  CARA MEMPERTAHANKAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH TERUTAMA
PADA BAYI YANG BARU LAHIR

1) Nutrisi yang mencukupi dan seimbang


Pemberian nutrisi secara mencukupi pada bayi harus sudah dimulai
sejak dalam kandungan, yaitu dengan pemberian nutrisi yang cukup memadai
pada ibu hamil. Setelah lahir harus diupayakan pemberian ASI secara eksklusif
(sejak lahir – 6 bulan) dengan tidak memberikan makanan atau cairan tambahan
lain. Berikan ASI sesuai keinginan bayi paling sedikit 8x/hari. Pada hari-hari
pertama setelah kelahiran apabila bayi diberikan menyusu sesuai keinginannya
dan tidak diberikan cairan lain maka akan dihasilkan secara bertahap 10-100
ml ASI/hari. Produksi ASI akan optimal setelah hari ke 10-14. Setelah 6 bulan
pertama produksi ASI akan menurun sehingga diperlukan makanan pendamping
ASI (Kemenkes, 2010).

2) Perawatan kesehatan dasar (imunisasi)

Bayi sangat perlu diberikan imunisasi dasar lengkap agar terlindung dari
penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi diantaranya :

a. Imuniasasi Hepatitis B, umur pemberiannya 0-7 hari dengan dosis 0,5 ml


b. Imunisasi BCG, umur pemberiannya 0-11 bulan dengan dosis 0,05 ml
c. Imunisasi polio,umur pemberiannya 0-11 bulan dengan dosis 2 tetes
d. Imunisasi DPT, umur pemberiannya 2-11 bulan dengan dosis 0,5 tetes
e. Imunisasi campak, umur pemberiannya 9 bulan dengan dosis 0,5 ml
(Soedjatmiko, 2009).

3) Pakaian

pakaiannya tidak tergantung dengan waktu.Bayi perlu mendapatkan pakaian yang bersih
dan nyaman dipakai dan hendaknya pakaian tersebut terbuat dari bahan yang mudah
menyerap keringat (Nursalam, 2008).

4) Istirahat dan tidur

Pada minggu-minggu pertama kehidupan bayi dapat tertidur rata-rata selama 16 jam sehari.
Pada umumnya bayi mengenal malam setelah usia 3 bulan. Jaga kehangatan bayi dengan
suhu kamar yang hangat dan selimuti bayi (Suririnah, 2009).

5) Hygiene diri dan lingkungan

a) Menjaga kebersihan kulit

22
Memandikan bayi sebaiknya ditunda sampai 6 jam kelahiran. Hal ini
dimaksudkan agar bayi tidak hipotermi selain itu juga meminimalkan resiko terjadinya
infeksi. Prinsip yang perlu diperhatikan pada saat memandikan bayi antara lain:

- Menjaga bayi agar tetap hangat

- Menjaga bayi agar tetap aman dan selamat

- Suhu air tidak boleh terlalu panas atau terlalu dingin

b) Defekasi (BAB)

Jumlah feses pada bayi baru lahir cukup bervarias pada minggu pertama. Feses
transisi (kecil-kecil berwarna coklat sampai hijau karena adanya mekonium) dalam 3 hari
pertama frekuensi defekasi sebaanyak 1x/hari. Untuk membersihkannya gunakan air
hangat dan sabun (Dwienda, 2014).

c) Berkemih (BAK)

Frekuensi berkemih pada bayi baru lahir adalah 6-10x/hari dengan warna urine
yang pucat. Umumnya bayi cukup bulan mengeluarkan urine 15-16 ml/kg/hari. Untuk
menjaga bayi tetap bersih, hangat dan kering maka setelah BAK harus segera diganti
popoknya (Dwienda, 2014).Seorang bayi baru lahir memiliki kebutuhan tersendiri seperti
pakaian berupa popok, kain bedong dan baju bayi. Bayi perlu banyak pakaian cadangan
karena bayi perlu mengganti

II. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM IMUN


`a. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan bayi baru lahir menurut wagiyo dan putrono, 2016 dilakukan secara
bertahap sebagai berikut :
1) Penilaian skor
Apgar Prosedur
1)Kaji warna kulit
2)Hitung frekuensi jantung
3)Kaji kemampuan refleks
4)Kaji tonus otot
5)Kaji kemampuan bernafas
6)Hitung total skor yang di dapat dari hasil pengkajian
7)Tentukan hasil penilaian ke dalam tiga kategori asfiksia, yaitu : Adaptasi baik
skor 7-10, asfiksia ringan-sedang skor 4-6, asfiksia berat skor 0-3. Penilaian
dapat dilakukan pada menit pertama dan menit ke lima setelah lahir.
2) Postur :
Inspeksi bayi baru lahir akan memperlihatkan posisi didalam Rahim selama beberapa
hari, tanyakan atau periksa status bayi dan pelajari riwayat persalinan. Tekanan saat

23
dalam Rahim pada anggota gerak atau bahu dapat menyebabkan ketidak simetrisan
wajah untuk sementara atau menimbulkan tahanan saat ekstremitas akstens
Inspeksi bayi baru lahir akan memperlihatkan posisi didalam Rahim selama
beberapa hari, tanyakan atau periksa status bayi dan pelajari riwayat persalinan.
Tekanan saat dalam Rahim pada anggota gerak atau bahu dapat menyebabkan ketidak
simetrisan wajah untuk sementara atau menimbulkan tahanan saat ekstremitas akstensi.
3) Tanda-tanda Vital
Suhu aksila 36,5-37 C, suhu stabil setelah 8-10 jam kelahiran, frekuensi
jantung 120-140 denyut/menit, bias tidak teratur untuk periode singkat, terutama setelah
menangis, pernafasan bayi baru lahir rata-rata 30-60 kali/menit dengan tekanan darah
78/42 mmHg pada waktu lahir, sistolik 60-80 mmHg dan diastolic 40-50mmHg,
setelah 10 hari, sistolik 95-100 mmHg dan diastolic sedikit meningkat. Tekanan darah
bayi baru lahir bervariasi seiring perubahan tingkat aktivitas ( terjaga, menangis atau
tidur.
4) Pengukuran Umum
Berat badan lahir 2500-4000gr, panjang badan dari kepala sampai tumit 48-52
cm, lingkar kepala diukur pada bagian yang terbesar yaitu oksipito-frontalis 33-35cm,
lingkar dada mengukur pada garis buah dada, sekitar 30-38 cm, lingkar abdomen
mengukur di bawah umbilikus, ukuran sama dengan lingkaran dada.
5) Integumen
Warna kulit biasanya merah muda, ikterik fisiologis dialami oleh 50% bayi
cukup bulan dan hiperpigmentasi pada areola,genetalia, dan linia nigra. Perubahan
warna normal seperti akrosianosis-sianosis tangan dan kaki dan kurtis marmorata-
motting sementara ketika bayi terpapar suhu rendah. Kondisi hari kedua sampai
ketiga, mengelupas, kering, tidak terdapat edema kulit, beberapa pembuluh darah terlihat
jelas di abdomen.
Vernik kaseosa, putih seperti keju, tidak berbau dengan jumlah dan tempat yang
bervariasi, lanugo di daerah bahu, telinga dan dahi dengan jumlah yang bervariasi,
turgor kulit dengan mencubit kulit baik saat kulit segera kembali ke keadaan semula
setelah cubitan dilepas. Indikator terbaik untuk dehidrasi adalah kehilangan berat badan
pada bayi baru lahir kehilangan 10% BB setelah lahir adalah normal.
6) Kepala
a) Ukur lingkar kepala
b) Lakukan penilaian hasil pengukuran, bandingkan dengan lingkar dada, jika
diameter kepala lebih besar 3 cm dari lingkar dada, bayi mengalami hidrosefalus
dan jika diameter kepala lebih kecil 3cm dari lingkar dada, bayi tersebut mengalami
mikrosefalus
c) Kaji jumlah dan warna adanya lanugo terutama di daerah bahu dan punggung
d) Kaji adanya moulage, yaitu tulang tengkorak yang saling menumpuk pada
saat lahir, apakah asimetri atau tidak

