Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS KEBIJAKAN LOCKDOWN DALAM MENGHADAPI COVID-19

Oleh
Hanah Lazuardi

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebijakan lockdown dalam
menghadapi covid-19 (Coronavirus), latar belakang covid-19, pandemic covid-19,
pencegahan covid-19, serta dampak negatif covid-19. Virus ini ditemukan di Wuhan,
China pertamakali dan sudah menginfeksi 90.308 orang pertanggal 2 Maret 2020.
Virus jenis covid-19 (Coronavirus) ini menginfeksi saluran pernapasan manusia.
Virus yang diduga dari hewan kelelawar. Gejala umum berupa demam, batuk, sesak
napas, da nada juga beberapa yang kehilangan indra perasa. Cara mengetes virus ini
adalah dengan Rapid tes dan Swab Tes. Pasien yang positif terkena virus ini
melakukan isolasi untuk mencegah penyebaran.
Kata kunci : covid-19, coronavirus, kebijakan lockdown

ABSTRACT
This study aims to analyze the lockdown policy in dealing with covid-19
(Coronavirus), background covid-19, pandemic covid-19, prevention of covid-19,
and negative effects of covid-19. This virus was found in Wuhan, China for the first
time and has infected 90,308 people dated March 2, 2020. Covid-19 type virus
(Coronavirus) is infecting the human respiratory tract. Virus suspected of bat
animals. Common symptoms include fever, cough, shortness of breath, and also
some who lose their sense of taste. The way to test this virus is by Rapid Test and
Swab Test. Patients who tested positive for the virus performed isolation to prevent it
from spreading.
Keywords: covid-19, coronavirus, lockdown policy

A. PENDAHULUAN
Dunia pada saat ini sedang mengalami Pandemic COVID-19, Covid-19
adalah sebuah virus yang menyerang saluran pernapasan dan paru-paru, dengan
gejala seperti demam, batuk, pilek, sesak nafas, dan pada kasus yang lebih serius
adalah pneumonia. Covid-19 biasa disebut juga dengan Coronavirus/Viruscorona.
Virus ini menyerang ke beberapa Negara, terhitung hingga saat ini ada lebih dari
85 Negara yang terkena serangan Coronavirus, beberapa diantaranya yaitu
Indonesia, China, Italia, Amerika Serikat, Korea Selatan, Jepang, Iran, dan Negara
lainnya.
Sebelum Coronavirus pada tahun 2002, pernah muncul virus sejenis dengan
Coronavirus yaitu SARS, yang muncul di Guandong, China. Yang kemudian
menyebar ke beberapa Negara, tercatat 8.098 orang yang terkena virus SARS ini,
dan 774 diantanya meninggal dunia.1
Coronavirus pertama kali muncul di kota Wuhan, China. Virus ini pertama
kali muncul di pasar hewan yang ada di kota Wuhan tersebut. Diduga virus ini
muncul dari hewan kelelawar dan ular yang sering dimakan oleh orang-orang
China ini, yang akhirnya membuat penularan virus ini kepada manusia.2
Adanya Coronavirus di dunia tentu mengakibatkan dampak yang sangat
signifikan, ada dampak dan positinf yang kita dapat akibat pandemic covid-19 ini.
Salah satu dampak negatifnya adalah menurunnya nilai ekonomi atau krisis
ekonomi, dan salah satu dampak positifnya adalah kesadaran masyarakat akan
pola hidup bersih dan sehat meningkat.
Tercatatat jumlah kasus Coronavirus pada tanggal 2 Mei 2020 di dunia yakni
sebanyak 3,42 juta orang terinfeksi, pasien yang sembuh tercatat 1,09 juta orang,
sementara jumlah korban jiwa akibat virus ini sebanyak 243 ribu.
Di Negara kita Indonesia juga mengalami Pandemic COVID-19, Dan jumlah
kasus Coronavirus di Indonesia tercatat 10,843 orang yang positif, 1,665 orang
sembuh, dan 831 orang meninggal.3
Hingga saat ini belum ditemukan vaksin untuk Coronavirus. Pemerintah di
dunia maupun di Indonesia masih terus melakukan berbagai hal untuk megurangi
penyebaran Coronavirus, seperti sosial distancing, phsycal distancing, psbb,
hingga lockdown di beberapa wilayah. Tetapi coronavirus ini diperkirakan masih
berumur panjang.
Di Indonesia sendiri belum diberlakukan kebijakan lockdown, pemerintah
Indonesia masih mengganggap penanganan Virus Corona masih bisa dilakukan
dengan sebatas pembatasan sosial saja. Berbagai pihak menilai tindakan
pemerintah Indonesia sangat lamban dalam melakukan tindakan untuk mencegah
penyebaran Virus corona ini, sudah seharusnya pemerintah Indonesia melakukan
pemberlakuan lockdown.
Mengapa pemerintah Indonesia belum menerapkan lockdown? Karena
kebijakan lockdown akan sangat berpengaruh bagi ekonomi, bisnis-bisnis, usaha,
perusahaan akan mengaami penurunan pendapatan. Yang imbasnya bisa
mengalami kebangkrutan. Sekarang saja sudah banyak PHK dan kegagalan bisnis.
Banyaknya PHK menyebabkan benyaknya pula kriminalitas.
Ada beberapa pencegahan mandiri agar tidak terkena Coronavirus dan
meminimalisir penyebaran Coronavirus yaitu dengan sesering mungkin cuci
tangan, jangan menyentuh tempat umum, hindari keramaian, rajin membersihkan
rumah, jika keluar rumah langsung ganti pakaian dan mandi.

