Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dari lima jenis silika yang dihasilkan diaplikasikan ke logam berat timbal
(Pb) dan zink (Zn). Pada setiap 1 gram silika diaplikasikan ke larutan artifisial
timbal (Pb) dan zink (Zn) sebanyak 50 ml. Limbah yang dikontakkan dengan
silika dianalisa dengan menggunakan alat spektrofotometer serapan atom (SSA)
untuk mengetahui konsentrasi logam timbal (Pb) dan zink (Zn) yang tersisa.
Tabel 4.2 Hasil Efisiensi Adsorpsi Silika Terhadap Logam Pb
31
32
Efisiensi
Konsentrasi Awal Konsentrasi Akhir
Jenis Silika Adsorpsi
Larutan Zn (mg/l) Larutan Zn (mg/l)
(%)
NaOH 2M 43,765 23,945 45,29
NaOH 4 M 43,765 13,935 68,16
NaOH 6 M 43,765 10,121 76,87
NaOH 8 M 43,765 14,813 66,15
NaOH 10 M 43,765 21,798 50,19
4.2 Pembahasan
Proses pembuatan silika dari jerami padi dilakukan sesuai dengan syarat
mutu adsorben SNI 06-3730-1995 yang meliputi analisis kadar air, kadar abu,
dan daya serap metilen blue.
Silika yang dihasilkan dikontakkan terhadap larutan artifisial logam timbal
dan Zn. Setiap 1 gram silika dikontakkan dengan 50 ml larutan artifisial timbal
dengan variasi penambahan pelarut NaOH selama 10 menit.
4.2.1 Pengaruh Variasi Konsentrasi NaOH Terhadap Kadar Air
Kadar air merupakan salah satu sifat kimia dari bahan yang menunjukkan
banyaknya air yang terkandung di dalam bahan. Menurut Leviana dkk (2017)
Pengujian kadar air bertujun untuk mengetahui sifat hidroskopis dari silika. Hasil
pengujian kadar air dapat dilihat pada gambar 4.1.
Konsentrasi NaOH
Gambar 4.1 Grafik Hubungan Antara Konsentrasi NaOH dengan Kadar Air
33
Konsentrasi NaOH
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Antara Konsentrasi NaOH dengan Kadar Abu
Hal ini menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi NaOH berpengaruh
dengan hasil kadar abu yang didapatkan. Besarnya konsentrasi NaOH yang
diberikan maka semakin besar nilai kadar abu yang didapatkan. Tingginya kadar
abu dapat mengurangi kemampuan penyerapan silika. Karena dapat menyumbat
pori-pori pada silika sehingga luas permukaan silika dapat berkurang.
4.2.3 Daya Serap Metilen biru
konsentrasi NaOH
Gambar 4.3 Grafik Hubungan Antara Konsentrasi NaOH dengan Daya Serap
Metilen Biru
35
Uji daya serap dengan larutan metilen biru dilakukan untuk melihat
parameter kualitas dari silika. Oleh karena itu dilakukan uji daya serap dengan
larutan metilen biru untuk dapat mengetahui silika yang dibuat dapat menyerap
zat warna. Pengujian uji daya serap dengan metilen biru menggunakan alat
spekfotometri UV-VIS melalui panjang gelombang sehingga dapat diketahui nilai
absorbansinya. Karakteristik uji serap dengan larutan metilen biru pada silika,
dapat diamati berdasarkan Gambar 4.3
Daya serap metilen biru tertinggi didapatkan pada silika dengan konsentrasi
10 M sebesar 47,787 mg/g dan yang terendah pada silika 2 M sebesar 44,983
mg/g .
Terlihat bahwa hasil nilai daya serap metilen biru ini tidak memenuhi
karakteristik syarat baku mutu adsorpsi SNI 06-3730-1995 yakni minimal
60mg/g.
4.2.4 Efisiensi Adsorpsi
Efisiensi adsorpsi adalah tingkat kemampuan suatu adsorben dalam
mengikat suatu adsorbat dan akhirnya membentuk suatu film (lapisan tipis) pada
permukaan adsorben tersebut. Hasil efisiensi adsorpsi ini dapat dilihat pada
gambar 4.4.
Konsentrasi NaOH dibutuhkan untuk menyerap logam timbal dan zink
pada proses difusi dan penempelan molekul adsorben berlangsung lebih baik.
Gambar 4.4 menunjukkan bahwa kapasitas adsorpsi silika dengan konsentrasi
NaOH 2 M, 4 M, 6 M, 8 M, dan 10 M dihasilkan efisiensi adsorpsi yang paling
tinggi yaitu pada konsentrasi NaOH 6 M yaitu 80,57 % pada penyerapan logam
timbal (Pb) dan 76,87 % pada penyerapan logam zink (Zn).