24
e) Kaji apakah adanya kaput suksedaneum, sefalhematoma
f) Kaji adanya perdarahan akibat pecahnya pembuluh vena yang menghubungkan
jaringan di luar sinus dalam tengkorak, batasnya tidak tegas sehingga
7) Wajah
Wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak asimetris hal ini
dikarenakan posisi bayi di intrauteri, perhatikan kelainan wajah yang khas seperti
sindromsown atau sindrom piere robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma
lahir seperti laserasi, paresi N. fasialis.
8) Mata
Goyangkanlah kepala bayi secara perelahan-lahan supaya mata terbuka, lakukan
inspeksi daerah mata, periksa jumlah, posisi atau letak mata, periksa adanya
strabismus yaitu koordinasi mata yang belum sempurna, periksa adanya glaukoma
kongenital, mulanya akan tampak sebagai pembesaran kemudian sebagai
kekeruhan pada kornea, katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna
putih.
Pupil harus tampak bulat, terkadang ditemukan bentuk seperti lubang kunci
(kolobama) yang dapat mengindikasi adanya defek retina, periksa adanya trauma seperti
palpebral, perdarahan konjungtiva atau retina, periksa adanya secret pada mata,
konjungtivitas oleh kuman gonokokus dapat menjadi panoftalmia dan menyebabkan
kebutaan dan apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi mengalami sindrom
down
9) Hidung
Kaji bentuk dan lebar hidungh, pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari
2,5 cm. Bayi harus bernapas denganhidung, jika melalui mulut harus diperhatikan
kemungkinan ada obstruksi jalan napas karena atresia koana bilateral,fraktur tulang
hidungh atau ensefalokel yang menonjol ke nasofaring. Periksa adanya secret yang
mukopurulen yang terkadang berdarah, hal ini kemungkinan adanya sifilis congenital
dan periksa adanya pernapasan cuping hidung, jika cuping hidung mengembang
menunjukkan adanya gangguan pernapasan.
10) Mulut
Lakukan inspeksi apakah ada kista yang ada pada mukosa mulut, perhatikan
mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris, ketidaksimetrisan bibir menunjukkan
adanya palsi wajah. Mulut yang kecil menunjukkan mikrognatia. Periksa adanya bibir
sumbing, adanya gigi atau ranula (Kista lunak yang berasal dari dasar mulut), periksa
keutuhan llangitlangit, terutama pada persambungan antara palatum yang biasanya
terjadi akibat Epistein’s pearl atau gigi dan periksa lidah apakah membesar atau sering
bergerak. Bayi dengan edema otak atau tekanan intraknial meninggi seringkali
lidahnya keluar masuk (tanda foote).
11) Telinga
Periksa dan pastikan jumlah, bentuk, dan posisinya. Pada bayi cukup bulan,
tulang rawan sudah matang. Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan

25
yang jelas dibagian atas. Perhatikan letak daun telinga. Daun telingan yang letaknya
rendah (low set ears) terdapat pada bayi yang mengalami sindrom tertentu (Pierre –
Robin). Perhatikan adanya kulit tambahan hal ini dapat berhubungan dengan
abnormalitas ginjal.
12) Leher
Ukuran leher normalnya pendek dengan banyak lipatan tebal. Leher berselaput
berhubungan dengan abnormalitas kromosom, periksa kesimetrisannya. Pergerakannya
harus baik. Jika terdapat keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang
leher. Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pada
fleksus brakhialis. Lakukan perabaan untuk mengindentifikasi adanya pembengkakan.
Periksa adanya pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis. Adanya lipatan kulit
yang berlebihan di bagian belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan trisomy 21.
13) Dada, Paru, dan Jantung
Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas, apabila tidak simetris
kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis, diafragma atau hernia
diafragmatika. Pernapdibagian atas. Perhatikan letak daun telinga. Daun telingan yang
letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi yang mengalami sindrom tertentu
(Pierre – Robin). Perhatikan adanya kulit tambahan hal ini dapat berhubungan dengan
abnormalitas ginjal.
14) Abdomen
Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan dada
saat bernapas, kaji adanya pembengkakan, lakukan pemeriksaan pada tali
pusat bertujuan untuk menilain ada tidaknya kelainan pada tali pusat seperti, ada
tidaknya vena dan arteri, tali simpul pada tali pusat dan lain-lain. Jika perut
sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika dan abdomen yang
membuncit kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor lainnya.