1
Aladokter, “SARS”, diakses dari https://www.alodokter.com/sars, pada tanggal 23 April 2020 pukul
09.55
2
Rosmha Widiyani, “Latar Belakang Coronavirus, Perkembangan hingga Isu Terkini”, diakses dari
https://news.detik.com/berita/d-4943950/latar-belakang-virus-corona-perkembangan-hingga-isu-
terkini pada tanggal 23 April 2020 pukul 10.00
3
Kompas.com, Ardito Ramadhan, “UPDATE 2 Mei: Kasus Positif Covid-19 di Indonesia”, diakses
dari https://nasional.kompas.com/read/2020/05/02/15590691/update-2-mei-kasus-positif-covid-19-
di-indonesia-mencapai-10843, pada tanggal 3 Mei 2020 pukul 08.00
B. LITERATURE REVIEW / KAJIAN TERDAHULU
Setelah penulis menelusuri kajian terdahulu penulis menemukan jurnal atau
artikel yang membahas berkaitan dengan judul penelitian ini, maka dapat
dijadikan referensi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Riska Arum melakukan penelitian pada bulan Maret tahun 2020, dalam
penelitiannya mengkaji tentang “Pembatasan Sosial di Indonesia Akibat Virus
Corona Ditinjau Dari Sudut Pandang Politik”. Indonesia dalam status waspada
terhadap ancaman virus corona tersebut. Nyatanya sampai tulisan ini dibuat,
pemerintah Indonesia masih menganggap bahwa penanganan virus corona masih
sebatas pembatasan sosial saja. Meskipun pembatasan sosial tersebut tidak
diuraikan dalam bentuk suatu perundang-undangan, mestinya perlu adanya
kriteria dan pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar. Banyak kalangan
menilai bahwa sudah semestinya tindak lockdown sudah sangat layak
diterapkan di Indonesia. Tindak ini dianggap paling efektif untuk mencagah
masuknya virus corona dari kedatangan orang dari luar neger. Tapi
pemerintah tidak melakukan tersebut. Justru langkah pembatasan sosial (social
distancing). Padahal social distancing ini masih rawan terhadap persebaran virus
karena banyak masyarakat yang tidak mau mengikutinya. Apa yang menyebabkan
pemerintah Indonesia memilih menggunakan pembatasan sosial atau sosial
distancing, kenapa bukan tindakan lockown.4
Nur Rohim Yunus dan Annissa Rezki melakukan penelitian pada tahun 2020,
dalam penelitiannya mengkaji tentang “Kebijakan Pemberlakuan Lock Down
Sebagai Antisipasi Penyebaran Corona Virus Covid-19”. munculnya wabah virus
Corona, yang bermula dari Kota Wuhan China, dan menyebar ke seluruh penjuru
dunia. Awalnya pemerintah tidak mengikuti cara yang digunakan oleh beberapa
negara lainnya terkait informasi yang diberikan mengenai virus corona covid-19,
yaitu dengan melakukan reaksi cepat sosialisasi pencegahan. Penyebabnya, agar
masyarakat Indonesia  tidak khawatir dengan isu yang mengkhawatirkan, selain
untuk meminimalisir adanya berita Hoax dari segelintir orang yang tidak
bertanggung jawab. Akhirnya wabah covid-19 ini juga menjadi hal yang
mengkhawatirkan bagi masyarakat, karena banyak warga Indonesia yang terkena
dampak penularan virus ini. Oleh karenanya, pemerintah berinisiatif untuk
mengambil kebijakan lockdown selama 14 hari guna mengantisipasi penularan
wabah corona ini. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan literatur dan empiris. Data yang didapat berasal dari beberapa
Peraturan, seperti Peraturan Gubernur DKI Jakarta dan beberapa peraturan dan
kebijakan lainnya, serta fenomena yang terjadi di lapangan. Hasil penelitian
menyatakan bahwa Indonesia sudah mengalami kondisi dimana kekhawatiran
masyarakat terhadap covid-19 cukup besar, sehingga diperlukan kebijakan
pemerintah untuk melakukan Lockdown, sebagai upaya memutus mata rantai
penyebaran virus corona Covid-19.5

4
Riska Arum, “Pembatasan Sosial di Indonesia Akibat Virus Corona Ditinjau Dari Sudut Pandang
Politik”, QALAMUNA : Jurnal Pendidikan, Summer 2020, hlm.2
5
Nur Rohim Yunus, Annissa Rezki, “Kebijakan Pemberlakuan Lock Down Sebagai Antisipasi
Penyebaran Corona Virus Covid-19”, Jurnal Sosial dan Budaya Syar-I. Vol.7 No.3, Summer 2020, hlm.1
BEM Sanita Dharma melakukan penelitian pada tahun 2020, dalam
penelitiannya mengkaji tentang “Melawan Corona, Solid Walau Berjarak”.
Penutupan akses yang dilakukan oleh pemerintah sebenarnya mendapat kecaman
dari berbagai pihak. Arief Puyono salah satu politikus Gerindra menyatakan
bahwa Pemerintah melanggar Undang-Undang Republik Indoensia Nomor 36
tahun 2009 tentang Kesehatan. Undang-Undang tersebut dalam Pasal 154
berbunyi “Pemerintah secara berkala menetapkan dan mengumumkan jenis dan
persebaran penyakit yang berpotensi menular dan/atau menyebar dalam waktu
yang singkat, serta menyebutkan daerah yang dapat menjadi sumber penularan”.6

C. METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif.
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2011: 73), penelitian deskriptif kualitatif
ditujukan untuk mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena-fenomena
yang ada, baik bersifat alamiah maupun rekayasa manusia, yang lebih
memperhatikan mengenai karakteristik, kualitas, keterkaitan antar kegiatan.
Selain itu, Penelitian deskriptif tidak memberikan perlakuan, manipulasi atau
pengubahan pada variabel- 43 variabel yang diteliti, melainkan
menggambarkan suatu kondisi yang apa adanya. Satu-satunya perlakuan yang
diberikan hanyalah penelitian itu sendiri, yang dilakukan melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
Djam’an Satori (2011: 23) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif
dilakukan karena peneliti ingin mengeksplor fenomena-fenomena yang tidak
dapat dikuantifikasikan yang bersifat deskriptif seperti proses suatu langkah
kerja, formula suatu resep, pengertian-pengertian tentang suatu konsep yang
beragam, karakteristik suatu barang dan jasa, gambargambar, gaya-gaya, tata
cara suatu budaya, model fisik suatu artifak dan lain sebagainya.
Berdasarkan keterangan dari beberapa ahli di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa penelitian deskriptif kualitatif yaitu rangkaian kegiatan
untuk memperoleh data yang bersifat apa adanya tanpa ada dalam kondisi
tertentu yang hasilnya lebih menekankan makna. Di sini, peneliti menggunakan
metode penelitian deskriptif kualitatif karena penelitian ini mengeksplor
analisis kebijakan lockdown dalam menghadapi covid-19.