Pemeriksaan laboratorium dan diagnostiluntuk system imun :


1.Pemeriksaan darahrutin, feses, urin,sertakimiadarah
2. Pemeriksaansediaan apus basahsepertipemeriksaanterhadaphiva (dengan KOH
10%) dan trikomonas (NaCl 0,9%)
3. Pemeriksaan secret/bahan-bahandarikulitdenganpewarnaankhusus
4. Pemeriksaan serologic untuksifilis, frambusia
5. Pemeriksaandengansinar wood terhadapinfeksijamurkulit
6. Pemeriksaanterhadapalergi : uji gores, tetes, tempel, tusuk, dan uji suntik
7. Pemeriksaan Lab yang berhubungandenganimunologiadalah :widal, ASTO
(Antistreptolisin O), Rheumatoid, C-reactive protein, Seramoeba, V.D.R.L,
T.P.H.A, R.P.R, Anti HIV, HBsAG, ANTI HBc total, dan IgM Anti-HAV
8. USG, Rontgen.
26
Diagnosa Keperawatan

1. Resiko Hipotermia Dibuktikan dengan Bayi baru Lahir


2. Resiko infeksi dibuktikan dengan ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder
3. Disorganisasi Perilaku Bayi berhubungan dengan Prematuritas
4. Resiko Konstipasi dibuktikan dengan ketidakcukupan asupan .

Perencanaan Keperawatan
No. Diagnose Tujuan dan Kriteria Intervensi
Keperawatan Hasil

27
1. Resiko Hipotermia Setelah dilakukan O :
Dibuktikan dengan tindakan keperawatan - Monitor suhu bayi sampai stabil
Bayi baru Lahir diharapkan - Monitor warna dan suhu kulit
termoregulasi membaik - Monitor dan catat tanda-tanda
Dengan hasil : gejala hipotermia dan
1. menggigil menurun hipertermia
2. kejang menurun T:
3. pucat menurun  Pasang alat pemantau suhu
4. hipoksia menurun kontinu
5. suhu tubuh membaik  Bedong bayi segera setelah lahir
untuk mencegah kehilangan
panas
 Masukan bayi BBLR kedala
plastic segera setelah lahir
 Gunakan topi bayi untuk
mencegah kehilangan panas
pada bayi baru lahir.
 Tempatkan bayi baru lahir
dibawah radiant warner
 Pertahankan kelembaban suhu
incubator
 Atur suhu incubator
E:
 Jelaskan cara
pencegahanhipotermi karena
terpapar udara dingin
 Demonstrasikan teknik perawatan
metode kanguru untuk bayi
K:
 Kolaborasi pemberian antipiretik,
jika perlu.

No. Diagnose Tujuan dan kriteia Hasil Intervensi


Keperawatan

28
2. Resiko infeksi Setelah dilakukan Manajemen imunisasi/vaksinasi
dibuktikan dengan tindakan keperawatan O :
ketidakadekuatan diharapkan Tingkat  identifikasi kontraindikasi
pertahanan tubuh Infeksi Menurun pemberian imunisasi
sekunder Dengan hasil :  identifikasi statusimunisasi setiap
1. Demam menurun kunjungan kepelayanan
2. Kemerahan kesehatan
menurun T:
3. Periode menggil  dokumentasikan informasi
menurun vaksinisasi
4. Kultur are luka  jadwalkan imunisasi pada interval
membaik waktu yang tepat
E:
 jelaskan tujuan, manfaat reaksi
yang terjadi, jadal, efeksamping
 informasikan imunisasi yang
diwajibkan pmerintah
 imnformasikan imunisasi yang
melindungi terhadap penyakit
namun saat ini tidak diwajibkan
imunisasi kembali
 informasikan penyedia layanan
pecan imunisasi nasional yang
menyediakan vaksin gratis

3. Disorganisasi Setelah dilakukan Perawatan bayi


Perilaku Bayi tindakan keperawatan O:
berhubungan dengan diharapkan Organisasi  Monitor tanda-tanda vital bayi
Prematuritas Perilaku Bayi T:
meningkat.  Mandikan bayi dengan suhu
Dengan hasil : ruangna 21-240 C
1. gerakan pada  Mandikan bayi dalam waktu 5-10
ekestremitas menit 2x dalam sehari
meningkat  Rawat tali pusat secara terbuka
2. kemampuan jari-  Bersuhkan pangkal tali pusat lidi
jari kapas yang diberi air matang
menggenggam  Kenakan popok bayi dibawah
meningkat umbilicus jika tali pusat belum
3. respon moral terlepas
terhadap
 Lakukan pemijatan bayi
stimulus
 Ganti popok bayi jika basah
sensorik
meningkat.  Kenakan pakaian bayi dari bahan
4. Menangis katun
meningkat E:
 Anjurkan ibu menyusui sesuai

29
5. Gelisa menurun kebutuhan bayi
6. Kemampuan
menyusu
membaik
4. Resiko Konstipasi Setelah dilakukan Pencegahan konstipasi
dibuktikan dengan tindakan keperawatan O:
ketidakcukupan diharapkan eliminasi  Identifikasi factor resiko
asupan Fekal membaik. konstipasi
Dengan hasil :  Monitor tanda dan gejala
1. Control konstipasi
pengeluaran  Identifikasi status kognitif untuk
feses mengkomunikasikan kebutuhan
2. Distensi  Identiikasi penggunaan obat-
abdomen obatan yang menyebabkan
menurun konstipasi
3. Teraba massa T:
pada rectal  Jadwalkan rutinitas BAK
urgency  Lakukan masase abdomen
menurun
 Berikan terapi akut resur
4. Konsistensi feses
E:
membaik
 Jelaskan factor dan penyebab
5. Frekuensi
konstipasi pada ibu
defekasi
K:
membaik
Kolaborasi dengan ahli gizi , jika perlu
6. Perestaltik usus
membaik

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem kekebalan tubuh ( imunitas ) adalah sistem mekanismepadaorganismeyang
melindungi tubuh terhadap pengaruhbiologis luar dengan mengidentifikasi dan

30
membunuhpatogen. Sistem imun terbagi dua berdasarkan perolehannya atau
asalnya,yaitu:
1. Sistem imun Non Spesifik (Sistem imun alami)
2. Sistem imun Spesifik (Sistem imun yang didapat/hasil adaptasi)
Imunisasi merupakan salah satu usaha manusia untuk menjadikanindividu kebal.
terhadap suatu penyakit.Imunisasi terbagi 2,yaitu:
a. Imunisasi aktif: Diperoleh karena tubuh secara aktif membuatantibody sendiri.
b. Imunisasi Pasif : kekebalan yang didapat dari pemindahan antibody darisuatu
individu ke individu lainnya.
Beberapafaktor yang mempengaruhisistemimuntubuhadalahFaktorKeturunan,
FaktorStres, FaktorUsia, Faktor Hormone, FaktorNutrisi dan
PenyalahgunaanAntibiotik.

DAFTAR PUSTAKA

1. APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Dan NANDA


NIC – NOC. edisi revisi jilit 2.
2. Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta:  MediAction.

31
3. Di ambil pada 19 November 2017 darihttp//coc.uc.edu/cater/web
resources/assessment.htm
4. Di ambil pada 19 November 2017
darihttp://heldaupik.blogspot.co.id/2013/11/askep-sistem-hematologi.html
5. Di ambil pada 19 November 2017
darihttp://wijayanti200495.blogspot.co.id/2016/10/makalah-gangguan-sistem-
hematologi.html
6. Di ambil pada 19 November 2017
darihttp://ibnunajib6969.mahasiswa.unimus.ac.id/wp-
content/uploads/sites/438/2016/05/makalah-hematologi..pdf

32

Anda mungkin juga menyukai