2. Lokasi Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti memilih satu tempat penelitian
untuk memperoleh informasi, yaitu Kota Cirebon Provinsi Jawa Barat.

3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni
2020.

4. Teknik Pengumpulan Data


a. Survey Pustaka

6
BEM Sanita Dharma, “Melawan Corona, Solid Walau Berjarak”, Kacamata Driyarkara, Summer
2020, hlm.2
Yaitu memperoleh data yang berhubungan dengan permasalahan penelitian,
baik yang didapat dari jurnal maupun dari buku-buku yang ada kaitannya
dengan kebijakan lockdown dalam mengahadapi covid-19.
b. Observasi
Yaitu pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara langsung
kepada objek yang akan diteliti. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan
gambaran atau informasi secara langsung terhadap kebijakan lockdown
dalam menghadapi covid-19.
c. Wawancara
Yaitu teknik pengumpulan data secara langsung kepada narasumber guna
untuk mendapatkan informasi agar dapat melengkapi data yang diperlukan.

5. Teknik Analisis Data


a. Pengumpulam data baik melalui observasi maupun wawancara terhadap
informasi yang dibutuhkan terhadap penelitian guna memperoleh data agar
menunjang penelitian yang dilakukan agar memperoleh data yang
diharapkan.
b. Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyerdehanaan dari catatan yang diperoleh dari pengumpulan data.
c. Penyajian data adalah kegiatan pengumpulan informasi dalam bentuk teks
atau grafik guna memperjelas pemahaman terhadap informasi yang telah
dilakukan, kemudian disajikan melalui penjelasan.

D. KONSEP DASAR
Coronavirus atau virus corona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan
infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti penyakit flu. Infeksi
coronavirus disebabkan oleh virus corona itu sendiri. Kebanyakan virus corona
menyebar seperti virus lain pada umumnya, seperti:
a) Percikan airliur dari pengidap (batuk dan bersin),
b) Menyentuh tangan atau wajah orang yang terinfeksi,
c) Menyentuh mata, hidung, atau mulut setelah memegang barang yang terkena
percikan air liur pengidap virus corona,
d) Tinja atau fases (jarang terjadi).
Menurut World Health Organization (WHO), COVID-19 menular melalui
orang yang telah terinfeksi virus corona. Penyakit dapat menyebar melalui tetesan
kecil dari hidung atau mulut ketika seseorang yang terinfeksi virus ini bersin atau
batuk. Tetesan itu kemudian mendarat di sebuah benda atau permukaan yang lalu
disentuh dan orang sehat tersebut menyentuh mata, hidung atau mulut mereka.
Virus corona juga bisa menyebar ketika tetesan kecil itu dihirup oleh seseorang
ketika berdekatan dengan yang terinfeksi corona.
Dengan banyaknya penyebaran korban dari wabah virus corona ini,
pemerintah mengupayakan segala hal dalam memutus mata rantai penyebaran
virus ini, salah satunya adalah dengan cara lockdown. Namun di Indonesia sendiri
belum mengambil keputusan untuk menerapkan lockdown dan hanya memberikan
kebijakan untuk menerapkan sosial distancing, pshycal distancing sampai PSBB
(Pembatasan Sosial Berskala Besar). Lockdown di Indonesia baru sebagai wacana
dan sebagai jalan akhir untun mengatasi wabah virus corona.
Lockdown sendiri diartikan situasi yang melarang warga atau masyarakat
untuk masuk ke suatu tempat karena kondisi darurat. Ada 2 cara lockdown yaitu
lockdown Negara dan lockdown wilayah.
Lockdown akan memengarhi perekonomian suatu Negara. Dampak
ekonomi tergangung pada kegiatan apa saja yang dibatasi dan seberapa luas dan
berapa lama periode lockdown ditetapkan. Lockdown memiliki konsekuensi
ekonomi yang akan dialami suatu Negara adalah pengurangan konsumen. Jika
penerapan lockdown ini berkepanjangan akan menyebabkan kegagalan bisnis dan
PHK yang memperburuk penurunan ekonomi. Selain itu, lockdown juga secara
otomatis dapat memengaruhi mobilitas para pekerja.

E. PEMBAHASAN
F. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai